Dokumen tersebut merupakan Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang Perlindungan, Promosi, dan Pendukung Pemberian ASI di Rumah Sakit. SPO ini menjelaskan tentang tujuan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI, kebijakan mendukung ASI seperti pelatihan petugas dan dukungan kelompok, serta prosedur teknik menyusui yang benar dan cara memerah ASI.
1. STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
TANGGAL TERBIT DIREKTUR RS JMC
Drg.Ahmad Husni.MARS
PENGERTIAN Perlindungan promosi dan mendukung pemberian ASI
TUJUAN
Meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
KEBIJAKAN
1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI,
yang secara rutin disampaikan kepada semua petugas
kesehatan.
2. Melatih semua petugas kesehatan agar memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kebijakan tersebut.
3. Memberitahu semua ibu hamil tentang manfaat dan
proses pemberian ASI.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu
setengah jam setelah melahirkan.
5. Menunjukkan pada ibu cara menyusui bayi, dan cara
mempertahankan kelancaran produksi ASI bila ia harus
terpisah dari bayinya.
6. Tidak memberikan makanan dan minuman lain selain
ASI kepada bayi baru lahir, kecuali terdapat indikasi
medis untuk itu.
7. Menempatkan ibu dan bayi dalam satu kamar, sehingga
selalu bersama-sama selama 24 jam sehari.
8. Menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan bayi.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang
menyusui.
10. Membina dibentuknya kelompok-kelompok pendukung
pemberi ASI dan menganjurkan ibu menghubungi
2. mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.
PROSEDUR
Teknik Menyusui Yang Benar
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk
lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki
ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian
bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara
ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan,
kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi berada pada lengan bawah ibu
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada
perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di
belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi
menghadap ibu
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan
telinga dan lengan pada garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu
jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta
jangan menekan puting susu dan areolanya rangsang
bayi membukamulut untuk menyusui dengan benar
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi
: Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh
sudut mulut bayi
11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk
3. Sumber :
https://www.academia.edu/23171931/SOP_CARA_MENYUSUI_YANG_BENAR
mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara
ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian
besar areola ke mulut bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk
tidak memegang atau menyangga payudara lagi
13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari
kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola.
Biarkan kering dengan sendirinya
16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara
digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai
bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan sambil
ditepuk-tepuk punggungnya
4. LEMBAR OBSERVASI TEKNIK MENYUSUI
Nama :
Umur :
No Tindakan Menyusui Skor
1 Menyiapkan peralatan, seperti kapas, air
hangat, bantal dan penopang kaki ibu.
2 Memilih posisi yang paling nyaman untuk
menyusui. Jika posisi duduk, punggung
bersandar (tegap) dan kaki diberi penyangga
(tidak boleh menggantung).
3 Membaringkan bayi diatas bantal dengan baik
dan posisi bayi menghadap perut ibu
4 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus serta kepala tidak menengadah
5 Melakukan masase payudara dan
mengeluarkan sedikit ASI untuk membasahi
putting susu
6 Menopang payudara dengan tangan kiri atau
tangan kanan dan empat jari menahan bagian
bawah areola mamae sampai bayi membuka
mulut.
7 Setelah bayi siap menyusu memasukkan
putting susu sampai daerah areola
mamaemasuk ke mulut bayi dan dagu bayi
menempel
pada payudara ibu.
8 Mempertahankan posisi bayi yang tepat dan
nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat
menghisap dengan benar
5. 9 Bayi tampak menghisap kuat dengan irama
Perlahan
1
0
Menyusui bayi selama ia mau dan memerikan
ASI secara bergantian di kedua payudara
11 Setelah bayi selesai menyusu, membasahi
putting susu dan sekitarnya oleh ASI dan
membiarkan kering sendiri
12 Setelah menyusui, menyendawakan bayi
dengan cara:
- Menegakkan bayi dan menyandarkan di
pundak, kemudian menepuk punggung
secaraperlahan.
