Dokumen tersebut membahas tentang gulma dalam perlindungan tanaman, termasuk definisi gulma, pembagian gulma berdasarkan umur, habitat, keganasan, dan sifat, cara gulma menimbulkan kerugian, peran gulma dalam pengelolaan agroekosistem, pemanfaatan gulma, serta gulma sebagai inang bagi patogen dan virus tanaman.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
Manual ini merupakan sebuah panduan bagi para pihak yang ingin melakukan pengkoleksian tumbuhan atau tanaman dalam bentuk spesimen kering (herbarium).
Manual ini dipublikasikan dengan lisensi sukarela.
Untuk pengenalan, diskusi dan info lebih lanjut silahkan hubungi penulis atau direct message atau email dheckylle@photographer.net
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
Manual ini merupakan sebuah panduan bagi para pihak yang ingin melakukan pengkoleksian tumbuhan atau tanaman dalam bentuk spesimen kering (herbarium).
Manual ini dipublikasikan dengan lisensi sukarela.
Untuk pengenalan, diskusi dan info lebih lanjut silahkan hubungi penulis atau direct message atau email dheckylle@photographer.net
The Research was conducted to identification species of Odonata, morphological characters difference, predatory test, and copulation test. Experiment was conducted with survey method on lowland plantation in Donggala and Tolitoli. Identification, predatory test, and copulation test has been conduct in laboratory.
The result showed that the Odonata species as predatory on lowland plantation are Orthemis ferruginea (Fabricius), Liriothermis sp., Libellula sp., (Libellulidae); Aeshna sp., Anax sp., Rhionaechna multicolor (Aeshnidae); Gomphus limnae (Gomphidae); Ephitheca spinigera (Corduliidae); and Argia translata (Coenagrionidae). It’s that different with morphological characters and didn’t copulation between species. Result of predatory test showed that the O. ferruginea, Liriothermis sp., Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, are predatory on lowland plantation. Only one species is didn’t predatory is A. translate (betina) Male O. ferruginea versus female Liriothermis sp. didn’t copulated. Female Liriothermis sp. didn’t oviposition behavior. The same case didn’t copulate between species O. ferruginea, Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, and A. translata.
The Research was conducted to identification species of Odonata, morphological characters difference, predatory test, and copulation test. Experiment was conducted with survey method on lowland plantation in Donggala and Tolitoli. Identification, predatory test, and copulation test has been conduct in laboratory.
The result showed that the Odonata species as predatory on lowland plantation are Orthemis ferruginea (Fabricius), Liriothermis sp., Libellula sp., (Libellulidae); Aeshna sp., Anax sp., Rhionaechna multicolor (Aeshnidae); Gomphus limnae (Gomphidae); Ephitheca spinigera (Corduliidae); and Argia translata (Coenagrionidae). It’s that different with morphological characters and didn’t copulation between species. Result of predatory test showed that the O. ferruginea, Liriothermis sp., Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, are predatory on lowland plantation. Only one species is didn’t predatory is A. translate (betina) Male O. ferruginea versus female Liriothermis sp. didn’t copulated. Female Liriothermis sp. didn’t oviposition behavior. The same case didn’t copulate between species O. ferruginea, Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, and A. translata.
Tetap kuat menjalani hidup walau terkadang terasa sangat berat :) Awali semua perbuatan dengan Do'a, dan akhiri dengan do;a pula :) Dan jangan pernah pelit untuk membagikan ilmu yang kamu miliki.
Pendidikan IPA UM 2015
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Scheppings Theorie (salah satu
penganutnya adalah Linnaeus)
• Teori yang mengatakan bahwa
semua jenis tumbuh-tumbuhan yang
ada adalah ciptaan Tuhan, dan
Tuhan menciptakan sesuatu tentulah
dengan maksud dan tujuan
(Tjitrosoepomo, 1969)
3. SAJAK FALSAFAH GULMA (Martin, 1913;
cit. Ronoprawiro, 1992)
Nah, katakanlah, bukankah saya ini dirundung nestapa.
Dilahirkan di bumi ini hanya untuk menjadi gulma?
Semenjak saya muncul dari dari kegelapan biji kecil
tempat asal saya,
Saya telah mencoba hidup baik, namun tetap saja saya
sebagai gulma.
Untuk direnggut beserta akarku, dan dibinasakan
sebagai upah,
Untuk dihina oleh pekebun, dan dibuang sebagai
sampah.
4. SAJAK FALSAFAH GULMA (2)
Ah, tetapi mengapa saya dilahirkan, bila tak
ada orang yang suka,
Dengan sesuatu yang begitu memuakkan dan
buruk seperti gulma?
