BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
Materi yang diupload ini merupakan bahan kuliah pertemuan ke dua dari mata kuliah Basic Life Support. Adapun materi yang dibahas dalam PPT ini adalah tentang konsep dasar " Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training).
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptEvaRosdiana19
Materi yang diupload ini merupakan bahan kuliah pertemuan ke dua dari mata kuliah Basic Life Support. Adapun materi yang dibahas dalam PPT ini adalah tentang konsep dasar " Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training).
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
2. Definisi
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolong
an untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi
jantung yang terganggu guna melangsungkan hidup
penderita.
Penyebab:
1.Sebab henti nafas:
a. Sumbatan jalan nafas: aspirasi benda asing, lidah
jatuh kebelakang, endotrakheal tube terlipat/
tersumbat, kelainan akut glotis dan sekitarnya, dll
b. Depresi pernafasan:
Sentral: Obat2an, intoks CO2, CO2 menurun
Post cardiac arrest, tumor otak,tenggelam
Perifer: Obat obat pelumpuh otot, myastenia gravis
poliomyelitis
3. 2. Sebab sebab henti jantung ( Cardiac arrest )
a. Peny.cardiovascular: Peny jantung iskemik, infark
emboli paru, ggn konduksi otot jantung
b. Kekurangan oksigen akut: Henti nafas akut,
sumbatan jalan nafas, benda asing
c. Toks obat: Digitalis, quinolon, anti depresant,
adrenalin, isoprenalin, dll
d. Ggn asam basa/ elektrolit : Hyper K, Hypo K,
Hypo Mg, Hyper Ca, Asidosis dll
e. Kecelakaan: Lalu lintas, listrik, tenggelam
f.. Vagal refleks:Peregangan spinchter ani, penekan
an/ penarikan bola mata, intubasi yg
tdk mulus
g. Anestesi dan pembedahan
h. Syok
4. Diagnosa henti jantung
1. Tanda henti jantung:
Kesadaran hilang
Tdk teraba denyut arteri besar
Henti nafas/ gasping ( megap- megap )
Terlihat seperti mati ( Death like appearance )
Warna kulit pucat/ abu abu
Pupil dilatasi ( setelah 45 detik )
2. Diagnosa henti jantung sudah dapat ditegakkan bila
dijumpai tdk sadar & tidak teraba denyut arteri besar
*Tek sistolik 50 mm Hg mkn tdk menghasilkan
denyut arteri besar.
*Aktifitas EKG mkn ada meski tdk kontraksi
*Gerakan kabel EKG dpt menyerupai irama jantung
*Bila ragu mulai saja RJP
5. Kapan resusitasi diakukan
Resusitasi harus diakukan pada:
a . Hipoksia akut
b. Keracunan makanan/ obat obatan ( over dosis )
c. Sengatan listrk
d. Vagal refeks
e. Tenggeam dan kecelakaan lain yg msh berpeuang
untuk hidup
Resusitasi tidak diakukan pada
a. Keadaan normal baik akut maupun kronis
b. Stadium terminal suatu penyakit yg tdk bisa disembuh
kan mis: Ca stad IV
c Bila sudah dipastikan bahwa fungsi serebral tidak akan
pulih ( ½ - 1 jam RJP )
6. Penilaian RJP dihentikan
1. Korban sadar kembali
2. Resusitasi tidak berhasil
3. Korban belum mati tapi butuh bantuan hidup lanjut
4. Denyut jantung timbul tapi kesadaran belum pulih,
nafas spontan bisa ada bisa tidak
Resusitasi dihentikan
1. Sudah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi yg efektif
2. Diambil alih org lain yg bertanggung jawab menerus-
kan resusitasi
3. Diambl alih oleh dokter
4. Pasien dinyatakan mati
5. Penolong cape
7. Fase resusitasi
1. Bantuan hidup dasar ( Basic ife support )
a. A ( Airway )
b. B ( Breathing )
c. C ( Circulation )
2. Bantuan hidup lanjut ( Advance life support )
d. D ( Drugs and fuid )
e. E ( Eektrocardiografi
f. F ( Defibrilasi )
3. Bantuan hidup jangka panjang ( Intensive care )
g. G ( Gauging )
h. H ( Human mentationj )
i. I ( Intensive care )
8. Bantuan hidup dasar
Henti jantung primer: jantung pertama kali berhenti shg
tidak ada darah yang beredar
Henti nafas primer : Jantung masih memompa beberapa
menit sehingga oksigen masih beredar ke organ
Penilaian tahap BHD sangat penting
Bila tiba tiba korban kolaps, tindakan pertama goncangan
dan teriakan bila tdk ada tanggapan telentangkan
korban dan mulai ABC.
