SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
Best Practice
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi Kelas X dan Teks Cerita Sejarah Kelas XII
Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Berorientasi
HOTS pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 4 Banjarbaru Tahun Pelajaran
2019-2020.
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Best Practice Guru
Profesional yang berjudul : Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi Kelas X dan Teks
Cerita Sejarah Kelas XII Melalui Pendekatan saintifik Dengan Model Pembelajaran Discovery
Learning Berorientasi HOTS Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 3
Banjarbaru Tahun Pelajaran 2019-2020
Adapun tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan dari
awal sampai akhir kegiatan PKP melalui diskusi kelompok dan presentasi tugas yang terfokus
agar guru menjadi lebih profesional lagi dibidangnya masing-masing.
Dalam penyusunan best practice ini penulis menemukan berbagai macam kendala dan
tantangan, namun atas bantuan dan dorongan dari teman-teman kendala dan tantangan tersebut
dapat teratasi.
Akhirnya kepada Tuhanlah penulis serahkan segala amal baik mereka yang telah
membantu penulis, semoga mereka mendapat pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan best practice ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan best practice ini.
Semoga best practice ini bermanfaat untuk kita dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
B. Bahan/Materi Kegiatan
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
D. Alat/Instrumen
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
(menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah
tersebut)
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan
Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan
jenis pendidikan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini,
penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut
sudah selesai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan
seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis
masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan
materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), C2
(memaham)i , dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya,
suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Untuk menghadapi era Revolusi 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran berbasis masalahDiscovery learning (DL). DL merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.
Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) SMP dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan
pemberdayaan guru. Zonasi memerhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan dilingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi
guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia unit 1 Teks Eksposisi kelas X dan unit 2 Teks Cerita Sejarah kelas XII
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat Program PKP Berbasis Zonasi adalah sebagai berikut:
1). Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya;
2). Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya;
3). Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik;
4). Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik
dan manajerial.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penulisan praktik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik penulis dalam
menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thinking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII dan IX semester
ganjil.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah materi kelas X yaitu teks
eksposisi dan kelas XII yaitu materi teks cerita sejarah.
Bahasa Indonesia Kelas X
KD 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
Bahasa Indonesia Kelas XII
KD 3.3 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian
kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi dalam
cerita sejarah lisan atau tulis.
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik ini adalah menerapkan
pembelajaran kurikulum 2013 dengan model pembelajaran Discovery learning (DL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran kurikulum 2013.
2. Analisis Target Kompetensi
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
Bahasa Indonesia Kelas X
3.3.1 Merinci (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks eksposisi yang didengar.
3.3.2 Menjelaskan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang didengar.
3.3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca.
3.3.4 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang didengar.
3.3.5 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca.
Bahasa Indonesia Kelas XII
3.3.1 Menentukan informasi yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah
lisan atau tulis.
3.3.2 Mendaftarkan informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah
lisan atau tulis.
3.3.3 Menjelaskan informasi yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah
lisan atau tulis.
3.3.4 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian
kejadian saling berkaitan, komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah
lisan atau tulis.
3.3.5 Menentukan informasi dari teks yang berbeda, cerita sejarah dengan
teks sejarah.
4. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery learning (DL).
5. Rencana Kegiatan Pembelajaran
Berikut adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
model Discovery learning (DL)..
Sintak Model
Pembelajaran
Guru Siswa
Orientasi
Masalah
a. Guru menyampaikan ilustrasi
pembeajaran
b. Guru mengajukan pembelajaran
c. Guru meminta siswa membaca teks
eksposisi
d. Bertanya jawab
e. Guru menyampaikan materi
pembelajaran
f. Guru menyampaikan tugas
Menyimak penjelasan
guru dan menjawab
pertanyaan guru
Mengorganisasi a. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 3-4 orang
b. Setiap kelompok mengerjakan tugas
yang telah dijelaskan oleh guru
Siswa mengikuti arahan
guru dengan tertib dan
disiplin
Membimbing
Penyelidikan
a. Guru membimbing siswa
menyelesaikan tugasnya
b. Guru memberi bantuan dan atau
menjawab pertanyaan dari siswa
bila dibutuhkan
Siswa berdiskusi dengan
teman kelompok dalam
menyelesaikan tugas
Mengembangkan
dan menyajikan
Mendampingi siswa dalam
mengembangkan dan menyajikan laporan
a. Menyusun laporan
hasil kerja
laporan hasil
karya
hasil kerja b. Mempresentasikan
hasil kerjanya dalam
diskusi kelas
c. Kelompok lain
memberikan
tanggapan,
mengajukan
pertanyaan, atau usul
terhadap hasil kerja
kelompok lain
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
a. Menganalisis dan mengevaluasi
hasil kerja siswa
b. Memberi penguatan hasil belajar
siswa
a. Menyimak penjelasan
guru
b. Mengajukan
pertanyaan dan atau
tanggapan bila belum
paham
D. Alat/Instrumen
Alat pembelajaran yang digunakan dalam praktik ini adalah (a) contoh teks
eksposisi berjudul “Tinggal di Lingkungan Hijau Membuat Lebih Sehat” (b) contoh teks
cerita sejarah “Gemuruh Paregreg Terbelahnya Singgasana Kerajaan Majapahit”.
Instrumen yang digunakan dalam praktik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen
untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk
melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik ini dilaksanakan di bulan November sampai Desember bertempat di
SMK Negeri 3 Banjarbaru.
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
learning (DL).berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari
guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL mengharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingfkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah. PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis yang mampu
mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa belajar dengan model
Discovery learning (DL). Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru
selalu menggunakan metode ceramah siswa pun merasa bosan.
C. Cara Mengatasi Masalah
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan PBL dapat membantu mereka lebih
menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi higher
order thinking skills (HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS
akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran
bahwa belajar bukan sekedar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau
belajar dengan HOTS.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery learning (DL) layak dijadikan
praktik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan
penyususnan rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat,
pembelajaran dengan model Discovery learning (DL) yang dilaksanakan tidak sekedar
berorientasi pada HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad
21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik pembelajaran dengan model Discovery learning (DL),
berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta kelengkapan yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-
learning.html
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan
Memberi salam dan mengecek kehadiran siswa
(isi foto 2 atau 3 kegiatan)
Lampiran 2 : RPP
Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP )
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Banjarbaru
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Unit Pembelajaran : Teks Eksposisi
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 dan KI-2 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan bertanggungjawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar bangsa, negara dan kawasan regional.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Pengetahuan
3.3 Mengidentifikasi
(permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar dan atau
dibaca.
3.3.1 Merinci (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar.
3.3.2 Menjelaskan (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar.
3.3.3 Mengidentifikasi (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks
eksposisi yang dibaca.
3.3.4 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar.
3.3.5 Membandingkan (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks
eksposisi yang dibaca.
Kompetensi Keterampilan
4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi
secara lisan dan/tulis
4.3.1 Merancang isi (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi
secara lisan dan/tulis.
4.3.2 Mengembangkan isi (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks
eksposisi secara tulis.
4.3.2 Mengedit isi (permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi
secara tulis.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca
2. Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan reko-mendasi)
teks eksposisi secara lisan dan / tulis.
D. Materi Pembelajaran
Isi teks eksposisi:
 pernyataan tesis;
 argumen;
 pernyataan ulang; dan
 kebahasaan.
Komentar terhadap:
 Kekurangan dan kelebihan dilihat dari isi (kejelasan tesis dan kekuatan argumen
untuk mendukung tesis).
Fakta : teks eksposisi
Konsep : pernyataan tesis; argumen; pernyataan ulang
Prinsip : kebahasaan
Prosedur : Isi teks eksposisi dan komentar terhadap kekurangan dan kelebihan dilihat
dari isi (kejelasan tesis dan kekuatan argumenuntuk mendukung tesis).
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/ projek
F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 lembar penilaian
 Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.
 Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Audio: kaset dan CD.
 Audio-cetak: kaset atau CD audio yang dilengkapi dengan teks.
 Proyeksi visual diam: OUT dan film bingkai.
 Proyeksi audio visual: film dan bingkai (slide) bersuara.
 Audio visual gerak: VCD, DVD, dan W.
 Visual gerak: film bisu.
 Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
 Komputer.
G. Sumber belajar
 Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas X,
Kemendikbud, tahun 2016
 Pengalaman peserta didik dan guru
 e-dukasi.net
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
TAHAP
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
(persiapan/orientasi)
Pendidik mengucapkan salam dan bersama-sama
berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 5 menit
Apersepsi Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta
didik atau dengan tema sebelumnya.
