1. Tugas Kelompok
ASKEB V (KOMUNITAS)
“MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PELAYANAN KEBIDANAN DI
KOMUNITAS”
OLEH KELOMPOK 5 :
ANITA KURNIA
RISNA
BAHRIANI
SITI SAKINA
AMDIANA RAHMI
MARSELINA HESTIANA TATIK
II D KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY MAKASSAR
2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PELAYANAN KEBIDANAN DI
KOMUNITAS”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah KB di STIKes MEGA REZKY MAKASSAR.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Makassar, 10 April 2015
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................... ……………..
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................
B. RUMUSAN MASALAH….............................................................................
C . TUJUAN......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI .........................
B. MONITORING DAN EVALUASI DALAM KEBIDANAN KOMUNITAS ..
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................
B. SARAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di masyarakat dilakukan melalui kegiatan pengawasan,
pengendalian, dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan, monitoring, dan
evaluasi. Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan.
Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang
dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini
adalah sebuah data dan informasi yang berharga serta bernilai bila menggunakan metode
yang tepat dan benar. Seperti sebuah ungkapan “ catat apa yang dikerjakan dan kerjakan
apa yang dicatat ”. jadi data dan informasi ini merupakan sebuah unsure terpenting dalam
sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau
perkembanganorganisasitersebut. Kemudian sebagai bidan komunitas kita perlu rasanya
mengetahui tentang kohort, baik itu kohort ibu, bayi maupun balita. Karena dengan
kohort tersebut yang dapat mempermudah kita dalam membuat laporan dalam tiap
bulannya dan membantu kita dalam mengetahui apakah program kita di daerah tersebut
mencapai target atau tidak.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi ?
b. Bagaimana Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan Di Komunitas.?
c. Bagaimana cara pengisian kohort pada ibu dan balita?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian monitoring dan evaluasi.
b. Untuk mengetahui Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan Di
Komunitas.
c. Untuk mengeahui cara pengisian kohort pada ibu dan balita.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Monitoring Dan Evaluasi
1. Monitoring (Pengawasan)
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektif program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran.
Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan dan melibatkan
pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan. Pengawasan juga dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau
pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnyamemberikan pengarahan-
pengarahan sehingga tujuan yang ditetapkandapat tercapai.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian social untuk secara sistematis
menginvestigasi efektifitas program. /Menilai kontribusi program terhadap
perubahan (Goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau
perluasan program (rekomendasi).
Evaluasi memerlukan desain studi/penelitian,terkadang membutuhkan kelompok
kontrol atau kelompok pembanding, melibatkan pengukuran seiring dengan
berjalannya waktu,dan melibatkan studi/penelitian khusus.
3. Perbedaan dan Persamaan Monitoring dan Evaluasi
a. Kaitan antara Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil dari
monitoring dan digunakan untuk kontribusi program.
b. Monitoring bersifat spesifik program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya
dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan
dari Evaluasi adalah evaluasi efektifitas dan cost effectiveness.
6. B. Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
a. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita.
b. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di
rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
c. Jenis Register Kohort
a) Register kohort ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin,
serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan
yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi
baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
b) Register kohort bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatanbayi, termasuk neonatal.
c) Register kohort balita
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai
dengan 5 tahun
Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang
paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber
daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.
Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi
dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu
komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan
desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di
Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
7. d) Cara pengisian kohort
Ibu
KOLOM PENGISIAN
1 Diisi nomor urut,
2 Diisi nomor indeks dari famili folder
3 Diisi nama ibu hamil,
4 Diisi nama suami ibu hamil,
5 Diisi alamat ibu hamil,
6 Diisi umur ibu hamil,
7 Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam minggu/tanggal HPL,
8 Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
9 Paritas diisi Gravida
10 Diisi bila jarak kahamilan < 2 tahun
11 Diisi bila BB ibu < 45 kg, lila < 23,5 cm,
12 Diisi bila TB ibu < 145 cm,
13 sd 17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi, HB
diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya,
18 Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh
tenaga kesehatan
19 Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non NAKES,
20 sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.
