1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI pada
E-BUSINESS
Dewi [ 43217110134 ]
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
ABSTRACK : Bagaimana model pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan
khususnya dalam penerapan model ebusiness yang efektif dan efisien, dampak
penerapan ebusiness pada perusahaan serta model pembuatan sistem dan aplikasi
ebusiness agar terlaksana dengan efektif dan efisien
BAB. III
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI pada E-BUSINESS
Teknologi Informasi adalah teknologi komputer yang digunakan untuk mengolah data,
meliputi mendapatkan data, memprosesnya, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang dapat digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, maupun pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
E-Business adalah singkatan dari Electronic Business, dapat didefinisikan sebagai kegiatan
bisnis yang menggunakan internet, computer network dan Teknologi Informasi sebagai
support system.
E-commerce adalah kegiatan bisnis yang meliputi membeli, menjual, dan pemasaran produk,
jasa, dan informasi melalui Internet dan jaringan lainnya.
2. E-commerce dan E-Business berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi IT
dan penetrasi penggunaan internet di masyarakat dunia yang makin meluas. Hal itu juga
didukung dengan cara berbelanja online yang didesain sedemikian rupa sehingga
memudahkan costumernya, tanpa perlu antri di kasir serta hemat waktu yang kini menjadi
trend khususnya di Negara berkembang dan Negara maju.
Begitu banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur dan internet.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
a. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan,
pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikas i,
komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System:
Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002)
b. E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari
organisasi ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce. McGraw-
Hill)
c. Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan
manajemen organisasi. (Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2001. Esssentials of
Management Information Systems: Organization and Technology in Networked
Enterprise. Prentice Hall)
d. E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan
transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah terlihat
adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. (Samantha
Shurety.1999. E-business with Net.Commerce. Prentice Hall)
e. Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibe l,dan
terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinas ikan
sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi
internet. (Christoper Stoole. 2000. E-business –Just What is It?
http://ebusiness.about.com/industry)
f. Menghubungkan sistem teknologi informasi tradisional dengan internet akan menjadi
sebuah e-business. (Daniel Amor. 2000. The E-business Revolution. Prentice Hall)
3. g. E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian, penjualan,
pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis. Istilah e-business
pertama kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun 1997. (SearchCIO.com)
h. Perusahaan di internet; Penggunaan internet untuk pengelolaan bisnis misalnya untuk
menghubungkan dengan konsumen, supplier, pekerja, dan rekan bisnis.; Perusahaan
yang menggunakan teknologi internet. (MSN Encarta)
i. Definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk berhubungan
dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet menyebabkan proses
bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk
membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi inform asi
dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik
dengan mereka memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah
ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business
termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan
manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga
keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan konsumen
mereka, dan sebagainya. (Executive Guides: Business To Customer
www.netessence.com.cy)
j. E-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang dijalankan pada
internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk meningkatkan produktivitas dan
keutungan dari suatu bisnis. (http://www.wisegeek.com/what-is-ebusiness.htm)
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat
kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan tersebut dapat
kita lihat dari beberapa sudut pandang, yaitu pelaku e-business, alat atau media atau
sumber daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran, tujuannya, dan
keuntungan yang diberikan. Hasilnya sebagai berikut:
Pelaku E-Business
Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan :
1. Teknologi informasi dan komunikasi
4. 2. Komputer, data yang telah terkomputerisasi
3. Internet
Kegiatan Sasaran :
1. Kegiatan bisnis
2. Proses bisnis utama
3. Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi
4. Operasi bisnis utama
Tujuan :
1. Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
2. Transformasi proses bisnis
3. Sharing informasi
Keuntungan
1. Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi
2. Memberikan nilai bisnis yang berbeda
3. Efisien
4. Peningkatan produktivitas dan keutungan
Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu arti utuh,
yaitu: E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi,
individu,atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama
sehingga dapat memberikan keuntungan— dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas,
integrasi,optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
Dalam Wikidpedia (2010) bisnis online, atau biasanya disebut sebagai “e-bisnis” atau “e-
bisnis”, dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) atau information and communication technologies (ICT) untuk mendukung seluruh
kegiatan usaha. Apa manfaat bisnis cara biasa dengan bisnis elekronik ? Metode bisnis
elektronik memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan data internal dan eksternal
sistem pemrosesan lebih efisien dan fleksibel, untuk bekerja lebih erat dengan pemasok
dan mitra, dan untuk lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan mereka.
E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan
data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak
5. dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi
permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Ada beberapa alasan mengapa orang begitu tertarik untuk memulai bisnis di Internet
antara lain : 180 juta orang Amerika menggunakan internet setidaknya sekali sebulan.
Tahun 2005 ada sekitar 1.08 milyar penduduk dunia menggunakan internet sedidaknya
sekali sebulan. Diprediksikan pertumbuhannya akan mencapai 2 milyar penduduk dunia
pada tahun 2010. Pendapatan rata-rata dari bisnis internet di rumahan adalah mencapai
$66,790 (angka thn 2005) membuat internet suatu pasar yang sangat menarik.
