SlideShare a Scribd company logo
1 of 240
MICROECONOMICS
Padang, 9 Agustus 2019
Prof. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
Email: assagaf29@yahoo.com
Hp: +628113543409
Literature
1. Karlan, D and Morduck, J. : Microeconomics
2. Mankiw, N.G. : Principles of Microeconomics
3. Arnold, R.A. : Microeconomics
4. Bernheim, B.D. and Whinston, M.D. :Microeconomics
5. Mconnel, Brue, Barbierd : Microeconomics
6. Besanko,D. and Braeutigam, R.R. : Microeconomics
7. Gravelle, H. and Rees, R. :Microeconomics
8. Slavin, S.L.: Microeconomics
9. Rode, S. : Modern Microeconomics
10. Das, S.P. : Microeconomics for Business
11. Ahlersten, K. : Essentials of Microeconomics
12. Jehle,G.A. and Reny P.J. : Advanced Microeconomic theory
Literature_1 Literature_2
Literature_3 Literature_4
Literature (5) Literature (6)
Literature-7 Literature-8
Literature_9 Literature_10
Literature_11 Literature_12
MINGGU KEMAMPUAN AKHIR POKOK BAHASAN BENTUK KRITERIA PENILAIAN Reference
KE YANG DIHARAPKAN (BAHAN KAJIAN) PEMBELAJARAN (Indikator) No. Litr.(Ch.)
1 Mampu memahami, menjelaskan dan Pendahuluan (Review teori) Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 2(1); 6(1);7(1);
mendiskusikan konsep-konseo dasar analisis - Implementasi kebijakan tugas makalah, kebenaran pandangan 8(1);11(1)
ekonomi mikro. - Implementasi kajian ilmiah bahas artikel dalam diskusi
2 Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan Filosofi keseimbangan pasar Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(3); 4(2); 6(2);
dan mendiskusikan tentang terbentuknya tugas makalah, kebenaran pandangan 4(4-5);10(2,3,11);
keseimbangan pasar dalam perekonomian, bahas artikel dalam diskusi 11(2)
serta dampaknya pada kondisi perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan pasar , excess supply, excess
demand, dan penyesuaian-penyesuaian
dalam mekanisme pasar.
3 Mahasiswa memahami, mampu menjelaskan Filosofi teori konsumen Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 6(2); 8(6); 11(4)
konsep dasar dan aplikasi teori perilaku tugas makalah, kebenaran pandangan
konsumen dengan pendekatan utility, bahas artikel dalam diskusi
indefference curve dan budget line.
4 Mahasiswa memahami dan mampu Implementasi teori permintaan Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(6); 4(4); 6(3-4);
menjelaskan filosofi konsep demand, tingkat - Kajian ilmiah (Jurnal internasional) tugas makalah, kebenaran pandangan 7(2-4); 8(2); 9(1);
elastisitas, dan faktor-faktor yang - Kajian kebijakan bahas artikel dalam diskusi 10(4); 11(3);
mempebfaruhi permintaan. 12(1-2)
5 Mahasiswa memahami dan mampu Implementasi teori produksi Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(7); 4(7); 6(6);
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro…...……...….Semester : Genap 2019………………......Kode :………………...….…SKS :
Jurusan : Doktor Ekonmi (S3)…....................................................Dosen : Prof. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak
KOMPETENSI : Menguasi Teori dan Konsep Ekonomi Mikro dan Memiliki Pengalaman Praktis pengambilan keputusan Ekonomi Mikro
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) - EKONOMI MIKRO
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
1. Pendahuluan
2. Permintaan, penawaran dan keseimbangan
3. Pengukuran elastisitas
4. Teori permintaan konsumen
5. Teori produksi
6. Teori biaya
7. Pasar Persaingan sempurna
8. Pasar Monopoli
9. Pasar Monopolistik
10. Pasar Duopoli
11. Pasar Oligopoli
12. Pasar Monopsoni (Pasar Input)
13. Harga dan penggunaan faktor produksi
14. Keseimbangan umum dan teori ekonomi kesejahteraan
1_Pendahuluan (Review Teori)
• Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang variabel-variabel ekonomi dalam lingkup lebih kecil , seperti
perusahaan, perilaku konsumen, permintaan dan penawaran,
produksi, harga, dan lainnya.
• Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
menyeluruh (agregat), seperti jumlah uang beredar, pendapatan
nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, neraca
pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.
Fungsi Teori Ekonomi
• Skema model ekonomi sederhana
PERUSAHAAN
BISNIS
RUMAH
TANGGA
PENGELUARAN KONSUMSI
BARANG DAN JASA
SUMBERDAYA EKONOMI
PENDAPATAN BERBENTUK UANG
2_Permintaan, Penawaran, dan
Keseimbangan pasar
P
Q
D
S
(2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
Titik kesimbangan
P
Q
D
S
(2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
Excess supply
P1
P0
P2
Excess demand
Q0
Kesimbangan D & S
Q1 Q1
Q2 Q2
A
EF
CB
P
Q
D1
S
(2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
D2
D 3
P
Q
D
S1
(2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
S3
S2
P
Q
D1
S1
(2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN
S3
S2
D3
D2
A
J
I
H
G
E
F
C B
Supply 1
Demand
Q kWh
Price
Q1
P1
P2
Q3Q2 Q4 Q5
P3
E1
0
Excess demand
Supply 2
E2
SUBSIDI
3_ Elastisitas
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS
1. Elastisitas harga dari permintaan
• Elatisitas busur (arc elasticity)
• Elastisitas titik (point elasticity)
2. Elastisitas titik dan pengeluaran total
3. Elastisitas pendapatan dari permintaan
4. Elastisitas silang dari permintaan
5. Elastisitas harga dari penawaran
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (2)
1. Elastisitas harga dari permintaan
e = - (dQ/Q) /(dP/P) = -(dQ/dP)(P/Q)
elastis jika e> 1, inelastis jika e<1 dan elastis uniter jika e=1
D
Q
P
B
A
C
20001000 3000
7
5
3
-Dari C ke A = - (1000/-2)/(7/1000) = 3,5
-Dari A ke C = -(-1000/2)/(5/2000) = 1,25
-Dari A ke B = -(1000/-2)/(5/2000)= 1,25
-Dari B ke A = -(-1000/2)(3/3000) = 0,5
Utk menghindarkan perbedaan, digunakan rata-rata :
Titik A ke B :
e= -(dQ/dP)x(PA+PB)/(QA+QB)
e= -(1000/-2)x(5+3)/(2000+3000) = 0,8
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (3)
(1.1) Elastisitas busur (arc elaticity), koefisien elastisitas antara dua titik pada suatu kurva
permintaan seperti contoh diatas. Elastisitas ini hanya sebagai perkiraan, dan semakin tepat
bila busur itu semakin kecil dan mendekati suatu titik.
(1.2) Elastisitas titik (point elasticity), secara geometrik diperoleh :
N0 M
D
C
Garis singgung
P
Q
e= -(dQ/dp)(P/Q)
e=(NM/NC)(NC/ON) = (NM)/(ON)
e= 4000/2000 =2
60002000
D
N M0
P
Q
80004000
A =1
2000 5000
B =3000/5000 = 0,6 atau < 1
C =6000/2000 =3 atau > 1
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (4)
2. Elastisitas titik dan pengeluaran total
C
A
B
Q
P
5
4
3
500040003000
A=pengeluaran 5x3000=15000
B=pengeluaran 4x4000=16000
C=pengeluaran 3x5000=15000
Elastisitas diatas titik tengan e>1,
dibawah titik tengan e<
Titik A, e=(8000-3000)/3000=5/3
Titik B, e=(8000-4000)/4000=1
Titik C, e=(8000-5000)/5000=3/5
8000
e>1
e=1
e<1
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (5)
3. Elastisitas pendapatan dari permintaan
eM = (dQ/Q)/(dM/M) =(dQ/dM)(M/Q)
eM negatif, barang bermutu rendah (inferior)
eM positif, barang normal atau kebutuhan pokok (necessity)
eM > 1, barang mewah (luxury)
Contoh :
1) Pendapatan Rp 8000 menjadi 12000 (naik 50%), permintaan 5 unit menjadi 10 unit
(100%)
eM = (5/4000)/(8000/5) = 2 atau
eM =100% / 50% = 2 (barang lux)
2) Pendapatan Rp 16000 menjadi 20000(naik 25%), permintaan 15 unit menjadi 18
unit (naik 20%)
eM = 20% / 25% =0,8 (kebutuhan pokok)
-3) Pendapatan Rp 24000 menjadi Rp 28000 (naik 16,67%), permintaan
20 unit menjadi 19 unit (turun 5%)
eM = -5% / 16,67 % = - 0,3 (bermutu rendah)
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (6)
4. Elastisitas silang dari permintaan (cross elasticity of demand)
exy = (dQx/Qx)/(dPy/Py) = (dQx/dPy)(Py/Qx)
exy positif, X dan Y barang subtitusi
exy negatif, X dan Y barang komplementer
exy=0, X dan Y tidak berhubungan
Contoh :
1) Harga Y, Rp 40 menjadi Rp 60 (naik Rp 20), permintaan X 40 unit menjadi 50 unit (naik 10)
exy = (10/20)(40/40) = + 0,5 (subtitusi)
2) Harga Z, Rp 10 menjadi Rp 20 (naik Rp10), permintaan X 40 unit manjadi 35 unit (turun 5 unit)
exz = (5/10)(10/40) = - 0,125 (komplementer)
(3) PENGUKURAN ELASTISITAS (7)
5. Elastisitas harga dari penawaran
Elastis bila e >1, inelastis bila e<1, elastis uniter bila e=1
e = (dq/Q)/(dP/P) = (dQ/dP)(P/Q)
S
P
Q
E
F
4000
6
4
8000
Titik E ke F
e=(4000/2)(4/4000)= 2
Titik F ke E
e=(4000/2)(6/8000)= 1,5
ELASTISITAS P TERHADAP Q
• Inelastis sempurna:
• Elastis sempurna :
e = - (dQ/dP) (P/Q)
e = - (0/10)(10/100) = kecil
P
Q
P
Q
D
D
100
10
20
e = - (dQ/dP) (P/Q)
e = - (50/0)(10/100) = ∞
100 150
10
4_Teori Permintaan Konsumen
(4) TEORI PERMINTAAN
1. Pendekatan utility
2. Pendekatan kurva kepuasan sama
3. Topik lanjutan
(4) TEORI PERMINTAAN (2)
1. Pendekatan Utility
• Total dan marginal utility
P
P
Q
Q
MU
TU
65
30
MU= dTU/dQ
MU =(30-30)/(6-5)=0
Titik jenuh
Utility Max pada saat
MU = 0
0
0
(4) TEORI PERMINTAAN (3)
• Keseimbangan konsumen (Consumer equilibrium) , dicapai
bila pendapatan yg belanjakan pd berbagai komoditi memberi
kepuasan yg sama
MUx/Px = My/Py + ……
dengan kendala :
PxQx + PyQy + ……. = M (pendapatan)
Contoh :
Px $2 dan Py $1
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
Mux 16 14 12 10 8 6 4 2
Muy 11 10 9 8 7 6 5 4
MUx/Px = 12/2 = 6 => Px $2
MUy/Py = 6/1 = 6 => Py $1
Kendala :
PxQx + PyQy = (2x3) + (1x6) = 12
(4) TEORI PERMINTAAN (4)
• Pertukaran (exchange)
• Masing-masing konsumen yg berada pada kondisi keseimbangan tetapi menghadapi harga
yang berbeda. Individu mengadakan pertukaran sukarela jika masing-masing memperoleh
keuntungan
• Derivasi suatu kurva permintaan individu
2
3 6
P
Q
D
1
G
F
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
Mux 16 14 12 10 8 6 4 2
Muy 11 10 9 8 7 6 5 4
MUx/Px = 12/2 = 6 => Px $2
MUy/Py = 6/1 = 6 => Py $1
Titik F
Individu membeli barang X 3 unit dengan keseimbangan semula 3 unit X
