Dokumen tersebut membahas tentang hal-hal penting terkait hamil di luar nikah dalam Islam. Pertama, janin hasil zina tidak boleh digugurkan karena tidak menanggung dosa orang tuanya. Kedua, laki-laki yang menyebabkan kehamilan tidak boleh menikahi wanita tersebut sampai melahirkan. Ketiga, pernikahan tidak menghilangkan dosa zina, pelaku harus bertaubat secara tulus.
1. 6 Hal Penting Tentang Hamil di Luar Nikah Abu Daud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Katsir dan Al-
Zina adalah perbuatan yang terlarang dalam semua Albani)
agama samawi. Karena hinanya dosa zina, Islam Maksud hadis di atas adalah seorang laki-laki dilarang
mengharamkan segala sebab yang bisa mengantarkan ‘mengairi’ (memasukkan air mani) ke rahim wanita,
pada perbuatan zina. Salah satunya adalah pacaran. yang di dalamnya terdapat janin orang lain. Padahal,
Penyakit akut yang telah menimpa remaja muslim saat janin yang berada di rahim si wanita, sama sekali
ini. Wajar saja, jika saat ini banyak gadis SMA dan bukanlah tanaman lelaki yang menzinainya. Karena hasil
mahasiswi yang tidak perawan. Allahul musta’an hubungannya sama sekali tidak dianggap sebagai
Diluar pembahasan dosa zina, ada beberapa hal perlu keturunannya.
diperhatikan terkait hamil di luar nikah:
Kelima, Pernikahan Tidaklah Menghilangkan Dosa Zina
Pertama, Janin Hasil Zina Tidak Boleh Digugurkan Dosa zina tidak bisa hilang hanya dengan menikah.
Bagaimanapun proses janin ini muncul, dia sama sekali Jangan sampai Anda punya anggapan bahwa dengan
tidak menanggung dosa orang tuanya. Baik dari hasil menikah berarti pelaku zina telah mendapatkan
zina maupun pemerkosaan. Karena itu, mengganggu ampunan. Dosa zina bisa hilang dengan taubat yang
janin ini, apalagi menggugurkannya adalah sebuah sungguh-sungguh. Seseorang akan tetap dianggap
kezaliman dan kejahatan. Allah berfirman, sebagai PEZINA selama dia belum bertaubat dari dosa
zina.
–
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan apabila anak-anak yang dibunuh itu ditanya,
dengan sebab dosa apakah dia dibunuh?” (QS. At- ال تائ بم نال ذن ب كم ن الذن بل ه
Takwir: 8 – 9)
“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, seperti
Bisakah Anda bayangkan, jawaban apa yang akan Anda orang yang tidak melakukan dosa.” (HR. Ibnu Majah,
sampaikan di hadapan Allah, ketika ditanya apa Baihaqi, dan dishahihkan Al-Albani)
alasanmu membunuh anakmu?
Untuk bisa disebut sebagai orang yang telah bertaubat,
, Wali Nikah (jika anak hasil zinanya adalah perempuan, dia harus membuktikan bentuk penyesalannya dalam
maka laki-laki yg menzinai ibu tersebut bukanlah kehidupannya, di antaranya:
sebagai wali)
Jika anak yang terlahir dari zina perempuan, maka anak Dia merasa sangat sedih dengan perbuatannya.
ini tidak punya wali dari pihak keluarganya. Karena dia Meninggalkan semua perbuatan yang menjadi pemicu
tidak memiliki bapak, sehingga tidak ada jalur keluarga zina, seperti melihat gambar atau film porno.
dari pihak bapak. Sementara wali nikah hanya ada dari Meninggalkan komunitas dan teman yang menggiring
pihak keluarga bapak. Karena itu, wali nikah pindah ke seseorang untuk kembali berzina. Seperti pergaulan
hakim (KUA). Penjelasan selengkapnya tentang wali bebas, teman yang tidak menjaga adab bergaul, suka
nikah telah dikupas di alamat: menampakkan aurat, dst..
http://konsultasisyariah.com/urutan-wali-nikah Berusaha mencari komunitas yang baik, yang menjaga
diri, dan hati-hati dalam pergaulan.
Keempat, Laki-Laki yang Menzinai Hingga Hamil, Tidak Berusaha membekali diri dengan ilmu syar’i. Karena
Boleh Menikahi Wanita Tersebut Sampai Melahirkan inilah yang akan membimbing manusia menuju jalan
Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda kebenaran.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Berusaha meningkatkan amal ibadah, sebagai modal
untuk terus bersabar dalam menahan maksiat.
ات وطأحام لح تى ت ضع
Keenam, Laki-Laki dan Wanita yang Berzina Tidak Boleh
“Wanita hamil tidak boleh diajak berhubungan sampai Menikah Sampai Bertaubat
dia melahirkan.” (HR. Abu Daud, Ad-Darimi, dan Allah mengharamkan laki-laki yang baik untuk menikah
disahihkan Al-Albani) dengan wanita pezina, dan sebaliknya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
Laki-laki yang berzina dengan wanita, bukanlah
suaminya. Sementara pengecualian yang boleh
melakukan hubungan badan dengan wanita hamil
adalah suami. Sebagaimana yang pernah di jelaskan di:.
Karena konsekwensi nikah, yaitu halalnya hubungan “Lelaki pezina tidak boleh menikah, kecuali dengan
badan, tidak ada. Oleh karena itu, nikah dalam kondisi wanita pezina atau wanita musyrik. Demikian pula
demikian hukumnya tidak sah. wanita pezina tidak boleh menikah kecuali dengan lelaki
pezina atau lelaki musyrik. Dan hal itu diharamkan bagi
Kemudian, dalil lain yang menunjukkan terlarangnya orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 3)
menikahi wanita hamil hasil zina adalah hadis dari
Ruwaifi’bin Tsabit Al-Anshari radhiallahu ‘anhu, Nabi Selama pelaku zina itu belum bertaubat dengan
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sungguh-sungguh maka gelar pezina akan senantiasa
melekat pada dirinya. Selama gelar ini ada, dia tidak
diperkenankan menikah dengan pasangannya, sampai
dia bertaubat.
“Tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan Allahu a’lam
hari akhir, untuk mengairi tanaman orang lain.” (HR.