SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
PEDOMAN PENATAAN
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(Permen PU 06/2007)
Penataan bangunan dan lingkungan :
• adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan,
melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau
melestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasan
tertentu
• sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan
pengendalian bangunan gedung dan lingkungan
secara optimal
• yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan
pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung
dan lingkungan.
pengertian
Hirarki tata ruang wilayah
Secara sistematis, konsep harus mencakup gagasan yang
komprehensif dan terintegrasi terhadap komponen-
komponen perancangan kawasan, yang meliputi kriteria:
i. Struktur peruntukan lahan;
ii. Intensitas pemanfaatan lahan;
iii. Tata bangunan;
iv. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung;
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau;
vi. Tata kualitas lingkungan;
vii. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan;
viii. Pelestarian bangunan dan lingkungan.
Komponen perencanaan kawasan
i. Struktur peruntukan lahan
merupakan komponen rancang kawasan yang berperan
penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan
lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu
kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan
dalam rencana tata ruang wilayah.
Kriteria penataan, memenuhi :
• Keragaman tata guna yang seimbang dan terintegrasi
• Penetapan jenis peruntukan lahan yang akan
dikendalikan oleh pemda, di antaranya RTH, Damija, dll
• Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan
dengan mempertimbangkan daya dukung dan karakter
kawasan
• Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada
pejalan kaki serta aktivitas yang diwadahi
i. Struktur peruntukan lahan (2)
Peruntukan lahan untuk daerah
aglomerasi Yogyakarta
ii. Intensitas pemanfaatan lahan
adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum
bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan yang adil
Komponen Penataan :
(1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka
persentase perbandingan antara luas seluruh lantai
dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas
lahan/ tanah yang dikuasai.
(2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka
persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas
lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas
lahan/ tanah yang dikuasai.
(3) Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/
penghijauan dan luas tanah dikuasai.
(4) Koefisien Tapak Besmen (KTB) yaitu angka persentase
perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
ii. Intensitas pemanfaatan lahan (2)
(5) Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri
(a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait
dengan KLB dan diberikan apabila bangunan gedung
terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai
dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang
ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk
tidak diperhitungkan dalam KLB.
(b) Insentif Langsung, yaitu insentif yang
memungkinkan penambahan luas lantai maksimum
bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas
umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan
permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur
pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum.
ii. Intensitas pemanfaatan lahan (3)
ii. Intensitas pemanfaatan lahan (4)
(6) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan
(TDR=Transfer of Development Right), yaitu hak
pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan
kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan
pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan
KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada
umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan.
Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletak
dalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu,
serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60%
KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah
perencanaan. Pengalihan ini terdiri atas: hak pembangunan
bawah tanah dan hak pembangunan layang
iii. Tata bangunan
adalah kegiatan penataan bangunan gedung beserta
lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi
berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik
lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen:
blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan
elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan
mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang
akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,
terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.
iii. Tata bangunan (2)
Komponen Penataan
(1) Pengaturan Blok Lingkungan dan kaveling, yaitu
perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi
blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/ kaveling
dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri :
(a) Bentuk dan Ukuran Blok atau kaveling;
(b) Pengelompokan dan Konfigurasi Blok atau kaveling;
(c) Ruang terbuka dan tata hijau.
(3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan
massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri :
(a) Pengelompokan Bangunan;
(b) Letak dan Orientasi Bangunan;
(c) Sosok Massa Bangunan;
(d) Ekspresi Arsitektur Bangunan.
iii. Tata bangunan (3)
(4) Pengaturan Ketinggian Lantai Bangunan, yaitu
perencanaan pengaturan ketinggian bangunan baik pada skala
bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada
lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan terdiri
(a) Ketinggian Bangunan;
(b) Komposisi Garis Langit Bangunan;
(c) Ketinggian Lantai Bangunan.
iii. Tata bangunan (4)
Penataan besaran
massa bangunan untuk
efisiensi dan efektivitas
pemanfaatan sesuai
daya dukung dan
karakter lingkungan
iv. Sistem sirkulasi dan penghubung
Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari
jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum,
sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal
setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk
masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem
dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur
pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.
iv. Sistem sirkulasi dan penghubung (2)
Dalam skala linkungan yang
lebih luas sistem dan jalur
pergerakan ditata sesuai
dengan hirarki besaran dan
peruntukan untuk
efektivitas, kemudahan
akses, dan distribusi yang
berimbang
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan
komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar
terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen
sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan,
melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari
suatu lingkungan yang lebih luas.
Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui
pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter
lingkungan serta memiliki peran penting baik secara
ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan
sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga
mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (2)
Komponen Penataan
(1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan
publikaksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya
terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan
milik pihak tertentu.
(2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi–
aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya
terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh
pemilik, pengguna atau pihak tertentu.
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (3)
3) Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses
oleh Umum (kepemilikan pribadi–aksesibilitas publik),
yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta bebas
dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak
tertentu, karena telah didedikasikan untuk kepentingan
publik sebagai hasil kesepakatan antara pemilik dan
pihak pengelola/pemerintah daerah setempat, di mana
pihak pemilik mengizinkan lahannya digunakan untuk
kepentingan publik, dengan mendapatkan kompensasi
berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah
status kepemilikannya.
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (4)
(4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola
penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik.
(5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya
terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan
sebesarbesarnya untuk kepentingan publik, dan
pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi.
Misal : daerah pantai, sungai, lereng bukit, puncak bukit
(6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapat
dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan: damija, bantaran
sungai, kanan kiri rel KA, bawah sutet, taman/hutan kota
v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (5)
Ruang terbuka hijau dirancang (dengan sengaja) sebagai bagian
dari estetika lingkunga sekaligus memenuhi kaidah ekologis.
Ruang terbuka tidak sekedar sebagai ruang sisa (tidak sengaja)
yang terbentuk antar bangunan
vi. Tata kualitas lingkungan
Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa
elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem
lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki
orientasi tertentu.
Komponen Penataan
(1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan
karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan
melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan
nonfisik lingkungan atau subarea tertentu.
vi. Tata kualitas lingkungan (2)
((2) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan
nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia
pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan
yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan
yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas:
(a) Wajah penampang jalan dan bangunan;
(b) Perabot jalan (street furniture);
(c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
(d) Tata hijau pada penampang jalan;
(e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada
penampang jalan;
( f) Elemen papan reklame komersial pada penampang
jalan.
vii. Prasarana dan utilitas lingkungan
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang
pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat
beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya.
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup
jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase,
jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta
jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran,
dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.
vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (2)
Komponen Penataan
(1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan
distribusi pelayanan penyediaan air yang memenuhi
persyaratan bagi operasionalisasi bangunan dan
terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro
(2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistem
jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan
air buangan yang berasal dari manusia, binatang atau
tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang
dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi
lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan
buangan kimia.
vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (3)
(3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan
distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi
sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi
dengan sistem jaringan drainase makro
(4) Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan
dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan
sampah yang terintegrasi dengan sistem jaringan
pembuangan sampah makro
(5) Sistem jaringan listrik dan telepon, yaitu sistem
jaringan dan distribusi daya listrik/telepon dan jaringan
sambungan listrik/telepon memenuhi persyaratan bagi
operasionalisasi bangunan
vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (4)
(6) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistem
jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk
memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran
kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran.
(7) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi,
yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke
luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian
bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal
ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/
kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.
(i) Peruntukan Lahan;
(ii) Luas Lahan dan Batas Lahan;
(iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB);
(iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB);
(v) Ketinggian Maksimum Bangunan;
(vi) Transfer KLB > 10% antar blok
(vii) Standar Perencanaan Kota.
(i) Garis Sempadan Bangunan (GSB);
(ii) Jarak Bebas;
(iii) Transfer KLB < 10% dalam blok
(iv) Komposisi peruntukan lahan;
(v) Penggabungan/pemecahan kaveling
(vi) Bentuk dan komposisi bangunan
(vii) Sirkulasi kendaraan;
(viii) Sirkulasi pejalan kaki;
( ix) Ruang terbuka dan tata hijau;
(x) Utilitas bangunan dan lingkungan.
Gubernur/bupati/walikota Dinas tata kota
Peraturan dan pemangku peraturan

