[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023, Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Visi mereka adalah membangun Jawa Tengah yang adil, sejahtera, maju dan beradab. Tiga misi utamanya adalah pemerataan pembangunan, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan potensi Jawa Tengah
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Visi Misi Sudirman Said-Ida Fauziyah
1. VISI MISI
SUDIRMAN SAID - IDA FAUZIYAH
Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan luas
mencapai 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa (1,70
persen dari luas Indonesia). Mempunyai kekayaan dari sumber daya alam yang
melimpah dari laut, pegunungan, tambang dan mineral, sumber energi, dan
lain-lain. Namun sayangnya, masih tersisa banyak pekerjaan rumah yang harus
dibenahi, diantaranya; tingginya angka kemiskinan, minimnya lapangan kerja,
tingginya ketimpangan pendapatan, dan tidak meratanya pembangunan antar
daerah. Berangkat dari kondisi tersebut, pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah
meletakkan arah pembangunan Jawa Tengah Baru dalam visi, tiga misi,
sembilan program strategis ( 1-3-9).
visi Sudirman Said-Ida Fauziyah '. Mbangun lateng Mukti Bareng mencapai
kehidupan warga Jawa Tengah yang Adil, Sejahtera, I4aju dan Beradab
Misi :
1. N4ewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mengurangi
kesenjangan.
2, Memperkuat partisipasi warga dalam pembangunan, membangun sebagai
gera ka n.
3. N4enjaga keberlanjutan, memelihara keseimbangan lingkungan'
Sembilan Program Strategis :
1. l.4embangun kredibilitas Pemerintahan dengan meningkatkan tata kelola,
integritas, dan kompetensi SKPD dan seluruh Jajaran Kepemimpinan'
2. 14endorong dan memfasilitasi tumbuhnya kader-kader pemimpin di tiga
sektor; pemerintah, bisnis, dan gerakan masyarakat sipil
3, Membangun pendidikan berbasis karakter, pendidikan keahlian dan vokasi
untuk menumbuhkan bakat-bakat terbaik di bidang keterampilan teknis'
kepemimpinan, dan kewirausahaan
4. lvlendorong pembangunan berbasis partisipasi warga, dengan melibatkan
seluas mungkin pemangku kepentingan dalam bidang; usaha, kebudayaan'
konservasi lingkungan, dan kepariwisataan'
5. l,lengejar ketertinggalan pembangunan sumber daya manusia' dengan
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan termasuk didalamnya
perempuan, anak dan defabel.
6. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pemberdayaan perempuan guna
menjaga kualitas generasi penerus.
2. 7. Melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), mendorong peran Anggaran Belanja dan
Pendapatan Daerah (APBD) dan melibatkan investasi BUMD dan Swasta.
B. Mempercepat konektivitas antar wilayah dengan infrastruktur transpoftasi,
energi dan teknologi.
9. Memajukan kualitas kehidupan nelayan, petani, industri agro dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Semarang, L7 Januari 2018
Bakal Calon Gubernur Bakal Calon Wakil Gubernur
Sudlrman Sald Ida
5. 3
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
J
awa Tengah merupakan salah satu provinsi
terbesar di Indonesia dengan luas mencapai
3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari
luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia).
JawaTengah secara administratif terdiri 29 Kabupaten
dan 6 Kotamadya; 17 kabupaten/kota diantaranya
merupakan wilayah pantai pesisir dengan 32 pulau-
pulau kecil (27 diantaranya adalah kepulauan
Karimunjawa).
Dilihat dari aspek sejarah, Jawa Tengah pernah
menjadi pusat peradaban besar diantaranya adalah
Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan
Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu).
Kerajaan Medang berdiri di Jawa Tengah pada abad
ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad
ke-10. Pada Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama
Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa
raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun
ri Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang
JAWA TENGAH,
TULANG PUNGGUNG
REPUBLIK
6. 4
VISI MISI
Ratu Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti
Canggal tahun 732, namun tidak menyebut dengan
jelas apa nama kerajaannya. Para raja kerajaan ini
banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-
prasasti yang tersebar di JawaTengah dan JawaTimur,
serta membangun banyak candi baik yang bercorak
Hindu maupun Buddha seperti Candi Kalasan, Candi
Sewu, Candi Borobudur dan Prambanan.
Dimasa kerajaan Islam, Jawa Tengah menjadi pusat
peradaban yang cukup penting. Setelah runtuhnya
Majapahit dan mulai masuknya pedagang-
pedagang dari Timur Tengah untuk berdagang
dan sekaligus berdakwah (1.500 M); dimulailah
babak baru dakwah Islam di Jawa melalui para
wali atau banyak dikenal sebagai Wali Songo.
Tiga dari Wali Songo melakukan dakwah di Jawa
Tengah, yaitu Sunan Kalijaga (Raden Said), Sunan
Muria (Raden Umar Said putra dari Sunan Kalijaga)
dan Sunan Kudus (Ja’far Shadiq putra Raden Usman
Haji yang dikenal juga dengan sebutan Sunan
Ngudung). Dari dakwah sunan-sunan tersebut,
kemudian lahirlah Kerajaan Islam pertama di
Indonesia yaitu Kesultanan Demak (1500-1550 M).
Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam yang
terbesar dan pertama di pesisir pantai utara Jawa.
Sebelumnya kerajaan ini adalah bagian dari kerajaan
Majapahit. Setelah datang dan masuknya ajaran Islam
jugadimulainyamasakemunduranMajapahit,Demak
7. 5
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
kemudian berubah sebagai basis penyebaran ajaran
Islam di Nusantara. Salah satu bukti peninggalan
Kerajaan Islam di Indonesia dari kerajaan Demak
adalah berdirinya Masjid Agung Demak.
Dimasa pergerakan kemerdekaan Indonesia, Jawa
Tengah juga memberi kontribusi yang cukup besar
lahirnya Indonesia. Di Surakarta, Jawa Tengah, 16
Oktober 1905 lahirlah Sarekat Dagang Islam (SDI)
yang merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi,
dengan tujuan awal untuk menghimpun para
pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang
batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-
pedagang besar Tionghoa.
SDI merupakan organisasi ekonomi yang
berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian
rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah
pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini ber-
kembang pesat hingga menjadi perkumpulan
Bendera Kesultanan Demak
8. 6
VISI MISI
yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada ta-
hun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah
di Batavia. Pada tahun 1910, Demikian pula, H.O.S.
Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa di
Surabaya tahun 1912. Tjokroaminoto kemudian
dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama
SDI menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912.
Pengubahan ini dilakukan agar organisasi tidak hanya
bergerak dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam
bidang lain seperti politik.
