Pasir Batu

CV. LIONG CIMANGKOK
KP. CIMANGGU DESA CIMANGKOK – SUKALARANG
Kegiatan pertambangan
PENGGALIAN PASIR serta
PENGGALIAN BATU BANGUNAN

KATA PENGANTAR i
PROPOSAL KEGIATAN TEKNIS PERTAMBANGAN
CV. LIONG CIMANGKOK
KATA PENGANTAR
Dokumen proposal kegiatan pertambangan penggalian pasir serta penggalian batu hias dan
batu bangunan CV LIONG CIMANGKOK ini dibuat dalam rangka pemenuhan salah satu
prasyarat terbitnya Surat Kesesuaian Rencana Kabupaten (SKRK) yang diterbitkan oleh
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sukabumi. Berikut di dalamnya terdapat
beberapa rencana kegiatan pertambangan yang akan dilakukan.
Harapan kami semoga dokumen ini dapat menjadi bahan pertimbangan Pemerintah
Kabupaten Sukabumi terkait rencana kami dalam kegiatan pertambangan di Kampung
Cimanggu, Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.
Sukabumi, Mei 2023
CV. LIONG CIMANGKOK
JEFFRY TANDO
Direktur

DAFTAR ISI ii
CV. LIONG CIMANGKOK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................. 2
1.2.1 Maksud........................................................................................................ 2
1.2.2 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.3 Landasan Hukum ................................................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................................... 3
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah .............................................................................. 3
1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan............................................................................. 3
1.5 Sistematika Pembahasan..................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN .............................................................................................. 5
2.1 Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Cipta Kerja .......................... 5
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko .................................................................... 6
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang .................................................................................................. 7
2.4 Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor
77 Tahun 2022 Tentang Kebijakan Mineral dan Batubara Nasional.................... 8
2.5 Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 22 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2032............. 9
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PERUSAHAAN .............................................. 11
3.1 Gambaran Umum Lokasi Kegiatan .................................................................... 11
3.2 Kondisi Fisik Wilayah ......................................................................................... 13
3.3 Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya........................................................ 16
3.4 Kondisi Pemanfaatan Ruang Kawasan dan Sekitar Kawasan........................... 19
3.5 Kondisi Kerawanan Bencana ............................................................................. 19
BAB 4 RENCANA KEGIATAN .............................................................................................. 22
4.1 Rencana Pemanfaatan Lahan............................................................................ 22
4.2 Ketenagakerjaan ................................................................................................ 23
BAB 5 PEMASARAN ............................................................................................................ 24
5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran............................................................................. 24
5.2 Strategi Pemasaran............................................................................................ 25
5.3 Manfaat Pemasaran ........................................................................................... 25
BAB 6 INVESTASI................................................................................................................ 27
6.1 Modal Tetap ....................................................................................................... 27
6.2 Modal Kerja ........................................................................................................ 28
6.3 Sumber Dana ..................................................................................................... 28

DAFTAR TABEL iii
CV. LIONG CIMANGKOK
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kegiatan Pertambangan Berdasarkan Lampiran II PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko ......................................... 7
Tabel 2 Koordinat Geografis WIUP ................................................................................... 11
Tabel 3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2021......... 13
Tabel 4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Daerah Penyelidikan ................ 19
Tabel 5 Jumlah Sumberdaya Pasir dan Batuan ................................................................ 22
Tabel 6 Peralatan yang Dibutuhkan .................................................................................. 28

DAFTAR GAMBAR iv
CV. LIONG CIMANGKOK
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Delineasi Rencana Kegiatan Pertambangan............................................... 12
Gambar 2 Morfologi Lokasi Penyelidikan ............................................................................. 13
Gambar 3 Peta Morfologi Rencana Kegiatan Pertambangan............................................... 14
Gambar 4 Peta Klimatologi Rencana Kegiatan Pertambangan............................................ 15
Gambar 4 Vegetasi Lokasi Penyelidikan .............................................................................. 16
Gambar 6 Peta Geologi Rencana Kegiatan Pertambangan ................................................. 17
Gambar 7 Peta Jenis Tanah Rencana Kegiatan Pertambangan.......................................... 18
Gambar 8 Peta Guna Lahan Rencana Kegiatan Pertambangan.......................................... 20
Gambar 8 Peta Kawasan Rawan Bencana Rencana Kegiatan Pertambangan ................... 21
Gambar 9 Struktur Organisasi Kegiatan Pertambangan ...................................................... 28

BAB 1 PENDAHULUAN 1
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses/ usaha dimana pemerintah
daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global, dan membentuk suatu pola kemitraan antara Pemerintah Daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut yang
dilakukan secara berkelanjutan. percepatan pembangunan ini bertujuan agar daerah tidak
tertinggal dalam persaingan pasar bebas, seraya tetap memperhatikan masalah pengurangan
kesenjangan. Karena itu seluruh pelaku memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi
daerah dan harus mampu bekerjasama melalui bentuk pengelolaan keterkaitan antar sektor,
antar program, antar pelaku, dan antar daerah. Untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut,
maka diperlukan suatu proses perencanaan pembangunan yang lebih mantap, yang
dilakukan secara bertahap, terarah dan berkesinambungan.
Setiap pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif
pembangunan daerah. Inisiatif tersebut tentunya harus didukung oleh suatu perencanaan
pembangunan yang tetap, terarah dan berkelanjutan, oleh karena itu sesuai dengan salah
satu prioritas pembangunan Kabupaten Sukabumi, yakni pemberdayaan ekonomi kerakyatan
dalam rangka mewujudkan kekuatan ekonomi daerah khususnya dan nasional pada
umumnya. Dalam rangka optimalisasi sumberdaya yang dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi,
maka proses peningkatan kesejahteraan perlu direncanakan dengan memperhatikan
keterkaitan antar sektor pembangunan yang terintegrasi secara utuh untuk menjawab
permasalahan di masa depan. Pendayagunaan sumberdaya yang dimiliki didasarkan pada
perencanaan penggunaan potensi sumber daya secara optimal yang digunakan dalam proses
pembangunan ke depan.
Kabupaten Sukabumi memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan secara
langsung dapat dikembangkan menjadi berbagai kegiatan perekonomian potensial. Secara
umum potensi sumber daya alam dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu sumber daya alam
yang dapat diperbaharui (renewable) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(irenewable). Dalam pengembangannya sebagian besar jenis usaha pertambangan tergolong
dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bersifat tidak dapat diperbaharui karena
menyangkut pada ketersediaan bahan tambang yang tercipta secara proses alamiah, maka
dalam setiap pemanfaatannya harus sesuai dengan kaidah konservasi mineral. Bentuk kaidah
konservasi mineral diantaranya adalah dengan memanfaatkan setiap sumber daya alam non
renewable dengan efektif dan efisien yang sesuai dengan aspek sosial dan lingkungan dalam
setiap proses pelaksanaannya mulai dari tahapan perencanaan hingga tahapan pasca
tambang. Berikut halnya pada jenis kegiatan pertambangan mineral penggalian pasir dan

