2. VALIDITAS
Validitas berasal dari kata validity yang
memiliki arti ketepatan & kecermatan
Valid atau sahih bila alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur.
Contoh meteran digunakan untuk mengukur
panjang, timbangan digunakan untuk
mengukur berat, literan digunakan untuk
mengukur volumen
3. MACAM VALIDITAS
Menurut sugiyono, validitas terbagi 2:
Validitas Dalam
Ada 2 validitas isi & konstruksi
Validitas Luar
Pratiknya membagi 3
Validitas isi
Validitas konstruksi
Validitas kriterium
4. VALIDITAS ISI
Tingkat representativitas isi/substansi
pengukuran terhadap konsep variabel
sebagaimana dirumuskan dalam definisi
operasional.
Artinya kalo alat ukur berupa pertanyaan
(kuesioner) maka kalimat pertanyaan itu
mewakili subtansi apa yang hendak diukur.
Contohnya Mengukur tingkat pengetahuan
ibu mengenai gizi balita, bukan gizi orang
dewasa
5. VALIDITAS KRITERIUM
Contohnya Bila seorang mahasiswa ketika
test masuk mendapat nilai tinggi kemudian
selama mengikuti kuliah sampai dengan
tamat, ternyata lancar & mudah dengan nilai-
nilai yang bagus, maka alat ukur berupa test
ujian masuk PT memiliki validitas prediksi
yang handal.
Bila analisis test korelasi kuat berarti validitas
kriterium tinggi dan sebaliknya.
6. VALIDITAS MUKA
Berkaitan dengan pengukuran atribut yang
konkrit, tanpa membuat suatu inferensi atau
suatu kesimpulan.
Bila berkaitan dengan para ahli seorang
peneliti membuat alat ukur untuk mengukur
skala contohnya perilaku membuang sampah
padat yang sehat kemudian dikonsulkan
pada ahli perilaku sehat berkaitan dengan
kesehatan lingkungan.
7. VALIDITAS INTERNAL
Alat ukur yang telah memiliki validitas
konstruksi yang tinggi dan validitas isi yang
tinggi
Bahwa untuk instrumen yang nontest
digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi validitas konstruksi
8. VALIDITAS EKSTERNAL
Bahwa bila kriteria dalam instrumen terdapat
kesamaan dengan kriteria dilapangan atau fakta-
fakta empiris, maka alat ukur itu memiliki validitas
eksternal yang tinggi
Contohnya utk mengukur kinerja paramedis di RS
ttt, bila pd instrumen dibandingkan dengan catatan2
RS tentang kinerja paramedis maka bila terdapat
kesamaan antara kriteria dlm instrumen dgn fakta
dilapangan maka validitas eksterna yang tinggi
9. VALIDITAS
KONSTRUK/KONSTRUKSI
Validitas konstruk ditekankan pada konstruksi
pertanyaan satu dengan lainnya memiliki hubungan
yang erat satu sama lainnya
Pertanyaan satu dengan lainnya atau pokok2 yang
dicantumkan dalam instrumen satu sama lainnya
bergayut atau relevan
Contoh: Pengetahuan tentang gizi balita ibu2 hamil
yang datang ke RS maka pokok masalah yakni
pengetahuan tentang gizi balita
10. UJI VALIDITAS
Paling sedikit 30 responden, dgn ciri responden uji
coba harus mirip ciri-cirinya dengan responden
penelitian.
Alasan 30 responden adalah batas jumlah antara
sedikit & banyak, dgn pengertian bahwa data diatas
30 kurva akan mendekati kurva normal.
Hasil uji coba dilakukan uji korelasi antara skor item
dengan skor total. Bila korelasinya rendah berarti
pertanyaan itu tidak bergayut & harus didrop
11. Contoh
Obat-obat generik buatan dalam negeri khasiatnya
sama dengan obat luar negeri
Warga negara yg baik & pengertian selalu
menggunakan obat generik buatan dalam negeri
Guna mendorong majunya produksi dalam negeri
warga negara harus menggunakan obat generik
Saya menyukai obat-obatan buatan bangsa sendiri
Kalau sanak keluarga & tetangga/ handai taulan
sakit, saya menganjurkan menggunakan obat
generik
12. Saya merasa rendah kalau menggunakan
obat generik
Saya tidak senang pada orang indonesia yg
menggunakan obat generik
Orang modern harus menggunakan obat
buatan luar negeri
Saya merasa bangga menggunakan obat
luar negeri daripada obat generik buatan
dalam negeri
Agar gengsi itu bertambah tinggi kalau sakit
menggunakan obat luar negeri
13. Responden diminta memilih salah satu dari
pilihan jawaban
A =Sangat setuju
B =Setuju
C = Entah, ragu
D = Tidak setuju
E = Sangat tidak setuju
Untuk pernyataan no 1,2,3,4,5 scorenya
A=5,B=4,C=3,D=2, E=1
Sebaliknya jawaban atas pernyataan 6-10 scorenya
adalah A=1,B=2,C=3,D=4, E=5
15. Teknik Hitungan dengan korelasi product
moment
N (ΣX Y) – (ΣX ΣY)
R = -----------------------------------
[NΣX2 – (ΣX)2] [NΣY2 – (ΣY)2]
16. Koreksi item 1 dengan score total
Responden X Y X2 Y2 XY
a 4 34 16 1156 136
b 5 40 25 1600 200
c 2 32 4 1024 64
d 4 34 16 1156 136
e 4 37 16 1369 148
f 5 45 25 2025 225
g 5 40 25 1600 200
h 2 28 4 784 56
i 5 35 25 1225 175
j 5 45 25 2025 225
N=10 41 370 181 13964 1565
17. Hasil Perhitungan
N (ΣX Y) – (ΣX ΣY)
r = -----------------------------------
[NΣX2 – (ΣX)2] [NΣY2 – (ΣY)2]
(10 x 1565) – (41 x 370)
r = ----------------------------------------------------------
[(10x181)-(41x41)] [10x13964 – (370 x 370)]
