SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                        Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                   Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono



               Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo
                       Yuyun Qomariyah1 ; Eko Dein Kirman2 dan Agus Dwi Wicaksono3
           1
            Alumni Perencanaan Wilayah dan Kota Brawijaya Malang, Telp 081333367047, email:
                                                yuyun_qoma@yahoo.co.id
 2
  Alumni Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang, Telp 081347006426, email: edeink3@gmail.com
             3
              Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Brawijaya Malang, Telp 0811360362, email:
                                               dwi_wicaksono@yahoo.co.id


                                                Abstrak

      Perkembangan Kota Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara cenderung
      memiliki ritme perkembangan yang cukup tinggi, selain sebagai pusat pemerintahan Kota
      Tobelo juga berfungsi sebagai kota pendidikan, pariwisata, perdagangan dan pusat
      transportasi dengan keberadaan Pelabuhan Tobelo. Secara geografis Kota Tobelo
      merupakan kota pantai karena letaknya berada di pesisir Teluk Galela. Kota Tobelo
      adalah salah satu kota yang pernah diduduki oleh Portugis dan Belanda hal ini terbukti
      dari arsitektur bangunan di pusat Kota Tobelo didominasi dengan bangunan beratap
      tinggi baik untuk bangunan pertokoan maupun pergudangan. Penggunaan ruang di Kota
      Tobelo cenderung didominasi penggunaan ruang secara optimum dimana konsep ground
      figurative mendominasi kawasan karena tingginya nilai ekonomi kawasan.
      Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada khasanah kearifan lokal dan potensi
      alam yang ada di dalamnya. Berdasarkan telaah potensi kearifan lokal perancangan
      kawasan Kota Tobelo dengan tetap mempertahankan konsep kota tua yang didominasi
      oleh arsitektur bangunan peninggalan Portugis yang sudah terakulturasi dengan
      arsitektur Belanda dan arsitektur local Tobelo yaitu Hibualamo. Sedangkan berdasarkan
      potensi alami yang ada perancangan Kota Tobelo adalah pengembangan kota dengan
      konsep Water Front City. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
      metode analisis deskriptif evaluative, Internal Factor Analysis Strategy dan Eskternal
      Factor Analysis Strategy. Sehingga didapatkan konsep dasar perancangan Kota Tobelo
      adalah “ Pengembangan Kota Tua Tobelo dengan Konsep Water Front City yang
      Nyaman dan Berwawasan Lingkungan”.

      Kata Kunci: kota tua, arsitektur local, water front city


                                         I.   PENDAHULUAN

         Sebagai bagian dari lingkungan kota beberapa kawasan diantaranya memiliki pertumbuhan
fisik yang cepat namun berkembang kurang tertib, tidak selaras dan serasi dengan lingkungannya,
sehingga kawasan tersebut menjadi tidak produktif. Mengingat potensi serta kecenderungan
pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi di daerah perkotaan/urban, maka prioritas
penanganan/penataan terutama dilakukan pada kawasan yang padat, daerah pusat perdagangan,
permukiman campuran, atau pada kawasan yang kondisi geografisnya memerlukan perhatian khusus
atas pertimbangan keamanan serta keserasiannya terhadap lokasi setempat (misal daerah tepian air
/water front, perbukitan dan sebagainya).
         Pada umumnya kota-kota yang berdampingan dengan wilayah perairan memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan yang mengitari areal pelabuhan atau daerah yang merupakan titik
pertemuan beberapa sungai. Perkembangan ekonomi dan atrioti serta tingginya tingkat populasi
seringkali berkontribusi membentuk kawasan perkotaan yang padat dan kumuh yang tidak terkontrol
sehingga berdampak buruk pada kawasan tepi perairan (waterfront area). Lambat laun perkembangan
urban waterfront mengalami perubahan dan sering diasosiasikan sebagai ledakan tak beraturan yang
menyebar ke segala arah akibat aktivitas bangunan-bangunan atrio yang beralih fungsi, Mulai dari
agrikultur, atrioti hingga pusat-pusat komersial. Bila dibandingkan dengan kekayaan potensi yang
dimilikinya, akan tampak kawasan waterfront sangat miskin terhadap perencanaan (planning) dan
desain ruang (designed spaces). Kawasan tepi perairan sangat sedikit memiliki akses atau hubungan
(linkage) dengan kawasan-kawasan dalam kota dan sering dijumpai penataan lansekap serta
peneduhan yang buruk. Kawasan waterfront pun cenderung menjadi kawasan berpolusi dan beresiko
banjir. Penyebab utama masalah-masalah ini antara lain:
LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                8
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                     Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono


1)     Kurangnya perhatian terhadap elemen air sebagai bagian pembentuk sejarah sebuah kota
2)     Perencanaan kebijakan yang tidak tanggap
3)     Desakan ekonomi
4)     Kurangnya kepedulian masyarakat
           Indonesia sebagai atrio kepulauan memiliki catatan sejarah sebagai atrio bahari dengan
kehandalan nenek moyangnya sebagai bahariawan yang tangguh. Beberapa kota-kota pantai seperti
Tuba, Gresik, Ambon, Ternate dan Makasar              merupakan kota-kota pantai yang memiliki
perkembangan cukup pesat, karena kota pantai tersebut merupakan pusat kegiatan perekonomian
kawasan sekitarnya. Sebagai kawasan yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi dan memiliki
percepatan pertumbuhan kawasan yang cenderung linear dari tahun ke tahun maka perkembangan
kawasan pada kota-kota pantai tersebut tertuju           atriot daratan, meninggalkan pantai dan
pelabuhannya terbengkalai dan tidak berkembang sebagaimana mestinya. Perkampungan nelayan
menjadi semakin kumuh dan perekonomian penghuninya pun menurun. Pantai dan pelabuhan tidak
lagi menjadi primadona dalam konteks perkembangan kota.
           Kini kesadaran konservasi arsitektur dan revitalisasi kota pantai di Indonesia kian marak
seiring dengan merebaknya isu global seperti Climate Change, Global Warming and the Built
Environment. Kota Tobelo sebagai kota yang terletak di Laut Halmahera memiliki potensi fisik sebagai
kota pantai serta potensi sejarah yang cukup kuat dengan masih ditemukannya bangunan-bangunan
peninggalan masa penjajahan, baik yang masih asli maupun yang sudah disesuaikan dengan kondisi
setempat. Kepulauan Maluku yang dahulu terkenal sebagai Negeri Rempah-rempah telah menarik
minat bangsa Arab, Tionghoa, Portugis dan Belanda untuk singgah. Bangunan-bangunan lama
bergaya arsitektur atrioti sisa masa penjajahan bangsa Portugis (1512) dan Belanda (1605) dapat
ditemukan di Ternate, Tidore hingga Tobelo. Tiap-tiap bangsa yang pernah menduduki Tobelo
memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam perkembangan Kota Tobelo, baik dalam penataan
ruang perkotaan hingga arsitektur bangunan, sehingga dapat ditemui bangunan-bangunan yang
merupakan hasil akulturasi budaya antara kebudayaan local Tobelo (hibualamo) dengan kebudayaan
yang dibawa oleh bangsa penjajah (Belnda dan Portugis)
           Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada konsep Waterfront City dengan
mengintegrasikan penerapan arsitektur atri yang bersumber dari arsitektur tradisional dan arsitektur
   atrioti. Sehingga generasi mendatang tetap mengetahui sejarah Kota Tobelo dan tercapainya
motivasi tunggal dari konservasi arsitektur yaitu semangat atriotism untuk mengenang jasa dan
kejayaan para pahlawan, yang kemudian muncul motivasi-motivasi baru seperti pendidikan,
lingkungan, keindahan dan profit. Dengan demikian, fungsi Kota Tobelo sebagai kota pendidikan,
pariwisata, perdagangan dan pusat transportasi dapat tercapai.


                                 II.   TINJAUAN WATERFRONT

Definisi Waterfront
         Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut,
bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). Sedangkan, urban
waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah
perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan (Wrenn, 1983). Dari kedua
pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak di
dekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan
aktivitas pada area pertemuan tersebut.

Jenis-Jenis Waterfront
         Berdasarkan tipe proyeknya, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu konservasi,
pembangunan kembali (redevelopment), dan pengembangan (development). Konservasi adalah
penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap
dinikmati masyarakat. Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront
lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau
membangun kembali fasilitasfasilitas yang ada. Development adalah usaha menciptakan waterfront
yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.
Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu mixed-used waterfront,
recreational waterfront, residential waterfront, dan working waterfront (Breen, 1996). Mixed-used
waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran,
pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan. Recreational waterfront adalah semua
kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti
LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                           9
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                     Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono


taman, arena bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar. Residential waterfront
adalah perumahan, apartemen, dan resort yang dibangun di pinggir perairan. Working waterfront
adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industry berat, dan fungsi-
fungsi pelabuhan.

