1. Penelitian ini membuat adsorben dari pati ganyong melalui proses grafting dan pembesaran pori dengan aseton dan asam sitrat untuk menyerap logam berat Cu.
2. Adsorben yang dicuci dengan campuran aseton dan asam sitrat memiliki kapasitas penyerapan Cu terbaik antara 4-19 mg/g.
3. Komposisi asam akrilat lebih banyak dalam campuran dengan akrilamida menghasilkan penyerapan Cu terting
3.
Metode untuk mereduksi logam berat:
Presipitasi
Koagulasi
Pertukaran ion
Adsorpsi
Latar Belakang
4.
Adsorben Limbah yang dapat diadsorp
Karbon aktif Cr (VI), asam Benzoat, zat warna, Pb2+, Cd2+,
kresol, klorofenol
Zeolit Pb2+, Cu2+, Cd2+
Silika Pb2+, Cd2+, zat warna
Serbuk gergaji Zat warna
Baggase fly ash Cd2+
Resin polimer organik U(VI), Cu2+, Pb2+
Jerami gandum Zat warna
Hypercrosslinked
polymer
Fenol, aniline, benzene
Latar Beliakang
Adsorben
Sintetis
Sulit
dipisahkan
Mahal
Polimer
Alam
Melimpah
Terbarukan
Terbiodegradasi
6.
1
• Mempelajari metode pembuatan adsorben dari
pati ganyong dengan metode grafting, cross
linking, freezing dan aktivasi dengan asam sitrat.
2
• Mengetahui jenis monomer yang baik untuk
proses adsorpsi.
Tujuan Penelitian
7.
Adsorpsi
Perindahan massa dari fluida
ke permukaan padatan
adsorben
Difusi dari permukaan
padatan ke dalam pori
Perpindahan massa dari fluida
dalam pori ke dinding pori
Adsorpsi pada dinding pori
Fisika Kimia
8.
Luas permukaan dan Volume pori adsorben
Afinitas adsorben terhadap adsorbat
Karakteristik adsobat
Temperatur adsorbat
Dosis
Tekanan
Jenis Adsorbat: Ukuran molekul adsorbat dan Kepolaran
zat
pH
Waktu kontak antara adsorbat dengan adsorben
Pengadukan
Faktor yang mempengaruhi daya
adsorpsi
10.
Polarisabilitas (α)
Electronic Charge (q)
Van der Waals radius (r)
Ukuran Pori dan Bentuk Partikel Adsorben
Faktor Pembuatan Adsorben
Atom α Atom α Atom α
C 1,76 K 43,4 Co 7,5
N 1,10 Rb 47,3 Ni 6,8
O 0,802 Cs 59,56 Li+ 0,029
F 0,557 Mg 10,6 Na+ 0,180
S 2,90 Ca 22,8 K+ 0,840
Cl 2,18 Sr 27,6 Ca2+ 0,471
Br 3,05 Ba 39,7 Sr2+ 0,863
I 5,35 Al 6,8 Ba2+ 1,560
Li 2,43 Si 5,38
Na 24,08 Fe 8,40
12.
Modifikasi Pati
Teknik Modifikasi Pati Tujuan Utama Aplikasi
Pregelatinisasi Menghasilkan pati yang dapat terdispersi
(larut) dalam air dingin (bersifat instan)
Makanan bay, food powder, salad
dressing, cake mixes, pudding
Cross linking Menghasilkan pati dengan viskositas yang
stabil terhadap suhu tinggi, proses
pengadukan dan kondisi asam
Makanan kaleng yang diproses
pada suhu tinggi, pie filling, sup
Substitusi Menghasilkan pati yang tidak mengalami
retrogradasi, memperbaiki stabilitas
viskositas
Produk yang dibekukan
Hidrolisis dengan asam Menghasilkan pati dengan viskositas yang
rendah
Produk confectionery (permen
atau gum)
Kombinasi antara
substitusi dengan cross
linking
Menghasilkan pati yang tahan panas,
pengadukan dan asam serta kecenderungan
retrogradasi yang rendah
Saus, makanan beku
Grafting
Cross
Linking
13.