Sekarang, sebab apa saya daan saudara-
saudaraku membela diri,
Katakanlah, tidak adakah satupun dari gulma
yang dapat digunakan untuk berbangga diri?
5. SAJAK FALSAFAH GULMA (3)
Bila kodrat berlaku untuk setiap makluk yang diciptakan,
Maka harus ada dari gulma yang dapat dipersembahkan.
Bila kejahatan dan penderitaan masih terjadi di dunia,
Dalam perjalanan perkembangannya, maka saya sebagai gulma.
Tentu merupakan bagian dari rencana alam semesta, Meskipun
saya hidup, tetapi mati hanya karena menjadi gulma.
Demikianlah keluhan nelangsa makluk yang disebut gulma.
6. BATASAN GULMA (Sepahan dng etika
egosentrik, anthoposentrik)
1. Tumbuhan yg tumbuh di tmpt yg tak
dikehendaki, tumbuhan yg tak berguna, tak
diinginkan dan tak disukai (Kingman, 1961)
2. Tumbuhaan yg mengganggu Manusia atau
kepentingannya
3. Tumbuhan yg potensi perusaknya melebihi
potensi kegunaannya.
7. BATASAN GULMA (Penganut etika
ekosentrik)
1. Tubuhan yg apabila dibiarkan berkembang dalam
sistem pertanaman menyebabkan kerugian
finansial dalam berbagai bentuk (Mercado et
al., 1979).
2. Tubuhan yg menduduki habitat yg terusik dan
bukan mrpkn anggota komunitas alami asli di
areal geografik tempat ia ditemukan
(Radosevich and Holt, 1984).
8. Batasan Gulma (Ronoprawiro, 1992)
• Gulma adalah tumbuhan yang menduduki
habitat yang terusik dan bukan merupakan
anggota komunitas alami asli di areal
geografik tempat ia ditemukan.
• Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di
tempat dan waktu yang tidak sesuai dengan
kepentingan manusia (jadi padi yang tumbuh
diantara tanaman bawang putih dapat
distatuskan sebagai gulma)
9. Pembagian Gulma menurut Umur atau
Daur Hidupnya
1. Gulma Tahunan (perenial weed)
2. Gulma Dua Musim (beannual weed)
3. Gulma Semusim
10. Pembagian Gulma menurut
Habitatnya
1. Gulma Obligat, yaitu tumbuhan yang tumbuh
pada habitat yang sudah ada campur tangan
manusia.
2. Gulma Fakultatif, yaitu gulma yang tumbuh
di habitat yang belum ada campur tangan
manusia.
11. Pembagian Gulma menurut
Keganasannya
1. Gulma keras atau gulma berbahaya, yaitu
gulma yang pada kerapatan rendah sudah
dapat menimbulkan kerugian.
2. Gulma Lunak
12. Pembagian Gulma berdasarkan Kesamaan Sifat
Saingan atau Respon terhadap Herbisida
1. Gulma rerumputan (grasses)
2. Gulma berdaun lebar (broad leaf)
3. Gulma tekian (sedges)
4. Gulma pakisan (fern)
13. Sifat-Sifat Tumbuhan yang Berpotensi
Menyebabkan Status Gulma
1. Pertumbuhan vegetatifnya sangat cepat
2. Reproduksinya awal dan sangat efisien
3. Memiliki kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan yang tidak optimal
4. Mempunyai propagul yang dapat berstatus
dorman
5. Daya rusak yang tinggi
14. Cara Gulma Menimbulkan
Kerugian
1. Menjadi inang atau habitat bagi hama dan patogen
tumbuhan
2. Menurunkan angka hasil
3. Menurunkan kualitas hasil
4. Menurunkan nilai dan produktivitas tanah
5. Meningkatkan biaya pengerjaan tanah, pemupukan,
pengeringan hasil, penyimpanan, maupun
pengankutan hasil.
