Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Identifikasi Kimia
1. JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
OLEH :
NAMA : DARMA JULIANTI SIPAHUTAR
NIM : L1B021034
ASISTEN : ADELIA KUSUMA WIDYASTUTI
HARI, TANGGAL : SELASA, 7 SEPTEMBER 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
2. 2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
JUDUL PRAKTIKUM ...................................................................................... 3
I. TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
III. METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................... 8
3.1 IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM
ALKALI DENGAN CARA REAKSI NYALA ..............................8
a. Alat ...............................................................................................8
b. Bahan ........................................................................................... 8
c. Cara Kerja .................................................................................. 8
d. Skema Kerja ................................................................................9
3.2 IDENTIFIKASI KATION
DENGAN CARA REAKSI BASAH ............................................... 10
a. Alat ...............................................................................................10
b. Bahan ........................................................................................... 10
c. Cara Kerja .................................................................................. 10
d. Skema Kerja ................................................................................11
3.3 IDENTIFIKASI ANION
DENGAN CARA REAKSI BASAH ............................................... 13
a. Alat ...............................................................................................13
b. Bahan ........................................................................................... 13
c. Cara Kerja .................................................................................. 13
d. Skema Kerja ................................................................................14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................16
4.1 Data Pengamatan ..............................................................................16
4.2 Persamaan Reaksi ............................................................................ 16
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................17
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 17
5.2 Saran ..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18
3. 3
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam larutan
bahan dengan cara reaksi nyala api bunsen.
2. Melihat dan mengenal spektrum emisi dari K, Na, dan Ca.
3. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag+, Pb2+, Hg2+, Fe2+, Ba2+, Na2+
dalam larutan dengan menggunakan pereaksi pembentukkan endapan,
warna, gas dan bau yang dapat diamati.
4. Mengidentifikasi anion-anion Br- , SO42-
, Fe(CN)64-
, Cr42-
, SO32-
dengan pereaksi atas dasar perbedaan kelarutan garam peraknya dan
Bariumnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi merupakan salah satu pekerjaan dalam analisis kualitatif. Uji
nyala api adalah suatu prosedur yang digunakan dalam ilmu kimia untuk
mendeteksi keberadaan unsur tertentu , terutama ion logam berdasarkan
karakteristik spektrum emestri masing –masing unsur warna nyala api secara
umum juga bergantung pada temperatur uji nyala digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan logam dalam jumlah yang relatif kecil pada
senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala . untuk warna nyala
unsur-unsur logam dan alkali tanah . uji nyala merupakan cara paling mudah
untuk mengidentifikasi logam warna yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-
logam lain, biasanya metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski
demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk yang bermanfaat seperti metode
mana yang akan dipakai Analisis kualitatif bertujuan untuk mengidentifikasi
suatu spesies danelusidasi struktur spesies tersebut (purba,michael.2006).
Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan
pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau
menggunakan metode analisis kimia. Kimia analitik mencakup kimia analisis
kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan
suatu unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif
menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel (Wiryawan, 2011).
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:
4. 4
1. Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui.
2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan
jumlah zat tertentu yang ada didalam suatu sampel.
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat – sifat
ini sebagai sifat periodik menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfida, hidroksida, karbonat sulfat, dan garam – garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif
ini merupakan aplikasi prinsip – prinsip umum dan konsep – konsep dasar yang
telah dipelajari dalam kimia dasar. Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui
komponen apa atau pengotor apa yang ada dalam sampel tertentu, seringkali
diperlukan informasi tambahan mengenai berapa banyak masing – masing
komponen atau pengotor tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif
diklasifikasikan atas dasar :
1. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksi yang terbentuk.
2. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri).
3. Pengukuran sifat optis (pengukuran adsorban).
4. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3. Analisis kimia kuantitatif yang
klasik menyangkut analisis gravimetri dan titrimetri.
Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah menjadi
bentuk endapan yang sukar larut, selanjutnya dipisahkan dan ditimbang.
Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut analisis volumetri, zat yang akan
ditentukan dibiarkan bereaksi degan suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan
standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang diperlukan untuk dapat
bereaksi sempurna tersebut di ukur. Selain kedua metode analisis tersebut di atas,
dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode spektroskopi adsorbsi.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non – logam. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan
suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur
– unsur serta ion – ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
5. 5
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu
larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia – reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan (Kusuma, 2011).
