Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang pasien hemodialisis yang mengalami komplikasi jangka panjang berupa anemia. Pasien menjalani hemodialisis rutin selama 13 tahun dan memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi dan hepatitis C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pasien rendah dan status besinya perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan tatalaksana yang tepat seperti pemberian zat besi dan
1. KOMPLIKASI JANGKA PANJANG PADA PASIEN
HEMODIALISIS
KELOMPOK 2
dr. Andy Andrean – RS Primaya Pangkal Pinang
dr. Arinta Prinarbaningrum – RS Primaya Bekasi Utara
dr. Delfina – Siloam Medan
dr. Maria Amelia Goldie – Siloam Lippo Village
dr. Mutiara Handayani – Siloam Labuan Bajo
dr. Titis Hestikasari – RS Priscilla Medical Center
2. ANAMNESIS
• Ny EP, usia 32 tahun, datang ke unit HD SHLV Gedung B untuk HD
rutin. Keluhan saat ini : mual dan pusing sejak 2 hari. Pasien rutin HD
sejak 13 tahun lalu, jadwal HD Rabu dan Sabtu, tidak ada perdarahan
aktif, BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi, Hepatitis C (tahun ketiga HD), tumor payudara
(post Op 2002)
Riwayat Penggunaan Obat : Amlodipin 5 mg dan calcium
Riwayat Kebiasaan : makan sayuran sop, bayam, jarang makan daging. Mens teratur,
ganti pembalut 3x sehari
6. Diagnosis
• CKD ST V on HD
• Hipertensi gr 1
• Anemia Renal
• Hepatitis C
7. Tatalaksana
• HD 5 jam UF 5000ml Heparin 5000 unit QB 300ml/min
Dializer single use, HD via AV Fistula sinistra
• Renogen 3000unit/IV
• Boleh pulang bila selesai HD pasien stabil
• HD kembali sabtu siang
8. FOLLOW UP 6/5/23
Hb 7.4
Ht 24
MCV 85.1
MCH 26.2
MCHC 30.8
Leukosit 7.010
Trombosit 207.000
SI 32
TIBC 320
ST 10
Planning:
- terapi zat besi 10x mulai tgl
10/5/23
10. ANEMIA
• Anemia : jika kadar HB < 14 g/dl (laki-laki) dan <12 g/dl (perempuan)
• Anemia renal : disebabkan karena penurunan kapasitas produksi
eritropoetin
• Faktor lain penyebab : defisiensi besi, umur eritrosit yang memendek,
hiperparatiroid sekunder dan Infeksi inflamasi
• Anemia defisinesi besi absolut : Bila saturasi transferrin (ST ) < 20%
dan ferritin serum (FS) <100 ng/ml (PGK-nonD, PGK-PD) dan <200
ng/ml (PGK-HD)
11. Gejala Anemia
• Pusing dan sakit kepala
• Lemas dan mudah lelah
• Napas pendek
• Nyeri pada dada
• Kaki dan tangan dingin
• Kulit terlihat pucat
• Detak jantung tidak teratur
• Lebih cepat atau lebih sering mengantuk
• Kuku menjadi rapuh
• Lidah terasa sakit
12. Evaluasi Anemia renal
• 1. Skrining Hb minimal 1x setahun
• 2. Jika dapat dilakukan :
• A. Pemeriksaan Darah lengkap: Hb, Hematokrit (ht), index eritrosit (MCH, MCV,MCHC),
leukosit dan hit jenis, hitung trombosit
• B. Apusan Darah Tepi
• C. Hitung Retikulosit
• D. Uji Samar Feses
• E. Evaluasi status besi: Besi serum (SI), Kapasitas ikat besi total (TIBC), Saturasi transferrin
(ST), Feritin Serum (FS)
• 3. Evaluasi penyebab lain anemia
13. PENGKAJIAN STATUS BESI
- Dilakukan sebelum terapi ESA
- Agar respon eritropoesis optimal, status besi harus cukup
• Status Besi yang diperiksa meliputi SI, TIBC, ST dan FS
ST =
𝑆𝐼
𝑇𝐼𝐵𝐶
𝑥 100%
14. - Mengurangi kebutuhan transfusi darah
- Menghilangkan gejala yang ditimbulkan anemia
- Mencegah komplikasi kardiovaskular
- Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat anemia
- Meningkatkan kualitas hidup
Tujuan penatalaksanaan
15. • Sediaan besi : oral dan parenteral
• Terapi besi oral → diindikasikan pada pasien PGK-nonD dan PGK-PD
dengan anemia defisiensi besi.