Aspek Perencanaan Waterfront
         Dalam perencanaan waterfront ada 3 aspek yang dominan, yaitu aspek arsitektural, aspek
keteknikan, dan aspek sosial budaya. Aspek arsitektural berkaitan dengan pembentukan citra (image)
dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang memenuhi nilai-nilai
estetika. Aspek keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologi konstruksi
yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan rancangan waterfront, seperti stabilisasi
perairan, banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya. Aspek sosial budaya bertujuan
untuk peningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan
waterfront tersebut.


                                 III.   METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data
       Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi ini adalah dengan melakukan survey
sekunder dan survey primer.
   1. Survey Sekunder dilakukan dengan melakukan studi literature yang berkaitan dengan
       perancangan dan pengembangan kawasan, serta melakukan survey instansional yaitu berupa
       pengumpulan data sekunder yang terkait dengan wilayah studi
   2. Survey primer dilakukan dengan melakukan observasi bangunan, aktivitas masyarakat dan
       penggunaan lahan yang ada di wilayah studi; wawancara dilakukan kepada pemerintah
       daerah, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat sebagai upaya untuk mengumpulkan
       data yang belum ada serta menjaring aspirasi stake holder setempat dalam pengembangan
       kawasan di wilayah studi.
Metode Analisis Data
       Metode analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu:
   1. Analisis deskriptif , yaitu pemaparan kondisi eksisting wilayah studi baik kondisi eksisting
       terkait dengan penggunaan lahan dan aktivitas masyarakat di wilayah studi
   2. Analisis deskriptif evaluative, yaitu penggabungan antara analisis deskriptif yang bersifat
       pemaparan dengan analisis evalutaif yang bersifat pembandingan kondisi arsitektur bangunan
       di wilayah studi.
   3. Analisis pengembangan dengan menggunakan metode IFAS (Internal Faktor Analysis
       Strategi) dan EFAS (Ekstenal Faktor Analysis Strategi) sehinga didapatkan visi dan misi serta
       konsep pengembangan kawasan.


                                 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Penggunaan Lahan dan Aktivitas di Wilayah Studi

       Untuk mempermudah dalam melakukan pengidentifikasian penggunaan lahan dan aktivitas
kawasan di wilayah studi maka wilayah studi dibagi dalam beberapa segmen dan unit lingkungan.
kawasan Kota Tobelo terbagi atas tiga segmen dan empat unit lingkungan yaitu Unit Lingkungan
Rawajaya, Gosoma, Gamsungi, dan Gura. Segmen-segmen pada wilayah perencanaan terdapat
pada ruas Jalan Kemakmuran dengan wilayah masing-masing segmen sebagai berikut:
Segmen 1 : Perempatan Jl Bakti ABRI, Jl KP Baru PLN, dan Jl Kemakmuran sampai dengan
                Pertigaan Jl Forcant (bangunan sisi selatan) dan Jl. Kemakmuran
Segmen 2 : Pertigaan Jl Forcant (bangunan sisi utara) dan Jl. Kemakmuran sampai dengan
                Pertigaan Jl. Prajurit (bangunan sisi selatan) dan Jl. Kemakmuran
Segmen 3 : Pertigaan Jl. Prajurit (bangunan sisi utara) dan Jl. Kemakmuran sampai dengan
                Pertigaan Jl. Elim dan Jl. Kemakmuran
       Wilayah studi memiliki penggunaan lahan yang beragam yaitu penggunaan lahan
perdagangan dan jasa, perumahan, pemerintahan, dan pergudangan. Guna lahan perdagangan dan
jasa mayoritas berada di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Kemakmuran. Untuk guna lahan
perumahan cenderung berada di jalan-jalan penghubung di wilayah perencanaan dan beberapa
LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                          10
Volume: II,                                    Nomor: 1,                                    Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                                                                                                                              Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                                                                                                                         Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono


tersebar di sebagian koridor jalan utama. Sedangkan untuk pergudangan berkembang di wilayah yang
dekat dengan pelabuhan yang berlokasi di Unit Lingkungan Rawajaya.
Perdagangan dan jasa yang dominan berada di koridor Jalan Kemakmuran disebabkan koridor
tersebut memiliki hirarki jalan arteri sekunder dan merupakan jalur utama di Kawasan Kota Tobelo
sehingga untuk guna lahan perdagangan dan jasa cenderung berkembang di lokasi tersebut. Untuk
perumahan yang ada di wilayah perencanaan mayoritas berada di jalan-jalan kolektor dan jalan
lingkungan antara lain Jalan Puskesmas, jalan Halu, jalan Karianga, Jalan Elim, Jalan Huboto, Jalan
Mumulati, penggunaan lahan untuk perkantoran berada di sekitar Jalan Bayangkara, Jalan Kampung
Baru Aspol, dan Jalan Kemakmuran pada segmen 3 wilayah perencanaan . Penggunaan lahan untuk
pasar terdapat di Jalan Kemakmuran (segmen 1-2 wilayah perencanaan) yang akhirnya dipindah ke
kawasan Jalan Trans Halmahera dan akan dikembangkan sebagai kawasan ruang terbuka. Selain
penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa, perkantoran dan perumahan, sebagai kota lama
wilayah studijuga memiliki penggunaan lahan sebagai kawasan pelabuhan yang terletak di bagian
sebelah timur kota di sekitar Jalan Pelabuhan. Selain pelabuhan barang juga berfungsi sebagai
pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan di Tobelo terletak di sekitar jalan Kampung Baru PLN
dengan penggunaan lahan disekitarnya sebagai kawasan permukiman yang cenderung berkembang
sebagai kawasan permukiman kumuh.
                                                                     SEGM EN 1                                                                                                                                    S EG M E N 2                                                                                                S E G M EN 3
                                                                                                                                                                                                                                                                          LIM
                                                                                                                                                                                                                                                                    JL. E
                                                            GE
                                                      AN
                                                     .SIM
                                              J L. H




                                                                                                                                                                                                                                                                                                           RAN
                                                                                                                                                                                                                                                                                                            KMU
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 JL . K EMA




                                            Gambar 2: Pembagian Segmen Wilayah Studi
                                                      Sumber: Analisis (2009)


                                                                                                E LIM
                                                                                          J .
                                                                                           L




                   B lo k k a w a sa n y a n g sa a t in i d id o m in a si                                                                                                                                                                   Ja la n K e m a km u ra n b a g ia n u ta ra d id o m in a si
                   o le h p e rm u kim a n y a n g m e m ilik i                                                                                                                                                                               g u n a la h a n ca m p u ra n a n ta ra p e ru m a h a n d a n
                   k e p a d a ta n b a n g u n a n re n d a h p a d a                                                                                                                                                                        p e rd a g a n g a n & ja sa y a n g a ka n d ike m b a n g k a n
                   p e rke m b a n g a n n y a a ka n te ta p                                                                                                                                                                                 m e n ja d i ka w a s a n p e rd a g a n g a n & ja s a
                   m e m p e rta h a n k a n g u n a la h a n e ks is tin g
                   ya itu se b a g a i k a w a s a n p e rm u kim a n


                                                                 De sa G u ra
                                                                                                                                                                                      RA N
                                                                                                                                                                                         MU
                                                                                                                                                                                                  MAK
                                                                                                                                                                                                   KE
                                                                                                                                                                                                        .
                                                                                                                                                                                                        JL




                                                                                                                                                                                                                                                                            L aut an Pa sifik

                            D e sa Ga m su n g i                                                                                                                                                                                                                        G u n a la h a n p e rd a g a n g a n d a n ja s a ce n d e ru n g
                                                                                                                                                       J . PR AJ
                                                                                                                                                        L        UR          IT                                                                                         b e rk e m b a n g s e c a ra lin ie r m e n g ik u ti ja la n
                                                                                                                                                                                                                                                                        u ta m a d i K e ca m a ta n T o b e lo ya itu Ja la n
                                                                                                                                                              JL . KA RIA
                                                                                                                                                                          NG A                                                                                          K e m a k m u ra n ya n g m e ru p a k a n ja lu r
                       G u n a la h a n p e ru m a h a n m e n d o m in a s i
                                                                                                                    JL.B
                                                                                                                           AY ANG
                                                                                                                                  KARA
                                                                                                                                                                                                                                                                        p e rh u b u n g a n d a ra t u t a m a d e n g a n h ie ra rki
                       a re a d i lu a r k o rid o r J a la n K e m a km u ra n
                                                                                                                                                                                        ARHABAN




