2. Gambar 6.1
Roda Deming
Tahap Kedua
Desain Produk
Keinginan Pasar
Tahap Pertama
Tahap Ketiga
Keinginan Pasar
Riset Pasar
Efektif dan Efesien
Produksi
Tahap Keempat
Pemasaran dan
Pelayanan Purna Jual
3. PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI
Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif
terhadap keseluruhan fungsi audit produksi dan operasi untuk
menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan
(ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas
pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses
produksi dan operasi.
Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini
antara lain :
Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga
segera dapat diperbaiki.
Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan
dukungan dari berbagai pihak yang terkait.
4. PRINSIP-PRINSIP UMUM
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap
pelaksanaan audit yang digunakan oleh auditor sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas profesionalnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses
produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk
yang dihasilkan konsisten dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi wilayah (bagian) yang masih
memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan
menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian
terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang
telah ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara
aktivitas produksi dan operasi denan kebutuhan kriteria (standar)
yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi terbaik.
5. 1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan
(pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah sevara cermat
menghubungkan santara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta
peluang yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas priduksi dan operasi telah
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung
dihasilkannya produk yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu
yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah
melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan perusahaan.
6. 1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang
berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi
produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi
yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan
proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan
serta hambata-hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi
dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan
operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan
kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
7. TAHAP-TAHAP AUDIT
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara
pihak auditor dengan organisasi auditee. Pertemuan ini
bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan
rencara audit dan penggalian informasi umum tentang
organisasi auditee, objek yang diaudit, mengenal lebih lanjut
kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada prises
produksi dan operasi.
Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap
perusahaan secara umum, produk yang dihasilkan, proses
produksi dan operasi yang dihasilkan, melakukan peninjauan
terhadap produksi, layout pabrik, sistem computer yang
digunakan dalam upaya menunjang keberhasilan fungsi ini
dalam mencapai tujuan. Setelah melakukan tahap ini auditor
dapat memperkirakan kelemahan-kelemahan yang mungkin
terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee.
8. 2. Review dan pengujian pengendalian manajemen
Auditor melakukan review dan pengujian terhadap
beberapa perubahan yang tejadi pada struktur
perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang
digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan,
sejak hasil audit terakhir. Pada tahap ini auditor juga
mengindentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan
dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang
mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan audit
produksi dan operasi.
Berdasar review dan pengujian yang dilakukan
pada tahap ini auditor mendapatkan keyakinan tentang
dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta
tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan
yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang
telah ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya.
9. 3. Audit Lanjutan (Terinci)
Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan
pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur,
catatan-catatan yang berkaitan dengan produksi dan
operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama
audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari
pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang
merpuakan kelemahan yang ditemukan auditor.
Untuk mendapatkan informasi yang lengkap,
relevan dan data dipercaya, auditor menggunakan daftar
pertanyaan yang ditujukan kepada berbagai pihak yang
berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah
yang diaudit.
10. 4. Pelaporan
Laporan audit disajikan dengan format :
1. Informasi Latar Belakang
Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari
perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta
ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi
strategi tersebut.
2. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan
ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.
3. Rumusan Rekomendasi
Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternative solusi
atas kekurangan yang masih terjadi.
4. Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit menjelaskan tetang cakupan (luas) audit yang
dilakukan sesuai dengan penugasan yang diterima dengan pemberi tugas
audit
11. 5. TINDAK LANJUT
Rekomendasi yang disajikan auditor dalam
laporannya merupakan alternatife perbaikan yang
ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan
yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lajut
yang dilakukan merupakan bentuk komitmen
manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi
lebih baik dari yang sebelumnya.
12. RUANG LINGKUPAUDIT
Ruang lingkup audit produksi dan operasi
meliputi keseluruhan dari program/aktivitas yang
dikelola pada fungsi ini, yang merupakan bagian dari
wewenang dan tanggungjawab untuk mendukung
pencapaian tujuan perusahaan. Secara keseluruhan
ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi:
1. Rencana produksi dan operasi
2. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah
3. Pengendalian produksi dan operasi.
13. 1. RENCANA PRODUKSI DAN OPERASI
Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produk
yanga dipersyaratkan, aktivitas pengembangan dan rekayasa,
kapasitas produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersidaan
SDM, bahan baku, dan tingkat imbal hasil investasi yang
dipersyaratkan investor.
