SlideShare a Scribd company logo
1 of 142
NAMA : DIRMAWAN, Ir
TEMPAT/Tgl LAHIR : Karanganyar 6 Agustus 1952
PENDIDIKAN : Fak Teknik Geologi UGM
PENGALAMAN : P2AT Kediri – Nganjuk
P2AT Sulawesi Tengah
Staf Subdit Air Tanah Ditgasi II
Ass. Perenc. BPPAT Jateng
Bagpro PAT Surakarta
Bagpro Irigasi Bengawan Solo
Bagpro PTGA
Kastaf Proyek Irigasi Jawa Tengah
Kastaf PAT Jateng
Kasi Air Baku Air Tanah BBWS Pemali Juana
Pensiun
ALAMAT : Perumahan Graha Estetika Blok F No. 4 Semarang
TLP : (024) 746 2912; HP : 081 127 1520; 081 325 68 5253
eMail : dirmawan@gmail.com
: Lik_dir@yahoo.co.id
f
BIODATA
PERNYATAAN DAN KETENTUAN
MATERI DALAM DOKUMEN INI SEMATA MATA HANYA DIGUNAKAN DALAM
LINGKUNGAN TERBATAS PADA :
Pelatihan Perencanaan Teknis Airtanah
DIKLAT PUPR
SEMUA MATERI DALAM DOKUMEN INI DIMAKSUDKAN SEBAGAI MATERI ILMU
PENGETAHUAN; TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK KOMERSIAL.
JIKA TERDAPAT PRODUK PABRIKAN, MEREK DAGANG, PERUSAHAAN, LEMBAGA
PABRIKASI, BARANG TER-REGRISTRASI, BROSUR, LEAFLET, IKLAN DAN SEMACAMNYA,
DALAM DOKUMEN INI,TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI : ANJURAN, IKLAN, REKOMENDASI,
PROVOKASI, KOMERSIALISASI ATAU SEJENISNYA, PENULIS TIDAK BERAFILIASI DAN
TIDAK BEKERJASAMA UNTUK ITU, TETAPI SEMATA-MATA HANYA DIGUNAKAN SEBATAS
CONTOH DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN & PENGETAHUAN NON KOMERSIAL
PENGGUNAAN BARANG / PRODUK / REKOMENDASI KOMERSIAL OLEH PESERTA
MEETING, ATAU SIAPAPUN PEMBACA DOKUMEN INI, BUKAN TANGGUNG JAWAB PENULIS
IR.DIRMAWAN
PEMBORAN SUMUR
o air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau
batuan dibawah permukaan tanah yang bersifat akifer
o Banyak cara untuk mendapatkan air tanah, salah
satunya perlu pembuatan sumur dengan cara
pemboran
o pemboran sumur produksi adalah pembuatan sumur
dengan mesin bor (drilling machine/rig) untuk
mendapatkan air dengan kuantitas dan kualitas yang
direncanakan
o agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka
pemboran perlu dilaksanakan dengan peralatan
pemboran (mesin bor, alat bantu & perlengkapannya)
o pekerjaan pemboran merupakan kerja team, sehingga
team yang padu merupakan hal yang sangat
diperlukan
1.PENDAHULUAN
o dalam pelaksanaannya. pemboran juga harus
dilakukan dengan metode yang sesuai dengan formasi
batuan atau kondisi geohidrologi setempat
o peralatan pemboran yang akan digunakan harus
mempunyai kapasitas yang sesuai untuk pelaksanaan
pemboran dengan diameter dan kedalaman sumur
yang ditentukan
o dalam perencanaan, spesifikasi mesin bor, alat bantu
dan perlengkapannya harus ditetapkan sesuai dengan
rencana sumur yang akan dibuat dan methode yang
akan diterapkan
o alat bantu yang biasa dipergunakan adalah mud pump
(pompa lumpur), kompresor, truck/truck crane.
1.PENDAHULUAN
Dalam Pemboran dikenal sangat banyak metode
pemboran, secara garis besar :
1. Cable Tool
2. Rotary
3. Auger
4. Hollow rod
5. Jettting
6. Driving
dll.
2. METODE PEMBORAN
Perbandingan beberapa metode pemboran
2. METODE PEMBORAN
Masing masing metode mempunyai varian yang
banyak jenisnya diantaranya adalah pada metode
rotary yang variasinya meninjau bagaimana cara
sirkulasi mengangkat cutting, dan media pembawa
cutingnya, diantaranya adalah :
• Direct Circulation Mud Flush Rotary Drilling
• Reverse Circulation Water Flush Rotary Drilling
• Down Hole Air Hammer Rotary Drilling
Dalam kesempatan ini hanya akan diuraikan pemboran
dengan metode yang sangat umum di Indonesia, yaitu :
Direct Circulation Mud Flush
2. METODE PEMBORAN
TYPICAL
ROTARY WELL CONSTRUCTION
SEQUENCE
OVERSIZED
BOREHOLE
DRILLED
IDENTIFY
AQUIFER
INSTALL CASING
(& SCREEN)
YIELD TEST
&
WATER SAMPLING
WELL
DEVELOPMENT
GROUT
ANNULAR
SPACE
1 2 3
6 5 4
Peralatan
pemboran :
1. Drilling Rig
2. Mud pump atau
3. Air Compressor
4. Truck Crane
5. Mesin pompa
6. Alat-alat Bantu
DRILLING RIG Th 1930-AN
DRILLING RIG HOMEMADE
ASSEMBLY
3. PERALATAN
o peralatan mesin bor (drilling rig) dengan alat bantu
(mud pump/air compressor) dan perlengkapannya
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran.
o drilling rig, pada dasarnya adalah pesawat pengangkat
(crane) untuk mengangkat & menurunkan alat bor dan
memutarnya
o berdasarkan mobilitasnya drilling rig dibagi menjadi
beberapa jenis :
o Skid mounted
o Tractor mounted, ada 2 macam :
 Wheel tractor mounted
 Crawler tractor mounted
o Truck munted
3. PERALATAN : drilling rig
spindle head
chuck
panel
operasi
mesin penggerak
skid base
draw work
Skid Mounted Drilling rig
3. PERALATAN : drilling rig
Wheel Tractor Mounted
3. PERALATAN : drilling rig
Crawler Tractor Mounted
Truck Mounted Drilling Rig
3. PERALATAN : drilling rig
o Berdasarkan cara kerjanya drilling rig dapat dibagi dalam
beberapa tipe :
 rotary table
 top drive
 spindle head
o pada rotary table, pemutar alat bor (drilling tools) berada
dibawah master/menara bor, biasanya digerakkan secara
mekanis dengan mesin penggerak (diesel) melalui drive shaft.
pada tipe ini rotary table memutar kelly, yang selanjutnya
memutar drilling tools (drill pipe/stang bor, stabilizer,drill collar
dan drilling bit/mata bor)
o pada tipe top drive, pemutar diletakkan di ujung atas dari
drilling tool string (drill pipe dst)
o sedangkan pada spindle head drill pipe diputar oleh spindle
dengan menggunakan chuck
3. PERALATAN : drilling rig
ROTARY TABLE RIG
3. PERALATAN : drilling rig
TOP DRIVE RIG
3. PERALATAN : drilling rig
spindle head
chuck
panel operasi
mesin penggerak
skid base
draw work
SPINDLE HEAD RIG
3. PERALATAN : drilling rig
o untuk mengetahui kemampuan drilling rig dalam
melaksanakan pekerjaan pemboran yang direncanakan,
perlu diketahui:
 kapasitas angkat
 torsi / daya putar
o kapasitas angkat adalah kapasitas drilling rig untuk
mengangkat seluruh drilling tools, sehingga dapat
dihitung kedalaman sumur yang bisa di bor dengan
drilling rig ini.
o torsi adalah kemampuan memutar driling tools, sehingga
dapat dihitung diameter sumur yang dapat di bor dengan
drilling rig ini
3. PERALATAN : drilling rig
o sebagai contoh : pabrik menyebutkan total kapasitas
angkat 10 ton, maka ambil faktor keamanan 25%,
sehingga kapasitas angkat yang bisa dipakai 0,75 x 10 =
7,5 ton.
bila digunakan drill collar dengan berat 2 ton/6 m, sisa
5,5 ton, maka dengan drill pipe dengan berat 50 kg/3m,
maka didapat 111 batang = 333 meter, sehingga total
kedalaman = 333 + 6 = 339 meter
o torsi : untuk dapat memutar drill bit, diperlukan torsi 150
lbs/ft per inch diameter bit ditambah dengan faktor
keamanan 1/3. dengan demikian untuk pemboran
dengan 10 inch bit, dibutuhkan 10 (inch) x 150 (lbs/ft) x
1.33 (faktor keamanan) = 1995 lbs/ft. dari penjelasan ini
dapat diketahui berapa diameter terbesar yang bisa di
bor dengan suatu drilling rig.
3. PERALATAN : drilling rig
3. PERALATAN : mud pump
Pemboran dengan metode direct circulation mud flush
(pembilasan sirkulasi langsung dengan lumpur bor) adalah
pemboran dengan menggunakan lumpur bor sebagai
pembilas sehingga diperlukan peralatan yang sesuai yaitu
pompa lumpur atau Mud pump
Mud pump adalah perangkat piston yang bergerak secara
berlawanan yang dirancang untuk mengedarkan cairan
pembilas / lumpur bor dengan tekanan hingga 7.500 psi
=52.000 kPa ditekan mengalir ke drill pipe dan naik kembali
melalui anulus, keluar ke mud pit dan dihisap pompa lumpur
kembali tersirkulasi.
3. PERALATAN : mud pump
BERDASARKAN TYPE ACTINGNYA
Pompa lumpur dapat dibagi menjadi pompa acting tunggal - dan double-
acting tergantung pada satu siklus gerak piston bolak balik hisap dan
buang
BERDASARKAN KUANTITAS LINER / PISTON
Terdapat berbagai ukuran dan konfigurasi mud pump, misalnya untuk
rig khusus pemboran minyak jenis triplex (tiga piston / plunger) yang
khusus juga.
Mud pump duplex (dua piston / piston) umumnya telah digantikan oleh
pompa triplex, namun masih umum di negara-negara berkembang.
Dua perkembangan kemudian adalah pompa hex dengan enam, dan
ada pula quintuplex dengan lima horisontal piston / plunger.
3. PERALATAN : mud pump
Klasifikasi Mud Pump
Mud Pump Parts
Sebuah mud pump terdiri dari banyak bagian diantaranya, liner, piston,
modul, puller hidrolik, dan bagian lain.
Bagian dari Mud Pump: 1. rumah, 2. Liner dengan packing, 3. Tutup
dengan paking, 4. piston dan batang piston, 5. katup hisap dan katup
buang dengan dudukanya, 6. kotak isian/stuffing box (hanya dalam pompa
double-acting), 7. gland (hanya digunakan pada pompa ganda ), 8
peredam getar
Parameters Performance
Displacement dihitung dalam liter per menit, tergantung dengan diameter
lubang pengeboran dan kecepatan kembalinya cairan pengeboran dari
dasar lubang, yaitu semakin besar diameter lubang pengeboran, semakin
besar displacement yang diinginkan.
Kecepatan kembalinya cairan pengeboran harus memenuhi syarat dapat
mencuci fragmen dan serbuk bor dari dasar lubang pada waktu yang tepat,
dan diyakinkan membawa mereka ke permukaan tanahi. Dalam
pengeboran inti geologi, kecepatan umumnya di kisaran 0,4-1,0 m ^ 3 /
min.
3. PERALATAN : mud pump
Pressure (Tekanan)
Ukuran tekanan pompa tergantung pada kedalaman pemboran, hambatan
melewati saluran dan sifat cairan pemboran. Makin dalam lubang
pemboran dan semakin besar hambatan dalam pipa maka semakin tinggi
tekanan yang dibutuhkan.
Bila terjadi perubahan diameter lubang pemboran dan kedalaman, maka
displasemen pompa akan disesuaikan. Mud pump, dilengkapi gearbox
atau motor hidrolik untuk menyesuaikan kecepatan dan displasemen.
Untuk mrengetahui perubahan tekanan dan displasemen secara akurat
mud pump dipasangi, flow meter dan pengukur tekanan..
3. PERALATAN : mud pump
Dua tipe dasar pompa untuk sirkulasi pemboran adalah
• Pompa reciprocating (bolak – balik)
• Pompa sentrifugal.
Pompa reciprocating dapat beraksi tunggal atau ganda dengan
menggunakan piston. Operasi piston dapat secara paralel.
Jenis pompa piston :
pompa simplex (1 silinder),
• Pompa duplex (2cylinders), dan
• Pompa triplex (3 silinder).
3. PERALATAN : mud pump
Operasi pompa lumpur reciprocating menjadi optimum jika:
1. Pipa hisap sependek mungkin.
2. Diameter penghisap cukup besar sehingga kecepatan fluida
kurang dari 3 ft / sec.
3. Dipasang saringan pada intake dengan dua sampai empat kali luas
selang hisap yang dipasang di ujung.
4. Diameter pipa buang cukup besar sehingga kecepatan fluida
kurang dari 5 ft / sec.
5. kapasitas pompa harus mampu menghasilkan kecepatan lumpur
keatas (uphole velocity) sebesar 70 ft/mnt (21 m/mnt)
6. Sebuah peredam dipasang di penghisap sedekat mungkin dengan
pompa.
7. Kapasitas pompa yang dipilih harus mempunyai debit lebih tinggi
dari kebutuhannya.
8. Waktu priming tidak melebihi 30 detik untuk meminimalkan
kerusakan gesekan ke plunger.
3. PERALATAN : mud pump
Mud Pump :
o kecepatan uphole velocity/anullar velocity sebesar 70
ft/menit pada viscositas lumpur 40 detik, dianggap
batas kecepatan minimum untuk dapat membawa
cutting bor keatas.
o bila hal ini tidak dipenuhi, dikhawatirkan tidak seluruh
cutting terangkat, dan dapat menyebabkan mata bor
terjepit akibat turunnya cutting kebawah saat operasi
dihentikan atau berhenti tiba-tiba.
o kekentalan lumpur harus selalu dikontrol, sekurang-
kurangnya tiap jam sekali
o contoh perhitungan annular velocity seperti tabel
berikut :
3. PERALATAN : mud pump
a guide to annular velocities
IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM
drill
pipe
diameter
5" 113 134 772
4 1/2" 52 62 360 124 147 850
3 1/2" 19 23 131 30 36 208 71 85 490 143 170 981
2 7/8" 19 34 196 40 47 274 81 96 556 152 181 1046
2 5/8" 32 38 219 43 51 296 84 100 578 156 185 1069
2 3/8" 35 41 240 46 55 317 87 103 599
4 1/2" 5" 6 1/2" 8 1/2"
hole diameter
a guide to annular velocities
IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM
drill
pipe
diameter
5" 173 205 1185 298 354 2044 458 545 3148 670 795 4598
4 1/2" 184 219 1263 309 367 2121 470 558 3226 681 809 4676
3 1/2" 203 241 1394 328 390 2252
2 7/8" 213 252 1459
2 5/8"
2 3/8"
9 7/8" 12 1/4" 14 3/4" 17 1/2"
hole diameter
3. PERALATAN : mud pump
3. PERALATAN : Kompresor
Type compressor yang Umum dipakai:
1) Reciprocating
2) Rotary Screw
3) Rotary Centrifugal
SLIDING VANE
LIQUID PISTON
HELICAL LOBE
SCREW LOBED
BLOWER
COMPRESSOR
INTERMITTENT FLOW CONTINOUS FLOW
POSTIVE DISPLACEMNT DYNAMIC EJECTOR
RECIPROCATING
ROTARY
MECHANICAL
PISTON
RADIAL
FLOW
MIXED
FLOW
AXIAL
FLOW
CENTRIFUGAL MIXED
FLOW
AXIAL
3. PERALATAN : Kompresor Classification
Fixed cutter bits
PDC – polydiamond crystaline
Diamond bit
Hard formations
Very expensive
D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
Peralatan : Drilling Bits : Jenis-jenis Bits (Mata Bor)
Hole Opener
Roller Cone
Tricone
Hole Opener
Button Bits 1''-12'' Low To High
Pressure Downhole Hammer Bit
Three wings drag bit
Chevron-type Drag Bits
Drill Pipe stabilizers
3. PERALATAN : Alat bantu dan pelengkap
D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
 When the drillpipe rotates the three
cones will roll on the ”formation” and
crush the rock.
 A certain WOB (weight on bit) is applied
CARA KERJA ROLLER
CONE
ROLLER CONE BITS
Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS.
ROLLER CONE BITS
Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS.
D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
CARA KERJA PDC
The cutter is placed with a certain angle (backrake)
which affects how aggressive the bit will be. (cutter
orientation)
PDC cuts rock
PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS
Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS.
PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS
Application areas
Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS.
D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
R
HYBRID BITS ( TEKNOLOGI MUTAKHIR )
BATUAN KERAS BIASA
DIBUAT AKIK
Peralatan : Drilling Bits : HYBRID BITS
• Applicable for hard formations
(e.g. where roller cone is too
slow or har too short lifetime)
• Not applicable for chert and
pyrite (will break into pieces and
may destroy the diamonds)
• Not applicable for very hard
broken formations (may break
the diamonds)
D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf
Peralatan : Drilling Bits : NATURAL DIAMOND BITS
4. BAHAN BAHAN : Pembilas Pemboran / Drilling Mud
G:mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Fungsi Lumpur Bor
FUNGSI LUMPUR PEMBORAN
1. Mengangkat cutting dari dalam sumur
2. Mengontrol tekanan formasi batuan
3. Melarutkan dan menghancurkan cutting
4. Menutup pori batuan permeabel / mengurangi resapan
5. Menjaga stabilitas lubang
6. Memperkecil kerusakan lubang bor
7. Pendingin, pelumas dan menambah daya tahan mata bor,
memudahkan bongkar pasang matabor, dan stang bor
8. Meneruskan energi hidrolik ke peralatan dan mata bor
9. Mempermudah evaluasi sample
10.Mencegah korosi
11.Memudahkan penyemenan dan penyelesaian
12.Mengurangi dampak lingkungan
4. BAHAN BAHAN : Polymer
• Secara solid mencegah penyebaran dan menyelubungi
serpih untuk menghambat runtuhan,meningkatkan
kekentalan dan mengurangi kehilangan cairan.
• Berbagai jenis polimer : akrilamida, selulosa dan perekat
berbasis alami