O’Brien menjelaskan bahwa secara umum ruang lingkup e-bisnis mencakup bidang-bidang
specialisasi yang saling berhubungan :
1. Enterprise resource planning
2. Customer relationship management
3. Enterprise application integration
4. Supply chain management
5. Online transaction processing
6. Enterprise collaboration
Secara lebih mudah diterjemahkan bahwa e-bisnis melibatkan proses bisnis yang mencakup
seluruh rantai nilai: pembelian elektronik dan manajemen rantai suplai, pemrosesan order
elektronik, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis.
Dengan kata lain, implementasi e-bisnis harus memiliki fungsi yang saling mendukung. E-
bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan Web, Internet, intranet, extranet, atau
beberapa kombinasi dari semuanya.
Untuk bentuk bisnisnya, perusahaan harus memutuskan yang mana e-bisnis model terbaik
sesuai tujuan mereka. Berikut ini adalah model e-bisnis yang diadopsi :
E-shops
E-commerce
E-procurement
6. E-malls
E-auctions
Virtual Communities
Collaboration Platforms
Third-party Marketplaces
Value-chain Integrators
Value-chain Service Providers
Information Brokerage
Telecommunication
Customer relationship
Model E-Bussines
Model bisnis merupakan suatu abstraksi mengenai apa itu perusahaan dan cara
perusahaan menyampaikan produk atau jasa, menunjukkan bgaimana perusahaan
menciptakan kekayaan. Jadi dalam hal in model bisnis menggambarkan bagaimana
perusahaan menghasilkan, mengirimkan, dan menjual produk atau jasa,
menunjukkan nilai kepada para pelanggan dan bagaimana ia menciptakan
kesejahteraan (Margaretta, 2002).
Model-Model Bisnis yang Memanfaatkan Internet
Kategori Keterangan Contoh
Toko Virtual Menjual produk-produk fisik secara langsung
kepada konsumen atau bisnis individual
Amazon.com
EPM.com
Pialang
informasi
Menyediakan produk, harga, ketersediaan
informasi kepada individual dan bisnis.
Penghasilan diperoleh dari periklanan atau
mengarahkan pembeli kepada penjual.
Edmunds.com
Kbb.com
Insweb.com
7. IndustrialMall.co
m
Pialang
transaksi
Menghemat uang dan waktu pengguna dengan
memproses transaksi penjualan secara online,
membuat biaya setiap kali muncul transaksi serta
menyediakan mengenai istilah-istilah dan daftar
harga.
E*TRADE.com
Expedia.com
Pasar Online Memberikan suatu lingkungan digital di mana
pembeli dan penjual dapat bertemu, mencari
produk, memajang produk dan menetapkan harga
untuk produk. Dapat memberikan lelang online
atau lelang balik di mana pembeli mengajukan
penawaran kepada banyak penjual untuk membeli
pada harga yang ditetapkan oleh pembeli, harga
negoisasi, atau harga tetap.
EBay.com
Priceline.com
ChenConnect.com
Pantellos.com
Content
Provider
Menciptakan pendapatan dengan memberikan isi
digital seperti berita digital, music, foto atau video
pada Web. Pembayar membayar sejumlah uang
untuk dapat mengaksesnya atau pendapatan
dihasilkan dengan menjual ruang iklan.
WSJ.com
CNN.com
TheStreet.com
Gettyimages.com
MP3.com
Penyedia
jasa online
Menyediakan jasa online untuk individu dan bisnis.
Menghasilkan pendapatan dari pembayaran
subskripsi atau transaksi dari iklan atau dengan
menmgumpulkan informasi pemasaran dari para
pengguna.
@Backup.com
Xdrive.com
Employease.com
Salesforce.com
Komunitas
virtual
Menyediakan tempat pertemuan online di mana
orang-orang dengan minat yang sama dapat
berkomunikasi dan menemukan informasi yang
berguna.
FortuneCity.com
IVillage.com
8. Portal Menyediakan poin entri awal ke Web bersama
dengan isi spesifik dan layanan lain
Yahoo.com
MSN.com
Manfaat Dan Kendala E-Business
Warta Ekonomi, dalam salah satu artikelnya mengenai e-business menyebutkan beberapa
keuntungan penerapan e-business diantaranya :
1. Meningkatkan daya saing perusahaan,
2. Mempercepat proses bisnis,
3. Biaya operasi yang lebih murah,
4. Jangkauan pasar yang lebih luas,
5. Kecepatan menjangkau pasar yang lebih baik (time to market),
6. Potensi untuk memperluas usahanya dibidang-bidang yang baru, (7) adanya delivery
channel baru dalam berbisnis dengan pelanggan dan pemasok. (Warta Ekonomi
no.23/Thn XIV/9Oktober 2002 : 12)
Secara ringkas manfaat yang dapat dipetik baik oleh organisasi, konsumen, dan masyarakat
pada umumnya, diantaranya (Budi Sutedja,2001:102)
1. Bagi Perusahaan atau Pebisnis Perorangan
a. Memperpendek Jarak
Perusahaan atau pebisnis perorangan dapat lebih mendekatkan diri dengan
konsumen dimana jarak secara fisik dapat diatasi dengan hanya mengklik situs
yang dibangun
b. Perluasan Pasar
Jangkauan pasar dapat menjadi luas dibandingkan dengan sistem bisnis
tradisional yang “terbatas” oleh lokasi
c. Perluasan Jaringan Mitra Kerja
Selain perluasan pasar, perusahaan dapat juga melakukan perluasan jaringan
mitra kerja.
