Buku panduan ini memberikan informasi mengenai penyalahgunaan narkoba dan penggolongannya. Terdapat tiga jenis narkoba utama yaitu depresan, stimulan, dan halusinogen yang masing-masing memiliki efek berbeda pada tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan bahaya penyalahgunaan narkoba secara langsung maupun tidak langsung serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Booklet narkoba
1.
2. MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA
PUSAT KESEHATAN
___________________________________________
BUKU PANDUAN
PENYULUHAN NARKOBA
Istilah Narkoba berasal dari terjemahan kata Drug.
Drug is any substance, solid, liquid, or gas that change
the function or structure of the body in some way.
Secara awam orang menerjemahkan drug sebagai Narkoba
(Illicit drug), yaitu suatu bahan atau zat kimia yang jika
dimasukan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran,
perasaan, suasana hati, atau perilaku seseorang.
Penggolongan Narkoba/Narkoba menurut efeknya:
a. Depresant
Depresant memiliki efek menekan/
menurunkan fungsi sistem saraf pusat (Central
Nervous System/CNS), tetapi tidak harus membuat
seseorang merasa depresi. Akibat dari penggunaan
golongan zat ini antara lain dapat menurunkan
denyut nadi dan fungsi pernafasan, menimbulkan
rasa rileks dan ngantuk. Depresant dapat
mengakibatkan menurunnya tingkat koordinasi,
konsentrasi dan keseimbangan. Beberapa jenis
depressant juga dapat menyebabkan euphoria
(perasaan bahagia yang berlebihan).
Depresant biasanya digunakan untuk
mengurangi kecemasan, stress dan perasaan yang
tertahan (inhibition). Penggunaan dalam dosis tinggi
dapat menyebabkan hilangnya kesadaran oleh
karena nafas dan detak jantung melemah. Efek yang
biasanya tampak pada pengguna depressant adalah
suara/bicara seperti tertelan, gerakan sempoyongan
dan tidak terkoordinasi. Efek lainnya adalah mual,
muntah, koma dan mati.
Narkoba dan Penggolongannya
JAKARTA, Januari 2020
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3. Termasuk dalam golongan depressant antara
lain alcohol, ganja, opiates (heroin, morfin, codein),
methadone, obat penenang/obat tidur, dan bahan
pelarut (solvent).
b. Stimulant
Stimulant adalah kebalikan dari depressant
yang bekerja dengan meningkatkan fungsi sistem
saraf pusat dan mempercepat produksi impuls saraf.
Penggunaan stimulant akan mengakibatkan
meningkatnya detak jantung, tekanan darah, suhu
tubuh, meningkatkan kewaspadaan, gairah/
semangat dan energi, dan mungkin meningkatnya
rasa percaya diri. Penggunaan stimulant juga dapat
mengakibatkan menurunkan nafsu makan, pupil
mata membesar, talkative, agitasi dan susah tidur.
Sebagian stimulant dapat mengakibatkan rasa haus
dan mengurangi kelelahan.
Penggunaan dalam dosis besar dapat
menimbulkan rasa cemas, panic, sakit kepala,
pandangan kabur, kram perut, agresi dan paranoia.
Yang termasuk dalam kelompok stimulant antara
lain: nikotin, kafein, amphetamine, kokain, dan tablet
pelangsing (duramine, sanorex dan lain-lain).
c. Hallusinogens
Cara kerja hallusinogens adalah dengan
mengaburkan persepsi pengguna terhadap realita
yang ada baik penglihatan, pendengaran, maupun
orientasi terhadap waktu/tempat. Efek hallusinogens
biasanya susah untuk diprediksi. Efek psikologis
sangat bergantung pada mood dan konteks pada
saat menggunakannya. Hallusinogens dapat
mempengaruhi perasaan emosi, euphoria, dan rasa
bahagia. Efek negatif yang sering timbul adalah
perasaan panik, paranoia, dan kehilangan hubungan
dengan realita.
Efek hallusinogens pada fisik ditandai dengan
pembesaran bola mata, hilangnya nafsu makan,
meningkatkan aktivitas, bicara atau tertawa-tawa,
rahang berdetak, berkeringat, dan kadang-kadang
terjadi kram perut dan mual-mual.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain LSD
(Lysergic Acid Diethylamide), magic mashroom
(psilosibin), mescaline (peyote cactus), PCP
(Phencyclidine), ecstasy, ketamine, dan marijuana
(ganja).
Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan
obat atau zat berbahaya di luar tujuan medis dan penelitian,
tanpa pengawasan dokter, digunakan berkala dan terus
menerus, dan tanpa mengikuti aturan dan dosis yang benar.
