SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB III
TRIAXIAL
3.3.1 Tujuan Percobaan Uji Triaxial
Untuk menentukan kekuatan suatu batuan dibawah tekanan triaxial yang
menghasilkan kuat geser (shear strength), nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam
(ø)
3.3.1.1Pengujian Triaxial Batuan
Pengujian ini adalah salah satu pengujian yang terpenting di dalam
mekanika batuan untuk menentukan tekanan batuan di bawah tekanan triaxial.
Perconto yang digunakan pada uji ini berbentuk silinder dengan syarat-syarat
contoh uji sama dengan pengujian kuat tekan. Dari hasil pengujian triaxial yang
dilakukan dapat ditentukan parameter-parameter yang menunjukkan kekuatan
batuan, diantarnya adalah :
 Nilai tegangan puncak (1) yang didapatkan dari hasil uji batuan
dengan nilai tegangan keliling (3) yang berbeda-beda.
 Strength envelope curve (kurva selubung kekuatan batuan), dari
kurva ini dapat menentukan parameter kekuatan batuan yaitu :
1. Kuat geser batuan (shear strength)
2. Sudut geser dalam (ø)
3. Kohesi (C)
3.3.2 Landasan Teori
Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel triaksial,
diberi tekanan pemampatan (σ3), dan dibebani secara aksial (σ1), sampai runtuh.
Pada uji ini, tegangan menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan
(σ3= σ1).
Alat uji triaksial yang digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial
yang dikembangkan oleh Von Karman pada tahun 1911. Di dalam apparatus ini,
tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (σ3 ) yang diberikan
kepada contoh batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik
dan dijaga agar selalu konstan.
Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam pengolahan data uji
triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb. Hasil pengujian triaksial kemudian diplot
kedalam kurva Mohr- Coulomb sehingga dapat ditentukan parameter-parameter
kekuatan batuan sebagai berikut:
 Strength envelope (kurva intrinsik)
 Kuat geser (Shear strength)
 Kohesi (C)
 Sudut geser dalam (φ)
Pada mulanya, beban aksial merupakan instrumen utama yang
mengendalikan uji ini. Namun dengan perkembangan teknologi masa kini sudah
memungkinkan untuk mengendalikan uji ini melalui kontrol beban atau deformasi
yang dialami contoh batuan, bahkan dengan menggunakan katup servo,
regangan aksial dan tekanan pori dapat juga diatur besarnya. Untuk penelitian
ini, digunakan mesin tekan Control seri 85060715 CAT C25/B tanpa katup servo.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Uji Triaksial:
1. Tekanan pemampatan
Tekanan pemampatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
dalam uji triaksial. Besarnya tegangan aksial pada saat contoh batuan runtuh
saat pengujian triaksial selalu lebih besar daripada tegangan aksial saat contoh
batuan runtuh pada pengujian kuat tekan uniaksial. Hal ini disebabkan karena
adanya penekanan (pemampatan) dari arah lateral dari sekeliling contoh batuan
pada uji triaksial. Berbeda pada pengujian kuat tekan uniaksial, tekanan
pemampatannya adalah nol (zero confining pressure), sehingga tegangan aksial
batuan lebih kecil. Berdasarkan penelitian Von Karman (1911) pada batuan
marbel Carrara dapat dilihat dengan adanya tekanan pemampatan pada contoh
batuan mengakibatkan kenaikan tekanan aksial dan bersifat lebih ductile.
2. Tekanan pori
Dari penelitian Schwartz pada tahun 1964 yang mempelajari tentang
tekanan pori pada uji triaksial terhadap batuan sandstone (lihat Gambar 2.6).
Dapat disimpulkan bahwa naiknya tekanan pori akan menurunkan kekuatan
batuan.
3. Temperatur
Secara umum, kenaikan temperatur menghasilkan penurunan kuat tekan
batuan dan membuat batuan semakin ductile. Gambar 2.7 menunjukkan kurva
tegangan diferensial (deviatoric stress,
σ3-σ1) – regangan aksial untuk batuan granit pada tekanan pemampatan 500
MPa dan pada temperatur yang berbeda-beda. Pada temperatur kamar, sifat
batuan adalah brittle, tetapi pada temperatur 800 0
C batuan hampir seluruhnya
ductile. Efek temperatur terhadap tegangan diferensial saat runtuh untuk setiap
tipe batuan adalah berbeda. Pada penelitian ini, pengaruh temperature
diabaikan.
4. Laju deformasi
Kenaikan laju deformasi secara umum akan menaikkan kuat tekan
batuan. Hal ini terbukti dari penelitian-peneliatian terdahulu. Pada tahun 1961,
Serdengecti dan Boozer melakukan penelitian tentang pengaruh kenaikan laju
deformasi pada uji triaksial. Dari penelitian mereka pada batuan limestone dan
gabbro solenhofen.
5. Bentuk dan Dimensi contoh batuan
Bentuk contoh batuan pengujian triaksial sama seperti uji kuat tekan
uniaxial bentuk silinder.
Semakin bertambahnya ukuran contoh batuan, kemungkinan tiap contoh
