SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEEQFjAE&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id 
%2F33805%2F1%2Fmakalah5.pdf&ei=_7RwUriEHYGJrQe2xIBo&usg=AFQjCNGuiDRNTRQuHhgGSiti3Ory0YyBZA&bvm=bv.55 
617003,d.bmk 
diakses 30 oktober 2013.. 
51 
PERBEDAAN PANDANGAN SKALA LIKERT SEBAGAI 
SKALA ORDINAL ATAU SKALA INTERVAL 
Suliyanto1 
1)Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 
Abstrak 
Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan pandangan tentang skala 
likert, dimana beberapa peneliti memandang bahwa skala likert adalah ordinal namun beberapa 
peneliti yang lain memandang bahwa skala likert adalah interval. Perbedaan pandangan ini 
berakibat pada perbedaan alat analisis yang digunakan. 
Metode yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah metode kualitatif, analisis 
korelasi rank spearman dan analisis korelasi product moment antara data dengan skala 
likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan 
metode succesive interval. Perbandingan hasil analisis regresi dan analisis jalur antara data 
dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi 
dengan metode succesive interval. 
Berdasarkan hasil analisis korelasi rank spearman dan korelasi produk moment 
ditemukan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat kuat antara data dengan skala likert yang 
belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan metode succesive 
interval. Berdasarkan hasil perbandingan hasil analisis regresi dan analisis jalur antara data 
dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi 
dengan metode succesive interval memberikan hasil yang sama. 
Kata Kunci: Likert, Ordinal,Iinterval, Metode succesive 
interval 
1. Pendahuluan 
Penelitian-penelitian di bidang sosial sekarang banyak yang menggunakan 
variabel keperilakukan, sehingga penggunaan skala likert pada penelitian sosial 
menjadi sangat sering digunakan. Kelebihan dari skala likert dibandingkan 
dengan skala pengukuran yang lain adalah mudah dipahami dan sederhana. Meskipun 
skala likert pada bidang ilmu sosial sangat banyak digunakan, namun sampai sekarang 
masih terdapat perbedaan pandangan diantara beberapa peneliti. Beberapa peneliti 
berpandangan bahwa skala likert masuk katgori skala ordinal sedangkan peneliti yang 
lain berpandangan bahwa skala likert termasuk kategori skala interval. Perbedaan 
pandangan ini berdampak pada pemilihan alat analisis yang dugunakan untuk 
pengujian hipotesis. Jika peneliti berpandangan bahwa skala likert merupakan skala 
ordinal maka pengukuran yang menggunakan skala likert tidak bisa dianalisis dengan 
alat analisis parametrik seperti analisis korelasi product moment, analisis jalur dan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
analisis regresi, namun jika peneliti berpandangan bahwa skala likert merupakan 
skala interval maka 
52
53 
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
bisa dianalisis dengan menggunakan alat analisis parametrik seperti analisis korelasi 
product moment, analisis jalur dan analisis regresi. Beberapa peneliti yang 
berpandangan bahwa skala likert termasuk kategori skala ordinal berusaha menaikan 
skala ini menjadi skala interval dengan menggunakan Metode Succsesive 
Interval (MSI), agar data dapat dianalisis dengan menggunakan analisis parametrik. 
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendapatkan tanggapan tentang perbedaan 
tersebut setelah penulis menyampaikan argumentasi-argumentasi dengan 
menggunakan metode ilmiah tertetu, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh 
persamaan persepsi tentang kategori skala likert yang banyak digunakan pada 
penelitian di bidang ilmu sosial khususnya penelitian keprilakuan. 
2. Metode 
Data yang digunakan sebagai dasar penulisan artikel ini adalah data hipotetik 
yang terdiri dari empat variabel yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu 
variabel 
tergantung. Dengan model penelitian hipotetik sebagai 
berikut: 
Gambar 1. Model Penelitian 
Skala likert yang digunakan adalah skala likert dengan lima kategori yaitu 
1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5= sangat setuju. 
Alat analisis yang digunakan untuk membahas masalah ini adalah analisis 
kualitatif, metode sucsesive interval, korelasi rank spearman, analisis korelasi product 
moment, analisis regresi dan analisis jalur. 
Langkah-langkah metode successive interval (MSI) adalah sebagai berikut (Al
54 
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
Rasyid, 1994):
55 
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
a. Mencari f (frekuensi) jawaban responden. 
b. Membagi setiap bilangan pada f (frekuensi) dengan N (jumlah sampel) 
sehingga diperoleh proporsi. 
Pi = Fi/N 
c. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap item pertanyaan, sehingga 
didapatkan hasil proporsi kumulatif. 
Pki = Pk (i-1) + Pi 
d. Proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku kemudian 
kita bisa menentukan nilai Z untuk setiap item. 
e. Hitung SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut : 
Density at lower limit – Density at upper limit 
SV = 
Area under upper limit – Area under lower limit 
SV (scale value) yang terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi 
satu. 
3. Pembahasan 
Pada bagian pembahasan ini dibahas tentang beberapa hal yang dapat menjadi 
pertimbangan untuk menentukan apakah sekala likert dapat termasuk dalam skala 
ordinal atau skala interval. 
3.1. Pembahasan Secara Kualitatif 
a. Pandangan Likert Termasuk Kategori Ordinal. 
Untuk menjelaskan skala likert sebagai skala ordinal, maka kita perlu 
melihat definisi dari skala ordinal terlebih dahulu. Skala ordinal adalah skala 
yang sudah memiliki tingkatan namun jarak antar tingkatan belum pasti 
(Suliyanto, 2006). Pada skala likert dengan skala lima terdapat lima alternatif 