- Menelungkupkan bayi secara melintang di
atas pangkuan kemudian menggosok- gosok
punggung
- Mendudukkan bayi diatas pangkuandengan
punggung bersandar pada dada kemudian
menepuk punggung secara perlahan
13 Bayi tampak tenang
14 Putting susu ibu tidak terasa nyeri
Total Skor
Sumber :file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/Dhames.pdf
6. KETERAMPILAN MEMERAH ASI DENGAN TEKNIK MARMET
A. PENGERTIAN
Teknik Marmet adalah metode memijat dan menstimulasi
payudara menggunakan tangan agar ASI keluar lebih optimal
yang paling banyak digunakan. Dikembangkan oleh Chele
Marmet dari Lactation Institute, teknik ini dirancang sebagai
cara memerah ASI yang paling efektif. Ibu hanya
membutuhkan wadah bersih dan tangan yang sudah dicuci
terlebih dahulu Tehnik marmet yaitu suatu metode memijat
dan menstimulasi agar keluarnya ASI menjadi optimal. Jika
dilakukan dengan efektif dan tepat, maka tidak akan terjadi
masalah kerusakan jaringan produksi ASI atau pengeluaran
ASI.
.TUJUAN/MANFAAT
1. Penggunaan pompa ASI relatif tidak nyaman dan tidak
efektif mengosongkan payudara
2. Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dg
tangan jauh lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan
ASI).
3. Refleks keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dg Skin
to skin contact (dg cara memerah tangan) daripada
penggunaan pompa (terbuat dari plastik).
4. Jelas nyaman digunakan
5. Aman dari segi lingkungan
6. Portable (mudah dibawa kemana-mana). Tidak mungkin
kan ibu lupa membawa tangannya ?
7. GRATIS
7. B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMERAH ASI DENGAN TEKNIK MARMET
TAHAP KEGIATAN
PRAORIE
NTASI
1. Verifikasi pasien/ibu
2. Mengkaji kebutuhan ibu untuk dilakukan pijat oksitosin
3. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI
pada ibu
4. Mempersiapkan peralatan yang digunakan:
a. Handuk kecil 2 buah
b. Gelas atau botol dot bayi yang steril (Gelas atau kom bersih
jika ASI tidak untuk diminumkan ke bayi)
c. Pakaian pasien
d. Baby oil/minyak kelapa (jika diperlukan)
5. Mencuci tangan sebelum ke pasien
ORIENTA
SI
1. Mengenalkan diri perawat
2. Identifikasi pasien
3. Menyampaikan tujuan dan prosedur tindakan
4. Menyampaikan kontrak waktu
5. Memberikan kesempatan pasien bertanya sebelum tindakan
8. KERJA 1. Membantu melepaskan pakaian atau bra pasien
2. Memasang 1 handuk kecil di bagian punggung pasien dan 1
handuk kecil di bagian paha ibu.
3. Melakukan kompres dengan air hangat terlebih dahulu pada
payudara ibu jika terjadi pembengkakan pada payudara selama 3-
5 menit.
4. Meminta pasien/ibu memegang gelas atau botol dot steril tepat di
bawah areola payudara yang akan di perah (jika ASI tidak untuk
di minumkan ke bayi maka gelas/kom bersih bisa digunakan)
5. Meletakkan ibu jari dan dua jari lainnya (jari telunjuk dan jari
tengah sekitar 1-1,5 cm dari areola. Tempatkan ibu jari di atas
areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6 (Tangan
membentuk huruf C)
6. Mendorong ke arah dada dengan menggunakan ibu jari dan dua
jari lainnya, hindari meregangkan jari
7. Menggulung menggunakan jari dan jari lainnya secara
bersamaan. Menggerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga
menekan sinus laktiferus hingga kosong. Jika dilakukan dengan
tepat, maka ibu tidak akan kesakitan saat
memerah.memperhatikan posisi dari ibu jari dan jari lainnya.
Posisi jari berubah pada tiap gerakan mulai dari posisi push (jari
terletak jauh di belakang areola) hingga posisi roll (jari terletak
di
sekitar areola)
9. 8. Mengulangi gerakan di atas secara teratur hingga sinus laktiferus
kosong. Memposisikan jari secara tepat, push (dorong), roll
(gulung)
9. Memutar ibu jari dan jari lainnya ke titik sinus laktiferus lainnya.
Demikian juga saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua
tangan. Misalkan saat memerah payudara kiri gunakan tangan
kiri dan saat memerah payudara kanan gunakan tangan kanan.
10.Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum jam ataupun
berlawanan agar semua sinus laktiferus kosong. Selanjutnya
memindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam
12, posisi jam 11 dan jam 5, posisi jam 2 dan jam 8, kemudian
jam 3 dan jam 9.