d. Biaya Terkendali
9. Perusahaan tidak perlu hadir secara fisik di berbagai kota dan penjuru dunia, namun
dapat melakukan transaksi dengan konsumen dari berbagai lokasi. Melalui jaringan
kerja antar perusahaan pendukung yang baik apalagi dengan fasilitas internet, maka
konsep Just In Time dapat diterapkan
e. Efisien
Melalui pola paperless, dimana distribusi data dan informasi dilakukan secara
elektronik, maka akan ada penghematan dari segi waktu karena ada integrase
dengan database yang ada di komputer pusat. Waktu pengiriman, biaya kertas, dan
perangko pun dapat dihemat
f. Cash Flow Terjamin
Dengan sistem e-business, cash flow perusahaan akan terjamin karena Perusahaan
akan menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum mengirim barang yang
dipesan konsumen. Dengan pola seperti ini, modal yang dibutuhkan relatif lebih
kecil
g. Manfaat Lainnya
Diantaranya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan layanan konsumen,
menyederhanakan proses,meningkatkan produktivitas,mempermudah akses
informasi,mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan fleksibilitas.
2. Bagi Konsumen
a. Efektif
Konsumen dapat memperoleh informasi dan bertransaksi setiap saat dengan akurat,
cepat, dan murah
b. Biaya Terkendali
Biaya transportmenuju lokasi untukmemilih barang, perbandingan harga dengan
penjual lain dan transaksi dapat ditekan serendah mungkin, karena semua proses
dapat dilakukan dari balik meja dan hanya menekan klik mouse
c. Aman Secara Fisik
Para konsumen akan merasa aman dalam melakukan transaksi dengan jumlah uang
yang sangat besar, dibandingkan pada pasar tradisional. Risiko kecopetan atau
perampasan sangat kecil, meskipun ada risiko pencurian nomor kartu kredit dan
pembobol sistem (hacker)
10. d. Harga Murah
Karena perusahaan dapat menekan biaya pemasaran dan meraih manfaat dar
penerapan Just In Time, konsumen kemungkinan mendapatkan harga produk
lebihmurah
e. Fleksibel
Konsumen dapat melakukan transaksi dari berbagai tempat dengan berbagai kondisi,
seperti dari rumah, kantor, perpustakaan, warnet, atau tempat lainnya
3. Bagi Masyarakat Pada Umumnya
a. Lahirnya era e-business membuka peluang kerja baru dengan pola kerja dan
permodalan yang baru.
b. E-business akan menjadi wahana kompetisi antar perusahaan atau usaha
perorangan yang mengglobal, sehingga masyarakat dapat menikmati produk-produk
berkualitas standar dengan harga kompetitif
4. Bagi Dunia Akademis
a. Lahirnya era e-business memberi tantangan baru bagi dunia akademis untuk
mempersiapkan SDM yang memahami dan menguasai bidang tersebut
b. Para peneliti ditantang untuk melakukan analisis terhadap pergeseran pola bisnis,
konsumsi, dan transaksi dalam usaha menemukan kesepahaman baru dan
pengembangan teori dan konsep baru
c. Sistem e-business juga membuka kerangka baru dalam penjualan jasa pendidikan,
disamping teknologi internet yangmemungkinkan dilakukannya akses materi
Pendidikan dari jarak jauh.
Saat ini makin banyak perusahaan menerapkan e-business dengan harapan untuk
mempercepat proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meraup pendapatan yang lebih
besar. Namummereka menghadapi banyak faktor yang dapat menggagalkan penerapan itu.
