tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Korosi Logam
1. MAKALAH KIMIA
“KOROSI”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kimia
DISUSUN OLEH:
1. Adelia Salsabila Nurheti (01)
2. Adhitiawarman (02)
3. Aura Maulida Putri (11)
4. Cahya Mutiara Rahmadini (13)
5. Deny Falah Akbar (16)
6. Niki Apritiana (32)
7. Vanissa Rahmadini (41)
KELAS XII IPA 4
Guru Pembimbing: Danang Ardanto M.Pd
SMA NEGERI 6 TAMBUN SELATAN
Jl. Raya Jatimulya, RT.001/RW.013, Jatimulya, Kec. Tambun Sel., Kota
Bks, Jawa Barat 17510
Tahun Ajaran 2022/2023
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia dengan materi “Korosi” ini tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
guru mata pelajaran kimia, Bapak Danang Ardanto M.Pd yang telah memberikan tugas dan
senantiasa membantu pembelajaran kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kelas XII IPA 4 serta pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah kami masih jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
pembelajaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Dan
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya serta pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Bekasi, 19 September 2022
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Korosi........................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Elektrokimia.......................................................................................3
2.1.2 Pengertian Reaksi Redoks....................................................................................4
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Korosi............................................................................4
2.3 Jenis-jenis Korosi........................................................................................................6
2.4 Proses Terjadinya Korosi ............................................................................................7
2.5 Upaya Pencegahan Korosi ..........................................................................................9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Logam sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Logam tua akan menjadi
identik dengan perkaratan. Istilah lain dari perkaratan adalah korosi. Proses korosi terjadi
pada hampir semua material, terutama logam. Korosi dapat menyebabkan bahan logam
memiliki umur yang terbatas, dan bahan jangka panjang yang diharapkan bertahan lama
ternyata, memiliki umur yang lebih pendek dari rata-rata.
Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara logam dan berbagai zat di
lingkungan yang menghasilkan senyawa yang tidak diinginkan. Korosi atau perkaratan
biasa terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi adalah
zat yang dihasilkan dengan adanya korosi dan merupakan padatan coklat kemerahan
yang rapuh dan berpori.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Untuk
itu kita harus mengetahui lebih lanjut tentang korosi. Baik itu pengertian, faktor-faktor
yang menyebabkan sampai pada cara pencegahannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya makalah ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Apa yang dimaksud dngan korosi?
2. Apa faktor penyebab terjadinya korosi?
3. Apa saja jenis-jenis korosi?
4. Bagaimana proses terjadinya korosi?
5. Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi?
5. 2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang tertera, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi korosi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis korosi
4. Untuk mengetahui proses terjadinya korosi
5. Untuk mengetahui cara pencegahan korosi
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korosi
Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam
atau perkaratan. Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya (Roberge, 1999). Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya
logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam (Gunaltun, 2003). Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut
dengan perkaratan.
Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi
atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah
berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa
zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.
Korosi berkaitan erat dengan elektrokimia dan reaksi redoks. Dikarenakan proses
terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya
reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara spontan.
2.1.1 Pengertian Elektrokimia
Elektrokimia adalah studi tentang elektronik dan reaksi kimia. Unsur-unsur
yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dicirikan oleh jumlah elektron yang
dimilikinya. Dengan kata lain, elektrokimia adalah studi tentang hubungan antara
perubahan kimia (reaksi) dan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia
yang menerapkan prinsip-prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.
Reaksi elektrokimia melibatkan transfer elektron bebas dari logam ke
komponen dalam larutan. Keseimbangan elektrokimia penting dalam sel galvanik
(menghasilkan arus listrik) dan sel elektrolitik (menggunakan arus listrik).
Mengukur gaya gerak listrik (DGL) sel elektrokimia pada rentang suhu dapat
digunakan untuk menentukan nilai termodinamika reaksi yang berlangsung dan
koefisien aktivitas elektrolit yang terlibat.