r = 0,806
18. Apakah nilai korelasi signifikan atau tidak?
Dengan tabel r product moment responden 10 taraf
signifikansi 0,632
Cara koreksi menggunakan rumus
(r.tp) (SD.y)-(SD.x)
rpq = -------------------------------------------------
(SD.y2)+(SD.x2)-2(r.tp)(SD.x)(SD.y)
r.pq = angka korelasi setelah dikoreksi
r.tp = angka korelasi sebelum dikoreksi
SDy = standar deviasi skor total
SDx = standar deviasi item
20. Angka korelasi setelah dikoreksi adalah
0,722
Angka taraf signifikan 0,05 adalah 0,632
Jadi angka korelasi masih tetap signifikan
Angka yang jatuh dibawah angka kritik dalam
taraf signifikan 0,05 yakni 0,632 berarti tidak
signifikan sehingga pernyataan pada item itu
harus didrop
22. TEKNIK TEST RETEST
Instrumen diujikan pada responden yang sama,
dalam selang waktu antara kira-kira antara 15-30
hari
Bila terlalu dekat kurang baik sebab masih ingat
betul jawaban pertama, bila terlalu lama kurang
bagus karena mungkin sudah terjadi perubahan
pada diri responden dalam hal variabel yang hendak
diukur
Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan
hasil pengukuran yang kedua menggunakan rumus
product momen, bila signifikan berarti reliabel, bila
tidak signifikan tidak reliabel.
23. TEKNIK BELAH DUA
Melakukan uji coba alat ukur pada sejumlah
responden kemudian dihitung validitasnya. Item2
yang valid dikumpulkan yang tidak valid dibuang
Item2 yang valid tersebut dibagi dua
Skor masing2 item tiap belahan dijumlahkan,
sehingga menghasilkan dua skor total dari belahan
kedua dengan menggunakan teknik product
moment
Oleh karena hasil korelasi berasal dari angka2 item
yang dibelah maka angka korelasinya akan lebih
rendah daripada tidak dibelah.
Oleh karena itu harus dicari angka korelasi untuk
seluruh item. Dengan menggunakan rumus
24. 2 x (r.tt)
R.tot = ---------------
1 + r.tt
r.tot = angka reliabilitas seluruh item
r.tt = angka korelasi belahan pertamadan
belahan kedua
Contoh bila rtt =0,7
2 x 0,7
r tot = --------- = 1,4/1,70 = 0,82
1 + 0,70
25. TEKNIK BENTUK PARALEL
Equivalent atau alternative form
Penghitungan reliabilitas dilakukan dgn cara
membuat dua alat ukur yg mengukur aspek yang
sama
Diujicobakan pada responden yang sama
Setelah dikumpulkan item2 yg valid dari masing alat
ukur kemudian skor totalnya masing2 dijumlah
Kedua skor total dari alat ukur pertama
dikorelasikan dgn skor total dgn product moment
Hasilnya adalah angka korelasi dari alat ukur
tersebut
26. Reliable
Not Valid
Valid
Not Reliable
Neither
Reliable Not
Valid
Both
Reliable and
Valid
Jawaban tiap responden yang ditanya menggunakan kuesioner adalah
menembak pada sasarannya.
Jika pertanyaannya baik dan responden menjawab dengan baik pula maka
kita sudah menembak tepat pada sasaran.
Jika tidak demikian maka tembakan kita meleset.
Makin banyak responden menjawab salah (karena pertanyaan tidak jelas
atau bias) maka sasaran kita makin jauh.
27. Pertama : menembak sasaran secara konsisten tetapi jauh dari
sasaran sebenarnya.