Beberapa penyebab kegagalan implementasi e-business diantaranya :
1. Manajemen tidak memberikan dukungan yang efektif terhadap implementasi e-business
di perusahaannnya sendiri,
2. Manajemen kurang mengetahui proses penerapan e-business yang benar,
11. 3. Manajemen tidak mampu membedakan bahwa e-business bukanlah sekedar investasi
teknologi informasi melainkan perbaikan proses bisnis atau peningkatan bisnis dengan
didukung teknologi informasi,
4. Manajemen kurang menyadari bahwa proses implementasi e-business pada akhirnya
harus mampu mengembalikan nilai investasinya dan meningkatkan laba perusahaan,
5. Manajemen tidak memberikan sumber daya yang terbaik di proyek implementasi e-
business (Warta Ekonomino.23/Thn XIV/9 Oktober 2002 : 13)
Dampak positif dari E-Business:
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang
tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan)
Dampak negatif dari E-Business :
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu
mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti
semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap
semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat
mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat
kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
12. 4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang
hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia
memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor
seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha
menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan
sengaja , ketidakjujuran , praktek bisnis yang tidak benar , kesalahan faktor manusia
, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
Tantangan dan Keterbatasan E-Business di Indonesia
Meskipun model e-business ini memiliki banyak manfaat, tetapi masih ada sejumlah
tantangan dan keterbatasan yang harus diatasi. Hambatan e-business di Indonesia
diantaranya meliputi (Budi Sutedja,2001:107-108) :
1. Belum terbentuknya high trust society. Perubahan budaya dari pola belanja
onvensional yang memungkinkan orang untuk memegang danmencoba barang yang
akan dibeli menjadi hanya melihat katalog produk ternyata membutuhkan suatu
perjalanan waktu. Sementara itu cyberlaw juga belum juga jelas baik isi apalagi
penerapannya, sehingga konsumen banyak yang hati-hati. Kadang-kadang karena
terlalu hati-hati maka kepercayaan konsumen kepada penjual menjadi sangat
rendah
2. Pada umumnya harga produk tidak dapat ditawar lagi
3. Sarana pra sarana masih belum memadai.
4. Masih sangat sedikit sumber daya manusia yang memahami dan menguasai dengan
baik dan benar konsep dan implementasi teknologi informasi dan penerapannya
dalam dunia bisnis E-Business: Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
5. Layanan pendukung utama seperti jasa posmasihmemerlukan pembenahan dan
peningkatan supaya jeda waktu dari terjadinya transaksi hingga diperolehnya barang
oleh konsumen tidak terlalu lama
13. 6. Adanya tindak kejahatan penyalahgunaan kartu kredit sehingga masyarakat
mengalami phobia terhadap mekanisme e-business yang menyertakan nomor kartu
kredit dalam formulir transaksi
7. Adanya masalah perbedaan platform yang digunakan dalam perusahaan. Perbedaan
platformini dapat meliputi pola atau format pencatatan dan laporan, prosedur,
sistem waktu, danlain sebagainya
8. Penjual dan pembeli masih menunggu sistem e-business stabil sebelum mereka
memanfaatkannya seara optimal.Para penjual juga masih mencoba dengan
menguasai medan bisnis lewat internet
9. E-business masih dipandang sebelahmata sebagai sistemyang sulit dioperasikan dan
belum ada aturan yang jelas dari pemerintah
10. Perubahan pola konsumen dari konsumen yang cenderung pasif dan menunggu
Informasi atau promosi dari pembicara menjadi konsumen yang aktif dalam mencari
informasi sebelummelakukan transaksi
11. Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang tepat sehingga sistem e-
business dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran etika
dan moralitas, seperti menjajakan situs pornograf.
Aplikasi e-business yang ditunjukan pada gambar 1 menunjukan komponen-komponen
aplikasinya, hubungan diantaranya, antaramuka (interface) dengan pelanggan, karyawan,
rekam bisnis, dan stackholder yang lain didalam suatu perusahaan e-business.
14. Gambar 1. Interrelasi komponen E-Bisnis dari O’Brien
Dari bagan ini jelas bahwa internal perusahaan ada pada ruang lingkup Enterprise Resource
Planning yang berinterrelasi dengan Supply Chain Management untuk menangani produksi
dan Customer Relationship Management untuk menangani pelanggan. Selain itu
perusahaan juga harusnya memiliki supporting berupa control administrasi dan
financial. Kesemuanya dihubungkan dengan jaringan Enterprise Application Integration.
Menurut Cole (2010) dari berbagai pengalaman telah terbukti bahwa untuk melakukan e-
bisnis yang sukes diperlukan 3 faktor yaitu :
1. Penjamin bisnis, biasanya senior executive
2. IT support, untuk mendukung proses integrasi antar fungsi.
3. Orang yang bertanggung jawab untuk menangani persoalan pelayanan, operasional,
dan resikonya.
Adapun dasar-dasar yang harus dimiliki agar implementasi e-bisnis dapat berjalan dengan
baik ada beberapa elemen yaitu
1. Commercial Imperative (Perhitungan komersial)
Jangan terburu-buru membangun sebuah instalasi atau bagian dari instalasi e-bisnis jika
tidak berdasarkan perhitungan bisnis yang cukup besar. Bisnis kecil yang hanya memiliki
15. beberapa partner usaha sangat rentan untuk merugi. Lain halnya dengan bisnis skala besar
seperti perusahaan konstruksi yang memiliki banyak partner dan konsumen, dimana
penggunaan e-bisnis dapat menekan biaya produksi secara signifikan
2. Bisnis proses
Membangun perangkat e-bisnis yang terintegrasi harus melalui proses yang dilakukan terus
menerus dan konsisten.