7. 4
Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk melangsungkan
perubahan di atas. Dalam sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan
pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada
elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron disebut anoda
sedangkan elektroda yang menerima elektron disebut katoda. Sel elektrokimia
terdiri dari:
1. Anoda: elektroda tempat berlangsung nya reaksi oksidasi
2. Katoda: elektroda tempat berlangsung nya reaksi reduksi
3. Larutan elektrolit: Larutan ionik yang dapat menghantarkan arus listrik
2.1.2 Pengertian Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi
atau reaksi yang di dalam nya terdapat serah terima elektron antar zat. Reaksi
redoks sederhana dapat disetarakan dengan mudah tanpa metode khusus, sementara
untuk reaksi yang cucukp kompleks ada dua metode yang dapat digunakan untuk
menyetarakan nya, yaitu:
1. Metode bilangan oksidasi, yaitu reaksi yang digunakan untuk reaksi
yang berlangsung tanpa atau dalam air dan memiliki persamaan reaksi
lengkap (bukan ionik)
2. Metode setengah reaksi (metode ion elektron), yaitu metode yang
digunakan untuk reaksi yang berlangsung dalam air dan memiliki
persamaan ionik
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Korosi
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap
air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya
korosi. Korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi
tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara
8. 5
tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial
listrik antara atom logam dengan atom karbon (C), atom logam besi (Fe) bertindak
sebagai anoda dan atom C sebagai katoda.
Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri
berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa
korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan
permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan
logam tersebut.
3. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut
banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang
utama.
4. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam
yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi
kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
5. Keberadaan zat pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi
reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai
contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada
permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
6. Terbentuknya sel elektrokimia
Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua
permukaan logam yang saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang
bersinggungan memiliki perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel
elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron
lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi
inilah penyebab utama korosi.
7. Temperatur
9. 6
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi
redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin
meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat
pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti
mesin kendaraan bermotor).
8. Tingkat keasaman (pH)
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin
besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.
9. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan
peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut
mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri
oksidasi sulfur-sulfida.
2.3 Jenis-jenis Korosi
1. Uniform attack (korosi seragam)
Korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena pH air
yang rendah dan udara yang lembab, sehingga makin lama logam makin menipis.
Biasanya terjadi pada peralatan-peralatan terbuka, misalnya permukaan luar pipa.
2. Pitting corrosion (korosi sumur)
Korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang
pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur.
3. Errosion Corrosion (korosi erosi)
10. 7
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang
tajam dan kasar, bagian–bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga
diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung
pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller.
4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis)
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu
elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi.
5. Stress corrosion (korosi tegangan)
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena
logam mengalami perlakuan khusus (seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga
butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan.
6. Crevice corrosion (korosi celah)
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain
diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2
pada mulut kaya disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih
anodic dan bagian mulut jadi katodik.
7. Korosi mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi
korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab
terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di
suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi
kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau
biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2–4 jam
pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik
dibandingkan menyeluruh di permukaan.
8. Fatigue corrosion (korosi lelah)
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus
berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi
kelelahan logam.
2.4 Proses Terjadinya Korosi
Proses timbulnya karat semakin cepat terjadi jika logam tersebut ditempatkan pada
lingkungan yang memiliki kelembapan udara tinggi atau sering terkena air hujan.
11. 8
Pengkaratan terjadi apabila ada kontak langsung antara logam dengan oksigen dan
air. Besi merupakan logam yang paling mudah mengalami reaksi oksidasi dan air.
Berikut merupakan reaksi logam besi dalam udara lembap:
Apabila korosi terjadi pada suasana basa, maka reaksi yang terjadi pada katode adalah:
Pada suasana asam ion H+ dapat diperoleh dari reaksi antara karbon dioksida
dengan air membentuk H2CO2-. Ion Fe2+ yang terbentuk pada anode teroksidasi lebih
lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida, dengan reaksi:
Fe2+ yang dihasilkan berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe3+.
Sedangkan pada ion OH– akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau dengan
ion H+ dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) yang dihasilkan dari curahan air hujan.
Bedasarkan hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus senyawa Fe2O3
xH2O. Karat ini biasa dikenal dengan sifat katalis untuk proses perkaratan berikutnya
yang disebut autokatalis.
Proses elektrokimia dalam pembentukan karat pada logam besi dapat di jelaskan
sebagai berikut:
1. Logam besi mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksidasi
menjadi Fe2+ dan larut dalam air pada lapisan besi. Daerah tempat oksidasi
logam Fe disebut daerah anode.
