ABI dan PWHD memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis PAD dibandingkan dengan angiografi sebagai tes emas. Kombinasi kedua tes ini memberikan hasil yang lebih baik daripada tes tunggal dengan sensitivitas 100% dan spesifisitas 80%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ABI dan PWHD dapat digunakan secara luas untuk skrining awal PAD karena mudah dan non-invasif.
baru donny Sensitivitas dan Spesifisitas Ankle Brachial Index (ABI)-1.pptx
1. Sensitivitas dan Spesifisitas Ankle Brachial Index (ABI)
dan Pulse Wave Handheld Doppler (PWHD)
Dibandingkan dengan Angiografi sebagai Tes
Diagnostik pada Pasien Penyakit Arteri Perifer ( PAD)
Dipresentasikan oleh: dr. Donny Wahyu Pratomo
Pembimbing: dr. Fachrul Junaidi, Sp.B, Sub BVE
(K)
Journal of Indonesian Society for Vascular and Endovascular Surgery
2. Judul
“Sensitivity and specificity of ABI and PWHD
compared with angiography as diagnostic test for
patient with PAD”
Jurnal Journal of Indonesian Society for Vascular and
Endovascular Surgery
Volume, Nomor dan Tahun 2, 1, January 2021
Penulis Valdy Thomas, Djony Tjandra, Richard
Suamngkut, Billy Karundeng, Grace Korompis
Tanggal 03 October 2022
1
3. Pendahuluan
• Penyakit arteri perifer (PAD) adalah kondisi klinis yang diakibatkan
oleh aterosklerosis dan penyempitan arteri yang melibatkan aorta,
cabang arteri visceral seperti arteri iliaka dan arteri ekstremitas
bagian distal.
• Prevalensi PAD sangat bervariasi, mulai dari 4% pada populasi
umum hingga 30% di layanan kesehatan primer.
• Metode pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
PAD adalah pemeriksaan ABI, PWHD dan angiografi.
• Dalam penelitian ini peneliti ingin membandingkan sensitivitas dan
spesifisitas nilai antara ABI dan PWHD dengan angiografi sebagai tes
diagnostik untuk pasien PAD.
2
4. Metode
• Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional.
• Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan dan rawat inap Prof.
DR. RSUP RD Kandou Manado yang didiagnosis PAD.
• Pemeriksaan ABI, PWHD dan angiografi dilakukan pada semua
subjek penelitian.
• Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020 hingga Oktober 2020.
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PAD yang
dirawat di rumah sakit ini dengan jumlah 67 orang.
• Sampel penelitian adalah pasien PAD berusia 18 tahun sampai 74
tahun yang mampu dan bersedia menandatangani informed
consent.
3
5. Kriteria Inklusi
• Indeks ABI dapat diukur
• Pasien tidak pernah menjalani
revaskularisasi arteri perifer
sebelumnya
• Pasien dapat melakukan posisi
terlentang selama pemeriksaan
Kriteria Ekslusi
• Limfedema
• Tromboflebitis
• Selulitis
• Deep vein thrombosis (DVT).
• Pasien kanker
• Pasien tidak pernah mengalami
amputasi mayor ekstremitas
bawahthe
• pasien tidak dapat terlentang, dan
pasien mengundurkan diri dari
penelitian 4
6. Metode
• Karakteristik sampel, komorbiditas dan kategori ABI dihitung
berdasarkan distribusi frekuensi.
• Hasil pengukuran PWHD dan angiografi juga dikategorikan
berdasarkan gradasi dan lokasi.
• Untuk pengukuran sensitivitas dan spesifisitas awal, pengukuran
PWHD yang menghasilkan trifasik diklasifikasikan sebagai PWHD
(-), hasil PWHD bifasik dan monofasik diklasifikasikan sebagai
PWHD (+).
• Semua kategori ABI (ringan, sedang dan berat) dikelompokkan
sebagai ABI (+) dan ABI normal dikelompokkan sebagai ABI (-).
• Untuk pemeriksaan gold standar, yaitu angiografi; hasil angiografi
grade 1-4 dikelompokkan sebagai angiografi (+) dan hasil lainnya
sebagai angiografi (-). Daerah Prof. RD Kandou Manado.
5
7. Metode
• Analisis untuk mendapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas
ditabulasi silang dengan taraf signifikansi 5%, menggunakan
program analisis statistik PAPP 1.4.1 (perangkat lunak GNU).
• Kemudian uji dilanjutkan dengan membandingkan sensitivitas dan
spesifisitas masing-masing gradasi dan lokasi.
• Persetujuan etik diperoleh dari masing-masing sampel penelitian
dan Komisi Etik Rumah Sakit Umum
6
8. Hasil
● Dari 67 peserta yang menyelesaikan set
lengkap pengukuran studi, usia rata-
rata adalah 60,05±9,24 SD tahun
● Sampel dalam penelitian ini adalah 33
pria dan 34 wanita.
● Rata-rata ABI adalah 0.79±0.16 SD.
● Faktor risiko utama adalah diabetes
melitus tipe 2 sebanyak 100%.
Kemudian hipertensi (17,9%), PGK
(10,4%), anemia (10,4%), gagal jantung
kongestif, stroke dan tuberkulosis paru
merupakan penyakit penyerta yang
diderita sampel masing-masing 2
orang (2,9%).
7
9. Hasil
● Hasil pengukuran ABI, PWHD dan angiografi pada arteri poplitea,
arteri tibialis posterior (PTA), dan arteri dorsalis pedis disajikan pada
Tabel 2, 3, 4.
