2. HARI KESATU :
1. Semua peserta sudah mengisi daftar hadir.
Daftar hadir diisi dengan cara menempelkan stiker
bintang.
2. Semua balita sudah ditimbang berat badannya.
Kader mencatat berat badan awal balita
3. HARI KESATU :Praktik mencuci tangan
Langkah mencuci tangan yang benar :
• Basahi kedua tangan dengan air yang mengalir, kemudian
tangan diberi sabun
1. Kedua telapak tangan digosok-gosokan maju mundur.
2. Kedua telapak tangan berlainan, saling membersihkan
punggung tangan secara bergantian sampai sela-sela jari.
3. Bersihkan sela-sela tangan dengan tangan berhadapandan
jari-jari masuk ke sela-sela tangan.
4. Kedua tangan saling bertautan dan digosok-gosok ke tangan
lainnya.
5. Bersihkan jempol tangan sambil dikepal dan diputar-putar
6. Kelima ujung jari digosokkan ketelapak tangan secara
bergantian
• Bilas dengan air bersih yang mengalir sampai bersih
4. HARI KEDUA :
1. Semua peserta sudah mengisi daftar hadir.
Daftar hadir diisi dengan cara menempelkan
stiker bintang.
5. Langkah-langkah menggosok gigi :
Sarana : pasta gigi, sikat gigi, air bersih
1. Peserta diminta berkumur
2. Olesi odol secukupnya
3. Gigi depan disikat dengan arah naik turun
4. Gigi samping sampai geraham belakang disikat
dengan arah maju mundur naik turun dan agak
memutar
5. Sikat bagian bawah gigi dan atas gigi dengan
gerakan maju mundur.
6. 6. Sikat bagian dalam gigi bagian dalam atas dan
bawah dengan arah dari bawah ke atas
7. Berkumur sampai bersih
8. Sikat gigi di cuci sampai bersih, selalu
dikeringkan dan disimpan ditempatnya
7. Menimbang Berat Badan
dengan Dacin
Pertambahan berat badan balita usia lebih dari 1 tahun
dalam 1 bulan berkisar 0,2-0,3 kg, sehingga apabila
menggunakan alat timbang yang ketelitiannya 0,5 kg tidak
dapat termonitor perubahan berat badannya.
KETELITIAN 0,1 kg
KAPASITAS 25 kg
AMAN
KENAPA??
8. Langkah Penimbangan Berat Badan Balita
menggunakan Dacin (1/5)
1. Dacin
digantungkan
pada penyangga
yang kuat
2. Dacin digantung dan
diikat tali yang kuat.
Periksa dengan cara
menarik batang dacin ke
bawah kuat-kuat
9. Langkah Penimbangan Berat Badan Balita
menggunakan Dacin (2/5)
3. Sebelum dacin digunakan,
bandul geser diletakkan
pada angka 0 (nol), setelah
itu batang dacin dikaitkan
dengan tali pengaman.
4. Celana timbang atau
sarung timbang yang
kosong dipasangkan pada
dacin, pada keadaan ini
bandul geser tetap pada
angka 0 (nol).
10. Langkah Penimbangan Berat Badan Balita
menggunakan Dacin (3/5)
5. Menentukan berat badan
anak, dengan membaca
angka diujung bandul
6. Anak dinaikkan kedalam
sarung timbang, dan
kemudian ditimbang pada
dacin sampai batang dacin
dalam keadaan seimbang.
11. Langkah Penimbangan Berat Badan Balita
menggunakan Dacin (4/5)
7. Menentukan berat badan
anak, dengan membaca
angka diujung bandul
geser.
8. Mencatat hasil
penimbangan pada buku
catatan.
12. Langkah Penimbangan Berat Badan Balita
menggunakan Dacin (5/5)
.9. Menggeser bandul ke angka 0 (nol), kemudian
meletakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah
itu anak atau bayi dapat diturunkan. Ucapkan
terimakasih pada ibu balita.
13. Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu
menimbang dengan dacin :
Hal tersebut harus diperhatikan pada
waktu menimbang balita menggunakan
dacin karena jika tidak diperhatikan, hal
tersebut mampu mempengaruhi hasil
penimbangan berat badan balita
SEPATU,,
BAJU/PAKAIAN
TEBAL
Sebelum dilakukan penimbangan, jarum harus menunjukkan angka 0 (nol) setelah
ditambahkan kain sarung dan posisi dacin dalam keadaan seimbang dengan cara
memasangkan penyeimbang menggunakan plastik yang berisi beras atau pasir
Balita menggunakan pakaian
seminimum mungkin
Posisi bayi sebaiknya ditidurkan dalam kain
sarung, anak yang lebih besar bisa sambil
duduk
15. Tinggi badan merupakan parameter
atropometri untuk pertumbuhan linier. Tinggi
badan merupakan parameter antropometri
untuk menilai pertumbuhan panjang atau tinggi
badan.