jawaban yaitu: sangat setuju, setuju,netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. 
Pada skala likert lima skala tersebut maka sangat setuju pasti lebih tinggi 
daripada yang setuju, yang setuju pasti lebih tinggi daripada yang netral, yang 
netral pasti lebih tinggi daripada yang tidak setuju, sedangkan yang tidak setuju 
pasti lebih tinggi daripada yang sangat tidak setuju. Namun jarak antara sangat 
setuju ke setuju dan dari setuju ke netral dan seterusnya tentunya tidak sama, oleh 
karena itu data yang dihasilkan oleh skala likert adalah data ordinal. Sedangkan
56 
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 
ISBN: 978-979-097-142-4 
cara scoring bahwa sangat setuju 5,
setuju 4, netral 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1 hanya merupakan 
kode saja untuk mengetahui mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih 
rendah. Dari cara scoring tersebut kita tidak bisa memaknai bahwa sangat setuju 
adalah netral ditambah setuju. Tapi permasalahannya sesuai dengan ciri-ciri 
dari data ordinal, bahwa data ordinal belum bisa dikenai operasi matematis, 
tetapi banyak peneliti pada saat scoring dari skala likert menjumlahkan skor di 
tiap-tiap item padahal jelas-jelas skala data ordinal tidak bisa dijumlahkan. 
( h t t p:// s a mi a n s t a t s . w o r d p r e ss . c o m ). 
b. Pandangan Likert Termasuk Kategori Interval. 
Di bidang psikologi dahulu menggunakan skala thortone dan gutmanscale 
yang sifatnya interval, tetapi biayanya mahal lalu likert membuat skala yang 
disebut summated scale yaitu orang ditanya favotable atau unfavorable terhadap 
obyek psikologis denag kemungkinan jawaban sangat tidak setuju (sts), tidak 
setuju (ts), netral (n), setuju (s), sangat setuju (ss) perhatikan skala likert selalu 
ganjil dan ada pilihan netral atau undecided. 
Jadi skala jawaban dapat dibuat 7,9.11 dan seterusnya sepanjang ganjil dan 
ada netral. Likert melakukan penelitian dan kursioner likert ini diubah 
dalam bentuk skala thortoen dan guttman lalu ditanyakan pada responden yg 
sama ternyata nilai korelasi antara skala likert dengan gutman maupun 
thotone korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat dianggap interval (Ghozali, 2010). 
Dengan alasan tersebut maka tidak mengherankan jika hasil-hasil penelitian 
yang dipublikasikan pada jurnal inrneasional ternama (journal of marketing, 
journal of consumer behaviour, journal of physicogy, journal of human 
reseources) tidak melakukan transformasi data karena sudah berpandangan 
bahwa skala likert sebagai skala interval. 
3.2. Analisis Korelasi Rank Speraman Antara Data Yang Belum Ditransformasi 
Dengan Data yang Telah Di Transformasi Dengan Metode Succesive Interval. 
Untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian item pertanyaan antara item data 
yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan 
metode sucsesive interval, digunakan uji korelasi rank spearman. Hasil uji korelasi 
rank spearman dapat dilihat pada Tabel. 1.
Tabel 1. Korelasi Rank Spearman antar Item Data yang Belum 
Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval dengan Data Yang Telah di 
Transformasi dengan Metode Sucsesive Interval 
No Korelasi Koefisien 
Korelasi 
Sig. Keterangan 
1 ρX1_1 dgn ρX1_1i 1,00 0,000 Signifikan 
2 ρX1_2 dgn ρX1_2i 1,00 0,000 Signifikan 
3 ρX1_3 dgn ρX1_3i 1,00 0,000 Signifikan 
4 ρX1_4 dgn ρX1_4i 1,00 0,000 Signifikan 
5 ρX1_5 dgn ρX1_5i 1,00 0,000 Signifikan 
Korelasi Rank Spearman antar item data yang belum ditransformasi dengan 
data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, semuanya memiliki 
koefisien korelasi sebesar 1 dengan semua nilai Sig. 0,000 (signifikant), hal ini 
menunjukkan adanya kesesuaian sempurna antara data yang belum ditransformasi 
dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval. 
3.3. Analisis Korelasi Product Moment antara data mentah dengan data yang 
telah di Transformasi dengan metode Succesive Interval. 
Untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian item pertanyaan antara item data 
yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan 
metode sucsesive interval, juga diuji dengan menggunakan uji korelasi produk 
moment dengan hasil pada Tabel. 2. 
Tabel 2. Korelasi Product Moment antar Item Data yang Belum 
Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval dengan Data Yang Telah di 
Transformasi dengan Metode Sucsesive Interval 
No Korelasi Koefisien 
Korelasi 
Sig. Keterangan
1 rX1_1 dgn rX1_1i 0,992 0,000 Signifikan 
2 rX1_2 dgn rX1_2i 0,993 0,000 Signifikan 
3 rX1_3 dgn rX1_3i 0,989 0,000 Signifikan 
4 rX1_4 dgn rX1_4i 0,999 0,000 Signifikan 
5 rX1_5 dgn rX1_5i 1,000 0,000 Signifikan 
Korelasi product moment antar item data yang belum ditransformasi dengan 
data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, semuanya memiliki 
koefisien korelasi yang sangat kuta yaitu antara 0,993 sampai dengan 1,000 dengan 
semua nilai Sig. 0,000 (signifikant), hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara 
data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan 
metode sucsesive interval. 
3.4. Perbandingan Analisis Regresi antara data mentah dengan data yang telah di 
Transformasi dengan metode Succesive Interval. 
Untuk mengetahui apakah terdapat hasil analisis regresi antara data yang 
belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive 
interval. Hasil analisis regresi data yang belum ditransformasi dengan Metode 
Sucsesive Interval disajikan pada Tabel 3. 
Tabel 3. Analisis Regresi Data yang Belum 
Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval 
Variabel Koefisien 
Regresi 
T Hitung Sig. Keterangan 
(Constant) .594 1.241 .218 Tidak Signifikan 
X1 -.015 -.527 .599 Tidak Signifikan 
X2 .992 44.025 .000 Signifikan 
X3 -.010 -.404 .687 Tidak Signifikan