Menurut Roizen, bahaya penyalahgunaan Narkoba
dapat dikelompokan menjadi 4 golongan (model 4L) yaitu
Liver, Lover, life-style, dan Legal.
a. Liver
Liver dimaksudkan sebagai segala sesuatu
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang
baik fisik maupun psikologis. Penyalahgunaan
Narkoba dapat membahayakan penggunanya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
1) Bahaya langsung
Bahaya secara langsung adalah
bahaya yang diakibatkan oleh efek zat yang
digunakan baik dalam jangka pendek maupun
Dampak Penyalahgunaan Narkoba
4. dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek
bahaya yang bisa terjadi antara lain adalah
gejala over dosis sampai terjadinya kematian
dan tindakan yang sembrono akibat pengaruh
obat (intoxicated behavior) yang dapat
membawa seseorang kedalam bahaya seperti
kecelakaan atau mencelakai orang lain.
Penggunaan Narkoba dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan penggunanya
menjadi cemas, letih dan lelah yang
berkepanjangan, kehilangan motivasi, hilang
ingatan, paranoia, dan dapat merusak organ-
organ vital tubuh seperti otak,hati,paru dan
ginjal. Penyalahgunaan Narkoba dalam jangka
panjang juga dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik dan psikologis.
Ketergantungan fisik adalah adaptasi
neurologis tubuh untuk menghadirkan obat/zat
(narkotika/psikotropika) yang ditandai dengan
terjadinya toleransi dan gejala awal putus
obat/zat (withdrawal) jika pemakaian
dihentikan. Toleransi adalah peningkatan
dosis untuk mendapatkan pengaruh yang
sama sebagai akibat dari penggunaan yang
lama dan terus menerus. Sedangkan gejala
putus obat (withdrawal) adalah reaksi fisik
maupun psikologis yang hebat yang
disebabkan oleh karena penghentian obat
secara tiba-tiba.
Ketergantungan psikologis adalah
hasrat/dorongan yang sangat kuat untuk
menggunakan narkoba (Craving) dengan
tujuan agar memperoleh kenikmatan, atau
dengan kata lain menggunakan narkoba jauh
lebih penting daripada aktivitas lainnya.
2) Bahaya tidak langsung.
Bahaya tidak langsung adalah bahaya
yang ditimbulkan akibat penggunaan alat
(paraphernalia) yang tidak steril atau
penggunaan alat secara bersama-sama
seperti jarum suntik, spuit, sendok, tourniquet,
dan lain-lain. Bahaya tidak langsung ini
misalnya terjadinya abses pada pembuluh
darah, infeksi, tetanus, dan infeksi blood-
borne viruses (BBV), seperti HIV, Hepatitis B,
dan Hepatitis C.
b. Lover
Lover berarti rusaknya hubungan dengan
orang-orang yang dicintai seperti anak, istri, saudara
dan teman dekat (family dis-function). Para pecandu
biasanya karena selalu dala pengaruh Narkoba atau
selalu menomorsatukan Narkoba sehingga membuat
dirinya lupa akan kewajiban dan tidak lagi
memperdulikan orang lain sehingga pada akhirnya
membuat dirinya ditinggalkan/dijauhi oleh orang-
orang yang semula mencintai dan dicintainya.
c. Life Style.
Live style berarti rusaknya gaya hidup yang
telah dibangun sebelumnya. Cita-cita yang diimpikan
menjadi berantakan, putus sekolah, kehilangan
pekerjaan, rumah tangga berantakan, bermasalah di
bidang keuangan (banyak hutang, harta ludes) dan
hidup jadi tidak karuan.
d. Legal
Legal berarti bahaya yang terkait dengan
aspek hukum. Penyalahgunaan dan perdagangan
Narkoba adalah tindakan kriminal. Sementara itu,
untuk memenuhi kebutuhan Narkoba umumnya
5. mereka akan melakukan tindakan yang bersifat
kriminal juga. Mula-mula mereka akan
membelanjakan barang-barang pribadi yang dia
miliki, kemudian merambat ke barang-barang milik
keluarga, setelah itu akan berlanjut ke tindak
kejahatan yang lebih besar seperti menjual diri,
menjadi pengedar, mencuri atau merampok barang
milik orang lain.