• Menghambat reaksi garam2an seperti KCl atau NaCl
untuk mendapatkan stabilitas shale / serpih yang besar.
• Sistem ini biasanya mengandung jumlah minimum
bentonit, sensitif terhadap kation divalen seperti kalsium
dan magnesium.
• Kebanyakan polimer memiliki batas suhu di bawah
150OC
G:mudeng.pdf
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
1. A i r / Water
 Zat tunggal yang sangat penting yang terlibat dalam
pengeboran teknologi cairan. Merupakan komponen
utama dalam lumpur (berdasarkan volume).
• Sifat khusus air jika dibandingkan dengan cairan lain :
- tegangan permukaan tertinggi,
- Dielektrik konstan,
- panas peleburan, dan penguapan
- kemampuan unggul melarutkan berbagai zat.
• Pemisahan/disosiasi garam, asam & basa terjadi di air
• Reaksi antara air dan bidang permukaan lempung serta
pengaruh elektrolit terlarut pada interaksi antara
lempung-air sangat dibutuhkan sebagai sifat lumpur bor .
G:mudeng.pdf
2. Aluminium Stearate
• Bubuk serbuk putih
• Digunakan sebagai de-foamer yaitu mengurangi aksi
dan pengaruh buih
• Tidak larut dalam air
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
3. Bactericide
• Untuk mengontrol Bio-Degradasi pada bahan tambahan/
additive organik alami dalam lumpur polimer
• Secara kimiawi merupakan aldehyde atau amina dan
sebagai pembunuh bakteri.
• Dosis : 0.1% (1000ppm).
• Mudah menguap dan berasap dan iritativ
• Jangan Kontak dengan kulit. Hati hati menggunakanya.
G:mudeng.pdf
4. Bentonite
• Minimum 85% montmorillonite): Sp.gr.-2.45-2.55. terdapat sebagai
endapan alami
• Klasifikasinya Sodium Bentonite dan Calcium Bentonite tergantung
pertukaran kation. Dalam performenya diklasifikasikan sebagai high
yield & low yield bentonite.
• Merupakan kebutuhan utama sebagai lumpur bor.
• Untuk mengurangi resapan air ke formasi yang permeabel
• Untuk meningkatkan kapasitas pembersihan lubang bor
• Untuk membentuk “mud cake” pada permeabilitas rendah dan
membentuk stabilitas pada formasi batuan lepas
• Membantu mecegah terjadinya “loss of circulation” hilangnya lumpur
bor.
• Dosis: (A) 3 to 7%; (B) 7 to 10% untuk stabilitas lubang
caving/berongga; (C) 8 to 11% untuk kondisi loss of circulation.
• Pencampuran dengan air tawar sebagai hidrasi
• Tidak boleh dicampur dengan air bergaram / payau / laut
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
G:mudeng.pdf
Barite
Bentonit
CMC
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
5. Barite(BaSo4)
 Serbuk abu2 97% lolos saringan mesh 200; (95±5) % lolos
saringan mesh 300. Sp.gr 4,2-4,5
 Tidak larut dalam air tidak bereaksi dengan komponen
lumpur lain. Kadang terdapat pengotoran gipsum
 Terdapat secara alami, digunakan untuk meningkatkan
Sp.gr lumpur bor guna mengontrol tekanan fotmasi,caving.
 Maksimum Sp.gr dengan barite 2,2
 Dosisnya sesuai keperluan
Material pemberat lainya untuk memperoleh sp. gr. Lebih
dari 2.2 are:
• Hematite, an Iron ore Fe2O3 , self sp. gr.-4.7
• Galena (PbS) with self sp.gr.-7,4 -7,7. Sangat mahal
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
G:mudeng.pdf
8. CMC(Sodium carboxymethyl cellulose)
• Dibuat dengan modifikasi kimia dari selulose
• Dispersible dalam air, tak berwarna, tak berbau, tak beracun tidak
terfermentasi, ada 2 type : 1) CMC-LVG dan 2) CMC HVG
• Polimer anionik , terserap oleh lempung, uuntuk menaikkan
kekentalan mengurangi kehilangan filtrasi
• Lumpur bor yang mengandung kalsium dapat dikentalkan dengan
sedikit cmc.
• Dosis 0,75- 1 %
4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
G:mudeng.pdf
Masih banyak macam bahan Additive lain
H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf
4. BAHAN BAHAN : Casing Material
4. BAHAN BAHAN : Casing Material
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Type Screen
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Three general types of
well screens are
available for well
construction:
• Continuous wire wrap
• Bridge-slot.
• Slotted,
• Louvered,
Type Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
Bentuk Slot pada Screen
Pada screen continuous-slot dengan bentuk V (gb-a) maka
slot tidak akan tersumbat karena kearah dalam makin
melebar, partikel akan melewati denga mudah dan masuk ke
sumur lalu di cuci.
Pada (gb-b) partikel tidak segera terlepas, tatapi akan
menyumbat dan screen akan mudah buntu
a b
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
4. BAHAN BAHAN : Screen
H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf
4. BAHAN BAHAN : Blank Casing Caracteristics
Untuk menjaga casing/screen tetap ditengah
anulus agar semua rongga anulus dapat terisi
gravel pack saat konstruksi maupun semen
saat grouting
Jarak spasi Centraliser pada casing plastik
lebih pendek dari casing metal
Centralizer dibuat dari pelat baja ukuran 1-1/2
X ¼ -5/16 in dibuat bengkok cembundan di las
ke casing baja atau di klem stainless steel dan
diberi clearance ¼ - ½ in terhadap dinding
lubang bor. Pemasangan klem tidak boleh
sekrup/baut yang mudah korosi
Untuk casing fibreglass tersedia centralizer
khusu.
Centralizer dapat juga dibuat dari bambu dan
kayu yang tahan tertendapma air
Casing
Dinding
lubang bor
Bilah
bambu
Papan
kayu
penahan
H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf
4. BAHAN BAHAN : Centralizer
TAHAPAN/LANGKAH -2 PEMBORAN
PELAKSANAAN PEMBORAN
PERSIAPAN MOBILISASI
MOBILASASI
PERSIAPAN SITE
PEMBORAN LUBANG PILOT
DESKRIPSI SAMPLE
LOGGING GEOFISIK
PEMORAN REAMING
INSTALASI KONSTRUKSI
GRAVEL PACKING
DEVELOPMENT / AIR LIFT
PUMPING TEST
PELAKSANAAN PEMBORAN
Macam-macam Metode Pemboran
Mekanisme pemboran metode ini adalah :
o Mata bor lengkap dengan stabilizer dan bila diperlukan
ditambah drill collar dimasukkan sambil diputar
bersamaan dengan :
o lumpur bor dialirkan dengan cara dipompa dari mud pit
(kolam lumpur) ke drill pipe, selanjutnya ke mata bor,
keluar, mengalir naik melalui rongga antara dinding
sumur dan drill pipe (anulus) ke permukaan menuju
mud pit dan dipompa (sirkulasi) ke drill pipe lagi
o Lumpur yang keluar dari anulus membawa cutting /
serbuk bor yang diendapkan dalam mud pit.
o Dengan demikian metode ini memerlukan peralatan
pompa lumpur atau dikenal dengan Mud Pump.
1. METODE DIRECT CIRCULATION MUD FLUSH (DCMF)
2. PROSES PEMBORAN
Garis besar, urutan pekerjaan pemboran :
1. persiapan medan, termasuk pembuatan jalan masuk
ke titik bor
2. mobilisasi peralatan, termasuk penyetelan rig
(mendirikan master/menara rig), persiapan
pemboran dilanjutkan dengan pemasangan
temporary casing.
3. persiapan pemboran, termasuk pembuatan
landasan/ pondasi untuk mesin bor, pembuatan bak
lumpur dengan salurannya, bantalan untuk stang
bor, barak/direksi keit (kalau disyaratkan), dsb
4. pemboran pilot hole
5. electric logging
Garis besar, urutan pekerjaan pemboran :
6. reaming (pelebaran lubang bor)
7. pemasangan pipa konstruksi sumur dengan gravel
pack
8. verticality test (test ketegak lurusan)
9. development (pencucian sumur)
10.pengujian sumur (pumping test)
11.penurunan master/menara dan demobilisasi
12.pemulihan lapangan termasuk pembetonan dan
pemasangan patok sumur
13.semua kegiatan dicatat pada form pelaksanaan
pemboran
A. PROSES PEMBORAN -2/2
 membuat denah medan,
dimana mud pit dan kanal.
 penguatan dengan balok/
perkerasan landasan rig dan
alat bantunya sehingga
mesin bor berada pada
landasan yang kuat tidak
ambles/ miring/ bergeser
dsb pada saat operasi.
 pembuatan jalan masuk ke
lokasi pemboran, lebar dan
panjang disesuaikan
peralatan mesin bor, tempat
penyimpanan barang/bahan
R O A D
DRIL
LING
RIG
TRUCK
/
CRANE
MUD PUMP
/
COMPRESSOR
Mud
pit
Mud
pit
30
m
20 m
Stores/office
Fence
Drill pipe
& casing
2. PROSES PEMBORAN
Mobilisasi Peralatan
 mobilisasi peralatan, yakni
memindahkan peralatan
yang diperlukan dari lokasi
sebelumnya atau gudang
kelokasi baru dan ditempat
kan sesuai dengan denah
yang telah dibuat
 Menempatkan rig pada titik
yang ditentukan,
 Mendirikan Master dan
menata alat bantu lain
(mud pump, pompa, dril
pipe dll)
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
Persiapan site
 Drilling rig ditempatkan
sesuai rencana titik lubang
bor,
 pemasangan temporary
casing
 ukuran mud pit 3 x volume
total lubang bor, yang
dibagi menjadi suction pit
1/3 dan settling pit 2/3
 saluran antara lubang bor
dan kolam-kolam lumpur,
dibuat panjang hingga
cutting sempat mengendap
sebelum masuk suction pit
SUCTION
PIT
SETTLING PIT
MU
D
PIT
RIG
A A
A A
SUCTION
PIT
SETTLING PIT
CANAL
WELL
DIRECTION OF FLOW
2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
2. PROSES PEMBORAN Persiapan Pemboran
Pemboran Pilot Hole
o selanjutnya lakukan pemboran pilot hole, dengan
diameter dan kedalaman yang telah direncanakan,
perlu diperhatikan dan dicatat dalam log pemboran:
− jenis dan diameter bit (mata bor)
− penggunaan bahan pembuat lumpur pemboran
(bentonite, bio polimer, cmc dll.)
− kekentalan, berat jenis dan ph lumpur bor harus
diukur setiap jam
− pengambilan cutting/sample pemboran, pemberian
tanda dan penyimpanannya.
− kecepatan penetrasi pemboran
− bila kedalaman telah sesuai rencana, lakukan
pembilasan hingga sumur bersih dari cutting, untuk
persiapan logging
2. PROSES PEMBORAN Pemboran Pilot Hole
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
WATERPAS
SWIFEL
UNTING
DRILL PIPE
BENANG
Pada Dasarnya Ketegak
Lurusan Drillpipe Dipas
tikan Dengan Mengguna
kan Waterpas Atau Tali
Unting Unting.
Dilakukan Pada Saat
Terpasang Siap Drilling
2. PROSES PEMBORAN Check Ketegak Lurusan
1
2
3
1
2
3
Kotak Sample
Siap Drilling Pilot Hole
Mud Balancer
2. PROSES PEMBORAN Kecepatan Pemboran
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Densitas Lumpur Bor
• Densitas lumpur diukur dengan alat mud balance dengan satuan lb/gal.
• Jika densitas meningkat maka efek mengapungkan cutting meningkat
dan dapat terangkat terbawa ke mud pit, tetapi di sisi lain dalam pit
proses pengendapan jadi menurun
• Meningkatnya densitas akan menambah tekanan lubang bor sehingga
mencegah terjadinya caving (longsor), densitas yang tinggi juga dapat
menyebabkan terjadinya lost circulation, dapat diatasi dengan menurun
kan densitas. Densitas yang dianjurkan adalah sebesar 9 lb/gal.
• Densitas dapat dinaikkan dengan menambah bahan aditiv “barite”
• Penambahan densitas memaksa Mud Pum bekerja lebih berat.
• Rumus Tekanan hidrostatik :
P = 0,052 ed; dimana P = Tekanan Hydrostatik (psi),
e = densitas (lb/gal); d = Kedalaman (ft)
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Viskositas Lumpur Bor
• Viskositas / kekentalan lumpur bor berkaitan dengan kemaampuan
mengangkat cutting dalam lubang bor ke atas, kemudian
mengendapkanya dalam mud pit serta membentuk gel /selai
• Bentonite dengan air akan menjadi lebih kental jika ditambah
polymer dan menjadi kurang kental jika ditambah Fosfat
• Untuk dikenali, air murni mempunyai funnel viscosity 26
seconds/quart (s/qt)
• Lumpur pemboran yang cukup baik mempunyai funnel viscosity
antara 32 – 38 s/qt.
• Funnel viscosity dipengaruhi oleh berat jenis dan jenis material
tersuspensi.
• Pasir yang berbentuk membundar akan menurunkan viskositas 10 s
atau lebih tetapi viskositas yang sebenarnya hanya sedikit
terpengaruh.
• Driller berpengalaman akan dapat mengevaluasi kondisi tersebut.
Sand Content
Sand content / kandungan pasir pada lumpur bor akan mempengaruhi
densitas lumpur dan apparent viscosity.
Mempengaruhi mud pump, matabor, swifel jadi mudah aus karena abrasi.
Dengan kerusakan peralatan akan mengurangi kecepatan pemboran
sampai merusak formasi batuan.
Pengukuran dilakukan dengan mencuci lumpur bor dengan saringan 200
mesh, pengukuran dilakukan dengan hati hati dengan hasil ditampung
dalam gelas kerucut.
Kandungan pasir batas maksimum adalah 2 % volume.
Pengukuran sand content dilakukan di beberapa titik untuk mengetahui
bagian saluran / pit yang tidak terjadi pengendapan.
Pengukuran dilakukan secara teratur, dan makin sering pada formasi
berpasir.
Kelebihan sand conten harus menguras mud pit dan membuat lumpur
baru
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Filter Cake
Ketika lumpur berada dalam lubang bor, Tekanan dalam anulus
akan mengarah ke formasi batuan yang porous.
Lempengan lempung akan terbentuk pada formasi batuan dinding
lubang bor sehingga mengurangi hilangnya cairan. Lempeng
lempung ini disebut filtercake.
Kehilangan air dan tebal filtercake diukur dengan standart API filter
press.
Kertas filter ditaruh pada standart sel yang diisi lumpur dan
ditekan bertahan sebesar 100 psi dengan tabung gas bertekanan.
Jumlah air yang lolos dalam waktu 30 menit diukur dan filter cake
yang terbentuk pada kertas filter diukur dalam 1/32 inci-an.
Sifat yang di perlukan adalah 15 cm3/30min dan ketebalan 2/32 in
2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
Electric Logging
o electric logging dilakukan setelah pilot hole selesai dan
telah dibersihkan dari cutting pemboran dengan
sirkulasi terus menerus
• peralatan logging dan operatornya sudah harus
siap dilapangan pada saat penyelesaian pilot hole,
agar dinding sumur tidak runtuh saat logging
dikarenakan terlalu lama menunggu peralatan dan
operator logging.
• pastikan bahwa peralatan logging dalam kondisi
siap operasi dan telah dikalibrasi
2. PROSES PEMBORAN Electric Loging
reaming (pelebaran lubang bor)
reaming yaitu memperbesar diameter lubang bor
dilakukan setelah logging selesai, sesuai dengan
desain konstruksi sumur yang berdasarkan hasil
logging.
setelah target diameter dan kedalaman reaming
dicapai, bersihkan sumur dari cutting untuk pesiapan
instalasi sumur.
2. PROSES PEMBORAN Reaming
Hole opener
MMASALAH DALAM PEMBORAN
o pemasangan pipa jambang, pipa buta dan screen
(instalasi sumur) dilaksanakan setelah reaming
selesai dan sumur dibersihkan dari cutting dengan :
• mengukur panjang pipa secara teliti dan
membersihkan ujung pipa/screen untuk
penyambungan
• panjang pipa/screen harus betul sesuai dengan
desain yang dibuat
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
centralizer
Bottom plug
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
Pelat penguat
INSTALASI MUTLAK DILAKUKAN PENGAWASAN KETAT
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
LUBANG
PIPA
PLAT TEBAL
BOBIN
DIAMETER LUAR BOBIN =
DIAMETER DALAM CASING
PANJANG BOBIN (L)
MINIMAL 2 - 3 METER
LURUS MIRING DOG LEG
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
PERSPEKTIV
PLAT TEBAL
KONDISI
PIPA
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing
Some engineers feel
that 6 in./100 ft is excessive and allow only 3 in./100 ft
(Roscoe Moss Co., 1985).
Theproposed 15th edition of the Hydraulics
Institute's
Standard for Well Straightness states "shall not
deviate more than 1 in./100 ft and be without double
bend" (Cherry,1987).
H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf
• setelah semua pipa/screen masuk sumur dengan benar, dilanjutkan
dengan pengisian gravel pack. Ukuran, jumlah & syarat-2 gravel
harus sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen
Instalasi screen partial penetration kurang efisien. Partial penetrations jika
bagian intake lebih kecil dari seluruh ketebalan aquifer. Hal ini akan