                                                                                                                                                                                                                                                                        A rte ri S e k u n d e r. K e d e p a n n ya d ip e rlu ka n u p a ya
                       d e n g a n k e p a d a ta n b a n g u n a n ya n g
                                                                                                                                                                                                                                                                        ko n s e rva si k a w a sa n / dis trik p e rd a g a n g a n &
                                                                                                                                                                                         JL. M




                       re n d a h , a ta u d e n g a n ka ta la in
                                                                                                        J L. HALU




                                                                                                                                                                                                                                                                        ja sa d i Jl. K e m a k m u ra n se h in g g a m a k n a
                                                                                                                                                       NADA




                       p e rke m b a n g a n g u n a la h a n p e ru m a h a n
                                                                                                                                                 J L AR




                                                                                                                                                                                NG A                                                                                    ku ltu ra l k a w a s a n d a p a t te ta p d ip e rta h a n ka n
                                                                                                                                                   .




                       c e n d e ru n g lin ie r m e n g iku ti ja la n lo ka l d a n                                                                               JL . KA RIA



                       ko le k to r s e k u n d e r
                                                                                                                                                                                                        HABAN
                                                                                                                                                                                                            JL .M AR




                                                                                                                                                                                                                                            J L . K EM AK MU RA N
                                                                                                                                 JL.   HUBO TO

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     P ER UMA HAN

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     FA SILITA S UM UM
                                                                                                                                                                                                   JL . FO RCAN T



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     P ENDIDIKAN

                                                                            D e sa Go s o m a                                                                                                                                                                                                                                        P ER DAGA NG AN
                                                                                                                                                                                 AS
                                                                                                                                                                     J . PUSKESM




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     P ER KA NTO RAN
                                                                                                                                                                      L




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     P ER IBADA TA N

                                 K O TA TOB ELO
                                                                                                                                                                                                                           I M NGE




                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     JAS A
                                                                                                                                                                                                                              A
                                                                                                                                                                                                                       JL. H.S




                                                                                                                                                                                                                                        JL . KP BA RU P L N
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     RTH

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     P ER GU DAN GA N
                                                                                                                                                                                                                                     De s a R a w a ja y a
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     K ES EH ATA N




                                     Gambar 1: Penggunaan Lahan Wilayah Studi
                                   Sumber: Hasil Survey Primer (2008) & Analisis (2009)


LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            11
Volume: II,    Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                         Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                    Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono


Karakteristik Arsitektur Bangunan di Wilayah Studi

      Ragam arsitektur yang menjadi perhatian pada perancangan Kota Tobelo ini antara lain:
1) Arsitektur tradisional Kota Tobelo (rumah adat Hibualamo)
2) Arsitektur Kolonial Belanda
3) Arsitektur lokal

A. Arsitektur Tradisional Kota Tobelo
        Kota Tobelo terletak di Halmahera Utara yang juga dikenal dengan sebutan negeri
Hibualamo. Masyarakat Halmahera Utara memiliki budaya yang sudah ada ratusan tahun dan sampai
saat ini masih terjaga kelestariannya sebagai nilai-nilai budaya yang filosofis. Nilai-nilai budaya ini
menjadi sebuah tatanan atau tradisi yang tetap dipertahankan. Baik secara seremonial ataupun
secara resmi. Untuk menampung aspirasi budaya masyarakat Kota Tobelo, maka dibangunlah rumah
adat Hibualamo yang diresmikan pada bulan April 2007 sebagai rumah adat atau wadah yang
diabadikan oleh masyarakat Halmahera Utara. Hibualamo menurut legenda merupakan sebuah
rumah besar yang dihuni oleh keluarga besar penghuni negeri yang terhimpun dalam 10 suku dan
tersebar di seluruh daratan Halmahera, Pulau Morotai dan Loloda.
        Rumah adat Hibualamo ini berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya upacara-upacara adat
dan sebagai tempat pertemuan pemimpin dan rakyat. Hibualamo memiliki makna universal yakni
sebagai pusat kekerabatan tanpa membedakan asal-usul seseorang selama ia menerima nilai-nilai
budaya masyarakat Hibualamo.




                                                 Ornamen berbentuk kapal


            Rumah adat Hibualamo


                                                                                   Kalulu




                                                             Ornamen ukir pada lisplank




             Ornamen ukir pada kolom   Ornamen ukir pada jendela

                          Gambar 4: Arsitektur Bangunan Lokal Kota Tobelo
                             Sumber: Hasil Survey (2008), Analisis (2009)

        Dari sisi arsitektur, bangunan tradisional ini memiliki ciri khas berbentuk delapan sudut
dengan pintu masuk mengarah ke empat mata angin. Orang Tobelo mengistilahkan dengan wange
mahiwara (pintu bagian timur), wange madamunu (pintu bagian barat), koremie (pintu bagian utara)
dan korehara (pintu bagian selatan). Keempat pintu yang menghadap ke keempat mata angin memiliki
arti bahwa orang yang datang ke Hibualamo berasal dari berbagai penjuru mata angin yang
melambangkan keterbukaan. Siapa saja yang datang akan diterima di Hibualamo.
LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                                 12
Volume: II,       Nomor: 1,     Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                                         Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                                    Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono




                                       Gambar 5: Bangunan Hibualamo Kakara
                                                   Gambar 5
                                         Sumber: www.halmaherautara.com
                                               Bangunan Hibualamo Kakara
                                             Sumber: www.halmaherautara.com


         Rumah adat ini sudah mengalami modifikasi dari bentuk aslinya dan merupakan simbol
rekonsiliasi dan persatuan bagi masyarakat Halmahera Utara. Di lokasi yang sama juga terdapat
bangunan perahu Korakora raksasa yang adalah perahu tradisional asli Tobelo-Galela.
         Adapun rumah adat Hibualamo dengan konstruksi yang asli beserta perabotnya yang masih
sangat lengkap dapat dijumpai di Pulau Kakara yang merupakan daerah asal mula budaya Hibualamo
Tobelo. Rumah adat Hibualamo merupakan simbol dan pemersatu masyarakat Halmahera Utara.
Menurut sejarah, penduduk Pulau Kakara dipercaya sebagai Suku Tobelo asli dan sangat terkenal
sebagai penari Cakalele yang piawai.

B. Arsitektur Kolonial Belanda
         Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dari abad 17 hingga pertengahan abad 20 mengalami
beberapa perkembangan. Dimulai dari Arsitektur Kolonial Belanda yang bersumber dari negara
asalnya, kemudian berkembang dengan penyesuaian terhadap iklim setempat yang digabung dengan
arsitektur gaya Eropa abad 17 dan arsitektur tradisional. Lalu pada rentang abad 18 sampai abad 19
mendapat pengaruh kuat dari arsitektur gaya Empire Style yang populer di Perancis sehingga
terbentuklah gaya arsitektur baru yaitu Arsitektur Kolonial Indische Empire yang dikenalkan oleh
Daendels (1808 – 1811) di nusantara. Selanjutnya berkembang menjadi Arsitektur Kolonial Modern
(1915 – 1940) yang sebelumnya didahului dengan munculnya Arsitektur Transisi (1890 – 1915). Pada
masa Arsitektur Kolonial Modern perancangan bangunan telah disesuaikan dengan iklim, teknologi
dan bahan setempat serta mendapat pengaruh kuat gaya Arsitektur Modern yang berkembang di
Eropa pada awal abad ke-20.
                                       PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA
                                       DI JAWA MULAI ABAD 17 SAMPAI DENGAN ABAD 20

                                                 Arsitektur               Arsitektur Gaya                    Arsitektur Modern
                                                   yang                  Empire Style yang                    yang Berkembang
                                                Berkembang              Populer di Perancis                  di Eropa pada Awal
                                                     di                 Akhir Abad 17 dan                          Abad 20




                      Awal                      Arsitektur                  Arsitektur                         Arsitektur Kolonial
                   Arsitektur                    Kolonial                 Kolonial Gaya                              Modern
                    Kolonial                   Belanda Abad              Indische Empire                    Yang Sudah Disesuaikan
                  Belanda Abad                     17-18                 Yang Dikenalkan                    dengan Iklim, Teknologi
                       17                         di Jawa                 oleh Daendels                       dan Bahan Setempat