Banyak alasan mengapa seseorang terlibat dalam
penyalahgunaan Narkoba, antara lain:
a. Mudah untuk mendapatkannya dan murah
(availability and acceptability).
b. Keingintahuan yang besar tanpa tahu
akibatnya (curiousity).
c. Keinginan untuk mencoba hal-hal baru
(experimentation)
d. Ingin mengikuti tren atau gaya (fashionable)
e. Ingin diterima oleh lingkungannya.
f. Pelarian dari kebosananatau kegetiran hidup
(to eliminate the problem)
g. Ingin meningkatkan rasa percaya diri.
h. Pengaruh teman / tidak bias menolak (peer
pressure).
i. Sikap anti kemapanan (Rebellion).
Penyalahgunaan Narkoba tidak selalu dipicu oleh
kondisi individu seseorang, tetapi juga karena pengaruh
kondisi yang ada di sekelilingnya. Berikut ini adalah
beberapa faktor risiko yang mendorong penyalahgunaan
Narkoba:.
a. Pada Diri Individu.
1) Faktor-faktor dasar dalam diri individu,
seperti sifat suka menyendiri, suka melawan,
suka memberontak, suka mencari/mencoba
hal-hal baru.
2) Melihat teman sepergaulan
menggunaman Narkoba.
3) Teman manarik ke dalam perilaku yang
bermasalah (tidak bisa menolak dengan
tegas).
4) Sikap yang permisif terhadap perilaku
yang bermasalah.
b. Pada Lingkungan Keluarga.
1) Keluarga mempunyai riwayat sebagai
pengguna.
2) Adanya konflik dalam keluarga sampai
dengan terjadinya perceraian.
3) Manajemen keluarga yang buruk.
4) Sikap orang tua yang kasar, keras dan
tidak konsisten.
5) Sikap orang tua yang permisif terhadap
perilaku anak yang mengarah pada perilaku
yang bermasalah.
c. Pada Lingkungan Masyarakat.
1) Ketersediaan Narkoba.
2) Kemiskinan.
3) Transisi demografi dan mobilitas
penduduk.
4) Hubungan kemasyarakatan yang
renggang.
5) Pengaruh teman sebaya (peer
pressure).
6) Sikap permisif masyarakat terhadap
berbagai masalah di lingkungannya.
Mengapa Orang Menyalahgunakan Narkoba?
6. Penyalahguna Narkoba tidak serta merta menjadi
ketergantungan terhadap zat/obat, tetapi yang sekali-sekali
juga bukan berarti tidak menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan sama sekali. Secara gradual tingkatan
pengguna dapat digambarkan sebagai berikut:
Risiko kecil
Risiko besar (Potential user)
Coba-coba (Experimental user)
Kadang-kadang (Social user)
Ketagihan (Problem user)
Ketergantungan
RISIKO KECIL
•Sehat fisik &mental
•Adaptasi sosial baik
•Jujur & bertanggung jawab
•Dapat mengisi waktu senggang
•Cita-cita rasional
RISIKO BESAR:
•Mudah kecewa * Pemuasan segera
•Pembosan-depresif * Menantang risiko
•Gangguan psikoseksual * Kecerdasan kurang
•Berteman dengan pengguna* Suka sensasi
•Kurang motivasi * Rendah diri
•Kurang mampu mengatasi stres
Meskipun tidak semua pengguna menjadi
ketergantungan, akan tetapi beberapa fakta berikut ini perlu
mendapat perhatian:
a. Semua Narkoba membawa risiko dan bahaya
(tidak ada batasan aman bagi pengguna).
b. Tak seorangpun tahu apa kandungan zat yang
dia pakai sebenarnya.
c. Tidak ada jaminan tentang kemurnian dan
kekuatan bahan serta tidak ada yang tahu zat apa
yang dicampurkan di dalamnya.
d. Tidak ada yang yakin akan efek yang terjadi
saat ia menggunakan obat/zat itu sebelumnya.
e. Menggunakan macam-macam zat/obat secara
bersamaan (polydrug use/mixing drug/cocktail)
adalah sangat berbahaya.
f. Pengguna hard-drug umumnya dimulai dari
soft-drug seperti rokok, alkohol dan ganja.
1. Heroin
Heroin termasuk golongan opiate (narcotic
analgesic). Golongan opiate lainnya antara lain opium,
morphine, codein, pethidine, dan methadone. Heroin dan
opiate lainnya termasuk dalam kelompok depresent drug
yang efek kerjanya menurunkan aktivitas sistem saraf pusat
termasuk transfer pesan ke/dari otak dan tubuh, meliputi
respons fisik, mental dan emosional.
Nama opium diambil dari Opium poppy, yaitu
tanaman yang banyak tumbuh di beberapa tempat di dunia
Tingkat Penyalahguna Narkoba
Beberapa Fakta Penting tentang Narkoba
Jenis Norkoba yang Sering Disalahgunakan
7. terutama di Asia dan Timur Tengah. Selama beberapa abad
opium telah digunakan sebagai obat, dan sampai saat ini
yang masih banyak digunakan untuk tujuan medis antara
lain adalah morphine, codein dan pethidine. Heroin sendiri
dibuat dari morphine atau codein melalui suatu proses
kimia, tetapi memiliki efek menghilangkan rasa sakit yang
jauh lebih besar daripada dari bahan dasarnya.
Heroin adalah obat terlarang yang sangan keras
dengan zat adiktif yang tinggi, umunya dikemas dalam
bentuk butiran atau tepung berwarna putih atau cairan
dengan rasa pahit dan tidak berbau. Putauw adalah salah
satu jenis heroin dengan kadar lebih rendah. Cara
penggunaan heroin biasanya melalui suntikan, dipanaskan
dan diisap uapnya (Chassing the dragon) atau dengan
diendus ((snorted).
Nama samaran (Sreet name): putauw, putih, PT,
white, bedak, etep, smack, skag, dope, H, junk, slow, gear,
harry, horse, dan hammer.
Efek langsung:
a. Pernapasan, tekanan darah, dan denyut nadi
melemah, pupil mata mengecil, pandangan mata
kabur, dan mulut kering.
b. Menghilangkan/menurunkan rasa sakit/nyeri.
c. Mengurangi rasa lapar dan dorongan seksual.
d. Menimbulkan rasa senang dan bahagia yang
berlebihan.
e. Bila dosis tinggi, pengguna merasa hangat,
berat dan ngantuk, kadang-kadang juga terjadi mual
dan muntah.
f. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan
sesak napas pendek dan tersengal-sengal, kulit
lembab, tertawa tidak wajar, koma dan bias
mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Kontipasi (sembelit), menstruasi tak teratur,
hilangnya dorongan seksual.
b. Kerusakan vena, tetanus, abses (khususnya
pada pecandudengan memakai jarum suntik), serta
kerusakan hati, paru-paru, jantung dan otak,
terutama pada penggunaan heroin yang tidak murni.
c. Infeksi hepatitis B dan C, serta HIV bagi
pengguna jarum suntik bergantian (IDUs).
Gejala putus obat:
Kesakitan dan kejang-kejang, menggigil, mual,
muntah, diare, kram perut, bola mata mengecil,
mengantuk, mata berair, hidung berlendir,
berkeringat, kekurangan cairan tubuh, gelisah dan
panik.
2. Kokain
Kokain termasuk golongan stimulant yang berefek
meningkatkan daya kerja sistem saraf pusat yang
mengantar dan menerima pesan ke/dari otak dan tubuh.
Kokain berasal dari tanaman koka (Erythroxylon coca).
Tepung diekstrasi dari daun-daun koka yang banyak
tumbuh di Negara Peru, Bolivia, dan Kolombia. Setelah
diolah umumnya berbentuk tepung berwarna krem keputih-
putihan (Cocaine hydrochloride) dengan rasa pahit. Bentuk
lain dari kokain adalah Kristal (crack cocaine) atau tablet.
8. Cara penggunaan dengan diisap (free-basing),
ditelan bersama minuman, disuntikan, diendus melalui
hidung.
Street name: C, Coke, flake, nose candy, snow,
dust, white lady, toot, crack, rock, free-base.
Efek langsung:
a. Meningkatkan keterjagaan, gembira, dan
mengurangi rasa lapar, tenaga bertambah, sukar
tidur, pupil mata membesar, serta denyut nadi dan
tekanan darah meningkat.
b. Cemas, panik dan konsentrasi menurun.
c. Perilaku menjadi tidak terkendali.
d. Gairah seks meningkat.
Pemakaian dengan dosis tinggi menimbulkan efek
agitasi, paranoia, halusinasi, pusing, mual, muntah, tremor,
kehilangan koordinasi, kehilangan gairah seksual,
kehilangan ambisi, serangan jantung, pernafasan cepat dan
tidak teratur. Gejala over dosis ditandai dengan gelisah,
suhu badan meningkat, berkhayal, tertawa tidak wajar,
gagal ginjal, perdarahan otak, serangan jantung, stroke,
koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek penggunaan jangka panjang:
Gelisah, mual, semangat yang berlebihan
(hyper-excitability), insomnia, berat badan menurun,
kelelahan, halusinasi, dan depresi.