5 menit
Motivasi Pendidik menyampaikan kompetensi dasar,
tujuan, dan garis besar kegiatan pembelajaran.
5 menit
B. Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran 1
Stimulation (pemberian rangsangan)
1. Pendidik menayangkan video tentang
lingkungan yang rusak akibat banjir
2. Peserta didik bertanya jawab tentang isi
video yang ditampilkan. Pertanyaan diarahkan
pada apa yang disaksikan, apa penyebabnya,
bagaimana mengatasinya, apa saja fakta dan
pendapat yang tersaji dalam video tersebut. Setiap
peserta didik difasilitasi untuk mengajukan
pendapat dengan alasan dan bukti yang
mendukung.
3. Pendidik meminta peserta didik
menemukan hubungan antara video yang
disaksikan tersebut dengan teks yang akan
dipelajari.
10 menit
4. Pendidik memberikan resume untuk
memperjelas hubungan video tersebut dengan
teks eksposisi yang akan dipelajari.
5. Peserta didik merespon pertanyaan-
pertanyaan membangun konteks berkaitan
dengan teks eksposisi yang diajukan oleh
pendidik:
a. Apakah yang kalian ketahui tentang teks
eksposisi ?
b. Dimana kita dapat menenemukan teks
eksposisi ?
c. Topik apa saja yang biasa kita temui dalam
teks eksposisi?
d. Pentingkah teks eksposisi dalam
kehidupan? Mengapa?
Sintak Model
Pembelajaran 1
Problem statemen (identifikasi masalah)
1. Peserta didik di bagi menjadi delapan
kelompok, masing-masing beranggotakan 4 orang.
2. Pendidik membagikan teks eksposisi
sebagai teks model. Teks yang diberikan pada
semua kelompok adalah sama.
3. Peserta didik membaca dan mencermati
teks model yang dibagikan. Selanjutnya
mengidentifiasi sebanyak mungkin pertanyaan
yang berhubungan dengan mengidentifikasi
(permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) dan mengembangkan isi teks
eksposisi.
4. Dari sekian banyak pertanyaan yang
diajukan anggota kelompok, maka dipilih
beberapa hal yang akan dibahas pada
pembelajaran ini.
5. Pendidik membantu peserta didik
10 menit
mengerucutkan masalah yang berkembang dalam
bentuk pertanyaan.
6. Pendidik melakukan pengamatan dan
memberikan penilain proses dan sikap peserta
didik.
Sintak Model
Pembelajaran dst
Data collection (pengumpulan data)
1. Pendidik membagikan teks eksposisi pada
setiap kelompok. Teks eksposisi yang dibagikan
terbagi atas dua topik, yakni tentang lingkungan
dan kesehatan.
2. Pembagian teks dilakukan sebagai berikut:
a. Kelompok ganjil memperoleh teks berjudul
“Pemanasan Global dan Hilangnya Hutan
Lindung”.
b. Kelompok genap memperoleh teks yang
berjudul “Bahaya Kantong Plastik”.
3. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas
membaca, mengamati, mencatat dan
mendikusikan teks eksposisi sesuai topik
masing-masing.
4. Peserta didik mendiskusikan hasil
pencermatan teks dan mencatat data yang
revan, pendapat, dan informasi penting yang
terdapat pada teks.
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
berdasarkan hasil pengamatan teks yang
didiskusikan bersama kelompoknya.
10 menit
Data processing (pengolahan Data)
1. Pendidik membagikan lembar kerja Peserta
didik (LKPD)
2. Setelah membaca dan mencermati teks
yang dibagikan, peserta didik mengidentifikasi
permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
10 menit
rekomendasi teks dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan identifikasi yang terdapat pada LKPD
1.1.
3. Berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari hasil diskusi, pengamatan, dan
pengumpulan data teks eksposisi, peserta didik
mendata sejumlah informasi yang terdapat pada
teks.
4. Berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari hasil diskusi, pengamatan, dan
pengumpulan data teks eksposisi , peserta
mendata informasi tiap paragaf teks eksposisi,
baik yang topik lingkungan maupun kesehatan.
Hasil diskusi dituliskan pada LKPD 1.2.
5. Membandingkan permasalahan ,
argumentasi, pengetahuan dan rekomendasi
mengenai lingkungan maupun kesehatan. Hasil
diskusikan pada LKPD 1.3.
6. Peserta didik mendiskusikan dan
menentukan permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi pada teks
eksposisi.
7. Peserta didik menuliskan sebuah simpulan
berdasarkan data, permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi teks eksposisi
yang didiskusikan. Peserta didik mengerjakan
pada LKPD 1.4.
8. Peserta didik merancang isi permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi,
tugas ini dikerjakan pada KKPD 1.5.
9. Peserta didik secara kelompok
mengembangkan permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi menjadi teks
eksposisi secara tulis dikerjakan pada LKPD 1.6.
10. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
berdasarkan hasil pengolahan infomasi yang
dilakukan.
11. Peserta didik menempelkan hasil dikusi
mengenai hasil mengidentifikasi permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendas, serta
mengembangkan isi ditempelkan di karton manila.
Urutan tempat pajangan diselang-seling antara
topik lingkungan dan kesehatan.
Verification (pembuktian)
1. Setiap kelompok bergantian secara
berpasangan mepresentasikan hasil pekerjaan
kelompoknya. Presentasi dilakukan di tempat
pemajangan karya.
2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang
penting, lalu mengajukan petanyaan dan saran
kepada kelompok penyaji.
3. Kelompok penyaji memberikan tanggapan
dan sanggahan secara berkelompok. Seluruh
anggota kelompok berkontribusi menjawab
pertanyaan dari kelompomk lain.
4. Secara individu peserta didik mencatat
semua hasil diskusi kelompok, baik presentasi
kelompoknya maupun hasil presentasi kelompok
lain. Untuk melengkapi data yang diperlukan,
peserta didik berkeliling mengamati dan
mencermati hasil kerja kelompoknya yang
dipajang. Secara berkelompok peserta didik
mengedit hasil pekerjaannya berdasarkan
masukan dari teman-temannya.
5. Pendidik memberikan penguatan-
penguatan dan resume kecil terhadap semua
persoalan yang didiskusikan.
10 menit
Generalization (menarik kesimpulan)
1. Berdasarakn hasil pembelajaran, stimulus,
identifikasi, pengumpulan data,pengolahan data,
dan ferifikasi, peserta membuat resume materi
10 menit
sebagai berikut:
a. Hasil identifikasi permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi, teks
eksposisi lingkungan dan kesehatan.
b. Simpulan mengembangkan isi
permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi teks eksposisi.
2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
pembelajaran yang diberikan oleh pendidik untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
C. Kegiatan
Penutup
1. Pendidik dan peserta didik
menyimpulkan pembelajaran
tentang mengidentifikasi dan
mengembangkan isi teks eksposisi.
2. Peserta didik dan pendidik
melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Pendidik menyampaikan tugas
membaca materi untuk pertemuan
selanjutnya yaitu menganalisis
struktur dan kebahasaan serta
15 menit
Penilaian
a. Teknik Penilaian
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru.
Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai
Jumla
h
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
BS JJ TJ DS
1
2
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Berikut
Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak
Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut
serta mengusulkan
ide/gagasan.
2
Ketika kami berdiskusi,
setiap anggota
mendapatkan kesempatan
untuk berbicara.
3
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
4 ...
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
Contoh format penilaian teman sebaya:
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak
Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Mau menerima pendapat
teman.
2
Memberikan solusi
terhadap permasalahan.
3
Memaksakan pendapat
sendiri kepada anggota
kelompok.
4 Marah saat diberi kritik.
5 ...
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
N
o
Aspek yang Dinilai
Skala Jumla
h
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
25 50 75
10
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
N
o
Aspek yang Dinilai
Skala Jumla
h
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
25 50 75
10
0
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1
Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3
Kesesuaian penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru
bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang pengertian teks eksposisi!
2) Jelaskan tentang Struktur teks eksposisi!
3) Jelaskan tentang Ciri dan Kebahasaan teks eksposisi!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Keterangan
1
2
3
4
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Keterangan
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang teks eksposisi!
2) Mencari informasi secara online tentang teks eksposisi!
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang teks
eksposisi!
4) Mengamati langsung tentang teks eksposisi!
Lampiran 3 : Bahan Ajar
1. Pengertian Teks Eksposisi
Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari
kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Teks eksposisi bertujuan
menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan
maksud untuk memberitahu atau menerangkan sesuatu seperti masalah, mafaat,
jenis, proses, rencana, atau langkah-langkah. Jadi, eksposisi adalah tulisan yang
bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Pengertian
teks eksposisi adalah teks yang berisi paragraf atau karangan yang didalamnya
terkandung sejumlah pengetahuan dan informasi yang disajikan secara singkat,
padat, akurat dan tentunya mudah untuk dipahami. Paragraf atau teks eksposisi
bersifat real, nyata dan Ilmiah atau dapat dikatakan sebagai teks non fiksi.
Menurut Semi (2003:35), bila suatu tulisan yang berupa eksposisi
berkecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari suatu proses
penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data yang lengkap, berkeinginan
mengubah pandangan pembaca agar menerima pendapat penulis, tulisan eksposisi
itu secara lebih khusus disebut argumentasi. Bila tulisan eksposisi
berkecenderungan untuk menonjolkan perincian atau detail sehingga seolah-olah
lengkap bagaikan foto keadaan yang dijelaskan itu sehingga mampu menggugah
perasaan pembaca sehingga pembaca bagaikan diajak menyaksikan sendiri
peristiwa itu, dan tulisan itu lebih banyak menggunakan susunan ruang, tulisan
eksposisi tersebut secara lebih khusus dinamakan deskipsi. Dengan demikian,
secara garis besar hanya ada dua jenis tulisan, yaitu narasi ada eksposisi, eksposisi
dapat pula membentuk diri menjadi argumentasi atau deskripsi.
Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri umum
teks eksposisi. Ciri-ciri ini digunakan untuk membedakan dan menentukan apakah
sebuah teks tergolong dalam teks eksposisi atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi
adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal
b. Gaya informasi yang bersifat mengajak
c. Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas
d. Bersifat netral atau tidak memihak
e. Fakta dipakai sebagai alat kontritasi dan alat kontribusi
Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya ciri-ciri narasi sama dengan
ciri-ciri yang dimiliki oleh deskripsi dan argumentasi. Adapun ciri-ciri karangan
eksposisi menurut Semi (2003:37), yaitu berupa tulisan yang memberikan
pegertian dan pengetahuan menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan,
dan bagaimana; disampaikan dengan lugas dengan bahasa baku; menggunakan
dengan nada netral, tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap
pembaca;
Adapun ciri-ciri karangan eksposisi menurut Keraf (2008:4), yaitu
(a). eksposisi hanya berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu pokok
persoalan, (b). keputusan suatu eksposisi diserahkan kepada pembaca, (c). gaya
cerita eksposisi lebih cenderung berisi informatif, (d). fakta yang dipakai dalam
suatu eksposisi hanya sebagai alat kontrasasi, yaitu rumusan kaidah yang dibuat
itu lebih konkret.
Bedasarkan ciri tersebut karangan eksposisi hanya berusaha menyampaikan
sesuatu pemberitahuan, pengetahuan tanpa mempegaruhi minat dan sikap
pembaca, Pembaca diberi kesempatan untuk menerima, memutuskan atau
menolak tentang sesuatu yang diuraikan penulis. Gaya penyampaiannya
cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga memberikan penjelasan untuk
gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang
dimaksudkan dari gagasan tersebut.
Pemberian informasi penjelasan melalui karangan eksposisi hanya bersifat
menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan
merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak
dipengaruhi oleh unsur subjektivitas dan emosional. Penulis hanya menjelaskan
apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik minat dan emosi
pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna denotatif.
Fungsi teks eksposisi
Berikut adalah fungsi teks eksposisi di antaranya adalah:
a. Memberikan informasi yang disertai data dan fakta mengenai suatu
permasalahan.
b. Mengangkat sebuah permasalahan melalui sudut pandang ilmiah yang
disertai dengan teori penunjang dan bukti-bukti ilmiah.
c. Menjelaskan permasalahan tertentu secara terperinci sehingga
pembaca dipastikan dapat memperoleh pemahaman yang utuh.
d. Menggambarkan permasalahan yang tengah dibahas secara
komprehensif.
e. Menyampaikan data faktual terkait permasalahan tertentu.
f. Mengutarakan pendapat secara objektif dan bertanggungjawab sebab
didasari oleh fakta dan data terkait.
2. Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
a. Struktur Teks Eksposisi
Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni tesis,
rangkaian pendapat, dan penegasan ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut!
Gambar 6 Bagan Struktur Teks Eksposisi
1. Tesis Atau Pernyataan Pendapat
Tesis adalah pernyataan awal penulis berupa pengenalan isu, masalah
atau uraian umum tentang topik yang akan dibahasnya.
Sebuah tesis berdasarkan merupakan suatu bentuk pernyataan yang
nantinya akan diperkuat dengan serangkaian argumen.
2. Rangkaian Argumen
Rangkaian argumen
dan memperjelas pendapat
dalam yang telah dikemukakan dalam teisis.
3. Penegasan ulang
Bagian ini merupakan sebuah simpulan yang menegaskan kembali tesis
yang dibicarakan di awal.
a. Unsur kebahasaan
Teks eksposisi harus memenuhi unsur dan kaidah kebahasaan tertentu. Jika
dicermati teks berjudul Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai di atas,
maka akan tampak unsur kebahasaan sebagai berikut.
1) Bahasa baku
Teks eksposisi ditulis dengan bahasa baku dan penulisan yang terarah.
Pemilihan kata dalam teks eksposisi pun harus disesuaikan dengan target
pembaca.
Selain itu, hindari penggunaan istilah yang kurang familiar agar tidak
menyulitkan pembaca untuk mendapatkan informasi dari teks.
2) Kata Leksikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah
berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa
kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna
yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
3) Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam
kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang
berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya:
gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian,
kekuatan, dll.
4) Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau
keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat.
Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu :
Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi,
reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena
proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat,
berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka,
mempertanggungjawabkan, dll.
5) Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan
orang, benda, dan binatang. Contohnya indah, lunak, lebar, luas, negatif,
positif, keruh, dingin, jelek, dan lain-lain.
6) Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa
keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-,
dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai,
berdiskusi, dan lain-lain.
7) Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat
argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan
menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang
saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula
mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga
tercipta keharmonisan makna maupun struktur.
Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya
dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara
mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau
sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan
informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang
ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada
kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan
informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini
adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
(1) Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
(2) Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
(3) Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
(4) Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana,
(5) Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
(6) Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
(7) Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
(8) Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian
Lampiran 4 : LKS/LKPD
Kelompok :
Nama Anggota :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari & tanggal :
Kelas :
LKPD 1 Mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks eksposisi
Tujuan
Peserta dapat :
• Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi) teks eksposisi
• Mengembangkan isi teks eksposis
Petunjuk
• Kerjakan tugas secara berkelompok.
• Setiap kelompok membaca teks eksposisi yang sudah ditentukan terlebih
dahulu.
• Setiap kelompok membaca dan mendata informasi yang terdapat pada teks
eksposisi yang dibaca.
LKPD 1.1 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi)
Bacalah teks eksposisi berikut!
Pemanasan Global dan hilangnya hutan lindung
Gambar 2 Hutan Lindung
Pemanasan Global merupakan keadaan dimana suhu bumi semakin panas.
Pemanasan global ini mengakibatkan berbagai dampak buruk, seperti menipisnya ozon
sehingga sinar ultraviolet dapat langsung masuk ke bumi, naiknya permukaan air laut
karena mencairnya es di kutub.
Pemanasan global terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di atmosfer,
sehingga akan menyebabkan ozon semakin menipis. Banyaknya gas karbondioksida yang
terdapat di bumi tidak seimbang dengan jumlah pohon yang dapat menyerap
karbondioksida. Bahkan bukan hanya itu, hutan-hutan sudah mulai di buka untuk lahan
pertanian, perkebunan, atau juga dialih fungsikan dari hutan lindung menjadi hutan
produksi.
Beberapa tahun ke belakang ini dunia sedang mengalami kenaikan suhu yang
cukup parah.
Pemanasan global tersebut terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di
atmosfer bumi. Gas kabondioksida tersebut berasal dari asap pabrik, atau dari kendaraan
bermotor. Apabila kita melihat sekitar pasti banyak sekali pabrik-pabrik yang beroperasi
yang menimbulkan gas karbondioksida.
Ini masih di negara kita, coba banyak yang apa yang terjadi di negara industri?
Negara industri pasti memiliki pabrik yang lebih banyak. Coba bayangkan, sebanyak apa
kira-kira gas karbondioksida yang berasal dari kegiatan tersebut. Negara-negara industri
tersebut seharusnya mengatasi karbondioksida yang dikeluarkan akibat aktivitas dari
pabrik-pabrik.
Parahnya lagi, hutan-hutan di dunia yang seharusnya dapat sedikit membantu
mengurangi gas karbondioksida yang akan di bumi tidak dapat menjalankan perannya
dengan baik. Hal tersebut karena banyak pohon di hutan yang ditebang. Selain
penebangan pohon di hutan, beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, yaitu pengalihan
fungsi hutan, dari hutan yang berfungsi sebagai hutan lindung dialih fungsikan menjadi
hutan konservasi. Hal tersebut tentu saja dapat memperburuk keadaan bumi.
Pemanasan global yang sedang melanda bumi beberapa tahun ke belakang semakin
parah. Hal ini disebabkan karena banyaknya pabrik yang beroperasi sehingga
menimbulkan asap juga karena asap dari kendaraan bermotor. Keadaan ini diperparah
dengan keadaan hutan yang seharusnya dapat berperan dalam mengurangi emisi gas
malah banyak hutan yang ditebang. Selain penebangan hutan, alihfungsi hutan juga dapat
menyebabkan hutan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Alihfungsi hutan
dari hutan lindung menjadi hutan konservasi sudah mulai banyak terjadi terutama di
negara Indonesia.
https://moondoggiesmusic.com/contoh-teks-eksposisi/
1. Bahaya Kantong Plastik
Gambar 3 Sampah-sampah Plastik
Sumber: bulelengkab.go.id
Telah banyak penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan
bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan. Hal yang pasti
adalah dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya. Butuh waktu 1000 tahun
agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan
sempurna. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika
dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan
yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai
dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain
memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan
memicu depresi.
Bagi lingkungan, kantong plastik juga mengakibatkan banjir, karena menyumbat
saluran-saluran air dan tanggul sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah
merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik
digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah ini dibentangkan maka, dapat
membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Setiap tahun, sekitar 500
miliar hingga satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap
orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya dan lebih dari 17 miliar
kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap
tahunnya.
Kantong plastik juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim utama di mana
sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas
rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel
minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi.
Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik juga
mengeluarkan gas rumah kaca.
Saat ini berbagai negara di dunia mulai melarang dan merespon bahaya
penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan Uganda yang sudah secara resmi
melarang penggunaan kantong plastik. Sejumlah negara lain juga mulai mengurangi
penggunaan kantong plastik di antaranya Filipina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia,
Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan
Afrika Selatan.
Singapura, sejak April 2007 telah berlangsung kampanye "Bring Your Own Bag"
(bawa langsung kantong Anda sendiri), digelar oleh The National Environment Agency
(NEA). Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU)
mengatasi kantong plastik dan reaksi yang telah disiapkan antara lain pelarangan
penggunaan tas plastik di departement store. Para pembeli akan dikenakan bayaran untuk
kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi produksi tas plastik. Berbagai alasan
itulah yang mendorong Beni Chandra memulai perlawanan terhadap limbah plastik di
Indonesia. Baginya bahaya plastik harus disulap menjadi sesuatu yang mendatangkan
lebih banyak berkah.
Sumber:https://money.kompas.com/read/2010/10/17/15020598/Inilah.Bahaya.Kanton
g.Plastik.-8?page=2
Berdasarkan teks eksposisi tersebut di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut!
1. Apakah permasalah yang terdapat pada teks eksposisi tersebut?
2. Temukan tulisan yang merupakan argumentasi pada teks eksposisif tersebut?
4. Mengapa kesadaran pengelolaan asap pabrik dan asap kendaraan itu penting?
Sebutkan informasi yang Anda peroleh dari teks eksposisi tersebut?
5. Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak sadar pengelolaan asap?
6. Apakah rekomendasi yang terdapat pada teks eksposisi tersebut?
LKPD 1.2 Mengidentifikasi (pemesalahan, argumentasi, pengetahuan,
rekomendasi) teks eksposisi
NO Unsur Isi
1 Permasalahan
2 Argumentasi
3 Pengetahuan
4 Rekomendasi
LKPD 1.3 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi) teks eksposisi
LKPD 1.4 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, argumentasi dan
rekomendasi) teks eksposisi berjudul tentang “Pemanasan Global dan Hilangnya
Hutan Lindung” dan “Bahaya Kantong Plastik”.
No Aspek Teks 1 Teks 2
1 Permasalahan
2 Argumentasi
3 Argumentasi
4 Rekomendasi

