Penyuluhan memberikan informasi tentang Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) kepada seorang pasien. Topik tersebut mencakup pengertian, penyebab, gejala, dan terapi BPH. Penyuluhan dilakukan selama 15 menit menggunakan metode ceramah dan bahan presentasi untuk memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisinya.
1. SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK PENYULUHAN : Gangguan Sistem Perkemihan
POKOK BAHASAN : BENIGNA PROSTAT HYPERPLASI (BPH)
SASARAN : Tn. A
HARI : Minggu
TANGGAL : 11 Mei 2014
WAKTU : 15 Menit
RUANG : Mawar
TUJUAN :
1 Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang BPH diharapkan
Penderita dan keluarga mampu memahami dan mengerti
tanda dan gejala BPH
2 Tujuan khusus :
a.Penderita dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari
BPH.
b.Penderita dan keluarga mengetahui penyebab dari BPH.
c.Penderita dan keluarga mengetahui tanda dan gejala BPH.
d.Penderita dan keluarga mampu menyebutkan terapi dan
pencegaan dari BPH.
MEDIA : LEAFLAT
METODE : CERAMAH
KRITERIA EVALUASI
a.Apa yang dimaksud dengan BPH dan penyebabnya?
b.Bagaimana tanda dan gejala dari BPH?
c.Bagaimana terapi dan pencegahan dariBPH?
2. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan
(3 menit)
Salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud
dan tujuan
Membagikan leaflet
Mendengarkan
keterangan penyaji
Ceramah
Penyajian
( 8 menit )
Menyampaikan materi Memperhatikan dan
mendengarkan keterangan
penyaji
Ceramah
Tanya Jawab
(2 menit)
Melakukan tanya jawab Mendengarkan dan
bertanya
Ceramah
Penutup
( 2 menit )
Mengevaluasi dan
menutup pertemuan
Sasaran dapat
menyebutkan isi materi
yang telah disampaikan
Ceramah
MATERI PENYULUHAN : Terlampir
BENIGNA PROSTAT HYPERPLASI (BPH)
3. PENGERTIAN
BPH (Benigna Prostat Hyperplasi) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat
yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra).
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat,
disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat
meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan
penyumbatan uretra pars prostatika ( Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr.
Sutomo, 1994 : 193 ).
Pendapat lain mengatakan bahwa BPH adalah pembesaran progresif dari
kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun )
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran
urinarius ( Marilynn, E.D, 2000 : 671 ).
Dari kedua pengertian tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa BPH adalah
pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh
hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan
penyumbatan prostatika dan umumnya terjadi pada pria dewasa lebih dari 50
tahun.
Reseksi Transuretra pada Prostat ( TURP ) adalah pengangkatan sebagian
atau seluruh kelenjar prostat melalui sistoskop atau resektoskop yang
dimasukkan melalui uretra (Susan, M.T, 1998: 607).
Sedangkan tokoh lain mengatakan bahwa TURP adalah prostat obstruksi
dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengan sistoskop atau resektoskop
dimasukkan melalui uretra ( Marilynn, E.D, 2000 : 679 ).
Maka pengertian TURP menurut kesimpulan penulis adalah pengangkatan
sebagian atau seluruh kelenjar prostat yang telah menyebabkan obstruksi uretra
dengan sistoskop atau resektoskop yang dimasukkan melalui uretra.
ETIOLOGI
4. Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui.
Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen.
Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan
Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang
diduga timbulnya hiperplasi prostat antara lain :
1).Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma
dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
2).Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
3).Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan
epitel.
4).Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan
epitel dari kelenjar prostat.
5).Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit ( Roger Kirby,
1994 : 38 )
TANDA DAN GEJALA
Walaupun hyperplasi prostat selalu terjadi pada orangtua, tetapi tidak selalu disertai
gejala-gejala klinik.
Gejala klinik terjadi terjadi oleh karena 2 hal, yaitu :
1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih.
2. Retensi air kemih dalam kandung kemih yang menyebabkan dilatasi kandung
kemih, hipertrofi kandung kemih dan cystitis.
Gejala klinik dapat berupa :
• Frekuensi berkemih bertambah
• Berkemih pada malam hari.
• Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemih.
5. • Air kemih masih tetap menetes setelah selesai berkemih.
• Rasa nyeri pada waktu berkemih.
Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, penderita sama sekali tidak dapat
berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter.
Selain gejala-gejala di atas oleh karena air kemih selalu terasa dalam kandung kemih,
maka mudah sekali terjadi cystitis dan selanjutnya kerusakan ginjal yaitu
hydroneprosis, pyelonefritis.
TERAPI
Konservatif
Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan
berat tanpa disertai penyulit serta indikasi terapi pembedahan tetapi masih
terdapat kontraindikasi atau belum “well motivated” Obat yang digunakan
berasal dari: phitoterapi (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll),
gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.
Self Care :
*0 Kencing dan minum teratur.
*1 Rendam hangat, seksual intercourse
Pembedahan
*2 Retropubic Prostatectomy
*3 Perineal Prostatectomy
*4 Suprapubic / Open Prostatectomy
*5 Trans Uretrhal Resectio (TUR), yaitu : Suatu tindakan untuk
menghilangkan obstruksi prostat dengan menggunakan cystoscope melalui
urethra. Tindakan ini dlakukan pada BPH grade I.
Bila operasi bisa terjadi :
-Impotensi (kerusakan nevron pudendes)
-Hemoragic paska bedah
-Fistula
6. -Striktur paska bedah
-Inkontinensia urin
CARA MENCEGAGAH GANGGUAN PROSTAT
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya gangguan prostat,
adalah sebagai berikut:
• Pola hidup sehat tentunya sangat berperan dalam hal ini cara sederhana yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung
antioksidan yang penting bagi prostat, seperti tomat, avokad, dan kacang-
kacangan.
• Cukupi kebutuhan lemak esensial seperti Asam lemak omega 3, dan mineral seng
dapat mengurangi gejala gangguan prostat. Makanan yang kaya akan katekin
terutama epigalokatekin galat (epigallocatechinsgallate), selenium, sulforafan, dan
vitamin C akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat menetralisir racun
yang dapat memicu kanker seperti yang terdapat pada senyawa karsinogen. Selain
itu lemak esensial juga dapat meningkatkan pembentukan enzim penumpas sel
tumor dan kanker, termasuk kanker prostat.
• Perbanyak mengonsumsi kubis-kubisan. Beberapa hasil penelitian menyebutkan,
pria yang sering mengonsumsi kubis-kubisan kurang berisiko mendapatkan
gangguan prostat.
• Sebagai upaya preventif, lakukan check-up secara rutin ke dokter untuk
mengetahui adanya gangguan pada prostat. agar jika ditemukan gangguan pada
prostat dapat segera diobati.
7. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BENIGNA PROSTAT HYPERPLASI (BPH)
OLEH
RAMLAN
11.11.880
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2014