More Related Content

What's hot

Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailRahmawati Muslan
 
Ra kebutuhan peta (mus & sai)
Ra kebutuhan peta (mus & sai)Ra kebutuhan peta (mus & sai)
Ra kebutuhan peta (mus & sai)numlock123
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanEvant Manö
 
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_final
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_finalDraft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_final
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_finalAndon Setyo Wibowo
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)Sulthan Isa
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangPermen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangRizki Fitrianto
 
Penataan lahan dan Konsolidasi Lahan
Penataan lahan dan Konsolidasi LahanPenataan lahan dan Konsolidasi Lahan
Penataan lahan dan Konsolidasi Lahangophil
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaLatifah Tio
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...bramantiyo marjuki
 

What's hot (20)

Eco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and RetailEco Park Apartemen and Retail
Eco Park Apartemen and Retail
 
Ra kebutuhan peta (mus & sai)
Ra kebutuhan peta (mus & sai)Ra kebutuhan peta (mus & sai)
Ra kebutuhan peta (mus & sai)
 
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
 
Utilitas bangunan
Utilitas bangunanUtilitas bangunan
Utilitas bangunan
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
 
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_final
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_finalDraft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_final
Draft Master Plan RTH Kab. Gresik_P2KH - agustus 2012_final
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruangPermen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
Permen pu no_20_tahun_2011_-_pedoman_penyusunan_rencana_detail_tata_ruang
 
Penataan lahan dan Konsolidasi Lahan
Penataan lahan dan Konsolidasi LahanPenataan lahan dan Konsolidasi Lahan
Penataan lahan dan Konsolidasi Lahan
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
 

Viewers also liked

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
 
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)Aditya Yudi Kurniawan
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...Repository Ipb
 
Model simuasi air laut
Model simuasi air lautModel simuasi air laut
Model simuasi air lautYohansli
 
Teori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggalTeori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggalmun farid
 
ptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasaranaptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasarananizar amody
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkmartia nurfa
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
 
05. bab 5 kajian analisis gelombang
05. bab 5 kajian analisis gelombang05. bab 5 kajian analisis gelombang
05. bab 5 kajian analisis gelombangDevian Tri Andriana
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035daldukpapua
 
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Nur Rohim
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografidaldukpapua
 
Tata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata JurnalisTata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata JurnalisArief Budiman
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1niwan21
 

Viewers also liked (20)

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
 
gerakan-kota-hijau
gerakan-kota-hijaugerakan-kota-hijau
gerakan-kota-hijau
 
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
MIXED USED BUILDING (APARTEMENT & SCHOOL)
 
Utilitas bangunan
Utilitas bangunan Utilitas bangunan
Utilitas bangunan
 
O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
O3 difraksi
 
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN ANTARA WAY PENET DAN WAY ...
 
Model simuasi air laut
Model simuasi air lautModel simuasi air laut
Model simuasi air laut
 
1718 chapter ii
1718 chapter ii1718 chapter ii
1718 chapter ii
 
Teori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggalTeori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggal
 
ptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasaranaptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasarana
 
presentasi plkj
presentasi plkjpresentasi plkj
presentasi plkj
 
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nkgelombang (Difraksi) #by : m_nk
gelombang (Difraksi) #by : m_nk
 
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
 
05. bab 5 kajian analisis gelombang
05. bab 5 kajian analisis gelombang05. bab 5 kajian analisis gelombang
05. bab 5 kajian analisis gelombang
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
 
Tata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata JurnalisTata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata Jurnalis
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
 

Similar to Pedoman penataan bangunan dan lingkungan

Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaMerisa Kadrina
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban designBenny Iskandar
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban designBenny Iskandar
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfPitMuliani
 
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedungAmeLia Amel
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrimsYunus Paelo
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfDinantiUmar
 