3. Data yang dapat dipercaya
Pengelola data harus memasukkan data yang layak dipercaya kredibilitas.
4. Ada standardisasi
Karena e-bisnis akan langsung berhubungan dengan dunia luar, maka standardisasi
bahasa, susunan data, maupun protokol dan prosedur yang menyangkut operasional e-
bisnis harus dituangkan dalam bentuk sebuah standar operasional.
5. Manajemen data
Perusahaan harus menjamin pengelolaan data yang akurat karena data-data yang ada
sangat penting untuk pengambilan keputusan yang akan berakibat pada kecepatan
pengambilan keputusan dan daya saing perusahaan.
6. Penyesuaian data
Banyak informasi yang masuk hanya berupa informasi mentah yang harus diolah menjadi
sebuah data yang dapat digunakan langsung, sehingga proses pengolahan data yang cepat
dan akurat sangat diperlukan.
Namun demikian di dalam beberapa kasus, penerapan e-bisnis di usaha kecil menengah
juga menunjukkan hasil yang bagus. Menurut Jiwei et all (2004), implementasi e-bisnis di
16. usaha kecil menengah di Amerika menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil yang
menguntungkan tersebut dapat diidentifikasi ada 6 butir yaitu :
1. Meningkatkan posisi tawar dan daya saing
2. Menarik pelanggan baru
3. Meningkatnya sharing knowledge management di internal
4. Pelayanan yang lebih efisien dan efektif
5. Penyaluran produksi yang lebih lancar
6. Rekrutment staff bisa secara online.
Manfaat yang didapat dari e-bisnis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar. 2. Manfaat E-Bussines
Jiwei et all (2004) juga membandingkan proses penerapan e-bisnis di perusahaan besar
dan perusahaan kecil menengah (SME). Dia mengambil contoh perusahaan besarnya
17. adalah Yahoo, yang memulai e-bisnis dengan menciptakan search engine sampai menjadi
website komersial dalam waktu 5 tahun. Berikut tahapannya :
Gambar 3. Tahapan Pengembangan Yahoo
Untuk sample perusahaan kecilnya menengahnya Shi Jiwei meneliti 6 SMEs yang
karyawannya bervariasi antara 4 sampai dengan 70 orang. Variasi bisnisnya mulai dari
pembuatan website sederhana sampai yang canggih. Salah satu yang tersukses merupakan
supplier utama dari sebuah jaringan supply chain multi national company hingga model e-
bisnisnya pun rencananya akan diterapkan di jaringan supplier lainnya yang lebih
kecil. Adapun faktor-faktor suksesnya adalah :
1. Penggunaan internet dan website yang dinamis yang didukung oleh database.
2. Disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
3. Memposisikan konsumen sebagai partner bisnis
4. Partnership dengan supplier lain dan pihak ketiga lainnya.
5. Menawarkan produk dan layanan yang tepat, di saat yang tepat
6. Proses yang berkelanjutan dan konsisten untuk memperbaiki pelayanan terhadap
konsumen
7. Integrated terhadap sistem di pihak konsumen
8. Sharing informasi secara internal dan eksternal di berbagai level posisi.
Belajar dari pengalaman membandingkan kedua kasus tersebut, maka dapat dihasilkan
model yang tepat untuk implementasi e-bisnis yang sesuai, sebagai berikut :
18. Gambar 4. Model Implementasi E-Bisnis
Dengan model seperti ini harus diterapkan di setiap tahapan manajemen jika digunakan
untuk membantu pengusaha kecil menengah untuk membangun strategi e-bisnis,
pengambilan keputusan implementasi, dan internal evaluasinya. Model ini
mengkombinasikan 3 tools :
1. Decision Support Tools : Strategi jangka panjang dan semacam perangkat
pengambilan keputusan “Go/No Go” .
2. Management Support Tools : Kemampuan manajemen dan knowledge
3. Operational Support Tools : Kegiatan yang melaksanakan proyek.
Yang harus diperhatikan dari model ini adalah data capture yang didapat dari 3 lini
manajemen yaitu level strategis, manajemen, dan operasional. Data capture sangat kritikal
untuk penentuan kesuksesan e-bisnis dalam jangka panjang. Model ini sangat tepat
diterapkan di usaha kecil menengah yang seringkali kesulitannya adalah sharing informasi
dan berkutat dengan masalah organisasi. Dengan model ini meletakkan dasar bagi
pengembangan knowledge management dan sharing informasi yang mampu menembus
halangan yang biasa terjadi terkait sharing informasi.
Jiwei et all dalam penelitiannya (2004) mengatakan sebagai kesimpulannya bahwa :
19. 1. E-bisnis harus dilaksanakan secara terus menerus melalui bisnis proses yang kontinu
dan terintegrasi antara people, process, information management dan teknologi.