MUx/Px = MUy/Py = 12/2 = 6/1
Titk G
Harga X turun $2 menjadi $1 seingga keseimbangan baru pd 6 unit X
MUx/Px = MUy/Py = 6/1 = 6/1
(4) TEORI PERMINTAAN (5)
2. Kurva kepuasan sama (indifference curva)
II
I
III
Qx
Qy
- Kurva kepuasan sama menunjukkan kombinasi komoditi X dan Y yang
menghasilka utilit yg sama atau kepuasan konsumen
- Kurva yg lebih tinggi menunjukkan jumlah kepuasan yang semakin besar
(4) TEORI PERMINTAAN (4)
• Jumlah yang dibeli dari komoditi lain
• Bila Px turun : (a) jika dx (demand x) berelastisitas satu,Qy tetap tidak berubah, (b) jika dx
elastis, Qy turun, (c) jika dx inelastis Qy naik
Contoh : (diatas)
e= -(dQ/dP)x(PF+PG)/(QF+QG) = -(3/-1)x(1+2)/(6+3) = 1
2
1
3 6
Q
P
F
G
Titik F ke G
- Dengan rata-rata
(4) TEORI PERMINTAAN (6)
 Tingkat marjinal dari penggantian (marginal rate of subtitution atau
MRS), menunjukkan jumlah Y yg dikorbankan untuk memperoleh satu
tambahan X, dan masih tetap pada kurva kepuasan sama yg serupa.
Qx 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Qy 10 5 3 2.3 1.7 1.2 0.8 0.5 0.3 0.2
MRSxy ….. 5 2 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
MRSxy = dy/dx
 Sifat kurva kepuasan sama
(a) Condong negatif
(b) Cembung terhadap titik nol
(c) Tidak saling berpotongan
INDIFFERENCE CURVE (MRSxy)
Qx 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Qy 10.0 5.0 3.0 2.3 1.7 1.2 0.8 0.5 0.3 0.2
MRSxy 5.0 2.0 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MRSxy ; kesediaan melepas Y untuk memperoleh X
X
y
MRSxy ; marginal rate of subtitusion
Indifference curve
(4) TEORI PERMINTAAN (7)
• Garis kendala anggaran (budget constraint line), memperlihatkan kombinasi yg
berbeda dari dua komoditi yg dapat dibeli, dengan mengetahui pendapatan dan
harga komoditi ybs.
Qy
Qy
K
L
0
10
10
5
M
5
(4) TEORI PERMINTAAN (8)
• Keseimbangan konsumen (consumer equilibrium)
I
II
III
5
Qy
5
Qx
10
100
R
N
E
I
9
1 9
- Titik E, menjukkan kepuasan maksimum konsumen dengan kurva kepuasan yg
yg lebih tinggi dan konsumsi tsb dapat tercapai oleh pendapatan konsumen
- Titk N dan R dapat dicapai sesuai pendapatan tetapi tidakmencapai kepuasan
total yg maksimum.
(4) TEORI PERMINTAAN (9)
• Kurva konsumsi harga
0
Qy
I Qx
II
III
7
3I
5
3 5 7
F
E
s
3 5 7
Qx
M
0
10
6
14
Kurva engel
M= pendapatan
(4) TEORI PERMINTAAN (10)
A B C D F G H L
M 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000
Q 100 200 300 350 380 390 350 250
- Kurva Engel
380
C
B
L
A
H
G
FD
M
Q
Catatan :
eM =(dQ/dM)(M/Q)
- Titik A ke B, eM = (100 / 2000) (4000 / 100) = 2 (positif, >1) ,barang mewah
- Titik F ke G, eM = (10 / 2000) (12000 / 380) = 0,16 (positif, <1), barang normal
- Titik G ke H , eM = (-40 / 2000) (14000 / 390) = - 0,7 (negatif), barang bermutu rendah
Elastisitas permintaan (Q) terhadap
Pendapatan (M)
(4) TEORI PERMINTAAN (11)
• Kurva permintaan konsumen
5
E
I
F
II
Px
Qx
Qy
Qx
Kurva konsumsi harga
5 9
D
9
1
0,5
E’
F’
Titik E ke F:
e = -(dQ/dP)x(PE+PF)/(QE+QF)=
e=(4/-0,5)x(1+0,5)/(5+9)= 0,86
K
L J
(4) TEORI PERMINTAAN (12)
• Pemisahan pengaruh dan penggantian (subtitution effect) dan pendapatan
(income effect)
• Pengaruh pendapatan, turunnya harga menggeser kebawah kurva anggaran KL ke KJ
• Pengaruh penggantian, menurunkan kurva demand atau dengan harga lebih rendah akan
membeli jumlah yang lebih besar
(4) TEORI PERMINTAAN (13)
• Pemisahan pengaruh penggantian dan pendapatan
6
JE
K
Qy
II
Qx
I
8
7
5
4 9
64
E’
K’
J’
9
Qx
Px
Penggantian
Pendapatan
Pengaruh total
Catatan :
- Pengaruh pendapatan, Karena Px
turun terjadi pergeseran titik E ke J
(pd kurva kepuasan lebih tinggi II
- Pengaruh pertukaran, Px turun
bergeser titik E ke K (pd kurva
kepuasan I yg sama)
BL2
BL1
BL3
(4) TEORI PERMINTAAN (14)
• Pengaruh penggantian menurut HICKS dan SLUTSKY
75 98
5
3,5
E
I II
III
Qy
Qx
5,5
K’’
T
HG
J’’’
J’
L
J’’
K’
K
Hicksian Subsitution
Slutsky Subsitution
Pengaruh Total
(4) TEORI PERMINTAAN (15)
• Pertukaran
II’
I’
III’ III
II
I
Contract curva
C
F
E
S
Qy
Qx
Qx
A
B
Qy
1
77
5
3 75
10 4
9111315
9
113
(4) TEORI PERMINTAAN (16)
• Pertukaran :
• Mula-mula titik C pd kurva kepuasan I konsumen A dan kurva kepuasan I’ konsumen B
• Titik C ke S, pertukaran menguntungkan A karena kurva I naik ke III, sedangkan B tetap pada I’. A
mengorbankan 3y (10y jadi 7y) untuk mendapatkan 6x (1x jadi 7x)
• Titik C ke F, pertukaran menguntungkan B karena kurva I’ naik ke III’, sedangkan A tetap pada I. B
mengorbankan 2x (15x jadi 13x) untuk mendapatkan 7y (4y ke 11y)
• Titik C ke E, pertukaran menguntungkan A dan B karena kurvai kepuasan A naik dari I ke II dan kurva
kepuasan B naik dari I’ ke II’. A mengorbankan 3y (10y ke 7y) untuk mendapatkan 4x (1x ke 5x).
Demikian sebaliknya untuk B, sehingga A dan B keduanya meningkat kepuasan sebagai akibat
pertukaran tsb.
• Pada titik F, E, S atau contract curve maka A dan B tidak ada manfaat karena pertukaran (tidak ada lagi
peningkatan kepuasan bagi A dan B)
(4) TEORI PERMINTAAN (17)
3. Topik lanjutan
a) Teori preferensi yang diungkapkan
b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup
c) Teori utility dalam keadaan ketidakpastian
d) Pendekatan baru terhadap teori konsumen
e) Kurva permintaan empiris
(4) TEORI PERMINTAAN (18)
(a) Teori preferensi yang diungkapkan (Theory of revealed
preference=pilihan)
 Konsumen tdk memberikan jawaban yg meyakinkan atas preferensi
mereka
 Preferensi dapat disimpulkan (kurva kepuasan samanya) melalui
sejumlah pilihan pengamatan yang cukup atau pembelian dipasar.
 Asumsi :
• Citarasa individu tidak berubah selama periode tertentu
• Terdapat konsistensi, konsumen suka barang A dp B, sehingga
tdk mungkin lebih suka B dp A
• Terdapat transitivitas, jika suka A dp B, suka B dp C, maka A
lebih disukai dp C
• Akhirnya, konsumen dpt didorong membeli barang manapun
jika harganya dibuat menarik.
(4) TEORI PERMINTAAN (19)
 Teori preferensi yang diungkapkan (Theory of revealed preference)
O
P
N
S’
SQy
QxPN
M
G
B
A
Catatan :
- Semua titik atau daerah disebelah kanan titik A adalah lebih baik dp A
misalnya titik G, dst.
(4) TEORI PERMINTAAN (20)
(b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup
• Konsumen lebih baik keadaannya pada periode 1 dibanding periode dasar,
jika pengeluarannya ataua pendapatannya melebihi periode dasar
Px1X1 + Py1Y1 > Px1X0 + P1yY0
P1Q1 > P1Q0
• E, indeks pengeluaran periode 1 terhadap periode dasar
• L, indeks harga Laspeyres yaitu mengukur biaya dari jumlah periode dasar
pd periode 1relatif terhadap harga periode dasar
• P, indeks harga Paasche, yg mengukur biya dari jumlah pembelian periode
1pd harga periode 1relatif terhadap harga periode dasar
 Standar hiduk konsumen naik, jika E > L dan E > P
 Standar hidup konsumen turun, jika E < L dan E < P
 Kita tdk dapat mengatakan standar hidup naik, turun atau tetap
sama jika P>E>L atau L>E>P
(4) TEORI PERMINTAAN (21)
(b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup
Periode Px X Py Y
0 (dasar) 2 3 4 6
1 4 5 5 7
E = P1Q1 / P0Q0 = (4x5 + 5x7)/(2x3 + 4x6) = 1,83
L = P1Q0 / P0Q0 = (4x3 + 5x6) / ( 2x3 + 4x6) = 1,40
P = P1Q1 / P0Q1 = (4x5 + 5x7) / (2x5 + 4x7) = 1,45
Karena E > L dan E > P, maka standar hidup konsumen meningkT
(4) TEORI PERMINTAAN (23)
(c) Teori utility dalam keadaan ketidakpastian
 Teoriemonomi tradisional secara implisit menganggap dunia tanpa risiko, tetapi
kebanyakan pilihan ekonomi melibatkan risiko atau ketidakpastian
 Teori tradisional tidak dapat menjelaskan risiko karena keteikatannya yg ketat kpd prinsip
marginal utility yg semakin menurun.
SURPLUS KONSUMEN
D
Q
P
P1
P2
Q2 Q2
Surplus konsumen
A
B
0
Tarif rata-rata
5_Teori Produksi
TEORI PRODUKSI
• Isocost,menunjukkan kombinasin yang berbeda dari L dan K
yang dapat dibeli perusahaandengan suatu pengeluaran
tertentu (total budget) dan harga tertentu. Kecondongan
ditentukan oleh –PL/PK (harga faktor produksi L dan K)
K
L
K
L
0
10
10
5
M
5
Isocost
TEORI PRODUKSI
• Isokuan
II
I
III
L
K
• Isokuan, menunjukkan kombinasi faktor produksiyang menghasilkan
jumlah produksi tertentu. Siaftanya sama dengan kurva kepuasan
sama, yaitu (1) memiliki kecondongan negatif, (2)cembung terhadap
titik original, dan (3) isokuan-isokuan tidak pernah berpotongan
TEORI PRODUKSI
• Expansion path (alur akspansi)
II
I
III
L
K
Expansion path
ISOKUAN
L K MRTS LK
2 11
1 8
2 5 3
3 3 2
4 2.3 0.7
5 1.8 0.5
6 1.6 0.2
7 1.8
MRTS LK = dK/dL
ISOKUAN
MRTS LK
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1 2 3 4 5
L
Isokuan
TEORI PRODUKSI
TP
AP
MP
INPUT
OUTPUT
Q
L
Irasional
(Stage I)
Rasional
(Stage II)
Irasional
(Stage I)
L1L2 L3
Decreasing return
to scaleIncreasing return
to scale
Input
Output
Input
Output
6_Teori Biaya
TOTAL COST (TC)
• TC = FC + VCQ
• FC ; biaya terkait dengan waktu atau tidak terkait dengan volume
produksi atau penjualan
• VC ; biaya yang terkait dengan volume produksi atau penjualan
FIX COST
1000 2000
Q
Q
Rp
Rp
FC
AFC
1000 2000
50.000
50
25
0
0
VARIABLE COST
VC
AVC
Q
Q
Rp
Rp
0
0
1000 2000
1000 2000
100
100.000
200.000
A
B
A’ B’
TOTAL COST (TC)
FC
TC
Q
Q
Rp
Rp
0
0
1000 2000
1000 2000
50.000
150.000
250.000
AC
150
125
HUBUNGAN BIAYA, VOLUME & PENDAPATAN
(a) BEP
TC = FC + VCQ
TR = PQ
TR = TC  BEP
PQ = FC + VCQ
(PQ – VCQ) = FC
Q (P-VC) = FC
Q = FC / (P-VC) BEP
Atau :
TR = TC
PQ = FC + VCQ
P = (FC + VCQ) / Q BEP
(b) Marjin Kontribusi (MK)
MK = P - VC
>0 : tiap pertambahan Q akan menambah keuntungan atau mengurangi kerugian
Break Even Point (BEP)
Contoh :
FC =Rp 50.000 perthun
VC = Rp 100 perunit
P = Rp 200 perunit
Q =......? BEP
BEP = FC / (P-VC)
BEP = 50.000 / (200 – 100)
BEP = 50.000 / 100 = 500 unit
BEP
Q = 500
Laba(Rugi)
TR = 500 x 200 = 100.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 500 x 100 : 50.000
- Total cost = 100.000
- Laba (Rugi)................. = 0
Q < BEP
Q = 499
Laba(Rugi)
TR = 499 x 200 = 99.800
