Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Laporan Bab Buku Models of Teaching
1. Belajar Cara Belajar dari Pembelajaran Menguasai
LAPORAN BAB
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran
Matematika di SD
dosen pengampu
Ai Hayati R., S.Pd., M.Pd.
disusun oleh
Ani Mahisarani
14210617889
6D-Matematika PGSD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Bab dalam tugas mata kuliah Model
Pembelajaran Matematika di SD dengan subtema “Belajar Cara Belajar dari
Pembelajaran Menguasai” dengan baik.
Saya menyadari dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan saya masih belajar dalam seluruh tataran pembuatan laporan ini. Maka dari itu
saya sangat mengharapkan masukan ataupun saran beserta kritik dan aspek terkait
untuk kemajuan dan semakin berkembangnya daya kualitas dari laporan yang akan
saya buat untuk selanjutnya.
Semoga laporan yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Atas segala
saran dan bantuan, saya sampaikan terima kasih.
Sumedang, 24 Maret 2017
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Isi Bab ............................................................................................................ 3
2.2 Komentar........................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyusun laporan bab. Adapun bab
yang saya jadikan bahan laporan terdapat pada bab 16 dari buku yang berjudul
“Models of Teaching atau Model-Model Pengajaran” edisi 8 halaman 409 sampai 419
mengenai Belajar Cara Belajar dari Pembelajaran Menguasai. Model ini
termasuk kedalam rumpun System Tingkah Laku. Buku Models of Teaching disusun
oleh Bruce Joice, Marsha Weill, dan Emily Calhoun. Buku ini merupakan buku
terjemahan oleh Ahmad Pawaid dan Ateilla Mirza. Buku terjemahan ini diterbitkan
tahun 2011 di Yogyakarta.
Alasan penulis memilih judul buku ini karena buku ini merupakan buku
yang telah ditentukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model-model
Pembelajaran Matematika di SD yang berupa laporan bab. Buku ini memperkenalkan
kesadaran-kesadaran tentang sebuah "perpustakaan" yang kaya pada guru, pendidik,
bahkan civitas akademika yang konsen dengan peningkatan mutu dan kualitas belajar
mengajar.
Selain itu, buku ini di buat untuk menghubungkan para calon guru dan para
guru yang telah berpengalaman dengan berbagai cara pengajaran yang telah
5. 2
dikembangkan secara sempurna. Buku ini juga dimaksudkan untuk menghubungkan
mereka dengan model-model pengajaran yang tidak hanya masuk akal, tetapi juga
model pengajaran yang menganjurkan mereka melakukan penelitian pada setiap
aktifitas pengajaran.
Dalam buku ini meninjau pilihan model-model pengajaran yang dianggap
paling bermanfaat. Model-model yang tersedia dalam buku ini sudah diuji dan dapat
diterapkan sebagai model-model pembelajaran bagi siswa untuk menyelenggarakan
pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan dan memberikan keleluasaan kepada
mereka untuk mendidik sendiri. Kunci dari efektifitas model-model pengajaran ini
adalah melatih siswa untuk menjadi pembelajar yang handal
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isi Bab
Konsep tentang Pembelajaran Menguasai (Mastery Learning) adalah
pandangan tentang kemampuan siswa yang dirumuskan oleh John B. Carroll pada
tahun 1971 dan Benjamin Bloom pada tahun 1971. Berdasarkan rumusannya itu
bahwa Pembelajaran Menguasai adalah kerangka berpikir dalam merencanakan
rangkaian instruksional. Dengan menggunakan model ini memungkinkan siswa untuk
mampu mencapai level perfoma yang memuaskan. Gagasan ini mudah untuk di
aplikasikan.
a. Konsep Tentang Bakat
Dalam bab ini, John Carroll menemukan bahwa bakat siswa tidak diramal
hanya pada tingkat dimana dia belajar dalam suatu waktu yang diberikan, tetapi juga
menyangkut banyaknya waktu yang dia perlukan untuk belajar pada tingkat tersebut.