2. E-bisnis merupakan pilihan yang flexible, adaptif, dan pragmatis untuk menghadapi
tantangan daya saing.
Analisa Potensi Penerapan E-Bisnis di Indonesia
Menurut data perkiraan dari EIU CountryData, 2006 connectivity statistic di Indonesia
adalah sebagai berikut :
Mobile subscriber penetration : 22.41%
Internet user penetration : 8.3%
Broadband subscriber penetration : 0.3%
Menurut data the Economist Intelligence Unit (2007), Indonesia menempati peringkat ke 67
dari 69 negara yang dianalisis untuk kesiapan menerapkan e-bisnis dan implementasi digital
lainnya, sebagai berikut :
Mobile subscriber penetration : 22.41%
Internet user penetration : 8.3%
Broadband subscriber penetration : 0.3%
20. Gambar 5. Peringkat Kesiapan Negara-negara untuk Implementasi Memasuki Era Digital dan
Elektronik (E-Readiness).
Kriteria yang diteliti adalah : adopsi konsumen dan bisnis, konektivitas dan infrastruktur
teknologi, lingkungan bisnis, lingkungan sosial dan budaya, kebijakan pemerintah dan visi,
dan hukum dan lingkungan kebijakan.
21. Menurut penelitian EIU (2007)[5] juga menilai ketidakstabilan politik di Indonesia, ekonomi
stabil dan deregulasi telekomunikasi yang setengah hati telah menciptakan lingkungan yang
berisiko tinggi bagi investor, dan memiliki cukup memperlambat laju kemajuan di sektor
telekomunikasi. Telekomunikasi di Indonesia pasar tidak diliberalisasi, namun sejumlah
pemain yang beroperasi di sektor ponsel.
Indonesia memiliki 3,7 saluran telepon tetap per 100 orang pada tahun 2004, atau saluran
telepon hanya 8.8m secara total. Namun, cakupan lebih besar dari angka-angka ini
menunjukkan, berkat wartel 220.000 (kios telepon) di negara itu. Ketidakcukupan
penyediaan fixed-line telah menyebabkan pertumbuhan yang cepat dalam langganan-
ponsel, yang berdiri di 33m pada tahun 2004, naik dari hanya 19m pada tahun 2003.
Komputer pribadi (PC) dan penetrasi internet juga rendah, meskipun meningkat dengan
cepat, dengan hanya 11 PC per 1.000 orang dan pengguna internet 3,6 per 100 orang pada
tahun 2004.
Ada lebih dari 6.000 perusahaan lokal memproduksi peralatan komputer, tetapi mereka
biasanya dalam ukuran kecil dan pemain asing yang besar terus memainkan peran yang
dominan di pasar. Perangkat lunak bajakan dan palsu peralatan komputer dan ponsel-
ponsel yang tersedia.
Namun demikian pemaparan lain dari Wijaya (2010)[6] memberikan informasi yang lain,
yaitu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah memperhitungkan
pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2001 mencapai 4,2 juta orang. Meningkat
lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan angka pada akhir tahun 2000 sebesar 1,9 juta
orang. Sedangkan berdasarkan data yang diberikan oleh internetworldstats, penduduk
Indonesia yang menggunakan Internet berjumlah 25.000.000 pada tahun 2008, atau
meningkat sebesar 1.150 % dari tahun 2000 yang hanya berkisar 2.000.000 saja.
Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 pengguna internet di Asia. Wijaya (2010)
berpendapat fakta diatas dapat menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan e-business di Indonesia. Namun demikian
juga banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu faktor-faktor eksternal dan faktor
22. internal. Menurut Wijaya (2010) untuk mendefinisikan strategi dan kebijakan
pengembangan e-business di Indonesia terlebih dahulu harus mendefinisikan dan
menyesuaikan dengan obyektif yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yaitu:
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa melalui e-business yang berfungsi
sebagai stimulus dan enabler pertumbuhan.
2) Memperluas pangsa pasar potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dari
tingkat nasional sampai internasional.
3) Meningkatkan nilai kompetitif produk yang dihasilkan anak bangsa dengan
memotong atau bahkan menghilangkan jalur distribusi pemasaran sehingga produk menjadi
lebih murah dan lebih memberikan keuntungan.
4) Memeratakan perkembangan/ pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan
fasilitator teknologi informasi.
Dari segi prospek e-bisnis maka menurut Eko Indrajit dalam Sugi (2010)[7] nampaknya
perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan
relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara
yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (eCommerce).
Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi perusahaan-
perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementas ikan
berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang terjadi pada backoffice.
Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan
lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan
kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan mitra bisnisnya.
Kecenderungan meningkatnya jenis e-bisnis ini didasarkan pada suatu riset yang
mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis
dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas informasi secara
konvensional.