Hal ini disebut konsisten dan sistematis mengukur pendapat
responden dengan nilai yang salah untuk semua responden
reliable tetapi tidak valid (konsisten tetapi salah sasaran).
28. Kedua, menebak secara acak, merata di segala tempat.
Kadang-kadang tembakannya kena sasaran, tetapi secara
rata-rata diperoleh jawaban yang benar secara kelompok
(tetapi tidak terlalu baik untuk individu).
Dalam hal ini, kita memperoleh estimasi yang benar secara
kelompok, tetapi tidak konsisten. Sekarang jelas bahwa
reliabilitas berkaitan langsung dengan validitas dari apa yang
diukur.
29. Ketiga, menunjukkan tembakan yang menyebar dan secara
konsisten menyimpang dari sasaran tidak reliable dan tidak
valid
Terakhir, menunjukkan menembak sasaran secara konsisten
reliable dan valid.
30. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti.
Hasil penelitian yang reliabel bila
terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda.
Instrumen yang valid : alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
31. Meteran yang valid dapat digunakan
untuk mengukur panjang dengan teliti
karena meteran memang alat untuk
mengukur panjang.
Instrumen yang reliabel : instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama.
Alat ukur panjang dari karet contoh
instrumen yang tidak reliabel/konsisten.
32. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel.
Instrumen yang berbentuk test untuk mengukur
prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk
mengukur sikap.
R & V umumnya digunakan untuk penelitian yg
variabelnya dirumuskan sbg sebuah variabel
latent/un-observed(konstruk) -> variabel yg tdk dpt
diukur secara langsung -> dimensi atau indikator
yang diamati.
Skala yg sering dipakai -> skala ordinal -> skala
LIKERT
33. Uji Reliabilitas
Suatu questionare disebut reliabel/handal jika
jawaban-jawaban seseorang konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.
Contoh pertanyaan:
Apakah gaji/upah yang diterima memuaskan?
Jawab: memuaskan
Apakah yang krusial untuk diatasi?
Jawab: Kenaikan upah.
Ini menunjukkan ketidak konsistenan
pertanyaan dalam mengungkap sikap atau
pendapat responden.
34. Reliabilitas dapat diukur dengan jalan mengulang
pertanyaan yang mirip pada nomor-nomor
berikutnya, atau dengan jalan melihat
konsistensinya (diukur dengan korelasi) dengan
pertanyaan lain.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dgn dua
cara, yaitu :
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang
2. One shot atau pengukuran sekali saja :
hasil pengukuran dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan.
Suatu konstruk /variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70
35. Langkah uji Reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
Misal: PENGARUH FISIK PRODUK DAN
KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Buka file “Latihan Reliabilitas dan Validitas”
Klik Analyze Scale dan pilih
Reliability Analysis
Masukkan pertanyaan/indikator masing-masing
variabel (satu uji reliabilitas utk satu variabel)
Pilih pada box model Alpha
Klik Statistics dan Descriptive for : pilih item,
scale, scale if item deleted & Inter-item pilih
correlations
Continue dan OK
36. VARIABEL HASIL CRONBACH ‘S
ALPHA
KETERANGAN
X1 0.673 TIDAK RELIABEL
X2 0.754 RELIABEL
Y 0.819 RELIABEL
37. Pengujian Validitas Instrumen
Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Pada setiap instrumen baik test maupun non test
terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tsb.
38. Pengujian Validitas Instrumen
Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan
(indikator) dengan total skor konstruk atau variable.
uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan r
hitung (hasil kolom Correlated Item-Total
Correlation) dengan hasil perhitungan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah
jumlah sampel.
Kriteria :
butir pertanyaan/indikator dinyatakan valid jika nilai r
hitung > r tabel
39. Melihat hasil r table -> tergantung hipotesis yang diajukan (satu arah
/one-tailed atau dua arah / two-tailed) :
Dengan n = 24 , diperoleh df = 24 – 2 = 22 -> r table sebesar 0.3438
VARIABEL HASIL R HITUNG HASIL R TABEL KETERANGAN
X1.1 0.328 0.3438 TIDAK VALID
X1.2 0.765 0.3438 VALID
X1.3 0.425 0.3438 VALID
40. Pengujian Validitas Instrumen
2. Melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator
dengan total skor konstruk/variabel
Langkah Analisis :
Analyze -> Correlate -> Bivariate
Isikan dalam kotak variables semua indikator konstruk X1 dan
skor total X1
Pilih Correaltion Coefficients Pearson
Test of Significance tergantung hipotesis Two-tailed atau One-
tailed-> OK
Kriteria :
Sig. < = 0.05 masing-masing indikator pertanyaan dinyatakan
VALID
41. Dilihat dari output hasil signifkansi untuk semua indikator
menunjukan hasil yang sigfinikan ( 0.000 < 0.05) sehingga
disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan
adalah VALID