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 499 x 100 : 49.900
- Total cost = 99.900
- Rugi .......................... = (100)
Q > BEP
Q = 501
Laba(Rugi)
TR = 500 x 200 = 100.200
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 501 x 100 : 50.100
- Total cost = 100.100
- Laba .......................... = 100
Break Even Point (BEP) - 1
FC
TC
Q
Rp
0
400 600
50.000
100.000
500
TR
BEP90.000
120.000
80.000
110.000
Laba
Rugi
Break Even Point (BEP) - 2
FC
TC1
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 50.000/ (200-75) =400 unit
TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000
TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000
TC2
BEP2
80.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , VC ditekan
dari Rp Rp 100 perunit
menjadi Rp Rp 75 per unit
Break Even Point (BEP) - 3
FC1
TC1
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 40.000/ (200-100) =400 unit
TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000
TC = 40.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000
TC2
BEP2
80.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , FC ditekan
dari Rp Rp 50.000 pertahun
menjadi Rp Rp 40.000 pertahun
FC240.000
Break Even Point (BEP) - 4
TC
Q
Rp
0
400
50.000
100.000
500
TR1
BEP1
Catatan :
BEP = FC / (P – VC)
BEP = 50.000/ (225-100) =400 unit
TR = 400 x Rp 225= Rp 90.000
TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 90.000
TR2
BEP2
90.000
Catatan :
- Pangsa Pasar < 500 unit
- Solusinya , P dinaikkan
dari Rp Rp 200 perunit
menjadi Rp 225 perunit
FC
BEP (Q dan Rp)
BEP Q =
F
P−VC
=
50.000
200−100
= 500 unit
BEP Rp =
F
P − VC
x P =
50.000
200 − 100
x 200 = 500 x 200 = Rp 100.000
BEP Rp =
F x P
P−VC
=
50.000 x 200
200−100
= 10.000.000 / 100 = Rp 100.000
BEP Rp =
P
P−VC
x F =
200
200−100
x 50.000 = 2 x 50.000 = Rp 100.000
BEP Rp =
F
P−VC
P
=
50.000
200 −100
200
=
50.000
0,5
= 𝑅𝑝 100.000
BEP Rp =
F
P/P − VC/P
=
50.000
200/200 − 100/200
=
50.000
1 − 0,5
=
50.000
0,5
= 𝑅𝑝 100.000
BEP Rp =
F
1−VC/P
=
50.000
1−100/200
= 50.000/ 1 − 0,5 = 50.000/0,5 = 𝑅𝑝 100.000
Q pada Target Laba (Dgn Pajak)
Q =
F+ π / (1−t)
P−VC
Q =
50.000 + 10.000 / (1 − 0,20)
200 − 100
Q =
50.000 + 12.500
100
Q =
62.500
100
= 625 unit
Atau
Q =
F
P−VC
+
π / (1−t)
P−VC
Q = BEP +
π / (1 − t)
P − VC
Q = BEP +
π
1 − t (P − VC)
Q = 500 +
10.000
1 − 0,20 (200 − 100)
Q = 500 +
10.000
80
= 500 + 125 = 625 unit
Q pada Target Laba (Dgn Pajak)
Q =
F+ π / (1−t)
P−VC
Q =
50.000 + 10.000 / (1 − 0,20)
200 − 100
Q =
50.000 + 12.500
100
Q =
62.500
100
= 625
L/R (Q = 625)
TR = 625 x 200 = Rp 125.000
Cost :
- FC = 50.000
- VC = 62.500
TC = Rp 112.500
Laba = Rp 12.500
Tax 20% = Rp 2.500
Laba = Rp 10.000 (Sesuai Target)
Margin Kontribusi (MK)
MARGIN KONTRIBUSI (MK)
MK = P – VC
MK > 0 atau posisitif, tiap pertambahan volume penjualan akan
menambah laba atau mengurangi kerugian
Mis :
Q1 = 1.000, VC = 100, FC = 50.000, P = 200
Tambahan Q2 = 1.000 dengan P = 110
Margin Kontribusi
Laba (Rugi)
Q1 = 1.000 unit
TR = 1.000 x 200 .................. = 200.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC , 1.000 x 100 : 100.000
- Total cost ........................ = 150.000
- Laba .................................. = 50.000
Averga Cost (HPP) = 150.000 / 1000 = Rp 150 perunit
Margin Kontribusi
Laba (Rugi)
Q1 = 1.000 unit (P=Rp 200)
Q2 = 1.000 unit (P=Rp 110)
TR = (1000 x 200) + (1000 x 110) = 310.000
Cost :
- FC : 50.000
- VC ( 2.000 x 100) : 200.000
- Total cost ............................. = 250.000
- Laba ....................................... = 60.000
Averga Cost (HPP) = 250.000 / 2000 = Rp 120 perunit
Q
A
Rp
0 1000 2000
AC
150
125
Margin Kontribusi
B
P = Rp 130
100
AVC
Laba
Rugi
Marginal Cost (MC) dan Average Cost (AC)
• TC = 50.000 + 100Q
• MC = dTC / dQ
.TC1 = 150.000 . Q1 = 1000
.TC2 = 250.000 . Q2 = 2000
.dTC = 100.000 . dQ = 1000
MC = 100.000 / 1000 = 100
TC’ = 100 (pangkat x koefisien, pangkat -1, abaikan konstanta)
• AC = TC/Q
• AC1 = TC1/Q1 = 150.000/1000 = 150
• AC2 = TC2/Q2 = 250/2000 = 125
SASARAN
1. Maximum profit
 Syarat : MR = MC
2. Minimum cost
 Syarat : MC = AC
3. Maximum total revenue (TR)
 Syarat : MR = 0
1_MAXIMUM PROFIT
MAXIMUM PROFIT
P 2000 2000
C 25000 10Q^2 25000
TR 1000Q
MR 2000
MC 20Q
MR=MC Q=100 100
π 2000Q - (25000+10Q^2)
π 1000Q - 25000-10Q^2
Maximum Profit ==> P= 2000
π 100 = 2000(100) - 25000 - 10(100^2) = 75.000
π 101 = 2000(101) - 25000 - 10(101^2) = 74.990
π 99 = 2000(99) - 25000 - 10(99^2) = 74.990
Rp
MC
2020
2000 2000 MR
1980
99 100 101 Q
Rp
75000 Maximum Profit
74990
Profit
Q
-25000 Minimum Loss
-26010
Loss
MINIMUM LOSS ==> P = 1000
π 100 = 1000(100) - 25000 - 10(100^2) = 25.000-
π 101 = 1000(101) - 25000 - 10(101^2) = 26.010-
π 99 = 1000(99) - 25000 - 10(99^2) = 26.010-
2_MINIMUM COST
MINIMUM COST
C = 25000 + 10Q^2
AC = 25000/Q + 10Q
MC = 20Q
MC=AC 20Q = 25000/Q + 10Q
10Q = 25000/Q
10Q^2 = 25000
Q^2 = 25000/10
Q^2=2500
Q =50
AC = 25000/Q + 10Q
AC500 = 25000/50 + 10(50) = 1000.00
AC501 = 25000/51 + 10(51) = 1000.20
AC499 = 25000/49 + 10(49) = 1000.20
Rp
AC
1000,20
1000,00
499 500 501 Q
3_MAXIMUM TR
MAXIMUM TR
Dasar P
MR = 0 Dasar Q
Q= 500-10P 10P = 500-Q
TR = PQ P=50-0,1Q
TR=500P - 10P^2 TR=PQ
MR = 500-20P TR= 50Q - 0,10Q^2
MR = 0 MR= 50-0,2Q
500-20P =0 MR=0
500 = 120P 50-0,2Q=0
P =25 50=0,2Q
Q= 500-10P ==> Q=500-(10*25) = 250 Q=50/0,2
Q=250
TR=500P - 10P^2 P=50-0,1Q ==> P=50-0,10(250) = 25
TR50 = 500(25)-10(25^2) = 6250
TR50 = 500(24)-10(24^2) = 6240 TR= 50Q - 0,10Q^2
TR50 = 500(50)-10(50^2) = 6240 TR250= 50(250)-0,10(250^2) = 6250
TR240= 50(240)-0,10(240^2) = 6240
TR260= 50(260)-0,10(260^2) = 6240
Rp
6250 Maximum TR
6240
TR
240 250 260 Q
(1) MAXIMUM PROFIT
TC = 100 + Q^2
MC = 2 Q
Qd = 100 - P  P = 100 - Q
TR = 100 Q - Q^2
MR = 100 - 2 Q
Max Profit  MR = MC
100 - 2 Q = 2 Q
100 = 4 Q
Q = 25
Profit = (TR - TC) = (100Q - Q^2) - (100 + Q^2)
Profit = 100Q - 2Q^2 - 100
Profit 25 = 100(25) - 2(25^2) - 100 = 2500-1250-100 =1.150
Profit 30 = 100(30) - 2(30^2) - 100 = 3000-1800-100= 1.100
Profit 20 = 100(20)-2(20^2)-100 = 2000-800-100 = 1.100
MAXIMUM PROFIT
Q = 25
MC = 2Q = 50
MR = 100 -2Q = 50
Profit = 100Q - 2Q^2 - 100
Profit = 1.150
Q = 30
MC = 60
MR = 40
Profit = 1.100
Q = 20
MC = 40
MR = 60
Profit = 1.1050
20 25 30
20 25 30
1150
1100
50
40
60
MC
MR
Profit
Q
Q
Rp
Rp
MAXIMUM CONDITION
MR = D
Q kWh
MC
AC
Q1 Q2
Rp
0
P
0
Rp
Pofit
Loss
Q kWh
Q3
A
C
B
MR1 = P1
Q kWh
Rp
P1
Q1
AC
0
MC
AVC
MR2 = P2
MR3 = P3C
B
A
P2
P3
P4
Q2Q3
D MR4 = P4
E
F
MARGINA COST PRICING
(2) MINIMUM COST (AC)
TC = 100 + Q^2
MC = 2 Q
AC = TC/Q = 100/Q + Q
Min AC  MC = AC
2Q = 100/Q + Q
Q = 100 / Q
Q^2 = 100
Q = 10
AC 10 = 100/10 + 10 = 20
AC 12,5 = 100/12.5 + 12.5 = 20.5
AC 8 = 100/8 + 8 = 20,5
MINIMUM COST (AC)
Q = 10
AC = 100/Q +Q
AC = 100/10 +10 =20
Q = 12.5
AC = 100/12.5 +12.5 =20,5
Q = 8
AC = 100/8 + 8 =20.5
8 10 12.5
20.5
20
AC
Q
Rp
LEARNING CURVE
Q
Cost
Learning
Curve
Decreasing
Increasing
Q1
PenggabunganPemisahan
Skala ekonomis Skala disekonomis
QkWh
Rp
Q*
LAC
SAC1
SAC2
SAC3
(3) MAXIMUM TR
• MAX TR  MR = 0
• Qd = 100 - P  P = 100 - Q
• TR = 100Q - Q^2
• MR = 100 - 2Q
• MR = 0  100-2Q =0
• 2Q = 100
• Q = 50
• MAX TR :
- TR50 = 100(50) - 50^2 = 5000 - 2500 = 2.500 (MAX)
- TR40 = 100(40) - 40^2 = 4000 -1600 = 2.400
- TR 60 = 100(60) - 60^2 = 6000 - 3600 = 2400
MAXIMUM TR
Q = 50
TR = 100Q – Q^2
TR = 100(50) – 50^2 = 2.500
Q = 40
TR = 100(40) – 40^2 = 2.400
Q = 60
TR = 100(60) – 60^2 = 2.400
40 50 60
2400
2500
TR
Q
Rp
7_Pasar Persaingan Sempurna
Perfect competition
1. Characteristics
2. The equilibirium price
3. Profit-maximizing output in the shot-run
4. Profit-maximizing output in the long-run
5. Evaluation of perpect competition
9. Perfect competition
1. Characteristics
1) Banyak penjual dan pembeli
2) Tidak ada penjual dan pembeli yang mampu mempengaruhi pasar
3) Informasi pasar sempurna
4) Pembeli dan penjual bebas masuk dan keluar pasar
5) Tidak ada campur tangan pemerintah
9. Perfect competition
2. The equilibirium price
Q Q
D
Rp
Q
Pe
MCS
Rp
Q1
AC
D=MR
Pe
Qe
Keseimbangan Pasar
Qe
Keseimbangan Perusahaan
9. Perfect competition
3. Profit-maximizing output in the shot-run
MC
MR=D
Qm Qe
ACRp
Pe
Q
 Keseimbangan pasar :
Qd = 220 .000.000 – 1.000.000 P
Qs = 70.000.000 + 2.000.000 P
Qd = Qs
220.000.000 –1.000.000 P = 70.000.000 + 2.000.000 P
150.000.000 = 3.000.000P
P = 50
Qd =220.000.000 - 1.000.000 (50)= 170.000.000
Qs = 70.000.000+ 2.000.000 (50)= 170.000.000
 Max profit Perusahaan :
MC = MR
C = 100 + 2Q + 0.01Q2
MC = 2 + 0.02Q
TR = PQ = 50Q
MR = 50
MR = MC
50 = 2+0.02Q
48 = 0.02Q
Q = 2400
9. Perfect competition
π = TR – TC
Π = 50Q – (100+2Q + 0.01Q2 )
Π = 50Q – 100 – 2Q – 0.01Q2
Π = 48Q – 100 – 0.01Q2
Π2400 = 48(2400)-100-0.01(2400^2)=57.500 (max)
Π2500 = 48(2500)-100-0.01(2500^2)= 57.400
Π2300 =48(2300)-100-0.01(2300^2)= 57.400
 Minimum Cost (AC min) :
9. Perfect competition
Pe = 48
S
MC
MR=D
D
RpRp
Q
Q
170.000.000 2400
Pe = 48
AC
TC = 100 + 2Q + 0.01Q2
AC = TC/Q = 100/Q +2 +0.01Q
MC = 2 + 0.02Q
MC = AC
2+0.02Q = 100/Q +2+0.01Q
0.01 Q = 100/Q
0.01Q^2 = 100
0.01 Q = (100)1/2
0.01Q = (100)1/2
0.01Q = 10
Q = 1000
1000
9. Perfect competition
4. Profit-maximizing output in the long-run
Q Q
D
Rp
P1
MC
S1
Rp
Q3
AC
D1=MR1P1
Q1
Keseimbangan Pasar
Q1
Keseimbangan Perusahaan
S3
S2
P3
P2
P3
P2 D2=MR2
D3=MR3
Q2
Q2 Q3
9. Perfect competition
5. Evaluation of perpect competition
S
D
e
Pe
Rp
Q
P1
Qe
Consumer surplus
(segi tiga P1ePe)
0
FG
Rp
Q
AC
AVC
MC
MR3 = D3
MR4 = D4
MR2 = D2
MR1 = D1
C
B
A
E
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A : laba max MR : maginal revenue
B : BEP D : demand
C : rugi min MC : marginal cost
G : tutup perusahaan AC : average cost
AVC : average variable cost
8_Pasar Monopoli
10. Monopoly
1. Caracteristic
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run