Umbi Ganyong
Komponen Satuan Jumlah
Kalori Kal 95
Protein g 1,0
Lemak g 0,1
Karbohidrat g 22,6
Kalsium mg 21
Fosfor mg 70
Besi mg 20
Vitamin B1 mg 100
Vitamin C mg 10
Air g 75
Bahan yang dapat
dimakan
% 65
14.
Pati Ganyong
Parameter Satuan Jumlah
Rendemen % 13,22
Air % 10,79
Amilosa % 39,30
Serat % 0,41
Konsistensi gel Lemah
Derajat keputihan % 63,50
Gelatinsasi:
- Waktu Menit 28,5
- Suhu °C 72,8
Granula pecah:
- Waktu Menit 40
- Suhu °C 90
Viskositas:
- Puncak Bu 780
- Suhu 50°C Bu 1760
- Balik Bu 980
15.
Logam Cu
Sifat Fisik Satuan
Densitas 8920 kg/m3
Kekuatan tarik 200 N/m2
Modulus elastisitas 130 GPa
Brinnel Hardness 874 MN/m2
Koefisien Ekspansi Termal 16,5 x 106/K
Konduktivitas Panas 400 W/MK
16.
Pembuatan kopolimer pati dengan metode single
freezing;
Pembesaran pori kopolimer.
Prosedur Penelitian
17.
Pembuatan kopolimer pati
dengan metode single freezing
Pati dan air
ditimbang
Campuran
dimasukkan pada
suhu 50°C dan
diaduk 400rpm
Suhu
dinaikkan dan
dibiarkan 25
menit
Suhu
diturunkan
dan gas N2
dialirkan
Monomer
dimasukkan
sesuai variasi
Inisiator dan
crosslinker
dimasukkan
Hidrokuionon
dimasukkan
Kopolimer
dimasukkan
ke freezer
Jenis Pati
Jenis
Monomer
Perbandingan
Pati dan
Monomer
Perbandingan
Monomer (Asam
Akrilat dan Akril
Amida)
Aktivasi
Jenis
Logam
Berat
Pati
Ganyong
Asam Akrilat
1:2
-
Tidak
diaktivasi
Cu
Akril Amida -
Asam Akrilat dan
Akril Amida
1:1
1:2
2:1
Pati
Ganyong
Asam Akrilat
1:2
-
Diaktivasi
asam sitrat
Cu
Akril Amida -
Asam Akrilat dan
Akril Amida
1:1
1:2
2:1
18.
Pembesaran Pori Kopolimer
Pembesaran
dengan Aseton
Pembesaran
dengan Campuran
Aseton dan Asam
Sitrat
Perbandingan
kopolimer dan
Larutan 1:4 (W:V)
Sonikasi 15
menit
Sentrifugasi
6000rpm selama
15 menit
Dikeringkan pada
60°C sampai
massa konstan
19.
Kadar air pati
Analisis %add-on
Analisis daya serap logam
Analisis
20.
No. Komponen Parameter Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run 5
1. Asam Akrilat
Pati :
monomer
1 : 2
31,68 ml - 15,8 ml 10,53 ml 21,06 ml
2. Akrilamida
Pati :
Monomer
1 : 2
- 32,7 g 16,35 g 21,81 g 10,99 g
Analisis Kadar Air
14,4%
500g
42,9g 457,1g
21.