menyebabkan distorsi aliran dan memperbesar head losses
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Disain posisi screen dalam berbagai kondisi
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen
Kondisi :
A : Bagian kasar cukup
tebal
B : Bagian kasar hanya
tipis
C : Bagian kasar
terletak diatas
bagian halus
D : Lapisan selang
seling Lempung dan
pasir berbgai
ukuran, umumnya di
daerah glacial till (di
Indonesia pada
endapan aluvial
tebal bekas braided
stream)
Untuk mengurangi konvergensi
aliran, pada saringan yang tebal,
pemasangan screen dibagi merata
guna mengurangi head loos /
menambah debit
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Homogeneous Confined (Artesian) Aquifer
Pada aquifer berlapis heterogen, maka
screen dipasang antara 80 – 90 % dari
lapisan permeabel.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen
Pedoman umum pada aquifer
tertekan :
• Ketebalan aquifer kurang dari 8
m . Dipasang saringan 70 %
• Ketebalan aquifer 8-16 m,
dipasang saringan 75 %
• Ketebalan aquifer lebih dari 10
m, dipasang 80 %
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen
Kriteria dan Fungsi Screen :
1. Kriteria :
• Persen Open Area besar
• Slot tidak tersumbat
• Tahan Korosi
• Tahan tekanan dan kolom
2 Fungsi “
• Mudah dicuci / develop
• Tendensi Incrustasi kecil
• Head loss masuk screen kecil
• Mampu mengontrol sand
pumping pada semua jenis
aquifer
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Pada Formasi batuan yang terdiri dari pasir homogen, maka ukuran
slot adalah 50 – 60 % lolos saring atau 40 -60 tertinggal .
Nilai 60 % passing jika air tanah tidak korosiv, sedang 50 % passing
jika air tanah bersifat korosi
Secara umum dengan teknik analisa butir dapat dipakai untuk aquifer
heterogen atau berlapis, kecuali sbb :
• Jika lapisan kompak diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai slot 70 %
pass
• Jika lapisan lepas diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai 50% pass
• Jika menggunakan multiple screen dan material halus diatasnya
material kasar maka :
Perpanjang 0,9 m screen yang didisain untuk material halus masuk
kedalam material kasar
Slot pada material kasar tidak boleh lebih lipat dua dari slot untuk
material halus diatasnya.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain susunan screen
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Selection of screen slot size for uniform sand
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain Susunan Screen
(a) Susunan batuan yang
akan diinstalasi.
(b) Sket rencana Instalasi
Garis biru (putus2) adalah
garis pergantian lapisan
batuan
Garis merah (penuh) adalah
garis pesambungan
screen yang
direncanakan
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
WELL SCREEN SELECTION CRITERIA
• Maximize % open area
• Non-clogging openings
• Corrosion resistance
STAINLESS STEEL vs. PVC PLASTIC
• Column & collapse strength
BEST WORST
CONTINUOUS SLOT
WIRE WOUND
SAW – CUT
OR GAUZE-COVERED
SCREEN SELECTION CRITERIA
Screen opening size based on aquifer material
size:
SIEVE ANALYSIS vs. S.W.A.G.
NATURALLY-DEVELOPED WELL:
40% RETENTION OF AQUIFER MATERIAL
FILTER-PACKED WELL:
90% RETENTION OF FILTER SAND
Screen diameter: BASED ON CASING SIZE
PROVIDE WATER ENTRANCE VELOCITY
OF…
<0.1 FT./SEC.
Lower velocity reduces mineral incrustation
EXTENDS WELL SERVICE LIFE
MINERAL
INCRUSTATION
ENTRANCE VELOCITY = PUMPING RATE
SCREEN OPEN AREA
Example: 6 in. Pipe Size X 8 ft. length
10 slot Continuous slot SS
Pumping rate = 75 GPM
Screen open area (from manufacturer) = 0.21 ft2/lin ft
Total screen area = 8 ft x 0.21 ft2/lin ft = 1.68 ft2
CONVERT GPM TO FT3/SEC
75 GPM x 1 ft3/7.48 gal x 1 min/60 sec = 0.167 ft3/sec
0.167 ft3/sec / 1.68 ft2 = 0.099 ft/sec
Is an entrance velocity of 0.099 ft/sec
acceptable?
CROSS-SECTION
OF
SCREEN WIRE
10 SLOT =
10/1000 IN.
OPENING
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Gravel Pack, Definisi dan Fungsi
Definisi
• Untuk memudahkan penjelasan, perlu didefinisikan :
• Dx : Adalah Ukuran butir x % lebih kecil yaitu (100-x)% tertinggal di ayakan
• Koefisien Uniform : Perbandingan antara ukuran D60 terhadap ukuran D10.
Jika nilainya rendah berarti material itu cukup uniform
• Pack-Aquifer Ratio (PA ratio) adalah perbandingan ukuran D50 dari gravel
pack dengan D50 aquifer.
Fungsi Gravel Pack
• Menyangga (support) formasi aquifer dan mencegah runtuh kedalam lubang
sumur
• Menahan sekeliling casing sehingga memperkuat casing
• Mencegah pergerakan material halus dari aquifer masuk kedalam sumur
• Dalam kondisi Normal koefisien uniform < 3
• Aquifer disebut halus bila D10 formasi < 0,25mm
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Natural Gravel Packs / gravel
pack alami
• Gravel pack yang dihasilkan
melelui developmen pada
formasi itu sendiri
• Aquifer yang dapat
menghasilkan gravelpack alami
ini umumnya berbutir kasar dan
jika mempunyai koefisien
uniform lebih dari 3.
• Untuk ini ukuran slot adalah
antara D10 dan D60 (biasanya
dipakai D40) .
• Pemilihan slot harus meyakini
kebenaran sample
• Tidak direkomendasikan
menggunakan ukuran slot lebih
kecil dari 0,5 mm
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Natural Gravel Pack
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Syarat Utama Gravel Pack
• Bersih, bebas dari sampah, bebas benda organik, bebas benda yang
mudah lapuk, misalnya ranting.
• Bentuk butir membundar. Gradasi baik
• Bebas dari material yang mudah larut dalam air misalnya gamping
• Diusahakan material silika-an/kuarsa-an
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Syarat
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
(a) Gravel pack alami yang di develop dengan benar
akan menjadi stabil
(b) Artificial gravel pack dalam susunan ukuran dan
ketebalan yang benar sesuai dengan ukuran lubang
slot screen, maka developmen menjadi efektif
sehinggasumur menjadi efisien dan stabil
(c) Ukuran Gravelpack yang tidak diinginkan karena
terlalu besar. Pasir aquifer sering migrasi
menerobos kedalam sumur dan menyebabkan sand
pumping atau pemompaan pasir
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
Ketebalan gravel pack
• Secara teoritis ketebalan gravel pack 2 atau 3 butir dapat menahan partikel
formasi.
• Batas atas ketebalan gravel pacak adalan 20 cm., tetapi ini akan
menyulitkan saat development dan membutuhkan banyak biaya.
• Ketebalan gravel pack 5 cm sudah dapat menstabilkan formasi aquifer,
tetapi kurang efektif sebagai filter
• Dalam prakteknya dipakai ketebalan 10 cm asal merata menyelubungi
semua bagian casing dan screen.
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi
D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Maksud dan Tujuan
• Development
• Maksud development adalah:
• Untuk pembersihan sumur dari sisa lumpur bor, pasir halusyang
masuk dari formasi batuan sekeliling sumur
• Meningkatkan performance dan mengurangi sand pumping
• Kesalahan prosedur atau kecelakaan akan berakibat pengurangan
debit serah sebesar 50 % lebih atau tak dapat berproduksi
• Tidak terbatas pada sumur baru, dimaksudkan juga untuk
merestorasi dan memperbaiki kondisi formasi batuan selama
konstruksi sumur
• Meningkatkan permeabilitas formasi disekitar sumur
• Menstabilkan formasi pasir yang terdapat disekitar screen / gravel
pack untk mendapatkan air yang jernih / bersih
• Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Driller
• Harus dilakukan segera setelah instalasi selesai
• Tidak dianjurkan menggunakan pompa biasa, air yang kotor brtpasir
berlumpur merusak pompa
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode
Beberapa metode development :
1. Overpumping
2. Backwashing atau Rawhiding
3. Surging
4. Air Lifting : Surging & Pumping
5. Double Packer Air Lifting
6. High-Velocity Jetting
D:mud bentonite! ground water exploitation- an introduction-
ppt..pdf
Overpumping
• Pemompaan dengan debit besar
• Tidak efisien untuk screen yang panjang
• Hanya mendevelop / mencuci zona yang paling permeabel
• Aliran air hanya satu arah masuk ke dalam saringan atau
sumur
• Hanya sebagian formasi batuan yang stabil
• Pasir yang masuk kedalam sumur hanya sebagian dan
bagian lain akan tidak stabil
• Pompa yang digunakan akan menjadi cepat rusak karena
memompa pasir atau material abrasif
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Overpumping
Backwashing atau Rawhiding
• Ketika pompa start mulai dioperasikan dan ketika air keluar
ke permukaan pompa di stop, sehingga air yang telah tertarik
ke atas akan jatuh kembali kebawah sehingga mengocok
sumur
• Aliran balik akan mengacau partikel, tetapi hal ini tidak selalu
berhasil efektif
• Tidak efisien untuk sumur dengan screen yang panjang
• Kecenderunganya driller akan tancap gas pompa, sehingga
pompa banyak menyedot air dengan banyak pasir yang
berakibat abrasi
• Mudah merusak pompa karena abrasi dan operasi yang
berat.
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Backwashing
Surging
• Menekan dan menghisap air masuk dan keluar screen sumur
• Dioperasikan dengan menaik-turunkan surge block dalam
casing seperti piston dalam slinder
• Sedimen dalam sumur harus sering dikeluarkan
• Efektivitas hanya terkonsentrasi pada saringan bagian atas
4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Surging
Air Lifting : Surging & Pumping
Air Lift Pumping
• Digunakan untuk menghilangkan sedimen dari sumur dan memompanya
sampai air bebas pasir
• Sangat bagus dengan meniupkan udara bertekanan tinggi dan volume yang
besar melalui pipa udara masuk ke sumur
Air Surging
• Untuk memulai surging, katup udara dibuka cepat cepat, sehingga air keluar
lewat celah / slot screen masuk ke formasi.
• Ketika air sebagian terdorong keatas / top casing, udara tekanan tinggi di stop
dengan menutup valve sehingga sisa air dalam casing diatas akan jatuh turun
• Sangat singkat tapi penuh tenaga tekan
Air Surging – Air Pumping bergantian
Pada periode tidak dipompa akan membentuk siklus efektif
Siklus diulang pada kedalaman yang berbeda dalam screen sumur sampai air
relatif bersih dari pasir.
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Air Lifting : Surging & Pumping
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Double Packer Air Lifting
Double Packer Air Lifting
• Hampir sama dengan Air Lift Pumping & Surging tetapi terkonsentrasi pada
bagian kecil screen dan formasi yang di isolasi dengan dua packer (sekat)
• Setelah zona tersebut selesai di develop dengan surging & air lift pumping,
peralatan dipindahkan turun ke ruas dibawahnya
• Surge-block dobel dapat pula dinaikkan dan diturunkan secara cepat untuk
menhasilkan turbulen didalam atau sekitar saringan
• Sangat efektif pada susunan screen yang panjang karena development
terkonsentrasi pada suatu zona aquifer sepanjang akuifer scara bertahap.
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting
High-Velocity Jetting
• Development yang sangat efektif dan penuh tenaga, sering
sering jadi mahal.
• Air di “jettingkan” (semburkan dengan tekanan tinggi) dengan
kecepatan tinggi kedalamm sumur sehingga air memancar dari
slot opening dan gravelpack masuk ke dalam formasi untuk
melepaskan dan menghancurkan sisa lumpur bor dan penstabil
formasinya disekeliling sumur
• Peniupan menggunakanpipa konduktor dengan ujung dilengkapi
jetting tool, pengoperasianya dengan memutar dan menaik-
turunkan jetting tool didalam sumur pada screen
• Sangat efektif untuk screen yang panjang, energi akan terpusat
pada zona yang pendek
• Efektivitasnya tergantung juga pada open area screen dan
konfigurasinya serta pelaksanaanya
1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting
pumping test
pumping test dilakukan setelah development selesai, dengan
tujuan untuk mengetahui karakter dari akifer dan sumur.
dengan pumping test dapat diketahui debit air yang dapat
diambil dari sumur tersebut. pumping test dilakukan dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
• uji surutan bertingkat (step draw down test) yakni
memompa sumur dengan debit tertentu dan dicatat
penurunan muka airnya.
• pengujian debit tetap, dilakukan setelah muka air kembali
sebelum pemompaan. pada pengujian ini dilakukan
pemompaan dengan debit tetap yang ditentukan dari hasil
pengujian bertingkat, selama 72 jam tanpa henti, atau
setelah steady state dicapai (muka air tidak turun lagi)
• uji pemulihan (recovery test)
setelah uji debit tetap selesai, pompa dimatikan dan
dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kenaikan
muka air kembali seperti sebelum dilakukan pemompaan
atau sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam
5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
6. GROUTING
GROUT
Semen kedap air atau
bentonite clay slurry
dimsukkan dalam ruang
anulus antara lubang bor
dan casinguntuk :
 mencegah kontaminasi
 menjaga batas akifer
 menahan head artesis
CASING
BOREHOLE
TOP VIEW
AKIFER BEBAS
MUKA AIR TANAH
Bocoran
kebawah
KONTAMINAN
RUANG ANULUS
TANPA SEKAT
/GROUTING
INFILTRATION FROM
SURFACE CONTAMINANTS
AKIFER
TERTEKAN
AKIFER TAK
TERTEKAN
LAPISAN PENEKAN
STATIC WATER LMUKA
BOCORAN KEATAS
6. GROUTING : Kebocoran Tanpa Grouting
KERUGIAN PADA KONSTRUKSI SUMUR TANPA GROUTING
BENTONITE
SLURRY
NEAT CEMENT
CONCRETE
GROUT
POWDERED BENTONITE
& WATER
GRANULAR BENTONITE,
POLYMER & WATER
PORTLAND CEMENT
& WATER
PORTLAND CEMENT, SAND
& WATER
TYPE COMPOSITION CHARACTERISTICS
FLEXIBLE LOWER STRENGTH SEAL
MAY SUBSIDE IN VADOSE ZONE
MOST POPULAR DUE TO LOWER COST
AND TARGETED MARKETING
WASH-OUT UNDER ARTESIAN PRESSURE
NO HEAT OF HYDRATION
MORE WIDELY USED IN OIL FIELD THAN
WATER WELLS
HIGHER STRENGTH RIGID SEAL
BEST CHOICE FOR BEDROCK WELLS
& FLOWING WELLS
HEAT OF HYDRATION &
MICROANNULUS CONCERNS
MORE PERMEABLE THAN NEAT
CEMENT GROUT
MORE DIFFICULT TO PUMP (ABRASIVE)
GOOD CHOICE FOR LARGE DIAMETER
WELLS
6. GROUTING : Well Grouting Materials
7. PENYELESAIAN
• Penyemenan / Grouting Anulus
• Penurunan Master Rig, Packing peralatan
• Pemulihan medan site pemboran
• Pemasangan tutup casing atas
• Pemasangan Patok Identitas / tanda nomor sumur, tanggal selesai nama
pemilik, nama penyedia jasa
• Pemeriksaan akhir.
Pemboran Pembuatan Sumur Selesai
terimakasih
in the well which again can
cause a kick.
• Reasons:
– Naturally fractured formations
(Karst, dolomite, limestone)
• Maybe UBO must be used to drill
this type of prospect
– Too high ECD -> Fracture
pressure exceeded
• Reduce pump rate and
mudweight
– Surges
• Avoid tripping to fast
• Break mud gel before initiating
circulation.
Lost circulation
• LCM – Lost circulation material pills are
pumped (marbles etc ) to try to plug the
fractures.
• Note that a lost circulation incident can
have
some very negative consequences
– Increase Kick probability
– Reduced cuttings transport -> possible
stuck pipe
G:drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long BIT.pdf
JARAK LINGKUNGAN
G:REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA
Well Manual May 2002
G:REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA
Well Manual May 2002
CONVERSION

More Related Content

Similar to PERENCANAAN_SUMUR_BOR_PNPM.pptx

PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxPPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxrahmawatipebrianata
 
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxPPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxHaryadi49
 
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdfLAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdfMuh. Aksal
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranseed3d
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilagungtri07
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxdevmahammit
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozerjajankjos
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksijajankjos
 
Presentasi alat pengolahan tanah pasiran
Presentasi alat pengolahan tanah pasiranPresentasi alat pengolahan tanah pasiran
Presentasi alat pengolahan tanah pasiranAlip Combet Vikiing
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Arya Ningrat
 
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERAT
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERATTUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERAT
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERATAndreanJerrico
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxAflesPetrusRaya
 
metode pancangan pipa
metode pancangan pipa metode pancangan pipa
metode pancangan pipa Nursi Nursi
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptnail40
 
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptx
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptxPengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptx
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptxAgusGede3
 

Similar to PERENCANAAN_SUMUR_BOR_PNPM.pptx (20)

PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxPPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
 
operasional tambang.ppt
operasional tambang.pptoperasional tambang.ppt
operasional tambang.ppt
 
Alsin laporan 5
Alsin laporan 5Alsin laporan 5
Alsin laporan 5
 
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptxPPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
PPT_Modul_Daring_KB_3_Teknik_Pemboran.pptx
 
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdfLAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
 
Slide T.A
Slide T.ASlide T.A
Slide T.A
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipil
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozer
 
Tipe rig pemboran
Tipe rig pemboranTipe rig pemboran
Tipe rig pemboran
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
 
Presentasi alat pengolahan tanah pasiran
Presentasi alat pengolahan tanah pasiranPresentasi alat pengolahan tanah pasiran
Presentasi alat pengolahan tanah pasiran
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERAT
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERATTUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERAT
TUGAS KELOMPOK GALIAN DIBIDANG AIR & ALAT BERAT
 
Optimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptxOptimalisasi Driling Program.pptx
Optimalisasi Driling Program.pptx
 
metode pancangan pipa
metode pancangan pipa metode pancangan pipa
metode pancangan pipa
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptx
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptxPengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptx
Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi.pptx
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

PERENCANAAN_SUMUR_BOR_PNPM.pptx

  • 1. NAMA : DIRMAWAN, Ir TEMPAT/Tgl LAHIR : Karanganyar 6 Agustus 1952 PENDIDIKAN : Fak Teknik Geologi UGM PENGALAMAN : P2AT Kediri – Nganjuk P2AT Sulawesi Tengah Staf Subdit Air Tanah Ditgasi II Ass. Perenc. BPPAT Jateng Bagpro PAT Surakarta Bagpro Irigasi Bengawan Solo Bagpro PTGA Kastaf Proyek Irigasi Jawa Tengah Kastaf PAT Jateng Kasi Air Baku Air Tanah BBWS Pemali Juana Pensiun ALAMAT : Perumahan Graha Estetika Blok F No. 4 Semarang TLP : (024) 746 2912; HP : 081 127 1520; 081 325 68 5253 eMail : dirmawan@gmail.com : Lik_dir@yahoo.co.id f BIODATA
  • 2. PERNYATAAN DAN KETENTUAN MATERI DALAM DOKUMEN INI SEMATA MATA HANYA DIGUNAKAN DALAM LINGKUNGAN TERBATAS PADA : Pelatihan Perencanaan Teknis Airtanah DIKLAT PUPR SEMUA MATERI DALAM DOKUMEN INI DIMAKSUDKAN SEBAGAI MATERI ILMU PENGETAHUAN; TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK KOMERSIAL. JIKA TERDAPAT PRODUK PABRIKAN, MEREK DAGANG, PERUSAHAAN, LEMBAGA PABRIKASI, BARANG TER-REGRISTRASI, BROSUR, LEAFLET, IKLAN DAN SEMACAMNYA, DALAM DOKUMEN INI,TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI : ANJURAN, IKLAN, REKOMENDASI, PROVOKASI, KOMERSIALISASI ATAU SEJENISNYA, PENULIS TIDAK BERAFILIASI DAN TIDAK BEKERJASAMA UNTUK ITU, TETAPI SEMATA-MATA HANYA DIGUNAKAN SEBATAS CONTOH DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN & PENGETAHUAN NON KOMERSIAL PENGGUNAAN BARANG / PRODUK / REKOMENDASI KOMERSIAL OLEH PESERTA MEETING, ATAU SIAPAPUN PEMBACA DOKUMEN INI, BUKAN TANGGUNG JAWAB PENULIS IR.DIRMAWAN
  • 4. o air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan dibawah permukaan tanah yang bersifat akifer o Banyak cara untuk mendapatkan air tanah, salah satunya perlu pembuatan sumur dengan cara pemboran o pemboran sumur produksi adalah pembuatan sumur dengan mesin bor (drilling machine/rig) untuk mendapatkan air dengan kuantitas dan kualitas yang direncanakan o agar memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka pemboran perlu dilaksanakan dengan peralatan pemboran (mesin bor, alat bantu & perlengkapannya) o pekerjaan pemboran merupakan kerja team, sehingga team yang padu merupakan hal yang sangat diperlukan 1.PENDAHULUAN
  • 5. o dalam pelaksanaannya. pemboran juga harus dilakukan dengan metode yang sesuai dengan formasi batuan atau kondisi geohidrologi setempat o peralatan pemboran yang akan digunakan harus mempunyai kapasitas yang sesuai untuk pelaksanaan pemboran dengan diameter dan kedalaman sumur yang ditentukan o dalam perencanaan, spesifikasi mesin bor, alat bantu dan perlengkapannya harus ditetapkan sesuai dengan rencana sumur yang akan dibuat dan methode yang akan diterapkan o alat bantu yang biasa dipergunakan adalah mud pump (pompa lumpur), kompresor, truck/truck crane. 1.PENDAHULUAN
  • 6. Dalam Pemboran dikenal sangat banyak metode pemboran, secara garis besar : 1. Cable Tool 2. Rotary 3. Auger 4. Hollow rod 5. Jettting 6. Driving dll. 2. METODE PEMBORAN
  • 7. Perbandingan beberapa metode pemboran 2. METODE PEMBORAN
  • 8. Masing masing metode mempunyai varian yang banyak jenisnya diantaranya adalah pada metode rotary yang variasinya meninjau bagaimana cara sirkulasi mengangkat cutting, dan media pembawa cutingnya, diantaranya adalah : • Direct Circulation Mud Flush Rotary Drilling • Reverse Circulation Water Flush Rotary Drilling • Down Hole Air Hammer Rotary Drilling Dalam kesempatan ini hanya akan diuraikan pemboran dengan metode yang sangat umum di Indonesia, yaitu : Direct Circulation Mud Flush 2. METODE PEMBORAN
  • 9. TYPICAL ROTARY WELL CONSTRUCTION SEQUENCE OVERSIZED BOREHOLE DRILLED IDENTIFY AQUIFER INSTALL CASING (& SCREEN) YIELD TEST & WATER SAMPLING WELL DEVELOPMENT GROUT ANNULAR SPACE 1 2 3 6 5 4
  • 10. Peralatan pemboran : 1. Drilling Rig 2. Mud pump atau 3. Air Compressor 4. Truck Crane 5. Mesin pompa 6. Alat-alat Bantu DRILLING RIG Th 1930-AN DRILLING RIG HOMEMADE ASSEMBLY 3. PERALATAN
  • 11. o peralatan mesin bor (drilling rig) dengan alat bantu (mud pump/air compressor) dan perlengkapannya diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran. o drilling rig, pada dasarnya adalah pesawat pengangkat (crane) untuk mengangkat & menurunkan alat bor dan memutarnya o berdasarkan mobilitasnya drilling rig dibagi menjadi beberapa jenis : o Skid mounted o Tractor mounted, ada 2 macam :  Wheel tractor mounted  Crawler tractor mounted o Truck munted 3. PERALATAN : drilling rig
  • 12. spindle head chuck panel operasi mesin penggerak skid base draw work Skid Mounted Drilling rig 3. PERALATAN : drilling rig
  • 13. Wheel Tractor Mounted 3. PERALATAN : drilling rig
  • 14. Crawler Tractor Mounted Truck Mounted Drilling Rig 3. PERALATAN : drilling rig
  • 15.
  • 16. o Berdasarkan cara kerjanya drilling rig dapat dibagi dalam beberapa tipe :  rotary table  top drive  spindle head o pada rotary table, pemutar alat bor (drilling tools) berada dibawah master/menara bor, biasanya digerakkan secara mekanis dengan mesin penggerak (diesel) melalui drive shaft. pada tipe ini rotary table memutar kelly, yang selanjutnya memutar drilling tools (drill pipe/stang bor, stabilizer,drill collar dan drilling bit/mata bor) o pada tipe top drive, pemutar diletakkan di ujung atas dari drilling tool string (drill pipe dst) o sedangkan pada spindle head drill pipe diputar oleh spindle dengan menggunakan chuck 3. PERALATAN : drilling rig
  • 17. ROTARY TABLE RIG 3. PERALATAN : drilling rig
  • 18. TOP DRIVE RIG 3. PERALATAN : drilling rig
  • 19. spindle head chuck panel operasi mesin penggerak skid base draw work SPINDLE HEAD RIG 3. PERALATAN : drilling rig
  • 20. o untuk mengetahui kemampuan drilling rig dalam melaksanakan pekerjaan pemboran yang direncanakan, perlu diketahui:  kapasitas angkat  torsi / daya putar o kapasitas angkat adalah kapasitas drilling rig untuk mengangkat seluruh drilling tools, sehingga dapat dihitung kedalaman sumur yang bisa di bor dengan drilling rig ini. o torsi adalah kemampuan memutar driling tools, sehingga dapat dihitung diameter sumur yang dapat di bor dengan drilling rig ini 3. PERALATAN : drilling rig
  • 21. o sebagai contoh : pabrik menyebutkan total kapasitas angkat 10 ton, maka ambil faktor keamanan 25%, sehingga kapasitas angkat yang bisa dipakai 0,75 x 10 = 7,5 ton. bila digunakan drill collar dengan berat 2 ton/6 m, sisa 5,5 ton, maka dengan drill pipe dengan berat 50 kg/3m, maka didapat 111 batang = 333 meter, sehingga total kedalaman = 333 + 6 = 339 meter o torsi : untuk dapat memutar drill bit, diperlukan torsi 150 lbs/ft per inch diameter bit ditambah dengan faktor keamanan 1/3. dengan demikian untuk pemboran dengan 10 inch bit, dibutuhkan 10 (inch) x 150 (lbs/ft) x 1.33 (faktor keamanan) = 1995 lbs/ft. dari penjelasan ini dapat diketahui berapa diameter terbesar yang bisa di bor dengan suatu drilling rig. 3. PERALATAN : drilling rig
  • 22. 3. PERALATAN : mud pump
  • 23. Pemboran dengan metode direct circulation mud flush (pembilasan sirkulasi langsung dengan lumpur bor) adalah pemboran dengan menggunakan lumpur bor sebagai pembilas sehingga diperlukan peralatan yang sesuai yaitu pompa lumpur atau Mud pump Mud pump adalah perangkat piston yang bergerak secara berlawanan yang dirancang untuk mengedarkan cairan pembilas / lumpur bor dengan tekanan hingga 7.500 psi =52.000 kPa ditekan mengalir ke drill pipe dan naik kembali melalui anulus, keluar ke mud pit dan dihisap pompa lumpur kembali tersirkulasi. 3. PERALATAN : mud pump
  • 24. BERDASARKAN TYPE ACTINGNYA Pompa lumpur dapat dibagi menjadi pompa acting tunggal - dan double- acting tergantung pada satu siklus gerak piston bolak balik hisap dan buang BERDASARKAN KUANTITAS LINER / PISTON Terdapat berbagai ukuran dan konfigurasi mud pump, misalnya untuk rig khusus pemboran minyak jenis triplex (tiga piston / plunger) yang khusus juga. Mud pump duplex (dua piston / piston) umumnya telah digantikan oleh pompa triplex, namun masih umum di negara-negara berkembang. Dua perkembangan kemudian adalah pompa hex dengan enam, dan ada pula quintuplex dengan lima horisontal piston / plunger. 3. PERALATAN : mud pump Klasifikasi Mud Pump
  • 25. Mud Pump Parts Sebuah mud pump terdiri dari banyak bagian diantaranya, liner, piston, modul, puller hidrolik, dan bagian lain. Bagian dari Mud Pump: 1. rumah, 2. Liner dengan packing, 3. Tutup dengan paking, 4. piston dan batang piston, 5. katup hisap dan katup buang dengan dudukanya, 6. kotak isian/stuffing box (hanya dalam pompa double-acting), 7. gland (hanya digunakan pada pompa ganda ), 8 peredam getar Parameters Performance Displacement dihitung dalam liter per menit, tergantung dengan diameter lubang pengeboran dan kecepatan kembalinya cairan pengeboran dari dasar lubang, yaitu semakin besar diameter lubang pengeboran, semakin besar displacement yang diinginkan. Kecepatan kembalinya cairan pengeboran harus memenuhi syarat dapat mencuci fragmen dan serbuk bor dari dasar lubang pada waktu yang tepat, dan diyakinkan membawa mereka ke permukaan tanahi. Dalam pengeboran inti geologi, kecepatan umumnya di kisaran 0,4-1,0 m ^ 3 / min. 3. PERALATAN : mud pump
  • 26. Pressure (Tekanan) Ukuran tekanan pompa tergantung pada kedalaman pemboran, hambatan melewati saluran dan sifat cairan pemboran. Makin dalam lubang pemboran dan semakin besar hambatan dalam pipa maka semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan. Bila terjadi perubahan diameter lubang pemboran dan kedalaman, maka displasemen pompa akan disesuaikan. Mud pump, dilengkapi gearbox atau motor hidrolik untuk menyesuaikan kecepatan dan displasemen. Untuk mrengetahui perubahan tekanan dan displasemen secara akurat mud pump dipasangi, flow meter dan pengukur tekanan.. 3. PERALATAN : mud pump
  • 27. Dua tipe dasar pompa untuk sirkulasi pemboran adalah • Pompa reciprocating (bolak – balik) • Pompa sentrifugal. Pompa reciprocating dapat beraksi tunggal atau ganda dengan menggunakan piston. Operasi piston dapat secara paralel. Jenis pompa piston : pompa simplex (1 silinder), • Pompa duplex (2cylinders), dan • Pompa triplex (3 silinder). 3. PERALATAN : mud pump
  • 28. Operasi pompa lumpur reciprocating menjadi optimum jika: 1. Pipa hisap sependek mungkin. 2. Diameter penghisap cukup besar sehingga kecepatan fluida kurang dari 3 ft / sec. 3. Dipasang saringan pada intake dengan dua sampai empat kali luas selang hisap yang dipasang di ujung. 4. Diameter pipa buang cukup besar sehingga kecepatan fluida kurang dari 5 ft / sec. 5. kapasitas pompa harus mampu menghasilkan kecepatan lumpur keatas (uphole velocity) sebesar 70 ft/mnt (21 m/mnt) 6. Sebuah peredam dipasang di penghisap sedekat mungkin dengan pompa. 7. Kapasitas pompa yang dipilih harus mempunyai debit lebih tinggi dari kebutuhannya. 8. Waktu priming tidak melebihi 30 detik untuk meminimalkan kerusakan gesekan ke plunger. 3. PERALATAN : mud pump
  • 29. Mud Pump : o kecepatan uphole velocity/anullar velocity sebesar 70 ft/menit pada viscositas lumpur 40 detik, dianggap batas kecepatan minimum untuk dapat membawa cutting bor keatas. o bila hal ini tidak dipenuhi, dikhawatirkan tidak seluruh cutting terangkat, dan dapat menyebabkan mata bor terjepit akibat turunnya cutting kebawah saat operasi dihentikan atau berhenti tiba-tiba. o kekentalan lumpur harus selalu dikontrol, sekurang- kurangnya tiap jam sekali o contoh perhitungan annular velocity seperti tabel berikut : 3. PERALATAN : mud pump
  • 30. a guide to annular velocities IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM drill pipe diameter 5" 113 134 772 4 1/2" 52 62 360 124 147 850 3 1/2" 19 23 131 30 36 208 71 85 490 143 170 981 2 7/8" 19 34 196 40 47 274 81 96 556 152 181 1046 2 5/8" 32 38 219 43 51 296 84 100 578 156 185 1069 2 3/8" 35 41 240 46 55 317 87 103 599 4 1/2" 5" 6 1/2" 8 1/2" hole diameter a guide to annular velocities IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM IGPM US GPM CFM drill pipe diameter 5" 173 205 1185 298 354 2044 458 545 3148 670 795 4598 4 1/2" 184 219 1263 309 367 2121 470 558 3226 681 809 4676 3 1/2" 203 241 1394 328 390 2252 2 7/8" 213 252 1459 2 5/8" 2 3/8" 9 7/8" 12 1/4" 14 3/4" 17 1/2" hole diameter 3. PERALATAN : mud pump
  • 31. 3. PERALATAN : Kompresor Type compressor yang Umum dipakai: 1) Reciprocating 2) Rotary Screw 3) Rotary Centrifugal
  • 32. SLIDING VANE LIQUID PISTON HELICAL LOBE SCREW LOBED BLOWER COMPRESSOR INTERMITTENT FLOW CONTINOUS FLOW POSTIVE DISPLACEMNT DYNAMIC EJECTOR RECIPROCATING ROTARY MECHANICAL PISTON RADIAL FLOW MIXED FLOW AXIAL FLOW CENTRIFUGAL MIXED FLOW AXIAL 3. PERALATAN : Kompresor Classification
  • 33. Fixed cutter bits PDC – polydiamond crystaline Diamond bit Hard formations Very expensive D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf Peralatan : Drilling Bits : Jenis-jenis Bits (Mata Bor) Hole Opener Roller Cone Tricone Hole Opener
  • 34.
  • 35. Button Bits 1''-12'' Low To High Pressure Downhole Hammer Bit Three wings drag bit Chevron-type Drag Bits Drill Pipe stabilizers 3. PERALATAN : Alat bantu dan pelengkap
  • 36. D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf  When the drillpipe rotates the three cones will roll on the ”formation” and crush the rock.  A certain WOB (weight on bit) is applied CARA KERJA ROLLER CONE ROLLER CONE BITS Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS.
  • 37. ROLLER CONE BITS Peralatan : Drilling Bits : ROLLER CONE BITS.
  • 38. D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf CARA KERJA PDC The cutter is placed with a certain angle (backrake) which affects how aggressive the bit will be. (cutter orientation) PDC cuts rock PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS.
  • 39. PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS Application areas Peralatan : Drilling Bits : PDC (POLY DIAMOND CRISTALINE) BITS.
  • 40. D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf R HYBRID BITS ( TEKNOLOGI MUTAKHIR ) BATUAN KERAS BIASA DIBUAT AKIK Peralatan : Drilling Bits : HYBRID BITS
  • 41. • Applicable for hard formations (e.g. where roller cone is too slow or har too short lifetime) • Not applicable for chert and pyrite (will break into pieces and may destroy the diamonds) • Not applicable for very hard broken formations (may break the diamonds) D:bitdrilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long.pdf Peralatan : Drilling Bits : NATURAL DIAMOND BITS
  • 42. 4. BAHAN BAHAN : Pembilas Pemboran / Drilling Mud G:mudeng.pdf
  • 43. 4. BAHAN BAHAN : Fungsi Lumpur Bor FUNGSI LUMPUR PEMBORAN 1. Mengangkat cutting dari dalam sumur 2. Mengontrol tekanan formasi batuan 3. Melarutkan dan menghancurkan cutting 4. Menutup pori batuan permeabel / mengurangi resapan 5. Menjaga stabilitas lubang 6. Memperkecil kerusakan lubang bor 7. Pendingin, pelumas dan menambah daya tahan mata bor, memudahkan bongkar pasang matabor, dan stang bor 8. Meneruskan energi hidrolik ke peralatan dan mata bor 9. Mempermudah evaluasi sample 10.Mencegah korosi 11.Memudahkan penyemenan dan penyelesaian 12.Mengurangi dampak lingkungan
  • 44. 4. BAHAN BAHAN : Polymer • Secara solid mencegah penyebaran dan menyelubungi serpih untuk menghambat runtuhan,meningkatkan kekentalan dan mengurangi kehilangan cairan. • Berbagai jenis polimer : akrilamida, selulosa dan perekat berbasis alami • Menghambat reaksi garam2an seperti KCl atau NaCl untuk mendapatkan stabilitas shale / serpih yang besar. • Sistem ini biasanya mengandung jumlah minimum bentonit, sensitif terhadap kation divalen seperti kalsium dan magnesium. • Kebanyakan polimer memiliki batas suhu di bawah 150OC G:mudeng.pdf
  • 45. 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan 1. A i r / Water  Zat tunggal yang sangat penting yang terlibat dalam pengeboran teknologi cairan. Merupakan komponen utama dalam lumpur (berdasarkan volume). • Sifat khusus air jika dibandingkan dengan cairan lain : - tegangan permukaan tertinggi, - Dielektrik konstan, - panas peleburan, dan penguapan - kemampuan unggul melarutkan berbagai zat. • Pemisahan/disosiasi garam, asam & basa terjadi di air • Reaksi antara air dan bidang permukaan lempung serta pengaruh elektrolit terlarut pada interaksi antara lempung-air sangat dibutuhkan sebagai sifat lumpur bor . G:mudeng.pdf
  • 46. 2. Aluminium Stearate • Bubuk serbuk putih • Digunakan sebagai de-foamer yaitu mengurangi aksi dan pengaruh buih • Tidak larut dalam air 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan 3. Bactericide • Untuk mengontrol Bio-Degradasi pada bahan tambahan/ additive organik alami dalam lumpur polimer • Secara kimiawi merupakan aldehyde atau amina dan sebagai pembunuh bakteri. • Dosis : 0.1% (1000ppm). • Mudah menguap dan berasap dan iritativ • Jangan Kontak dengan kulit. Hati hati menggunakanya. G:mudeng.pdf
  • 47. 4. Bentonite • Minimum 85% montmorillonite): Sp.gr.-2.45-2.55. terdapat sebagai endapan alami • Klasifikasinya Sodium Bentonite dan Calcium Bentonite tergantung pertukaran kation. Dalam performenya diklasifikasikan sebagai high yield & low yield bentonite. • Merupakan kebutuhan utama sebagai lumpur bor. • Untuk mengurangi resapan air ke formasi yang permeabel • Untuk meningkatkan kapasitas pembersihan lubang bor • Untuk membentuk “mud cake” pada permeabilitas rendah dan membentuk stabilitas pada formasi batuan lepas • Membantu mecegah terjadinya “loss of circulation” hilangnya lumpur bor. • Dosis: (A) 3 to 7%; (B) 7 to 10% untuk stabilitas lubang caving/berongga; (C) 8 to 11% untuk kondisi loss of circulation. • Pencampuran dengan air tawar sebagai hidrasi • Tidak boleh dicampur dengan air bergaram / payau / laut 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan G:mudeng.pdf
  • 48. Barite Bentonit CMC 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan
  • 49. 5. Barite(BaSo4)  Serbuk abu2 97% lolos saringan mesh 200; (95±5) % lolos saringan mesh 300. Sp.gr 4,2-4,5  Tidak larut dalam air tidak bereaksi dengan komponen lumpur lain. Kadang terdapat pengotoran gipsum  Terdapat secara alami, digunakan untuk meningkatkan Sp.gr lumpur bor guna mengontrol tekanan fotmasi,caving.  Maksimum Sp.gr dengan barite 2,2  Dosisnya sesuai keperluan Material pemberat lainya untuk memperoleh sp. gr. Lebih dari 2.2 are: • Hematite, an Iron ore Fe2O3 , self sp. gr.-4.7 • Galena (PbS) with self sp.gr.-7,4 -7,7. Sangat mahal 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan G:mudeng.pdf
  • 50. 8. CMC(Sodium carboxymethyl cellulose) • Dibuat dengan modifikasi kimia dari selulose • Dispersible dalam air, tak berwarna, tak berbau, tak beracun tidak terfermentasi, ada 2 type : 1) CMC-LVG dan 2) CMC HVG • Polimer anionik , terserap oleh lempung, uuntuk menaikkan kekentalan mengurangi kehilangan filtrasi • Lumpur bor yang mengandung kalsium dapat dikentalkan dengan sedikit cmc. • Dosis 0,75- 1 % 4. BAHAN BAHAN : Produk Dan Kegunaan G:mudeng.pdf Masih banyak macam bahan Additive lain
  • 51. H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf 4. BAHAN BAHAN : Casing Material
  • 52. 4. BAHAN BAHAN : Casing Material D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 53. 4. BAHAN BAHAN : Screen
  • 54. 4. BAHAN BAHAN : Screen
  • 55. 4. BAHAN BAHAN : Type Screen D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf Three general types of well screens are available for well construction: • Continuous wire wrap • Bridge-slot. • Slotted, • Louvered, Type Screen
  • 56. 4. BAHAN BAHAN : Screen Bentuk Slot pada Screen Pada screen continuous-slot dengan bentuk V (gb-a) maka slot tidak akan tersumbat karena kearah dalam makin melebar, partikel akan melewati denga mudah dan masuk ke sumur lalu di cuci. Pada (gb-b) partikel tidak segera terlepas, tatapi akan menyumbat dan screen akan mudah buntu a b
  • 57. 4. BAHAN BAHAN : Screen
  • 58. 4. BAHAN BAHAN : Screen
  • 59. 4. BAHAN BAHAN : Screen
  • 60. H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf 4. BAHAN BAHAN : Blank Casing Caracteristics
  • 61. Untuk menjaga casing/screen tetap ditengah anulus agar semua rongga anulus dapat terisi gravel pack saat konstruksi maupun semen saat grouting Jarak spasi Centraliser pada casing plastik lebih pendek dari casing metal Centralizer dibuat dari pelat baja ukuran 1-1/2 X ¼ -5/16 in dibuat bengkok cembundan di las ke casing baja atau di klem stainless steel dan diberi clearance ¼ - ½ in terhadap dinding lubang bor. Pemasangan klem tidak boleh sekrup/baut yang mudah korosi Untuk casing fibreglass tersedia centralizer khusu. Centralizer dapat juga dibuat dari bambu dan kayu yang tahan tertendapma air Casing Dinding lubang bor Bilah bambu Papan kayu penahan H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf 4. BAHAN BAHAN : Centralizer
  • 62. TAHAPAN/LANGKAH -2 PEMBORAN PELAKSANAAN PEMBORAN PERSIAPAN MOBILISASI MOBILASASI PERSIAPAN SITE PEMBORAN LUBANG PILOT DESKRIPSI SAMPLE LOGGING GEOFISIK PEMORAN REAMING INSTALASI KONSTRUKSI GRAVEL PACKING DEVELOPMENT / AIR LIFT PUMPING TEST
  • 64. Mekanisme pemboran metode ini adalah : o Mata bor lengkap dengan stabilizer dan bila diperlukan ditambah drill collar dimasukkan sambil diputar bersamaan dengan : o lumpur bor dialirkan dengan cara dipompa dari mud pit (kolam lumpur) ke drill pipe, selanjutnya ke mata bor, keluar, mengalir naik melalui rongga antara dinding sumur dan drill pipe (anulus) ke permukaan menuju mud pit dan dipompa (sirkulasi) ke drill pipe lagi o Lumpur yang keluar dari anulus membawa cutting / serbuk bor yang diendapkan dalam mud pit. o Dengan demikian metode ini memerlukan peralatan pompa lumpur atau dikenal dengan Mud Pump. 1. METODE DIRECT CIRCULATION MUD FLUSH (DCMF)
  • 65. 2. PROSES PEMBORAN Garis besar, urutan pekerjaan pemboran : 1. persiapan medan, termasuk pembuatan jalan masuk ke titik bor 2. mobilisasi peralatan, termasuk penyetelan rig (mendirikan master/menara rig), persiapan pemboran dilanjutkan dengan pemasangan temporary casing. 3. persiapan pemboran, termasuk pembuatan landasan/ pondasi untuk mesin bor, pembuatan bak lumpur dengan salurannya, bantalan untuk stang bor, barak/direksi keit (kalau disyaratkan), dsb 4. pemboran pilot hole 5. electric logging
  • 66. Garis besar, urutan pekerjaan pemboran : 6. reaming (pelebaran lubang bor) 7. pemasangan pipa konstruksi sumur dengan gravel pack 8. verticality test (test ketegak lurusan) 9. development (pencucian sumur) 10.pengujian sumur (pumping test) 11.penurunan master/menara dan demobilisasi 12.pemulihan lapangan termasuk pembetonan dan pemasangan patok sumur 13.semua kegiatan dicatat pada form pelaksanaan pemboran A. PROSES PEMBORAN -2/2
  • 67.  membuat denah medan, dimana mud pit dan kanal.  penguatan dengan balok/ perkerasan landasan rig dan alat bantunya sehingga mesin bor berada pada landasan yang kuat tidak ambles/ miring/ bergeser dsb pada saat operasi.  pembuatan jalan masuk ke lokasi pemboran, lebar dan panjang disesuaikan peralatan mesin bor, tempat penyimpanan barang/bahan R O A D DRIL LING RIG TRUCK / CRANE MUD PUMP / COMPRESSOR Mud pit Mud pit 30 m 20 m Stores/office Fence Drill pipe & casing 2. PROSES PEMBORAN
  • 68. Mobilisasi Peralatan  mobilisasi peralatan, yakni memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi sebelumnya atau gudang kelokasi baru dan ditempat kan sesuai dengan denah yang telah dibuat  Menempatkan rig pada titik yang ditentukan,  Mendirikan Master dan menata alat bantu lain (mud pump, pompa, dril pipe dll) 2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
  • 69. 2. PROSES PEMBORAN Mobilisasi Peralatan
  • 70. Persiapan site  Drilling rig ditempatkan sesuai rencana titik lubang bor,  pemasangan temporary casing  ukuran mud pit 3 x volume total lubang bor, yang dibagi menjadi suction pit 1/3 dan settling pit 2/3  saluran antara lubang bor dan kolam-kolam lumpur, dibuat panjang hingga cutting sempat mengendap sebelum masuk suction pit SUCTION PIT SETTLING PIT MU D PIT RIG A A A A SUCTION PIT SETTLING PIT CANAL WELL DIRECTION OF FLOW 2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
  • 71. 2. PROSES PEMBORAN Persiapan site
  • 72. 2. PROSES PEMBORAN Persiapan Pemboran
  • 73. Pemboran Pilot Hole o selanjutnya lakukan pemboran pilot hole, dengan diameter dan kedalaman yang telah direncanakan, perlu diperhatikan dan dicatat dalam log pemboran: − jenis dan diameter bit (mata bor) − penggunaan bahan pembuat lumpur pemboran (bentonite, bio polimer, cmc dll.) − kekentalan, berat jenis dan ph lumpur bor harus diukur setiap jam − pengambilan cutting/sample pemboran, pemberian tanda dan penyimpanannya. − kecepatan penetrasi pemboran − bila kedalaman telah sesuai rencana, lakukan pembilasan hingga sumur bersih dari cutting, untuk persiapan logging 2. PROSES PEMBORAN Pemboran Pilot Hole
  • 74. D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 75. WATERPAS SWIFEL UNTING DRILL PIPE BENANG Pada Dasarnya Ketegak Lurusan Drillpipe Dipas tikan Dengan Mengguna kan Waterpas Atau Tali Unting Unting. Dilakukan Pada Saat Terpasang Siap Drilling 2. PROSES PEMBORAN Check Ketegak Lurusan
  • 76. 1 2 3 1 2 3 Kotak Sample Siap Drilling Pilot Hole Mud Balancer
  • 77. 2. PROSES PEMBORAN Kecepatan Pemboran
  • 78. 2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Densitas Lumpur Bor • Densitas lumpur diukur dengan alat mud balance dengan satuan lb/gal. • Jika densitas meningkat maka efek mengapungkan cutting meningkat dan dapat terangkat terbawa ke mud pit, tetapi di sisi lain dalam pit proses pengendapan jadi menurun • Meningkatnya densitas akan menambah tekanan lubang bor sehingga mencegah terjadinya caving (longsor), densitas yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya lost circulation, dapat diatasi dengan menurun kan densitas. Densitas yang dianjurkan adalah sebesar 9 lb/gal. • Densitas dapat dinaikkan dengan menambah bahan aditiv “barite” • Penambahan densitas memaksa Mud Pum bekerja lebih berat. • Rumus Tekanan hidrostatik : P = 0,052 ed; dimana P = Tekanan Hydrostatik (psi), e = densitas (lb/gal); d = Kedalaman (ft)
  • 79. 2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran Viskositas Lumpur Bor • Viskositas / kekentalan lumpur bor berkaitan dengan kemaampuan mengangkat cutting dalam lubang bor ke atas, kemudian mengendapkanya dalam mud pit serta membentuk gel /selai • Bentonite dengan air akan menjadi lebih kental jika ditambah polymer dan menjadi kurang kental jika ditambah Fosfat • Untuk dikenali, air murni mempunyai funnel viscosity 26 seconds/quart (s/qt) • Lumpur pemboran yang cukup baik mempunyai funnel viscosity antara 32 – 38 s/qt. • Funnel viscosity dipengaruhi oleh berat jenis dan jenis material tersuspensi. • Pasir yang berbentuk membundar akan menurunkan viskositas 10 s atau lebih tetapi viskositas yang sebenarnya hanya sedikit terpengaruh. • Driller berpengalaman akan dapat mengevaluasi kondisi tersebut.
  • 80. Sand Content Sand content / kandungan pasir pada lumpur bor akan mempengaruhi densitas lumpur dan apparent viscosity. Mempengaruhi mud pump, matabor, swifel jadi mudah aus karena abrasi. Dengan kerusakan peralatan akan mengurangi kecepatan pemboran sampai merusak formasi batuan. Pengukuran dilakukan dengan mencuci lumpur bor dengan saringan 200 mesh, pengukuran dilakukan dengan hati hati dengan hasil ditampung dalam gelas kerucut. Kandungan pasir batas maksimum adalah 2 % volume. Pengukuran sand content dilakukan di beberapa titik untuk mengetahui bagian saluran / pit yang tidak terjadi pengendapan. Pengukuran dilakukan secara teratur, dan makin sering pada formasi berpasir. Kelebihan sand conten harus menguras mud pit dan membuat lumpur baru 2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
  • 81. Filter Cake Ketika lumpur berada dalam lubang bor, Tekanan dalam anulus akan mengarah ke formasi batuan yang porous. Lempengan lempung akan terbentuk pada formasi batuan dinding lubang bor sehingga mengurangi hilangnya cairan. Lempeng lempung ini disebut filtercake. Kehilangan air dan tebal filtercake diukur dengan standart API filter press. Kertas filter ditaruh pada standart sel yang diisi lumpur dan ditekan bertahan sebesar 100 psi dengan tabung gas bertekanan. Jumlah air yang lolos dalam waktu 30 menit diukur dan filter cake yang terbentuk pada kertas filter diukur dalam 1/32 inci-an. Sifat yang di perlukan adalah 15 cm3/30min dan ketebalan 2/32 in 2. PROSES PEMBORAN Sifat dan Peran Lumpur Pemboran
  • 82. Electric Logging o electric logging dilakukan setelah pilot hole selesai dan telah dibersihkan dari cutting pemboran dengan sirkulasi terus menerus • peralatan logging dan operatornya sudah harus siap dilapangan pada saat penyelesaian pilot hole, agar dinding sumur tidak runtuh saat logging dikarenakan terlalu lama menunggu peralatan dan operator logging. • pastikan bahwa peralatan logging dalam kondisi siap operasi dan telah dikalibrasi 2. PROSES PEMBORAN Electric Loging
  • 83.
  • 84. reaming (pelebaran lubang bor) reaming yaitu memperbesar diameter lubang bor dilakukan setelah logging selesai, sesuai dengan desain konstruksi sumur yang berdasarkan hasil logging. setelah target diameter dan kedalaman reaming dicapai, bersihkan sumur dari cutting untuk pesiapan instalasi sumur. 2. PROSES PEMBORAN Reaming
  • 85.
  • 86.
  • 88.
  • 90. o pemasangan pipa jambang, pipa buta dan screen (instalasi sumur) dilaksanakan setelah reaming selesai dan sumur dibersihkan dari cutting dengan : • mengukur panjang pipa secara teliti dan membersihkan ujung pipa/screen untuk penyambungan • panjang pipa/screen harus betul sesuai dengan desain yang dibuat 3. INSTALASI / KONSTRUKSI
  • 91. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI centralizer Bottom plug
  • 92. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI Pelat penguat
  • 93. INSTALASI MUTLAK DILAKUKAN PENGAWASAN KETAT 3. INSTALASI / KONSTRUKSI
  • 94. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI
  • 95. LUBANG PIPA PLAT TEBAL BOBIN DIAMETER LUAR BOBIN = DIAMETER DALAM CASING PANJANG BOBIN (L) MINIMAL 2 - 3 METER LURUS MIRING DOG LEG TAMPAK ATAS TAMPAK SAMPING PERSPEKTIV PLAT TEBAL KONDISI PIPA 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing
  • 96. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Cek Ketegak Lurusan Casing Some engineers feel that 6 in./100 ft is excessive and allow only 3 in./100 ft (Roscoe Moss Co., 1985). Theproposed 15th edition of the Hydraulics Institute's Standard for Well Straightness states "shall not deviate more than 1 in./100 ft and be without double bend" (Cherry,1987). H:4 GEOHYDROLOGY10 DRILLING n WELLWELL DRILLINGDRILLING AND WELL CONSTRUCTION.pdf
  • 97. • setelah semua pipa/screen masuk sumur dengan benar, dilanjutkan dengan pengisian gravel pack. Ukuran, jumlah & syarat-2 gravel harus sesuai spesifikasi yang ditetapkan. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI
  • 98. D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Instalasi screen partial penetration kurang efisien. Partial penetrations jika bagian intake lebih kecil dari seluruh ketebalan aquifer. Hal ini akan menyebabkan distorsi aliran dan memperbesar head losses
  • 99. D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf Disain posisi screen dalam berbagai kondisi 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Kondisi : A : Bagian kasar cukup tebal B : Bagian kasar hanya tipis C : Bagian kasar terletak diatas bagian halus D : Lapisan selang seling Lempung dan pasir berbgai ukuran, umumnya di daerah glacial till (di Indonesia pada endapan aluvial tebal bekas braided stream)
  • 100. Untuk mengurangi konvergensi aliran, pada saringan yang tebal, pemasangan screen dibagi merata guna mengurangi head loos / menambah debit D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf Homogeneous Confined (Artesian) Aquifer Pada aquifer berlapis heterogen, maka screen dipasang antara 80 – 90 % dari lapisan permeabel. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Pedoman umum pada aquifer tertekan : • Ketebalan aquifer kurang dari 8 m . Dipasang saringan 70 % • Ketebalan aquifer 8-16 m, dipasang saringan 75 % • Ketebalan aquifer lebih dari 10 m, dipasang 80 %
  • 101. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen Kriteria dan Fungsi Screen : 1. Kriteria : • Persen Open Area besar • Slot tidak tersumbat • Tahan Korosi • Tahan tekanan dan kolom 2 Fungsi “ • Mudah dicuci / develop • Tendensi Incrustasi kecil • Head loss masuk screen kecil • Mampu mengontrol sand pumping pada semua jenis aquifer D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 102. Pada Formasi batuan yang terdiri dari pasir homogen, maka ukuran slot adalah 50 – 60 % lolos saring atau 40 -60 tertinggal . Nilai 60 % passing jika air tanah tidak korosiv, sedang 50 % passing jika air tanah bersifat korosi Secara umum dengan teknik analisa butir dapat dipakai untuk aquifer heterogen atau berlapis, kecuali sbb : • Jika lapisan kompak diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai slot 70 % pass • Jika lapisan lepas diatas aquifer yg dievaluasi, dipakai 50% pass • Jika menggunakan multiple screen dan material halus diatasnya material kasar maka : Perpanjang 0,9 m screen yang didisain untuk material halus masuk kedalam material kasar Slot pada material kasar tidak boleh lebih lipat dua dari slot untuk material halus diatasnya. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain susunan screen D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 103. Selection of screen slot size for uniform sand D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Disain Susunan Screen
  • 104. (a) Susunan batuan yang akan diinstalasi. (b) Sket rencana Instalasi Garis biru (putus2) adalah garis pergantian lapisan batuan Garis merah (penuh) adalah garis pesambungan screen yang direncanakan 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Screen D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 105. WELL SCREEN SELECTION CRITERIA • Maximize % open area • Non-clogging openings • Corrosion resistance STAINLESS STEEL vs. PVC PLASTIC • Column & collapse strength BEST WORST CONTINUOUS SLOT WIRE WOUND SAW – CUT OR GAUZE-COVERED
  • 106. SCREEN SELECTION CRITERIA Screen opening size based on aquifer material size: SIEVE ANALYSIS vs. S.W.A.G. NATURALLY-DEVELOPED WELL: 40% RETENTION OF AQUIFER MATERIAL FILTER-PACKED WELL: 90% RETENTION OF FILTER SAND Screen diameter: BASED ON CASING SIZE PROVIDE WATER ENTRANCE VELOCITY OF… <0.1 FT./SEC. Lower velocity reduces mineral incrustation EXTENDS WELL SERVICE LIFE MINERAL INCRUSTATION