11.Menghindari gerakan menekan payudara, menarik putting dan
mendorong payudara
12.Melanjutkan prosedur dengan gerakan untuk merangsang reflex
keluarnya ASI yang terdiri dari massage (pemijatan) stroke
(tekan) dan shake (guncang). Memijat alveolus dan duktus
laktiferus mulai dari bagian atas payudara.
Massage:
Cuci tangan hingga bersih, kompres payudara dengan air hangat
untuk merileks-kan syaraf-syaraf. Lalu dengan dua jari (jika
payudara tergolong besar, gunakan 4 jari), pijat payudara dengan
gerakan melingkar sekitar aerola. Bunda dapat memodifikasi
sedikit dengan menambah tekanan ringan dari bagian keluar
kebagian tengah
payudara dengan menjalankan jari.
10. 13.Dengan gerakan memutar, memijat dengan menekan kea rah
dada. Kemudian menekan (stroke) daerah payudara dari bagian
atas hingga sekitar putting dengan tekanan lembut dengan jari
seperti menggelitik. Stroke:
Dengan menggunakan jari-jari tangan, tekan secara lembut dari
bagian luar ke dalam payudara. Kalau rajin, gunakan sisir bergigi
lebar lalu ‘sisirlah’ payudara dari luar ke dalam. Dalam keadaan
tertentu, di tahap ini ASI sudah sering keluar.
14. Gerakan dilanjutkan dengan mengguncang (shake) payudara
dengan arah memutar
Shake:
Condongkan tubuh, lalu ‘kocok’lah atau goyang-goyangkan
payudara supaya gravitasi bumi menarik produksi ASI ke
dasarnya, yaitu aerola.
11. 15.Mengulangi seluruh proses memerah ASI pada tiap payudara dan
teknik stimulasi reflex keluarnya ASI sekali atau dua kali
16. Lakukan teknik ini sekitar 20-30 menit: memeras tiap payudara
selama 5-7 menit dilanjutkan dengan gerakan stimulasi
reflex
keluarnya ASI, memeras lagi tiap payudara selama 3-5 menit
dilanjutkan gerakan stimulasi reflex keluarnya ASI dan terakhir
memeras ASI tiap payudara selama 2-3 menit.
17. Rapikan kembali alat-alat
18. Bantu pasien memakai pakaian kembali
19. Perawat cuci tangan
12. TERMINAS
I
1. Melakukan evaluasi tindakan dengan menanyakan respon pasien
setelah dilakukan tindakan
2. Memberikan reinforcement positif kepada pasien
3. Mengakhiri tindakan dan mengucap salam ke pasien
4. Melakukan dokumentasi dengan menuliskan hasil evaluasi pasien
dengan jelas disertai paraf dan nama terang perawat meliputi
nama
pasien, waktu, tindakan, dan respon pasien.
SUMBER : https://pdfcoffee.com/qdownload/sop-langkah-tekmik-marmet-dan-pijat-
oksidocx-pdf-free.html
13. LEMBAR OBSERVASI TEKNIK MARMET
Nama :
Umur :
Terapi :
No Kegiatan Hasil
1 Persiapan Alat
a. Mangkuk Lebar atau botol ASI
b. kapas atau kasa / waslap
c. Bengkok 1 buah
d. waskom sedang ( berisi air dingin
atau panas).
2 Prosedur tindakan
a. Tahap Pra-interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Cuci tangan 6 langkah
3) Menyiapkan alat
b. Tahap orientasi
1) Memerikan salam kepada
pasien dan sapa nama pasien.
2) Menjelaskan tujuan dan
prosedur tindakan pada pasien
14. atau keluarga.
3) Menanyakan persetujuan dan
kesiapan pasien sebelum
kegiatan dilakukan.