Gejala putus obat ditandai dengan:
a. Lesu, letih, lelah, depresi, tak dapat
mengendalikan diri, craving berat (crash phase).
b. Depresi, kurang energi, cemas, cepat marah,
dan craving meningkat (withdrawal phase)
c. Kurang motivasi, tak mampu merasakan
kesenangan, mual, muntah, shock, agitasi dan nyeri
otot (extinction phase)
3. Cannabis/ Ganja.
Cannabis atau ganja berasal dari tanaman Cannabis
sativa. Bahan kimia aktif dalam ganja adalah THC (delta-9
tetrahydro cannabinol) yang dapat mempengaruhi
perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Ganja termasuk
dalam golongan depressant.
Ganja memiliki 3 bentuk:
a. Marijuana (ganja) yaitu daun atau bungan
kering dari tanaman ganja untuk dirokok atau diisap
menggunakan bong.
b. Hasish (Hash) berbentuk blok-blok kecil dari
resin ganja kering dan beerwarna coklat muda
sampai kehitam-hitaman. Konsentrasi hasish jauh
lebih besar dari marijuana demikian juga efek yang
ditimbulkannya. Biasanya pemakaiannya dengan
ditambahkan pada tembakau dan dirokok atau
dibakar dan dimakan seperti kue.
c. Hasish oil, merupakan ekstrak dari hasish
berupa cairan berminyak dan kental. Cara
penggunaan biasanya dengan dioleskan pada ujung
atau kertas rokok lalu diisap.
9. Street name: Marijuana, gele, cimeng, ganja, hash,
kangkung, oyen ikat, bang, labang, rumput, grass,
pot, stick, baudha, dope, herb.
Efek langsung:
a. Rasa malu berkurang, bahagia berlebihan,
relaks, tertawa spontan, akrab, ngantuk.
b. Nafsu makan meningkat.
c. Mengaburkan persepsi terhadap warna,
suara, waktu dan tempat.
d. Koordinasi dan keseimbangan menurun.
e. Mempengaruhi memori dan kemampuan
untuk berfikir logis.
f. Meningkatkan detak jantung dan menurunkan
tekanan darah.
Penggunaan dengan dosis tinggi mengakibatkan
pengguna menjadi bingung, gelisah, halusinasi, cemas,
panic dan hilang akal, reaksi menurun serta paranoia.
Gejala over dosis biasanya ditandai dengan panic,
mengamuk, agak demam, pupil mata membesar, paranoia,
koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek penggunaan jangka panjang:
a. Gangguan pada saluran pernafasan seperti
bronchitis kronis, dan kanker paru.
b. Kurang motivasi.
c. Fungsi otak menurun (konsentrasimenurun
dan memori berkurang).
d. Produksi hormone menurun, menstruasi tidak
teratur.
e. Psikosis (halusinasi, delusi, schizophrenia)
Gejala putus obat ditandai dengan gangguan tidur
(sukar tidur), mudah marah, gelisah, hilang nafsu makan,
berat badan menurun, cemas, berkeringat, gangguan perut,
menggigil, suhu tubuh naik dan tremor.
4. Amphetamine
Amphetamine tergolong dalam kelompok psyco-
stimulant (speed) yang memiliki efek merangsang daya
kerja system saraf pusat. Sebagian besar amphetamine
diproduksi di laboratorium gelap (back yard/ clandestain
factory) dan dijual secara illegal. Amphetamine biasanya
dikemas dalam bentuk pil, kapsul, serbuk, Kristal atau
cairan.
Cara penggunaan biasanya secara oral (dicampur
dengan kinuman), diisap atau disuntukan. Turunan
amphetamine yang banyak digunakan di pasaran adalah
methamphetamine (shabu-shabu) dan
methyleneDioxyMethAmphetemine/MDMA (ecstasy) yang
memiliki efek rangsangan yang lebih kuat terhadap system
saraf pusat.
Street name:
Amphetamin (Speed, up, fast, whiz, uppers),
Methamphetamine (shabu-shabu, Kristal, ubas, SS,
mecin, Ice),
M D M A (ecstasy, inex, I, kancing, XTC, love drug,
party drug).
10. Efek langsung:
a. Meningkatkan/memacu fungsi organ tubuh
seperti detak jantung, pernafasan, dan tekanan
darah, mulut menjadi kering, keluar keringat banyak,
dan pupil mata membesar.
b. Menambah energy dan meningkatkan
kewaspadaan sehingga membuat pengguna menjadi
lebih energik dan penuh rasa percaya diri, berbicara
berlebihan, gembira berlebihan, susah tidur dan
gelisah.
c. Nafsu makan berkurang.
d. Beberapa pengguna menjadi cemas, mudah
marah, agresif dan merasa superior.
e. Pada pengguna ecstasy, biasanya disertai
dengan gejala rahang berdetak, gigi gemerutuk,
merasa dekat dengan yang lainnya, dan timbul
halusinasi.