Dalam hal ini John Carroll mendefinisikan bahwa bakat sebagai tolok ukur untuk
mengetahui banyaknya waktu yang diperlukan siswa untuk belajar dari satuan
pelajaran untuk memberikan kriteria terhadap kondisi pembelajaran yang ideal.
Bloom mentransformasikan pandangan Carrol ke dalam suatu system dengan
karakteristik-karakteristik seperti : Penguasaan terhadap suatu materi pelajaran
dijelaskan berdasarkan sasaran utama, dari banyaknya materi tersebut
7. 4
dibagi kedalam pembelajaran yang relatif kecil, pembelajaran materi-materi
diidentifikasi dan dipilih, setiap pembelajaran dibarengi tes yang mengukur kemajuan
perkembangan siswa, dan data yang telah diperoleh dari tes tersebut digunakan untuk
menyiapkan intruksi tambahan pada siswa untuk mengatasi masalah.
b. Pengajaran Yang Diberikan Secara Individual
Aplikasi system perencanaan bagi sekolah dasar maupun sekolah lanjutan
adalah IPI (Individually Prescribed Instructional Program). Dalam IPI biasanya siswa
bekerja secara mandiri pada materi yang diberikan tiap hari pada mereka, berdasarkan
tingkat kompetensi yang ditunjukkan, gaya pembelajara dan kebutuhan khusus dalam
pembelajaran.
c. Langkah-langkah dalam program
Menggunakan Jumlah waktu dan praktik untuk menguasai sasaran
instruksional siswa; Menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa bisa bekerja
dalam langkah yang dijalaninya sendiri dan dengan jumlah praktik yang mereka
butuhkan; Memberikan evaluasi; diperlukan guru yang professional dan produktif;
Proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Langkah-langkah tersebut dirancang untuk
memudahkan setiap siswa bekerja sesuai penguasaan mereka, mengembangkan level
penguasaan yang dimiliki masing-masing siswa, mengembangkan inisiatif diri dan
arah diri dalam pembelajara, melatih proses dalam menangani masalah, serta
mendorong evaluasi diri san motivasi untuk belajar. (Lindvall dan Bolvin, hlm. 3-4)
8. 5
Lindvall memandang bahwa Perkembangan sangat penting bagi aspek lain
dan harus memiliki karakteristik, diantaranya:
- Masing-masing sasaran memaparkan apa yang harus dikuasai siswa dari
beberapa materi dan skill tertentu
- Sasaran harus dikelompokkan dalam sebuah aliran materi yang bernilai.
Misalnya dalam aritmatika, sasaran akan dukelompokkan pada bidang-bidang
seperti perhitungan, nilai, penambahan dan pengurangan.
- Sasaran harus diurutkan
- Sasaran harus dikelompokkan ke dalam urutan-urutan yang penting. Misalnya
setelah menyelesaikan materi penambahan dalam level B, siswa bisa berpindah
pada penambahan level C atau juga pada pengurangan level B.
Terdapat lebih dari 400 sasaran perilaku tertentu dimasukkan ke dalam 13
topik kurikulum matematika IPI. Setiap 13 bidang kurikulum matematika memiliki 9
tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Rincian dari ke 13 topik tersebut menciptakan
pilihan-pilihan tertentu bagi siswa maupun guru. Siswa bisa menguasai satu bidang
dengan baik sebelum akhirnya ia pindah pada tingkatan lain. Misalnya pada
penambahan dan pengurangan pada lebel e dan level f.
d. Laboratorium Bahasa
Sebelum laboratorium bahasa didirikan, guru masih berperan sebagai
model untuk kelas bahasa asing yang terdiri dari 25 hingga 30 siswa yang tengah
9. 6
mencoba dan belajar berbahasa asing. Tetapi saat ini pembelajaran berbahasa asing
bisa menggunakan peralatan elektronik untuk mendengar, merekam dan memutar
materi yang disampaikan. Teknologi modern ini telah memungkinkan siswa untuk
mendengar suara mereka sendiri dengan lebih jelas, membandingkan ucapan mereka
secara langsung dengan model yang tengah dipelajari, memberikan respon balik
secara langsung, memisahkan objek-objek studi, memungkinkan siswa belajar latihan
sendiri, dan memungkinkan adanya materi instruksional yang tersusun dengan baik.