• Bila setelah 3 bulan ST tidak dapat dipertahankan >20% dan atau FS >
100 → anjuran pemberian besi parenteral.
• Terapi besi parenteral → terutama diindikasikan pada pasien PGK-HD.
- Terapi besi fase koreksi dan maintenance
16. • Terapi besi fase koreksi
• Utk koreksi anemia def besi absolut sampai status besi cukup, ST >20% atau FS
>100 pada PGK-nonD dan PGK-PD atau >200 pada PGK-HD
• Dosisnya : 100mg 2kali per minggu saat HD (sekitar 10 kali pemberian).
• Evaluasi dilakukan 1 minggu pasca koreksi besi fase koreksi
• Terapi besi fase maintenance
• Utk menjaga kecukupan kebutuhan besi utk eritropoesis selama terapi pemberian
terapi ESA.
• Target terapi : ST 20-50%, FS 100-500 ng/ml (pada PGK-nonD dan PGK-PD) atau
200-500 ng/ml (pada PGK-HD).
• Status besi diperiksan tiap 3 bulan.
• ST > 50% → tunda terapi besi, terapi ESA dilanjutkan.
• ST 20-50% → lihat tabel 3
• ST < 20% → lihat tabel 4
17.
18. • Terapi ESA dimulai bila Hb < 10 g/dl dan penyebab lain anemia sudah
disingkirkan.
• Target Hb pada pasien HD yang mendapat terapi ESA (erythropoietin
stimulating agent) : 10-12 g/dl.
• Kadar Hb tidak boleh > 13 g/dl.
• Syarat pemberian ESA :
- Tidak ada anemia defisiensi besi absolut : ST < 20% dan FS < 100
ng/ml (PGK nonD & PGK-PD), <200 ng/ml (PGK HD)
- Tidak ada infeksi yang berat
19. • Terapi ESA fase koreksi
• Utk koreksi anemia renal sampai Hb tercapai
• Dianjurkan diberikan secara subkutan
• Dosis ESA dapat dimulai :
• Epoetin α dan β : 2000-5000 IU 2kali seminggu atau 80-120unit/kgBB/minggu SC
• CERA (Continuous Erythropoiesis Receptor Activator) : 0,6µg/kgBB atau 50-75 µg setiap 2 minggu
• Target respon : naik 0,5-1,5 g/dl dalam 4 minggu
• Monitor Hb tiap 4 minggu
• Bila target respon teracapai, pertahankan dosis ESA sampai target Hb tercapai.
• Bila target respon tidak tercapai, naikkan dosis 25%.
• Bila Hb naik >1,5 g/dl dalam 4 minggu atau Hb 12-13 g/dl, turunkan dosis 25%.
• Bila Hb > 13 g/dl, stop pemberian ESA.
• Terapi ESA fase maintenance
• Dilakukan bila Hb sudah tercapai (10-12 g/dl)
• Epoetin α dan β : 2000-5000 IU/minggu, dosis CERA sama dengan dosis fase koreksi dengan interval
pemberian setiap 4 minggu
• Monitor Hb setiap bulan
20.
21.
22. • Transfusi darah pada pasien PGK dilakukan bila :
- Hb < 7 g/dl dengan/tanpa gejala anemia
- Hb < 8 g/dl dengan gangguan kardiovaskular yang nyata
- Perdarahan akut dengan gangguan hemodinamik
- Pasien yang akan menjalani operasi
• Target pencapaian Hb dengan transfusi : 7-9 g/dl.
23. PEMBAHASAN
Teori Kasus
Pasien CKD dengan anemia, target Hb 10-12 g/dl Hb pasien < 10 g/dl
Pemeriksaan status besi dilakukan setiap 3 bulan (SI,
TIBC, ST, Ferritin)
Pasien tidak dilakukan pemeriksaan Ferritin (pasien
BPJS)
Pemberian zat besi dan ESA sesuai algoritme
(sesuai ST)
ST pasien 21,1% sehingga tidak diberikan zat besi.
ESA diberikan kepada pasien (Renogen 3000IU) 2 kali
seminggu
Evaluasi pemberian ESA dilakukan 4 minggu. Bila tidak
respon (naik 0,5-1,5 g/dl dalam 4 minggu), dosis ESA
dinaikkan 25%.
Dalam evaluasi, Hb pasien tidak naik sesuai target
respon. Dosis Renogen tetap (pasien BPJS)