  • 107. ENTRANCE VELOCITY = PUMPING RATE SCREEN OPEN AREA Example: 6 in. Pipe Size X 8 ft. length 10 slot Continuous slot SS Pumping rate = 75 GPM Screen open area (from manufacturer) = 0.21 ft2/lin ft Total screen area = 8 ft x 0.21 ft2/lin ft = 1.68 ft2 CONVERT GPM TO FT3/SEC 75 GPM x 1 ft3/7.48 gal x 1 min/60 sec = 0.167 ft3/sec 0.167 ft3/sec / 1.68 ft2 = 0.099 ft/sec Is an entrance velocity of 0.099 ft/sec acceptable? CROSS-SECTION OF SCREEN WIRE 10 SLOT = 10/1000 IN. OPENING
  • 108. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Gravel Pack, Definisi dan Fungsi Definisi • Untuk memudahkan penjelasan, perlu didefinisikan : • Dx : Adalah Ukuran butir x % lebih kecil yaitu (100-x)% tertinggal di ayakan • Koefisien Uniform : Perbandingan antara ukuran D60 terhadap ukuran D10. Jika nilainya rendah berarti material itu cukup uniform • Pack-Aquifer Ratio (PA ratio) adalah perbandingan ukuran D50 dari gravel pack dengan D50 aquifer. Fungsi Gravel Pack • Menyangga (support) formasi aquifer dan mencegah runtuh kedalam lubang sumur • Menahan sekeliling casing sehingga memperkuat casing • Mencegah pergerakan material halus dari aquifer masuk kedalam sumur • Dalam kondisi Normal koefisien uniform < 3 • Aquifer disebut halus bila D10 formasi < 0,25mm D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 109. Natural Gravel Packs / gravel pack alami • Gravel pack yang dihasilkan melelui developmen pada formasi itu sendiri • Aquifer yang dapat menghasilkan gravelpack alami ini umumnya berbutir kasar dan jika mempunyai koefisien uniform lebih dari 3. • Untuk ini ukuran slot adalah antara D10 dan D60 (biasanya dipakai D40) . • Pemilihan slot harus meyakini kebenaran sample • Tidak direkomendasikan menggunakan ukuran slot lebih kecil dari 0,5 mm 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Natural Gravel Pack D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 110. Syarat Utama Gravel Pack • Bersih, bebas dari sampah, bebas benda organik, bebas benda yang mudah lapuk, misalnya ranting. • Bentuk butir membundar. Gradasi baik • Bebas dari material yang mudah larut dalam air misalnya gamping • Diusahakan material silika-an/kuarsa-an 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Syarat D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 111. (a) Gravel pack alami yang di develop dengan benar akan menjadi stabil (b) Artificial gravel pack dalam susunan ukuran dan ketebalan yang benar sesuai dengan ukuran lubang slot screen, maka developmen menjadi efektif sehinggasumur menjadi efisien dan stabil (c) Ukuran Gravelpack yang tidak diinginkan karena terlalu besar. Pasir aquifer sering migrasi menerobos kedalam sumur dan menyebabkan sand pumping atau pemompaan pasir 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 112. Ketebalan gravel pack • Secara teoritis ketebalan gravel pack 2 atau 3 butir dapat menahan partikel formasi. • Batas atas ketebalan gravel pacak adalan 20 cm., tetapi ini akan menyulitkan saat development dan membutuhkan banyak biaya. • Ketebalan gravel pack 5 cm sudah dapat menstabilkan formasi aquifer, tetapi kurang efektif sebagai filter • Dalam prakteknya dipakai ketebalan 10 cm asal merata menyelubungi semua bagian casing dan screen. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 113. 3. INSTALASI / KONSTRUKSI : Contoh konfigurasi D:5 PELATIHAN2015 PELATIHAN CIPTAKARYAchapter 5 - groundwater well design.pdf
  • 114. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Maksud dan Tujuan • Development • Maksud development adalah: • Untuk pembersihan sumur dari sisa lumpur bor, pasir halusyang masuk dari formasi batuan sekeliling sumur • Meningkatkan performance dan mengurangi sand pumping • Kesalahan prosedur atau kecelakaan akan berakibat pengurangan debit serah sebesar 50 % lebih atau tak dapat berproduksi • Tidak terbatas pada sumur baru, dimaksudkan juga untuk merestorasi dan memperbaiki kondisi formasi batuan selama konstruksi sumur • Meningkatkan permeabilitas formasi disekitar sumur • Menstabilkan formasi pasir yang terdapat disekitar screen / gravel pack untk mendapatkan air yang jernih / bersih • Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Driller • Harus dilakukan segera setelah instalasi selesai • Tidak dianjurkan menggunakan pompa biasa, air yang kotor brtpasir berlumpur merusak pompa
  • 115. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Beberapa metode development : 1. Overpumping 2. Backwashing atau Rawhiding 3. Surging 4. Air Lifting : Surging & Pumping 5. Double Packer Air Lifting 6. High-Velocity Jetting D:mud bentonite! ground water exploitation- an introduction- ppt..pdf
  • 116. Overpumping • Pemompaan dengan debit besar • Tidak efisien untuk screen yang panjang • Hanya mendevelop / mencuci zona yang paling permeabel • Aliran air hanya satu arah masuk ke dalam saringan atau sumur • Hanya sebagian formasi batuan yang stabil • Pasir yang masuk kedalam sumur hanya sebagian dan bagian lain akan tidak stabil • Pompa yang digunakan akan menjadi cepat rusak karena memompa pasir atau material abrasif 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Overpumping
  • 117. Backwashing atau Rawhiding • Ketika pompa start mulai dioperasikan dan ketika air keluar ke permukaan pompa di stop, sehingga air yang telah tertarik ke atas akan jatuh kembali kebawah sehingga mengocok sumur • Aliran balik akan mengacau partikel, tetapi hal ini tidak selalu berhasil efektif • Tidak efisien untuk sumur dengan screen yang panjang • Kecenderunganya driller akan tancap gas pompa, sehingga pompa banyak menyedot air dengan banyak pasir yang berakibat abrasi • Mudah merusak pompa karena abrasi dan operasi yang berat. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Backwashing
  • 118. Surging • Menekan dan menghisap air masuk dan keluar screen sumur • Dioperasikan dengan menaik-turunkan surge block dalam casing seperti piston dalam slinder • Sedimen dalam sumur harus sering dikeluarkan • Efektivitas hanya terkonsentrasi pada saringan bagian atas 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Metode Surging
  • 119. Air Lifting : Surging & Pumping Air Lift Pumping • Digunakan untuk menghilangkan sedimen dari sumur dan memompanya sampai air bebas pasir • Sangat bagus dengan meniupkan udara bertekanan tinggi dan volume yang besar melalui pipa udara masuk ke sumur Air Surging • Untuk memulai surging, katup udara dibuka cepat cepat, sehingga air keluar lewat celah / slot screen masuk ke formasi. • Ketika air sebagian terdorong keatas / top casing, udara tekanan tinggi di stop dengan menutup valve sehingga sisa air dalam casing diatas akan jatuh turun • Sangat singkat tapi penuh tenaga tekan Air Surging – Air Pumping bergantian Pada periode tidak dipompa akan membentuk siklus efektif Siklus diulang pada kedalaman yang berbeda dalam screen sumur sampai air relatif bersih dari pasir. 1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Air Lifting : Surging & Pumping
  • 120. 1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : Double Packer Air Lifting Double Packer Air Lifting • Hampir sama dengan Air Lift Pumping & Surging tetapi terkonsentrasi pada bagian kecil screen dan formasi yang di isolasi dengan dua packer (sekat) • Setelah zona tersebut selesai di develop dengan surging & air lift pumping, peralatan dipindahkan turun ke ruas dibawahnya • Surge-block dobel dapat pula dinaikkan dan diturunkan secara cepat untuk menhasilkan turbulen didalam atau sekitar saringan • Sangat efektif pada susunan screen yang panjang karena development terkonsentrasi pada suatu zona aquifer sepanjang akuifer scara bertahap.
  • 121. 1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting High-Velocity Jetting • Development yang sangat efektif dan penuh tenaga, sering sering jadi mahal. • Air di “jettingkan” (semburkan dengan tekanan tinggi) dengan kecepatan tinggi kedalamm sumur sehingga air memancar dari slot opening dan gravelpack masuk ke dalam formasi untuk melepaskan dan menghancurkan sisa lumpur bor dan penstabil formasinya disekeliling sumur • Peniupan menggunakanpipa konduktor dengan ujung dilengkapi jetting tool, pengoperasianya dengan memutar dan menaik- turunkan jetting tool didalam sumur pada screen • Sangat efektif untuk screen yang panjang, energi akan terpusat pada zona yang pendek • Efektivitasnya tergantung juga pada open area screen dan konfigurasinya serta pelaksanaanya
  • 122. 1. 4. DEVELOPMENT / PENCUCIAN : High-velocity Jetting
  • 123. pumping test pumping test dilakukan setelah development selesai, dengan tujuan untuk mengetahui karakter dari akifer dan sumur. dengan pumping test dapat diketahui debit air yang dapat diambil dari sumur tersebut. pumping test dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut : 5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
  • 124.
  • 125.
  • 126. • uji surutan bertingkat (step draw down test) yakni memompa sumur dengan debit tertentu dan dicatat penurunan muka airnya. • pengujian debit tetap, dilakukan setelah muka air kembali sebelum pemompaan. pada pengujian ini dilakukan pemompaan dengan debit tetap yang ditentukan dari hasil pengujian bertingkat, selama 72 jam tanpa henti, atau setelah steady state dicapai (muka air tidak turun lagi) • uji pemulihan (recovery test) setelah uji debit tetap selesai, pompa dimatikan dan dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kenaikan muka air kembali seperti sebelum dilakukan pemompaan atau sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam 5. PEMOMPAAN UJI / PUMPING TEST
  • 127.
  • 128. 6. GROUTING GROUT Semen kedap air atau bentonite clay slurry dimsukkan dalam ruang anulus antara lubang bor dan casinguntuk :  mencegah kontaminasi  menjaga batas akifer  menahan head artesis CASING BOREHOLE TOP VIEW
  • 129. AKIFER BEBAS MUKA AIR TANAH Bocoran kebawah KONTAMINAN RUANG ANULUS TANPA SEKAT /GROUTING INFILTRATION FROM SURFACE CONTAMINANTS AKIFER TERTEKAN AKIFER TAK TERTEKAN LAPISAN PENEKAN STATIC WATER LMUKA BOCORAN KEATAS 6. GROUTING : Kebocoran Tanpa Grouting KERUGIAN PADA KONSTRUKSI SUMUR TANPA GROUTING
  • 130. BENTONITE SLURRY NEAT CEMENT CONCRETE GROUT POWDERED BENTONITE & WATER GRANULAR BENTONITE, POLYMER & WATER PORTLAND CEMENT & WATER PORTLAND CEMENT, SAND & WATER TYPE COMPOSITION CHARACTERISTICS FLEXIBLE LOWER STRENGTH SEAL MAY SUBSIDE IN VADOSE ZONE MOST POPULAR DUE TO LOWER COST AND TARGETED MARKETING WASH-OUT UNDER ARTESIAN PRESSURE NO HEAT OF HYDRATION MORE WIDELY USED IN OIL FIELD THAN WATER WELLS HIGHER STRENGTH RIGID SEAL BEST CHOICE FOR BEDROCK WELLS & FLOWING WELLS HEAT OF HYDRATION & MICROANNULUS CONCERNS MORE PERMEABLE THAN NEAT CEMENT GROUT MORE DIFFICULT TO PUMP (ABRASIVE) GOOD CHOICE FOR LARGE DIAMETER WELLS 6. GROUTING : Well Grouting Materials
  • 131. 7. PENYELESAIAN • Penyemenan / Grouting Anulus • Penurunan Master Rig, Packing peralatan • Pemulihan medan site pemboran • Pemasangan tutup casing atas • Pemasangan Patok Identitas / tanda nomor sumur, tanggal selesai nama pemilik, nama penyedia jasa • Pemeriksaan akhir.
  • 132. Pemboran Pembuatan Sumur Selesai terimakasih
  • 133.
  • 134. in the well which again can cause a kick. • Reasons: – Naturally fractured formations (Karst, dolomite, limestone) • Maybe UBO must be used to drill this type of prospect – Too high ECD -> Fracture pressure exceeded • Reduce pump rate and mudweight – Surges • Avoid tripping to fast • Break mud gel before initiating circulation. Lost circulation • LCM – Lost circulation material pills are pumped (marbles etc ) to try to plug the fractures. • Note that a lost circulation incident can have some very negative consequences – Increase Kick probability – Reduced cuttings transport -> possible stuck pipe G:drilling_&_geology_2012_resourcepres_festningen_long BIT.pdf
  • 135.
  • 136.
  • 138. G:REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA Well Manual May 2002
  • 139. G:REFF DRILLINGDRILLING W WELLpdf waterwell drillingHCA Well Manual May 2002
  • 140.
  • 141.