Dari Jawa Tengah juga lahir 32 tokoh-tokoh besar
yang oleh negara kemudian diakui dan diberi
anugrah sebagai Pahlawan Nasional antara lain:
Nyi Ageng Serang (1752-1828), Ahmad Rifa’i (1786-
1870), Ahmad Yani (1922-1965), Alimin (1889-
1964), Cipto Mangunkusumo (1886-1943), Gatot
Subroto (1907-1962), Usman Janatin (1943-1968),
Jatikusumo (ejaan lama: Harjo Djatikoesoemo; 1917-
1992), Kartini (1879-1904), dan lain-lain. Melihat fakta
sejarah tersebut Jawa Tengah mempunyai posisi
strategis bagi republik sebagai tulang punggung;
maka keberhasilan pembangunan Jawa Tengah akan
berimplikasi kuatnya republik dan juga sebaliknya.
9. 7
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
1. Potensi Memajukan Jawa
Tengah
W
ilayah Jawa Tengah memiliki Kondisi
topografi beraneka ragam, meliputi daerah
pegunungan dan dataran tinggi yang
membujur sejajar dengan panjang pulau Jawa di
bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar
di seluruh Jawa Tengah; dan pantai yaitu pantai
Utara dan Selatan. Jawa Tengah juga memiliki enam
gunung berapi yang aktif, sehingga memiliki tingkat
kerentanan terhadap bahaya bencana vulkanik tinggi,
sehingga memerlukan pengawasan terus menerus.
Dengan beragamnya kondisi topografis Jawa Tengah
tersebut, memberikan potensi yang berlimpah juga
bagi Jawa Tengah baik dari sektor kelautan, pertanian,
perkebunan dan lain-lain. Berikut beberapa potensi
sebagai modal Jawa Tengah untuk menjadi lebih baik.
LATAR BELAKANG
10. 8
VISI MISI
A. Pertanian dan Perkebunan
§ Luas panen padi sawah di Jateng mencapai 1,84
juta hek-tar dengan produksi 11 juta ton (2016).
§ Luas panen jagung mencapai 542.804 hektar
dengan pro-duktivitas 3.212 391 ton dan kedelai
mencapai 70.629 hektar dengan produksi
mencapai 129.794 ton (2016)
§ Produksi hortikultura di JawaTengah di dominasi
oleh tanaman sayuran semusim yaitu bawang
merah 3,76 juta kuintal, kentang 1,24 juta kuintal,
kubis 1,08 juta kuintal dan 589,66 ribu kuintal dan
cabe besar mencapai 347,71 ribu kuintal (BPS,
2014). Kabupaten penyangga adalah Brebes,
Wonosobo, Temanggung dan Banjarnegara.
§ Selain pertanian tanaman pangan, Jawa Tengah
merupakan penghasil tembakau terbesar kedua
setelah Jawa Timur dengan luasan produksi
mencapai 43,3 ribu hektar dengan produktivitas
31,7 ribu ton atau 19,3% dari produksi nasional.
§ Tanaman ekonomis tinggi yang potensial di Jawa
Tengah adalah kopi. Dimana lahan produksi kopi
di Jawa Tengah terus meningkat setiap tahun,
sampai dengan tahun 2017 luas produksi kopi
di Jawa tengah mencapai 38,9 ribu hektar dan
produktivitasnya mencapai 21.6 ribu ton.
11. 9
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
B. Kelautan dan Perikanan, Jawa Tengah
memi-liki panjang garis pantai 741,49 km,
dengan rincian pantai utara 557,39 km dan
pantai selatan 184,10 km. Potensi perikanan
laut cukup besar, yang tersebar disebanyak 17
kabupaten/kota. Dengan 32 pulau-pulau kecil
(27 di antaranya di kepulauan Karimunjawa).
Jawa Tengah memiliki 32 pantai wisata,
diantaranya menghampar 10.718 hektar
hutan bakau pelindung pesisir, penyimpan
aneka fauna dan flora. Jumlah rumah
tangga perikanan tangkap di Jawa Tengah
tahun 2014 untuk perikanan laut sebanyak
22.537 dan untuk perairan umum sebanyak
35.368. Produksi perikanan tangkap untuk
perikanan laut tahun 2014 dan 2015 masing-
masing sebesar 236.761 ton dan 325.841 ton.
12. 10
VISI MISI
Jumlah rumah tangga perikanan budidaya
pada tahun 2015 untuk budidaya laut sejumlah
137, tambak 26.656, kolam 174.286, keramba
587, jaring apung 1.543 dan sawah 3.863.
Pada tahun 2015, produksi perikanan tangkap
untuk subsektor budidaya laut sebanyak
22.784,79 ton, tambak sebanyak 171.484,73
ton, kolam sebanyak 175.913,57 ton, keramba
1.153,86 ton, jaring apung sebanyak 44.748,75
ton dan untuk sawah sebanyak 4.936,03 ton.
Ada 3 jenis perahu/kapal di Jawa Tengah tahun
2015, yaitu perahu tanpa motor, perahu motor
tempel, dan kapal motor dengan jumlahnya
masing-masing sebesar 45, 21.258, dan 8.972.
13. 11
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
C. Energi, Jawa Tengah terletak pada pertemuan
tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang
selalu bergerak dan saling menumbuk. Dampak
dari tumbukan lempeng tektonik adalah
terjadinya pengangkatan seperti terbentuknya
jalur gunung api dan pelipatan lapisan geologi
pembentuk pulau sehingga membentuk
geomorfologi yang bervariasi seperti dataran
andau, perbukitan dan dataran tinggi.
Kondisi tersebut menyebabkan Jawa Tengah
memiliki berbagai potensi baik sumber daya
geologi seperti mineral, panas bumi, migas
maupun bencana geologi, seperti gempa bumi,
tanah longsor, letusan gunung api dan lain-lain.
1. Energi Air, sebaran potensi energi yang ada
di Jawa tengah diantaranya yaitu Potensi
energi air yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH)
sebesar 28,9 MW yang tersebar di daerah
sepertiBanjarnegara,Banyumas,Purbalingga,
Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal,
Kebumen, Klaten Wonosobo, Temanggung,
Cilacap, Blora, Jepara dan Grobokan.
Selain itu juga PLTA yang dapat
dikembangkan di Jawa Tengah sebesar
386,42 MW, yang terdapat pada sungai
Serayu yang berpotensi menghasilkan daya
14. 12
VISI MISI
74,95MW, sungai Citanduy sebesar 47,49
MW, sungai Bogowonto 45,17 MW, sungai
Telomoyo 40,98 MW dan sungai-sungai
lainnya di daerah Jawa Tengah.