3. Profit-maximizing price and output in the long-run
4. Allocative inefficiency and income redistibution
5. Technical inefficiency and rent seekin
6. Relevance of perfect copetition and monopoly
10. Monopoly
1. Caracteristic
• Satu penjual dan banyak pembeli dalam pasar (industri)
• Perusahaan mampu memproteksi masuknya perusahaan baru
• Produk atau jasa yang dipasarkan berbedah jauh dengan
produk atau jasa lainnya
10. Monopoly
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run
Qm
C
Qe
Pe
Rp
Q
AC
D
MR
MC
10. Monopoly
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run  MR=MC=AC
TC = 500+20 Q2
MC = 40 Q
P =400 – 20 Q  Q = 20 – 0.05P
TR = 400 Q – 20 Q2
MR =400 – 40 Q
Max Profit  MR=MC
400 – 40 Q = 40 Q
400 = 80 Q
Q = 5
10. Monopoly
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run
 MR=MC=AC
P =400 – 20 Q
P = 400 – 20(5) = 300
π = TR – TC
π = (400Q – 20Q2) – ( 500+20Q2)
π = 400Q – 20Q2 – 500 – 20Q2
π = 400Q - 60Q2 – 500
π5 = 400(5) – 40(52) - 500 = 500
π6 = 400(6) – 40(62) - 500 = 460
π4 = 400(4) – 40(42) - 500 = 460 Rp
Rp
500
4 5 6
460
Q
Q
MC
MR
D
π
300
5
AC
MR = MC
MR = 400 – 40Q =400-40(5)=200
MC = 40Q = 40(5) = 200
AC =500/Q + 20Q=500/5 +20(5) =200
TC = 500 + 20 Q2 =500+20(52)=1000
200
10. Monopoly
2. Profit-maximizing price and output in the shot-run
 MR=MC≠AC
TC = 100+20 Q2
MC = 40 Q
P = 400 – 20 Q  Q = 20 – 0.05P
TR = 400 Q – 20 Q2
MR = 400 – 40 Q
Max Profit  MR=MC
400 – 40 Q = 40 Q
400 = 80 Q
Q = 5
10. Monopoly
AC
Q = 5
0 Q
20(5) = 300
C
– 20Q2) – ( 100+20Q2)
– 20Q2 – 100 – 20Q2
60Q2 – 100
) – 40(52) - 100 = 900
) – 40(62) - 100 = 860
) – 40(42) - 100 = 860
Rp
Rp
900
4 5 6
860
Q
Q
MC
MR
D
π
300
5
AC
MR = MC
MR = 400 – 40Q =400-40(5)=200
MC = 40Q = 40(5) = 200
AC =100/Q + 20Q=100/5 +20(5) =120
TC = 100 + 20 Q2 =100+20(52)=600
Atau TC =AC(Q)= 120(5)=600
200
120
0
0
10. Monopoly
3. Profit-maximizing price and output in the
long-run
Q TC TR AC MC MR Profit
1 520 380 520 (140)
2 580 720 290 60 340 140
3 680 1,020 227 100 300 340
4 820 1,280 205 140 260 460
5 1,000 1,500 200 180 220 500 Max π
6 1,220 1,680 203 220 180 460
7 1,480 1,820 211 260 140 340
8 1,780 1,920 223 300 100 140
9 2,120 1,980 236 340 60 (140)
10 2,500 2,000 250 380 20 (500)
11 2,920 1,980 265 420 (20) (940)
Dasar :
TC = 500+20Q^2
P= 400-20Q
TR=400Q - 20Q^2
π = TR - TC = (400Q - 20Q^2) - ( 500 + 20Q^2)
π = 400Q - 40Q^2 - 500
MAXIMUM PROFIT
(1,500)
(1,000)
(500)
-
500
1,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MC
Laba
MR
Maximum Profit
Dasar - Q :
TC = 500+20Q^2
P= 400-20Q
TR=400Q - 20Q^2
π = TR - TC = (400Q - 20Q^2) - ( 500 + 20Q^2)
π = 400Q - 40Q^2 - 500
(1) Max Profit
MR = MC
400 - 40Q = 40Q
400 = 80 Q
Q = 5
π5 = 400(5) - 40(5^2)-500 = 500
π6 = 400(6) - 40(6^2)-500 = 460
π4 = 400(4) - 40(4^2)-500 = 460
Maka :
P=400-20(5)=300
TR=300(5)=1500
TC=500+20(5^2)=1000
π = 1500 - 1000=500
AC=500/5 + 20(5)=200
TC=5(200)=1000
MC
MR
Laba
Q
Q
Rp
Rp
500
5
5
MR=400-40(5)=200
MC=40(5)=200
200
MINIMUM AVERAGE COST
(2) Min Cost
MC=AC
AC=TC/Q
AC=500/Q+20Q
MC=AC
40Q=500/Q+20Q
20Q=500/Q
20Q2=500
Q2=500/20
Q2=250
Q=5
AC5 = 500/5+20*5 =200
AC6 = 500/6+20*6 =203
AC4 = 500/4+20*4 =205
AC
MC
Q
Rp
MAX TR
(3) Max TR
MR = 0
400 - 40Q =0
400 = 4Q
Q = 10
TR10 = 400(10)-20*(10^2) = 2000
TR11 = 400(11)-20*(11^2) = 1980
TR9 = 400(9)-20*(9^2) = 1980
TR
Q
Rp
10
2000
MAK PROFIT – DASAR PDasar P :
Q = 20 - 0.05P
TR = 20P - 0.05P^2
MR = 20 - 0.1P Catatan :
TC = 500 + 20Q^2 500 20 25 1000
TC = 500 + 20(20 - 0.05P)^2 500 20 25 1000
TC = 500 + 20 (400 + (0.05P)^2 - 2P) 500 20 25 1000
TC = 500 + 20 (400 + 0.0025P^2 - 2P) 500 20 25 1000
TC = 500 + 8000 + 0.05P^2 - 40P) 500 8000 4500 -12000 1000
TC = 8500 + 0.05P^2 - 40P 8500 4500 -12000 1000
MC = 0.1 P - 40
(1) Max Profit
MR=MC
20 - 0.1P = 0.1P - 40
60 = 0.2P
P = 300
Q = 20 - 0.05(300) = 5
π = TR - TC
π = (20P - 0.05P^2) - (8500+0.05P^2 - 40P)
π = 20P - 0.05P^2 - 8500 - 0.05P^2 + 40P
π = 60P - 0.1P^2 - 8500 P Q
π 300 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =500 300 5
π 280 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =460 280 6
π 320 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =460 320 4
MIN COST & MAX TR – DASAR P
(2) Max TR (2) Min Cost
MR=0 MC=AC
MR = 20 - 0.1P AC=TC/Q
20 - 0.1P = 0 AC=500/Q+20Q
20 = 0.1P MC=AC
P = 200 40Q=500/Q+20Q
Q = 20 - 0.05P 20Q=500/Q
Q=20 -.0.05(200) = 10 20Q2=500
Q2=500/20
TR = 20P - 0.05P^2 Q2=250
TR 200 = 20(200) - 0.05(200)^2 = 2000 Q=5
TR 210 = 20(210) - 0.05(210)^2 = 1995 AC5 = 500/5+20*5 =200
TR 190 = 20(190) - 0.05(190)^2 = 1995 AC6 = 500/6+20*6 =203
AC4 = 500/4+20*4 =205
10. Monopoly
4. Allocative inefficiency and income redistibution
B
MC=AC
P
Pc
QQc
Q
Qm
A
DC
Consumter surplus
Monopoly (ABPm)
Q
Pm
Deadweight
Loss (BCD)
Income
Transfer
(PmBCPe)
Asumsi : MC dan AC constant pd berbagai Q
Allocative inefficiency
4. Allocative inefficiency and income redistibution
• Berdasarkan gambar diatas, diasumsikan MC dan AC konstan pd berbagai tingkat
output (Q)
• Maksimium profit dicapai pd Qm dan Pm yaitu pd posisi MR=MC
• Dengan mengikuti harga pasar persaingan yaitu sebesar Pc, maka penjualan meningkat
menjadi Qc (lebih besar dr Qm).
• Surplus konsumen meningkat menjadi ADPc (lebih besar dari ABPm)
• Jadi dgn monomopoly, terjadi redistribusi income dr konsumen ke produsen,
sedangkan BDC sebagai daerah inefisiensi atau hilangnya suplus konsumen dari dari
monopoli.
10. Monopoly
10. Monopoly
5. Technical inefficiency and rent seekin
Q
B
C
Pm
Rp
MR
Pc
Qc
MC=AC
Economic profit
Rent seeking
D
A
Technical efficiency
Qm
5. Technical inefficiency and rent seekin
• Technical efficiency dan rent seeking merupakan bagian dari surplus konsumen yang
hilang bila harga ditentukan pada Pc
• Economic profit sebagai redistribution income dari konsumen ke pemilik perusahaan
• BDC sebagai bagian yg menciptakan alokasi inefisiensi bagi monopoli, karena tdk ada
tambahan produktivitas dari produk baru
10. Monopoly
10. Monopoly
6. Relevance of perfect copetition and monopoly
• Perfect competition dan monopoly keduanya masih relevan digunakan sebagai model
ekonomi yang banyak dunakan dalam menilai kinerja industri, maupun dalam
penentuan kebijakan pemerintah.
Price Discrimination
1. Tingkat pertama (first-degree price discrimination), membedakan harga pada
tiap titik kelas konsumen, sehingga surplus konsumen terserap sepenuhnya
2. Tingkat dua (second-degree price discrimination), membedakan harga pada
kelompok konsumen tertentu, sehingga surplus konsumen sebagian dapat
diserap. Perbedaan harga pada kurva demand yang sama
3. Tingkat tiga, membedakan harga pada kelompok konsumen dimana
perusahaan memperoleh keuntungan maksimum (harga pada kondisi MR=MC).
Perbedaan harga pada kurva deman yang berbeda
• Diskriminasi harga tingkat satu dan dua :
Q
302010
D
P
15
10
5
• Diskriminasi harga tingkat satu, perbedaan harga sepanjang kurva deman,
sehingga tidak ada lagi surplus konsumen
• Diskriminasi harga tingkat dua, membedakan harga pada konsumen tertentu
misalnya P=15 dengan Q=10, dan P=10 dengan Q=20
Price Discrimination
• Diskriminasi harga tingkat tiga, membedakan harga pada pasar yang yang berbeda (kurva
demand berbeda), sehingga penjualan disetiap pasar akan diperoleh MR=MC
(keuntungan maksimum)
• Contoh :
Q1 = 120 – 10P1 atau P1 = 12 – 0.1 Q1, MR1 = 12 – 0.2 Q1
Q2 = 120 – 20P2 atau P2 = 6 – 0.05 Q2, MR2 = 6 – 0.1 Q2
TC = 90 + 2Q, MC = 2
• Dengan menentukan MR1=MC dan MR2=MC, maka diperoleh :
MR1 = MC 12-0.2Q1 = 2  Q1 = 10/0.0.2 = 50
MR2 = MC 6-0.1Q2 = 2  Q2 = 4/0.1 = 40
• Maka :
P1 = 12-0.1(50) = 7
P2 = 6- 0.05(40) = 4
• Sehingga TR = P1Q1 + P2Q2 = 7(50) + 4(40) = 350 + 160 = 510
• TC = 90 + 2 (50+40) = 270
• Π = TC – TR = 510 – 270 = 240 (Laba dengan diskriminasi harga)
Price Discrimination
• Jika tidak terdapat diskriminasi harga maka perusahaan menjual produk tersebut dengan harga yang sama antara
kedua pasar (P1 = P2 + P)
Q = Q1 + Q2
Q = (120 – 10P1) +( 120- 20P2 )
Q 240 – 30 P
P = 8 – 0.033 Q
• Sehingga : TR = 8Q – 0.033^2 Q, MR = 8 - 0.067Q
TC = 90 +2Q, MC = 2
• Max profit : MR = MC
8 – 0.067Q =2
6 = 0.067Q
Q = 89.96 = 90
• P = 8 – 0.033 (90)
P = 8 – 2.997
P = 8 – 3 = 5
• TR = 5 (90) = 450 , dan TC = 90 + 2(90) = 270,
• Sehingga π = 450 – 270 = 180 (Laba tanpa diskriminasi harga)
• Jika tidak ada diskriminasi harga maka keuntungan lebih kecil 180 (sebelum diskriminasi harga) dibanding 240
(setelahdiskriminasi harga ).
Price Discrimination
9_Pasar Monopolistik
11. Monopolistic competition
• Cracteristic
• Profit-maximizing price and output in the short run
• Profit-maximizing price and output in the long run
• Evaluation of monopolistic competition
Cracteristic
• Banyak pembeli dan penjual
• Kegiatan penjual secara individual tidal berpengaruh secara siginifikan
terhadap penjual lainnya
• Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar
Profit-maximizing price and output in the short run
MC
AC
D
MR
Q
P
Pc
Qc
Catatan : Keseluruhan perusahaan memiliki kurva permintaan dan kurva biaya
yang hampir sama
Profit-maximizing price and output in the long run
MC
AC
D
MR
Q
P
Pc
Qc
Catatan : Dalam jangka panjang P sama dengan AC dan tidak ada keuntungan
ekonomi. Tidak incentive bagi perusahaan baru. Perusahaan yang ada
hanya memperoleh return yang normal dan perusahaan yang ada tidak
bersedia keluar pasar.
Evaluation of monopolistic competition
• Monopolistic competition sering mengalami inefiensi operasi seperti
digambarkan pada gambar diatas (kondisi keseimbangan jangka panjang)
• Demand yang dihadapi perusahaan tidak horizontal seperti pada perfect
competition tetapi kurva demand yang menurun, sehingga tidak dapat mencapai
AC yang minimum.
• Disinilah pentingnya monopolistic melakukan generic brands karena banyak