Penggolongan Anion
Kemungkinan adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui
kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan
terdahulu yaitu percobaan analisis kation. Pengujian antara reaksi asam sulfat
encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang
terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang
merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya.
Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai
menjadi air dan gas karbon dioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak
asam karbonat. Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air
dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan.
Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam
sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada
kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan – golongan utama, bergantung
pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam
zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
keterbatasan pada metode ini. Proses – proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam
(A) proses yang melibatkan identifikasi produk – produk yang mudah menguap,
dan (B) proses yang bergantung pada reaksi – reaksi dalam larutan. Secara kasar,
reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah: Zat kimia kualitas teknis.
Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.
Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan
oleh United States Pharmacopoeia. Zat kimia bermutu reagensia (reagent
– grade) memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia
Amerika Serikat. Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan
menurut urutan:
1. Uji sulfat
6. 6
2. Uji untuk zat pereduksi
3. Uji untuk zat pengoksid
5. Uji dengan larutan perak nitrat
6. Uji dengan larutan kalsium klorida
7. Uji dengan larutan besi (III) klorida.
Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis
semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES)
dipakai untuk pengujian anion.
1. Kelompok Nitrat
2. Kelompok Sulfat
3. Kelompok Halogenida
(Ayu, 2012)
Penggolongan Kation
Golongan – golongan kation memiliki ciri – ciri khas, yaitu:
1. Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion – ion
yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
2. Golongan II: membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion – ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, kadmium, bismut, stibium, timah.
3. Golongan III: membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
4. Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
5. Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan
reagensia – reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, amonium,
litium, dan hidrogen.
7. 7
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing – masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat – zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Ayu, 2012).
Metodologi Kimia Analitik
Adapun metodologi kimia analitik, meliputi :
1. Perencanaan analisis.
2. Pengambilan sampel (sampling).
3. Persiapan sampel untuk analisis.
4. Pemisahan senyawa pengganggu.
5. Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui.
6. Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan
ketelitiannya.
(Wiryawan, 2011)
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk
menentukan ion(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif
dan spesifik. Pereaksise lekt if adalah pereaksi yang memberika n
reaksi tertentu untuk satu jeniskation/anion tertentu. Dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihatadanya perubahan-
perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan,terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas (Manata, 2015).Analisis merupakan
ilmu kimia yang mempelajari tentang identifikasi suatuspesies, penentuan
komposisi dan elusidasi strukturnya. Berdasarkan tujuannya,analisis
kimia dapat diklasifikasikan menjadi analisis kualitatif d a n
analisiskuantitatif (Padmaningrum, 2010).
8. 8
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM ALKALI DENGAN CARA
REAKSI NYALA
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah jarum Osche
yang terbuat dari platina terutama bagian ujungnya, botol reagen,
bunsen, dan tabung reaksi.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
HCl pekat, dan larutan bahan yang mengandung logam K, Na dan Ca
(larutan 5% KCl, NaCl dan CaCl2).
c. Cara Kerja
1. Jarum Osche yang terbuat dari platina terutama bagian ujungnya
dicuci dengan cara dicelupkan ke dalam HCl pekat dalam botol reagen
tertutup dan dalam lemari asam.
2. Ujung jarum dimasukkan ke dalam api bunsen di daerah fusi,
sampai tidak menimbulkan warna apapun dari api bunsen.
3. Ujung jarum Osche tersebut dicelupkan ke dalam HCl tadi
kemudian dicelupkan ke dalam larutan bahan dalam tabung reaksi
saudara yang diduga mengandung logam K, Na, dan Ca. gunakan
larutan 5% KCl, NaCl dan CaCl2.
4. Ujung jarum osche yang membawa larutan tersebut dibakar pada
api bunsen di daerah oksidasi. Untuk bahan-bahan yang mudah
menguap pembakara dilakukan di daerah fusi.
5. Laporan dibuat mahasiswa jika praktikum selesai.
9. 9
d. Skema Kerja
dicuci dengan cara dicelupkan ke
dalam HCl pekat,
dalam botol reagen tertutup dan
dalam lemari asam.
dimasukkan ke dalam api bunsen di
daerah fusi,
sampai tidak menimbulkan warna
apapun dari api bunsen.
dicelupkan ke dalam HCl tadi,
dicelupkan ke dalam larutan bahan
dalam tabung reaksi saudara yang
diduga mengandung logam K, Na,
dan Ca. gunakan larutan 5% KCl,
NaCl dan CaCl2.
dibakar pada api bunsen di daerah
oksidasi. Untuk bahan-bahan yang
mudah menguap pembakara
dilakukan di daerah fusi.