BAB 1 PENDAHULUAN 2
CV. LIONG CIMANGKOK
barang galian bukan logam lainnya yang digagas CV. Liong Cimangkok melalui penyusunan
proposal ini.
Ketersediaan sumber daya alam mineral berupa galian pasir dan galian bukan logam
yang dalam hal ini adalah batu yang berada pada lokasi Kampung Cimanggu, Desa
Cimangkok, Kecamatan Sukalarang memiliki potensi dampak ekonomi yang cukup signifikan
bagi masyarakat sekitar serta perekonomian Kabupaten Sukabumi secara tidak langsung.
Selain itu pengembangan kegiatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan
bangunan didalam wilayah Kabupaten Sukabumi maupun secara regional. Pada umumnya
bahan galian pasir dan batu umumnya digunakan dalam proses pembangunan suatu struktur
yang diantaranya meliputi;
1. Penggunaan sebagai urugan, misalanya pasir urug bawah pondasi, pasir urug
bawah lantai, pasir urug dibawah pemasangan paving block dan lain lain.
2. Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai adukan untuk
lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan dinding bata, spesi untuk
pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pemasangan batu
alam, plesteran dinding dan lain lain.
3. Penggunaan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang maupun tidak
bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof, lantai,
kolom, plat lantai, cor dak, ring balok dan lain -lain.
Disamping itu masih banyak penggunaan sirtu dalam bahan bangunan yang
dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan material cetak seperti pembuatan
paving block, kansteen, batako dan lain lain. CV. Liong Cimangkok sebagai pihak penggagas
berkomitmen untuk memenuhi setiap syarat yang diperlukan didalam setiap tahapan proses
perizinan pemanfaatan ruang yang diarahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi
maupun secara nasional salah satunya dengan menyusun Proposal Kegiatan Teknis
Pertambangan ini.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud
Penyusunan Proposal Kegiatan Teknis Pertambangan oleh CV. Liong Cimangkok ini
memiliki maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh dalam penyiapan, perencanaan,
dan antisipasi dampak pengembangan kegiatan pertambangan pasir dan batu bahan
bangunan, sehingga dapat memberikan manfaat kepada stakeholder di daerah dan
masyarakat.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan Proposal Kegiatan Teknis Pertambangan oleh CV. Liong
Cimangkok ini adalah sebagai salah satu pemenuhan syarat administrasi perizinan berusaha
di Kabupaten Sukabumi dengan mempertimbangkan aspek kebijakan tata ruang yang berlaku
serta orientasi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sukabumi.

BAB 1 PENDAHULUAN 3
CV. LIONG CIMANGKOK
1.3 LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan proposal ini antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-undang Nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
6. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 77
Tahun 2022 tentang Kebijakan Mineral dan Batubara Nasional;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi 2012-2032.
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada Penyusunan Proposal Kegiatan Teknis Pertambangan
oleh CV. Liong Cimangkok berada pada kawasan di wilayah Kampung Cimanggu, Desa
Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa barat dengan luas
wilayah sebesar ±12,45 Ha.
1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang dilakukan pada Penyusunan Proposal Kegiatan Teknis
Pertambangan oleh CV. Liong Cimangkok ini antara lain melingkupi:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan ulasan terhadap dokumen kebijakan dan peraturan
pemerintah dalam pengembangan kawasan budidaya, termasuk skema perizinan
dan juga kebutuhan pembangunan lain dalam menunjang kawasan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang terkait
dengan lingkup kegiatan pada seluruh stakeholder terkait, meliputi Pemda dan
masyarakat lokal Kabupaten Sukabumi. Data primer secara khusus juga diperlukan
untuk pemantauan kondisi eksisting dari kawasan.
3. Tahap Kompilasi Data dan Analisis
Pada tahap ini dilakukan kompilasi data dan pemilahan data yang dibutuhkan untuk
analisis dan dilanjutkan dengan proses analisis yang berkaitan pada pemenuhi
prasyarat pengembangan kegiatan pertambangan dilokasi.
4. Tahap Perumusan Rencana Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 4
CV. LIONG CIMANGKOK
Pada tahap ini dilakukan penjabaran mengenai rencana kegiatan yang
dikembangkan pada lokasi pertambangan meliputi rencana pemanfaatan lahan,
jumlah dan kriteria tenaga kerja, serta sistem kerja yang akan dilakukan pihak
pemohon.
5. Tahap Perumusan Rencana Investasi
Pada tahap ini dilakukan penjabaran mengenai rencana investasi yang dilakukan
pihak perusahaan sebagai pemohon meliputi penjabaran modal tetap dan modal
kerja, serta sumber dana yang diperoleh pihak perusahaan dalam pelaksanaan
kegiatan ini selanjutnya.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dalam memahami substansi yang ada di dalam dokumen
Proposal Kegiatan Teknis Pertambangan oleh CV. Liong Cimangkok, maka laporan ini dibagi
menjadi 5 bagian, yang diantaranya:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjabaran mengenai (1) Latar belakang; (2) Landasan
Hukum; (3) Maksud, tujuan, dan sasaran pekerjaan; (4) Ruang Lingkup Wilayah
Dan Pekerjaan; dan (5) Sistematika Pembahasan
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Menjelaskan bab untuk melihat tinjauan kebijakan wilayah berdasarkan
kebijakan penataan ruang, dokumen rencana pembangunan, dan rencana
pembangunan sektoral.
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PERUSAHAAN
Menjelaskan gambaran umum dan profil wilayah serta perusahaan yang
mengajukan permohonan perizinan pelaksanaan kegiatan.
BAB 4 RENCANA KEGIATAN
Menjelaskan mengenai rencana teknis kegiatan pertambangan yang digagas
pemohon termasuk didalamnya mengenai rencana pemanfaatan lahan dan
tenaga kerja.
BAB 5 PEMASARAN
Menjelaskan mengenai prospek pemasaran dan strategi pemasaran produk
yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan yang akan dilakukan
BAB 6 INVESTASI
Menjelaskan mengenai penggambaran bentuk investasi dan pemenuhan modal
dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan yang diusulkan beserta sumber
aliran dana yang digunakan dalam pemenuhan investasi.
BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Menjelaskan mengenai rangkuman dari setiap hasil kajian yang telah
dilaksanakan pada tahapan-tahapan sebelumnya berikut dengan rekomendasi
yang dapat diberikan pemohon dari hasil temuan dan analisis yang telah
dilakukan.