pembeli bersedia membayar harga extra untuk itu.
• Efisiensi operasi monopolistic tergantung pada bagaimana mendapatkan benefit
dari product differentiation dan tambahan biaya atas produk tsb
10_Pasar Duopoli
Pasar Duopoli
11_Pasar Oligopoli
Oligopoly
• Characteristics
• Price regidity : the kinked demand model
• Interdependence : the cournot model (Duopoly dan oligopoly)
• Cartels and collution (collution and cheaters)
• Price leadership (dominant firm price leadership and barometric price
leadership)
Characteristics
• Beberapa penjual dan banyak pembeli
• Produk bisa homogen atau juga berbeda dengan lainnya
• Masuk dan keluar pasar sulit
Price regidity : the kinked demand model
Q1=Lebih Elastis(-2P) Q2= Kurang Elastis (0.5P)
Q1=100-2P MR1=100-4P Q2=30-0.5P MR2=30-P
Q P=50-0.5Q MR1=50-P P=60-2Q MR2=60-4P
50 50 60 60
-0.5 -1 -2 -4
D1 MR1 D2 MR2
1 49.5 49 58 56
2 49 48 56 52
3 48.5 47 54 48
4 48 46 52 44
5 47.5 45 50 40
6 47 44 48 36
7 46.5 43 46 32
8 46 42 44 28
9 45.5 41 42 24
10 45 40 40 20
11 44.5 39 38 16
12 44 38 36 12
13 43.5 37 34 8
14 43 36 32 4
Catatan :
- Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis)
- Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya
tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam
- Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual
lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah
Oligopoli - Kinked Demand curva
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Quantity
D1
M R1
D2
M R2
Price regidity : the kinked demand model
Catatan :
- Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis)
- Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya
tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam (harga regidity atau kaku pd titik keseimbangan
- Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual
lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah
D2
MR1
MR2
D1
Price regidity : the kinked demand model
P1
Q2’
P2
Q2Q1
Q
P
d
D
Price regidity : the kinked demand model
Q
D2
MR2
MR1
D1
Qk
a
MC’
Pk
b
P
b
a
MC
MC”
Catatan :
-Perubahan MC ke MC’ dan ke MC” akan tetap
memberikan keuntungan maksimum karena
MR = MC, kecuali bila pergeseran MCdiluar
batas titik a dan b
Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• Antara penjual saling tergantung, dan masing-masing
perusahaan memilih memproduksi pada profit
maximum (MR=MC)
• Asumsi duopoli memiliki output yg sama, tidak
melakukan perubahan output dan masing-masing
constan outputnya.
• Contoh :
P=950-Q, TR=950Q-Q^2, MR=950-2Q
AC konstan $50, sehingga MC=50
MR=MC
950-2Q =50
900 = 2Q
Q=450
Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• Dalam hal duopoli maka 2 perusahaan akan memproduksi :
• Untuk Q1 :
P1=950-Q1-Q2, TR1= 950Q1 – Q1^2 – Q2Q1, MR1=950-2Q1-Q2
MC =50
MR1=MC
950-2Q1-Q2 =50
900 – 2Q1 – Q2 = 0
900 – Q2 = 2Q1
Q1 = 450 – 0.5Q2
• Untuk Q2
P2=950-Q1-Q2, TR2= 950Q2 – Q^2 – Q1Q2, MR2=950-2Q2-Q1
MC =50
MR2=MC
950-2Q2-Q1 =50
900 – 2Q2 – Q1 = 0
900 – Q1 = 2Q2
Q2 = 450 – 0.5Q1
Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• Subtitusi Utk Q1:
Q1 = 450 -0.5Q2
Q1 = 450 – 0.5(450-0.5Q1)
Q1= 450 – 225 – 0.25Q1
0.75 Q1 = 225
Q1 = 225/0.75 = 300
• Subtitusi Utk Q2:
Q2 = 450 -0.5Q1
Q2 = 450 – 0.5(450-0.5Q2)
Q1= 450 – 225 – 0.25Q2
0.75 Q2 = 225
Q2 = 225/0.75 = 300
Q2
300
Firm #1
300
450
900
900450
Q1
Firm #2
Interdependence : the cournot model (Duopoly)
• The cournot model with n firms :
• Cournot oligopoli, diformulasikan :
Qn = Qc(n/(n+1), n = jumlah perusahaan
Q2 = 900 (2/(2+1) = 900(2/3) = 600
• Sehingga Q, P, dan π ountuk oligopoli model Cournot dapat sajikan dalam tabel
berikut ini :
Jumlah Output (Q) Price (P) Profit (TR-TC)
Firm (n) 900 P=950-Q AC=50
1 450 500 202,500
2 600 350 180,000
4 720 230 129,600
8 800 150 80,000
16 847 103 44,844
32 873 77 23,802
64 886 64 12,270
128 893 57 6,230
1000 899 51 808
Qn=Qc(n/(n+1)
Qc=900
n = Jumlah firm
Cartels and collution(collution and cheaters)
• Benefit dari cheating dari kesepakatan dalam kolusi :
d
D
Q
$
P1
P2
Q1
MC=AC
Q2
e
c
b g
f
a
Catatan :
- Secara individu perusahaan menetapkan harga P1 dan Q1, tetapi dengan
kolusi menetapkan harga lebih rendah pada P2 dan demand Q2, sehingga
terdapat benefit
- Benefit yg diperoleh adalah selisih antara tambahan keuntungan (befg) lebih
besar dari hilangnya keuntungan (aeP1P2)
Demand individu
(kurang elastis)
Demand asosiasi kolusi
(lebih elastis)
Harga yg disepakti oleh secara kolusi
Price leadership (dominant firm price leadership and barometric
price leadership)
• Dominant firm price leadershi
Q
MR-L
0
PL
Po
QL
P
QT
D - Leader
∑MC - Follower
D - Total
MC-Leader
Catatan :
- Jika harga Po maka perusahaan kecil (follower) akan memperoleh total demand
sementara perusahaan besar (leader) tidak dapat menjual karena tidak ada
kelebihan demand lagi (diserap oleh perusahaan kecil seluruhnya)
- Dengan harga PL, maka perusahaan leader akan memperoleh profit maximum
dengan QL
- Dengan harga PL maka perusahaan kecil akan menjual dengan jumlah QT – QL
dan perusahaan follower tidak memperoleh laba maximum
• Barometric price leadership
Penentuan harga mengarah pada bukan perusahaan dalam oligopoli
tetapi karena faktor lain diluar perusahaan
misalnya ;
• Meningkatnya upah buruh karena tuntutan SP
• Meningkatnya harga BBM, dll
• Perubahan kondisi pasar menentukan perubahan harga, dan
perubahan harga ini tidak sama antara perusahaan, tergantung
pada fungsi perusahaan dalam price leader
Price leadership (dominant firm price leadership and barometric
price leadership)
12-Pasar Monopsoni
13_Harga dan Penggunaan Faktor Produksi
14_Keseimbangan umum dan teori ekonomi
kesejahteraan
Ekuilibrium Umum dan Teori Ekonomi Kesejahteraan
• Ekuilibrium Umum
• Yang dimaksud dengan keseimbangan umum dalam pasar mampu menjadi alat distribusi
kesejahteraan melalui tercapainya keseimbangan antara harga dan kuantitas diseluruh pasar
industri secara simultan atau umum.
• Mekanisme pasar mampu menjadi alat distribusi kesejahteraan melalui distribusi pertukaran.
• Lewat pertukaran tersebut terjadi distribusi kekayaan dan atau pendapatan dengan pembayaran
atas penggunaan faktor produksi dan atau pembelian barang dan jasa.
• Yang menjadi masalah adalah bahwa proses tercapainya keseimbangan tersebut diasumsikan
berlangsung dalam satu pasar yang terisolasi dengan pasar lainnya. Padahal dalam kenyataannya
tidak demikian.
• Keadaan di pasar yang satu mempengaruhi pasar lainnya.
• Jika perusahaan-perusahaan dari industri lain ( terutama yang mengalami kerugian ) untuk
memasuki industri sepatu. Proses masuk keluar tersebut berhenti pada saat seluruh perusahaan
dalam seluruh industri menikmati laba normal.
Model keseimbangan umum yang paling sederhana digambarkan dalam diagram berikut :
Diagram 13.1
Model Keseimbangan Umum (simultan) Sederhana
(a)Industri Garmen (b) Industri Sepatu
Keseimbangan umum
 Dalam perekonomian diasumsikan hanya ada dua industri, sebut saja industri pembuatan
pakaian jadi ( garmen ) dan sepatu. Struktur pasar adalah persaingan sempurna.
Keseimbangan awal masing-masing industri pada titik A ( Pg) dan B ( Ps ,Qs ) dimana
setiap perusahaan dalam setiap industri hanya menikmati laba normal ( kurvaAC = kurva
permintaan ).
 Jika industri garmen menghadapi peningkatan permintaan ( kurva Dg), harga meningkat ke
Pg ( dengan output ) yang menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri garmen
menikmati laba super normal.
 Sementara itu industri sepatu mengalami penurunan permintaan sehingga harga turun dari
Ps ke Ps. Perusahaan-perusahaan dalam industri sepatu mengalami kerugian ekonomi.
 Hal ini ditambah dengan adanya laba super normal pada industri garmen, memotivasi
perusahaan-perusahaan dalam industri sepatu meninggalkan industri tersebut dan
memasuki industri garmen.
 Akibatnya penawaran di industri garmen meningkat ke Sg yang mengakibatkan harga turun
kembali ke Pg dengan jumlah output Qg
Keseimbangan umum
 Perusahaan-perusahaan dalam industri garmen akhirnya hanya menikmati laba normal.
Dalam industri sepatu, karena ada ( banyak ) perusahaan yang pergi, kapasitas produksi
menurun.
 Akibatnya penawaran menurun ke Ss yang mendorong harga naik kembali ke Ps dengan
output Qs. Perusahaan-perusahaan yang masih bertahan dalam industri sepatu mengalami
perbaikan, sehingga dapat kembali menikmati laba normal.
 Jika kedua industri telah mencapai keseimbangan , perekonomian dikatakan telah berada
dalam keseimbangan umum.
 Penjelasan diatas menunjukan bahwa dalam perekonomian dua pasar bila satu pasar
mencapai keseimbangan, maka pasar yang satunya juga mencapai keseimbangan. Prinsip
ini dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas.
 Dalam suatu perekonomian yang terdiri dari n pasar, jika n-1 pasar berada dalam
keseimbangan, maka pasar ke n akan mengalami keseimbangan. Pernyataan ini disebut
sebagai hukum Walras ( Walras Law ).
EFISIENSI PERTUKARAN ( AFFICIENCY IN EXCHANGE )
 Perkonomian dikatakan efisien jika individu-individu dalam perekonomian ( konsumen – produsen ) telah berada dalam
kondisi keseimbanagan, melalui mekanisme pertukaran.
 Dengan kata lain perekonomian telah berjalan efisien bila :
a) Terjadi mekanisme pertukaran yang efisien ( effisiency in exchange )
b) Produksi berjalan efisien (effisiency in production) Model Pertukaran Edgeworth ( Edgeworth Box )
 Menurut Alfred Pareto, alokasi sumber daya dikatakan efisien bila barang dan jasa yang tidak dapat direalokasikan
(reallcated ) antar konsumen tanpa membuat salah satu konsumen dirugikan ( tingkat kepuasan menurun ).
 Prinsip ini disebut prinsip Optimalisasi Pareto ( Pareto efficiency ). Untuk dapat memahami pernyataan diatas, kita
menyusun sebuah model ekonomi sederhana.