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptx
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptxTugas uas konsep dan metode perancangan.pptx
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptxworldworstweb
 
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPeraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPenataan Ruang
 
Kajian perencanaan rth
Kajian perencanaan rthKajian perencanaan rth
Kajian perencanaan rthArya Pinandita
 
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...FuadiyahSalsabilaAsr
 

Similar to Pedoman penataan bangunan dan lingkungan (20)

Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kota
 
Modul dpib pb 5
Modul dpib pb 5Modul dpib pb 5
Modul dpib pb 5
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban design
 
4. elemen urban design
4. elemen urban design4. elemen urban design
4. elemen urban design
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
 
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
 
Perancangan Bangunan Untuk Penilaian
Perancangan Bangunan Untuk PenilaianPerancangan Bangunan Untuk Penilaian
Perancangan Bangunan Untuk Penilaian
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
 
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdfRencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
Rencana_Tata_Bangunan_dan_Lingkungan_RTB.pdf
 
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptx
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptxTugas uas konsep dan metode perancangan.pptx
Tugas uas konsep dan metode perancangan.pptx
 
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPeraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
 
Pertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptxPertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Buku ekologi arsitektur
Buku ekologi arsitekturBuku ekologi arsitektur
Buku ekologi arsitektur
 
Kajian perencanaan rth
Kajian perencanaan rthKajian perencanaan rth
Kajian perencanaan rth
 
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
 
Kota3
Kota3Kota3
Kota3
 
171177890 peraturan-pembangunan
171177890 peraturan-pembangunan171177890 peraturan-pembangunan
171177890 peraturan-pembangunan
 
171177890 peraturan-pembangunan
171177890 peraturan-pembangunan171177890 peraturan-pembangunan
171177890 peraturan-pembangunan
 

Recently uploaded

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 

Recently uploaded (9)