More Related Content

Similar to Best Practic ERNI SUTIRA.pdf

15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdf
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdfPedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdf
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdfdewiananda3
 
studi kasus.pptx
studi kasus.pptxstudi kasus.pptx
studi kasus.pptxreza239898
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarQueenDaresa
 
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxW PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxHerdiluke
 
Presentation pptx
Presentation pptxPresentation pptx
Presentation pptxPiusKabut
 
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR RBT10620RebeccaAnakM
 
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...RahmawatiNusi1
 
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.ppt
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.pptPPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.ppt
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.pptharishmwddh
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rphWei Fen Chua
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
Bab14 pengurusan alam pembelajaran
Bab14 pengurusan alam pembelajaranBab14 pengurusan alam pembelajaran
Bab14 pengurusan alam pembelajaranzuraidanasri
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfSiswatiSiswati5
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 

Similar to Best Practic ERNI SUTIRA.pdf (20)

15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
17630173.ppt
17630173.ppt17630173.ppt
17630173.ppt
 
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdf
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdfPedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdf
Pedagogik Profesional Kat 1 gel 2-1.pdf
 
studi kasus.pptx
studi kasus.pptxstudi kasus.pptx
studi kasus.pptx
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docxW PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
W PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU.docx
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Presentation pptx
Presentation pptxPresentation pptx
Presentation pptx
 
Pedagogik sd
Pedagogik sdPedagogik sd
Pedagogik sd
 
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR
Jenis Kurikulum dan Pelaksanaan KSSR
 
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...
 