 Dalam perekonomian dirumuskan hanya terdapat dua individu, A dan B, dan juga dua barang, pakaian (X) dan makanan
(Y).
 Pakaian dan makanan didistribusikan antara A dan B seperti yang digambarkan dalam diagram 13.2.a dan 13.2.b, dimana
A memiliki pakaian sebanyak Xa dan makanan sebanyak Ya. B memiliki pakaian sebanyak Xb dan makanan sebanyak
Yb.
 Dari informasi tersebut dapat disusun kotak pertukaran Edgeworth (Edgeworth Box), seperti pada diagram 13.2.c,
dimana D merupakan titik kepemilikan awal ( initial and owmen), titik dimulainya pertukaran antara A dan B.
Konsturksi kotakPertukaran Edgeworth
( Edgeworth Box )
(c)
Pakaian dan makanan milik C
Efisiensi pertukaran
 Dengan kotak Edworth kita dapat menganalisis proses pertukaran antar individu dalam perekonomian
sampai mereka mencapai kondisi efisien.
 Titik D dalam diagram 13.3 menunjukan kepemilikan awal ( initial endowmen ) A dan B. Preferensi A
digambarkan dengan kurva indeferensi A, sedangkan preferensi B, kurva indiferens B.
 Dengan slove masing-masing kurva indiferensi terlihat perbedaan MRS yx ( berapa jumlah Y yang harus
dikorbankan untuk memperoleh tambahan konsumsi 1 unit X ) yang memungkinkan terjadi pertukaran.
Tujuan pertukaran dalah meningkatkan kepuasan masing-masing individu.
 Secara grafis hal itu ditunjukan dengan letak kurva indiferensi A, dimana A < A < A dan seterusnya.
Demikian juga B <B <B dan seterusnya. Bagi A, pertukaran akan menguntungkan jika kepuasannya
meningkat ( ditunjukan oleh kurva A yang berada disebelah kanan atasnya ).
 Sebaliknya bagi B pertukaran akan menguntungkan jika kepuasan meningkat ( kurva B yang berada di
sebelah bawahnya ).
MRSyx A = MRSyx B=….=MRSyx Z= Py/Px
 Kondisi seperti digambarkan dalam persamaan (13.1), dalam diagram 13.3 ditunjukan
misalnya oleh titik-titik E, F, G.
 Pada titik tersebut slove kurva indiferensi A adalah sama dengan slove kurva
indiferensi B, yaitu pada saat kurva indiferensi A bersinggungan dengan kurva
indiferensi B ( selama kurva indeferensi A dan B masih saling berpotongan,
pertukaran masih dapat terus dilakukan ).
 Kombinasi tak terhingga dari berbagai kemungkinan keseimbangan digambarkan oleh
garis OAOB yang disebut kurva kontrak (contrac curve) yaitu kurva lokus ( tempat
kedudukan ) titik-titik keseimbangan Pareto sebagai hasil pertukaran antar individu.
EFISIENSI PRODUKSI (EFFICIENCY IN PRODUCTION)
 Produksi dikatakan efisien bila penggunaan faktor produksi maupun penjualan output sudah efisien.
 Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi (input effisiency): Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien
secara teknis bila faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi output yang satu tidak dapat
direalokasikan untuk menambah output yang lain tanpa mengurangi produksi output yang bersangkutan.
 Untuk lebih memahaminya, model Edgeworth ( pada diagram 13.3 ) dapat diadaptasi dengan
mengasumsikan bahwa output dalam perekonomian terdiri atas pakaian (X) dan makanan (Y), sedangkan
faktor produksi yang digunakan adalah mesin (K) dan tenaga kerja (L).
 Harga penggunaan satu faktor produksi mesin adalah r, sedangkan harga penggunaan seorang tenaga kerja
adalah w. Kurva X1, X2,X3 adalah isokuan untuk pakaian dimana X1< X2< X3. Kurva Y1, Y2, Y3 adalah
isokuan untuk makanan dimana Y1<Y2<Y3 (diagram 13.4).
 Titik-titik A,B,C adalah beberapa kombinasi penggunaan faktor produksi yang efisien karena MRTSIk
untuk memproduksi pakaian sama dengan MRTSIk untuk memproduksi makanan.
Keseimbangan Pertukaran
 Bila perusahaan beroperasi dalam pasar factor produksi persaingan sempurna, keseimbangan
tercapai bila MRTSlk sama dengan rasio harga ke dua factor produksi ( MRTAlk = w/r ).
 Karena dalam perekonomian ada lebih dari satu perusahaan yang beroperasi, kondisi efisien
pareto tercapai apabila: ( MRTS lk X = MRTS lk Y = ….. = MRTS lk A = w/r Lokus titik – titik
keseimbangan Pareto dari penggunaan factor produksi jugadisebut kurva kontrak ( contract
curve ), yang dalam diagram 13.4 digambarkan oleh garis OxOy.
 Dari kurva OxOy dapat dikonstruksi kurva batas kemungkinan produksi ( production
Possibilities Frontier disingkat PPF ), seperti pada diagram 13.5 di bawah ini. Kurva PPF
merupakan kurva yang menunjukan berbagai kemungkinan kombinasi produksi yang
efisien,dengan jumlah factor – factor produksi ( tenaga kerja dan mesin ) yang digunakan tidak
berubah ( tetap ).
 Kurva PPF menurun dari kanan atas ke kiri bawah ( downward slopely ) karena adanya masalah ekonomi (
kelangkaan ). Untuk menambah produksi 1 unit pakaian ( X ),maka sejumlah makanan ( Y ) harus dikorbankan.
 Begitu sebaliknya. Karena itu sudut kemiringan kurva PPF menggambarkan derajat tranformasi marjinal makanan
untuk pakain ( marginal rete of transformation atau MRT yx), yang menggambarkan berapa unit barang Y ( makanan
) harus dikorbankan untuk menambah produksi 1 unit barang X ( pakaian ).
 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa titik A biaya marjinal untuk memproduksi pakaian relative lebih rendah
dibandingkan titik C. Sebaliknya, di titik A biaya marjinal memproduksi makanan lebih tinggi dibandingkan di titik
C.
 Dengan demikian sebenarnya dapat dikatakan bahwa titik – titik singgung sepanjang kurva PPF merupakan rasio
antara biaya marjinal memproduksi makanan dengan biaya marjinal memproduksi pakaian.
 a)Efisiensi Output ( output efficiency )Sebuah perekonomian dikatakan mencapai efisiensi output (efficiency in
output) bila:
• Barang dan jasa diproduksi dengan biaya paling rendah ( minimum cost )
• Produsen mencapai keseimbangan ( producer’s equilibrium ), dimana MRT yx= Px/Py
• Barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapaikeseimbangan konsumen (
consumer’s equilibrium ), dimana MRSyx = Px/Py.
• Kondisi diatas dapat dijelaskan dalam diagram 13.6 berikut ini.
Kondisi Keseimbangan
 Dalam diagram di atas kondisi keseimbangan tercapai di titik D, pada titik persinggungan kurva
PPF dengan kurva indiferensi masyarakat ( U1 ), dengan kombinasi output ( X0,Y0 ).
 Pada saat itu rasio harga factor produksi digambarkan oleh garis Px*Py*. Di titik tersebut
konsumen mencapai keseimbangan karena MRS yx = Py / Px.
 Produsen juga mencapai keseimbangan karena MRTSlk = w/r. Di luar titik D, keseimbangan
simultan tidak akan terjadi. Di titik D, jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan
jumlah barang yang ingin ditawarkan produsen.
 Keseimbangan Ekonomi Secara Umum ( general equilibrium ) akan tercapai untuk semua barang
yang ada dalam perekonomian, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada
saat itu MRTYx = MRS yx.
Teori Ekonomi Kesejahteraan
• Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari
pasar tersebut.
• Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada.
• Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas
sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam
masyarakat.
• Terdapat dua jenis ekonomi kesejahteraan, yaitu ekonomi kesejahteraan konvensional dan ekonomi
kesejahteraan syariah.
• Ekonomi kesejahteraan konvensional hanya menekankan pada kesejahteraan material saja, dengan
mengabaikan kesejahteraan spiritual dan moral.
• Ekonomi kesejahteraan syariah bertujuan mencapai kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu
kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan moral.
• Konsep ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral
dan spiritual, nilai sosial dan nilai politik Islami.
• Dengan demikian ekonomi kesejahteraan syariah mempunyai konsep lebihkomprehensif (Mannan, 1970:358).
Namun yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai ekonomi kesejahteraan konvensional.
Teori Ekonomi Kesejahteraan
• Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan
ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup
manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan
banyak orang dalam negara (Mikhael Huda:2000).
• Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang bahasan
dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa yang baik.
Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif.
• Seperti ilmu ekonomi tenaga kerja, sejarah perekonomian, perdagangan internasional, moneter
serta ekonomi makro. Setiap ilmu ekonomi positif mencoba menjelaskan berbagai fenomena
empirik (Allan M. Feldman: 2000).
• Jadi dari pengertian di atas bisa kita temukan bahwa ekonomi kesejahteraan membahas tentang
bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal.
• Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif
terhadap pelaku ekonomi. Yang mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam
ekonomi kesejahteraan adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.
Teori Ekonomi Kesejahteraan
• Keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang
menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang
sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar.
• Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau
tidaknya kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak
negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan. Dimana kompetisi pasar membuat konteks
sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit
tercapai.
• Ilmu ekonomi kesejahteraan memulihkan hubungan antara pasar yang kompetitif dan optimalitas.
Sehingga pasar kompetitif menjadi sempurna. Sisi praktis dari ilmu ekonomi kesejahteraan
memulihkan kesenjangan antara pasar privat yang sempurna dengan realitas adanya eksternalitas
dan barang publik (Allan M. Feldman: 2000).
• Sehingga persaingan pasar yang tidak sempurna akan menjauhkan terewujudnya ekonomi untuk
kesejahteraan. Mekanisme pasar sangat penting untuk menwujudkan ekonomi kesejahteraan.