2. Energi Surya, Jawa Tengah yang berada
pada kisaran 100 LS dan memiliki radiasi
matahari sebesar 3,5 kwh/m2 sampai
dengan 4,67 kwh/m2. Mengingat efisiensi
masih rendah maka di dapat setiap 1 m2
hanya menghasilkan 150 watt/m2. Dengan
penyebaran sinar surya di Jawa Tengah
yang merata, maka hampir di semua tempat
dapat di-mungkinkan untuk menggunakan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Namun hingga tahun 2016 Pembangunan
PLTS Komunal baru 17 Unit (290,50
KWp) yang dimanfaatkan oleh 1.334 KK,
Pembangunan PLTS SHS sebanyak 5.247
Unit Kapasitas 2562,35 KVA, dimanfaatkan
oleh 5.247 KK dan Pembangunan PLTS PJU
sebanyak 1.275 Unit Kapasitas 301 KWp
dimanfaatkan untuk penerangan jalan.
3. Energi Biomassa, Biofuel dan Biogas,
sebagai daerah basis pertanian juga memiliki
potensi Biomassa, Biofuel dan Biogas yang
cukup besar. Potensi biomassa yang berasal
dari sekam padi pertahun adalah 8.616.865
m3 dan sampah pertahun 6.925.319 m3.
15. 13
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
Untuk potensi Biogas di jawa tengah sebesar
9.196,33 ton dari total potensi ternak yang
tersebar di 35 kabupaten kota di jawa tengah
yaitu1.533.723ekorternak.Begitujugauntuk
potensi Bioful sangat besar kemungkinan
dikembangkan di kawasan hutan rakyat
atau tanah marginal dan submarginal. Untuk
potensi Gas Rawa tersebar di 10 kabupaten
yaitu Sragen, Pemalang, Banjarnegara,
Purworejo, Grobogan, Cilacap, Salatiga,
Semarang dan Pati.
16. 14
VISI MISI
D. Pariwisata, potensi wisata Jawa Tengah
cukup lengkap, mulai dari wisata alam, budaya,
sejarah, buatan, minat khusus dan lain-lain.
Untuk wisata budaya dan alam, antara lain
peninggalan situs-situs purbakala seperti
Candi Borobudur, Prambanan dan lain-lain.
Selain itu Jawa Tengah juga kaya beragam objek
wisata alam berupa pegunungan, keindahan
wisata pantai, gua alam, air terjun dan lain-lain.
Untuk seni kreatifitas, Jawa Tengah terkenal
dengan karya seninya dalam seni ukiran
Jepara, kerajinan batik, kerajinan kuningan,
pahat batu, keramik, wayang dan lain-lain.
Secara keseluruhan di Jawa Tengah memiliki
477 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW)
dan 147 Desa Wisata dengan kategori
75 Desa Wisata Andalan, 50 Desa Wisata
Unggulan dan 22 Desa Wisata Potensial.
17. 15
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
Selain itu di ada tiga Kawasan di Jawa Tengah
yang di tetapkan oleh Pemerintah Pusat melalu
Kementerian Pariwisata menjadi Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional yaitu KSPN
Dieng dan sekitarnya, KSPN Prambanan dan
sekitarnya dan KSPN Borobudur dan sekitarnya.
Bahkan untuk Borobudur juga masuk dalam
10 Daerah di Indonesian yang menjadi
Destinasi Pariwisata Prioritas Nasional.
Dengan potensi sebesar ini seharusnya
berkorelasi positif terhadap tingkat kunjungan
wisatawan dan lama tinggal wisatawan yang
masuk ke jawa tengah.
18. 16
VISI MISI
E. Teknologi Informasi, jumlah pengguna
Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7
juta user atau sekitar 51,5 persen dari total
jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2
juta. Pengguna internet terbanyak ada di pulau
Jawa dengantotalpengguna86.339.350useratau
sekitar 65 persen dari total penggunan Internet.
Jika dibandingkan penggunana Internet
Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta
user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta
dalam waktu dua tahun (2014–2016). Pengguna
internet berdasarkan usia, pengguna terbanyak
adalah usia 35-44 tahun sebesar 29,2 persen.
Sedangkan pengguna paling sedikit adalah
usia 55 tahun ke atas hanya sebesar 10 persen.
Dilihat dari profesinya pengguna internet
terbanyak berprofesi sebagai Pekerja/Wira-
swasta sebesar 82,2 juta atau 62 persen Urutan
pengguna internet berikutnya berprofesi se-
bagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 22 juta
atau 16,6 persen.
19. 17
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
F. Investasi, Jawa Tengah masih menjadi daerah
tujuanutamainvestasi,terutamainvestasiindustri
tekstildanproduktekstil.Nilaiinvestasitekstilyang
masuk ke Jawa Tengah selama (2015) tercatat
mencapai Rp 4,6 triliun dengan 188 proyek dan
menyerap tenaga kerja sebanyak 79.131 orang.
Angka ini setara dengan 56% dari total investasi
tekstil di Indonesia. Menariknya Jawa Tengah
untuk investasi antara lain ketersediaan tenaga
kerja dan pasar. Hanya saja, peningkatan
ekonomi daerah melalui sektor industri hingga
kini terbukti tidak berkorelasi signifikan terhadap
peningkatan kesejahteraan rakyat Jawa Tengah.
Industri hanya mengakibatkan semakin
melebarnya kesenjangan ekonomi dan
kerusakan lingkungan serta berbagai dampak
sosial ekonomi lainnya.
20. 18
VISI MISI
2. Permasalahan Pokok di Jawa
Tengah
JawaTengah yang memilki potensi sumber daya alam
yang melimpah, sampai sekarang belum memberi
kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan
warganya. Tanpa mengesampingkan hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai oleh pemerintahan
sebelumnya, beberapa kondisi permasalahan di Jawa
Tengah saat perlu kita cermati bersama.
A. Kemiskinan, berdasarkan (BPS, 2016) ke-
miskinan di Jawa Tengah masih cukup
tinggi 4.493.750 jiwa atau 13,19 persen dari
jumlah penduduk. Hal ini menempatkan
Jawa Tengah sebagai daerah penyumbang
penduduk miskin terbesar kedua di Indonesia.
21. 19
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
Basis Data Terpadu (BDT) 2017 Dinas Sosial
Jawa Tengah yang merupakan basis data
individu menurut status kesejahteraan,
masyarakat Jawa Tengah yang di kategorikan
belum sejahtera (pra-sejahtera) mencapai
15.229.994 jiwa atau 4.4336.396 kepala keluarga.
Dilihat angka tersebut angka masyarakat pra-
sejahtera di Jawa Tengah mencapai 44,85 prosen
dari jumlah penduduk. Angka kemiskinan di
Jawa Tengah tersebut sebagian besar berada
di perdesaan, dan lebih menyedihkan lagi, laju
angka kemiskinan di desa tersebut disumbang
oleh komoditas pangan sebesar 21,55 persen.
Artinya warga desa di JawaTengah miskin karena
kesulitan memperoleh pangan. Tentu sebuah
paradoks, karena kita tahu di desalah makanan
diproduksi, tetapi kenapa warganya malah
miskin karena pangan?
B. Pengangguran, dilihat jumlah angkatan kerja
di Jawa Tengah (2015) mencapai 17,30 juta dan
tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk
Jawa Tengah tercatat sebesar 67,86 persen.
Angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah
sebesar 4,99 persen atau 863 ribu. Penyerapan
tenaga kerja di sektor 1 (pertanian, kehutanan,
perburuan dan perikanan) 4,71 juta orang (28,66
persen) pekerja, sektor jasa kemasyarakatan
menyerap tenaga kerja 2,07 juta orang (12,62
22. 20
VISI MISI
persen) pekerja dan buruh/karyawan/pegawai
sebesar 34,72 persen atau 5,71 juta orang.
Proporsi terkecil pekerja adalah pekerja berusaha
dibantu buruh tetap hanya sebesar 3,56 persen
atau 0,58 juta.
C. Pendidikan, Indek Pembangunan Sumber
Daya Manusia (IPM) Jawa Tengah tumbuh dari
66,08 di tahun 2010 menjadi 69,98 di tahun
2016, di tahun yang sama kalau kita bandingkan
dengan IPM Nasional yang mencapai 70,18
Jawa Tengah masih tertinggal. Berkaitan akses
yang tidak didapat oleh semua anak-anak usia
sekolah, dari data (2015) anak usia 7-12 tahun,
yang semestinya duduk di sekolah dasar, ada
0,35% yang tidak/belum pernah sekolah dan
0,09% yang tidak sekolah lagi atau putus sekolah.
Semakin bertambah usia, semakin tinggi jenjang
pendidikan angkanya semakin besar. Anak
kelompok umur 13-15 tahun yang semestinya
duduk di SMP ada 0,48% yang tidak/belum
pernah sekolah dan 4,22% yang putus sekolah.
Kelompok umur 16-18 tahun atau semestinya
duduk di bangku SMA, 0,29% tidak/belum
sekolah dan 32,05% putus sekolah. Kelompok
umur 19-24 tahun atau yang semestinya menjadi
mahasiswa di perguruan tinggi, angkanya 0,52%
tidak/belum pernah sekolah dan 78,90% putus
23. 21
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
sekolah. Data tersebutjugaterkonfirmasidarimasih
rendahnyaangkapartisipasimurni(APM)danangka
partisipasi kasar (APK) di provinsi Jawa Tengah.
UntuktingkatsekolahdasarangkaAPMberadapada
posisi 96,57, SMP 78,66 dan SMA 58,27. Sedangkan
APK berada pada posisi SD 110,36, SMP 91,40 dan
SMA 82,15. Persoalan lain terkait pendidik/tenaga
kependidikanyaknimasihrendahnyakesejahteraan,
kua-lifikasi S1/D4 (mencapai sekitar 70%), dan
masih belum tuntasnya sertifikasi pendidik.
Kondisi prasarana sarana pendidikan juga belum
sepenuhnya memadai, baik kondisi ruang kelas
maupun prasarana sarana pendukung seperti
perpustakaan, laboratorium IPA dan komputer.
SEKOLAH
24. 22
VISI MISI
D. Ketimpangan Pembangunan dan Penda-
patan, angka ketimpangan pembangunan
antar daerah diukur dengan Index
Wiliamson (2016) masih mencapai 0,620 dan
ketimpangan pendapatan dengan Index
Gini Rasio (2016) masih mencapai 0,37.
Dilihat dari dua index tersebut terlihat
bahwa ketimpangan baik pembangunan
maupun pendapatan masyarakat di Jawa
Tengah mendekati angka 01,00 yang
berarti ketimpangan mendekati sempurna.
Secara empirik kita juga saksikan bagaimana
kondisiJawaTengahbagianselatandibandingkan
dengan Jawa Tengah bagian utara. Terlihat
ketimpangan yang begitu nyata, Jateng bagian
selatan banyak kita temui jalan akses yang rusak
bahkan di jalur utama, penerangan jalan begitu
minim; sedangkan kalau kita lihat di Jateng
bagian utara aka kita lihat sebaliknya.
E. Kesehatan, berkaitan kesehatan Jawa Tengah
masih menyisakan beberapa permasalahan
antara lain : 1) Fasilitas kesehatan masyarakat
(Puskesmas) di Jawa Tengah hanya ada 875 unit
dengan angka ideal adalah 1.067 unit (BPS, 2016),
2) Sanitasi yang masih buruk mencapai 37,28
prosen untuk di perdesaan dan 20,07 prosen
untuk di perkotaan dari total rumah tangga dan
3) Rumah tangga yang tinggal di daerah kumuh
25. 23
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
(slum) masih cukup tinggi mencapai 2,01 prosen
dari jumlah rumah tangga di perkotaan dan 1,55
prosen untuk di perdesaan.
F. Petani dan Nelayan,
1. Permasalahan utama sektor pertanian
Jawa Tengah adalah : 1) Penurunan jumlah
keluarga petani sepuluh tahun terakhir
hingga 26,3%. Pada tahun 2006 jumlah
petani masih mencapai 5,7 juta keluarga saat
ini (2016) hanya mencapai 4,2 juta keluarga.
Hal ini berdampak terhadap tingkat
produktivitas pertanian di Jawa Tengah, 2)
Kepemilikan lahan pertanian yang semakin
sempit (77,0 persen petani di Jawa hanya
26. 24
VISI MISI
memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar) dan
3) Tingkat pendapatan petani yang rendah
Rp 1.03.000,- (BPS,2014) dan lebih rendah
dari Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah.
Kalau nilai tukar petani terus turun, tanpa
ada upaya yang serius, profesi petani akan
banyak ditinggalkan dan lahan-lahan
pertanian pensuplai bahan pangan pokok
kita akan digantikan dengan rumah tinggal
dan lain-lain.
2. Permasalahan yang masih dihadapi oleh
nelayan di Jawa Tengah antara lain: 1)
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi
nelayan adalah sarana produksi utama
dan untuk memenuhinya PT Pertamina
membuat SPBU khusus yaitu Stasiun
Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN)
atau lebih dikenal dengan SPBU Kompak.
Tetapi dalam prakteknya SPBN yang
dipeuntukkan bagi nelayan tersbeut
tidak bisa memenuhi kebutuhan
nelayan untuk melaut, bahkan banyak
yang tidak beroperasi sehingga para
nelayan harus ke SPBU umum dengan
persyaratan surat menyurat yang rumit.
Hasil tangkapan nelayan harganya
berfluktuasi bahkan seringkali mengalami
27. 25
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
harga anjlok, hal ini diakibatkan belum ada
proteksi harga ikan pasca tangkap melalui
tata niaga ikan, dan system pengolahan
yang mampu memberi perlindungan harga.
Terjadi pro dan kontra tentang kebijakan
menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudji Astuti Nomor ; Nomor 72/MEN-KP/
II/2016 tentang larangan penggunaan
alat tangkap Tawll atau pukat Harimau di
seluruh wilayah perairan laut Indoensia.
Jumlah nelayan terdampak larangan
cantrang di Jateng diperkirakan hampir
mencapai angka tujuh ribu nelayan.
Lemahnya sumber pendanaan nelayan,
sehingga masih berkembang ijon dan
pelepas uang (rentenir) yang akut di system
tata niaga perikanan rakyat khususnya
nelayan.
G. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
struktur pelaku usaha di Jawa Tengah saat ini
masih didominasi oleh UMKM. Dari total 4,17
juta pelaku usaha (BPS,2016), 4,13 juta atau
98,98 persen merupakan UMKM dan sisanya
sebanyak 42,48 ribu perusahaan atau 1,02
persen adalah usaha menengah besar (UMB).
Permasalahan klasik UMKM secara umum antara
lain : 1) Akses sumber permodalan yang terbatas,
28. 26
VISI MISI
2) Pemasaran, 3) Bahan baku dan 4) Manajemen
usaha yang masih konvensional yang tidak jarang
masih campur aduk dengan keuangan keluarga.
H. Energi, penggunaan energi di Jawa Tengah
masih di dominasi oleh energy berasal
dari fosil baik itu energy untuk memasak
maupun penerangan dan transportasi.
Potensi yang sumber daya alam yang melimpah
baik air, angin, matahari, limbah kotoran ternak
dan lain-lain belum di manfaatkan secara optimal
di Jawa Tengah untuk mengurangi energi
berbasis fosil yang pada titik tertentu akan habis
karena memang tidak mungkin diperbaharui lagi.
Sisi lain energi yang ada masih didominasi
untuk kebutuhan konsumsi; sehingga energi
masih menjadi beban biaya, bukan untuk
meningkatkan produktivitas.
I. Kebencanaan,JawaTengah merupakan wilayah
CincinApiPasifikatauLingkaranApiPasifik(ringof
fire); dimana tingkat kerawanan bencana cukup
tinggi hampir disemua wilayah Kabupaten/Kota.
Selain itu juga di Jawa Tengah terdapat enam
gunung berapi aktif yang secara periodic
mengalami erupsi. Belum lagi kondisi lahan-
lahan kritis yang memungkinkan terjadi longsor
apabila curah hujan yang tinggi.
29. 27
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
Dalam optimisme, dikatakan bahwa Jawa Tengah
berhak atas keadaan yang lebih baik. Dengan semua
potensi yang dimiliki, Jawa Tengah seharusnya dapat
meraih capaian yang tinggi dari apa yang kini dicapai.
Jawa Tengah adalah kesempatan besar, kesempatan
untuktumbuhdanberkembangmenjadiprovinsiyang
membawa kemajuan, keadilan, dan kesejahteraan
bagi warga, serta membawa rasa bangga pada
warganya. Ketertinggalan adalah kesempatan
untuk berlari mengejarnya. Ketimpangan adalah
kesempatan besar untuk berbuat mengatasinya.
Keterbatasan adalah kesempatan menghimpun
sumber daya terbaik untuk bekerja bersama.
30. 28
VISI MISI
Mbangun Jateng Mukti Bareng mencapai
kehidupan warga Jawa Tengah yang Adil,
Sejahtera, Maju dan Beradab
· Mbangun Jateng, pembangunan di Jawa
Tengah mengedepankan konsepsi pemba-
ngunan berbasis gerakan, dimana semua
warga, pemerintah dan pemangku kepentingan
lainnya (stake holder) secara gotong royong
dan partisipatif terlibat dalam setiap tahapan
pembangunan.
· Mukti Bareng, pembangunan di Jawa Tengah
menghasilkan Mukti yang bisa diartikan sebagai
hidup senang, kaya, makmur; Bareng yang bisa
diartikan sebagai bersama-sama. Konsepsi
pembangunan Jawa Tengah Baru adalah
membangun kehidupan warga Jawa Tengah
yang adil dan makmur secara bersama-sama,
bukan hanya segelintir orang atau golongan
tertentu.
VISI JATENG BARU
31. 29
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
· Adil, Pembangunan di Jawa Tengah masih
tertumpu dibeberapa daerah perkotaan dan
pantai utara Jawa. Keadilan dan pemerataan
pembangunan menjadi sangat penting, supaya
terjadi perimbangan antara Jawa Tengah utara
dan Jawa Tengah Selatan, dan juga kota dan
Kabupaten. Pembangunan di Jawa Tengah
harus dirasakan oleh semua wilayah dan juga
warganya.
· Sejahtera, Pembangunan Jawa Tengah harus
bisa memberikan kesejahteraan bagi warganya;
artinya pembangunan bukan hanya sekedar
melihat secara fisik maupun output (hasil), tetapi
bagaimana sebuah pembangunan di Jawa
Tengah harus terukur baik dampak (outcome)
maupun manfaat (benefit) bagi warganya.
Pembangunan yang hanya menguntungkan
sebagaian pihak harus ditinggalkan; menjadi
pembangunan yang memberi outcome dan
benefit untuk kesejahteraan warga secara luas
baik ekonomi maupun sosial.
· Maju, Jawa Tengah merupakan tiga provinsi
terbesar di Pulau Jawa. Dari jumlah Kabupaten/
Kota dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa
Timur tidak terlalu berbeda jauh. Tetapi dalam
banyak hal JawaTengah masih tertinggal dengan
dua Provinsi tersebut. Konsepsi maju adalah
Jawa Tengah kedepan harus menjadi Provinsi
yang unggul dibandingkan dengan provinsi lain,
32. 30
VISI MISI
dengan mengoptimkan seluruh potensi yang
ada di Jawa Tengah khususnya Sumber Daya
Manusia. Pilar kemajuan adalah peningkatan
SDM untuk mampu menjadi lokomotif kemajuan
Jawa Tengah.
· Beradab, pembangunan Jawa Tengah
yang beradab adalah pembangunan yang
mementingkan kepentingan bersama, gotong
royong dan empati dengan sesama, dengan
meninggalkan prilaku koruptif, eksploitatif
sumberdaya, memaksakan kehendak dan
mementingkan kepentingan golongan atau
segelintir pihak.
1. Mewujudkan pemerataan hasil-hasil pemba-
ngunan, mengurangi kesenjangan.
2. Memperkuat partisipasi warga dalam pemba-
ngunan, membangun sebagai gerakan.
3. Menjaga keberlanjutan, memelihara keseim-
bangan lingkungan.
MISI JATENG BARU
33. 31
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
1. Program Aksi 1: Membangun kredibilitas Pe-
merintahan dengan meningkatkan tata kelola,
integritas, dan kompetensi SKPD dan seluruh
Jajaran Kepemimpinan.
2. Program Aksi 2: Memfasilitasi persiapan kader-
kader pemimpin tiga sektor (pemerintah, bisnis,
dan gerakan masyarakat sipil).
3. Program Aksi 3: Pembangunan berbasis parti-
sipasi warga, dengan melibatkan seluas mungkin
pemangku kepentingan.
4. Program Aksi 4: Pendidikan berbasis karakter,
pendidikan keahlian dan vokasi untuk me-
numbuhkan bakat-bakat terbaik di bidang
keterampilan teknis, kepemimpinan, dan
kewirausahaan.
5. Program Aksi 5: Mendorong pembangunan
kebudayaan, konservasi lingkungan, dan kepari-
wisataan.
6. Program Aksi 6: Mengejar ketertinggalan
pembangunan sumber daya manusia, de-
ngan meningkatkan derajat kesehatan
dan kesejahteraan termasuk didalamnya
perempuan, anak, dan difabel.
PROGRAM AKSI
34. 32
VISI MISI
7. Program Aksi 7: Melakukan akselerasi per-
tumbuhan ekonomi dengan meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), mendorong
peran Anggaran Belanja dan Pendapatan
Daerah (APBD) dan melibatkan investasi BUMD
dan Swasta.
8. Program Aksi 8: Mempercepat konektivitas
antar wilayah dengan infrastruktur trans-
portasi, energi dan teknologi.
9. Program Aksi 9: Memajukan kualitas kehi-
dupan nelayan, petani, industri agro dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
35. 33
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
MISI 1:
PEMERATAAN HASIL-HASIL PEMBANGUNAN,
MENGURANGI KESENJANGAN
· Program Aksi 4: Pendidikan berbasis
karakter, pendidikan keahlian dan vokasi untuk
menumbuhkan bakat-bakat terbaik di bidang
keterampilan teknis, kepemimpinan, dan
kewirausahaan
· Program Aksi 6: Mengejar ketertinggalan
pembangunan sumber daya manusia,
dengan meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan termasuk didalamnya perempuan,
anak, dan difabel.
· Program Aksi 7: Melakukan akselerasi
pertumbuhan ekonomi dengan mening-katkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), mendorong peran
Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD
dan melibatkan investasi BUMD dan Swasta
· Program Aksi 8: Mempercepat konektivitas
antar wilayah dengan infrastruktur trans-portasi,
energi dan teknologi
· Program Aksi 9: Memajukan kualitas kehidupan
nelayan, petani, industri agro dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM)
KORELASI MISI DAN
PROGRAM AKSI
36. 34
VISI MISI
MISI 2:
MEMPERKUAT PARTISIPASI WARGA DALAM
PEMBANGUNAN, MEMBANGUN SEBAGAI GERAKAN
· Program Aksi 1: Membangun kredibilitas
Pemerintahan dengan meningkatkan tata kelola,
integritas, dan kompetensi SKPD dan seluruh
Jajaran Kepemimpinan.
· Program Aksi 2: Memfasilitasi persiapan kader-
kader pemimpin tiga sektor (pemerintah, bisnis,
dan gerakan masyarakat sipil),
· Program Aksi 3: Pembangunan berbasis
partisipasi warga, dengan melibatkan seluas
mungkin pemangku kepentingan
MISI 3:
KEBERLANJUTAN, MEMELIHARA KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN
· Program Aksi 5: Mendorong pemba-ngunan
kebudayaan, konservasi lingkungan, dan
kepariwisataan
37. 35
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
1. Membangun kredibilitas Pemerintahan de-
ngan meningkatkan tata kelola, integritas,
dan kompetensi SKPD dan seluruh Jajaran
Kepemimpinan.
1.1 Pengisian jabatan mengedepankan prinsip
meritokrasi di jajaran pemerintah provinsi
Jawa Tengah melalui lelang jabatan yang
dilakukan secara terbuka, profesional dan
akuntabel.
1.2 Pemanfaatan sistem informasi untuk
mengoptimalkan sistem penganggaran
yang dapat diakses secara terbuka melalui
sistem e-budgeting, untuk transparansi dan
akuntabelitas sistem keuangan provinsi
Jawa Tengah.
1.3 Pendampingan dan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota
agar tidak terjadi kasus-kasus korupsi
yang merugikan keuangan daerah dan
masyarakat.
1.4 Mengembangkan pola koordinasi dan
komunikasi termasuk penanganan ma-
salah tingkat Kabupaten/Kota dengan
pendekatan Bentang Lahan dan Bentang
Kultur, dimana penanganan suatu masalah
URAIAN
PROGRAM AKSI
38. 36
VISI MISI
tidak hanya melihat administrative kewi-
layahan, tetapi secara komprehensif yang
melibatkan lintas daerah (Kabupaten/
Kota).
1.5 Apel setiap sebulan sekali dengan tema
‘JUM’AT RESIK’, untuk menanamkan nilai-
nilai dan budaya tata pemerintahan yang
bersih dari budaya Kolusi, Korupsi dan
Nepotisme (KKN).
1.6 Fasiltasi pemekaran pemerintah dae-rah
berbasis geografis, potensi, dan tingkat
kepentingan (urgensi) dengan me-
nyesuaikan peraturan pemerintah pusat
(Kementrian Dalam Negeri)
2. Memfasilitasi persiapan kader-kader pe-
mimpin tiga sektor (pemerintah, bisnis, dan
gerakan masyarakat sipil).
2.1 Peningkatan kapasitas jajaran pemerintah
daerah (provinsi, kabupaten/kota, keca-
matan dan desa) dan restrukturisasi Balai
Diklat Kepegawaian (Provinsi/ Kabupaten/
Kota) dengan fokus kepada transformasi
pendidikan karakter Aparutur Sipil Negara
(ASN).
2.2 Menumbuhkan dan fasilitasi 57.300
wirusaha baru berbasis kecamatan.
39. 37
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
2.3 Fasilitas untuk industri kreatif dan pem-
bentukan Dewan Ekonomi Kreatif (DEK)
dan Balai Latihan Kerja Ekonomi Kreatif
(BLK-EK) yang akan mendorong tumbuh
kembang industri kreatif melalui fasilitasi,
advokasi dan edukasi.
2.4 Fasilitasi dan peningkatan kapasitas or-
ganisasi kemasyarakatan berbasis desa/
kelurahan untuk terlibat aktif dalam proses
perencanaan dan monitoring program
pembangunan.
3. Menjalankan program pembangunan ber-
basis partisipasi warga, dengan pelibatan
seluas mungkin pemangku kepentingan.
3.1 Program dan penganggaran SKPD Provinsi
di dalam penyusunan perencanaannya
berbasis Musyawarah Pembangunan
(Musrenbang) yang partisipatif dan
terpercaya secara berjenjang dengan
mengedepankan substansi bukan
formalisasi prosedur.
3.2 Revitalisasi Musrenbang dan penyediaan
aplikasi teknologi informasi (e-planning),
sehingga masyarakat terlibat aktif dari
proses perencanaan pembangunan,
pengawasan dan evaluasi program
pembangunan.
40. 38
VISI MISI
3.3 Peningkatan kapasitas organisasi ke-
masyarakatan pada level desa/kelurahan,
kecamatan dan kabupaten/kota dalam
perencanaan pembangunan, pengawasan
dan evaluasi program pembangunan;
sehingga bisa terlibat aktif dalam semua
tahapan program pembangunan.
4. Melakukan penguatan pendidikan berbasis
karakter, pendidikan keahlian dan vokasi.
4.1 Menuntaskan wajib belajar 12 tahun
dengan memastikan semua anak dapat
bersekolah minimal hingga jenjang SMA/
SMK.
4.2 Meningkatkan kualitas tenaga kepen-
didikan dengan menggali potensi-potensi
keuangan yang dapat digunakan untuk
bantuan belajar (beasiswa) untuk para
guru, dan juga menjaga agar distribusi
guru secara jumlah dan kualitas merata.
4.3 Memfasilitasi kemudahan akses internet
(free wifi) bagi seluruh SLTA/SMK di Jawa
Tengah.
4.4 Mengembangkan pendidikan karakter
di semua jenjang pendidikan dengan
mengambil tema-tema dari budaya jawa
yang adiliuhung dengan melakukan
penyesuaian kurikulum Muatan Lokal
41. 39
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
(Mulok) dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA).
4.5 Mengembangkan sekolah kejuruan yang
sesuai dengan potensi yang ada di daerah-
daerah, sehingga semua lulusannya dapat
menjadi tenaga profesional maupun
wirausahawan yang dapat mengem-
bangkan potensi daerah.
4.6 Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) untuk
dapat meningkatkan kualitas pendidikan
ketrampilan dan kewirausahaan.
4.7 Memfasilitasi pengembangan politeknik
berbasis potensi daerah sebagai jenjang
studi lanjut SMK (linier) yang mampu
menciptakan tenaga profesional dan
kewirausahaan.
4.8 Fasilitasi pendidikan untuk anak-anak
keluarga pra-sejahtera untuk dapat
menempuh pendidikan sampai dengan
jenjang pendidikan Perguruan Tinggi
ataupun program ketrampilan (vokasi)
dengan program Bapak Angkat dengan
mengoptimalkan seluruh stakeholder
yang ada di Jawa Tengah.
42. 40
VISI MISI
5. Mendorong pembangunan kebudayaan,
konservasilingkungan,dankepariwisataan.
5.1 Gerakan ‘Nguri Uri’ Budaya dan Kesenian
Daerah (melestarikan) dengan fasilitasi
dari APBD dengan tetap memperhatikan
kemampuan dan tingkat kepentingan
dalam penganggaran.
5.2 Menjadikan Jawa Tengah sebagai Pusat
Pariwisata Kreatif dengan mengoptimalkan
potensi yang ada seperti : sumberdaya
alam, budaya, peninggalan sejarah dan
lain-lain.
5.3 Mengembangkan destinasi wisata baru
seperti wisata pendidikan, wisata bu-
daya, wisata religi, dan lain-lain, untuk
meningkatkan daya tarik wisata Jawa
Tengah.
5.4 Meningkatkan daya saing pariwisata
daerah dengan mendorong tumbuhnya
partisipasi lokal (community based tourism).
5.5 Meningkatkan daya dukung pariwisata
dengan mengoptimalkan investasi baik
BUMD maupun swasta dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan
dan kekhasan yang dimiiliki.
43. 41
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
5.6 Percepatan konservasi lingkungan dan
pengurangan resiko bencana geologi
secara humanis dan gotong royong.
5.7 Fasilitasi pembentukan Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana; untuk menggerakkan
partisipasi dan edukasi warga dalam
Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
5.8 Penyelesaian kasus-kasus konflik berbasis
lingkungandengantetapmengedepankan
peran serta warga, pelaku usaha (investor)
dan kelestarian lingkungan secara ber-
kelanjutan.
6. Mengejar ketertinggalan pembangunan
sumber daya manusia, dengan mening-
katkanderajatkesehatandankesejahteraan
termasuk didalamnya perempuan, anak,
dan difabel.
6.1 Jaminan Pensiun bagi seluruh warga
Jawa Tengah yang tidak bekerja di sektor
formal(PNSmaupunpegawaiBUMN/swasta).
6.2 Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemis-
kinan (GERDU TASKIN) untuk mengu-rangi
kemiskinan secara terpadu hingga dibawah
10% (< 10%) dalam periode kepemimpinan;
dengan pelibatan semua unsur PNS, pelaku
usaha (BUMN/swasta) dan organisasi sosial
kemasyarakatan (ormas).
44. 42
VISI MISI
6.3 Perbaikan rumah tidak layak huni dari
keluarga pra-sejahtera dan perbaikan sanitasi
lingkungan bagi keluarga pra-sejahtera.
6.4 Meningkatkan alokasi anggaran kesehatan
dari APBD minimal sepuluh prosen diluar
biaya belanja pegawai dari total APBD.
6.5 Penambahan jumlah fasilitas dan sarana
kesehatan khususnya di kawasan pedesaan
minimal sama dengan standard nasional
(1.067 Puskesmas).
6.6 Menggalakkan promosi kesehatan dengan
melibatkan semua komponen masyarakat
(ormas, LSM dan stakeholder lainnya)
untuk mengurangi infeksi penyakit non
degenerative.
6.7 Programperlindunganterhadappe-rempuan,
anak dan difabel terhadap marjinalisasi dan
ekploitasi, seperti perdagangan manusia,
pekerja dibawah umur, diskiriminasi difabel,
dan lain-lain.
6.8 Pengutan masyarakat berbasis keluarga
dengan landasan budaya jawa yang
mengedepankan tata krama dan berbudi
pekerti ketimuran.
6.9 Peningkatan kualitas pelayanan dan supervisi
kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Balkes-
mas, dan lain-lain).
45. 43
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
6.10 Menggalakkan promosi kesehatan dengan
melibatkan semua komponen masyarakat
(ormas, LSM dan stakeholder lainnya)
untuk mencegah dan mengurangi infeksi
penyakit nondegenerative.
6.11 Penataan kawasan kawasan kumuh baik
di perkotaan maupun di perdesaan dan
memastikan akses sanitasi berkualitas
minimal 70% untuk di pedesaan dan 90%
untuk di perkotaan.
6.12 Pengembangan Sistem Data Terpadu
kemiskinan Jawa Tengah yang terintegrasi
dan berjenjang dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.
7. Melakukan akselerasi pertumbuhan eko-
nomi dengan meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD), mendorong peran Anggaran
Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) dan
melibatkan investasi BUMD dan Swasta.
7.1 Meningkatkan investasi daerah dengan
mengembangkan Kawasan Industri Khusus
(KIK) termasuk Kawasan Industri Kendal (KIK
ekstisting); dengan tetap memperhatikan
aspek perencanaan tata ruang dan ekologi
yang lestari.
7.2 Meningkatkan investasi daerah khususnya
sector pariwisata untuk menggenjot
46. 44
VISI MISI
ketertinggalan obyek-obyek wisata di Jawa
Tengah.
7.3 Meningkatkan nilai investasi dari
perusahaan daerah (BUMD) untuk
mendukung usaha berbasis ekonomi
kerakyatan, energi, pariwisata dan ekonomi
kreaktif.
7.4 Eksplorasi dan optimalisasi pengelolaan
tambang dan mineral untuk kesejahteraan
warga Jawa Tengah dengan tetap
memperhatikan daya dukung lingkungan
dan prinsip good mining practices.
8. Mempercepat konektivitas antar wilayah
dengan infrastruktur transportasi, energi
dan teknologi.
8.1 Percepatan pembangunan kawasan
selatan baik dari sisi konektivitas (selatan-
utara), infrastruktur trasportasi dan sarana
prasarana pendukung termasuk sektor
kemaritiman/ kelautan.
8.2 Membangun jaringan infratsruktur
terutama daerah-daerah yang tertinggal
dan perbatasan, serta meningkatkan
aksebilitas antar daerah dengan
meningkatkan konektivitas : jalan, moda
transportasi antar daerah dan fasilitas
pendukung lainnya.
47. 45
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
8.3 MewujudkanJawaTengahmenjadiProvinsi
Mandiri Energi dengan mengoptimalkan
sumber sumber energi baru dan
terbarukan yang tersebar di seluruh
wilayah Jawa Tengah seperti: panas bumi,
air, tenaga surya, biomassa, biogas dan
lain-lain, melalui akselerasi kebijakan yang
komprehensif.
8.4 Fasilitasi pembentuk Dewan Energi Daerah
(DED) untuk akselerasi kebijakan yang
komprehensif di sector energy khususnya
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE).
8.5 Fasilitasi internet masuk desa untuk desa-
desa tertinggal di Jawa Tengah.
9. Memajukan kualitas kehidupan nelayan,
petani, industri agro dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM)
9.1 Memuliakan petani dan nelayan dengan
program konsolidasi lahan pertanian,
dukungan akses keuangan dan pengolahan
produk nelayan dan petani (off farm).
9.2 Pembangunan 8.559 Lumbung Pa-ngan
berbasis Desa/Kelurahan untuk menjaga
ketersediaan pasokan, cadangan dan system
tunda jual melalui skema Resi Gudang untuk
meningkatkan daya tawar petani dan produk
48. 46
VISI MISI
hasil pertanian dengan berkolaborasi dengan
Bank Pembangunan Daerah (BPD).
9.3 Menumbuhkan dan fasilitasi unit-unit
pengolahan pasca panen (off farm) skala
menengah untuk produk pertanian dan
perikanan untuk meningkatkan daya saing
kualitasdanharga,sehinggameningkatkan
pendapatan petani dan nelayan.
9.4 Meningkatkan produksi peternakan
rakyat khususnya sapi dan kerbau dengan
mendorong peternakan terpadu dengan
daya dukung pembibitan, pembiayaan,
pengolahan hasil dan pemasaran dan
optimalisai lahan-lahan kehutanan baik
hutan rakyat dan hutan negara untuk di
integrasikan dengan peternakan.
9.5 Fasilitasi perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan
memberikan insentif berupa keringanan
pajak, fasilitasi sarana produksi, pengolahan
hasil dan pemasaran dan memberikan
disentif berupa kenaikan pajak bumi dan
bangunan bagi pelanggaran LP2B.
9.6 Meningkatkan produksi kopi dan
tembakau, sebagai produk unggulan Jawa
Tengah dan fasilitasi pembetukan lembaga
penopang antara lain : Dewan Kopi Daerah
49. 47
MBANGUN JATENG MUKTI BARENG
(DKD) dan Dewan Tembakau Daerah (DTD)
untuk memberikan advokasi, konsultasi,
Informasi, dan edukasi pelaku usaha.
9.7 Pemberdayaan nelayan melalui : (1)
Peningkatan akses sumber permodalan
untuk kemandirian sarana produksi, system
asuransi dan penjaminan dan peningkatan
kemampuan dan ketrampilan produksi
(tangkap maupun budidaya), (2) Fasilitasi
pengembangan dan peningkatan Koperasi
Nelayan (koperasi produksi, distribusi dan
simpan pinjam).
9.8 Fasilitasi Industri Garam Rakyat melaui
pendampingan, fasilitasi pembiayaan dan
asuransi serta pembentukan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) untuk menopang
produksi dan melindungi industry garam
rakyat.
9.9 Pembentukan Dewan Nelayan Daerah
(DND) untuk memberikan advokasi,
pendidikan, dan akselerasi kebijakan
yang komprehensif bagi nelayan di Jawa
Tengah.
9.10 MeningkatkanperanBankPembangunan
Daerah (BPD) untuk lebih berperan
dalam aspek pembiayaan kepada sektor
UMKM, pertanian, perikanan, nelayan
50. 48
VISI MISI
dan perkebunan, baik melalui skema
eksekuting dan chaneling dengan
Koperasi/ Lembaga Keuangan Mikro/
BMT.
9.11 Mengembangkan unit-unit kerja di
tingkat Kabupaten/Kota berupa Klinik
Konsultasi dan Inkubasi Bisnis (KKIB)
untuk memberi layanan pendampingan,
pengembangan teknologi dan
pemasaran, serta memanfaatkan
fasilitas teknologi informasi untuk
mengembangkan UMKM dan Koperasi
di Jawa Tengah yang maju dan berdaya
saing.
9.12 Meningkatkan peran lembaga
pendamping UMKM dan Koperasi
(Business Development Services/
BDS) sehingga mampu mendorong
percepatan peningkatan kualitas UMKM
dan Koperasi.