batuan dipengaruhi oleh bidang lemah akan semakin besar. Oleh karena itu,
semakin besar contoh batuan yang akan diuji, kekuatan contoh batuan tersebut
akan berkurang.
Variasi perbandingan panjang terhadap diameter contoh batuan ( /d)
diketahui akan mempengaruhi kekuatan contoh batuan. Kekuatan contoh batuan
akan menurun seiring dengan menaiknya perbandingan panjang terhadap
diameter contoh batuan ( /d). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Mogi pada tahun 1962.
Menurut ISRM (1972) untuk contoh batuan pada uji triaksial dan kuat
tekan uniaksial, perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder yang
umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan area permukaan pembebanan
yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
6. Tipe Deformasi Batuan pada Uji Triaksial
Secara garis besar tipe deformasi yang terjadi saat contoh batuan runtuh
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu brittle fracture dan ductile fracture.
Serdengecti dan Boozer menyebutkan bahwa brittle fracture terjadi pada tekanan
pemampatan yang rendah, temperatur yang rendah dan laju deformasi yang
besar. Sebaliknya, ductile fracture lebih sering terjadi pada tekanan pemampatan
yang tinggi, temperatur yang tinggi dan laju deformasi yang rendah (Vutukuri,
Lama & Saluja, 1974).
Griggs & Handin (1960) menjelaskan deformasi makroskopik yang
dialami batuan pada tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial. Mereka
mendapati lima tipe deformasi yang terjadi yang dialami contoh batuan saat
diberi tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial tersebut.
 Tipe 1
menunjukkan deformasi brittle yang ditandai oleh bentuk runtuh atau
pecah yang berupa splitting. Splitting dianggap sebagai rekahan yang
sejajar terhadap arah gaya tekan aksial yang mengindikasikan lepasnya
ikatan antarbutir dalam contoh batuan karena tarikan.
 Tipe 2
menunjukkan deformasi brittle, sudah terlihat adanya deformasi plastis
sebelum contoh batuan runtuh (seiring dengan naiknya tekanan
pemampatan). Belahan yang berbentuk kerucut dengan arah aksial
menunjukkan terjadinya tegangan kompresif, sedangkan belahan kerucut
akan memiliki arah lateral ketika terjadi tegangan tarik.
 Tipe 3
sudah mulai menunjukkan transisi dari brittle ke ductile. Penambahan
tekanan pemampatan menyebabkan contoh batuan runtuh in shear.
Shear runtuh terjadi ketika butiran yang terikat berpindah sepanjang
bidang geser. Proses ini terjadi secara perlahan dari tarikan (tension) dan
berakhir dengan geseran (shear).
 Tipe 4
Karena tekanan pemampatan semakin naik, contoh batuan mulai
terdeformasi secara ductile (laju deformasi semakin menurun) dan contoh
batuan sudah mulai bersifat plastis.
 Tipe 5
Apabila tekanan pemampatan dinaikkan kembali, contoh batuan akan
bersifat sangat plastis dan akan sukar untuk mendapatkan kekuatan
puncaknya.
3.3.3 Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian Triaxial diantaranya adalah :
1. Mesin Kuat Tekan
2. Bearing Plate
3. Ruber Jacket
4. Sistem hidrolik untuk memberikan tegangan keliling pada conto saat
pengujian.
3.3.4 Prosedur
Prosedur pengujian Triaxial diantaranya sebagai berikut :
1. Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal dua kali diameter percontoh.
2. Masukkan batuan percontoh kedalam rubber jacket, setelah
dimasukkan keruber jacket kemudian contoh dimasukkan kedalam
silinder besi yang berfungsi untuk menahan tegangan keliling untuk
diberikan kepada contoh uji, contoh uji kemudian ditutup oleh flat dan
dipasangkan di mesi uji kuat tekan.
3. Spesimen ditempatkan diantara plat baja dan diatur agar tepat
dengan palt form, mesin dinyalakan sehingga spesimen tepat berada
diantara plat baja
4. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral.
5. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik.
6. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga
specimen pecah.
7. Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan
hasilnya dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya..
3.3.5 Rumus yang digunakan
1. Regangan = Perpendekan Axial x 0,01 / Lo
2. σ1 = Beban + Tekanan Samping (σ3)
3. σ1-σ3 = bebann – bebann-1 / A0
DAFTAR PUSTAKA
Januar, Indra, 2012, Triaxial Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses
tanggal 12 Maret 2014 (online).
Rendy, 2011, “Pendahuluan Geologi Mekanika”, http://primaedu.wordpress.
com/2011/08/05/ pendahuluan-geologimekanika/. Diakses tanggal 12
Maret 2014 (online).
Fitra, Kurniawan , 2010, “UJI Triaxial”, http://geologiunpad 2010
wordpress.com/2011/10/24/pendahuluan-geologi-struktur/. Diakses
tanggal 12 Maret 2014 (online).