2. Ion Fe2+ bergerak menuju katode dalam tetesan air dan elektron yang
dibebaskan oleh logam besi yang teroksidasi bergerak menuju katode melalui
logam.
12. 9
3. Oksigen dalam udara mengalami reaski reduksi dengan menangkap elektron
yang dibebaskan oleh logam besi membentuk H2O. Daerah tempat terjadinya
reaksi reduksi oksigen disebut daerah katode.
4. Sebagian oksigen larut dalam air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
membentuk hidrat besi (III) oksida, Fe2O3. xH2O (karat).
2.5 Upaya Pencegahan Korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian Karena menguraikan umur berbagai barang
atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah
dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini
terlalu mahal untuk penggunaan besi dalam jumlah banyak.
Kita ketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita
ketahui pula bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-
cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
1. Dilapisi dengan cat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat dapat menghindarkan
kontak langsung antara besi dengan udara dan air.
2. Dilumuri dengan oli dan gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk
mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan pelastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami
korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air.
Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu
utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak,misalnya tergores,
maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi
karena potensial reduksi besi lebih negatif dari pada timah (Eo Fe = -0,44
13. 10
volt; Eo Sn = -0,14 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah
akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan
demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Chromium plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada
yang rusak.
6. Zink Plating (galvanisasi)
Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah.
Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat
(pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan
lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap
korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi
seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah,
melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari
besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Eo = –0,44 V
Fe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika
pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan
normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk
mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang
mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut
membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja
menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
7. Sacrificial Protection
Cara mencegah korosi pada besi yang terakhir adalah dengan sacrificial
protection atau pengorbanan anode. Ini adalah salah satu cara pencegahan
korosi pada besi yang terbilang unik.
14. 11
Sebagaimana namanya, cara ini seperti mengorbankan bahan
yang satu untuk melindungi bahan lainnya. Bahan yang melapisi besi adalah
bahan yang mudah berkarat, seperti magnesium. Jadi, seiring waktu, besi
yang dilapisi tersebut menjadi tidak berkarat melainkan magnesium.
15. 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengkaratan atau korosi adalah bereaksinya logam dengan oksigen di udara dan di
air, di mana logam melepaskan elektron (mengalami oksidasi) sehingga menjadi oksida
logam. Misalnya, besi (Fe) akan mengalami korosi sehingga menjadi karat, yang
memiliki nama kimia besi (III) oksida, atau Fe2O3. Korosi adalah salah satu masalah
penting yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Karena reaksi ini diakibatkan oleh proses oksidasi, maka korosi dapat dihindarkan
dengan melapisi besi atau logam lainnya dengan pelapis seperti cat tahan karat atau
pelumas agar tidak langsung berhubungan dengan air dan oksigen.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu pembelajaran dan
memberikan informasi bagi setiap pembaca, serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penyusunan makalah selanjutnya yang lebih kreatif, inovatif, dan efektif.
16. 13
DAFTAR PUSTAKA
Ruangguru.com. 2017, 4 Desember. Pengertian Korosi dan Faktor Penyebabnya. Diakses pada
19 September 2022, dari https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-
faktor-penyebabnya
Quipper.com. 2022, 14 Juli. Korosi. Diakses pada 19 September 2022, dari
https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-
kelas-12-pengertian-faktor-faktor-dan-pencegahan/amp/
Utomo, Budi. (2012). Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Tekhnologi Kelautan, 6(2), 138-141. Diakses pada 19 September 2022, dari
https://www.researchgate.net/publication/307768692_JENIS_KOROSI_DAN_PENA
NGGULANGANNYA
Klopmart.com. 2021, 20 Juli. 9 Cara Mencegah Korosi Pada Besi yang Efektif. Diakses pada
19 September 2022, dari https://www.klopmart.com/article/detail/cara-mencegah-
korosi-pada-besi
Siswapedia.com. 2020, 20 Juli. Proses Korosi Pada Logam dan Cara Pencegahannya. Diakses
pada 19 September 2022, dari https://www.siswapedia.com/proses-korosi-pada-logam-
dan-cara-pencegahannya/