                                            Arsitektur Rumah                                  Arsitektur
                                         Tradisional di Jawa yang                              Transisi
                                            Sudah Beradaptasi
                                          dengan Iklim Setempat




                                 Abad 16 sampai 17                   Abad 18 sampai 19            (1890 –          (1915 – 1940)

                                                Sumber: http://archaeologyworld.blogspot.com

LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                                                      13
Volume: II,   Nomor: 1,         Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                                    Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                               Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono


C. Arsitektur Lokal Tobelo

Arsitektur lokal Kota Tobelo yang diamati adalah bangunan-bangunan yang berada di koridor Jalan
Kemakmuran yang merupakan kawasan perdagangan yang letaknya berdekatan dengan Pelabuhan
Kota. Berdasarkan analisa, maka disimpulkan suatu hipotesa bahwa bangunan yang berada pada
koridor Jalan Kemakmuran terbentuk dari pengaruh gabungan antara Arsitektur Kolonial dan
Arsitektur Tradisional Tobelo, yang kemudian mengalami perubahan komposisi interior bangunan
akibat tuntutan fungsi komersil, yaitu lantai dasar sebagai area komersil sedangkan lantai atas (loteng)

                            Arsitektur                                              Arsitektur
                        Tradisional Tobelo                                       Kolonial Belanda


                                                     Arsitektur Lokal
                                                         Tobelo
                                                      (koridor Jalan
                                                      Kemakmuran)




                                                    Pengaruh Ekonomi
                                               (penambahan fungsi komersil)


                                             Sumber: Analisis (2009)

berfungsi sebagai tempat tinggal. Atap bangunan yang berbentuk kapal adalah pengaruh Arsitektur
Tradisional sedangkan atap bangunan yang bersusun (berlapis) dengan sudut inklinasi atap mulai dari
390 sampai 410 merupakan pengaruh Arsitektur Kolonial

                                                                                   Lantai Atas (loteng) -Tempat
                                                                                   tinggal




                                                                                                    Lantai Dasar
                                                                                                    -Area komersil




                            Gambar 6. Bangunan dengan arsitektur lokal
                             Sumber: Hasil Survey (2008), Analisis (2009)

Konsep Pengembangan Kawan di Wilayah Studi
         Penentuan konsep pengembangan Kawasan Kota Tua Tobelo didasarkan hasil analisis
evaluative IFAS dan EFAS sebagai berikut:

    Tabel 1 Analisis IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary) Kawasan Perencanaan
                                                                                     Bobot x
      Faktor                       Keterangan                    Bobot    Rating
                                                                                     Rating
Kekuatan (Strenght)
Penggunaan
                   Ketersediaan lahan kosong                      0.07      3         0.21
Lahan
Intensitas
                   KDB cenderung rendah                           0.07      3         0.21
Bangunan
Tata Bangunan      Konfigurasi blok figure-figuratif              0.08      2         0.16
Sirkulasi    dan
                   Memiliki jaringan jalan yang baik serta jalur
Jalur                                                             0.07      3         0.21
                   transportasi yang memadai
Penghubung
Ruang terbuka Memiliki potensi RTH
                                                                  0.08      3         0.24
hijau
Kualitas            o Memiliki potensi mangrove
                                                                  0.12      4         0.48
lingkungan          o Arsitetur bangunan lokal sebagai kota
LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                           14
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                   Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                              Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono



                                                                                               Bobot x
    Faktor                      Keterangan                         Bobot        Rating
                                                                                               Rating
                  lama yang cukup kuat
Total                                                               0.49                          1.51
Kelemahan(Weakness)
Penggunaan     Status kepemilikan lahan yang belum
                                                                    0.09            2             0.18
Lahan          jelas
               Fasade bangunan belum tertata dengan
Tata Bangunan                                                       0.12            4             0.48
               baik
Sirkulasi  dan Kondisi jalan yang sempit
Jalur                                                               0.08            3             0.24
Penghubung
Ruang terbuka RTH belum tertata
                                                                    0.09            3             0.27
hijau
Kualitas       o Kawasan sempadan pantai belum
                                                                    0.13            4             0.52
lingkungan       tertata
Total                                                               0.51                          1.69
                                Sumber; Hasil Analisa, 2009

  Tabel 2 Analisis EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary) Kawasan Perencanaan
                                                                                     Bobot x
      Faktor                            Keterangan                     Bobot Rating
                                                                                      Rating
Peluang (Opportunity)
Penggunaan
                    o Kebijakan tata guna lahan & Zonasi kawasan       0.12  3      0.36
Lahan
Sirkulasi dan Jalur
                    Kebijakan pengembangan jar. Jalan                  0.1   3      0.3
Penghubung
                    o Kebijakan pemerintah dalam mempertahankan
                      kebudayaan lokal sehingga dapat melestarikan
                      citra kawasan yang ada.
                    o Adanya       kebijakan     pemerintah      untuk
                      meremajakan kawasan kota lama
                    o Adanya      kebijakan    konservasi     kawasan
Kualitas
                      mangrove                                         0.5   4      2
lingkungan
                    o Adanya kebijakan untuk penataan permukiman
                      kumuh
                    o Adanya       kebijakan     pemerintah      untuk
                      mengembangkan konsep waterfront city
                    o Adanya       kebijakan     pemerintah      untuk
                      mengembangkan taman kota
TOTAL                                                                  0.72         2.66
Ancaman (Threat)
Penggunaan
                    Dominasi kepemilikan luar kota                     0.03  2      0.06
Lahan
Pendanaan           Minimnya dana untuk pengem kawasan                 0.05  3      0.15
                    o Tidak terealisasinya program pengembangan
Kualitas              kawasan
                                                                       0.2   3      0.6
lingkungan          o Perubahan paradigm pembangunan kawasan
                      oleh masyarakat
TOTAL                                                                  0.28         0.81
                                     Sumber; Hasil Analisa, 2008


Posisi kawasan perencanaan pada kuadran SWOT
Berdasarkan hasil perhitungan bobot dan rating pada masing-masing variable maka diperoleh posisi
kawasan perencanaan pada kuadran SWOT sebagai berikut:


LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                         15
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                        Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                                   Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono




    X = S + (-W)                      Y = O + (-T)
      = 1,51 + (-1.69)                  = 2.66+ (-0.81
      = -0.18                           = 1.85

 Berikut adalah posisi kawasan perencanaan di kuadran SWOT




                Gambar 7                                        Gambar 8: Konsep Pengembangan
Kuadran SWOT sebagai pengembangan Kawasan                                Sumber: hasil Analisis Tahun 2009
  Sumber: hasil Analisis Tahun 2009



                         V.   KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN KOTA TOBELO


         Konsep pembangunan Kawasan Kota Tobelo didasarkan atas potensi, masalah dan fator
 eksternal berupa kebijakan dengan memperhatikan karakteristik kawasan Kota Tobelo. Berdasarkan
 hasil analisa kawasan dan analisa bangunan dan lingkungan yang dilakukan pada bab sebelumnya
 maka visi pembangunan untuk pengembangan kawasan Kota Tobelo adalah: Mewujudkan Kota
 Tobelo Sebagai Kota Tua dengan Konsep Water Front City yang Nyaman dan Berwawasan
 Lingkungan. Untuk menterjemahkan visi tersebaut maka beberapa konsep perancangan yang
 disusun antara lain:
 § Pengembangan Kota Tua berarti melalui pelestarian bangunan pada kawasan terutama disekitar
     pelabuhan yang merupakan pusat kota tua yang berada di Kota Tobelo, pembangunan kawasan
     yang baru juga di usahakan tetap mempertahankankan identitas kawasan sebagai kota tua
     dengan menggunakan arsitektur bangunan khas lokal.
 § Pengembangan kawasan dengan konsep Water Front City ditujukan untuk memanfaatkan potensi
     Kawasan Kota Tobelo yang berada di wilayah pesisir pantai. Pengembangan kawasan waterfront
     city diharapkan dapat meningkatkan kondisi fisik lingkungan wilayah di sepanjang pantai
     sehingga dapat dijadikan sebagai daerah tujuan rekreasi pantai.
 § Nyaman dalam artian, pengembangan Kota Tobelo ditujukan bagi kenyamanan penduduknya
     maupun pendatang dengan mengacu pada kaidah-kaidah pembangunan yang berorientasi pada
     lingkungan, dimana sisi manusia dan lingkungan memiliki nilai yang sama jika dibandingkan
     dengan nilai ekonomis kawasan.
 § Berwawasan lingkungan dalam artian pengembangan Kawasan Kota Tobelo didasarkan pada
     aspek-aspek kelestarian lingkungan seperti kelestarian sempadan pantai, sungai, dan terutama
     hutan mangrove sebagai ekosistem penyangga kawasan pantai yang merupakan aset bagi
     Kawasan Kota Tobelo.



 LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                             16
Volume: II,   Nomor: 1,   Halaman: 8 - 17, Januari 2010
                                                    Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo,
                                               Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono




                            Gambar 9: Perancangan Kota Tua Tobelo



                                      DAFTAR PUSTAKA

   [1] Akdon. Strategic Management For Edicational Management. Bandung: Alfabeta. 2007
   [2] Breen, A., and Rigby, D. Waterfront Cities Reclaim Their Edge. McGraw-Hill Inc. USA, 1994.
   [3] Echols, J. M., and Shadily, H.: Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Penerbit PT Gramedia,2003
   [4] Geronila, Kristina T. Representing The Waterfront, Revealing The Intersection of Human and
       Natural Processes. Blacksburg: Virginia Polytechnic Institute and State University Master of
       Landscape Architecture, 2004
   [5] Santosa, Mas. Proceeding SENPAR 2000. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November,
       2000




LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764
                                                                                                         17

More Related Content

Similar to 8 2nd 2-jolw-yuyu

PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfssuser2d53881
 
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxEmiliaEmilia31
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotajopiwildani
 
Ecohouse: Kampung Nelayan Depok
Ecohouse: Kampung Nelayan DepokEcohouse: Kampung Nelayan Depok
Ecohouse: Kampung Nelayan DepokVempi Satriya
 
Losari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityLosari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityFuad Ramadhan
 
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...Luhur Moekti Prayogo
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisirIsmail Ahmad
 
Tugas akhir joni harisandi
Tugas akhir joni harisandiTugas akhir joni harisandi
Tugas akhir joni harisandiJoniHarisandi1
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...yusrifan Isra
 
Booklet Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet  Eksperimental Arsitektur DesainBooklet  Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet Eksperimental Arsitektur DesainCharisma Amanda
 
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhumkamushal142
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.Indriati Dewi
 
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kotaSejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kotaMuhammad Bagas
 

Similar to 8 2nd 2-jolw-yuyu (20)

PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
 
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
 
geografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptxgeografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptx
 
Ecohouse: Kampung Nelayan Depok
Ecohouse: Kampung Nelayan DepokEcohouse: Kampung Nelayan Depok
Ecohouse: Kampung Nelayan Depok
 
Losari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront cityLosari sebagai waterfront city
Losari sebagai waterfront city
 
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Beno...
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
Tugas akhir joni harisandi
Tugas akhir joni harisandiTugas akhir joni harisandi
Tugas akhir joni harisandi
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
ARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODOARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODO
 
ARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODOARTIKEL SAIL KOMODO
ARTIKEL SAIL KOMODO
 
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...
TEORI PERKEMBANGAN PERADABAN DAN INTERELASINYA DENGAN PERENCANAAN PENGEMBANGA...
 
SEKANAK.pptx
SEKANAK.pptxSEKANAK.pptx
SEKANAK.pptx
 
Booklet Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet  Eksperimental Arsitektur DesainBooklet  Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet Eksperimental Arsitektur Desain
 
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 03 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum3. tesis pelabuhan murhum
3. tesis pelabuhan murhum
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.
 
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kotaSejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
Sejarah dan konservasi perkotaan sebagai dasar perancangan kota
 