23 sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut : K I :Kontak pertama
8. kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan I s/d 5 bulan dengan rambu-
rambu O dan secara langsung juga akses dengan rambu-rambu ◙. K4 : Kunjungan ibu
hamil yang keempat kalinya. Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-1–2 atau 0-2-
2 dengan rambu-rambu Δ Perhatian : K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7 bulan Pada ibu
hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu 6
bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilangan K4. Pada ibu hamil yang
awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita karena
untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan sekaligus Akses
apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas Akses :Kontak pertama
kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan rambu-rambuΟ
35 Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan
36 Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes, ,
37 Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus
38 Diisi lahir mati
39 Diisi BB bila BBL < 2500 gram
40 Diisi BB bila BBL > 2500 gram
41 Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat,
42 Dijelaskan sakitnya,
43 Diisi sebab kematiaannya
44 Diisi v (rumput),
45 Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan
9. Balita
KOLOM PENGISIAN
1 Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut
ibu pada register kohort ibu..
2 Disi nomor indeks dari Family Folder
3 sd 7 3sd 7 jelas.
8 sd 31 diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi
32 sd 35 diisi tanggal pcmberian vit A bulan februari dan Agustus
36 Diisi tanggal bila ditemkan sakit.
37 Diisi penyebab sakit
24 sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi.
36 Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
37 Diisi penyebab kematian bayi tersebut.
38 Diisi tanngal meninggal
39 Diisi sebab meninggal
40 Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang.
41 Diisi jenis kelainan tumbuh kembang
42 Diisi bila ada kcterangan penting tentang balita tersebut.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan
PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk
memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara
terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa
yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. Penyajian PWS-KIA juga dapat
dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong
setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan
pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis, sehingga semua
masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI rdan AKB
akan turun sesuai harapan.Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan
desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil
lersebut mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu
dan anak yang dikandung.
10. Dalam memantau program kesehatan ibu ,dewasa ini digunakan indikator cakupan
,yaitu :cakupan layanan Antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan
antenatal),cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan kunjungan neonatus /nifas
.Untuk itu ,sejak awal tahun1990-an telah digunakan alat pantau berupa Pemantauan
Wilayah Setempat –Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA) ,yang mengikuti program jejak
imunisasi. Dengan adanya PWS KIA,data cakupan layanan proram kesehatan Ibu dapat
diperoleh setiap tahunnya dari semua propinsi.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas Individu (ibu dan anak), keluarga dan masyarakat.
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita
di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu
Bidan berperan sebagai pendidik, pengelola, pelaksana, peneliti, pemberdaya, advokat,
kolaborator dan perencana.
Jaringan kerja kebidanan komunitas antara lain puskesmas/ puskesmas pembantu dimana bidan
sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu, BPS ataupun rumah pasien sebagai
pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana.
B. Saran
Seorang bidan komunitas harus mampu menggunakan kohort, karena kohort tersebut
yang dapat membantu kita dalam menjalankan program dan melihat apakah program
yang telah kita programkan berhasil berjalan dengan baik atau tidak
Sebagai seorang bidan apalagi yang ditempatkan di komunitas hendaknya kita dapat
dan harus melakukan pencatatan dan pelaporan untuk membatu kita dalam
mempertanggungjawabkan program kita.
12. DAFTAR PUSTAKA
IBI.2006.Standar Pelayanan Kebidanan buku 1.jakarta :Pengurus Pusat IBI
Cronk,Mary,dkk.1989. Community Midwifery.Jordan Hill,Oxford : Athenaeum press Ltd
Runjati.2013.Asuhan Kebidanan Komunitas.Jakarta : EGC
Kemenkes RI.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukkan. Jakarta.
http://putriandesta6.blogspot.com/2014/01/monitoring-dan-evaluasi-
hasil.html#sthash.P0N1pHhQ.dpuf