23. Kemudian dari segi implementasi e-bisnis Eko Indrajit dalam Sugi (2010) berpendapat e-
bisnis di Indonesia memperlihatkan bahwa tantangan implementasi konsep baru ini lebih
dikarenakan alasan-alasan sosiologis dibandingkan dengan aspek teknologinya. Artinya,
faktor-faktor budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku memegang peranan penting yang
menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi di dalam
perusahaan. Dengan berpegang pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people are hard
to change”, maka aspek manajemen perubahan (change management) harus benar-benar
diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya merupakan prospek e-bisnis yang
sangat besar untuk digarap, karena terbukti bahwa mereka yang mampu membantu
perusahaan untuk dapat secara efektif bertransformasi ke konsep e-bisnis akan dipercaya
oleh manajemen dalam mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya,
peluang besar akan diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi
e-bisnis yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada perusahaan-
perusahaan tradisional.
Selain itu dari segi bisnis proses, Eko Indrajit dalam Sugi (2010) menjelaskan sekian banyak
perusahaan e-bisnis yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa perusahaan yang
sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu menggabungkan konsep traditional
physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain
(rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan e-bisnis, ada tiga alur yang sangat
penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan
alur pembayaran transaksi. Alur produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian
proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan
pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet). Agar sukse, perusahaan harus
handal dalam menangani ketiga alur entiti tersebut. Prospek besar tersedia bagi mereka
yang memiliki produk atau jasa berkaitan dengan penggabungan traditional physical value
chain dengan virtual value chain seperti yang dikemukakan di atas.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa e-bisnis berkaitan erat dengan serangkaian aktivitas
pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan mengikuti
negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) e-
bisnis yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, e-bisnis akan sepenuhnya menjadi
24. tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri swasta. Karena
mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis,
maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah
harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan
oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan e-bisnis yang benar-benar memiliki keuggulan kompetitif
(competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.
Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah kenyataan
bahwa e-bisnis baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan
sistem e-bisnis turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apalah artinya sebuah
komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi eCommerce yang tinggi misalnya,
namun tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan
keamanan yang memadai bagi para pelaku e-bisnis. Dengan kata lain, kesempatan
berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kepincangan-kepincangan
perkembangan sistem e-bisnis secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut
mengenai infrastruktur dan suprastruktur e-bisnis di Indonesia.
Penerapan E-Bisnis di Indonesia
Beberapa perusahaan BUMN sudah mulai menerapakan e-bisnis di Indonesia untuk
meningkatkan daya saingnya, antara lain e-Business Pos dari PT. Pos Indonesia yang
memiliki bentuk layanan yaitu : Electronic Postal Service ( ePostal ), Limited Communication
Technology Services (eCom), Internet Content Dan Messaging Services, dan Community
Acces Point (Warung Masif).
Layanan Elektronik postal service (epostal) adalah :
Electronic Letter (Ratron)
Merupakan layanan pengiriman surat secara elektronik melalui media jaringna internet.
25. Electronic Financial Services (WeselNet)
Merupakan jasa keuangan elektronik yang dapat digunakan oleh konsumen dalam
melakukakn pengiriman finansial.
Value Added Postal Services (Track and Trace, Status Notification, etc)
Memberikan beberapa kemudahan sebagai nilai tambah dari produk Pos itu sendiri seperti
pengembangan dalam penetapan jalur dan tempat, serta fasilitas komputerisasi dalam
pemberian status pengiriman.
Electronic Delivery ( eDelivery )
Merupakan program layanan dalam bentuk elektronik seperti pengiriman pesanan
perusahan.
Electronic Document Management
Merupakan layanan dalam pengiriman dokumen dalam melalui jaringan elektronik.
Electronic Mailshoping
Pengiriman surat/kartu ucapan melalui media elektronik kepada setiap relasi di setiap
daerah.