5
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 2
TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1 UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2021 TENTANG CIPTA
KERJA
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan pembentukan Negara Republik Indonesia adalah mewujudkan
masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materiel maupun spiritual.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menentukan bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, oleh
karena itu negara perlu melakukan berbagai upaya atau tindakan untuk memenuhi hak-hak
warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pemenuhan hak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak pada prinsipnya merupakan salah satu aspek
penting dalam pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya.
Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan
dan memperluas lapangan kerja dalam rangka penurunan jumlah pengangguran dan
menampung pekerja baru serta mendorong pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian nasional yang akan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski tingkat pengangguran terbuka terus turun,
Indonesia masih membutuhkan penciptaan kerja yang berkualitas karena:
1. jumlah angkatan kerja yang bekerja tidak penuh atau tidak bekerja masih cukup tinggi
yaitu sebesar 45,84 juta yang terdiri dari: 7,05 juta pengangguran, 8,14 juta setengah
penganggur, 28,41 juta pekerja paruh waktu, dan 2,24 juta angkatan kerja baru
(jumlah ini sebesar 34,3% dari total angkatan kerja, sementara penciptaan lapangan
kerja masih berkisar sampai dengan 2,5 juta per tahunnya);
2. jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 70,49 juta orang
(55,72% dari total penduduk yang bekerja) dan cenderung menurun, dengan
penurunan terbanyak pada status berusaha dibantu buruh tidak tetap;
3. dibutuhkan kenaikan upah yang pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan produktivitas pekerja
Pemerintah Pusat telah berupaya untuk perluasan program jaminan dan bantuan
sosial yang merupakan komitmen dalam rangka meningkatkan daya saing dan penguatan
kualitas sumber daya manusia, serta untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan. Dengan demikian melalui dukungan jaminan dan bantuan sosial,
total manfaat tidak hanya diterima oleh pekerja, namun juga dirasakan oleh keluarga pekerja.
Terhadap hal tersebut Pemerintah Pusat perlu mengambil kebijakan strategis untuk
menciptakan dan memperluas kerja melalui peningkatan investasi, mendorong
pengembangan dan peningkatan kualitas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Untuk dapat meningkatkan penciptaan dan perluasan kerja, diperlukan pertumbuhan ekonomi
stabil dan konsisten naik setiap tahunnya.

6
CV. LIONG CIMANGKOK
Selain itu Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengaturan terkait
dengan peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha paling sedikit memuat
pengaturan mengenai: penyederhanaan Perizinan Berusaha, persyaratan investasi,
kemudahan berusaha, riset dan inovasi, pengadaan lahan, dan kawasan ekonomi.
Penyederhanaan Perizinan Berusaha melalui penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko
merupakan metode standar berdasarkan tingkat risiko suatu kegiatan usaha dalam
menentukan jenis Perizinan Berusaha dan kualitas/frekuensi pengawasan. Perizinan
Berusaha dan pengawasan merupakan instrumen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam mengendalikan suatu kegiatan usaha. Penerapan pendekatan berbasis risiko
memerlukan perubahan pola pikir (change management) dan penyesuaian tata kerja
penyelenggaraan layanan Perizinan Berusaha (business process re-engineering) serta
memerlukan pengaturan (re-design) proses bisnis Perizinan Berusaha di dalam sistem
Perizinan Berusaha secara elektronik. Melalui penerapan konsep ini, pelaksanaan penerbitan
Perizinan Berusaha dapat lebih efektif dan sederhana karena tidak seluruh kegiatan usaha
wajib memiliki izin, di samping itu melalui penerapan konsep ini kegiatan pengawasan menjadi
lebih terstruktur baik dari periode maupun substansi yang harus dilakukan pengawasan.
2.2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Perizinan berusaha berbasis risiko meliputi sektor (Pasal 6 PP Nomor 5 Tahun 2021
tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko):
a. kelautan dan perikanan;
b. pertanian;
c. lingkungan hidup dan kehutanan;
d. energi dan sumber daya mineral;
e. ketenaganukliran;
f. perindustrian;
g. perdagangan;
h. pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
i. transportasi;
j. kesehatan, obat, dan makanan;
k. pendidikan dan kebudayaan;
l. pariwisata;
m. keagamaan;
n. pos, telekomunikasi, penyiaran, dan sistem dan transaksi elektronik;
o. pertahanan dan keamanan; dan
p. ketenagakerjaan.
Perizinan Berusaha sektor energi dan sumber daya mineral terdiri atas subsektor
(Pasal 41 PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko):
a. minyak dan gas bumi;
b. ketenagalistrikan;
c. mineral dan batubara; dan
d. energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.