C. Tahap kerja
1. Memasanng sampiran
2. Melepas pakaian atas
3. Membersihkan kedua putting
dengan kapas / waslap
4. Duduklah dengan posisi badan
sedikit maju ke depan agar gaya
gratifasi membantu ASI
mengalir
5. Mulailah memijat payudara atau
masase payudara dengan cara
menepuk menggunakan ujung
jari, memutar payudara
menggunakan buku-buku jari,
serta melakukan gerakan
serkular atau melingkar
6. Usap payudara dari dinding
dada sampai puting dengan
15. usapan yang lembut
7. Ayun atau goyangkan payudara
dengan lembut sambil condong
kedepan sehingga gravitasi
membantu pengeluaran asi
8. Letakkan ibu jari dan dua jari
lainnya (telunjuk dan tengah)
sekitar 1cm hingga 1,5cm dari
areola, usahakan untuk
mengikuti aturan tersebut
sebagai panduan. Ibujari diatas
areola pada jam posisi 12 dan
jari lainnya diposisi jam 6 atau
menyerupai huruf “c”
9. Hindari melingkari jari pada
areola posisi jari seharusnya
tidak berada di jam 12 dan jam
4
10. Dorong ke arah dada dan
hindari merenggakan jari
11. Gulung menggunakan ibu jari
dan jari lainnya secara
16. bersamaan
12. Gerakan ibu jari dan jari lainnya
hingga menekan gudang ASI
(terminal milk) hingga kosong
jika dilakukan dengan cepat
maka ibu tidak akan kesakitan
13. Ulangi secara teratur hinggan
gudang asi kosong
14. Posisikan jari secara tepat, push
(dorong), roll (gulung).
15. Putar ibu jari dan jari-jari
lainnya ke titik gudang ASI
lainnya, demikian juga saat
memerah payudara lainnya,
gunakan kedua tangan
misalkan, saat memerah
payudara kiri gunakan tangan
kiri, juga saat memerah
payudara kanan, gunakan
tangan kanan. Saat memerah
ASI jari-jari berputar seiring
jarum jam ataupun berlawanan
17. agar semua gudang asi kosong.
Pindahkan ibu jari dan jari
lainnya pada posisi jam 6 dan
12, kemudian posisi jam 11 dan
jam 5, kemudian jam 2 an jam
8, kemudian jam 3 dan jam 9.
16. Dilakukan setiap 2 kali perhari
masing-masing selama kurang
lebih 30 menit.
d. Tahap Terminasi.
1. Mengevaluasi hasil tindakan
yang baru dilakukan.
2. Berpamitan dengan pasien.
3. Membereskan dan merapihkan
alat kesemula.
4. Cuci tangan 6 langkah.
3. Evaluasi
a) Melakukan evaluasi kepada ibu,
setelah dilakukan tindakan.
b) Melakukankomunikasi
terapeutik selama melakukan
pemeriksaan.
18. 4. Dokumentasi
a) Mencatat hasil tindakan
yang telah dilakukan
dan menyertakan.
Sumber : https://www.scribd.com/document/398738078/SOP-TEKNIK-MARMET
19. SKRINING
DETEKSI KECUKUPAN ASI
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Paritas :
BB sebelum hamil :
BB saat hamil :
BB sesudah melahirkan :
Tinggi badan :
A. Petunjuk pengisian:
1. Penilaian berdasarkan keadaan ibu tentang kondisi produksi ASI dan
keadaan bayi yang telah diberiASI
2. Berilah nilai sesuai dengan keadaan ibu dan bayi dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Payudara ibu tegang sebelum disusukan. Hal ini dilakukan dengan cara
palpasi daerah payudara untuk mengetahui kondisi kelenjar-kelenjar susu
yang penuh berisi ASI.
b. Terlihat ASI yang merembes dari puting susu. Dilakukan dengan cara
melihat langsung atau dengan memencet puting susu ibu.
c. Frekuensi menyusu bayi paling sedikit 6 kali dalam sehari.
d. Bayi buang air kecil lebih sering sekitar 6-8 kali sehari. Hal ini dapat
ditanyakan pada ibu, berapa kali mengganti popok dalam sehari.
e. Kondisi bayi setelah disusui, maka akan tertidur atau tenang selama 2-3
jam. Kondisi ini bisa dilihat langsung pada respon bayi dan ditanyakan
kepada ibu tentang respon tersebut.
20. NO PERTANYAAN TANGGAL
1. Payudara tegang
2. ASI merembes
3. Frekuensi menyusui min 6x dalam 1 hari
4. BAK min 6-8 kali dalam 1 hari
5. Tertidur tenang setelah disusui 2-3 jam
TOTAL
Sumber : https://docplayer.info/34625873-Lampiran-1-instrumen-penelitian-
produksi-asi.html