Perubahan tinggi badan terjadi dalam
waktu yang lama, sehingga sering disebut
akibat masalah gizi kronis.
16. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tinggi badan harus mempunyai
ketelitian 0,1 cm. Anak yang berusia 0-2
tahun dikur dengan ukuran panjang badan
sedangkan anak berusia lebih 2 tahun diukur
menggunakan mikrotois
17. Tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan
mikrotois.
• Kelebihan : ketelitian 0,1 cm, mudah
menggunakannya, tidak memerlukam tempat
yang khusus dan relatif terjangkau harganya.
• Kelemahan : setiap kali akan melakukan
pengukuran harus dipasang pada dinding
terlebih dahulu.
19. 6. Meminta klien untuk melepaskan alas kaki dan
asesoris yang dapat mengganggu pengukuran.
7. Mengatur telapak kaki klien agar menapak
sempurna dan tumit menyentuh sudut dinding.
Memastikan bahwa kaki klien lurus serta tumit dan
betis menempel pada dinding.
8. Mengatur pandangan klien lurus ke depan dan
berdiri tegak lurus. Memperkirakan garis antara
cuping telinga dengan puncak tulang pipi
horizontal. Meletakkan tangan kiri pengukur pada
dagu klien, memastikan bahwa bahu klien lurus dan
tegak, tangannya disamping, serta belakang kepala,
rentang bahu dan bokong tepat menempel pada
dinding.
20. 9. Menurunkan perlahan-lahan batas kepala
mikrotois sampai puncak kepala klien.
Memastikan bahwa pengukur menekan
dengan lembut rambut klien.
10. Memeriksa posisi anak dan bila perlu ulangi
satu persatu.
11. Apabila posisi anak telah benar, membaca dan
menentukan tinggi badan klien dengan akurasi
0,1 cm. Batas kepala dipindakan kembali dan
tangan kiri dilepaskan dari dagu klien.
12. Mencatat hasil pengukuran dan klien
dipersilahkan untuk turun dari papan alas,
serta menyampaikan ucapan terima kasih.
23. KMS adalah kartu yang
memuat kurva
pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks
antropometri berat
badan menurut umur.
Gangguan pertumbuhan
Resiko kelebihan gizi
24. Fungsi
Sebagai alat untuk pemantauan
pertumbuhan anak.
Sebagai catatan pelayanan
kesehatan anak.
Sebagai alat edukasi
26. Kegunaan
Bagi kader
• Mencatat berat badan
• Pemberian kapsul vitamin A
• Menilai hasil penimbangan
• Memberikan pujian kepada ibu balita
27. Kegunaan
Bagi petugas kesehatan
Mengetahui
jenis pelayanan
Sebagai alat
edukasi
• Imunisasi
• Vitamin A
• Pertumbuhan anak
• Manfaat imunisasi
• Pemberian kapsul vitamin A
• Cara pemberian makan
• Pentingnya ASI eksklusif
30. 1. Mengisi bulan lahir
dan bulan
penimbangan anak
Contoh kasus :
Angel lahir bulan Maret
2010
Langkah-langkah
pengisian KMS
Umur (bln) 0 1 2 3 4
Bulan
penimbangan
BB (kg)
KBM (gr) 800 900 800 600
N/T
ASI Eksklusif
Maret
‘10
April
‘10
Juni
‘10
Juli
‘10
Mei
‘10
31. 4. Meletakkan titik berat badan dan
membuat garis pertumbuhan anak
a. letakkan (ploting) titik berat
badan hasil penimbangan
b. hubungkan (plot) titik
penimbangan hasil berat badan
Langkah-langkah
pengisian KMS
32. Umur (bln) 0 1 2 3 4
Bulan
penimbangan
BB (kg) 3,0 3,3 4,7 6,0
KBM (gr) 800 900 800 600
N/T
ASI Eksklusif
a. letakkan
(ploting) titik
berat badan
hasil
penimbangan
33. Umur (bln) 0 1 2 3 4 5 6 7
Bulan
penimbangan
BB (kg) 3,0 3,3 4,7 6,0 6,6 6,6 6,3
KBM (gr) 800 900 800 600 500 400
N/T
ASI Eksklusif
b. hubungkan
(plot) titik
penimbangan
hasil berat
badan
34. 5. Mencatat setiap kejadian yang
dialami anak
• catat setiap kejadian kesakitan
yang dialami anak :
• Pada penimbangan dibulan
Maret anak tidak mau makan
• Saat ke posyandu di bulan
Agustus, anak sedang
mengalami diare
• Penimbangan selanjutnya
dibulan September anak
sedang demam
Langkah-langkah
pengisian KMS
35. 6. Menentukan Status Pertumbuhan Anak Berdasarkan
KMS Balita
a. TIDAK NAIK, grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari KBM (<800 g)