Analisis Gugus Karboksilat
Analisis Kadar Nitrogen
Analisis %add-on0,4 g sampel ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas
kimia 50 ml
2 ml HCl 0,1 N ditambahkan dan diaduk selama 30 menit
Campuran di filtrasi dengan corong buchner
Cuci gelas dan filtrasi dengan air sampai filtrat bebas dari
klorida (dites dengan AgNO3 0,1%)
24 ml akuades ditambahkan ke sampel dalam gelas kimia
campuran dipanaskan pada water bath dengan air mendidih
selama 15 menit
Campuran ditambahkan indikator PP dan di titrasi dengan
NaOH 0,1 N
1 g sampel dimasukkan ke dalam tabung destruksi
7 g K2SO4 dan 0,8 g CuSO4 ditambahkan kedalam tabung
12 ml H2SO4 ditambahkan ke dalam tabung
Temperatur di set 440°C dan destruksi dilakukan selama 1,5 jam
70 ml akuades ditambahkan setelah dingin
60 ml larutan NaOH ditambahkan dan distilasi dilakukan
Distilat ditampung pada erlenmeyer yang didalamnya dimasukkan
25 ml larutan jenuh asam borat dan indikator BCG + MR
Campuran distilat dititrasi dengan HCl 0,01 N
kadar nitrogen dihitung
23.
Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan kurva standar
Penentuan konsentrasi Cu dalam sampel
Analisis Daya Serap
Logam Cu
1.220
1.240
1.260
1.280
1.300
1.320
1.340
1.360
550 570 590 610 630 650 670 690
Absorbansi
Panjang Gelombang (nm)
y = 0.0004x + 1.0132
R² = 0.9892
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Absorbansi
Konsentrasi (ppm)
24.
Hasil Adsorpsi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0% 33.33% 50% 66.67% 100%
Q(mgCu/gkopolimer)
%Asam Akrilat terhadap Akrilamida
Pembesaran dengan Aseton
Pembesaran dengan Aseton dan
Asam Sitrat
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
7.43% 26.69% 25.27% 24.01% 24.59%
Q(mgCu/gkopolimer)
%add-on total
Pembesaran dengan Aseton
Pembesaran dengan Aseton dan
Asam Sitrat
25.
Adsorben yang dicuci dengan campuran aseton dan asam
sitrat mempunyai daya serap terhadap logam yang paling
baik dengan rentang daya serap sebesar 4-19 mg Cu/g
kopolimer.
Adsorben yang mempunyai komposisi asam akrilat lebih
banyak (2:1) ketika dicampur dengan akrilamida
mempunyai daya serap terhadap logam yang paling baik
yaitu sebesar 18,56 mg Cu/g kopolimer.
Pada adsorben dengan kandungan monomer murni, hasil
daya serap yang paling baik adalah adsorben dengan
kandungan akrilamida saja dengan daya serap logam
sebesar 13,61 mg Cu/g kopolimer.
Kesimpulan
26.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap
perbandingan mol dari akrilamida yang lebih
bervariasi, namun dengan asam akrilat tetap lebih
banyak.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap jenis
logam lain yang dapat diserap oleh adsorben yang
telah dibuat.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap jenis
pati lain untuk membandingkan kapasitas adsorpsi
dari adsorben yang telah dibuat ini.