7
CV. LIONG CIMANGKOK
Berdasarkan Lampiran II Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko, kegiatan pertambangan yang dimohon dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Kegiatan Pertambangan Berdasarkan Lampiran II PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Bidang Usaha
Deskripsi
Tingkat
Risiko
Kewenangan
Kode KBLI Judul KBLI
08101
Penggalian Batu
Hias dan
Bangunan
Kelompok ini mencakup usaha
penggalian batu hias dan batu
bangunan seperti batu pualam
atau marmer, batu andesit
(batu gajah, base course),
paras, obsidian, dan granit.
Termasuk disini kegiatan
pemecahan, pemisahan dan
pembersihannya.
Tinggi Menteri
08104 Penggalian Pasir
Kelompok ini mencakup usaha
penggalian, pembersihan dan
pemisahan pasir. Hasil dari
penggalian pasir berupa pasir
beton, pasir pasang (sedikit
mengandung tanah), pasir uruk
(banyak mengandung tanah),
pasir laut dan lainnya.
Tinggi Menteri
Sumber: Lampiran II Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
2.3 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Pasca adanya UUCK melahirkan beberapa peraturan perundangan turunan dari
undang-undang tersebut. Salah satu yang terkait dengan adanya perubahan UU 26 Tahun
2007 tentang Penataan ruang dalam UUCK adalah mengenai peraturan penyelenggaran
penataan ruang, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tentang Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang merupakan langkah strategis pemerintah dalam
mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya
diakibatkan oleh tumpang tindih pengaturan penataan ruang.
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang berdasarkan UUCK dan PP
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang terkait pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:
A. Terobosan kebijakan terkait Pemanfaatan Ruang
Perubahan istilah perizinan tata ruang menjadi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang atau KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang
dengan RTR.
Dalam masa transisi, Menteri ATR/BPN mendelegasikan kewenangan penerbitan
PKKPR untuk kegiatan berusaha dan penerbitan KKPR untuk kegiatan nonberusaha

8
CV. LIONG CIMANGKOK
secara non elektronik kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pendelegasian ini
tidak mengurangi kewenangan Menteri dalam penerbitan KKPR.
Pendelegasian kewenangan kepada gubernur, bupati, dan walikota dikecualikan
untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang:
• merupakan rencana pembangunan dan pengembangan objek vital nasional
• bersifat strategis nasional
• perizinan berusahanya merupakan kewenangan K/L; dan/atau
• lokasinya bersifat lintas provinsi
Menteri dapat membatalkan KKPR yang diterbitkan gubernur, bupati, dan wali kota
dalam hal kegiatan pemanfaatan ruang menimbulkan dampak
• Kerawanan sosial
• Gangguang keamanan
• Kerusahan lingkungan hidup
• Gangguan terhadap fungsi objek vital nasional
Perubahan peruntukan fungsi dan kawasan hutan dalam KKPR dilakukan melalui
Persetujuan KKPR dan Rekomendasi KKPR.
B. Terobosan kebijakan terkait Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1. Tujuan dan Muatan pengendalian pemanfaatan ruang
Dalam PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Pasal
147 ayat (1) tujuan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan untuk mendorong
setiap orang agar:
• Menaati Rencana Tata Ruang yang telah ditetapkan
• Memanfaatkan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
• Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)
Muatan pengendalian pemanfaatan ruang PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang Pasal 147 ayat (2) meliputi:
• Penilaian pelaksanaan KKPR dan pernyataan mandiri pelaku UMK
• Penilaian perwujudan RTR
• Pemberian Insentif dan Disinsentif
• Pengenaan Sanksi
• Penyelesaian sengketa Penataan Ruang
2. Pengawasan Penataan Ruang
2.4 KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2022 TENTANG
KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA NASIONAL
A. Pengelolaan dan Pemanfaatan Wilayah Pertambangan
Wilayah pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau
batubara termasuk mineral ikutan dan/atau logam/unsur tanah jarang dan tidak terikat
dengan batas wilayah daerah yang merupakan kawasan peruntukan pertambangan di
kawasan budi daya dari tata ruang nasional yang terintegrasi, saling mendukung dan
menguatkan antar struktur, dan memuat struktur ruang, pola ruang, dan zonasi.

9
CV. LIONG CIMANGKOK
Pengelolaan wilayah pertambangan tersebut dilakukan oleh Pemerintah melalui tata
kelola yang baik (good governance) dan berkelanjutan dengan memperhatikan
prioritas pembangunan dan pengembangan wilayah serta pertahanan dan ketahanan
nasional. Apabila terjadi benturan kepentingan terhadap pemanfaatan wilayah izin
kegiatan usaha lainnya yang saling beririsan, maka kepentingan pembangunan
nasional menjadi prioritas yang diutamakan.
Wilayah pertambangan yang digunakan pada kegiatan pengusahaan pertambangan
mineral dan batubara termasuk mineral ikutan dan/atau logam/unsur tanah jarang
sebagai wilayah yang berada di darat maupun di laut yang dapat berupa lahan negara,
atau lahan yang beririsan atau tumpang tindih kawasan hutan, lahan perseorangan
atau lahan penggunaan usaha, dan lahan/tanah adat atau ulayat atau lahan lainnya.
Pemanfaatan lahan untuk pengusahaan mineral dan/atau batubara, termasuk mineral
ikutan dan/atau logam/unsur tanah jarang di dalam wilayah pertambangan sekaligus
kawasan peruntukan pertambangan menjadi prioritas utama dengan
mempertimbangkan keterdapatannya sebagai kekayaan negara yang merupakan
sumber daya tak terbarukan dan terbatas yang perlu dijaga, dikelola, dan
dimanfaatkan sepenuhnya untuk sebesar besar kemakmuran rakyat Indonesia.
B. Strategi Implementasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Wilayah Pertambangan
Strategi implementasi pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pertambangan adalah
sebagai berikut:
1. melakukan rangkaian kegiatan perencanaan, penyiapan, dan penetapan wilayah
untuk pertambangan di seluruh ruang darat, ruang laut, termasuk ruang dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. menetapkan wilayah pertambangan untuk diusahakan berdasarkan keterdapatan
mineral dan/atau batubara termasuk mineral ikutan dan/atau logam/unsur tanah
jarang yang bernilai ekonomis untuk mendukung prioritas pembangunan dan
pengembangan wilayah yang berkelanjutan serta pertahanan dan ketahanan
nasional;
3. menentukan dan memanfaatkan wilayah pencadangan negara di berbagai status
kawasan; dan
4. menentukan kebijakan yang tepat dan terintegrasi antar sektor dengan
pertimbangan prioritas perkembangan dan pembangunan berkelanjutan serta
pertahanan dan ketahanan nasional.
2.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 22
TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012-2032
Kawasan peruntukan pertambangan adalah kawasan yang memiliki potensi sumber
daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi dan
merupakan tempat dilakukannya sebagian atau seluruh tahapan kegiatan pertambangan
yang meliputi penelitian, penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi/eksploitasi dan
pasca tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh
penggunaan lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.