b. NAIK, grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan diatasnya atau kenaikan berat badan
lebih dari KBM (>900 g)
c. NAIK, grafik berat badan mengikuti garis
pertumbuhannya atau kenaikan berat badan lebih
dari KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK, grafik berat badan mendatar atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (>400 g)
e. TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (<300 g)
Langkah-langkah
pengisian KMS
39. 0 1 2 3 4 5 6 7
800 900 800 600 500 400
Umur (bln)
Bulan
Penimbangan
BB(Kg)
KBM (gr)
N/T
Farhan Lahir pada
bulan Desember
2016
BB saat lahir 3,2
Kg
Desember’16
3,2
Hasil
penimbangan
bulan Januari :
4,1Kg
Januari’17
4,1
N
Hasil
penimbangan
bulan Januari
2017 : 4,1Kg
Hasil
penimbangan
bulan Februari
2017 : 4,9Kg
4,9
T
Februari’17
Bulan Maret tidak
ditimbang
Maret’17
-
-
43. Langkah-langkah
pengisian KMS
9. Isi kolom pemberian ASI
eksklusif
Beri tanda (√) bila pada
bulan tersebut bayi masih
diberi ASI saja, tanpa
makanan dan minuman
lain. Bila diberi makanan
lain selain ASI, bulan
tersebut dan bulan
berikutnya diisi dengan
tanda (-)
44. SKDN
Adalah status gizi balita yang digambarkan
dalam suatu balok SKDN, dimana balok
tersebut memuat tentang sasaran baita di
suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS
(K),, balita yang ditimbang berat badannya
(D), balita yang ditimbang dan naik berat
badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari
hasil posyandu yang dimuat di KMS dan
digunakan untuk memantau pertumbuhan
balita. (Depkes RI, 2003)
45. • SKDN singkatan dari :
S : jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja
posyandu.
K : jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyandu
yang mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat)
D : jumlah balita yang datang di posyandu atau
dikunjungan rumah dan menimbang berat badannya
sesuai atau jumlah seluruh balita yang ditimbang.
N : jumlah balita yang ditimbang berat badannya
mengalami peningkatan berat badan dibanding bulan
sebelumnya dengan garis pertumbuhan
46. Analisi SKDN terdiri dari :
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
penimbangan balita yaitu jumlah balita
yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang ada di wilayah kerja posyandu
atau denngan menggunakan rumus (D/S
x 100%).
2. Tingkat liputan program yaitu jumlah
balita yang mempunyai KMS dibagi
dengan jumlah seuruh balita yang ada di
wilayah posyandu atau dengan
menggunakan rumus (K/S x 100%).
47. 3. indikator-indikator lainnya adalah N/D x 100%)
yaitu jumlah balita yang naik berat badannya
dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang
ditimbang.
4. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator
Drop Out
51. Desa Sukakaya memiliki 5 posyandu jumlah balita di desa Sukakaya (S) adalah 125 balita,karena
kader yang kurang aktif maka balita yang memiliki KMS (K) hanya 100 balita, 75 balita
yang datang ditimbang (D) dan hanya 50 balita yang naik (N) . Berapakah D/S dan nya ?
Jawab :
Persentase D/S = balita yang datang ditimbang (D) x 100%
jumlah balita di wilayah kerja posyandu S
= 75 x 100%
125
= 60 %
Persentase K/S = balita yang memiliki KMS (K) x 100%
jumlah balita di wilayah kerja posyandu (S)
= 100 x 100 %
125
= 80 %
Persentase N/D = Jumlah balita yang naik berat badannya (N) x 100%
jumlah balita di wilayah kerja posyandu (S)
= 50 x 100 %
125
= 40 %
52. Desa Sukamaju memiliki 5 posyandu jumlah balita
di desa Sukamaju (S) adalah 100 balita,karena
kader yang kurang aktif maka balita yang
memiliki KMS (K) hanya 45 balita, 55 balita yang
datang ditimbang (D) dan hanya 50 balita yang
naik (N) . Berapakah D/S dan nya ?
53. Persentase D/S = balita yang datang ditimbang (D) x 100%
jumlah balita di wilayah kerja posyandu S
= 55 x 100%
100
= 55 %