Saran
Proses industri menghasilkan limbah
Limbah ada 3, padat, cair, gas
Pada proses industri tertentu biasanya ada logam berat di limbah cairnya
Namun, metode tersebut kurang ekonomis untuk diterapkan di negara berkembang
Cara yang murah untuk digunakan di negara berkembang adalah proses adsorpsi, yang merupakan teknik pemurnian dan pemisahan yang cukup efektif dan ekonomis diterapkan dalam industri untuk pengolahan air dan limbah
Adsorben sintetis sulit dipisahkan antara limbah dengan adsorbennya dan mahal
Baru-baru ini, banyak pendekatan telah dipelajari untuk pengembangan adsorben yang lebih murah dan lebih efektif, yaitu yang mengandung polimer alam (polisakarida seperti kitin, dan pati dan turunannya)
Pada tabel jenis adsorben yang digunakan dalam pengolahan limbah dan juga limbah yang dapat diadsorp oleh adsorben tersebut
Adorpsi adalah proses perpindahan massa pada permukaan pori yang ada pada padatan adsorben. Perpindahan massa terjadi pada batas antara dua fasa
Adsorpsi dapat terjadi pada antarfasa padat-cair, padat-gas atau gas-cair
adsorpsi fisika, molekul-molekul yang teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan ikatan yang lemah. Adsorpsi fisika terjadi bila gaya intermolekular lebih besar dari gaya tarik antar molekul. Adsorpsi ini berlagsung cepat, dapat membentuk beberapa lapisan dan dapat bereaksi balik (reversible), sehingga molekul-molekul yang teradsorpsi mudah dilepaskan kembali dengan tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut
adsorpsi kimia, molekul-molekul yang teradsorpsi pada permukaan adsorben bereaksi secara kimia, karena teradapat reaksi antar molekul adsorbat dengan adsorben yang membentuk ikatan kovalen dengan ion
Luas permukaan adsorben yang semakin besar akan membuat semakin banyak adsorbat yang dapat diserap, sehingga proses adsorpsi menjadi semakin efektif
Dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk pori, polaritas dan reaktivitas. Ukuran pori adsorben yang selektif terhadap adsorbat akan lebih efisien. Substansi yang non- polar akan lebih mudah untuk diadsorpsi daripada substansi yang memiliki sifat polar
Densitas dan berat molekul, Kemurnian adsorben, Tekanan uap, Konsentrasi, Adanya senyawa lain sebagai kompetitor, Reaktifitas adsorbat
Berkurangnya termperatur akan menambah jumlah adsorbat yang teradsorpsi demikian pula sebaliknya
Semakin banyak adsorben yang dimasukan maka semakin banyak permukaan yang dapat menyerap adsorbat
Kenaikan tekanan adsorbat dapat menaikan jumlah yang diadsorpsi
molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul-molekul yang diameternya lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben. Molekul-molekul yang lebih polar dapat menggantikan molekul-molekul yang kurang polar terlebih dahulu teradsorpsi
Senyawa asam organik lebih dapat diadsorpsi pada pH rendah.Sebaliknya basa organik lebih dapat diadsorpsi pada pH tinggi
Waktu kontak yang lama memungkinkan proses difusi dan melekatnya molekul zat terlarut yang teradsorpsi berlangsung lebih baik
Pengadukan dilakukan untuk mengoptimalkan kontak antara adsorbat dengan adsorben sehingga proses adsorpsi dapat berlangung lebih baik. Kecepatan pengadukan akan menentukan waktu kontak antara adsorben dengan adsorbat
Adsorben adalah zat padat yang mempunyai kemampuan menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida
Adsorben bersifat spesifik dan terbuat dari bahan yang berpori. Adsorpsi biasanya berlangsung pada dinding pori atau pada letak tertentu pada partikel adsorben. Oleh karena itu luas area pori adsorben biasanya lebih besar dibandingkan dengan luas area permukaan partikel adsorben
Adsorben polar: Disebut adsorben hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif dan zeolit
Adsorben non polar: Disebut adsorben hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif
potensial interaksi dispersi dengan permukaan atom meningkat dengan polarisabilitas atom permukaan. Polarisabilitas meningkat seiring dengan meningkatnya berat molekul pada golongan yang sama dan menurun dengan meningkatnya berat atom pada baris yang sama pada tabel periodik
Untuk padatan ionik muatan terdistribusi pada permukaan, muatan positif dan negatif dapat saling mengimbangi ketika berjarak dekat. Pada umunya anion bermuatan lebih besar dibandingkan dengan kation. Akibatnya, permukaan memiliki muatan negatif
r merupakan jarak antara pusat dari atom yang berinteraksi dan merupakan jari-jari Van der Waals. Oleh karena itu, jari-jari Van der Waals ion di permukaan penting. Karena jari-jari ionik menentukan jarak r yang memiliki efek yang kuat pada interaksi elektrostatik
Interaksi antara molekul dan permukaan padat yang datar lebih besar karena molekul berinteraksi dengan semua atom yang berdekatan di permukaan, dan interaksi ini di asumsikan aditif berpasangan. Untuk silinder dan bola, potensinya masih besar karena permukaan atom yang lebih berinteraksi dengan molekul adsorbat
Pati adalah homopolimer glukosa dengen ikatan α-glikosidik
Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin
Amilosa adalah bagian polimer dengan ikatan α-(1,4) glikosidik dari unit glukosa dan pada setiap rantai terdapat 500-2000 unit D-glukosa, membentuk rantai lurus yang umumnya dikatakan sebagai linier dari pati
Amilopektin adalah bagain polimer dengan ikatan α-(1,4) glikosidik dan α-(1,6) glikosidik pada percabangannya. Pada setiap cabang terdiri atas 25-30 unit D-glukosa
Pati murni mempunyai keunikan tersendiri di dalam strukturnya. Pati diberi perlakuan tertentu dengan tujuan menghasilkan sifat yang lebih baik untuk memperbaiki sifat yang sudah ada atau merubah beberapa sifat sebelumnya atau sifat lainnya
Reaksi grafting adalah reaksi penggabungan monomer yang bertindak sebagai side chain dengan polimer yang bertindak sebagai back bone
cross linking adalah proses yang dilakukan dengan cara mereaksikan pati dengan senyawa bi- atau polifungsional yang dapat bereaksi dengan gugus –OH pada struktur amilosa atau amilopektin sehingga dapat membentuk ikatan silang yang menghubungkan satu molekul pati dengan molekul pati lainnya
Pati yang dimodifikasi dengan cross linking lebih sulit mengalami gelatinisasi tetapi lebih stabil selama pemanasan (tidak mengalami viscosity breakdown). Pati cross linking juga lebih tahan kondisi asam, pemanasan dan pengadukan sehingga sesuai digunakan untuk produk yang diproses dengan suhu tinggi, kondisi asam atau pengadukan yang kuat
Ganyong (Canna edulis kerr.) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Rhizoma atau umbinya dapat dimakan dengan mengolahnya terlebih dahulu atau untuk diambil patinya
Tabel komposisi Kandungan Gizi dalam 100 g Ganyong
Ganyong merupakan sumber karbohidrat yang besar, dimana kandungan karbohidratnya mengandung 93,79% pati dan sekitar 10% gula (glukosa dan sukrosa). Pati yang dihasilkan berupa serbuk berwarna kekuningan dan mengkilat
Logam Cu digolongkan kedalam logam berat esensial dalam konsentrasi yang sangat kecil, akan tetapi bila pada konsentrasi tinggi logam Cu akan menjadi racun bagi organisme hidup. Logam berat dapat terakumulasi dalam media dan walaupun berada pada konsentrasi yang sangat rendah, logam berat dapat bersifat toksik
merupakan suatu unsur kimia yang ada dalam tabel periodik. Dalam bahasa latin tembaga disebut Cuprum. Cu mempunyai nomor atom 29, bernomor massa 63,54 dan merupakan unsur logam dengan warna kemerahan. Cu adalah konduktor listrik panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat. Cu murni mempunyai sifat halus dan lunak. Apabila dioksidakan Cu merupakan besi lemah. Cu mempunyai warna kemerahan karena memantulkan cahaya merah dan jingga serta menyerap frekuensi lain dalam spectrum tampak