R2 0,972 
F Stat 1096,956 Sig. 0,000 
Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan data yang belum 
ditrasformasikan menujukkan bahwa nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar - 
0,015 dengan nilai Sig. X1 sebesar 0,599 (tidak signifikan), nilai koefisien regresi X2 
terhadap Y sebesar 0,992 dengan nilai Sig. X2 sebesar 0,000 (signifikan), sedangkan 
nilai koefisien regresi X3 terhadap Y sebesar -0,010 dengan nilai Sig. X3 sebesar 0,687 
(tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,972 dan nilai F hitung 1096,956 
dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Sedangkan hasil analisis 
regresi data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval disajikan pada 
Tabel 4. 
Tabel 4. Analisis Regresi Data yang Telah 
diTransformasi dengan Metode Sucsesive 
Interval 
Variabel Koefisien 
Regresi 
T Hitung Sig. Keterangan 
(Constant) .364 1.058 .293 Tidak Signifikan 
X1 -.015 -.593 .554 Tidak Signifikan 
X2 .986 43.704 .000 Signifikan 
X3 -.002 -.070 .944 Tidak Signifikan 
R2 0,973 
F Stat 1174,645 Sig. 0,000 
Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan data yang telah 
ditransformasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval menujukkan bahwa 
nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar -0,015 dengan nilai Sig. sebesar 0,593 
(tidak signifikan), nilai koefisien regresi X2 terhadap Y sebesar 0,986 dengan nilai 
Sig. sebesar 0,000 (signifikan), sedangkan nilai koefisien regresi X3 terhadap Y
sebesar - 
0,002 dengan nilai Sig. sebesar 0,944 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi
0,973 dan nilai F hitung 1174,645 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan 
fit. 
Berdasarkan perbandingan koefisien jalur, koefesien determinasi, dan F hitung 
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kesimpulan antara hasil analisis regresi data 
yang belum ditransformasikan dengan data yang telah ditasfomasikan dengan 
menggunakan metode sucsesive interval. 
3.5. Perbandingan Analisis Jalur antara data mentah dengan data yang telah di 
Transformasi dengan metode Succesive Interval. 
Untuk mengetahui apakah terdapat hasil analisis regresi antara data yang 
belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan Metode 
Sucsesive Interval. Hasi analisis regresi data yang belum ditransformasi dengan 
metode sucsesive interval disajikan pada Tabel 5. 
Tabel 5. Analisis Jalur Data yang Belum 
diTransformasi dengan Metode Sucsesive Interval 
Variabel Koefisien T Hitung Sig. Keterangan 
Jalur 
X1 -.012 -.527 .599 Tidak Signifikan 
X2 .997 44.025 .000 Signifikan 
X3 -.009 -.404 .687 Tidak Signifikan 
R2 0,972 
F Stat 1096,956 Sig. 0,000 
Berdasarkan hasil analisis jalur dengan menggunakan data yang belum 
ditrasformasikan menujukkan bahwa nilai koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar -0,012 
dengan nilai Sig. X1 sebesar 0,599 (tidak signifikan), nilai koefisien jalur X2 
terhadap Y sebesar 0,997 dengan nilai Sig. X2 sebesar 0,000 (signifikan),
sedangkan nilai
koefisien jalur X3 terhadap Y sebesar -0,009 dengan nilai Sig. X3 sebesar 0,687 (tidak 
signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,972 dan nilai F hitung 1096,956 dengan nilai 
Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Sedangkan hasil analisis jalur data yang 
telah di transformasi dengan metode sucsesive interval disajikan pada Tabel 6. 
Tabel 6. Analisis Jalur Data yang Telah 
ditransformasi dengan Metode Sucsesive 
Interval 
Variabel Koefisien 
Jalur 
T Hitung Sig. Keterangan 
X1 -.013 -.593 .554 Tidak Signifikan 
X2 .995 43.704 .000 Signifikan 
X3 -.001 -.070 .944 Tidak Signifikan 
R2 0,973 
F Stat 1174,645 Sig. 0,000 
Berdasarkan hasil analisis jalur dengan menggunakan data yang telah 
ditrasformasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval menujukkan bahwa 
nilai koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar -0,013 dengan nilai Sig. sebesar 0,593 
(tidak signifikan), nilai koefisien jalur X2 terhadap Y sebesar 0,995 dengan nilai Sig. 
sebesar 
0,000 (signifikan), sedangkan nilai koefisien jalur X3 terhadap Y sebesar -0,001 dengan 
nilai Sig. sebesar 0,944 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,973 dan nilai F 
hitung 1174,645 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. 
Berdasarkan perbandingan koefeisen jalur, koefesien determinasi, dan F hitung 
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kesimpulan antara hasil analisis jalur data yang 
belum ditransformasikan dengan data yang telah ditasfomasikan dengan 
menggunakan metode sucsesive interval. 
4. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Skala likert merupakan skala yang sudah memiliki tingkatan namun jarak antar 
tingkatan belum pasti. 
b. Terdapat korelasi yang kuat antara data yang belum ditransformasi dengan 
data yang telah ditrasfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval baik 
menggunakan korelasi rank spearman maupun korelasi product moment. 
c. Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis regresi antara data yang belum 
ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode 
sucsesive interval. 
d. Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis jalur antara data yang 
belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan 
metode sucsesive interval. 
Daftar Pustaka 
Al Rasyid, H, 1994, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Program 
Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung. 
Ghozali, I. ( g h o za li _ i m a m @ y a h oo . c o m ), 4 November 2010, E-mail kepada 
s t a t i s t i k - i nd o n e s i a @ y a h oo g r o up s . c o m . 
Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, 
Yogyakarta. h tt p: / / s a mi a n s t a t s . wo r dp r e ss . c o m / t a g/ s k a l a - li k e r t

More Related Content

What's hot

TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan ValiditasJesica Grace
 
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)Din Haidiati
 
Skala pengukuran
Skala pengukuran Skala pengukuran
Skala pengukuran Lili Lulu
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanagita Ta
 
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021Aminullah Assagaf
 
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi OperasionalVariabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi OperasionalNur Angraini
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
29 aminullah assagaf model regresi (sobel & peth)
29 aminullah assagaf model  regresi (sobel & peth)29 aminullah assagaf model  regresi (sobel & peth)
29 aminullah assagaf model regresi (sobel & peth)Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth) 3 agst 2021
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth)  3 agst 2021Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth)  3 agst 2021
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth) 3 agst 2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021Aminullah Assagaf
 
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitiananggi syahputra
 

What's hot (16)

29 model regresi copy
29 model  regresi   copy29 model  regresi   copy
29 model regresi copy
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
 
skala pengukuran
skala pengukuranskala pengukuran
skala pengukuran
 
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
 
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
INSTRUMENTASI DAN PENSKALAAN (METODE PENELITIAN)
 
Skala pengukuran
Skala pengukuran Skala pengukuran
Skala pengukuran
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021
Aminullah assagaf model regresi uji path dan sobel_uji intervening_2021
 
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi OperasionalVariabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian, Pengembangan Alat Ukur, dan Definisi Operasional
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
 
Uji normalitas chi square
Uji normalitas chi square Uji normalitas chi square
Uji normalitas chi square
 
29 aminullah assagaf model regresi (sobel & peth)
29 aminullah assagaf model  regresi (sobel & peth)29 aminullah assagaf model  regresi (sobel & peth)
29 aminullah assagaf model regresi (sobel & peth)
 
Model analisis regresi 2021
Model analisis regresi 2021Model analisis regresi 2021
Model analisis regresi 2021
 
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth) 3 agst 2021
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth)  3 agst 2021Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth)  3 agst 2021
Aminullah assagaf model regresi lengkap (ada sobel & peth) 3 agst 2021
 
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021
Aminullah assagaf multivariate data analysis 19 feb 2021
 
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
 

Similar to SEMINAR

Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxSkala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxRoro724752
 
PPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxPPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxNellyNoviyana
 
Skala Model Likert
Skala Model LikertSkala Model Likert
Skala Model Likertisa said
 
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatif
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatifrasch model untuk penelitian sosial kuantitatif
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatifSavitri Stratavia
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptYusufMSaleh
 
Bab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdfBab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdfIdafidia
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah Assagaf
 
Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6anugrahwati
 
Modul non parametrik
Modul non parametrikModul non parametrik
Modul non parametrikSyafie ALin
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptFirdausEff2
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptHayyunLisdiana2
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptDadang Subarna
 
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptMETODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptAlthofFonisa
 
Makalah Statistika : Skala Pengukuran
Makalah Statistika : Skala PengukuranMakalah Statistika : Skala Pengukuran
Makalah Statistika : Skala PengukuranMamah Rohimah Sardin
 

Similar to SEMINAR (20)

Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptxSkala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
Skala_pengukuran_dan_instrumen_penelitia.pptx
 
PPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptxPPT METOPEN KLP 6.pptx
PPT METOPEN KLP 6.pptx
 
Skala Model Likert
Skala Model LikertSkala Model Likert
Skala Model Likert
 
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatif
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatifrasch model untuk penelitian sosial kuantitatif
rasch model untuk penelitian sosial kuantitatif
 
Adhitya j1f111234 metpen
Adhitya j1f111234 metpenAdhitya j1f111234 metpen
Adhitya j1f111234 metpen
 
Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Pertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.pptPertemuan 5 Ok.ppt
Pertemuan 5 Ok.ppt
 
Bab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdfBab 6,7,12 metpen.pdf
Bab 6,7,12 metpen.pdf
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
 
Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6Metode penelitian 5+6
Metode penelitian 5+6
 
Modul non parametrik
Modul non parametrikModul non parametrik
Modul non parametrik
 
Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2Analisis data dan interpretasi 2
Analisis data dan interpretasi 2
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.pptMETODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran variabel.ppt
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
Makalah Statistika : Skala Pengukuran
Makalah Statistika : Skala PengukuranMakalah Statistika : Skala Pengukuran
Makalah Statistika : Skala Pengukuran
 