JURNAL.pdf
JURNAL.pdfJURNAL.pdf
JURNAL.pdf
 

8 2nd 2-jolw-yuyu

  • 1. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo Yuyun Qomariyah1 ; Eko Dein Kirman2 dan Agus Dwi Wicaksono3 1 Alumni Perencanaan Wilayah dan Kota Brawijaya Malang, Telp 081333367047, email: yuyun_qoma@yahoo.co.id 2 Alumni Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang, Telp 081347006426, email: edeink3@gmail.com 3 Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Brawijaya Malang, Telp 0811360362, email: dwi_wicaksono@yahoo.co.id Abstrak Perkembangan Kota Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara cenderung memiliki ritme perkembangan yang cukup tinggi, selain sebagai pusat pemerintahan Kota Tobelo juga berfungsi sebagai kota pendidikan, pariwisata, perdagangan dan pusat transportasi dengan keberadaan Pelabuhan Tobelo. Secara geografis Kota Tobelo merupakan kota pantai karena letaknya berada di pesisir Teluk Galela. Kota Tobelo adalah salah satu kota yang pernah diduduki oleh Portugis dan Belanda hal ini terbukti dari arsitektur bangunan di pusat Kota Tobelo didominasi dengan bangunan beratap tinggi baik untuk bangunan pertokoan maupun pergudangan. Penggunaan ruang di Kota Tobelo cenderung didominasi penggunaan ruang secara optimum dimana konsep ground figurative mendominasi kawasan karena tingginya nilai ekonomi kawasan. Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada khasanah kearifan lokal dan potensi alam yang ada di dalamnya. Berdasarkan telaah potensi kearifan lokal perancangan kawasan Kota Tobelo dengan tetap mempertahankan konsep kota tua yang didominasi oleh arsitektur bangunan peninggalan Portugis yang sudah terakulturasi dengan arsitektur Belanda dan arsitektur local Tobelo yaitu Hibualamo. Sedangkan berdasarkan potensi alami yang ada perancangan Kota Tobelo adalah pengembangan kota dengan konsep Water Front City. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif evaluative, Internal Factor Analysis Strategy dan Eskternal Factor Analysis Strategy. Sehingga didapatkan konsep dasar perancangan Kota Tobelo adalah “ Pengembangan Kota Tua Tobelo dengan Konsep Water Front City yang Nyaman dan Berwawasan Lingkungan”. Kata Kunci: kota tua, arsitektur local, water front city I. PENDAHULUAN Sebagai bagian dari lingkungan kota beberapa kawasan diantaranya memiliki pertumbuhan fisik yang cepat namun berkembang kurang tertib, tidak selaras dan serasi dengan lingkungannya, sehingga kawasan tersebut menjadi tidak produktif. Mengingat potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi di daerah perkotaan/urban, maka prioritas penanganan/penataan terutama dilakukan pada kawasan yang padat, daerah pusat perdagangan, permukiman campuran, atau pada kawasan yang kondisi geografisnya memerlukan perhatian khusus atas pertimbangan keamanan serta keserasiannya terhadap lokasi setempat (misal daerah tepian air /water front, perbukitan dan sebagainya). Pada umumnya kota-kota yang berdampingan dengan wilayah perairan memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang mengitari areal pelabuhan atau daerah yang merupakan titik pertemuan beberapa sungai. Perkembangan ekonomi dan atrioti serta tingginya tingkat populasi seringkali berkontribusi membentuk kawasan perkotaan yang padat dan kumuh yang tidak terkontrol sehingga berdampak buruk pada kawasan tepi perairan (waterfront area). Lambat laun perkembangan urban waterfront mengalami perubahan dan sering diasosiasikan sebagai ledakan tak beraturan yang menyebar ke segala arah akibat aktivitas bangunan-bangunan atrio yang beralih fungsi, Mulai dari agrikultur, atrioti hingga pusat-pusat komersial. Bila dibandingkan dengan kekayaan potensi yang dimilikinya, akan tampak kawasan waterfront sangat miskin terhadap perencanaan (planning) dan desain ruang (designed spaces). Kawasan tepi perairan sangat sedikit memiliki akses atau hubungan (linkage) dengan kawasan-kawasan dalam kota dan sering dijumpai penataan lansekap serta peneduhan yang buruk. Kawasan waterfront pun cenderung menjadi kawasan berpolusi dan beresiko banjir. Penyebab utama masalah-masalah ini antara lain: LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 8
  • 2. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono 1) Kurangnya perhatian terhadap elemen air sebagai bagian pembentuk sejarah sebuah kota 2) Perencanaan kebijakan yang tidak tanggap 3) Desakan ekonomi 4) Kurangnya kepedulian masyarakat Indonesia sebagai atrio kepulauan memiliki catatan sejarah sebagai atrio bahari dengan kehandalan nenek moyangnya sebagai bahariawan yang tangguh. Beberapa kota-kota pantai seperti Tuba, Gresik, Ambon, Ternate dan Makasar merupakan kota-kota pantai yang memiliki perkembangan cukup pesat, karena kota pantai tersebut merupakan pusat kegiatan perekonomian kawasan sekitarnya. Sebagai kawasan yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi dan memiliki percepatan pertumbuhan kawasan yang cenderung linear dari tahun ke tahun maka perkembangan kawasan pada kota-kota pantai tersebut tertuju atriot daratan, meninggalkan pantai dan pelabuhannya terbengkalai dan tidak berkembang sebagaimana mestinya. Perkampungan nelayan menjadi semakin kumuh dan perekonomian penghuninya pun menurun. Pantai dan pelabuhan tidak lagi menjadi primadona dalam konteks perkembangan kota. Kini kesadaran konservasi arsitektur dan revitalisasi kota pantai di Indonesia kian marak seiring dengan merebaknya isu global seperti Climate Change, Global Warming and the Built Environment. Kota Tobelo sebagai kota yang terletak di Laut Halmahera memiliki potensi fisik sebagai kota pantai serta potensi sejarah yang cukup kuat dengan masih ditemukannya bangunan-bangunan peninggalan masa penjajahan, baik yang masih asli maupun yang sudah disesuaikan dengan kondisi setempat. Kepulauan Maluku yang dahulu terkenal sebagai Negeri Rempah-rempah telah menarik minat bangsa Arab, Tionghoa, Portugis dan Belanda untuk singgah. Bangunan-bangunan lama bergaya arsitektur atrioti sisa masa penjajahan bangsa Portugis (1512) dan Belanda (1605) dapat ditemukan di Ternate, Tidore hingga Tobelo. Tiap-tiap bangsa yang pernah menduduki Tobelo memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam perkembangan Kota Tobelo, baik dalam penataan ruang perkotaan hingga arsitektur bangunan, sehingga dapat ditemui bangunan-bangunan yang merupakan hasil akulturasi budaya antara kebudayaan local Tobelo (hibualamo) dengan kebudayaan yang dibawa oleh bangsa penjajah (Belnda dan Portugis) Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada konsep Waterfront City dengan mengintegrasikan penerapan arsitektur atri yang bersumber dari arsitektur tradisional dan arsitektur atrioti. Sehingga generasi mendatang tetap mengetahui sejarah Kota Tobelo dan tercapainya motivasi tunggal dari konservasi arsitektur yaitu semangat atriotism untuk mengenang jasa dan kejayaan para pahlawan, yang kemudian muncul motivasi-motivasi baru seperti pendidikan, lingkungan, keindahan dan profit. Dengan demikian, fungsi Kota Tobelo sebagai kota pendidikan, pariwisata, perdagangan dan pusat transportasi dapat tercapai. II. TINJAUAN WATERFRONT Definisi Waterfront Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). Sedangkan, urban waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan (Wrenn, 1983). Dari kedua pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak di dekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut. Jenis-Jenis Waterfront Berdasarkan tipe proyeknya, waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu konservasi, pembangunan kembali (redevelopment), dan pengembangan (development). Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat. Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitasfasilitas yang ada. Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai. Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu mixed-used waterfront, recreational waterfront, residential waterfront, dan working waterfront (Breen, 1996). Mixed-used waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasi dari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan. Recreational waterfront adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 9