Penyusunan rencana induk harus didasarkan pada
ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaannya, peluang dan
ancaman yang dihadapi dan usaha-usaha untuk melaukan
perbaikan dan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi. Suatu rencana induk memuat tentang :
1) Jadwal induk produksi
2) Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi
3) Tingkat persediaan
4) Perencanaan keseimbangan lintas produksi
14. LANJUTAN …..
Menjadikan rencana produksi utama sebagai pedoman operasi
dalam menunjang startegi pencapaian tujuan perusahaan, beberapa
pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam
merumuskan rencana produksi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tesebut
meliputi :
1. Apakah persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan
permintaan selama periode permintaan.
2. Apakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume produksi dan
operasi akan diakomodasi dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja.
3. Apakah perusahaan akan menggunakan tenaga paruh waktu, atau waktu
lembur jika terjadi lonjakan permintaan yang melebihi kemampuan
kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya dan bagaimana perusahaan
mengelola kapasitas menganggur jika terjaadi penurunan permintaan.
4. Apakah perusahaan akan menggunakan subkontaktor dalam
mengantisipasi permintaan yang berfluktuasi, sehingga kestabilan tingkat
SDM dapat dipertahankan.
5. Apakah perusahaan memutuskan untuk mengubah harga atau faktor-
faktor yang lain, untuk memengaruhi permintaan.
15. GAMBAR 6.2
Hubungan Berbagai Bagian dalam Perencanaan Produksi dan Operasi
Kapasitas
Persediaan
Rencana Detail dan
Kebutuhan
Kepastian
Rencana Kebutuhan
Bahan Baku
MANAJEMEN
Imbal Hasil
Investasi (ROI)
PEMBELIAN
Kinerja Pemasok
REKAYASA
SDM
JADWAL
PRODUKSI
UTAMA
Penyelesaian
Rancangan
Perencanaan Daya
Guna Manusia
Arus Kas
Laksanakan Rencana
Kapasitas
Laksanakan Rencana
Bahan Baku
RENCANA
PRODUKSI
Realistis
Apakah
Pelaksanaaan
Sesuai ?
16. 2. JADWAL INDUK PRODUKSI
Jadwal produksi utama membuat spekulasi tentang apa yang
akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai dengan rencana produksi.
Rencana ini mencakup input yang akan diproses seperti permintaan
konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM , fluktuasi persediaan,
kinerja pemasok, dan berbagai pertimbangan lainnya. Jadwal produksi
ini mendiskripsikan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan untuk
setiap kelompok barang. Kapan produk tersebut harus sudah siap untuk
diserahkan kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus tersedia
untuk menghasilkan produk sesuai dengan rencana operasi perusahaan
dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.
Jadwal produksi yang akurat dapat meminimalkan biaya
persediaan dan penyetelan (set up) mesin, karena jadwal ini telah
menghubungkan antara kebutuhan konsumen dengan jadwal pengiriman,
penerimaan bahan baku dan pengelolaan kapasitas produksi yang
dimiliki perusahaan. Disamping itu, jadwal produksi yang akurat juga
dapat meminimalkan kerja lembur (over time), waktu sumber daya yang
menganggur (idle time resources) dan penentuan tingkat persediaan yang
optimal.
17. 3. PENILAIAN ATAS PENGGUNAAN KAPASITAS PRODUKSI
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi yang tepat berkaitan
dengan besaran kapasitas yang harus dimiliki. Perusahaan juga harus memiliki
dasar dan metode yang tepat dalam meramalkan kebutuhan kapasitasnya
dimasa depan. Pengelolaan kelebihan dan penentuan sumber lain jika terjadi
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi harus dituangkan dalam suatu
pedoman tertulis sehingga pengambilan keputusan berkaitan dengan kapasitas
tidak bias dengan tujuan produksi dan operasi yang telah ditetapkan.
Pertimbangan kapasitas ini harus mendasari terjadinya praktik optimalisasi
terhadap penggunaan kapasitas produksi.