73. tandri patih
73. tandri patih73. tandri patih
73. tandri patih
 

SEMINAR

  • 1. PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEEQFjAE&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id %2F33805%2F1%2Fmakalah5.pdf&ei=_7RwUriEHYGJrQe2xIBo&usg=AFQjCNGuiDRNTRQuHhgGSiti3Ory0YyBZA&bvm=bv.55 617003,d.bmk diakses 30 oktober 2013.. 51 PERBEDAAN PANDANGAN SKALA LIKERT SEBAGAI SKALA ORDINAL ATAU SKALA INTERVAL Suliyanto1 1)Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan pandangan tentang skala likert, dimana beberapa peneliti memandang bahwa skala likert adalah ordinal namun beberapa peneliti yang lain memandang bahwa skala likert adalah interval. Perbedaan pandangan ini berakibat pada perbedaan alat analisis yang digunakan. Metode yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah metode kualitatif, analisis korelasi rank spearman dan analisis korelasi product moment antara data dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan metode succesive interval. Perbandingan hasil analisis regresi dan analisis jalur antara data dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan metode succesive interval. Berdasarkan hasil analisis korelasi rank spearman dan korelasi produk moment ditemukan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat kuat antara data dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan metode succesive interval. Berdasarkan hasil perbandingan hasil analisis regresi dan analisis jalur antara data dengan skala likert yang belum ditranformasi dengan skala likert yang telah ditransformasi dengan metode succesive interval memberikan hasil yang sama. Kata Kunci: Likert, Ordinal,Iinterval, Metode succesive interval 1. Pendahuluan Penelitian-penelitian di bidang sosial sekarang banyak yang menggunakan variabel keperilakukan, sehingga penggunaan skala likert pada penelitian sosial menjadi sangat sering digunakan. Kelebihan dari skala likert dibandingkan dengan skala pengukuran yang lain adalah mudah dipahami dan sederhana. Meskipun skala likert pada bidang ilmu sosial sangat banyak digunakan, namun sampai sekarang masih terdapat perbedaan pandangan diantara beberapa peneliti. Beberapa peneliti berpandangan bahwa skala likert masuk katgori skala ordinal sedangkan peneliti yang lain berpandangan bahwa skala likert termasuk kategori skala interval. Perbedaan pandangan ini berdampak pada pemilihan alat analisis yang dugunakan untuk pengujian hipotesis. Jika peneliti berpandangan bahwa skala likert merupakan skala ordinal maka pengukuran yang menggunakan skala likert tidak bisa dianalisis dengan alat analisis parametrik seperti analisis korelasi product moment, analisis jalur dan
  • 2. PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 analisis regresi, namun jika peneliti berpandangan bahwa skala likert merupakan skala interval maka 52
  • 3. 53 PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 bisa dianalisis dengan menggunakan alat analisis parametrik seperti analisis korelasi product moment, analisis jalur dan analisis regresi. Beberapa peneliti yang berpandangan bahwa skala likert termasuk kategori skala ordinal berusaha menaikan skala ini menjadi skala interval dengan menggunakan Metode Succsesive Interval (MSI), agar data dapat dianalisis dengan menggunakan analisis parametrik. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendapatkan tanggapan tentang perbedaan tersebut setelah penulis menyampaikan argumentasi-argumentasi dengan menggunakan metode ilmiah tertetu, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh persamaan persepsi tentang kategori skala likert yang banyak digunakan pada penelitian di bidang ilmu sosial khususnya penelitian keprilakuan. 2. Metode Data yang digunakan sebagai dasar penulisan artikel ini adalah data hipotetik yang terdiri dari empat variabel yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel tergantung. Dengan model penelitian hipotetik sebagai berikut: Gambar 1. Model Penelitian Skala likert yang digunakan adalah skala likert dengan lima kategori yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5= sangat setuju. Alat analisis yang digunakan untuk membahas masalah ini adalah analisis kualitatif, metode sucsesive interval, korelasi rank spearman, analisis korelasi product moment, analisis regresi dan analisis jalur. Langkah-langkah metode successive interval (MSI) adalah sebagai berikut (Al
  • 4. 54 PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 Rasyid, 1994):
  • 5. 55 PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 a. Mencari f (frekuensi) jawaban responden. b. Membagi setiap bilangan pada f (frekuensi) dengan N (jumlah sampel) sehingga diperoleh proporsi. Pi = Fi/N c. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap item pertanyaan, sehingga didapatkan hasil proporsi kumulatif. Pki = Pk (i-1) + Pi d. Proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku kemudian kita bisa menentukan nilai Z untuk setiap item. e. Hitung SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut : Density at lower limit – Density at upper limit SV = Area under upper limit – Area under lower limit SV (scale value) yang terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi satu. 3. Pembahasan Pada bagian pembahasan ini dibahas tentang beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan untuk menentukan apakah sekala likert dapat termasuk dalam skala ordinal atau skala interval. 3.1. Pembahasan Secara Kualitatif a. Pandangan Likert Termasuk Kategori Ordinal. Untuk menjelaskan skala likert sebagai skala ordinal, maka kita perlu melihat definisi dari skala ordinal terlebih dahulu. Skala ordinal adalah skala yang sudah memiliki tingkatan namun jarak antar tingkatan belum pasti (Suliyanto, 2006). Pada skala likert dengan skala lima terdapat lima alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju,netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada skala likert lima skala tersebut maka sangat setuju pasti lebih tinggi daripada yang setuju, yang setuju pasti lebih tinggi daripada yang netral, yang netral pasti lebih tinggi daripada yang tidak setuju, sedangkan yang tidak setuju pasti lebih tinggi daripada yang sangat tidak setuju. Namun jarak antara sangat setuju ke setuju dan dari setuju ke netral dan seterusnya tentunya tidak sama, oleh karena itu data yang dihasilkan oleh skala likert adalah data ordinal. Sedangkan