Gejala over dosis ditandai dengan gejala tertawa
yang tidak wajar, muka merah, demam, gangguan
perdarahan, mual, muntah, tremor, kejang, koma dan bias
mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Insomnia (susah tidur kronis), cemas, tegang,
tekanan darah naik, detak jantung menjadi lebih
cepat dan tidak teratur.
b. Malnutrisi.
c. Psikosis (oaranoia, delusi, halusinasi dan
perilaku yang aneh)
d. Rentan terhadap penyakit infeksi.
e. Menjadi kejam dengan tanpa alas an.
f. Terjadi kerusakan pada sel-sel otak.
Gejala putus obat:
a. Merasa lapar.
b. Kelelahan yang sangat berat.
c. Cemas, panic, mudah tersinggung, dan cepat
marah.
d. Depresi.
e. Tidur lama tapi tidak bias pulas, karena sering
diganggu mimpi-mimpi buruk.
5. Alcohol (minuman keras)
Efek langsung:
a. Merasa bahagia, relax, kurang konsentrasi,
reflex menurun, hilang rasa malu, lebih percaya diri,
kemampuan koordinasi menurun, pembicaraan
seperti tertelan, suasana hati berubah-ubah (sedih,
senang, marah).
b. Pandangan mata kabur, menjadi bingung,
kendali otot memburuk.
Gejala over dosis biasanya ditandai dengan sakit
kepala, tegang, muntah-muntah, gemetar, pingsan,
koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Rasa kebas, mati rasa pada tangan dan kaki.
b. Tekanan darah meningkat, denyut nadi tidak
teratur dan pembesaran jantung.
c. Hepatitis, serosis hepatitis dan kanker hati.
d. Kerusakan otak, kehilangan memori, bingung
dan halusinasi.
e. Kulit memerah, memar dan berkeringat.
Gejala putus obat:
a. Hilang nafsu makan.
b. Mual, muntah dan gelisah.
c. Cemas dan susah tidur.
d. Mudah marah.
e. Bingung.
f. Tremor, gemetar.
11. g. Berkeringat, kejang-kejang.
h. Detak jantung dan tekanan darah meningkat.
6. Benzodiazepine (minor tranquillizer, sleeping pil,
sedative hypnotic).
Benzodiazepine (benzos) adalah obat psikotropika
yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan. Benzos
biasanya diresepkan dokter untuk mengurangi stress dan
kecemasan, serta untuk membantu orang yang susah tidur.
Ada juga yang digunakan untuk pengobatan withdrawal,
karena ketergantungan zat atau anestesi sebelum operasi.
Ada juga orang yang menggunakan benzos sekedar untuk
mencari kesenangan semata.
Benzos biasanya dikemas dalam bentuk tablet atau
kapsul. Penyalahguna sering mencampurnya dengan zat
lain, misalnya alkohol atau heroin dengan cara
menyuntikkan. Beberapa jenis benzos yang sering dijumpai
di pasaran antara lain: Mogadon (nitrazepam), rophinol
(flunitrazepam), dan valium (diazepam).
Efek langsung:
a. Mengurangi rasa kecemasan, sehingga
pengguna menjadi tenang, relaks dan tidak tegang.
b. Mengendurkan otot-otot.
c. Mengantuk, lelah dan letih.
d. Merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya.
Penggunaan dengan dosis tinggi memiliki pengaruh
yang sama dengan keracunan alkohol, misalnya pengguna
menjadi bingung, pembicaraan seperti tertelan, koordinasi
dan keseimbangan menurun, sulit berpikir secara jernih dan
bahkan bisa hilang ingatan. Kadang-kadang pandangan
mata menjadi kabur dan berbayang, pusing, suasana hati
berubah-ubah (mood swing), dan bias juga terjadi tindakan
yang agresif. Koma dan kematian bias juga terjadi bila
pengguna over dosis. Umunya over dosis bila pengguna
memadukan benzos dengan obat/zat lainnya.
Efek jangka panjang:
Penggunaan benzos lebih dari dua minggu tidak
direkomendasikan. Benzos bias juga membantu
mengurangi kecemasan dalam jangka pendek, tetapi tidak
dapat memecahkan masalah yang sebenarnya, karena
benzos mengobati gejalanya bukan penyebabnya.
