2. Pengukuran Kinerja Perusahaan
Total shareholder return (TSR)
Wealth added index (WAI)
Market value added (MVA)
Excess return (ER)
Market to book ratio (MBR)
3. Total Shareholder Return (TSR)
• TSR adalah jumlah pengembalian saham
kepada investor, atau capital gain ditambah
dividen.
• TSR adalah tingkat pengembalian semua arus
kas internal kepada investor selama periode
holding suatu investasi.
4. • Total Return = capital gain (loss) + Yield
atau
• Return Saham: Pt - Pt-1 + Dt
Pt-1 Pt-1
Keterangan :
Pt = harga saham pada periode t
Pt-1 = harga saham pada periode t-1
Dt = Dividen pada periode t
Perubahan harga selama periode bisa berupa angka
negatif , nol, dan positif. Sedangkan yield bisa berupa
angka nol (0) dan positif.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham
1. Faktor internal
– Kegiatan operasional perusahaan
– Laporan pendanaan
– Manajemen perusahaan
– Pengumuman pengambilalihan perusahaan
– Pengumuman investasi
– Pengumuman ketenagakerjaan
– Pengumuman laporan keuangan perusahaan
6. 2. Faktor Eksternal
– Pengumuman dari pemerintah
– Pengumuman hukum
– Pengumuman industri sekuritas
– Gejolak politik luar negeri dan fluktuasi nilai
tukar
– Berbagai isu baik dalam negeri maupun luar
negeri
7. Wealth added index (WAI)
• WAI yaitu kemampuan perusahaan dalam memberi
nilai tambah kekayaan.
• WAI adalah metode pengukuran kinerja perusahaan
yang dikembangkan oleh Stern Value Management ,
sebagai indikator untuk menentukan peningkatan
kekayaan yang dihasilkan perusahaan di atas return
minimal yang diharapkan investor.
• Rumus WAI:
Kapitalisasi Pasar (di awal periode) x (TSR – CoE)
8. • Dalam menghitung WAI, harapan akan return itu
didasarkan pula pada potential cost plus risiko yang
ditanggung investor, yang kemudian diterjemahkan dalam
cost of equity (CoE).
• Sebuah perusahaan yang baik akan menghasilkan WAI
positif, yaitu bila total return yang dihasilkan untuk
pemegang saham (Total Shareholder Return - TSR) lebih
besar dari CoE-nya. Artinya, jika saham perusahaan hanya
menghasilkan TSR sama besar dengan CoE -nya, maka
saham itu dianggap belum menghasilkan wealth added.
• Bahkan jika TSR -nya lebih kecil dari COE nya, akan
menghasilkan WAI negatif yang berarti terjadi
penghancuran kekayaan.
• Belakangan ini, WAI menjadi salah satu rujukan untuk
menentukan perusahaan yang prospektif untuk
berinvestasi
9. Market value added (MVA)
• MVA adalah perbedaan antara nilai pasar saham
perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor
yang telah diberikan.
• MVA merupakan hasil kumulatif dari kinerja
perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi
yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan.
• MVA merupakan alat untuk mengukur berapa banyak
kekayaan suatu perusahaan yang telah diciptakan
untuk saat tertentu.
• MVA dapat dihitung sebagai berikut:
MVA = Nilai perusahaan – Modal yang
diinvestasikan (IC)
Nilai Perusahaan = Jumlah saham beredar x
Harga saham
10. • Apabila Laporan Keuangan tidak menyebutkan
jumlah saham beredar, maka kita harus
mencarinya. TETAPI apabila di dalam Laporan
Keuangan terdapat disclousure, maka perlu
dianalisa, karena biasanya jumlah saham
beredar sudah dicantumkan.
• Maka seringkali digunakan nilai EPS
(earning/share) untuk mengetahui jumlah
saham beredar.
• EPS = Laba bersih / Jumlah saham beredar
11. Excess Return (ER)
• Excess return menganalisis jumlah modal yang
diinvestasikan tahun lalu dan kemudian
membebankan perusahaan atas pemakaian
modal tersebut selama satu tahun.
• Formula:
Excess Return = Kekayaan aktual - kekayaan
yang diharapkan
12. • Contoh:
PT RST didirikan 5 tahun lalu dengan modal berupa saham biasa sebesar
Rp 10 milyar (asumsikan tidak ada utang). Pada saat tersebut ekuitas yang
ditanamkan dapat menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% per
tahun. Perusahaan menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 1
milyar di tahun kedua dan tahun ketiga. Seluruh keuntungan dibagikan
sebagai dividen. Nilai pasar dari saham PT RST saat ini adalah Rp 11 milyar.
Berapakah excess return PT RST?
Deviden yang diterima 3 tahun lalu = 1m x (1+10%)3 = Rp 1,331 milyar
Deviden yang diterima 2 tahun lalu = 1m x (1+10%)2 = Rp 1,201 milyar
Nilai pasar saham saat ini = Rp 11 milyar
Kekayaan actual = Rp 13,532 milyar
Expected wealth = 10m x (1+10%)5 = Rp 16,1 milyar
Excess return = Rp 13,532 milyar – Rp 16,1 milyar = -Rp2,568 milyar
13. Market to book ratio (MBR)
• Market to Book Ratio (MBR) merupakan rasio
perbandingan antara harga pasar per lembar saham
dibandingkan dengan nilai buku perusahaan.
• MBR merupakan ratio dari nilai per lembar saham biasa
atas nilai buku perlembar ekuitas. Dimana nilai pasar per
lembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di
masyarakat umum, dimana nilai pasar pada suatu saat
dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari
mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologi yang ada
dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan
ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan
sebagainya (Helfert, 1997 : 290).
• Sedangkan nilai buku per lembar ekuitas mencerminkan
nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan,
dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu
aktiva (Helfert, 1997 : 326).
14. • Pengaruh market to book ratio terhadap saham dengan
hasil rasio yang cukup tinggi antara nilai pasar dan nilai
buku memiliki kemampuan dalam menghitung stock
return atas proxi nilai buku untuk arus kas dimasa yang
akan datang. Serta menghasilkan suatu variabel yang
berhubungan dengan stock return, dimana strategi
dasar dalam melakukan trading digunakan 2 kombinasi
yaitu pendapatan dan nilai buku (Bae dan Kim 1998).
• Selain itu, market to book ratio juga memberikan
profitabilitas dan hasil pendapatan saham dimasa yang
akan datang dengan menggunakan kombinasi antara
market to book ratio dan dividen yield, dimana
kombinasi tersebut dapat menunjukkan performance
atas stock return dimasa yang akan datang (Jiang dan
Lee, 2007).
15. • Market to book ratio =
Nilai pasar ekuitas per lembar
Nilai buku ekuitas per lembar
• Semakin optimis investor akan pertumbuhan
perusahaan di masa depan, semakin tinggi nilai
market-to-book rasionya.
• Rasio ini digunakan sebagai ukuran dari nilai
relatif.
• Saham perusahaan dengan nilai rasio market-to-
book yang rendah dianggap sebagai value stock,
sedangkan saham perusahaan dengan rasio yang
tinggi dianggap sebagai growth stock.