  • 3. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono taman, arena bermain, tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar. Residential waterfront adalah perumahan, apartemen, dan resort yang dibangun di pinggir perairan. Working waterfront adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi kapal pesiar, industry berat, dan fungsi- fungsi pelabuhan. Aspek Perencanaan Waterfront Dalam perencanaan waterfront ada 3 aspek yang dominan, yaitu aspek arsitektural, aspek keteknikan, dan aspek sosial budaya. Aspek arsitektural berkaitan dengan pembentukan citra (image) dari kawasan waterfront dan bagaimana menciptakan kawasan waterfront yang memenuhi nilai-nilai estetika. Aspek keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologi konstruksi yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan rancangan waterfront, seperti stabilisasi perairan, banjir, korosi, erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya. Aspek sosial budaya bertujuan untuk peningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan waterfront tersebut. III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam studi ini adalah dengan melakukan survey sekunder dan survey primer. 1. Survey Sekunder dilakukan dengan melakukan studi literature yang berkaitan dengan perancangan dan pengembangan kawasan, serta melakukan survey instansional yaitu berupa pengumpulan data sekunder yang terkait dengan wilayah studi 2. Survey primer dilakukan dengan melakukan observasi bangunan, aktivitas masyarakat dan penggunaan lahan yang ada di wilayah studi; wawancara dilakukan kepada pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat sebagai upaya untuk mengumpulkan data yang belum ada serta menjaring aspirasi stake holder setempat dalam pengembangan kawasan di wilayah studi. Metode Analisis Data Metode analisis data dilakukan dalam dua tahapan yaitu: 1. Analisis deskriptif , yaitu pemaparan kondisi eksisting wilayah studi baik kondisi eksisting terkait dengan penggunaan lahan dan aktivitas masyarakat di wilayah studi 2. Analisis deskriptif evaluative, yaitu penggabungan antara analisis deskriptif yang bersifat pemaparan dengan analisis evalutaif yang bersifat pembandingan kondisi arsitektur bangunan di wilayah studi. 3. Analisis pengembangan dengan menggunakan metode IFAS (Internal Faktor Analysis Strategi) dan EFAS (Ekstenal Faktor Analysis Strategi) sehinga didapatkan visi dan misi serta konsep pengembangan kawasan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Penggunaan Lahan dan Aktivitas di Wilayah Studi Untuk mempermudah dalam melakukan pengidentifikasian penggunaan lahan dan aktivitas kawasan di wilayah studi maka wilayah studi dibagi dalam beberapa segmen dan unit lingkungan. kawasan Kota Tobelo terbagi atas tiga segmen dan empat unit lingkungan yaitu Unit Lingkungan Rawajaya, Gosoma, Gamsungi, dan Gura. Segmen-segmen pada wilayah perencanaan terdapat pada ruas Jalan Kemakmuran dengan wilayah masing-masing segmen sebagai berikut: Segmen 1 : Perempatan Jl Bakti ABRI, Jl KP Baru PLN, dan Jl Kemakmuran sampai dengan Pertigaan Jl Forcant (bangunan sisi selatan) dan Jl. Kemakmuran Segmen 2 : Pertigaan Jl Forcant (bangunan sisi utara) dan Jl. Kemakmuran sampai dengan Pertigaan Jl. Prajurit (bangunan sisi selatan) dan Jl. Kemakmuran Segmen 3 : Pertigaan Jl. Prajurit (bangunan sisi utara) dan Jl. Kemakmuran sampai dengan Pertigaan Jl. Elim dan Jl. Kemakmuran Wilayah studi memiliki penggunaan lahan yang beragam yaitu penggunaan lahan perdagangan dan jasa, perumahan, pemerintahan, dan pergudangan. Guna lahan perdagangan dan jasa mayoritas berada di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Kemakmuran. Untuk guna lahan perumahan cenderung berada di jalan-jalan penghubung di wilayah perencanaan dan beberapa LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 10
  • 4. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono tersebar di sebagian koridor jalan utama. Sedangkan untuk pergudangan berkembang di wilayah yang dekat dengan pelabuhan yang berlokasi di Unit Lingkungan Rawajaya. Perdagangan dan jasa yang dominan berada di koridor Jalan Kemakmuran disebabkan koridor tersebut memiliki hirarki jalan arteri sekunder dan merupakan jalur utama di Kawasan Kota Tobelo sehingga untuk guna lahan perdagangan dan jasa cenderung berkembang di lokasi tersebut. Untuk perumahan yang ada di wilayah perencanaan mayoritas berada di jalan-jalan kolektor dan jalan lingkungan antara lain Jalan Puskesmas, jalan Halu, jalan Karianga, Jalan Elim, Jalan Huboto, Jalan Mumulati, penggunaan lahan untuk perkantoran berada di sekitar Jalan Bayangkara, Jalan Kampung Baru Aspol, dan Jalan Kemakmuran pada segmen 3 wilayah perencanaan . Penggunaan lahan untuk pasar terdapat di Jalan Kemakmuran (segmen 1-2 wilayah perencanaan) yang akhirnya dipindah ke kawasan Jalan Trans Halmahera dan akan dikembangkan sebagai kawasan ruang terbuka. Selain penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa, perkantoran dan perumahan, sebagai kota lama wilayah studijuga memiliki penggunaan lahan sebagai kawasan pelabuhan yang terletak di bagian sebelah timur kota di sekitar Jalan Pelabuhan. Selain pelabuhan barang juga berfungsi sebagai pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan di Tobelo terletak di sekitar jalan Kampung Baru PLN dengan penggunaan lahan disekitarnya sebagai kawasan permukiman yang cenderung berkembang sebagai kawasan permukiman kumuh. SEGM EN 1 S EG M E N 2 S E G M EN 3 LIM JL. E GE AN .SIM J L. H RAN KMU JL . K EMA Gambar 2: Pembagian Segmen Wilayah Studi Sumber: Analisis (2009) E LIM J . L B lo k k a w a sa n y a n g sa a t in i d id o m in a si Ja la n K e m a km u ra n b a g ia n u ta ra d id o m in a si o le h p e rm u kim a n y a n g m e m ilik i g u n a la h a n ca m p u ra n a n ta ra p e ru m a h a n d a n k e p a d a ta n b a n g u n a n re n d a h p a d a p e rd a g a n g a n & ja sa y a n g a ka n d ike m b a n g k a n p e rke m b a n g a n n y a a ka n te ta p m e n ja d i ka w a s a n p e rd a g a n g a n & ja s a m e m p e rta h a n k a n g u n a la h a n e ks is tin g ya itu se b a g a i k a w a s a n p e rm u kim a n De sa G u ra RA N MU MAK KE . JL L aut an Pa sifik D e sa Ga m su n g i G u n a la h a n p e rd a g a n g a n d a n ja s a ce n d e ru n g J . PR AJ L UR IT b e rk e m b a n g s e c a ra lin ie r m e n g ik u ti ja la n u ta m a d i K e ca m a ta n T o b e lo ya itu Ja la n JL . KA RIA NG A K e m a k m u ra n ya n g m e ru p a k a n ja lu r G u n a la h a n p e ru m a h a n m e n d o m in a s i JL.B AY ANG KARA p e rh u b u n g a n d a ra t u t a m a d e n g a n h ie ra rki a re a d i lu a r k o rid o r J a la n K e m a km u ra n ARHABAN A rte ri S e k u n d e r. K e d e p a n n ya d ip e rlu ka n u p a ya d e n g a n k e p a d a ta n b a n g u n a n ya n g ko n s e rva si k a w a sa n / dis trik p e rd a g a n g a n & JL. M re n d a h , a ta u d e n g a n ka ta la in J L. HALU ja sa d i Jl. K e m a k m u ra n se h in g g a m a k n a NADA p e rke m b a n g a n g u n a la h a n p e ru m a h a n J L AR NG A ku ltu ra l k a w a s a n d a p a t te ta p d ip e rta h a n ka n . c e n d e ru n g lin ie r m e n g iku ti ja la n lo ka l d a n JL . KA RIA ko le k to r s e k u n d e r HABAN JL .M AR J L . K EM AK MU RA N JL. HUBO TO P ER UMA HAN FA SILITA S UM UM JL . FO RCAN T P ENDIDIKAN D e sa Go s o m a P ER DAGA NG AN AS J . PUSKESM P ER KA NTO RAN L P ER IBADA TA N K O TA TOB ELO I M NGE JAS A A JL. H.S JL . KP BA RU P L N RTH P ER GU DAN GA N De s a R a w a ja y a K ES EH ATA N Gambar 1: Penggunaan Lahan Wilayah Studi Sumber: Hasil Survey Primer (2008) & Analisis (2009) LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 11
  • 5. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono Karakteristik Arsitektur Bangunan di Wilayah Studi Ragam arsitektur yang menjadi perhatian pada perancangan Kota Tobelo ini antara lain: 1) Arsitektur tradisional Kota Tobelo (rumah adat Hibualamo) 2) Arsitektur Kolonial Belanda 3) Arsitektur lokal A. Arsitektur Tradisional Kota Tobelo Kota Tobelo terletak di Halmahera Utara yang juga dikenal dengan sebutan negeri Hibualamo. Masyarakat Halmahera Utara memiliki budaya yang sudah ada ratusan tahun dan sampai saat ini masih terjaga kelestariannya sebagai nilai-nilai budaya yang filosofis. Nilai-nilai budaya ini menjadi sebuah tatanan atau tradisi yang tetap dipertahankan. Baik secara seremonial ataupun secara resmi. Untuk menampung aspirasi budaya masyarakat Kota Tobelo, maka dibangunlah rumah adat Hibualamo yang diresmikan pada bulan April 2007 sebagai rumah adat atau wadah yang diabadikan oleh masyarakat Halmahera Utara. Hibualamo menurut legenda merupakan sebuah rumah besar yang dihuni oleh keluarga besar penghuni negeri yang terhimpun dalam 10 suku dan tersebar di seluruh daratan Halmahera, Pulau Morotai dan Loloda. Rumah adat Hibualamo ini berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya upacara-upacara adat dan sebagai tempat pertemuan pemimpin dan rakyat. Hibualamo memiliki makna universal yakni sebagai pusat kekerabatan tanpa membedakan asal-usul seseorang selama ia menerima nilai-nilai budaya masyarakat Hibualamo. Ornamen berbentuk kapal Rumah adat Hibualamo Kalulu Ornamen ukir pada lisplank Ornamen ukir pada kolom Ornamen ukir pada jendela Gambar 4: Arsitektur Bangunan Lokal Kota Tobelo Sumber: Hasil Survey (2008), Analisis (2009) Dari sisi arsitektur, bangunan tradisional ini memiliki ciri khas berbentuk delapan sudut dengan pintu masuk mengarah ke empat mata angin. Orang Tobelo mengistilahkan dengan wange mahiwara (pintu bagian timur), wange madamunu (pintu bagian barat), koremie (pintu bagian utara) dan korehara (pintu bagian selatan). Keempat pintu yang menghadap ke keempat mata angin memiliki arti bahwa orang yang datang ke Hibualamo berasal dari berbagai penjuru mata angin yang melambangkan keterbukaan. Siapa saja yang datang akan diterima di Hibualamo. LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 12
