Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bencana khususnya tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP). Dokumen menjelaskan definisi, langkah-langkah, dan prosedur RJP serta pertolongan pertama pada korban selama kehidupan sehari-hari dan bencana. Dokumen juga membahas tentang triase dan posisi korban setelah dilakukan RJP.
2. OUTLINE
CPR/RJP
Definisi Resusitasi Jantung Paru
Langkah Bantuan Hidup Dasar (Resusitasi Jantung Paru)
Pertolongan Pertama Korban saat Kehidupan Sehari-hari
Pertolongan Pertama Korban saat Bencana
3. Resusitasi Jantung Paru
DEFINISI
Usaha kegawadaruratan
untuk mempertahankan atau
mengembalikan aliran udara,
pernapasan dan sirkulasi
melalui RJP dan defibrilasi.
Indikasi
- Henti napas
- - Henti jantung
Field, John. (2009). The Textbook of
Emergency Cardiovascular Care and CPR,
American Heart Association. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
4. Triase
DEFINISI
proses memilah korban untuk
menentukan prioritas mendapat
penanganan terlebih dahulu.
TUJUAN
menolong sebanyak mungkin agar
korban mendapatkan kesempatan
terbesar untuk tetap hidup
Warna Berdasarkan Prioritas
• Merah (utama)
• Kuning (sedang)
• Hijau (ringan)
• Hitam (meninggal)
Fauziah, M., & Widyastuti, P. (2000). Bencana Alam Perlindungan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
5. Langkah Resusitasi Jantung Paru
1. Amankan sekitar
2. Periksa respon korban
3. Panggil bantuan
4. Buka jalan napas
5. Cek pernapasan
6. Lakukan kompresi dada
7. Lakukan bantuan pernapasan
6. 1. Amankan sekitar
KORBAN
• Amankan
lingkungan sekitar
korban
PENOLONG
• Tenaga kesehatan
menggunakan
APD (sarung
tangan, masker,
dsb)
BYSTANDERS
• Orang yang berada
di tempat kejadian
tidak terlalu
berkerumun
7. 2. Periksa respon korban
Alert
(kesadaran)
Verbal
(menjawab
pertanyaan)
Pain
(nyeri)
Unresponsive
(tidak
berespon)
Darmiatun,
S.,
&
Tastrial.
(2015).
Prinsip
K3LH
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
dan
Lingkungan
Hidup.
Malang:
Penerbit
Gunung
Samudra.
9. 4. Buka jalan napas
menggunakan teknik :
• Head tilt – Chin lift (Non Trauma) • Jaw thrust – Chin lift (Trauma)
TUJUAN
Mengetahui adanya
sumbatan atau tidak
pada jalan napas
Hazinski,
M.,
et
al.
(2016).
Guidelines
2015
CPR
and
ECC.
USA:
American
Heart
Association.
10. 5. Cek pernapasan
• Look : lihat gerakan dada dan perut
• Listen : suara napas normal dan abnormal
• Feel : rasakan pernapasan dengan pipi
11. 6. Lakukan kompresi dada
X
Hazinski, M., et al. (2016). Guidelines 2015 CPR and ECC. USA: American Heart Association.
12. Kompresi dada pada bayi
Thygerson, A. (2001). Pediatric First Aid and CPR, 4th ed. Boston: Jones and Bartlett
13. 7. Lakukan bantuan pernapasan
X
Mouth to Mouth
Bag Valve Mask with
EC-Clamp techniques
Soar,
J.,
Perkins,
G.
D.,
&
Nolan,
J.
(2013).
ABC
of
Resuscitation
6
th
ed.
United
Kingdom:
John
Wiley
&
Sons.
14. AED (automated external defibrillator) PROSEDUR
1. Tekan tombol power
2. Gunakan pad pada dada klien
dan letakan sesuai gambar
pada pad
3. Jangan menyentuh korban,
dan ikuti instruksi alat
4. Biarkan mesin menganalisis
irama jantung
5. Mesin melakukan shock
defibrilasi
6. Saat diminta untuk melakukan
RJP pada alat, boleh
menyentuh klien
Soar,
J.,
Perkins,
G.
D.,
&
Nolan,
J.
(2013).
ABC
of
Resuscitation
6
th
ed.
United
Kingdom:
John
Wiley
&
Sons.
16. Pertolongan Pertama Korban
saat Kehidupan Sehari-hari
Tersedak
• Tanda korban tersedak :
memegangi lehernya
dengan ibu jari dan jari
telunjuk, terlihat panik
hingga kehilangan
kesadaran, tampak pucat
dan kebiruan pada bibir
dan kulitnya.
1. Tepuk
Punggung
SADAR
Thygerson, A. (2001). Pediatric First
Aid and CPR, 4th ed. Boston: Jones
and Bartlett.
19. DAFTAR PUSTAKA
Darmiatun, S., & Tastrial. (2015). Prinsip K3LH Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Malang: Penerbit Gunung
Samudra.
Fauziah, M., & Widyastuti, P. (2000). Bencana Alam Perlindungan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Field, John. (2009). The Textbook of Emergency Cardiovascular Care and
CPR, American Heart Association. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Hazinski, M., et al. (2016). Guidelines 2015 CPR and ECC. USA: American
Heart Association.