Pembuatan kopolimer pati meliputi reaksi grafting, cross linking dan freezing. Tujuan proses ini adalah pembentukan material yang mempunyai jaringan 3 dimensi. Reaksi grafting pati ganyong menggunakan dua jenis monomer (asam akrilat dan akrilamida) dan pada proses cross linking digunakan N,N’-metilenbisakrilamida
inisiator fenton (Fe2+/H2O2) yang berfungsi untuk membentuk radikal bebas pada reaksi
Pada reaksi kopolimerisasi juga ditambahkan MBAM yang bertujuan untuk mengikat rantai polimer melalui ikatan kovalen dan membentuk struktur tiga dimensi yang mencegah kopolimer larut dalam air
Pati yang baru terbentuk langsung dibekukan karena mempunyai sifat retrogradasi, dimana sifat ini dapat menyebabkan mengecilnya pori yang sudah terbentuk karena air yang ada di dalam struktur akan keluar dan menyebabkan pati menjadi tidak terlarut. Proses freezing ini bertujuan untuk membantu pembesaran pori kopolimer. Dengan adanya pembekuan, diharapkan pori kopolimer akan mengembang. Karena volume air akan lebih besar ketika dalam keadaan beku
Pada pemebesaran pori kopolimer dilakukan dengan proses sonikasi dan dilakukan dengan 2 variasi yaitu pembesaran pori kopolimer dengan aseton dan pembesaran pori kopolimer dengan campuran aseton dan asam sitrat. Pada pembuatan kopolimer ini biasanya dilakukan penetralan dengan NaOH, namun pada penelitian ini tidak dilakukan dengan maksud untuk menggunakan sisi aktif yang ada untuk mengikat ion logam Cu.
Setelah dibekukan, kopolimer dikeluarkan dan kemudian dicuci dengan aseton dengan perbandingan 1:4 (10 g kopolimer dengan 40 ml aseton)
Pencucian dengan aseton ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sisa monomer dan homopolimer yang ada dalam pori kopolimer dan juga membantu membersihkan air yang telah dibekukan yang ada di dalam pori kopolimer
campuran aseton dan asam sitrat dengan tujuan untuk membantu mengikat ion logam yang lebih banyak
Pencucian kopolimer dengan campuran aseton dan asam sitrat dilakukan dengan menimbang 0,09 g asam sitrat untuk 10 ml aseton
Pada pencucian dengan campuran asam sitrat, pencucian dilakukan 2 kali, yaitu dengan campuran aseton dan asam sitrat dan kemudian dengan aseton saja, untuk menghilangkan asam sitrat yang tidak bereaksi pada pencucian pertama.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang ada dalam pati ganyong dan kadar air ini dipakai untuk menghitung jumlah mol pati dan monomer yang digunakan dalam penelitian
didapat kandungan air dalam pati adalah sebesar 14,4%
Dengan total campuran 500 g dan konsentrasi pati sebesar 7,5% maka pati yang digunakan adalah sebesar 42,9 g dan air yang digunakan adalah sebesar 457,1 g
Analisis karboksilat: pertama sampel dicampur dengan HCl dan diaduk. Setelah diaduk, harus dicuci dengan akuades sampai bebas HCl. Kandung HCl dites dengan AgNO3. Setelah bebas HCl sampel ditambah akuades dan indikator pp. dipanaskan pada waterbath dengan suhu air mendidih selama 15 menit. Kemudian dititrasi dengan NaOH sampai berwarna pink
Analisis kadar nitrogen dengan metode kjeldahl untuk akrilamida dilakukan untuk mengetahui persentase akrilamida yang ada dalam kopolimer berdasarkan jumlah N yang ada dalam kopolimer. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat kjeldahl FOSS. Hasil analisis dikonversi menjadi kadar nitrogen.
Kandungan monomer yang ada dalam kopolimer akan semakin banyak jika monomer yang dicampur kedalam kopolimer semakin banyak didalam campuran. Dalam hal ini, asam akrilat yang semakin banyak menunjukkan bahwa semakin banyak asam akrilat maka %add-on yang ada akan semakin tinggi. Pada akrilamida, hasil yang didapat bervariasi, tidak menunjukkan hasil yang seharusnya. Hal ini disebabkan ketika, pencampuran bahan kimia pada saat analisis dilakukan, ada nitrogen yang lepas ke udara.