e. Catatan mengenai instruksi terprogram
Instruksi ini merupakan salah satu aplikasi yang dikeluarkan secara
langsung yang memberikan kontrol stimulasi yang cukup tinggi dan penguatan
langsung. Instruksi yang terprogram telah berhasil diterapkan di beberapa sekolah dan
beberapa tingkat dari TK hingga Perguruan Tinggi dalam beragam materi pelajaran,
semisal bahasa Inggris, matematika, statistik, geografi dan sains.
2.2 Komentar
Isi materi dari bab ini sudah sangat baik, jika dilihat dari kesesuaian dengan
keadaan pendidikan di Indonesia saat ini, saya menyimpulkan bahwa isi dalam bab
ini telah di aplikasikan di beberapa sekolah, karena model ini mudah untuk diterapkan
dan tidak memerlukan biaya yang besar. Artinya menyesuaikan metode pembelajaran
yang ada, bahan yang diperlukan, dan karakteristik dari semua siswa sehingga dapat
menjadi tawaran bagi siswa-siswa untuk memenuhi pengembangan siswa. Para guru
10. 7
akan mencari sebagaimana yang mereka pahami dan mencari penjelasan di sini
bahwa: Mastery Learning memberi suatu pikiran yang efisien dan efektif untuk
mentransformasikan pendekatan mastery learning ke dalam kualitas pembelajaran
secara optimal masing-masing siswa. Mereka dapat memastikan bahwa masing-
masing siswa diberi kemampuan, perhatian/minat, dan sikap yang mana akan
mendorongnya untuk menyelesaikan suatu level tertentu dan untuk melihat
keuntungan dari suatu belajar. Mereka juga dapat memastikan bahwa masing-masing
siswa akan memperoleh pengalaman kesuksesan belajar yang akan membantu
memperkuat kepercayaan dirinya dan membentenginya melawan rasa minder.
Tetapi walaupun manfaat mastery learning, seperti yang telah diuraikan di
atas, tetap saja sistem tersebut tidaklah sempurna. Masalah utama yang paling
dirasakan terletak pada inti dari pendekatan Mastery Learning: dalam setting sekolah
umum, waktu pembelajaran terlalu beragam. Jika guru memberikan perbaikan dalam
jam kelas, maka perhatian guru secara kontinyu terpecah antara siswa pandai dan
siswa kurang pandai. Dan hal ini kadang-kadang secara tidak disadari oleh guru telah
menghabiskan waktu lebih lama sengan siswa yang lamban, Sehingga bagi siswa
yang cepat mengerti akan merasa banyak waktu terbuang hanya untuk menunggu
siswa lain yang belum memahami pelajaran.
11. 8
BAB III
SIMPULAN
Metode menguasai adalah metode yang lurus, optimistik dan jelas.
Merancang sistem pembelajaran menguasai ini membutuhkan pengembangan yang
hati-hati, tetapi tetap dalam iklim positif, sistem ini secara tidak langsung mendekati
beberapa masalah pembelajaran yang mengganggu atau mengusik instruksi yang
dijalankan guru. Sistem ini juga meneptakan guru dalam sebuah peran yang
mendorong dan membantu siswa serta memiliki pengaruh positif terhadap
penghargaan diri siswa itu sendiri.
Dalam bab ini penulis melibatkan pembaca dalam memfokuskan pada
benturan beberapa model dan para penemunya. Menguraikan pengaruh gaya – gaya
pembelajaran dari pengajaran terhadap pilihan model – model instruksional, dan
bahkan menguji peran model –model pengajaran pada saat dimana pendidikan jarak
jauh merupakan bagian penting dalam kehidupan guru. Pada bab ini mengajarkan
kepada pengajar secara profesional bagaimana pemahaman konseptual, berfikir
kreatif, dan pemecahan masalah serta kemudian membuat guru sadar akan pentingnya
mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Joice Bruce, Weil Marsha, dkk. 2009. Models of Teaching (Model-model
Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.