  • 6. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono Gambar 5: Bangunan Hibualamo Kakara Gambar 5 Sumber: www.halmaherautara.com Bangunan Hibualamo Kakara Sumber: www.halmaherautara.com Rumah adat ini sudah mengalami modifikasi dari bentuk aslinya dan merupakan simbol rekonsiliasi dan persatuan bagi masyarakat Halmahera Utara. Di lokasi yang sama juga terdapat bangunan perahu Korakora raksasa yang adalah perahu tradisional asli Tobelo-Galela. Adapun rumah adat Hibualamo dengan konstruksi yang asli beserta perabotnya yang masih sangat lengkap dapat dijumpai di Pulau Kakara yang merupakan daerah asal mula budaya Hibualamo Tobelo. Rumah adat Hibualamo merupakan simbol dan pemersatu masyarakat Halmahera Utara. Menurut sejarah, penduduk Pulau Kakara dipercaya sebagai Suku Tobelo asli dan sangat terkenal sebagai penari Cakalele yang piawai. B. Arsitektur Kolonial Belanda Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dari abad 17 hingga pertengahan abad 20 mengalami beberapa perkembangan. Dimulai dari Arsitektur Kolonial Belanda yang bersumber dari negara asalnya, kemudian berkembang dengan penyesuaian terhadap iklim setempat yang digabung dengan arsitektur gaya Eropa abad 17 dan arsitektur tradisional. Lalu pada rentang abad 18 sampai abad 19 mendapat pengaruh kuat dari arsitektur gaya Empire Style yang populer di Perancis sehingga terbentuklah gaya arsitektur baru yaitu Arsitektur Kolonial Indische Empire yang dikenalkan oleh Daendels (1808 – 1811) di nusantara. Selanjutnya berkembang menjadi Arsitektur Kolonial Modern (1915 – 1940) yang sebelumnya didahului dengan munculnya Arsitektur Transisi (1890 – 1915). Pada masa Arsitektur Kolonial Modern perancangan bangunan telah disesuaikan dengan iklim, teknologi dan bahan setempat serta mendapat pengaruh kuat gaya Arsitektur Modern yang berkembang di Eropa pada awal abad ke-20. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA DI JAWA MULAI ABAD 17 SAMPAI DENGAN ABAD 20 Arsitektur Arsitektur Gaya Arsitektur Modern yang Empire Style yang yang Berkembang Berkembang Populer di Perancis di Eropa pada Awal di Akhir Abad 17 dan Abad 20 Awal Arsitektur Arsitektur Arsitektur Kolonial Arsitektur Kolonial Kolonial Gaya Modern Kolonial Belanda Abad Indische Empire Yang Sudah Disesuaikan Belanda Abad 17-18 Yang Dikenalkan dengan Iklim, Teknologi 17 di Jawa oleh Daendels dan Bahan Setempat Arsitektur Rumah Arsitektur Tradisional di Jawa yang Transisi Sudah Beradaptasi dengan Iklim Setempat Abad 16 sampai 17 Abad 18 sampai 19 (1890 – (1915 – 1940) Sumber: http://archaeologyworld.blogspot.com LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 13
  • 7. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono C. Arsitektur Lokal Tobelo Arsitektur lokal Kota Tobelo yang diamati adalah bangunan-bangunan yang berada di koridor Jalan Kemakmuran yang merupakan kawasan perdagangan yang letaknya berdekatan dengan Pelabuhan Kota. Berdasarkan analisa, maka disimpulkan suatu hipotesa bahwa bangunan yang berada pada koridor Jalan Kemakmuran terbentuk dari pengaruh gabungan antara Arsitektur Kolonial dan Arsitektur Tradisional Tobelo, yang kemudian mengalami perubahan komposisi interior bangunan akibat tuntutan fungsi komersil, yaitu lantai dasar sebagai area komersil sedangkan lantai atas (loteng) Arsitektur Arsitektur Tradisional Tobelo Kolonial Belanda Arsitektur Lokal Tobelo (koridor Jalan Kemakmuran) Pengaruh Ekonomi (penambahan fungsi komersil) Sumber: Analisis (2009) berfungsi sebagai tempat tinggal. Atap bangunan yang berbentuk kapal adalah pengaruh Arsitektur Tradisional sedangkan atap bangunan yang bersusun (berlapis) dengan sudut inklinasi atap mulai dari 390 sampai 410 merupakan pengaruh Arsitektur Kolonial Lantai Atas (loteng) -Tempat tinggal Lantai Dasar -Area komersil Gambar 6. Bangunan dengan arsitektur lokal Sumber: Hasil Survey (2008), Analisis (2009) Konsep Pengembangan Kawan di Wilayah Studi Penentuan konsep pengembangan Kawasan Kota Tua Tobelo didasarkan hasil analisis evaluative IFAS dan EFAS sebagai berikut: Tabel 1 Analisis IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary) Kawasan Perencanaan Bobot x Faktor Keterangan Bobot Rating Rating Kekuatan (Strenght) Penggunaan Ketersediaan lahan kosong 0.07 3 0.21 Lahan Intensitas KDB cenderung rendah 0.07 3 0.21 Bangunan Tata Bangunan Konfigurasi blok figure-figuratif 0.08 2 0.16 Sirkulasi dan Memiliki jaringan jalan yang baik serta jalur Jalur 0.07 3 0.21 transportasi yang memadai Penghubung Ruang terbuka Memiliki potensi RTH 0.08 3 0.24 hijau Kualitas o Memiliki potensi mangrove 0.12 4 0.48 lingkungan o Arsitetur bangunan lokal sebagai kota LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 14
  • 8. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono Bobot x Faktor Keterangan Bobot Rating Rating lama yang cukup kuat Total 0.49 1.51 Kelemahan(Weakness) Penggunaan Status kepemilikan lahan yang belum 0.09 2 0.18 Lahan jelas Fasade bangunan belum tertata dengan Tata Bangunan 0.12 4 0.48 baik Sirkulasi dan Kondisi jalan yang sempit Jalur 0.08 3 0.24 Penghubung Ruang terbuka RTH belum tertata 0.09 3 0.27 hijau Kualitas o Kawasan sempadan pantai belum 0.13 4 0.52 lingkungan tertata Total 0.51 1.69 Sumber; Hasil Analisa, 2009 Tabel 2 Analisis EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary) Kawasan Perencanaan Bobot x Faktor Keterangan Bobot Rating Rating Peluang (Opportunity) Penggunaan o Kebijakan tata guna lahan & Zonasi kawasan 0.12 3 0.36 Lahan Sirkulasi dan Jalur Kebijakan pengembangan jar. Jalan 0.1 3 0.3 Penghubung o Kebijakan pemerintah dalam mempertahankan kebudayaan lokal sehingga dapat melestarikan citra kawasan yang ada. o Adanya kebijakan pemerintah untuk meremajakan kawasan kota lama o Adanya kebijakan konservasi kawasan Kualitas mangrove 0.5 4 2 lingkungan o Adanya kebijakan untuk penataan permukiman kumuh o Adanya kebijakan pemerintah untuk mengembangkan konsep waterfront city o Adanya kebijakan pemerintah untuk mengembangkan taman kota TOTAL 0.72 2.66 Ancaman (Threat) Penggunaan Dominasi kepemilikan luar kota 0.03 2 0.06 Lahan Pendanaan Minimnya dana untuk pengem kawasan 0.05 3 0.15 o Tidak terealisasinya program pengembangan Kualitas kawasan 0.2 3 0.6 lingkungan o Perubahan paradigm pembangunan kawasan oleh masyarakat TOTAL 0.28 0.81 Sumber; Hasil Analisa, 2008 Posisi kawasan perencanaan pada kuadran SWOT Berdasarkan hasil perhitungan bobot dan rating pada masing-masing variable maka diperoleh posisi kawasan perencanaan pada kuadran SWOT sebagai berikut: LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 15
  • 9. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono X = S + (-W) Y = O + (-T) = 1,51 + (-1.69) = 2.66+ (-0.81 = -0.18 = 1.85 Berikut adalah posisi kawasan perencanaan di kuadran SWOT Gambar 7 Gambar 8: Konsep Pengembangan Kuadran SWOT sebagai pengembangan Kawasan Sumber: hasil Analisis Tahun 2009 Sumber: hasil Analisis Tahun 2009 V. KONSEP PEMBANGUNAN KAWASAN KOTA TOBELO Konsep pembangunan Kawasan Kota Tobelo didasarkan atas potensi, masalah dan fator eksternal berupa kebijakan dengan memperhatikan karakteristik kawasan Kota Tobelo. Berdasarkan hasil analisa kawasan dan analisa bangunan dan lingkungan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka visi pembangunan untuk pengembangan kawasan Kota Tobelo adalah: Mewujudkan Kota Tobelo Sebagai Kota Tua dengan Konsep Water Front City yang Nyaman dan Berwawasan Lingkungan. Untuk menterjemahkan visi tersebaut maka beberapa konsep perancangan yang disusun antara lain: § Pengembangan Kota Tua berarti melalui pelestarian bangunan pada kawasan terutama disekitar pelabuhan yang merupakan pusat kota tua yang berada di Kota Tobelo, pembangunan kawasan yang baru juga di usahakan tetap mempertahankankan identitas kawasan sebagai kota tua dengan menggunakan arsitektur bangunan khas lokal. § Pengembangan kawasan dengan konsep Water Front City ditujukan untuk memanfaatkan potensi Kawasan Kota Tobelo yang berada di wilayah pesisir pantai. Pengembangan kawasan waterfront city diharapkan dapat meningkatkan kondisi fisik lingkungan wilayah di sepanjang pantai sehingga dapat dijadikan sebagai daerah tujuan rekreasi pantai. § Nyaman dalam artian, pengembangan Kota Tobelo ditujukan bagi kenyamanan penduduknya maupun pendatang dengan mengacu pada kaidah-kaidah pembangunan yang berorientasi pada lingkungan, dimana sisi manusia dan lingkungan memiliki nilai yang sama jika dibandingkan dengan nilai ekonomis kawasan. § Berwawasan lingkungan dalam artian pengembangan Kawasan Kota Tobelo didasarkan pada aspek-aspek kelestarian lingkungan seperti kelestarian sempadan pantai, sungai, dan terutama hutan mangrove sebagai ekosistem penyangga kawasan pantai yang merupakan aset bagi Kawasan Kota Tobelo. LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 16
  • 10. Volume: II, Nomor: 1, Halaman: 8 - 17, Januari 2010 Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo, Yuyun Qomariyah, Eko Dein Kirman, Agus Dwi Wicaksono Gambar 9: Perancangan Kota Tua Tobelo DAFTAR PUSTAKA [1] Akdon. Strategic Management For Edicational Management. Bandung: Alfabeta. 2007 [2] Breen, A., and Rigby, D. Waterfront Cities Reclaim Their Edge. McGraw-Hill Inc. USA, 1994. [3] Echols, J. M., and Shadily, H.: Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Penerbit PT Gramedia,2003 [4] Geronila, Kristina T. Representing The Waterfront, Revealing The Intersection of Human and Natural Processes. Blacksburg: Virginia Polytechnic Institute and State University Master of Landscape Architecture, 2004 [5] Santosa, Mas. Proceeding SENPAR 2000. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November, 2000 LOCAL WISDOM-JURNAL ILMIAH ONLINE, ISSN: 2086-3764 17