10
CV. LIONG CIMANGKOK
Berdasarkan Pasal 98 ayat (4) Peraturan Daerah (Perda) Nomor 22 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 – 2032,
bahwa Mineral bukan logam dan batuan dengan jenis tambang berupa pasir serta batuan hias
seperti marmer, perlit/obsidian, dan lainnya tersebar di seluruh kecamatan.

11
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
DAN PERUSAHAAN
3.1 GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
Lokasi rencana kegiatan IUP Eksplorasi penggalian pasir serta penggalian batu
bangunan a.n. Jeffry Tando berada di Desa Cimangkok Kecamatan Sukalarang yang terletak
di sebelah selatan Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Sukalarang terdiri dari 6 desa dengan
luas kecamatan sebesar 5.528 Ha serta luas Desa Cimangkok yang merupakan lokasi
rencana kegiatan adalah 332 Ha.
Batas administrasi rencana lokasi kegiatan secara makro adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Cireunghas.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Gekbrong.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja.
Secara administratif desa yang ada di Kecamatan Sukalarang terdiri dari:
1. Desa Cimangkok
2. Desa Prianganjaya
3. Desa Semplak
4. Desa Sukalarang
5. Desa Sukamaju
6. Desa Titisan
Luas daerah penyelidikan eksplorasi untuk IUP penggalian pasir serta penggalian
batu bangunan adalah seluas 12,45 Ha.
Secara geografis lokasi penyelidikan terletak pada 1070 1’ 14,639’’ sampai dengan
1070 1’ 22,374’’ Bujur Timur dan - 60 52’ 53,489’’ sampai dengan -60 53’ 6,54’’ Lintang Selatan.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 2 Koordinat Geografis WIUP
No
Bujur Timur Lintang Selatan
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 107 1 14.639 6 52 53.489
2 107 1 16.864 6 52 53.489
3 107 1 16.864 6 53 0.448
4 107 1 22.374 6 53 0.448
5 107 1 22.374 6 53 6.540
6 107 1 17.770 6 53 6.540
7 107 1 17.770 6 53 4.059
8 107 1 14.639 6 53 4.059
Sumber : Salinan IUP Eksplorasi, 2018

12
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 1 Peta Delineasi Rencana Kegiatan Pertambangan
Sumber: Dokumen Persyaratan Permohonan, 2023

13
CV. LIONG CIMANGKOK
3.2 KONDISI FISIK WILAYAH
A. Kondisi Morfologi
Morfologi lokasi IUP penggalian pasir serta penggalian batu bangunan keseluruhan
dikelompokan menjadi satu satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan
sedang. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2 Morfologi Lokasi Penyelidikan
Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2018
B. Kondisi Klimatologi
Kecamatan Sukalarang beriklim tropis, dengan hari hujan pada tahun 2021
(Sukalarang dalam Angka, 2022) sebanyak 148 hari dengan rata-rata hari hujan per
bulan sebanyak 12 hari dan rata-rata curah hujan per bulan pada tahun 2021
(Sukalarang dalam Angka, 2022) mencapai 288,71 mm/bulan. Jumlah curah hujan
per bulan di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2021 (Sukalarang dalam Angka, 2021)
sangat berfluktuasi, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu
mencapai 878,5 mm dan curah hujan terendah pada bulan Agustus yaitu 22 mm.
Sedangkan untuk jumlah hari hujan tertinggi di Kecamatan Sukalarang tahun 2021
(Sukalarang dalam Angka, 2022) terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 23
hari sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Mei yaitu sebanyak 4 hari.
Tabel 3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2021
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari)
Januari 423,0 15
Februari 434,0 17
Maret 200,0 12
April 211,5 10
Mei 88,5 4
Juni 220,5 11
Juli 150,0 6
Agustus 22,0 6
September 135,0 12
Oktober 287,0 13
November 878,5 19
Desember 414,5 23
Sumber : Sukalarang dalam Angka, 2022

14
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 3 Peta Morfologi Rencana Kegiatan Pertambangan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

15
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 4 Peta Klimatologi Rencana Kegiatan Pertambangan

16
CV. LIONG CIMANGKOK
C. Kondisi Geologi
Berdasarkan data-data singkapan batuan yang diperoleh pada saat pemetaan
geologi, dilakukan dilineasi sebaran yang mengacu pada genesa/keterbentukan dari
bahan galian ini sendiri dan disesuaikan berdasarkan pola topografi, sehingga dibuat
batas-batas litologi antar-satuan batuan. Satuan batuan sedimen utama yang terlihat
atau ditemukan dari hasil pengamatan langsung dilapangan adalah topsoil, pasir,
pasir breksi dan boulder. Hal ini dapat dikorelasikan dengan peta geologi regional
dimana batuan-batuan tersebut termasuk kedalam formasi Qyg yang merupakan
breksi dan lahar dari G.Gede, batupasir, breksi dan aglomerat tufaan tufaan, serpih
tufaan. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.
D. Kondisi Jenis Tanah
Lokasi rencana kegiatan penggalian pasir serta penggalian batu bangunan berada di
lokasi dengan jenis tanah latosol.
Tanah latosol adalah tanah yang terbentuk karena pelapukan dengan intensitas
tinggi. Tanah ini dapat ditemukan di wilayah dengan iklim hutan hujan tropis. Mirip
dengan tanah podsol, tanah ini memiliki kandungan besi atau alumunium yang tinggi
dan mengalami oksidasi, sehingga warnanya berwarna kemerahan. Selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 7.
E. Kondisi Flora dan Fauna
Keadaan flora dan fauna di wilayah penyelidikan dapat digolongkan dalam kelompok
yang umumnya dijumpai di Indonesia. Berdasarkan karakteristik vegetasinya, secara
umum terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok vegetasi yang tumbuh pada
daerah semak belukar dan tanaman budidaya. Vegetasi semak belukar sangat
miskin akan vegetasi komersial,
hanya sedikit pohon yang tumbuh
dan yang mendominasi berupa
semak belukar dan alang-alang serta
rumput-rumputan.
Tanaman budidaya yang ditemukan
di wilayah penyelidikan adalah
palawija, bambu, pisang,
persawahan, dan kelapa. Fauna
darat yang dijumpai adalah hewan
mamalia (anjing dan kucing hutan),
jenis reptilia (ular dan kadal), serta
jenis serangga (kupu-kupu, capung,
dan lebah).
3.3 KONDISI KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA
A. Kondisi Kependudukan
Jumlah Penduduk Kecamatan Sukalarang pada tahun 2021 (Sukalarang dalam
Angka, 2022) adalah 49.298 jiwa. Mayoritas penduduk yang ada di Kecamatan
Sukalarang Bergama Islam dan penduduk asli.
Gambar 5 Vegetasi Lokasi Penyelidikan

17
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 6 Peta Geologi Rencana Kegiatan Pertambangan

18
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 7 Peta Jenis Tanah Rencana Kegiatan Pertambangan

19
CV. LIONG CIMANGKOK
Desa yang akan dilakukan penyelidikan adalah Desa Cimangkok dimana Desa
Cimangkok memiliki jumlah penduduk pada tahun 2021 (Sukalarang dalam Angka,
2022) adalah 9.411 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki adalah 4.712 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan adalah 4.699 jiwa. Kepadatan penduduk Desa
Cimangkok pada tahun 2021 (Sukalarang dalam Angka, 2022) adalah sebesar 2.835
jiwa/km2.
Tabel 4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Daerah Penyelidikan
Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/Km2
)
Sukalarang Cimangkok 9.411 2.835
Sumber : Sukalarang dalam Angka, 2022
B. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Umumnya Jenis mata pencaharian penduduk di desa Cimangkok sebagai petani,
meskipun ada sebagian penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh.
Penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh umumnya penduduk yang
tergolong usia muda atau keluarga muda yang orang tuanya tidak bisa lagi memberi
lahan garapan.
Diantara penduduk yang bekerja sebagai buruh ada diantaranya yang masih memiliki
lahan, namun tidak digarap secara optimal sehingga penghasilannya tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya. Penduduk yang
bermatapencaharian lainnya juga ada seperti berdagang atau warung/toko yang
menyediakan kebutuhan pokok masyarakat sekitarnya, penduduk yang bekerja
sebagai karyawan perusahaan swasta dan pegawai negeri sipil juga ada.
3.4 KONDISI PEMANFAATAN RUANG KAWASAN DAN SEKITAR
KAWASAN
Pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan penggunaan lahan dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, yaitu berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Berdasarkan peta kawasan hutan, wilayah penyelidikan termasuk kawasan areal penggunaan
lain (APL) dimana Kawasan APL ini merupakan areal yang terluas dibandingkan dengan
kawasan hutan produksi terbatas/tetap. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8
3.5 KONDISI KERAWANAN BENCANA
Lokasi rencana kegiatan berada pada rawan bencana gerakan tanah rendah bahwa
lokasi rencana kegiatan berada di daerah yang mempunyai tingkat risiko rendah terhadap
kejadian gerakan tanah atau tingkat kerugian yang rendah jika terjadi gerakan tanah.
Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9.

20
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 8 Peta Tutupan Lahan Rencana Kegiatan Pertambangan

21
CV. LIONG CIMANGKOK
Gambar 9 Peta Kawasan Rawan Bencana Rencana Kegiatan Pertambangan

22
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 4
RENCANA KEGIATAN
4.1 RENCANA PEMANFAATAN LAHAN
A. Jumlah dan Klasifikasi Sumberdaya
Terdapat 2 lapisan ekonomis yang akan ditambang yang terdiri dari tiga lithologi pasir
dan batuan (boulder). Berikut adalah hasil perhitungan dan pemodelan volume dan
tonase sumberdaya. Total sumberdaya terukur pada daerah penelitian sebanyak
2.150.891 ton.
Tabel 5 Jumlah Sumberdaya Pasir dan Batuan
Komoditas
Volume
(BCM)
Losses
(BCM)
SD Terukur Luas
(Ha)
BCM Tonnage
Pasir 1.493.674,18 149.967 1.344.307 2.150.891 5,0
Batuan 212.758,46 21.276 191.482 325.519 5,0
Sumber: Laporan Eksplorasi Tambang, 2018
B. Jalan Tambang
Jalan tambang merupakan sarana infrastruktur vital dalam kegiatan penambangan.
Infrastruktur ini berfungsi menghubungkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya.
Lokasi-lokasi yang dimaksud yaitu lokasi tambang dengan area penimbunan
overburden, topsoil, dan stockpile, perkantoran serta tempat-tempat lainnya di
wilayah penambangan.
Kegiatan penambangan sangat bergantung dengan sarana jalan angkutnya. Oleh
karena itu untuk menunjang kegiatan penambangan perlu diperhatikan geometri
jalan angkut, diantaranya lebar jalan angkut, jari-jari tikungan, kemiringan jalan dan
cross slope.
1. Lebar Jalan Angkut
Jalan angkut yang lebar diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan
lancar dan aman. Dalam perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan tikungan
berbeda, karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang
gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di
atas jalan melebar. Disamping itu, perhitungan jalan perlu mempertimbangkan
jumlah lajur, yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau lajur untuk jalan dua
arah.
2. Jalan Angkut Tanah (Top Soil)
Jalan angkut tanah penutup adalah ruas jalan yang dipergunakan untuk
mengangkut tanah penutup soil dari bukaan tambang Sirtu ke tempat
penyimpanan soil. Lokasi tanah penutup soil sendiri tempatnya bersebelahan
dengan lokasi penambangan. Jarak angkut tanah penutup soil diusahakan
sedekat mungkin untuk menjaga agar biaya produksi tidak terlampau tinggi.