More Related Content

What's hot

deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanheny novi
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemUDIN MUHRUDIN
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRheny novi
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxMuh. Aksal
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosettetaufiqrafie
 

What's hot (20)

1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification systemGeoteknik Tambang-Rock mass classification system
Geoteknik Tambang-Rock mass classification system
 
Kuat geser
Kuat geserKuat geser
Kuat geser
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMR
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Geologi struktur
Geologi strukturGeologi struktur
Geologi struktur
 
Komponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatborKomponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatbor
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 

Viewers also liked

Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load testhamdi101996
 
Shear Strength sivakugan
Shear Strength sivakuganShear Strength sivakugan
Shear Strength sivakuganZakee Kazmee
 
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmaniUpaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmaniMuhammad Faruq Amrullah
 
Mekanika tanah jilid 2
Mekanika tanah jilid 2Mekanika tanah jilid 2
Mekanika tanah jilid 2Basit Hanif
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
Class 7 Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )
Class 7    Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )Class 7    Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )
Class 7 Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )Hossam Shafiq I
 
Class 8 Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )
Class 8    Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )Class 8    Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )
Class 8 Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )Hossam Shafiq I
 
Class 6 Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )
Class 6    Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )Class 6    Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )
Class 6 Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )Hossam Shafiq I
 
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaa
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaaInfomatikako periferikoak adrian 5.aaaa
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaaadriansito477
 
Presentation5
Presentation5Presentation5
Presentation5rian_foe
 
ScienceSoft: Open Software for Open Science
ScienceSoft: Open Software for Open ScienceScienceSoft: Open Software for Open Science
ScienceSoft: Open Software for Open ScienceSoftwarePractice
 

Viewers also liked (17)

Mektan 2
Mektan 2Mektan 2
Mektan 2
 
Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load test
 
Shear Strength sivakugan
Shear Strength sivakuganShear Strength sivakugan
Shear Strength sivakugan
 
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmaniUpaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
Upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
 
Mekanika tanah jilid 2
Mekanika tanah jilid 2Mekanika tanah jilid 2
Mekanika tanah jilid 2
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
Shear strength of soil
Shear strength of soilShear strength of soil
Shear strength of soil
 
Class 7 Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )
Class 7    Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )Class 7    Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )
Class 7 Consolidation Test ( Geotechnical Engineering )
 
Class 8 Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )
Class 8    Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )Class 8    Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )
Class 8 Triaxial Test ( Geotechnical Engineering )
 
Class 6 Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )
Class 6    Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )Class 6    Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )
Class 6 Shear Strength - Direct Shear Test ( Geotechnical Engineering )
 
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaa
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaaInfomatikako periferikoak adrian 5.aaaa
Infomatikako periferikoak adrian 5.aaaa
 
Presentation5
Presentation5Presentation5
Presentation5
 
Ikf presentation
Ikf presentationIkf presentation
Ikf presentation
 
ScienceSoft: Open Software for Open Science
ScienceSoft: Open Software for Open ScienceScienceSoft: Open Software for Open Science
ScienceSoft: Open Software for Open Science
 
Frontend as a first class citizen
Frontend as a first class citizenFrontend as a first class citizen
Frontend as a first class citizen
 
Ikf presentation
Ikf presentationIkf presentation
Ikf presentation
 
Ke toan tai_chinh_02
Ke toan tai_chinh_02Ke toan tai_chinh_02
Ke toan tai_chinh_02
 

Similar to TRIAXIAL

Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii okeAdi Kurdi
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikBadrul Qomar
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdfRismanYusuf1
 
bab8 Deformasi bagtuan.pdf
bab8 Deformasi bagtuan.pdfbab8 Deformasi bagtuan.pdf
bab8 Deformasi bagtuan.pdfAgus Budiharso
 
Testing
TestingTesting
TestingK .
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Must Angin
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangSaiful Hadi
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfFadhlalHarris
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Yoel Begal
 

Similar to TRIAXIAL (20)

Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii oke
 
Uji kuat geser langsung
Uji kuat geser langsungUji kuat geser langsung
Uji kuat geser langsung
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
bab8 Deformasi bagtuan.pdf
bab8 Deformasi bagtuan.pdfbab8 Deformasi bagtuan.pdf
bab8 Deformasi bagtuan.pdf
 
Testing
TestingTesting
Testing
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009
 
Dasar kejuruan
Dasar kejuruanDasar kejuruan
Dasar kejuruan
 
Dasar kejuruan
Dasar kejuruanDasar kejuruan
Dasar kejuruan
 
Dasar kejuruan
Dasar kejuruanDasar kejuruan
Dasar kejuruan
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (9)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 