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.ppt
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.pptPPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.ppt
PPT Pengembangan Kurikulum Kel. 2 Modul 2.ppt
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
Bab14 pengurusan alam pembelajaran
Bab14 pengurusan alam pembelajaranBab14 pengurusan alam pembelajaran
Bab14 pengurusan alam pembelajaran
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Best Practic ERNI SUTIRA.pdf

  • 1. Best Practice Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi Kelas X dan Teks Cerita Sejarah Kelas XII Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Berorientasi HOTS pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 4 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2019-2020.
  • 2.
  • 3.
  • 4. Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Best Practice Guru Profesional yang berjudul : Hasil Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi Kelas X dan Teks Cerita Sejarah Kelas XII Melalui Pendekatan saintifik Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Berorientasi HOTS Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 3 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2019-2020 Adapun tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan PKP melalui diskusi kelompok dan presentasi tugas yang terfokus agar guru menjadi lebih profesional lagi dibidangnya masing-masing. Dalam penyusunan best practice ini penulis menemukan berbagai macam kendala dan tantangan, namun atas bantuan dan dorongan dari teman-teman kendala dan tantangan tersebut dapat teratasi. Akhirnya kepada Tuhanlah penulis serahkan segala amal baik mereka yang telah membantu penulis, semoga mereka mendapat pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan best practice ini masih sangat jauh dari sempurna, maka peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan best practice ini. Semoga best practice ini bermanfaat untuk kita dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
  • 5. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BIODATA PENULIS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Jenis Kegiatan C. Manfaat Kegiatan BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran B. Bahan/Materi Kegiatan C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan D. Alat/Instrumen E. Waktu dan Tenpat Kegiatan BAB III HASIL KEGIATAN (menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut) BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 6. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan Lampiran 2 : RPP Lampiran 3 : Bahan Ajar Lampiran 4 : LKS
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah selesai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), C2 (memaham)i , dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria. Untuk menghadapi era Revolusi 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalahDiscovery learning (DL). DL merupakan model pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memerhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan dilingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya. B. Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia unit 1 Teks Eksposisi kelas X dan unit 2 Teks Cerita Sejarah kelas XII C. Manfaat Kegiatan Manfaat Program PKP Berbasis Zonasi adalah sebagai berikut:
  • 8. 1). Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya; 2). Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya; 3). Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik; 4). Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik dan manajerial.
  • 9. BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran Tujuan penulisan praktik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thinking skills (HOTS). Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII dan IX semester ganjil. B. Bahan/Materi Kegiatan Bahan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah materi kelas X yaitu teks eksposisi dan kelas XII yaitu materi teks cerita sejarah. Bahasa Indonesia Kelas X KD 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca. Bahasa Indonesia Kelas XII KD 3.3 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau tulis. C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik ini adalah menerapkan pembelajaran kurikulum 2013 dengan model pembelajaran Discovery learning (DL). Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik yang telah dilakukan penulis. 1. Pemetaan KD Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kurikulum 2013. 2. Analisis Target Kompetensi 3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Bahasa Indonesia Kelas X 3.3.1 Merinci (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.2 Menjelaskan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca. 3.3.4 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.5 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca. Bahasa Indonesia Kelas XII 3.3.1 Menentukan informasi yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian
  • 10. yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau tulis. 3.3.2 Mendaftarkan informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau tulis. 3.3.3 Menjelaskan informasi yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan,komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau tulis. 3.3.4 Mengidentifikasi informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian saling berkaitan, komplikasi dan resolusi dalam cerita sejarah lisan atau tulis. 3.3.5 Menentukan informasi dari teks yang berbeda, cerita sejarah dengan teks sejarah. 4. Pemilihan Model Pembelajaran Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery learning (DL). 5. Rencana Kegiatan Pembelajaran Berikut adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery learning (DL).. Sintak Model Pembelajaran Guru Siswa Orientasi Masalah a. Guru menyampaikan ilustrasi pembeajaran b. Guru mengajukan pembelajaran c. Guru meminta siswa membaca teks eksposisi d. Bertanya jawab e. Guru menyampaikan materi pembelajaran f. Guru menyampaikan tugas Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru Mengorganisasi a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang b. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah dijelaskan oleh guru Siswa mengikuti arahan guru dengan tertib dan disiplin Membimbing Penyelidikan a. Guru membimbing siswa menyelesaikan tugasnya b. Guru memberi bantuan dan atau menjawab pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan Siswa berdiskusi dengan teman kelompok dalam menyelesaikan tugas Mengembangkan dan menyajikan Mendampingi siswa dalam mengembangkan dan menyajikan laporan a. Menyusun laporan hasil kerja
  • 11. laporan hasil karya hasil kerja b. Mempresentasikan hasil kerjanya dalam diskusi kelas c. Kelompok lain memberikan tanggapan, mengajukan pertanyaan, atau usul terhadap hasil kerja kelompok lain Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a. Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja siswa b. Memberi penguatan hasil belajar siswa a. Menyimak penjelasan guru b. Mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan bila belum paham D. Alat/Instrumen Alat pembelajaran yang digunakan dalam praktik ini adalah (a) contoh teks eksposisi berjudul “Tinggal di Lingkungan Hijau Membuat Lebih Sehat” (b) contoh teks cerita sejarah “Gemuruh Paregreg Terbelahnya Singgasana Kerajaan Majapahit”. Instrumen yang digunakan dalam praktik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat. E. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktik ini dilaksanakan di bulan November sampai Desember bertempat di SMK Negeri 3 Banjarbaru. BAB III HASIL KEGIATAN
  • 12. A. Hasil Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik ini diuraikan sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery learning (DL).berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. 3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingfkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. 4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. PBL yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis yang mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah. B. Masalah yang Dihadapi Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa belajar dengan model Discovery learning (DL). Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah siswa pun merasa bosan. C. Cara Mengatasi Masalah Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi higher order thinking skills (HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekedar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
  • 13. BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery learning (DL) layak dijadikan praktik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan penyususnan rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan model Discovery learning (DL) yang dilaksanakan tidak sekedar berorientasi pada HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil praktik pembelajaran dengan model Discovery learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta kelengkapan yang telah disediakan.