23
CV. LIONG CIMANGKOK
Dari perencanaan lokasi tempat penyimpanan tanah penutup soil dapat
diperkirakan ± 300 m.
Jalan angkut tanah penutup soil hanya terdiri dari tanah pucuk yang
mengandung humus lebar ± 7 m sepanjang ± 300 meter dari lokasi
penambangan menuju tempat penyimpanan tanah penutup soil.
3. Jalan Angkut Tambang
Jalan angkut tambang ini adalah jalan yang digunakan untuk mengangkut bahan
galian hasil penambangan keluar tambang. Jalan tersebut akan dibuat dengan
lebar ± 7 m dan dilengkapi dengan saluran air saluran penirisan.
Jalan angkut dari lokasi penambangan iniakan dibuat sejauh 450 meter sampai
menuju pertigaan lokasi jalan desa.
4. Perkerasan Jalan Angkut
Perkerasan jalan adalah kontruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar
(sub-grade) yang berfungsi untuk menompang beban lalulintas. Tujuan utama
perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun dasar jalan yang mampu
menahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan fondasi,
sehingga tidak melampaui daya dukung tanah dasar (sub-grade). Dengan
demikian, perkerasan jalan angkut dipengaruhi oleh faktor-faktor kepadatan
lalulintas, sifat fisik dan mekanik bahan (material) yang digunakan dan daya
dukung tanah dasar.
C. Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang telah di bangun di area tambang adalah setlingpond dan
tangki bahan bakar minyak. Serta fasilitas Sarana dan prasana lain seperti kantor,
bengkel, dan lain sebagainya di bangun di tempat terpisah.
4.2 KETENAGAKERJAAN
Jumlah tenaga kerja untuk rencana kegiatan penggalian pasir serta penggalian batu
bangunan adalah sebanyak 25 orang dengan sistem pekerja tetap. Tingkat gaji sesuai dengan
Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi sebesar Rp. 3.351.000,00.
Sistem kerja yang dilaksanakan adalah 2 shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 WIB – 18.00
WIB dan shift malam pukul 20.00 WIB – 05.00 WIB.

24
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 5
PEMASARAN
5.1 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A. Peluang Pasar
Aspek pasar merupakan aspek yang perlu dianalisis, dengan tujuan untuk
mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat dijual atau tidak, karena bila
dilakukan tanpa memperkirakan atau meneliti permintaan produk, maka dikemudian
hari usaha akan terancam dan akan timbulnya banyak sekali kesulitan akibat
kekurangan atau kelebihan permintaan.
Desa Cimangkok merupakan wilayah yang memiliki bahan galian pasir dan batuan
hias dan batu bangunan . Satuan batuan sedimen utama yang terlihat atau
ditemukan dari hasil pengamatan langsung dilapangan adalah topsoil, pasir, pasir
breksi dan boulder.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan bahwa minat konsumen terhadap bahan
galian pasir sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kebutuhan konsumen akan bahan
galian meningkat sesuai keinginan konsumen untuk membangun rumah, ruko-ruko
serta pembangunan yang lainnya. Rata – rata penjualan akan bahan galian pasir
lebih banyak yaitu ±24 ton perharinya.
Berdasarkan penjelasan diatas peluang usaha industri penggalian pasir dan batu
bangunan di Desa Cimangkok Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi masih
berpeluang besar.
B. Permintaan Pasar
Saat ini banyaknya pembangunan di Kabupaten Sukabumi dan daerah lainnya
terutama pembangunan yang bahan utamanya membutuhkan bahan galian pasir
dan batuan hias atau batuan bangunan, merupakan salah satu aspek pendukung
semakin banyak permintaan konsumen terhadap bahan galian pasir.
C. Persaingan
Potensi kegiatan pertambangan penggalian pasir dan batuan di Kabupaten
Sukabumi dinilai cukup besar, besarnya potensi ini menjadi daya Tarik tersendiri bagi
para investor. Hal tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya persaingan yang
cukup tinggi di Kabupaten Sukabumi.
Untuk pemasaran produk ini lebih dibutuhkan perencanaan dan langkah-langkah
strategis serta tenaga pemasaran yang cukup berkualitas, agar dapat meraih bagian
pasar yang mampu menjamin terserapnya produk yang dihasilkan perusahaan.
D. Perkembangan Harga Pasar
Salah satu yang menjadi dasar harga pasar ditentukan oleh kualitas produk. Saat ini
perusahaan kami menetapkan harga jual produk yaitu Rp. 3.800.000 pertronton.
Harga tersebut dapat berubah dikemudian hari yang disesuaikan dengan sandart