Jika berdasarkan rencana penjualan ternyata rencana produksi lebih
dari pada kemampuan kapasitas yang dimiliki, memungkinkan perusahaan
untuk menerima pesanan produksi dengan harga dibawah tingkat laba normal
untuk memaksimalkan penggunaan kapasitas. Karena pada kondisi ini biaya
tetap untuk kapasitas yang menganggur yang menjadi dasar perhitungan harga
pokok produk ada dalam posisi nihil (Nol). Rencana induk produksi harus
meminimalkan terjadinya kapasitas menggangur, untuk menjadikan operasi
berjalan secara efektif dan efisien
18. 4. TINGKAT PERSEDIAAN
Secara umum persediaan pada industri manufaktur
terdiri atas persediaan bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi, dan persediaan perlengkapan (supplies).
Kebijakan tentang perseddiaan bahan baku harus
memerhatikan hubungan permintaan atas persediaan
tetsebut, apakah termasuk dalam kelompok permintaan
independen atau permintaan dependen. Hal ini penting
sekali karena akan berpengaruh kepada metode
permintaan atas persediaan tersebut dalam mendukung
efektivitas dan efisiensi, proses produksi dan operasi.
19. 5. PERENCANAAN KESEIMBANGAN LINTAS PRODUKSI
Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan ini produksi
(production line balancing) bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar
guna memperoleh optimalisasi pengguna fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi
melalui penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja (work station). Dengan demikian,
tujuan produksi tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien.
Pengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi
dapat dilakukan dengan metode coba-coba (trial and error). Metode ini lebih sederhana
sehingga mudah untuk diterapkan untuk kasus-kasus dengan jumlah elemen tugas yang
tidak banyak. Metode pengelompokan penugasan yang lain adalah metode heuristik, yang
memberikan hasil lebih akurat pada kasus jumlah elemen penugasan yang sangat banyak.
Metode ini mengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi
yang optimal dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal (tidak ada tugas lain yang
mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan).
2. Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia.
3. Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksima
4. Melanjutkan kestasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur diatas sampai
semua penugasan selesai.
20. No Variabel Kriteria Pengukuran
1. Jumlah Produksi Induk · Tepat kuantitas
· Tepat mutu (kuantitas)
· Tepat waktu
· rasio hasil produksi dengan
kebutuhan
· standar kualitas
· jadwal pelepasan barang kepasar
2. Optimalisasi Penggunaan
Sumber Daya
· kapasitas penuh
· Maksimum utilisasi
· rasio rencana produksi dengan
kapasitas tersedia
· rasio pengguna kapasitas dengan
kapasitas tersedia
3. Tingkat Persediaan · Persediaan minimum (zero) · Rasio jumlah persediaan akhir
dengan hasil produksi
4. Keseimbangan lintas
produksi
· Tidak ada kemacetan proses
produksi
· Keseimbangan beban operator
dengan mesin produksi
· Rencana operasi dan pemeliharaan
mesin produksi
· Raiso operator dengan mesin
produksi
Tabel 1
Kriteria dan Pengukuran Variabel Rencana Induk Produksi dan Opersai
21. G. PRODUKTIVITAS DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH
Transformasi yang mengubah input menjadi
output selalu diikuti dengan peningkatan nilai
tambah. Lean production adalah suatu metode
produksi ramping yang dikembangkan oleh produsen
yang menggunakan fokus berulang dalam rancangan
prosesnya mampu secara signifikan memberi
keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya.
Keunggulan laen production, didukung oleh
kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal
mengoptimalkan pengguna sember daya perusahaan
untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya,
kebijakan dan praktik tersebut meliputi :
22. 1. Penghapusan persediaan
Produsen dengan laen production memfokuskan produksi dan operasinya pada
penurunan (penghapusan) persediaan. Metode ini menggunakan just In Time dalam
menurunkan persediaan dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut.
Mereka menurunkan waktu pemborosan dan biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses
operasinya.
2. Zeno Defect
Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat
membantu karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan
proses produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan
dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
3. Meminimalkan kebutuhan tempat (Areal)
Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan
tempat (areal) dalam proses produksi. Penataan fasilitas poduksi yang terintegrasi dengan
gudang penyimpanaan bahan baku dan produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat
tanpa mengganggu jalannya proses produksi.
4. Kemitraan dengan Pemasok
Melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan
model yang banyak dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan
membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana
dan standar kebutuhan bahan kapadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik
kebutuhan perusahaan. Dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan tersebut
dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.