  • 15. LAMPIRAN Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan Memberi salam dan mengecek kehadiran siswa (isi foto 2 atau 3 kegiatan) Lampiran 2 : RPP Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP ) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Banjarbaru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Unit Pembelajaran : Teks Eksposisi Kelas/ Semester : VII/ Ganjil Materi Pokok : Teks Prosedur Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan) A. Kompetensi Inti (KI) KI-1 dan KI-2 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar bangsa, negara dan kawasan regional. KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
  • 16. Kompetensi Pengetahuan 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca. 3.3.1 Merinci (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.2 Menjelaskan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca. 3.3.4 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar. 3.3.5 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang dibaca. Kompetensi Keterampilan 4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis 4.3.1 Merancang isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis. 4.3.2 Mengembangkan isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara tulis. 4.3.2 Mengedit isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi secara tulis. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca 2. Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan reko-mendasi) teks eksposisi secara lisan dan / tulis. D. Materi Pembelajaran Isi teks eksposisi:  pernyataan tesis;  argumen;  pernyataan ulang; dan  kebahasaan.
  • 17. Komentar terhadap:  Kekurangan dan kelebihan dilihat dari isi (kejelasan tesis dan kekuatan argumen untuk mendukung tesis). Fakta : teks eksposisi Konsep : pernyataan tesis; argumen; pernyataan ulang Prinsip : kebahasaan Prosedur : Isi teks eksposisi dan komentar terhadap kekurangan dan kelebihan dilihat dari isi (kejelasan tesis dan kekuatan argumenuntuk mendukung tesis). E. Metode Pembelajaran Pendekatan : Scientific Learning Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/ projek F. Media Pembelajaran Media :  Worksheet atau lembar kerja (siswa)  lembar penilaian  Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.  Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ. Alat/Bahan :  Penggaris, spidol, papan tulis  Laptop & infocus  Audio: kaset dan CD.  Audio-cetak: kaset atau CD audio yang dilengkapi dengan teks.  Proyeksi visual diam: OUT dan film bingkai.  Proyeksi audio visual: film dan bingkai (slide) bersuara.  Audio visual gerak: VCD, DVD, dan W.  Visual gerak: film bisu.  Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.  Komputer. G. Sumber belajar  Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas X, Kemendikbud, tahun 2016  Pengalaman peserta didik dan guru
  • 18.  e-dukasi.net H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU A. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan (persiapan/orientasi) Pendidik mengucapkan salam dan bersama-sama berdoa sebelum pembelajaran dimulai. 5 menit Apersepsi Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik atau dengan tema sebelumnya. 5 menit Motivasi Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan garis besar kegiatan pembelajaran. 5 menit B. Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran 1 Stimulation (pemberian rangsangan) 1. Pendidik menayangkan video tentang lingkungan yang rusak akibat banjir 2. Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditampilkan. Pertanyaan diarahkan pada apa yang disaksikan, apa penyebabnya, bagaimana mengatasinya, apa saja fakta dan pendapat yang tersaji dalam video tersebut. Setiap peserta didik difasilitasi untuk mengajukan pendapat dengan alasan dan bukti yang mendukung. 3. Pendidik meminta peserta didik menemukan hubungan antara video yang disaksikan tersebut dengan teks yang akan dipelajari. 10 menit
  • 19. 4. Pendidik memberikan resume untuk memperjelas hubungan video tersebut dengan teks eksposisi yang akan dipelajari. 5. Peserta didik merespon pertanyaan- pertanyaan membangun konteks berkaitan dengan teks eksposisi yang diajukan oleh pendidik: a. Apakah yang kalian ketahui tentang teks eksposisi ? b. Dimana kita dapat menenemukan teks eksposisi ? c. Topik apa saja yang biasa kita temui dalam teks eksposisi? d. Pentingkah teks eksposisi dalam kehidupan? Mengapa? Sintak Model Pembelajaran 1 Problem statemen (identifikasi masalah) 1. Peserta didik di bagi menjadi delapan kelompok, masing-masing beranggotakan 4 orang. 2. Pendidik membagikan teks eksposisi sebagai teks model. Teks yang diberikan pada semua kelompok adalah sama. 3. Peserta didik membaca dan mencermati teks model yang dibagikan. Selanjutnya mengidentifiasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berhubungan dengan mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) dan mengembangkan isi teks eksposisi. 4. Dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan anggota kelompok, maka dipilih beberapa hal yang akan dibahas pada pembelajaran ini. 5. Pendidik membantu peserta didik 10 menit
  • 20. mengerucutkan masalah yang berkembang dalam bentuk pertanyaan. 6. Pendidik melakukan pengamatan dan memberikan penilain proses dan sikap peserta didik. Sintak Model Pembelajaran dst Data collection (pengumpulan data) 1. Pendidik membagikan teks eksposisi pada setiap kelompok. Teks eksposisi yang dibagikan terbagi atas dua topik, yakni tentang lingkungan dan kesehatan. 2. Pembagian teks dilakukan sebagai berikut: a. Kelompok ganjil memperoleh teks berjudul “Pemanasan Global dan Hilangnya Hutan Lindung”. b. Kelompok genap memperoleh teks yang berjudul “Bahaya Kantong Plastik”. 3. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas membaca, mengamati, mencatat dan mendikusikan teks eksposisi sesuai topik masing-masing. 4. Peserta didik mendiskusikan hasil pencermatan teks dan mencatat data yang revan, pendapat, dan informasi penting yang terdapat pada teks. 5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil pengamatan teks yang didiskusikan bersama kelompoknya. 10 menit Data processing (pengolahan Data) 1. Pendidik membagikan lembar kerja Peserta didik (LKPD) 2. Setelah membaca dan mencermati teks yang dibagikan, peserta didik mengidentifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan 10 menit
  • 21. rekomendasi teks dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan identifikasi yang terdapat pada LKPD 1.1. 3. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi, pengamatan, dan pengumpulan data teks eksposisi, peserta didik mendata sejumlah informasi yang terdapat pada teks. 4. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi, pengamatan, dan pengumpulan data teks eksposisi , peserta mendata informasi tiap paragaf teks eksposisi, baik yang topik lingkungan maupun kesehatan. Hasil diskusi dituliskan pada LKPD 1.2. 5. Membandingkan permasalahan , argumentasi, pengetahuan dan rekomendasi mengenai lingkungan maupun kesehatan. Hasil diskusikan pada LKPD 1.3. 6. Peserta didik mendiskusikan dan menentukan permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi pada teks eksposisi. 7. Peserta didik menuliskan sebuah simpulan berdasarkan data, permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi teks eksposisi yang didiskusikan. Peserta didik mengerjakan pada LKPD 1.4. 8. Peserta didik merancang isi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi, tugas ini dikerjakan pada KKPD 1.5. 9. Peserta didik secara kelompok mengembangkan permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi menjadi teks eksposisi secara tulis dikerjakan pada LKPD 1.6. 10. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami berdasarkan hasil pengolahan infomasi yang
  • 22. dilakukan. 11. Peserta didik menempelkan hasil dikusi mengenai hasil mengidentifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendas, serta mengembangkan isi ditempelkan di karton manila. Urutan tempat pajangan diselang-seling antara topik lingkungan dan kesehatan. Verification (pembuktian) 1. Setiap kelompok bergantian secara berpasangan mepresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Presentasi dilakukan di tempat pemajangan karya. 2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang penting, lalu mengajukan petanyaan dan saran kepada kelompok penyaji. 3. Kelompok penyaji memberikan tanggapan dan sanggahan secara berkelompok. Seluruh anggota kelompok berkontribusi menjawab pertanyaan dari kelompomk lain. 4. Secara individu peserta didik mencatat semua hasil diskusi kelompok, baik presentasi kelompoknya maupun hasil presentasi kelompok lain. Untuk melengkapi data yang diperlukan, peserta didik berkeliling mengamati dan mencermati hasil kerja kelompoknya yang dipajang. Secara berkelompok peserta didik mengedit hasil pekerjaannya berdasarkan masukan dari teman-temannya. 5. Pendidik memberikan penguatan- penguatan dan resume kecil terhadap semua persoalan yang didiskusikan. 10 menit Generalization (menarik kesimpulan) 1. Berdasarakn hasil pembelajaran, stimulus, identifikasi, pengumpulan data,pengolahan data, dan ferifikasi, peserta membuat resume materi 10 menit