8
12. Hasil
● ABI dibandingkan dengan angiografi memiliki sensitivitas 95,2% dan
spesifisitas 80%.
● PWHD dibandingkan dengan angiografi memiliki sensitivitas 100% dan
spesifisitas 100%.
● Ketika ABI dan PWHD digabungkan, mereka akan memiliki
sensitivitas 100% dengan spesifisitas 80%.
11
13. Hasil
● Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan venoplasty untuk
mempertahankan nilai Qb yang optimal dianalisis melalui pemodelan
regresi logistik (Tabel 2).
● Terlepas dari faktor lain (model univariable), lokasi stenosis dan adanya
penyakit penyerta DM merupakan 2 faktor utama yang berpotensi
meningkatkan kemungkinan kegagalan venoplasty.
● Setelah mengontrol salah satu variabel tersebut (model multivariabel),
terlihat bahwa kasus dengan stenosis juksta anastomosis memiliki
peluang 14 kali lebih besar untuk gagal venoplasti (p = 0,037)
dibandingkan dengan stenosis pada vena drainase atau vena sentral.
● Kehadiran DM meningkatkan kemungkinan kegagalan venoplasty 12 kali
lebih besar (p = 0,038) dibandingkan dengan kasus yang tidak memiliki
komorbiditas ini. Lokasi AVF tidak berpengaruh terhadap hasil
venoplasty (p = 0,570).
12
14. Diskusi
• Data menunjukkan bahwa ABI memiliki sensitivitas 95,2% dan
spesifisitas 80% dalam mendiagnosis pasien PAD jika dibandingkan
dengan pemeriksaan baku emas yaitu angiografi.
• Berbagai penelitian melaporkan bahwa ABI memiliki sensitivitas
>90% dan spesifisitas lebih dari 95% dalam mendiagnosis stenosis
pada arteri tungkai bawah jika dibandingkan dengan angiografi.
• Peneliti menyimpulkan bahwa ABI memiliki sensitivitas tinggi
(100%) dalam mendeteksi stenosis dengan tingkat >30% pada
angiografi.
13
15. Discussion
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa PWHD memiliki sensitivitas
100% dan spesifisitas 100% dalam mendiagnosis PAD.
• Sebuah studi oleh Ro et al. mengevaluasi sensitivitas ABI,
spesifisitas ABI dan analisis bentuk gelombang volume pulsa (PVW)
yang diperoleh dari photoplethysmography (PPG), dengan analisis
Subyektif Doppler Waveform (DW) dibandingkan dengan standar
emas computed tomography angiography (CTA). Hasil tes dari total
97 pasien (194 kaki) memiliki sensitivitas dan spesifisitas analisis
PPG-PVW dibandingkan dengan CTA masing-masing sebesar 82%
dan 77%; untuk analisis DW, sensitivitas 91% dan spesifisitas 65%,
serta sensitivitas ABI 70% dan spesifisitas 97%.
14
16. Discussion
• Hasil penelitian ini menemukan bahwa sensitivitas bervariasi
tergantung pada lokasi dan derajat stenosis.
• Sensitivitas PWHD terendah dalam mendeteksi stenosis adalah
pada arteri poplitea grade 1 (stenosis <30%) dan PTA grade 2
(stenosis 30-60%).
• Itu karena ada keterbatasan fisiologis yang diakui terkait dengan
analisis subjektif PWHD.
15
17. Discussion
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ABI dan PWHD
dibandingkan dengan angiografi dalam mendeteksi PAD memiliki
sensitivitas 100% dan spesifisitas 80%.
• Lewis dkk. menggunakan pengukuran otomatis ABI dan PVW
untuk mendeteksi PAD dibandingkan dengan DW, ABI memiliki
sensitivitas 79% dan spesifisitas 91%, PVW memiliki sensitivitas
97% dan spesifisitas 81%, dan ketika keduanya digabungkan,
mereka memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 76%.
• Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa kombinasi ABI dan PWHD
merupakan alat diagnostik yang efisien, non-invasif, dan mudah
dalam mendiagnosis PAD.
16
18. Kelebihan Penelitian
• Keuntungan dari penelitian ini adalah membandingkan ABI
dengan PWHD sebagai skrining awal pasien PAD.
• Perangkat PWHD murah dan mudah didapat, sehingga dapat
digunakan oleh tenaga medis garda terdepan dalam mendiagnosis
pasien PAD.
• Keuntungan lain dari penelitian ini adalah membandingkan nilai
sensitivitas dan spesifisitas berbagai lokasi dan derajat stenosis.
17
19. Kekurangan Penelitian
• Keterbatasan penelitian ini adalah sensitivitas dan spesifisitas tes
dalam penelitian ini tidak memasukkan variabel lain dalam
analisis.
18
20. ● Ankle Brachial Index (ABI) dan Pulse Wave Handheld
Doppler (PWHD) memiliki sensitivitas dan spesifisitas
yang baik dalam mendeteksi PAD.
● Kombinasi kedua modalitas diagnostik ini merupakan tes
diagnostik yang efisien, non-invasif, dan mudah dalam
mendiagnosis PAD.
● ABI dan PWHD dapat digunakan oleh tenaga medis garis
depan dan pedesaan untuk mendiagnosis pasien PAD.
● Peneliti menyarankan penelitian tentang sensitivitas dan
spesifisitas kombinasi ABI dan PWHD yang memasukkan
variabel lain.
Kesimpulan
19