2. Modal Kerja
• Modal Kerja (working capital) diperlukan
perusahaan untuk menjalankan aktivitas atau
operasi sehari-harinya.
• Modal kerja ini digunakan untuk: membayar
upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan
mentah, membayar persekot dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya.
3. James C Van Harne (1997;214)
• Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar –
Kewajiban lancar
• Modal Kerja Kotor = investasi perusahaan
dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan
persediaan.
4. J. Fred Weston (1991; 157)
Modal Kerja adalah investasi perusahaan dalam
harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga
jangka pendek, piutang dan persediaan.
5. Bambang Riyanto (1995;7)
Tiga konsep pengertian modal kerja:
1. Konsep kuantitatif
2. Konsep kualitatif
3. Konsep fungsional
6. 1. Konsep Kuantitatif
• Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas
dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva
lancar.
7. 2. Konsep kualitatif
• Modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah
hutang lancar dan hutang yang segera harus
dibayar.
9. Jenis Modal Kerja
1. Modal Kerja permanen (permanent working
capital) modal kerja yang harus terus ada
pada perusahaan untuk dapat terus
menjalankan fungsinya.
Modal kerja permanen ada dua:
1. Modal kerja primer
2. Modal kerja variabel
10. Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja
tergantung pada besar kecilnya:
1. Periode perputaran/periode terikatnya
modal kerja
2. Pengeluaran kas rata-rata tiap hari
11. Unsur – unsur Modal Kerja
1. Sifat/Jenis Perusahaan
2. Waktu yang diperlukan
3. Cara/syarat pembelian dan penjualan
4. Tingkat perputaran persediaan
5. Tingkat perputaran piutang
6. Siklus usaha
7. Resiko kemungkinan penuran harga aktiva lancar
8. Musim
12. Sumber Modal Kerja perusahaan dapat berasal
dari:
1. Hasil Operasi perusahaan
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat
berharga (investasi jangka pendek)
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham / obligasi
13. Modal kerja dapat bertambah apabila:
1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal
dari laba maupun adanya pengeluaran modal
saham atau tambahan investasi dari pemilik
perusahaan
2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva
tetap yang diimbangi dengan bertambahnya
aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva
tetap maupun melalui proses depresiasi
3. Adanya penambahan hutang jangka panjang
baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau hutang
jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar.