Evolusi Kejahatan Ekonomi membutuhkan sebuah penanganan evolusioner untuk dapat mengimbanginya. Aparat penegak hukum harus peka dan tidak boleh kaku dalam menyikapi perkembangan kejahatan tersebut. Utamanya, dewasa ini kejahatan ekonomi memanfaatkan kewenangan sistem pemerintahan untuk membuat legal skema kejahatan yang dibangun. Kartel itu terbentuk ketika kita hanya diam såja dan melihat ketidakadilan terjadi.
2. AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo, S.H., S.I.K.
Akpol
2009 A
PTIK
2016
Saat ini bertugas sebagai
penyidik Subdit Money
Laundering Direktur Tindak
Pidana Ekonomidan Khusus
BareskrimMabes Polriyang
bidang tugasnya melakukan
penegakkanhukumterhadap
Tindak Pidana Money
Laundering dantindak pidana
asalnya.
PROFILE
Alamat Kantor
Direktorat Tipideksus Bareskrim
Polri, Gedung Mina Bahari II
KementrianKelautan.Jalan
MedanMerdeka Timur No.16
Gambir, JakartaPusat.
Police Education
Formal Education
Sarjana Hukum
Universitas Bung Karno
Sarjana Ilmu Kepolisian
STIK-PTIK
Job Experience
Kasubnit Resmob Polres Metro JakartaPusat
Kasubnit Krimsus Polres Metro JakartaPusat
Kanit ReskrimPolsek Kemayoran
Kanit Krimsus Polres Metro Jakarta Pusat
Penyidik Subdit MoneyLaundering Dit Tipideksus BareskrimPolri
Special Course
Financial
InvestigationCourse
JCLEC
Environment Crime
InvestigationCourse
Computer Forensic
Course ILEA Bangkok
3. RILIS Global Wealth Databooks
Indonesia menjadi salah satu negara dengan kesenjangan ekonomi tertinggi
4. 80 investasi ilegal
RILIS OJK
30 lokasi berbeda
Kaltim . Sulut . Sulsel . Kepri . Sumsel . Bali . Banten . Jawa Timur . Jawa Tengah . Jawa Barat . Metro Jaya
OJK pada tahun 2017 merilis hasil temuannya, bahwa ditemukan banyak investasi
ilegal di indonesia yang belum dilakukan penindakan
5. AUDIT BPK
1,37 triliun
Ketidakpatuhan mengakibatkan
kerugian negara
Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2016, BPK mengungkapkan hasil pemeriksaan
pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan badan lainnya dimana secara umum BPK
menemukan permasalahan ketidakpatuhan berdampak finansial senilai Rp12,59 triliun.
6,55 triliun
Ketidakpatuhan mengakibatkan
potensi kerugian negara
4,66 triliun
Ketidakpatuhan mengakibatkan
kekurangan penerimaan negara
6. Presiden Bertitah
“Masyarakat kita secara keseluruhan jangan
terbebani dengan penambahan biaya hidup yang
tidak seharusnya dipikul”
"Cekhargapangandilapangan.Apakahadayang
bias?Apakahadayangbermain-main?”
“Saya juga sudah perintahkan kepada Kapolri, yang
pungli-pungli seperti itu ditangkap, nggak ada
toleransi. Kalau nggak, akan seperti ini terus kita.
Tangkap saja sudah kalau masih ada yang main-main
seperti itu. Nggak ada perintah lain.”
7. MENGAPA HARUS DITINDAK?
Kejahatan ekonomi memang tidak menyebabkan ancaman terhadap jiwa secara langsung,
namun hal ini menyebabkan hubungan kausalitas yang pada akhirnya dapat mengancam
kehidupan masyarakat yang masiv.
Pelaku kejahatan ekonomi menciptakan
sebuah skema kejahatan tersistem
untuk memperoleh keuntungan dari
masyarakat secara curang
Masyarakat tidak sadar dirinya menjadi
korban sistem kejahatan ekonomi terorganisir
dan menganggap hal tersebut adalah
anomali perekonomian
Kejahatan ekonomi menyebabkan kemiskinan,
rendahnya Logistic Performance Index (LPI) negara,
melambatnya pertumbuhan ekonomi, kekurangan
penerimaan negara, dll.
Sistem kejahatan ekonomi memanfaatkan
hubungan kausalitas ekonomi dan
mengakibatkan tingginya harga akhir di
masyarakat.