Dan kesulitan yang ditemukan adalah bagaimana mewujudkan itu, karena ada ekternalitas dan
barang publik yang kemudian harus diperhatikan.
Teori Ekonomi Kesejahteraan
• Eksternalitas akan membawa dua dampak, yakni dampak positif dan
dampak negatif. Ekternalitas yang merupakan salah satu indikator
terjadinya pasar persaingan sempurna perlu dicermati dalam
perwujudan ekonomi kesejahteraan.
• Karena pembahasan ekonomi kesejahteraan akan terus berbicara
bagaimana semuanya berjalan secara optimal dan pasar yang begitu
kompetitif berjalan secara sempurna.
• Sehingga ketika pasar tidak berjalan sempurna maka akan semakin
sulit pula mewujudkan ekonomi kesejahteraan.
Pengertian Ekonomi Kesejahteraan
• Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan
secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu
(O’Connel, 1982).
• Ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi
penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai
prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002).
• Ekonomi kesejahteraan mencoba untuk memaksimalkan tingkatan dari kesejahteraan sosial dengan pengujian kegiatan
ekonomi dari individu yang ada dalam masyarakat. Kesejahteraan ekonomi mempunyai kaitan dengan kesejahteraan dari
individu, sebagai lawan kelompok, komunitas, atau masyarakat sebab ekonomi kesejahteraan berasumsi bahwa individu
adalah unit dasar pengukuran.
• Ekonomi kesejahteraan juga berasumsi bahwa individu merupakan hakim terbaik bagi kesejahteraan mereka sendiri, yaitu
setiap orang akan menyukai kesejahteraan lebih besar daripada kesejahteraan lebih kecil, dan kesejahteraan itu dapat
diukur baik dalam terminologi yang moneter atau sebagai suatu preferensi yang relatif.
• Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah sering
didefinisikan sebagai penjumlahan dari kesejahteraan semua individu di masyarakat.
• Kesejahteraan dapat diukur baik secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam terminologi
nilai guna yang relatif.
• Metoda kardinal jarang digunakan sekarang ini oleh karena permasalahan agregat yang membuat ketelitian dari metoda
tersebut diragukan. Ada dua sisi dari ekonomi kesejahteraan, yaitu efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan. Efisiensi
ekonomi adalah positif, distribusi pendapatan adalah jauh lebih normatif.
Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional
• Pada Teori ekonomi kesejahteraan ada dua pendekatan yang dapat diambil, yaitu
pendekatan Neo-Klasik dan pendekatan ekonomi kesejahteraan yang baru
(modern).
• Pendekatan Neo-klasik telah dikembangkan oleh Pigou, Bentham, Sidgwich,
Edgeworth, dan Marshall.
• Pendekatan Neo-Klasik berasumsi bahwa nilai guna merupakan kardinal dan
konsumsi tambahan itu menyediakan peningkatan yangsemakin kecil dalam nilai
guna (diminishing marginal utility).
• Pendekatan Neo-Klasik lebih lanjut berasumsi bahwa semua individu mempunyai
fungsi nilai guna yang serupa, oleh karena itu hal tersebut mempunyai makna
untuk membandingkan nilai guna individu dengan nilai guna milik orang lain.
• Oleh karena asumsi ini, hal tersebut memungkinkan untuk membangun suatu
fungsi kesejahteraan sosial dengan hanya menjumlahkan seluruh fungsi nilai guna
individu.
Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional
• Kebanyakan ahli ekonomi menggunakan efisiensi Pareto, sebagai tujuan efisiensi
mereka. Menurut ukuran ini dari kesejahteraan sosial, suatu situasi adalah
optimal hanya jika tidak ada individu dapat dibuat lebih baik tanpa membuat
orang lain lebih buruk. Kondisi ideal ini hanya dapat dicapai jika empat kriteria
dipenuhi.
• Rata-rata marginal substitusi dalam konsumsi harus identik untuk semua
konsumen (tidak ada konsumen dapat dibuat lebih baik tanpa membuat
konsumen yang lain lebih buruk).
• Rata-rata transformasi di dalam produksi harus identik untuk semua produk
(adalah mustahil meningkatkan produksi setiap barang baik tanpa mengurangi
produksi dari barang-barang yang lain).
• Biaya sumber daya marginal harus sama dengan produk pendapatan marginal
untuk semua proses produksi (produk fisik marginal dari suatu faktor harus sama
dengan semua perusahaan yang memproduksi suatu barang).
Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional
• Rata-rata marginal substitusi konsumsi harus sama dengan rata-rata
marginal transformasi dalam produksi (proses produksi harus sesuai
dengan keinginan konsumen).
• Ada sejumlah kondisi yang kebanyakan ahli ekonomi setuju untuk
diperbolehkan tidak efisien meliputi: struktur pasar yang tidak sempurna
(seperti monopoli, monopsoni, oligopoli, oligopsoni, dan persaingan
monopolistik), alokasi faktor tidak, kegagalan pasar dan eksternalitas,
diskriminasi harga, penuruanan biaya rata-rata jangka panjang, beberapa
jenis pajak dan tarif.
• Untuk menentukan apakah suatu aktivitas sedang menggerakkan ekonomi
ke arah efisiensi Pareto dua uji kompensasi telah dikembangkan, setiap
perubahan pada umumnya membuat sebagian orang lebih baik selama
membuat orang yang lain tidak lebih buruk, maka uji ini menanyakan apa
yang akan terjadi jika pemenang mengganti kompensasi kepada yang kalah.
Ukuran Kesejahteraan
• Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu
suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
• Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi
serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(www.menkokesra.go.id).
• Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti
Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index
(Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan
Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi
dan produksi (skala usaha).
• Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa
besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan
sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.
Ukuran Kesejahteraan
• Ukuran tingkat kesejahteraan manusia selalu mengalami perubahan. Pada 1950-an, sejahtera
diukur dari aspek fisik, seperti gizi, tinggi dan berat badan, harapan hidup, serta income.
• Pada 1980-an, ada perubahan di mana sejahtera diukur dari income, tenaga kerja, dan hak-hak
sipil. Pada 1990-an, Mahbub Ul-Haq, sarjana keturunan Pakistan, merumuskan ukuran
kesejahteraan dengan yang disebut Human Development Index (HDI).
• Dengan HDI, kesejahteraan tidak lagi ditekankan pada aspek kualitas ekonomi-material saja,
tetapi juga pada aspek kualitas sosial suatu masyarakat.
• Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang
dapat diukur.
• Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah
ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya
kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
dan peningkatan produktivitas masyarakat.
• Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan
menengah kebawah.
Ukuran Kesejahteraan
• Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi
kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut:
W = W (Y, I, P)
 Dimana: Y adalah pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P
adalah kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan
yang berbeda, dan harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk
menilai kesejahteraan negara berkembang.
• Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas,
diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan
pendapatan perkapita, namun berhubungan negatif dengan
kemiskinan.
Kriteria Pareto
 Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah
pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo
Pareto.
 Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan
baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang
diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.
 Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan
pareto efficient.
 Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan suatu kebijakan ekonomi.
 Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement adalah jika keputusan perubahan
masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa membuat
pihak lain worse off.
 Pareto efficient adalah sebuah kondisi di mana tidak dimungkinkan lagi adanya
perubahan yang dapat mengakibatkan pihak yang diuntungkan (bettering off) tanpa
menyebabkan pihak lain dirugikan (worsening off).
Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto
• Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang
menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu pertama
pareto optimal.
• Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya peningkatan kesejahteraan
seseorang atau kelompok pasti akan mengurangi kesejahteraan orang atau
kelompok lain.
• Kedua, pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya
kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan orang lain.
• Ketiga, pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya
peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi
kesejahteraan tertinggi dari orang lain.
Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto
• Menurut teori pareto tersebut, ketika kondisi kesejahteraan masyarakat
sudah mencapai pada kondisi pareto optimal maka tidak ada lagi kebijakan
pemerintah yang dapat dilakukan.
• Kelemahan dari konsep Pareto Optimal adalah tidak dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial yang mendasar dari distribusi dan
redistribusi.
• Ekonomi kesejahteraan konvensional pada saat mempunyai masalah dalam
alokasi dan mencoba memecahkan masalah alokasi tersebut berdasarkan
pada pertimbangan nilai yang berubah-ubah dari alokasi tersebut.
• Pertimbangan nilai yang berubah-ubah tersebut berlaku pada fungsi
kesejahteraan konvensional. Pengertian ini bukan dasar yang kokoh dari
ilmu ekonomi kesejahteraan (Chowdhury,1999).
46 microeconomics (padang 9 agustus 2019)