Penggunaan benzos dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan:
a. Mengantuk.
b. Kurang motivasi.
c. Kesulitan untuk berfikir jernih.
d. Hilang ingatan.
e. Mengubah kepribadian.
f. Terjadi perubahan respons emosional.
g. Cemas, mudah marah, agresif.
h. Susah tidur karena diganggu mimpi-mimpi
buruk.
i. Mual, sakit kepala.
j. Kulit memerah.
k. Gangguan menstruasi.
l. Nafsu makan meningkat, berat badan
meningkat.
Gejala putus obat:
a. Tidak bisa tidur nyenyak.
b. Badan lemah, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Nyeri, kaku dan kejang otot.
d. Muka kebas dan tremor.
e. Timbul gejala seperti sakit flu.
f. Cemas, tegang dan panic.
g. Perasaan kacau, bingung dan depresi.
h. Paranoia.
12. 7. Bahan pelarut (Inhalatnt/Solvent)
Inhalant adalah bahan-bahan mudah menguap, dan
jika uap tersebut dihirup, dapat menyebabkan penggunanya
menjadi mabuk atau high/fly. Inhalant tergolong sebagai zat
depressant, sehingga mempunyai efek yang menyerupai
efek alkohol atau ganja. Beberapa produk yang sering
disalahgunakan antara lain: lem, gas korek api (butane),
cairan pembersih, correction fluid (type-ex), thinner cat, dan
bensin.
Efek langsung:
a. Hilang rasa malu, tertawa-tawa, gembira yang
tidak wajar dan mabuk.
b. Tidak tenag, gelisah dan ngantuk.
c. Mengalami gejala-gejala seperti flu.
d. Disorientasi dan diskoordinasi.
e. Diare.
f. Perdarahan dan luka di sekitar mulut dan
hidung.
g. Perilaku yang sembrono/ceroboh.
h. Bisa mengakibatkan kematian mendadak
(sudden sniffing death) bila OD akibat gagal jantung,
karena denyut jantung mendadak menjadi cepat dan
tidak beraturan. Kematian juga bias terjadi karena
lemas bila pengguna menghirup dari dalam kantong
plastic dan tercekik. Kematian juga bias terjadi
karena kecerobohan pengguna dengan melakukan
sesuatu yang berbahaya saat berada di bawah
pengaruh zat (intoxicated behavior), seperti
kecelakaan lalu lintas, masuk sungai dan
sebagainya.
Efek jangka panjang:
a. Badan tampak pucat, tremor, berat badan
menurun dan merasa capek.
b. Terjadi iritasi dinding perut, kerusakan otak,
system syaraf, ginjal dan hati.
c. Hilangnya daya ingat, tak mampu berfikir
jernih dan logis.
d. Mudah marah, bermusuhan dan merasa
tersiksa.
Dua hal pokok untuk membendung kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan Narkoba adalah melalui upaya
peningkatan jalinan komunikasi (connectedness) dan
peningkatan kemampuan daya tangkal (resilience).
Peningkatan jalinan komunikasi berarti
menumbuhkan rasa memiliki dan menikmati hubungan yang
kuat dan berart baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
antar teman sebaya, maupun dalam masyarakat. Dalam hal
ini bantuan dan dukungan dari orang tua sangat penting
artinya. Bantulah anak untuk selalu berfikir positif tentang
dirinya, beri pujian dan dorongan, serta penghargaan.
Lewatkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka dan
berikan mereka tanggung jawab agar mereka merasa
berarti.
Peningkatan kemampuan daya tangkal berarti
kemampuan seseorang untuk mengatasi masalah yang di
Penaggulangan Masalah Penyalahgunaan Narkoba
13. hadapi, kemampuan untuk menghindari tekanan-tekanan
dari lingkungan sosial yang berbeda yang mungkin
memaksanya untuk terjerumus ke dalam masalah
penyalahgunaan Narkoba, serta kemampuan untuk
merespons hal-hal positif yang ada di sekelilingnya. Untuk
menumbuhkan daya tangkal tersebut seseorang perlu
dibekali tentang life skill dan fakta-fakta tentang Narkoba. Di
samping itu mereka juga perlu diberi pilihan lain yang lebih
sehat daripada Narkoba, dan yang tidak kalah pentingnya
adalah ajari mereka tentang teknik untuk berkata TIDAK
bila ditawari Narkoba.