20. DAFTAR PUSTAKA
Moule, P., & Albarran, J. (2009). Practical Resuscitation for Healthcare
Professionals 2nd ed. United Kingdom: John Wiley & Sons.
Ornato, J. P., & Peberdy, M. A. (2005). Cardiopulmonary Resuscitation. New
Jersey: Humana Press Inc.
Sweet, Vicki. (2018). Emergency Nursing Core Curriculum 7th ed. USA: Elsevier
Inc.
Soar, J., Perkins, G. D., & Nolan, J. (2013). ABC of Resuscitation 6th ed. United
Kingdom: John Wiley & Sons.
Thygerson, A. (2001). Pediatric First Aid and CPR, 4th ed. Boston: Jones and
Bartlett.
Treinish, S. (2018). Water Rescue Principle and Practice, International
Association of Fire Chieft & NFPA. Philadelphia. Jones & Bartlett Learning.
Editor's Notes
Praktikum 3: CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) / RJP
Jelaskan langkah bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)
Jelaskan perbedaan pertolongan pertama pada korban saat kehidupan sehari-hari dan pada saat terjadinya bencana
Resusitasi jantung paru dilakukan jika terdapat indikasi henti napas yang disebabkan adanya sumbatan pada jalan napas dan henti jantung berkaitan dengan henti napas serta dapat mengakibatkan otot jantung tidak dapat berkontraksi
Tujuan dilakukannya resusitasi untuk dapat memberikan oksigen ke jantung, otak, dan organ penting lainnya, mencegah pernapasan berhenti, dan memberi bantuan eksternal pada korban henti napas & jantung
Merah, penanganan segera klien hilang kesadaran, tersumbatnya jalan napas (ABC), pendarahan, syok
Kuning, penanganan ditunda sementara, klien masih sadar, ABC dapat memburuk perlahan, klien cedera
Hijau, luka ringan, klien masih dapat berjalan sendiri, dilakukan penangan dan perawatan lansung ke RS
Hitam, tidak ada tanda kehidupan
Merah dan Kuning diberi pertolongan pertama kegawatdaruratan, jika memungkinkan baru klien dibawa ke RS
Korban, buat lingkungan korban aman, misal : pada pemasangan AED kondisi sekitar klien harus kering, jika ada air di bersihkan karena akan berpengaruh pada sengatan listrik yang dihasilkan alat AED
Penolong, gunakan alat pelindung diri terutama pada saat menolong korban luka2, untuk menghindari cairan tubuh & darah korban, serta zat berbahaya lainnya (karena transmisi mikroba bisa melalui darah)
Bystanders, orang yang berada di TKP tidak mengerumuni korban untuk mempermudah penangan, efek bystanders dapat mempengaruhi orang sekitar untuk mengambil keputusan untuk ikut menolong
Alert dengan menepuk/ menggerakan pundak korban
Verbal, tanyakan apakah korban baik2 saja, jika ya tidak perlu dilakukan RJP
Pain, memberi rangsan nyeri dengan mencubit atau menekan bagian sternum korban
Unrensponsive, tidak ada respon sehingga dapat dilakukan RJP
Pilih salah satu orang yang berada di tempat kejadian untuk menghubungi RS terdekat untuk melaporkan kondisi gawatdarurat korban agar bantuan hidup lanjut datang
Telepon 118 untuk ambulans
Pertama lakukan pemeriksaan nadi karotis dalam waktu <10 detik
Jika ditemukan adanya nadi, maka lakukan Rescue Breathing
Jika tidak ditemukan adanya nadi, maka langsung lakukan kompresi
Head tilt – Chin lift
Kepala ditengadahkan akan mengakibatkan otot leher anterior meregang, mengankat lidah menjauh dari dinding faring dan epliglotis menjauhi laryngeal inlet
Jaw thrust – Chin lift
Teknik ini digunakan jika dicuragai adanya cedera tulang belakang serviks
Suara Abnormal Agonal
Pada awal keadaan ini biasanya ditandai kejang, napas yang dapat menandakan kematian
https://www.youtube.com/watch?v=CBMxH4xtE8w
Suara Normal Napas
https://www.youtube.com/watch?v=xnubmmeDWrw
letakkan satu telapak tangan pada tengah-tengah dada
lalu letakkan satu tangan di atas tangan lain dengan posisi jari saling mengunci jari lain.
Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100 kali/menit, dengan kedalaman kompresi 4-5 sentimeter
Melakukan evaluasi dengan pemeriksaan nadi karotis setiap 5 siklus RJP:
• Jika nadi tidak teraba, lakukan RJP 5 siklus lagi
• Jika nadi teraba namun napas belum ada, berikan Rescue Breathing tiap 6 detik selama 2 menit. Setiap 2 menit dilakukan evaluasi nadi dan pernapasan
• Jika nadi dan napas ada tapi belum sadar, posisikan korban pada recovery position (posisi pemulihan) 11
awalnya disertai dengan batuk-batuk, kemudian sulit bernapas, tidak mampu mengeluarkan suara atau bicara