  • 6. 56 PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 978-979-097-142-4 cara scoring bahwa sangat setuju 5,
  • 7. setuju 4, netral 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1 hanya merupakan kode saja untuk mengetahui mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah. Dari cara scoring tersebut kita tidak bisa memaknai bahwa sangat setuju adalah netral ditambah setuju. Tapi permasalahannya sesuai dengan ciri-ciri dari data ordinal, bahwa data ordinal belum bisa dikenai operasi matematis, tetapi banyak peneliti pada saat scoring dari skala likert menjumlahkan skor di tiap-tiap item padahal jelas-jelas skala data ordinal tidak bisa dijumlahkan. ( h t t p:// s a mi a n s t a t s . w o r d p r e ss . c o m ). b. Pandangan Likert Termasuk Kategori Interval. Di bidang psikologi dahulu menggunakan skala thortone dan gutmanscale yang sifatnya interval, tetapi biayanya mahal lalu likert membuat skala yang disebut summated scale yaitu orang ditanya favotable atau unfavorable terhadap obyek psikologis denag kemungkinan jawaban sangat tidak setuju (sts), tidak setuju (ts), netral (n), setuju (s), sangat setuju (ss) perhatikan skala likert selalu ganjil dan ada pilihan netral atau undecided. Jadi skala jawaban dapat dibuat 7,9.11 dan seterusnya sepanjang ganjil dan ada netral. Likert melakukan penelitian dan kursioner likert ini diubah dalam bentuk skala thortoen dan guttman lalu ditanyakan pada responden yg sama ternyata nilai korelasi antara skala likert dengan gutman maupun thotone korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat dianggap interval (Ghozali, 2010). Dengan alasan tersebut maka tidak mengherankan jika hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal inrneasional ternama (journal of marketing, journal of consumer behaviour, journal of physicogy, journal of human reseources) tidak melakukan transformasi data karena sudah berpandangan bahwa skala likert sebagai skala interval. 3.2. Analisis Korelasi Rank Speraman Antara Data Yang Belum Ditransformasi Dengan Data yang Telah Di Transformasi Dengan Metode Succesive Interval. Untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian item pertanyaan antara item data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, digunakan uji korelasi rank spearman. Hasil uji korelasi rank spearman dapat dilihat pada Tabel. 1.
  • 8. Tabel 1. Korelasi Rank Spearman antar Item Data yang Belum Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval dengan Data Yang Telah di Transformasi dengan Metode Sucsesive Interval No Korelasi Koefisien Korelasi Sig. Keterangan 1 ρX1_1 dgn ρX1_1i 1,00 0,000 Signifikan 2 ρX1_2 dgn ρX1_2i 1,00 0,000 Signifikan 3 ρX1_3 dgn ρX1_3i 1,00 0,000 Signifikan 4 ρX1_4 dgn ρX1_4i 1,00 0,000 Signifikan 5 ρX1_5 dgn ρX1_5i 1,00 0,000 Signifikan Korelasi Rank Spearman antar item data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, semuanya memiliki koefisien korelasi sebesar 1 dengan semua nilai Sig. 0,000 (signifikant), hal ini menunjukkan adanya kesesuaian sempurna antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval. 3.3. Analisis Korelasi Product Moment antara data mentah dengan data yang telah di Transformasi dengan metode Succesive Interval. Untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian item pertanyaan antara item data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, juga diuji dengan menggunakan uji korelasi produk moment dengan hasil pada Tabel. 2. Tabel 2. Korelasi Product Moment antar Item Data yang Belum Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval dengan Data Yang Telah di Transformasi dengan Metode Sucsesive Interval No Korelasi Koefisien Korelasi Sig. Keterangan
  • 9. 1 rX1_1 dgn rX1_1i 0,992 0,000 Signifikan 2 rX1_2 dgn rX1_2i 0,993 0,000 Signifikan 3 rX1_3 dgn rX1_3i 0,989 0,000 Signifikan 4 rX1_4 dgn rX1_4i 0,999 0,000 Signifikan 5 rX1_5 dgn rX1_5i 1,000 0,000 Signifikan Korelasi product moment antar item data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval, semuanya memiliki koefisien korelasi yang sangat kuta yaitu antara 0,993 sampai dengan 1,000 dengan semua nilai Sig. 0,000 (signifikant), hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval. 3.4. Perbandingan Analisis Regresi antara data mentah dengan data yang telah di Transformasi dengan metode Succesive Interval. Untuk mengetahui apakah terdapat hasil analisis regresi antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval. Hasil analisis regresi data yang belum ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Regresi Data yang Belum Ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval Variabel Koefisien Regresi T Hitung Sig. Keterangan (Constant) .594 1.241 .218 Tidak Signifikan X1 -.015 -.527 .599 Tidak Signifikan X2 .992 44.025 .000 Signifikan X3 -.010 -.404 .687 Tidak Signifikan