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 

Pedoman penataan bangunan dan lingkungan

  • 1. PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)
  • 2. Penataan bangunan dan lingkungan : • adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/ kawasan tertentu • sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal • yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. pengertian
  • 4. Secara sistematis, konsep harus mencakup gagasan yang komprehensif dan terintegrasi terhadap komponen- komponen perancangan kawasan, yang meliputi kriteria: i. Struktur peruntukan lahan; ii. Intensitas pemanfaatan lahan; iii. Tata bangunan; iv. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung; v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau; vi. Tata kualitas lingkungan; vii. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan; viii. Pelestarian bangunan dan lingkungan. Komponen perencanaan kawasan
  • 5. i. Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Kriteria penataan, memenuhi : • Keragaman tata guna yang seimbang dan terintegrasi • Penetapan jenis peruntukan lahan yang akan dikendalikan oleh pemda, di antaranya RTH, Damija, dll • Pengaturan kepadatan pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan daya dukung dan karakter kawasan • Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan kaki serta aktivitas yang diwadahi
  • 6. i. Struktur peruntukan lahan (2) Peruntukan lahan untuk daerah aglomerasi Yogyakarta
  • 7. ii. Intensitas pemanfaatan lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan yang adil Komponen Penataan : (1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah yang dikuasai. (2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan/ tanah yang dikuasai.
  • 8. (3) Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/ penghijauan dan luas tanah dikuasai. (4) Koefisien Tapak Besmen (KTB) yaitu angka persentase perbandingan antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. ii. Intensitas pemanfaatan lahan (2)
  • 9. (5) Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri (a) Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB. (b) Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka umum, dan fasilitas umum. ii. Intensitas pemanfaatan lahan (3)
  • 10. ii. Intensitas pemanfaatan lahan (4) (6) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan. Pengalihan ini terdiri atas: hak pembangunan bawah tanah dan hak pembangunan layang
  • 11. iii. Tata bangunan adalah kegiatan penataan bangunan gedung beserta lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.
  • 12. iii. Tata bangunan (2) Komponen Penataan (1) Pengaturan Blok Lingkungan dan kaveling, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas petak lahan/ kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri : (a) Bentuk dan Ukuran Blok atau kaveling; (b) Pengelompokan dan Konfigurasi Blok atau kaveling; (c) Ruang terbuka dan tata hijau.
  • 13. (3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan dalam blok/kaveling. Pengaturan ini terdiri : (a) Pengelompokan Bangunan; (b) Letak dan Orientasi Bangunan; (c) Sosok Massa Bangunan; (d) Ekspresi Arsitektur Bangunan. iii. Tata bangunan (3) (4) Pengaturan Ketinggian Lantai Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan ketinggian bangunan baik pada skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro (blok/kawasan). Pengaturan terdiri (a) Ketinggian Bangunan; (b) Komposisi Garis Langit Bangunan; (c) Ketinggian Lantai Bangunan.
  • 14. iii. Tata bangunan (4) Penataan besaran massa bangunan untuk efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sesuai daya dukung dan karakter lingkungan
  • 15. iv. Sistem sirkulasi dan penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.
  • 16. iv. Sistem sirkulasi dan penghubung (2) Dalam skala linkungan yang lebih luas sistem dan jalur pergerakan ditata sesuai dengan hirarki besaran dan peruntukan untuk efektivitas, kemudahan akses, dan distribusi yang berimbang
  • 17. v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan, yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas. Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.
  • 18. v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (2) Komponen Penataan (1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publikaksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik karena bukan milik pihak tertentu. (2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi– aksesibilitas pribadi), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu.
  • 19. v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (3) 3) Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh Umum (kepemilikan pribadi–aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu, karena telah didedikasikan untuk kepentingan publik sebagai hasil kesepakatan antara pemilik dan pihak pengelola/pemerintah daerah setempat, di mana pihak pemilik mengizinkan lahannya digunakan untuk kepentingan publik, dengan mendapatkan kompensasi berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa mengubah status kepemilikannya.
  • 20. v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (4) (4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik. (5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan sebesarbesarnya untuk kepentingan publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Misal : daerah pantai, sungai, lereng bukit, puncak bukit (6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan: damija, bantaran sungai, kanan kiri rel KA, bawah sutet, taman/hutan kota
  • 21. v. Sistem ruang terbuka dan tata hijau (5) Ruang terbuka hijau dirancang (dengan sengaja) sebagai bagian dari estetika lingkunga sekaligus memenuhi kaidah ekologis. Ruang terbuka tidak sekedar sebagai ruang sisa (tidak sengaja) yang terbentuk antar bangunan
  • 22. vi. Tata kualitas lingkungan Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Komponen Penataan (1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu.
  • 23. vi. Tata kualitas lingkungan (2) ((2) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas: (a) Wajah penampang jalan dan bangunan; (b) Perabot jalan (street furniture); (c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian); (d) Tata hijau pada penampang jalan; (e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan; ( f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.
  • 24. vii. Prasarana dan utilitas lingkungan Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi.
  • 25. vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (2) Komponen Penataan (1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro (2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan yang berasal dari manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan, termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia.
  • 26. vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (3) (3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro (4) Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan sampah yang terintegrasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah makro (5) Sistem jaringan listrik dan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi daya listrik/telepon dan jaringan sambungan listrik/telepon memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan
  • 27. vii. Prasarana dan utilitas lingkungan (4) (6) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistem jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran. (7) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi.
  • 28. (i) Peruntukan Lahan; (ii) Luas Lahan dan Batas Lahan; (iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB); (iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB); (v) Ketinggian Maksimum Bangunan; (vi) Transfer KLB > 10% antar blok (vii) Standar Perencanaan Kota. (i) Garis Sempadan Bangunan (GSB); (ii) Jarak Bebas; (iii) Transfer KLB < 10% dalam blok (iv) Komposisi peruntukan lahan; (v) Penggabungan/pemecahan kaveling (vi) Bentuk dan komposisi bangunan (vii) Sirkulasi kendaraan; (viii) Sirkulasi pejalan kaki; ( ix) Ruang terbuka dan tata hijau; (x) Utilitas bangunan dan lingkungan. Gubernur/bupati/walikota Dinas tata kota Peraturan dan pemangku peraturan