TRIAXIAL

  • 1. BAB III TRIAXIAL 3.3.1 Tujuan Percobaan Uji Triaxial Untuk menentukan kekuatan suatu batuan dibawah tekanan triaxial yang menghasilkan kuat geser (shear strength), nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø) 3.3.1.1Pengujian Triaxial Batuan Pengujian ini adalah salah satu pengujian yang terpenting di dalam mekanika batuan untuk menentukan tekanan batuan di bawah tekanan triaxial. Perconto yang digunakan pada uji ini berbentuk silinder dengan syarat-syarat contoh uji sama dengan pengujian kuat tekan. Dari hasil pengujian triaxial yang dilakukan dapat ditentukan parameter-parameter yang menunjukkan kekuatan batuan, diantarnya adalah :  Nilai tegangan puncak (1) yang didapatkan dari hasil uji batuan dengan nilai tegangan keliling (3) yang berbeda-beda.  Strength envelope curve (kurva selubung kekuatan batuan), dari kurva ini dapat menentukan parameter kekuatan batuan yaitu : 1. Kuat geser batuan (shear strength) 2. Sudut geser dalam (ø) 3. Kohesi (C) 3.3.2 Landasan Teori Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel triaksial, diberi tekanan pemampatan (σ3), dan dibebani secara aksial (σ1), sampai runtuh. Pada uji ini, tegangan menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan (σ3= σ1). Alat uji triaksial yang digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial yang dikembangkan oleh Von Karman pada tahun 1911. Di dalam apparatus ini, tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (σ3 ) yang diberikan
  • 2. kepada contoh batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik dan dijaga agar selalu konstan. Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah criteria Mohr-Coulomb. Hasil pengujian triaksial kemudian diplot kedalam kurva Mohr- Coulomb sehingga dapat ditentukan parameter-parameter kekuatan batuan sebagai berikut:  Strength envelope (kurva intrinsik)  Kuat geser (Shear strength)  Kohesi (C)  Sudut geser dalam (φ) Pada mulanya, beban aksial merupakan instrumen utama yang mengendalikan uji ini. Namun dengan perkembangan teknologi masa kini sudah memungkinkan untuk mengendalikan uji ini melalui kontrol beban atau deformasi yang dialami contoh batuan, bahkan dengan menggunakan katup servo, regangan aksial dan tekanan pori dapat juga diatur besarnya. Untuk penelitian ini, digunakan mesin tekan Control seri 85060715 CAT C25/B tanpa katup servo. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Uji Triaksial: 1. Tekanan pemampatan Tekanan pemampatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam uji triaksial. Besarnya tegangan aksial pada saat contoh batuan runtuh saat pengujian triaksial selalu lebih besar daripada tegangan aksial saat contoh batuan runtuh pada pengujian kuat tekan uniaksial. Hal ini disebabkan karena adanya penekanan (pemampatan) dari arah lateral dari sekeliling contoh batuan pada uji triaksial. Berbeda pada pengujian kuat tekan uniaksial, tekanan pemampatannya adalah nol (zero confining pressure), sehingga tegangan aksial batuan lebih kecil. Berdasarkan penelitian Von Karman (1911) pada batuan marbel Carrara dapat dilihat dengan adanya tekanan pemampatan pada contoh batuan mengakibatkan kenaikan tekanan aksial dan bersifat lebih ductile. 2. Tekanan pori Dari penelitian Schwartz pada tahun 1964 yang mempelajari tentang tekanan pori pada uji triaksial terhadap batuan sandstone (lihat Gambar 2.6). Dapat disimpulkan bahwa naiknya tekanan pori akan menurunkan kekuatan batuan.
  • 3. 3. Temperatur Secara umum, kenaikan temperatur menghasilkan penurunan kuat tekan batuan dan membuat batuan semakin ductile. Gambar 2.7 menunjukkan kurva tegangan diferensial (deviatoric stress, σ3-σ1) – regangan aksial untuk batuan granit pada tekanan pemampatan 500 MPa dan pada temperatur yang berbeda-beda. Pada temperatur kamar, sifat batuan adalah brittle, tetapi pada temperatur 800 0 C batuan hampir seluruhnya ductile. Efek temperatur terhadap tegangan diferensial saat runtuh untuk setiap tipe batuan adalah berbeda. Pada penelitian ini, pengaruh temperature diabaikan. 4. Laju deformasi Kenaikan laju deformasi secara umum akan menaikkan kuat tekan batuan. Hal ini terbukti dari penelitian-peneliatian terdahulu. Pada tahun 1961, Serdengecti dan Boozer melakukan penelitian tentang pengaruh kenaikan laju deformasi pada uji triaksial. Dari penelitian mereka pada batuan limestone dan gabbro solenhofen. 5. Bentuk dan Dimensi contoh batuan Bentuk contoh batuan pengujian triaksial sama seperti uji kuat tekan uniaxial bentuk silinder. Semakin bertambahnya ukuran contoh batuan, kemungkinan tiap contoh batuan dipengaruhi oleh bidang lemah akan semakin besar. Oleh karena itu, semakin besar contoh batuan yang akan diuji, kekuatan contoh batuan tersebut akan berkurang. Variasi perbandingan panjang terhadap diameter contoh batuan ( /d) diketahui akan mempengaruhi kekuatan contoh batuan. Kekuatan contoh batuan akan menurun seiring dengan menaiknya perbandingan panjang terhadap diameter contoh batuan ( /d). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mogi pada tahun 1962. Menurut ISRM (1972) untuk contoh batuan pada uji triaksial dan kuat tekan uniaksial, perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan area permukaan pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