  • 10. R2 0,972 F Stat 1096,956 Sig. 0,000 Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan data yang belum ditrasformasikan menujukkan bahwa nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar - 0,015 dengan nilai Sig. X1 sebesar 0,599 (tidak signifikan), nilai koefisien regresi X2 terhadap Y sebesar 0,992 dengan nilai Sig. X2 sebesar 0,000 (signifikan), sedangkan nilai koefisien regresi X3 terhadap Y sebesar -0,010 dengan nilai Sig. X3 sebesar 0,687 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,972 dan nilai F hitung 1096,956 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Sedangkan hasil analisis regresi data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Regresi Data yang Telah diTransformasi dengan Metode Sucsesive Interval Variabel Koefisien Regresi T Hitung Sig. Keterangan (Constant) .364 1.058 .293 Tidak Signifikan X1 -.015 -.593 .554 Tidak Signifikan X2 .986 43.704 .000 Signifikan X3 -.002 -.070 .944 Tidak Signifikan R2 0,973 F Stat 1174,645 Sig. 0,000 Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan data yang telah ditransformasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval menujukkan bahwa nilai koefisien regresi X1 terhadap Y sebesar -0,015 dengan nilai Sig. sebesar 0,593 (tidak signifikan), nilai koefisien regresi X2 terhadap Y sebesar 0,986 dengan nilai Sig. sebesar 0,000 (signifikan), sedangkan nilai koefisien regresi X3 terhadap Y
  • 11. sebesar - 0,002 dengan nilai Sig. sebesar 0,944 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi
  • 12. 0,973 dan nilai F hitung 1174,645 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Berdasarkan perbandingan koefisien jalur, koefesien determinasi, dan F hitung menunjukkan tidak terdapat perbedaan kesimpulan antara hasil analisis regresi data yang belum ditransformasikan dengan data yang telah ditasfomasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval. 3.5. Perbandingan Analisis Jalur antara data mentah dengan data yang telah di Transformasi dengan metode Succesive Interval. Untuk mengetahui apakah terdapat hasil analisis regresi antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah di transformasi dengan Metode Sucsesive Interval. Hasi analisis regresi data yang belum ditransformasi dengan metode sucsesive interval disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Jalur Data yang Belum diTransformasi dengan Metode Sucsesive Interval Variabel Koefisien T Hitung Sig. Keterangan Jalur X1 -.012 -.527 .599 Tidak Signifikan X2 .997 44.025 .000 Signifikan X3 -.009 -.404 .687 Tidak Signifikan R2 0,972 F Stat 1096,956 Sig. 0,000 Berdasarkan hasil analisis jalur dengan menggunakan data yang belum ditrasformasikan menujukkan bahwa nilai koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar -0,012 dengan nilai Sig. X1 sebesar 0,599 (tidak signifikan), nilai koefisien jalur X2 terhadap Y sebesar 0,997 dengan nilai Sig. X2 sebesar 0,000 (signifikan),
  • 14. koefisien jalur X3 terhadap Y sebesar -0,009 dengan nilai Sig. X3 sebesar 0,687 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,972 dan nilai F hitung 1096,956 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Sedangkan hasil analisis jalur data yang telah di transformasi dengan metode sucsesive interval disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Jalur Data yang Telah ditransformasi dengan Metode Sucsesive Interval Variabel Koefisien Jalur T Hitung Sig. Keterangan X1 -.013 -.593 .554 Tidak Signifikan X2 .995 43.704 .000 Signifikan X3 -.001 -.070 .944 Tidak Signifikan R2 0,973 F Stat 1174,645 Sig. 0,000 Berdasarkan hasil analisis jalur dengan menggunakan data yang telah ditrasformasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval menujukkan bahwa nilai koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar -0,013 dengan nilai Sig. sebesar 0,593 (tidak signifikan), nilai koefisien jalur X2 terhadap Y sebesar 0,995 dengan nilai Sig. sebesar 0,000 (signifikan), sedangkan nilai koefisien jalur X3 terhadap Y sebesar -0,001 dengan nilai Sig. sebesar 0,944 (tidak signifikan). Nilai koefesien determinasi 0,973 dan nilai F hitung 1174,645 dengan nilai Sig. 0,000 sehingga model dikategorikan fit. Berdasarkan perbandingan koefeisen jalur, koefesien determinasi, dan F hitung menunjukkan tidak terdapat perbedaan kesimpulan antara hasil analisis jalur data yang belum ditransformasikan dengan data yang telah ditasfomasikan dengan menggunakan metode sucsesive interval. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
  • 16. a. Skala likert merupakan skala yang sudah memiliki tingkatan namun jarak antar tingkatan belum pasti. b. Terdapat korelasi yang kuat antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditrasfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval baik menggunakan korelasi rank spearman maupun korelasi product moment. c. Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis regresi antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. d. Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis jalur antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. Daftar Pustaka Al Rasyid, H, 1994, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung. Ghozali, I. ( g h o za li _ i m a m @ y a h oo . c o m ), 4 November 2010, E-mail kepada s t a t i s t i k - i nd o n e s i a @ y a h oo g r o up s . c o m . Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta. h tt p: / / s a mi a n s t a t s . wo r dp r e ss . c o m / t a g/ s k a l a - li k e r t