Layanan Limited Communication Technology Services (eCom) :
Layanan komunikasi dengan menggunakan jaringan PSTN, GSM, CDMA, serta memberikan
kemudahan dari masing-masing jaringan tersebut.Target dari produk ini adalah para
konsumen Pos Indonesia yang menggunakan telepon selluler atau konsumen yang
menggunakan layanan jasa komunikasi.Serta memberikan fitur dengan nilai tambah untuk
mengakses SMS, MMS, GPRS, WAP. Dan IVR media untuk mereka yang menginginkan
informasi tentang orang lain dengan periode waktu yang spesifik. Berikut beberapa bentuk
layanan Limited Communication Technology Services (eCom) :
26. SMS Corporate Service
SMS Content Pull & Push (Info, Quiz, Entertainment, Leisure, Lifestyle)
SMS Transaction Services
SMS Gateway Services
Call Center
Close User Group
MVNO
Gerai Telekomunikasi
Internet Content Dan Messaging Services
Layanan jasa berbasis internet serta layanan jasa transmisi data digital yang terkoneksi
dengan jaringan internet. Berikut beberapa bentuk layanan Internet Content Dan
Messaging Services :
eCommerce
eMagazines/Newsletter
ePooling
Portal / Hosting / Web Development
VoIP Services
Switching Gateway
Community Acces Point (Warung Masif)
Outlet/channel informasi dan telekomunikasi dimana masyarakat dapat menemukan jasa
layanan yang berupa : telekomunikasi, akses informasi serta transaksi perdagangan yang
dapat dilakukan di dalam serta diluar lingkup kantor Pos. Berikut beberapa bentuk layanan
Community Acces Point (Warung Masif) :
Multimedia Internet Workstation
Online Game
27. Printing / Scaning / Burning
Business Center
Sementara itu untuk menjalankan strateginya e-bisnisnya, eBisnis Pos memiliki strategi :
Teknologi Informasi, Kemitraan, Bisnis Proses, dan Standar Kinerja. Dari pemaparan
ini strategi e-bisnis yang dimiliki sesuai dengan beberapa literatur yang sudah disinggung
di Tinjauan Pustaka maupun Pembahasan makalah ini, sehingga nampaknay eBisnis Pos
secara manajemen internal sudah memilki visi untuk membangun e-bisnis yang baik,
namun perlu didukung oleh kebijakan pemerintah juga karena PT. Pos Indonesia
merupakan badan usaha milik negara yang keputusannya pun berada di tangan
pemerintah. Bila pemerintah mendukung dengan regulasi dan iklim persaingan yang tepat,
bukan tidak mungkin e-Bisnis Pos mampu bersaing dengan penyedia jasa lainnya.
Contoh Aplikasi lainnya
Adapun sebagai contoh sebuah aplikasi sistem informasi yang menerapkan e-business
diantaranya
adalah :
www.blibli.com
Blibli.com memiliki konsep belanja online ala mall. Dengan konsep tersebut blibli
mengharapkan masyarakat Indonesia yang terbiasa belanja di mall bisa menemukan
barang yang mereka cari dengan mudah dan menyenangkan dimanapun dan kapanpun.
Blibli adalah produk pertama PT Global Digital Niaga yang merupakan anak
perusahaan Djarum dibidang digital yang didirikan pada tahun 2010. Blibli bekerja sama
dengan teknologi provider kelas dunia, mitra logistik, banking partner serta merchant
partner dengan standar tertentu untuk menciptakan sistem back-end yang bisa memenuhi
kebutuhan pengguna Blibli.
Saat ini Grup Djarum melalui Global Digital Prima Ventures (GDP) misalnya, membentuk
inkubator bernama Merah Putih Inc, sebuah inkubator start-up lokal berbasis komunitas
dan memberikan bantuan modal bagi start-up lokal yang inovatif. Kantor pusat Blibli
28. bermarkas di Jakarta Barat dengan biaya infrastruktur seperti server dan jaringan hampir
mencapai Rp 100 miliar.
Tampilan Utama Situs blibli.com
Kelebihan dari Blibli
Harganya kompetitif dibanding dengan online mall dan shop di Indonesia, bahkan bisa
lebih murah.
Kupon belanja yang mudah didapatkan dengan berbagai macam nominal, minimal
anda bisa mendapatkan 2 buah kupon senilai total 100 ribu dari mendaftar newsletter
Blibli.
Ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia.
Customer service yang memudahkan pelayanan melalui Livechat yang on 24 jam.
Pelayanan customer service Blibli yang cepat, ramah dan sabar.
Packing barangnya untuk elektronik menggunakan kayu, sekecil apapun ukurannya
dan ini gratis lagi tidak menambah biaya ongkos kirim.
29. Kekurangan Blibli
Sistem konfirmasi pembayaran transfer bank yang memakan waktu 1 hari sejak
mengirimkan uang jika melakukan pemesanan di hari kerja dan 2-3 hari kalau anda
membelinya di hari sabtu dan minggu.
Tidak ada cara konfirmasi pembayaran manual, tampaknya harus komplain ke
customer care Blibli untuk hal ini.
Tidak adanya pemberitahuan melalui e-mail dan SMS mengenai perubahan status
pemesanan.
Sistem pengiriman barang yang tampaknya harus dijemput oleh kurir (Pickup), jadi
merchant partner-nya tidak boleh mengirimkan sendiri.
Daftar Pustaka
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah SistemInformasi Manajemen:
Penggunaan Teknologi Informasi pada E-Business. FEB - Universitas
Mercu Buana: Jakarta
http://olivbelotugasim.blogspot.com/
http://indrasetyadewi.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/07/10/penerapan-
e%E2%80%90business-di-indonesia/
http://nanienuneno.blogspot.com/2010/10/e-business.html#comment-form
http://elfaastrid.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/Paper-E-Business.pdf
http://a-lakehzam.blogspot.com/2015/09/makna-e-business-dan-contoh-
aplikasinya.html