  • 4. 6. Tipe Deformasi Batuan pada Uji Triaksial Secara garis besar tipe deformasi yang terjadi saat contoh batuan runtuh dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu brittle fracture dan ductile fracture. Serdengecti dan Boozer menyebutkan bahwa brittle fracture terjadi pada tekanan pemampatan yang rendah, temperatur yang rendah dan laju deformasi yang besar. Sebaliknya, ductile fracture lebih sering terjadi pada tekanan pemampatan yang tinggi, temperatur yang tinggi dan laju deformasi yang rendah (Vutukuri, Lama & Saluja, 1974). Griggs & Handin (1960) menjelaskan deformasi makroskopik yang dialami batuan pada tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial. Mereka mendapati lima tipe deformasi yang terjadi yang dialami contoh batuan saat diberi tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial tersebut.  Tipe 1 menunjukkan deformasi brittle yang ditandai oleh bentuk runtuh atau pecah yang berupa splitting. Splitting dianggap sebagai rekahan yang sejajar terhadap arah gaya tekan aksial yang mengindikasikan lepasnya ikatan antarbutir dalam contoh batuan karena tarikan.  Tipe 2 menunjukkan deformasi brittle, sudah terlihat adanya deformasi plastis sebelum contoh batuan runtuh (seiring dengan naiknya tekanan pemampatan). Belahan yang berbentuk kerucut dengan arah aksial menunjukkan terjadinya tegangan kompresif, sedangkan belahan kerucut akan memiliki arah lateral ketika terjadi tegangan tarik.  Tipe 3 sudah mulai menunjukkan transisi dari brittle ke ductile. Penambahan tekanan pemampatan menyebabkan contoh batuan runtuh in shear. Shear runtuh terjadi ketika butiran yang terikat berpindah sepanjang bidang geser. Proses ini terjadi secara perlahan dari tarikan (tension) dan berakhir dengan geseran (shear).  Tipe 4 Karena tekanan pemampatan semakin naik, contoh batuan mulai terdeformasi secara ductile (laju deformasi semakin menurun) dan contoh batuan sudah mulai bersifat plastis.
  • 5.  Tipe 5 Apabila tekanan pemampatan dinaikkan kembali, contoh batuan akan bersifat sangat plastis dan akan sukar untuk mendapatkan kekuatan puncaknya. 3.3.3 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan dalam pengujian Triaxial diantaranya adalah : 1. Mesin Kuat Tekan 2. Bearing Plate 3. Ruber Jacket 4. Sistem hidrolik untuk memberikan tegangan keliling pada conto saat pengujian. 3.3.4 Prosedur Prosedur pengujian Triaxial diantaranya sebagai berikut : 1. Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran dimensi panjang minimal dua kali diameter percontoh. 2. Masukkan batuan percontoh kedalam rubber jacket, setelah dimasukkan keruber jacket kemudian contoh dimasukkan kedalam silinder besi yang berfungsi untuk menahan tegangan keliling untuk diberikan kepada contoh uji, contoh uji kemudian ditutup oleh flat dan dipasangkan di mesi uji kuat tekan. 3. Spesimen ditempatkan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan palt form, mesin dinyalakan sehingga spesimen tepat berada diantara plat baja 4. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral. 5. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik. 6. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen pecah. 7. Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan hasilnya dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya..
  • 6. 3.3.5 Rumus yang digunakan 1. Regangan = Perpendekan Axial x 0,01 / Lo 2. σ1 = Beban + Tekanan Samping (σ3) 3. σ1-σ3 = bebann – bebann-1 / A0
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Januar, Indra, 2012, Triaxial Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses tanggal 12 Maret 2014 (online). Rendy, 2011, “Pendahuluan Geologi Mekanika”, http://primaedu.wordpress. com/2011/08/05/ pendahuluan-geologimekanika/. Diakses tanggal 12 Maret 2014 (online). Fitra, Kurniawan , 2010, “UJI Triaxial”, http://geologiunpad 2010 wordpress.com/2011/10/24/pendahuluan-geologi-struktur/. Diakses tanggal 12 Maret 2014 (online).