Analisis daya serap logam Cu dilakukan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari adsorben yang telah dibuat. Analisis daya adsorpsi dilakukan dengan mengukur konsentrasi awal dan akhir dari larutan yang mengandung logam Cu
Kadar dari Cu dalam larutan diukur dengan menggunakan UV-Vis spectroscopy
Larutan Cu mempunyai warna yang bening, karena itu larutan Cu harus dikomplekskan terlebih dahulu dengan NH3 sehingga membentuk kompleks Cu(NH3)42+ dan membuat warna larutan menjadi kebiruan
Panjang gelombang maksimum menggunakan larutan dengan konsentrasi 1000 ppm dan diukur absorbansinya pada rentang λ 550-700 nm. Dari pengukuran didapat nilai %T terendah pada nilai λ 610 nm
membuat kurva standar dari larutan Cu dengan rentang konsentrasi 100-1000 ppm, dengan 0 ppm sebagai blanko (akuades)
Penentuan daya serap logam berat dilakukan dengan membuat konsentrasi awal sebesar 500 ppm. Dosis dari adsorben yang digunakan untuk analisis ini adalah 0,5 g. Daya adsorpsi diuji pada kondisi temperatur 25°C dengan pengadukan 150 rpm selama 30 menit
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa adsorben yang pembesaran porinya dilakukan dengan pencucian aseton dan asam sitrat mempunyai hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya dicuci dengan aseton saja
Logam dapat lebih banyak diserap oleh adsorben jika mempunyai gugus yang bermuatan negatif seperti karboksil dan hidroksil. Hal ini mempengaruhi ketika adsorben yang dicuci dengan campuran aseton dan asam sitrat dapat menyerap logam lebih banyak jika dibandingkan dengan yang dicuci hanya dengan aseton saja yang dikarenakan asam sitrat mempunyai gugus asam karboksil
Dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa daya serap terbesar dari kedua variasi larutan untuk pembesaran pori kopolimer adalah ketika jumlah dari asam akrilat diperbanyak
Hal ini dikarenakan asam akrilat ketika di-grafting dengan pati akan membentuk matriks yang lebih terbuka, sehingga logam yang diserap bersamaan dengan air dapat diserap dengan mudah namun lebih mudah keluar kembali dari matriks kopolimernya
Ketika akrilamida di-grafting pada pati, matriks yang terbentuk lebih kompak. Hal ini berpengaruh pada penyerapan logam. Logam lebih mudah disearap, namun tidak mudah keluar kembali dari matriks kopolimer
Hal ini dimanfaatkan ketika kedua monomer dicampurkan. Gugus karboksil pada asam akrilat untuk lebih mudah menyerap logam dan akrilamida untuk lebih mengompakkan matriks kopolimer. Dan hasil penyerapan lebih baik lagi ketika pembesaran pori adsorben dilakukan dengan pencucian campuran larutan antara aseton dan asam sitrat.
Inisiasi merupakan tahap pembentukan ikatan baru monomer dengan monomer utama(backcbone) dan membentuk pusat aktif baru,monomer yang membentuk pusat aktif disebut inisiator.ketika dipanaskan inisiator akan membentuk radikal bebas
Propagasi adalah tahap dimana radikal bebas yang telah terbentuk pada tahap Inisiasi akan menyerang ikatan rangkap pada monomer sehingga terjadi reaksi adisi,elektron dari ikatan rangkap akan berubah menjadi radikal baru
Seharusnya tahap propagasi akan terus terjadi hingga jumlah monomer (inisiator) habis,namun radikal bebas selain akan mengadisi ikatan rangkat juga akan berikatan satu sama lain sehingga proses kopolimer berhenti.tahap terminasi terjadi karena adanya coupling sehingga terbentuk kopolimer graft