Jarum Osche yang terbuat
dari platina terutama bagian
ujungnya.
Ujung jarum
Ujung jarum Osche
Ujung jarum osche yang
membawa larutan
Laporan dibuat mahasiswa
jika praktikum selesai.
10. 10
3.2 IDENTIFIKASI KATION DENGAN CARA REAKSI BASAH
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes,
gelas ukur, penangas air, tabung reaksi, dan kertas lakmus merah.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah AgNO3
1% (gol.1), larutan HCl 1%, larutan NH4OH 1%, larutan Pb(NO3)2
(gol.1), larutan KI 1%, larutan HgCl2 (gol. 3), larutan FeSO4 1% (gol.
3), larutan NaOH 1%, larutan BaCl2 1% (gol 4), larutan (NH4)2CO3
1%, larutan HNO3 1%, larutan NaOH 1% (gol 5), larutan NH4Cl 1%
dan HCl pekat.
c. Cara Kerja
1. 1 mL 1% AgNO3 (gol.1) ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1%
HCl. Diamati apa yang terjadi, kemudian ditambahlah pereaksi larutan
1% NH4OH. Diamati akibat endapan yang terbentuk.
2. 1 mL larutan Pb(NO3)2 (gol.1) ditambahkan 1 mL pereaksi larutan
1% KI Diamatilah apa yang terjadi, lalu Didihkan dalam penangas air
diamati apa yang terjadi dan Bila didinginkan apa yang terlihat.
3. 1 mL larutan HgCl2 (gol. 3) ditambahkan 1 mili pereaksi larutan
1% KI diamati apa yang terjadi, kemudian ditambahkan lagi 4 ml
pereaksi tersebut. Diamati bagaimanakah akibat endapan yang sudah
terbentuk.
4. 1 mL larutan 1% FeSO4 (gol. 3) ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% NaOH diamati apa yang terjadi kemudian di kocok. Dan diamati
bagaimana akibat endapan yang sudah terbentuk.
5. 1 mL larutan 1% BaCl2 (gol 4) ditambahkan 1 mili pereaksi larutan
1% (NH4)2CO3, dimatilah apa yang terjadi kemudian ditambahkan 1%
pereaksi larutan HNO3. Dan diamati bagaimana akibat endapan yang
sudah terbentuk dan apa yang timbul.
6. 1 mL larutan 1% NaOH (gol 5) ditambahkan 1 mili pereaksi
larutan 1% NH4Cl. diamati apa yang terjadi jika lakmus merah ditaruh
pada bibir tabung dan baunya, Jika tidak ada lakmus diambil batang
gelas dimasukkan ke dalam HCl pekat dan ditaruh di atas mulut
tabung reaksi dan diamati apa yang terlihat.
7. Laporan dibuat mahasiswa jika praktikum selesai.
11. 11
d. Skema Kerja
ditambahkan 1 mL pereaksi larutan
1% HCl, Diamati apa yang terjadi,
kemudian ditambahlah pereaksi
larutan 1% NH4OH,
Diamati akibat endapan yang
terbentuk.
ditambahkan 1 mL pereaksi larutan
1% KI Diamatilah apa yang terjadi,
Didihkan dalam penangas air diamati
apa yang terjadi dan Bila didinginkan
apa yang terlihat.
ditambahkan 1 mili pereaksi larutan
1% KI diamati apa yang terjadi,
ditambahkan lagi 4 ml pereaksi
tersebut. Diamati bagaimanakah
akibat endapan yang sudah terbentuk.
ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% NaOH diamati apa yang terjadi,
1 mL 1% AgNO3
(gol.1)
1 mL larutan Pb(NO3)2
(gol.1)
1 mL larutan HgCl2 (gol.