25
CV. LIONG CIMANGKOK
harga pasar dan juga ketersediaan produk galian pasir. Harga jual tersebut sesuai
dengan kualitas produk.
E. Pasar Sasaran
Saat ini pendistribusian hasil produk galian pasir perusahaan kami yaitu pasar
lokal/domestik secara terbuka yaitu konsumen manapun, baik yang berada di
Kabupaten Sukabumi dan juga diluar daerah. perusaan kami juga belum memiliki
kerjasama dengan industri atau perusahaan tertentu untuk pemasokan bahan galian
pasir dan batu secara rutin.
5.2 STRATEGI PEMASARAN
A. Strategi Produk
Memasarkan produk hasil galian pasir dan batu dengan jaminan konsistensi kualitas
dan kuantitas sesuai dengan permintaan pelanggan.
B. Strategi Harga
Memasarkan produk berkualitas sengan harga sesuai dengan standar harga pasar.
C. Strategi Distribusi
Penyebaran produk ke sebanyak mungkin industri pengguna dengan tepat kualitas,
tepat kuantitas, tepat guna dan tepat waktu salah satunya mengoptimalkan
penggunann armada distribusi milik perusahaan. Selain itu, kami memiliki rencana
menjalin kerjasama dengan perusahaan Jasa Tranportasi dan Ekspedisi untuk
mengantisipasi kebutuhan insidentil tambahan armada distribusi dan tujuan
efektivitas aktivitas layanan distribusi khusus.
D. Strategi Promosi
Dalam melakukan promosi kami tidak mengeluarkan biaya, hal ini disebabkan
promosi yang bersifat sederhana. Dalam mempromosikan produk hasil galian pasir
perusahaan kami dilakukan melaui mulut ke mulut. Perusahaan kami juga memiliki
rencana melakukan promosi melalui pembuatan atau penyebaran Sampel Produk,
Leaflet dan Marketing Tools lainnya ke sasaran pasar.
F. Strategi Pengembangan Pasar
Sesegera mungkin merealisasikan perikatan Kontrak Penjualan Produk dengan
beberapa perusahaa atau industri pengguna yang telah bersedia membeli produk
yang dihasilkan perusahaan. Selain itu kemungkinan untuk melakukan penjualan
produk ke pasar luar negeri (ekspor).
5.3 MANFAAT PEMASARAN
Selain memberikan manfaat kepada para pemegang saham, pembangunan
pertambangan penggalian pasir dan penggalian batu bangunan ini juga dapat memberikan
manfaat ekonomis antara lain:

26
CV. LIONG CIMANGKOK
A. Peningkatan Pendapatan Daerah
Dengan beroperasinya kegiatan pertambangan penggalian pasir dan penggalian
batu bangunan di Wilayah Kabupaten Sukabumi akan diperoleh tambahan
Pendapatan Daerah berupa Pendapatan Pajak/Retribusi Daerah serta pemambahan
Produk Domistik Regional Bruto, dan karena kegiatan ini akan mempekerjakan
cukup banyak sumber daya manusia secara tidak langsung akan membuka peluang
usaha perdagangan di sekitar lokasi industri.
B. Penambahan Pendapatan Pajak
Dengan beroperasinya kegiatan pertambangan penggalian pasir dan penggalian
batu bangunan di Wilayah Kabupaten Sukabumi akan diperoleh tambahan
Pendapatan Daerah berupa Pendapatan Pajak/Retribusi Daerah serta pemambahan
Produk Domistik Regional Bruto, dan karena industri ini akan mempekerjakan cukup
banyak sumber daya manusia secara tidak langsung akan membuka peluang usaha
perdagangan di sekitar lokasi industri.
C. Penambahan atau Penghematan Devisa
Dengan terdukungnya pemenuhan bahan baku berkualitas dari dalam negeri,
industri pengguna tidak terlalu bergantung dengan produk import, dan ini merupakan
penghematan biaya bagi perusahaan dan penghematan devisa bagi pemerintah.
Apabila rencana perusahaan untuk memasarkan produk ke pasar luar negeri
terealisir, akan memberikan tambahan penghasilan devisa bagi negara.

27
CV. LIONG CIMANGKOK
BAB 6
INVESTASI
6.1 MODAL TETAP
A. Pengurusan Perizinan dan Eksplorasi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor:
540/39/29.1.06.0/DPMPTSP/2018, memberikan dan menetapkan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Eksplorasi kepada :
Nama : Jeffry Tando
Alamat Perusahaan : Blok Cimanggu RT.05 RW.09 Desa Cimangkok Kecamatan
Sukalarang Kabupaten Sukabumi
Nomor Telp/HP : -
NPWP : 85.430.464.9-405.000
Lokasi IUP Eksplorasi
Blok/Kp : Cimanggu
Desa : Cimangkok
Kecamatan : Sukalarang
Kabupaten : Sukabumi
Provinsi : Jawa Barat
Komoditas : Batuan
B. Status Dan Kegunaan Lahan
Status lahan Perusahaan a.n Jeffry Tando adalah lahan milik pribadi sehingga tidak
ada kontrak kerjasama lahan atau pinjam pakai lahan dengan pihak lain.
Kondisi lahan di sekitar dan lokasi penyelidikan adalah pesawahan, kawasan industri,
danau dan pemukiman. Selain itu, terdapat juga jalan desa dan jalan petak yang
digunakan oleh masyarakat untuk menuju lokasi pesawahan. Daerah permukiman
umumnya tidak termasuk kedalam lokasi IUP a.n Jeffry Tando, tetapi berada di utara
dan timur.
C. Peralatan
Dalam melakukan perhitungan jumlah kebutuhan unit peralatan untuk operasi
penambangan Sirtu maupun operasi pengupasan tanah penutup, harus
diperhatikan beberapa batasan-batasan yang berkaitan dengan karakteristik Sirtu,
karakteristik overburden, maupun karakteristik masing-masing peralatan yang
digunakan, serta asumsi-asumsi yang perlu diterapkan berkaitan dengan
gambaran operasional penambangan yang direncanakan. Berdasarkan besarnya
volume pekerjaan pemindahan tanah penutup ke ‘dumping area’ per tahun, maka
dapat ditentukan jumlah kebutuhan peralatan utama untuk operasi penambangan
Sirtu, seperti terlihat pada tabel berikut.

28
CV. LIONG CIMANGKOK
Tabel 6 Peralatan yang Dibutuhkan
No Aktivitas Kapasitas
1 Alat kompaksi Bulldozer
2 Alat gali muat Excavator
3 Alat angkut Dumptruck
Sumber: Dokumen Eksplorasi, 2018
6.2 MODAL KERJA
Modal kerja berupa kegiatan eksplorasi dan peralatan adalah Rp.800.000.000,00.
Gambar 10 Struktur Organisasi Kegiatan Pertambangan
Sumber: Hasil Diskusi, 2023
6.3 SUMBER DANA
Sumber dana yang digunakan adalah menggunakan modal sendiri/modal pribadi
adalah senilai Rp. 2.000.000.000,00 (Dua Milyar Rupiah).

Pasir Batu

Recommended

Recommended

More Related Content

Similar to Pasir Batu

Similar to Pasir Batu (20)

Recently uploaded

Recently uploaded (14)

Pasir Batu