  • 23. sebagai berikut: a. Hasil identifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi, teks eksposisi lingkungan dan kesehatan. b. Simpulan mengembangkan isi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi teks eksposisi. 2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. C. Kegiatan Penutup 1. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks eksposisi. 2. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Pendidik menyampaikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu menganalisis struktur dan kebahasaan serta 15 menit Penilaian a. Teknik Penilaian 1. Teknik Penilaian (terlampir) a. Sikap - Penilaian Observasi Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
  • 24. Berikut contoh instrumen penilaian sikap No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumla h Skor Skor Sikap Kode Nilai BS JJ TJ DS 1 2 Keterangan : • BS : Bekerja Sama • JJ : Jujur • TJ : Tanggun Jawab • DS : Disiplin Catatan : 1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria: 100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Cukup 25 = Kurang 2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400 3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai - Penilaian Diri Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut
  • 25. Contoh format penilaian : No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan ide/gagasan. 2 Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan kesempatan untuk berbicara. 3 Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok. 4 ... Catatan : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan - Penilaian Teman Sebaya Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya: Nama yang diamati : ... Pengamat : ...
  • 26. No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai 1 Mau menerima pendapat teman. 2 Memberikan solusi terhadap permasalahan. 3 Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. 4 Marah saat diberi kritik. 5 ... Catatan : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) - Penilaian Jurnal(Lihat lampiran) b. Pengetahuan - Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran) - Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan Praktek Monolog atau Dialog Penilaian Aspek Percakapan N o Aspek yang Dinilai Skala Jumla h Skor Skor Sikap Kode Nilai 25 50 75 10 0 1 Intonasi 2 Pelafalan
  • 27. N o Aspek yang Dinilai Skala Jumla h Skor Skor Sikap Kode Nilai 25 50 75 10 0 3 Kelancaran 4 Ekspresi 5 Penampilan 6 Gestur - Penugasan(Lihat Lampiran) Tugas Rumah a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian. c. Keterampilan - Penilaian Unjuk Kerja Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut: Instrumen Penilaian No Aspek yang Dinilai Sangat Baik (100) Baik (75) Kurang Baik (50) Tidak Baik (25) 1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan 2 Keserasian pemilihan kata 3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa 4 Pelafalan Kriteria penilaian (skor) 100 = Sangat Baik
  • 28. 75 = Baik 50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100) Instrumen Penilaian Diskusi No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25 1 Penguasaan materi diskusi 2 Kemampuan menjawab pertanyaan 3 Kemampuan mengolah kata 4 Kemampuan menyelesaikan masalah Keterangan : 100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik - Penilaian Proyek(Lihat Lampiran) - Penilaian Produk(Lihat Lampiran) - Penilaian Portofolio Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
  • 29. Instrumen Penilain No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25 1 2 3 4 b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut : 1) Jelaskan tentang pengertian teks eksposisi! 2) Jelaskan tentang Struktur teks eksposisi! 3) Jelaskan tentang Ciri dan Kebahasaan teks eksposisi! CONTOH PROGRAM REMIDI Sekolah : …………………………………………….. Kelas/Semester : …………………………………………….. Mata Pelajaran : …………………………………………….. Ulangan Harian Ke : …………………………………………….. Tanggal Ulangan Harian : …………………………………………….. Bentuk Ulangan Harian : …………………………………………….. Materi Ulangan Harian : …………………………………………….. (KD / Indikator) : …………………………………………….. KKM : …………………………………………….. No Nama Peserta Didik Nilai Ulangan Indikator yang Belum Dikuasai Bentuk Tindakan Remedial Nilai Setelah Remedial Keterangan 1 2 3 4
  • 30. No Nama Peserta Didik Nilai Ulangan Indikator yang Belum Dikuasai Bentuk Tindakan Remedial Nilai Setelah Remedial Keterangan 5 6 dst b. Pengayaan Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut : 1) Membaca buku-buku tentang teks eksposisi! 2) Mencari informasi secara online tentang teks eksposisi! 3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang teks eksposisi! 4) Mengamati langsung tentang teks eksposisi! Lampiran 3 : Bahan Ajar 1. Pengertian Teks Eksposisi Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Teks eksposisi bertujuan menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan
  • 31. maksud untuk memberitahu atau menerangkan sesuatu seperti masalah, mafaat, jenis, proses, rencana, atau langkah-langkah. Jadi, eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Pengertian teks eksposisi adalah teks yang berisi paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah pengetahuan dan informasi yang disajikan secara singkat, padat, akurat dan tentunya mudah untuk dipahami. Paragraf atau teks eksposisi bersifat real, nyata dan Ilmiah atau dapat dikatakan sebagai teks non fiksi. Menurut Semi (2003:35), bila suatu tulisan yang berupa eksposisi berkecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari suatu proses penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data yang lengkap, berkeinginan mengubah pandangan pembaca agar menerima pendapat penulis, tulisan eksposisi itu secara lebih khusus disebut argumentasi. Bila tulisan eksposisi berkecenderungan untuk menonjolkan perincian atau detail sehingga seolah-olah lengkap bagaikan foto keadaan yang dijelaskan itu sehingga mampu menggugah perasaan pembaca sehingga pembaca bagaikan diajak menyaksikan sendiri peristiwa itu, dan tulisan itu lebih banyak menggunakan susunan ruang, tulisan eksposisi tersebut secara lebih khusus dinamakan deskipsi. Dengan demikian, secara garis besar hanya ada dua jenis tulisan, yaitu narasi ada eksposisi, eksposisi dapat pula membentuk diri menjadi argumentasi atau deskripsi. Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri umum teks eksposisi. Ciri-ciri ini digunakan untuk membedakan dan menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam teks eksposisi atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut. a. Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal b. Gaya informasi yang bersifat mengajak c. Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas
  • 32. d. Bersifat netral atau tidak memihak e. Fakta dipakai sebagai alat kontritasi dan alat kontribusi Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya ciri-ciri narasi sama dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh deskripsi dan argumentasi. Adapun ciri-ciri karangan eksposisi menurut Semi (2003:37), yaitu berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; disampaikan dengan lugas dengan bahasa baku; menggunakan dengan nada netral, tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca; Adapun ciri-ciri karangan eksposisi menurut Keraf (2008:4), yaitu (a). eksposisi hanya berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan, (b). keputusan suatu eksposisi diserahkan kepada pembaca, (c). gaya cerita eksposisi lebih cenderung berisi informatif, (d). fakta yang dipakai dalam suatu eksposisi hanya sebagai alat kontrasasi, yaitu rumusan kaidah yang dibuat itu lebih konkret. Bedasarkan ciri tersebut karangan eksposisi hanya berusaha menyampaikan sesuatu pemberitahuan, pengetahuan tanpa mempegaruhi minat dan sikap pembaca, Pembaca diberi kesempatan untuk menerima, memutuskan atau menolak tentang sesuatu yang diuraikan penulis. Gaya penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan tersebut. Pemberian informasi penjelasan melalui karangan eksposisi hanya bersifat menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak
  • 33. dipengaruhi oleh unsur subjektivitas dan emosional. Penulis hanya menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna denotatif. Fungsi teks eksposisi Berikut adalah fungsi teks eksposisi di antaranya adalah: a. Memberikan informasi yang disertai data dan fakta mengenai suatu permasalahan. b. Mengangkat sebuah permasalahan melalui sudut pandang ilmiah yang disertai dengan teori penunjang dan bukti-bukti ilmiah. c. Menjelaskan permasalahan tertentu secara terperinci sehingga pembaca dipastikan dapat memperoleh pemahaman yang utuh. d. Menggambarkan permasalahan yang tengah dibahas secara komprehensif. e. Menyampaikan data faktual terkait permasalahan tertentu. f. Mengutarakan pendapat secara objektif dan bertanggungjawab sebab didasari oleh fakta dan data terkait. 2. Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi a. Struktur Teks Eksposisi Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni tesis, rangkaian pendapat, dan penegasan ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut!