6. Menurunkan Efisiensi pengairan dan pengolahan air
7. Meningkatkan kebutuhan tenaga
8. Meningkatkan biaya pengendalian hama dan penyakit
15. PERAN GULMA DALAM PENGELOLAAN
AGROEKOSISTEM
• Gulma dapat berfungsi sebagai inang
alternatif atau sumber inokulum bagi patogen
• Gulma dapat mempengaruhi iklim mikro yang
membantu perkembangan hama dan patogen
• Gulma merupakan salah satu habitat penting
bagi bertahannya jasad atau mikroba yang
bermanfaat, termasuk mikroba yang
berpotensi sebagai agen pengendalian hayati
• Gulma sebagai sumber genetik, khususnya
untuk sifat ketahanan terhadap OPT
16. Pemanfaatan Gulma sebagai Salah
Satu Strategi Pengendalian
1. Sebagai sumber bahan obat-obatan
2. Sebagai bahan dasar parfum
3. Rumput sebagai pakan ternak dan ikan
4. Sebagai bahan bangunan
5. Sebagai bahan pembuatan kertas
6. Sebagai bahan sayur
7. Sebagai bahan kerajinan
8. Sebagai bahan media untuk menumbuhkan jamur yang
dapat dimakan
9. Sebagai penghasil biogas
10. Sebagai bahan pembuatan pupuk organik
11. Dikembangkan menjadi kompenen tanaman hias/dekorasi
17. Tabel 1. Kepekaan varietas padi IR 36 terhadap beberapa jamur yang isioalsi dari gulma
(Soejani et al., 1979)
No. Sumber Gulma Kepekaan Padi IR 36
1. Imperata cylindrical L. (Beauv.) +
2. Pennisetum purpureum Schumach +
3. Panicum repens L. +
4. Monochoria vaginalis (Burm.f.) Presl +
5. Scirpus grossus L.f. +
6. Eichhornia crassipes (Mart.) Solms +
7. Salvinia molesta D.S. Mitchell -
8. Marsilea crenata Presl -
9. Ipomoea aquatic Forsk -
+ : peka
- : tahan
18. Tabel 2 : Beberapa patogen tanaman pertanian yang dapat menginfeksi gulma
(Soerjani et al., 1979)
No. Jenis Penyakit/patogen Diisolasi dari tanaman Gulma yang dapat diinfeksi
1
“Dwarf”
(virus)
padi
Echinochloa crusgalli,
Paspalum thunbergii,
dan Gramineae lainnya
2
“Black-streaked dwarft”
(virus)
Padi, jagung barley
Alopecurus aequalis var.
amurensis
dan Gramineae lainnya
3
Hoja blanca padi
Echinochloa colonum
dan Gramineae lainnya
4 Tungro padi Padi liar
5
“Yellow dwarft”
(virus)
padi
Alopecurus aequalis,
Glyceria aquatiflora,
Oryza cubensis
6 “Curly top disease”
(virus)
Bit gula sayuran Gulma
7 “Stewart’s diseases” Jagung Euchlaea Mexicana
8 Glaeosporium sp. Karet Eichhornia crassipes
9 “Mildew disease Apel Euphorbia hirta
19. Tabel 4. Gulma sebagai inang alternatif bagi nematoda parasit tanaman
(Disiapkan oleh Siwi Indarti)
No
Jenis Gulma
Jenis nematoda parasit tanaman
Sumber
Pustaka Meloidogyne
incognita
M.
javanica
Globo-
dera sp.
Pratylen-
chus sp.
Helicoty-
lenchus sp.
Hirsch-
maniella
Rotylen-
chulus
reniformis
Tylench-
orynchus
1 Ageratum conyzoides + 1
2 Commenila diffusa + 1
3 Emilia sonchifolia + 1
4 Polygonum nepalense + 1
5 Centula asiatica + 1
6 Amaranthus blitoides + + 2
7 Solanum nigrum + + 2
8 Cyperus rotundus + + + 2
9 Galinsoga parvifola + 1
10 Erichitities
palerinofolia
+ 1
11 Chenopodium
amaranticolor
+ 1
12 Datura ferox + 3
13 Nicotiana acuminate
( tembakau liar)
+ 3
14 Panicum repens + + +
15 Monochoria vaginalis +
16 Echinocloa colonum +
Ket. + merupakan inang alternative
20. Tabel 5. Patogen penting pada gulma (Soejani et al., 1979)
No. Gulma Jenis Penyakit
1. Alternanthera philoxeroides Alternasia sp.
2. Cassia surrattensis Lamarck Cephalosporium sp.
3.
Eichhornia crassipes (Mart.) Solm
(eceng gondok)
- Acremonium zonatum (Sawada) Gams
- Alternaria eichhorniae Nag Raj and Ponnappa
- Bipolaris stenospila
- Cercospora piaropi Tharp.
- C. rodmanii Conway
- Fusarium roseum (Lk) Sacc.
- Myrothecium sp.
- Rhizoctonia sp.
- Uredo eichhorniae Fragoso & Ciferi
4. Oxalis sp. Puccinia oxalidis (Lev.) Diet. and Ell.
5. Rumex orispus L. Uromyces rumiqii (Shum) Wint
6.
Salvinia sp.
Alternaria sp
Spicariopsis sp.
7.
Sida spinosa L.
Collectotrichum malvarum (A. Brown & Casp.)
Southworth
8. Xanthium spp Puccinia xanthii show.