Bahaya penyalahgunaan Narkoba seperti kita
ketahui dapat berupa penyakit atau kesakitan, kecelakaan,
hubungan keluarga atau hubungan sosial yang berantakan,
kekerasan, kejahatan dan berbagai masalah di tempat kerja
atau di masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan
Narkoba, salah satu pendekatan yang digunakan adalah
Harm Minimization. Harm Minimization merupakan
pendekatan yang mencakup upaya-upaya untuk mencegah
terjadinya bahaya tersebut dan/atau mengurangi tingkat
keberbahayaan yang ditimbulkannya. Harm minimization
memiliki tiga pilar utama, yaitu supply reduction, demand
reduction dan harm reduction.
a. Supply reduction, adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menghancurkan jaringan peredaran
Narkoba, termasuk tempat-tempat produksinya.
Upaya ini mencakup respons polisi, bea cukai,
pengadilan dan aparat lainnya, khususnya yang
berkait dengan penegakan hokum (law enforcement)
termasuk pembaruan produk-produk hukum yang
terkait (law reform and regulation).
b. Demand reduction adalah segala upaya untuk
mencegah atau menghindarkan orang dari perbuatan
penyalahgunaan Narkoba. Demand reduction ini
mencakup kegiatan-kegiatan seperti public campaign
tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba,
penyuluhan kesehatan, pengembangan masyarakat,
pendidikan melalui teman sebaya (peer education),
life skill education, skill building and employment
program, treatment and rehabilitation, screening test,
serta penyediaan kegiatan alternative positif bagi
remaja sebagai bagian dari upaya pencegahan.
c. Harm reduction terutama ditujukan bagi para
pengguna Narkoba yang tidak bisa melepaskan diri
dari kebiasaannya, agar mereka tetap bisa hidup
normal, terbebas dari kemungkinan terinfeksi
berbagai penyakit dan keracunan, serta tidak
menimbulkan gangguan atau membahayakan orang
lain. Contoh-contoh kegiatan harm reduction antara
lain test kadar alcohol dalam darah (random breath
testing), pembatasan umur untuk membeli rokok atau
alcohol, pendidikan dan/atau penyediaan informasi
tentang cara penggunaan jarum suntik dan
paraphernalia lainnya yang lebih aman, substitusi
Narkoba dari cara suntikan ke cara isap atau ditelan
seperti program terapi rumatan methadone (PTRM),
serta layanan jarus suntik steril (LJSS).
1. Sakaw: sakit karena lagi 'nagih' putaw.
Beberapa Istilah Seputar Narkoba
14. 2. BD : sebutan untuk bandar narkoba.
3. Parno : paranoid karena ngedrugs.
4. Junkies: sebutan untuk pecandu.
5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'.
6. Bong : alat mengisap shabu.
7. O-de : over dosis.
8. PT : sebutan lain putauw (heroin).
9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu.
10.Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin.
11.Wakas : ketagihan.
12.Pakauw : pakai putauw.
13.Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat
ke tubuh.
14.Pedauw/badai : teler/mabok
15.Ubas : shabu.
16.Kertim : kertas timah.
17.Afo : aluminium foil.
18.Bhironk : orang Nigeria/pesuruh.
19.Insul/spidol : alat suntik.
20.Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah
terkecil.
21.Gauw : gram.
22.Sperempi : ¼ gram.
23.Setangki : ½ gram.
24.Giber/giting/gonjes : mabok/teller.
25.Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja.
26. Selinting : 1 batang rokok/ganja.
27. Inex : Ecstasy.
28. Amphet : amphetamine
29. Snip : pakai putauw lewat hidung (diisap).
30. Ngedrag : baker putauw diatas timah.
31. Bokul : beli barang.
32. Gepang : punya putauw/ heroin.
33. Gitber : giting berat/mabok berat.
34. Spirdu : sepaket berdua.
35. Betrik : dicolong/ nyolong.
36. Koncian : simpanan barang.
37. BB : barang bukti.
38. Coke : kokain.
39. Jokul : jual.
40. Bokauw : bau.
41. Kurus : kurang terus.
42. Gantung :setengah mabok.
43. BT/snuk : pusing/ buntu.
44. Boat/ boti :obat.
45. Abses : salah tusuk urat/bengkak.
46. KW : kualitas.
47. Mupeng : muka pengen.
48. Pyur : murni.
49. BT : Bad Trip (halusinasi yang serem).
50. Teken : minum obat/pil/kapsul.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, silakan
hubungi:
1.
2.
3.
Informasi Lebih Lanjut
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950,
DKI Jakarta, Indonesia
Website: www.kemkes.go.id
Email: Email: ropeg@kemkes.go.id