9. A. AIRWAY
Persoalan yang timbul : Pangkal lidah jatuh kebeakang
pada korban yang tidak sadar
Dianjurkan:
1. Metoda ekstensi kepala dan angkat leher
2. Metoda ekstensi kepaa dan angkat dagu
3. Ekstensi kepala dan dorong mandibua
4. Triple manuvre: ekstensi kepala, dorong mandibula
dan buka mulut ( Jaw thrust )
Korban yang tidak sadar tapi sirkulasi dan ventilasi adekuat
sebaiknya diletakkan dengan posisi sisi mantap
dengan tujuan mencegah aspirasi
Bila curiga fraktur leher Hati hati teknik ekstensi kepala
dorong mandibula
10. B. BREATHING
Frekuensi nafas ( dewasa ) : 12- 20 X/ menit
Dinilai nafas:ada/ tidak, adekuat/ tidak
Bila tidak ada nafas spontan lakukan pernafasan mulut ke mulut:
1. Posisi penolong disamping korban ( kiri/ kanan )
2. Ekstensikan kepala korban, pijit hidung korban
3. Penolong menarik nafas panjang
4. Tempatkan mulut penolong pd mulut korban, hembuskan dengan
kuat udara melalui mulut penolong(` 2X )
5. Nilai hasilnya : raba arteri karotis/ femoralis ada/ tidak,perhatikan
ada nafas spontan/ tidak )
. Bila tetap henti nafas tapi denyut nada ada, berikan ventilasi tiap
5 detik ( 800 – 1200 cc )
7. Bila henti nafas dan nadi tidak teraba lakukan kompresi jantung
luar dan ventilasi mulut ke mulut bergantian, lakukan 3-4 X lalu
dinilai kembali dgn melihat nafas dan meraba denyut nadinya
11. Tanda tanda ventilasi buatan adekuat
1. Dada korban turun naik
2. Amplitudo cukup
3. Ada udara keluar dari hidung
4. Penolong dpt merasakan tahanan dan pengembang
an paru
Sumbatan jln nafas ok benda asing dpt dilakukan:
1. Tindakan jari menyapu
2. Hentakan dada
3. Hentakan perut
Bila tidak berhasil lakukan intubasi
12. C. CIRCULATION
Henti jantung merupakan gmb klinis berhentinya sirkulasi darah
Bila nadi tetap tidak teraba lakukan kompresi jantung luar
Cara: 1. Letakkan korban telentang pada alas yang keras
2. Penolong disamping korban
3. Letakkan pangkal tangan diatas pertengahan bwh
sternum korban ( 2 jari cefalad )
4. Tangan lain diatas tangan yang satunya
5. Lengan lurus tegak urus korban, bahu penolong tepat
diatas sternum korban
6. Penolong memberikan tekanan dgn berat badannya
7. Setelah kompresi ada reaksasi tapi tangan tetap pd
sternum
8. Lakukan kompresi 15X & ventilasi 2X(1penolong ) dan
kompresi dan 1X ventiasi ( 2 penolong ) sekarang
30X kompresi dan 2X ventilasi ( 1 maupun 2 penolong )
13. Kompresi halus dan berirama, tidak boleh berhenti > 5 detik
Lakukan evaluasi setelah 3-4 seri ( ventilasi & kompresi ) bila
belum berhasi diteruskan sampai diambil keputusan terus atau
berhenti.
Teknik pada bayi
Prinsip sama dengan orang dewasa, kompresi tidak memakai
berat badan tapi cukup dengan 1-2 jari saja.
1. Kepala dijaga netral selama usaha perbaikan jalan nafas
2. Ventilasi mulut kemulut dan hidung lebih sesuai
3. Volume lebih keci tapi frekuensi ventilasi lebih banyak
4. Kompresi diakukan dgn jalan meletakan kedua ibu jari garis
potong antara kedua putting susu dengan sternum.
5. Selama henti jantung kompresi minimal 100X/ mnt ( bayi ) &
80X/ mnt ( anak ). Perbandingan 5 : 1 sekarang 30:2
14. • Obat obat dan hal hal lain yang sering dipakai pd RJP :
1. Untuk memberikan lingkungan fisiologis optidma miokard:
a. Oksigen
b. Na Bicarbonat
c. Hyperventilasi
2. Untuk meningkatkan kontraktilitas dan tek perfusi miokard
a. Adrenain/ epinefrin
b. Nor epinefrin d. Dobutamin
c. CaCl2 e. Dopamin
3. Untuk mengobati aritmia jantung:
a. Lidokain f. Verapamil
b. Atropin g. Isoproterenol
c. Propanolol h. Cardioversi
d. Bretilium i Pemeasangan pacu jantung
e. Prokainamid j. Digoksin
15. II. Bantuan hidup lanjut
Sirkulasi dan respirasi harus dikembaikan secepat mungkin
D. Drugs and fluid
Tanpa menunggu hasil EKG dpt gs diberikan:
a. Adrenalin 1mg ( Dewasa ), 10 meq/kg BB ( anak )
Pemberian IV / intratrakhea mealui Emdotrakheal tube
( 1 cc adrenalin 1/1000 jadi 10 cc ) diulangi 3-5 menit
sampai timbul denyut jantung spontan atau tetap arrest
Pemberian intrakardiak sekarang tidak dikerjakan
b. Na bicarbonat: Dosis awa 1meq/ kg bb
Bila henti jantung > 2 menit ulangi tiap 10 menit dengan
Do/ 0,5meq/ kg bb sampai timbul denyut spontan atau
tetap arrest
E. EKG: Dari EKG dapat ditemukan kelainan spt infark,blok
atrium/ ventrikel, fibrilasi, iskhemi, hyperkalemi dll
F. Fibrilation treatment ( defibrilasi ) diberikan 50-100 , 100-200
sampai 200- 300 Joule
16. Skema tindakan resusitasi
Pasien tdk sadar
Nafas
Ada Tidak ada
Pertahankan posisi Pernafasan buatan
Nadi karotis
Ada Tidak ada
Pernafasan buatan Teknik kombinasi
12-20X/mnt (dws) Kompresi jantung luari& ventilasi
20-30X/mnt(bayi/anak2) 30 : 2