  • 34. Gambar 6 Bagan Struktur Teks Eksposisi 1. Tesis Atau Pernyataan Pendapat Tesis adalah pernyataan awal penulis berupa pengenalan isu, masalah atau uraian umum tentang topik yang akan dibahasnya. Sebuah tesis berdasarkan merupakan suatu bentuk pernyataan yang nantinya akan diperkuat dengan serangkaian argumen. 2. Rangkaian Argumen Rangkaian argumen dan memperjelas pendapat dalam yang telah dikemukakan dalam teisis. 3. Penegasan ulang Bagian ini merupakan sebuah simpulan yang menegaskan kembali tesis yang dibicarakan di awal.
  • 35. a. Unsur kebahasaan Teks eksposisi harus memenuhi unsur dan kaidah kebahasaan tertentu. Jika dicermati teks berjudul Dampak Kerusakan Daerah Aliran Sungai di atas, maka akan tampak unsur kebahasaan sebagai berikut. 1) Bahasa baku Teks eksposisi ditulis dengan bahasa baku dan penulisan yang terarah. Pemilihan kata dalam teks eksposisi pun harus disesuaikan dengan target pembaca. Selain itu, hindari penggunaan istilah yang kurang familiar agar tidak menyulitkan pembaca untuk mendapatkan informasi dari teks. 2) Kata Leksikal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata. 3) Nomina (kata benda) Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya: gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. 4) Verba (kata kerja) Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu : Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
  • 36. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll. 5) Adjektiva (kata sifat) Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya indah, lunak, lebar, luas, negatif, positif, keruh, dingin, jelek, dan lain-lain. 6) Adverbia (kata keterangan) Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. 7) Konjungsi Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur. Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan
  • 37. informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi : (1) Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan (2) Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal (3) Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk (4) Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, (5) Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni (6) Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya (7) Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa (8) Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian Lampiran 4 : LKS/LKPD Kelompok : Nama Anggota : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari & tanggal : Kelas : LKPD 1 Mengidentifikasi dan mengembangkan isi teks eksposisi Tujuan Peserta dapat : • Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan rekomendasi) teks eksposisi
  • 38. • Mengembangkan isi teks eksposis Petunjuk • Kerjakan tugas secara berkelompok. • Setiap kelompok membaca teks eksposisi yang sudah ditentukan terlebih dahulu. • Setiap kelompok membaca dan mendata informasi yang terdapat pada teks eksposisi yang dibaca. LKPD 1.1 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan rekomendasi) Bacalah teks eksposisi berikut! Pemanasan Global dan hilangnya hutan lindung Gambar 2 Hutan Lindung Pemanasan Global merupakan keadaan dimana suhu bumi semakin panas. Pemanasan global ini mengakibatkan berbagai dampak buruk, seperti menipisnya ozon sehingga sinar ultraviolet dapat langsung masuk ke bumi, naiknya permukaan air laut karena mencairnya es di kutub. Pemanasan global terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di atmosfer, sehingga akan menyebabkan ozon semakin menipis. Banyaknya gas karbondioksida yang terdapat di bumi tidak seimbang dengan jumlah pohon yang dapat menyerap karbondioksida. Bahkan bukan hanya itu, hutan-hutan sudah mulai di buka untuk lahan pertanian, perkebunan, atau juga dialih fungsikan dari hutan lindung menjadi hutan produksi. Beberapa tahun ke belakang ini dunia sedang mengalami kenaikan suhu yang cukup parah. Pemanasan global tersebut terjadi karena banyaknya gas karbondioksida di atmosfer bumi. Gas kabondioksida tersebut berasal dari asap pabrik, atau dari kendaraan bermotor. Apabila kita melihat sekitar pasti banyak sekali pabrik-pabrik yang beroperasi yang menimbulkan gas karbondioksida. Ini masih di negara kita, coba banyak yang apa yang terjadi di negara industri? Negara industri pasti memiliki pabrik yang lebih banyak. Coba bayangkan, sebanyak apa kira-kira gas karbondioksida yang berasal dari kegiatan tersebut. Negara-negara industri
  • 39. tersebut seharusnya mengatasi karbondioksida yang dikeluarkan akibat aktivitas dari pabrik-pabrik. Parahnya lagi, hutan-hutan di dunia yang seharusnya dapat sedikit membantu mengurangi gas karbondioksida yang akan di bumi tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Hal tersebut karena banyak pohon di hutan yang ditebang. Selain penebangan pohon di hutan, beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, yaitu pengalihan fungsi hutan, dari hutan yang berfungsi sebagai hutan lindung dialih fungsikan menjadi hutan konservasi. Hal tersebut tentu saja dapat memperburuk keadaan bumi. Pemanasan global yang sedang melanda bumi beberapa tahun ke belakang semakin parah. Hal ini disebabkan karena banyaknya pabrik yang beroperasi sehingga menimbulkan asap juga karena asap dari kendaraan bermotor. Keadaan ini diperparah dengan keadaan hutan yang seharusnya dapat berperan dalam mengurangi emisi gas malah banyak hutan yang ditebang. Selain penebangan hutan, alihfungsi hutan juga dapat menyebabkan hutan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Alihfungsi hutan dari hutan lindung menjadi hutan konservasi sudah mulai banyak terjadi terutama di negara Indonesia. https://moondoggiesmusic.com/contoh-teks-eksposisi/ 1. Bahaya Kantong Plastik Gambar 3 Sampah-sampah Plastik Sumber: bulelengkab.go.id Telah banyak penelitian membuktikan dahsyatnya limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan. Hal yang pasti adalah dampak negatif sampah plastik tidak sebesar fungsinya. Butuh waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakarannya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain
  • 40. memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi. Bagi lingkungan, kantong plastik juga mengakibatkan banjir, karena menyumbat saluran-saluran air dan tanggul sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah ini dibentangkan maka, dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Setiap tahun, sekitar 500 miliar hingga satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya dan lebih dari 17 miliar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim utama di mana sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik juga mengeluarkan gas rumah kaca. Saat ini berbagai negara di dunia mulai melarang dan merespon bahaya penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan Uganda yang sudah secara resmi melarang penggunaan kantong plastik. Sejumlah negara lain juga mulai mengurangi penggunaan kantong plastik di antaranya Filipina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan Afrika Selatan. Singapura, sejak April 2007 telah berlangsung kampanye "Bring Your Own Bag" (bawa langsung kantong Anda sendiri), digelar oleh The National Environment Agency (NEA). Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU) mengatasi kantong plastik dan reaksi yang telah disiapkan antara lain pelarangan penggunaan tas plastik di departement store. Para pembeli akan dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi produksi tas plastik. Berbagai alasan itulah yang mendorong Beni Chandra memulai perlawanan terhadap limbah plastik di Indonesia. Baginya bahaya plastik harus disulap menjadi sesuatu yang mendatangkan lebih banyak berkah. Sumber:https://money.kompas.com/read/2010/10/17/15020598/Inilah.Bahaya.Kanton g.Plastik.-8?page=2 Berdasarkan teks eksposisi tersebut di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Apakah permasalah yang terdapat pada teks eksposisi tersebut? 2. Temukan tulisan yang merupakan argumentasi pada teks eksposisif tersebut? 4. Mengapa kesadaran pengelolaan asap pabrik dan asap kendaraan itu penting? Sebutkan informasi yang Anda peroleh dari teks eksposisi tersebut?
  • 41. 5. Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak sadar pengelolaan asap? 6. Apakah rekomendasi yang terdapat pada teks eksposisi tersebut? LKPD 1.2 Mengidentifikasi (pemesalahan, argumentasi, pengetahuan, rekomendasi) teks eksposisi NO Unsur Isi 1 Permasalahan 2 Argumentasi 3 Pengetahuan 4 Rekomendasi LKPD 1.3 Menyimpulkan (permasalahan, argumentasi, pengetahuan dan rekomendasi) teks eksposisi
  • 42. LKPD 1.4 Membandingkan (permasalahan, argumentasi, argumentasi dan rekomendasi) teks eksposisi berjudul tentang “Pemanasan Global dan Hilangnya Hutan Lindung” dan “Bahaya Kantong Plastik”. No Aspek Teks 1 Teks 2 1 Permasalahan 2 Argumentasi 3 Argumentasi 4 Rekomendasi