23. 5. Meminimalkan Aktivitas yang tidak Menambah Nilai
Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan
perbaikan secara terus-menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini,
meminimalkan aktivitas-aktivitas yang tidak berguna (tidak menambah nilai)
baik bagi pelanggan maupun bagi perubahan.
6. Pengembangan Angkatan kerja
Dengan secara terus-menerus memperbaiki desain pekerjaan,
pelatihan, partisipasi, komitmen karyawan dan pemberdayaan kelompok-
kelompok kerja, metode ini secara konsisten mengembangkan angkatan kerja.
7. Menciptakan Tantangan dalam Bekerja
Mengidentifikasi tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi
perusahaan tidak efisien, meliputi:
1. Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaa)
2. Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur
3. Penanganan material yang terlalu sering
4. Persediaa (bahan baku dan/atau barang jadi,
5. Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi
produk.
6. Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)
7. Pengolahan kembali produk cacat
24. H. PENGENDALIAN PRODUKSI DAN OPERASI
Tujuan utama pengendalian produksi operasi meliputi 3 hal dalam
keunggulan bersaing perusahaan sebagai berikut:
1. Maksimumkan Tingkat Pelayanan
Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara
tepat. Beberapa elemen yang harus mendapat perhatian khusus adalah: kualitas
produk, ketersediaan produk (jika diinginkan), harga yang kompetitif, penyediaan
untuk stock pengaman dan penyerahan yang tepat waktu. Proses harus memahami
bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal
tetapi yang telah kalah pentingnya adalah pelanggan internal.
2. Minimumkan Investasi pada Persediaan
Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan
pendukung) manufaktur ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses
berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan. Aktivitas
pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi dengan jadwal produksi
demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana (jadwal)
penyerahan kepada pelanggan. Semua hubungan ini harus berjalan seperti halnya
hubungan pelanggan pemasok, dimana setiap pemasok harus memuaskan
pelanggannya. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus
(smooth production flow) dengan persediaan yang minimumkan dan waktu tunggu
yang pendek.
25. 3. Efisiensi produksi dan Operasi
Untuk memperoleh harga yang kompetitif, pengendalian harus meminimumkan
biaya-biaya yang terjadi dalam produksi dan operasi. Efisiensi produksi dan operasi adalah
sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam
proses produksi dan operasi. Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mungkin mampu
menekan pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. Perhatian khusus harus
diberikan terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak langsung, dukungan dan
keterlibatan pekerjaan, kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas pendukung yang efektif dan
berbagai hal lain yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung.
Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan
komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai
dengan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut
meliputi hal-hal berikut:
4. Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang
diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan. Pengendalian bahan baku mencakup keseluruhan aktivitas yang
berhubungan dengan bahan baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan, penanganan
pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan bahan baku tersebut digunakan (diolah)
dalam proses produksi
5. Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi
Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk mematikan bahwa
semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses
produksi sesuai dengan ketentuan penggunaannya.desain dan penempatan peratan yang tepat
menjadi faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan efisien mampu
menghasilkan produk tepat sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
26. 6. Pengendalian Transformasi
Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk
memastikan bahwa proses pengolahanini bejalan sesuai dengan kebutuhan proses yang
efektif dan efisien. Pada pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali kualitas
(quality control) sangat penting untuk memastikan bahwa proses yang berjalan
menghasilkan produk yang tepat (kuantitas, kualitas, dan waktu) dengan pengorbanan
yang minimum. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengendalian ini mencakup
pengesahan proses produksi dan pengendalian perubahan atas permintaan, inspeksi
sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium dari pemprosesan ulang
7. Pengendalian kualitas
Pengendalian kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian proses
produksi, yang hanya membebankan tanggung jawab kualitas produk kepada unit
kendali kualitas. Sistem biaya kualitas dapat memberikan informasi kepada perusahaan
tentang berbagai aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan produk sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.
8. Pengendalian Barang Jadi
Merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan barang setelah
selesai diproduksi. Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa penanganan
barang setelah produksi berjalan sesuai dengan prosedur, sehingga tidak terjadi
kerusakan barang dalam proses, penyimpanan, atau pendistribusiannya. Untuk
memastikan bahwa barang dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan pelanggan
pada saat diserahkan, pengendalian ini melakukannya melalui tahapan : (1) verifikasi
penanganan, penyimpanan dan inspeksi, (2) pengujian dan distribusi.