8. Ragam Kejahatan Ekonomi
Kejahatan industri dan perdagangan
Penyelundupan,penyalahgunaan izin impor, kartel
pangan, pemalsuan,dll
Monopoli - Oligopoli
Penyalahgunaan sistemdistribusikomoditiuntuk
meraup keuntungantidak wajar (kartel)
Korupsi
Pada sistem kejahatan ekonomi terorganisir,
seringkali dibarengi dengan penyalahgunaan
wewenang oleh pejabat sehingga pelaku
mendapat perlindungan dengan legalitas
yang diberikan oleh pejabat berwenang.
Money Laundering
Pelakubiasantya menyamarkanhasil
kejahatannya denganmelakukanTPPU
Kejahatan Perbankan
Pembobolan bank, kredit fiktif,
investasi ilegal, ponzi scheme, dll
9. Kejahatan BerevoLUSI
Penyalahgunaan BBM subsidi
Penipuan
Pemerasan
Kredit fiktif
Penyelewengan subsidi beras
Penyelundupan
CONVENTIONAL
ECONOMIC CRIME
Pelaku kejahatan ekonomi dengan sengaja
membungkus aktivitas kejahatannya dengan
memanfaatkan legalitas/ peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah yang sah.
(Permainan kuota impor, oligopoli, penggunaan
biro jasa untuk melakukan pungli, penciptaan
makelar memperpanjang rantai distribusi
komoditi)
Kejahatan ekonomi berevolusi dari bentuk konvensional menuju sistem kejahatan modern dengan
memanfaatkan sistem perdagangan, legalitas perizinan, wewenang pejabat pengambil keputusan,
dan kekakuan sistem penegakkan hukum.
EVOLUTIONAL
ECONOMIC CRIME
10. MENEMUKAN KEJAHATAN EKONOMI
OLIGOPOLI
disparitas harga yang terlalutinggi
antara harga produsen pertama dan
harga akhir di konsumen
10.rb
100.rbVS
PENIMBUNAN
Selidiki jumlah stok pangan/
komoditi lainnya di pasaran.
INVESTASI ILEGAL
Skema isvestasi yang
mensyaratkanskema piramida
untuk memperoleh keuntungan
PUNGLI
Adanya pengguna jasa yang tidak
mempunyai pilihan lain untuk harus
membayar biaya yg tidak semestinya
dibayar / membayar diluar kewajaran.
11. Teknik Pengungkapan Kejahatan Ekonomi
Turun lapangan, Buka mata dan telinga.
Jangan kesampingkan keluhan masyarakat
sekecil apapun.
Evolusi teknik penyidikan untuk ungkap
kejahatan yg berevolusi
jangan berhenti pada oknum, tapi
ungkap sistem terorganisir yang
menjadi penyokong kejahatan
ekonomi.
Gunakan Pasal TPPU untuk menyentuh
intelectual dader dan meruntuhkan
sistem kejahatan yang dibangun pelaku.
Rampas harta hasil kejahatan untuk
menghancurkan pondasi sistem kejahatan
dan memberikan efek deterence.
13. Pasal 368 KUHP
Barangsiapadenganmaksuduntuk menguntungkandiri
sendiriatau orang lain secara melawanhukum,memaksa
seorang dengankekerasanatauancamankekerasan
untuk memberikanbarang sesuatu,yang seluruhnyaatau
sebagaianadalah kepunyaanorang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan
piutang, diancam karena pemerasan.
Pasal 53 UU Pangan
–“PelakuUsahaPangan dilarang menimbun
atau menyimpanPangan Pokok melebihi
jumlah maksimalyang ditetapkanoleh
Pemerintah”
Pasal 46 UU No 10 Tahun1998 tentang
Perbankan
– “Setiap orang dilarang menghimpundana
dari masyarakat dalambentuk simpanan
tanpa izin usahadari Pimpinan Bank
Indonesia ”
Pasal 378 KUHP
– “Barang siapadenganmaksuduntuk menguntungkandiri
sendiriatau orang lain secara melawanhukum,dengan
memakainama palsu ataumartabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaiankebohongan,menggerakkan
orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatukepadanya,
atau supaya memberihutang rnaupun menghapuskan
piutang diancamkarena penipuan.”
MENJERAT PELAKU
Kejahatan Ekonomi