3)
1 mL larutan 1% FeSO4
(gol. 3)
12. 12
di kocok. Dan diamati bagaimana
akibat endapan yang sudah terbentuk.
ditambahkan 1 mili pereaksi larutan
1% (NH4)2CO3, dimatilah apa yang
terjadi kemudian ditambahkan 1%
pereaksi larutan HNO3,
diamati bagaimana akibat endapan
yang sudah terbentuk dan apa yang
timbul.
ditambahkan 1 mili pereaksi larutan
1% NH4Cl,
diamati apa yang terjadi jika lakmus
merah ditaruh pada bibir tabung dan
baunya, Jika tidak ada, lakmus
diambil batang gelas,
dimasukkan ke dalam HCl pekat dan
ditaruh di atas mulut tabung reaksi
dan diamati apa yang terlihat.
1 mL larutan 1% BaCl2
(gol 4)
1 mL larutan 1% NaOH
(gol 5)
Laporan dibuat mahasiswa
jika praktikum selesai.
13. 13
3.3 IDENTIFIKASI ANION DENGAN CARA REAKSI BASAH
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes,
gelas ukur, waterbath, dan tabung reaksi.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
NaBr 1% (gol 1), larutan AgNO4 1%, larutan Na2SO4 1% (gol. 2),
larutan BaCl2 1%, larutan K2Fe 1% (CN)6 (gol. 2), larutan H2 SO4
pekat, larutan H3 PO4 1% (gol. 2), larutan (NH3)2MoO3 1%, larutan
NHO3 1%, larutan Na2C2O4 1% (gol. 3), larutan H2SO4 pekat 1%,
larutan Na2S2O3 1% (gol.4), dan larutan AgNO3 1%.
c. Cara Kerja
1 1 ml larutan 1% NaBr (gol 1) ditambahkan 1 ml reaksi larutan 1%
AgNO4 dan amati apa yang terjadi.
2 1 ml larutan 1% Na2SO4 (gol. 2) ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% BaCl2 dan amati apa yang terjadi.
3 1 ml larutan 1% K2Fe(CN)6 (gol. 2) ditambahkan 1 ml larutan H2
SO4 pekat dengan hati-hati dengan menggunakan pipet tetes dan amati
apa yang terjadi.
4 1 ml larutan 1% H3 PO4 (gol. 2) ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% (NH3)2MoO3 dan 1 mL 1% NHO3 dan sedikit dipanaskan sebentar
lalu didinginkan, dan amati apa yang terjadi.
5 1 mL larutan 1% Na2C2O4 (gol. 3) ditambahkan 1 ml larutan 1%
H2SO4 pekat dengan hati-hati dengan menggunakan pipet tetes dan
amati apa yang timbul.
6 1 ml larutan 1% Na2S2O3 (gol.4) ditambahkan pereaksi larutan 1%
AgNO3 dan amatilah apa yang terbentuk dan perubahan perubahan
warna yang timbul.
7 Laporan dibuat mahasiswa jika praktikum selesai.
14. 14
d. Skema Kerja
ditambahkan 1 ml reaksi larutan 1%
AgNO4 dan amati apa yang terjadi.
ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% BaCl2 dan amati apa yang terjadi.
ditambahkan 1 ml larutan H2 SO4
pekat dengan hati-hati dengan
menggunakan pipet tetes dan amati
apa yang terjadi.
ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% (NH3)2MoO3 dan 1 mL 1% NHO3
dan sedikit dipanaskan sebentar lalu
didinginkan, dan amati apa yang
terjadi.
ditambahkan 1 ml larutan 1% H2SO4
pekat dengan hati-hati dengan
menggunakan pipet tetes dan amati
apa yang timbul.
1 ml larutan 1% NaBr
(gol 1)
1 ml larutan 1%
Na2SO4 (gol. 2)
1 ml larutan 1%
K2Fe(CN)6 (gol. 2)
1 ml larutan 1% H3
PO4 (gol. 2)
1 mL larutan 1%
Na2C2O4 (gol. 3)
15. 15
ditambahkan pereaksi larutan 1%
AgNO3 dan amatilah apa yang
terbentuk dan perubahan perubahan
warna yang timbul.
1 ml larutan 1%
Na2S2O3 (gol.4)
Laporan dibuat
mahasiswa jika
praktikum selesai.
16. 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.2 Persamaan Reaksi
4.3 Pembahasan
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, 2012. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:Erlangga
Kusuma, 2011. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Manata, 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas
Muslim Indonesia. Makassar.
Padmaningrum, 2010. Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Analisis Kation dan Anion, Edisi II, Pnerbit Surya Buku:
Surabaya
Wiryawan, 2011. Kimia Analitik I. Malang : JICA