More Related Content

Similar to 46 microeconomics (padang 9 agustus 2019)

MATEMATIKA EKONOMI.pptx
MATEMATIKA EKONOMI.pptxMATEMATIKA EKONOMI.pptx
MATEMATIKA EKONOMI.pptxnanda976134
 
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013Sang Pembelajar
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1muliajayaabadi
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomiheru putra
 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveAgung Handoko
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfLaras Kun Rahmanti Putri
 
pemodelan matematika
pemodelan matematikapemodelan matematika
pemodelan matematikasrihartati77
 
RPS Pengantar Ekonomi.docx
RPS Pengantar Ekonomi.docxRPS Pengantar Ekonomi.docx
RPS Pengantar Ekonomi.docxIzzatiWinda2
 
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12Firdika Arini
 
Laporan Aplikasi Persamaan Kuadrat
Laporan Aplikasi Persamaan KuadratLaporan Aplikasi Persamaan Kuadrat
Laporan Aplikasi Persamaan KuadratKurnia Kim
 
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12Firdika Arini
 
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 

Similar to 46 microeconomics (padang 9 agustus 2019) (17)

MATEMATIKA EKONOMI.pptx
MATEMATIKA EKONOMI.pptxMATEMATIKA EKONOMI.pptx
MATEMATIKA EKONOMI.pptx
 
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013
Soal dan pembahasan un matematika sma ips 2012-2013
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
 
Ekonometrika 1
Ekonometrika 1Ekonometrika 1
Ekonometrika 1
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
 
Presentasi nilai sentral
Presentasi nilai sentralPresentasi nilai sentral
Presentasi nilai sentral
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
 
pemodelan matematika
pemodelan matematikapemodelan matematika
pemodelan matematika
 
RPS Pengantar Ekonomi.docx
RPS Pengantar Ekonomi.docxRPS Pengantar Ekonomi.docx
RPS Pengantar Ekonomi.docx
 
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
8._UJI_ASUMSI_KLASIK.pdf
 
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 2
 
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12
Un mat-ipa-2014-3a-2b3c4-12
 
Laporan Aplikasi Persamaan Kuadrat
Laporan Aplikasi Persamaan KuadratLaporan Aplikasi Persamaan Kuadrat
Laporan Aplikasi Persamaan Kuadrat
 
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12
Un mat-ipa-2014-3a-2bc-3-12
 
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5
Soal un matematika ipa sma tahun 2014 5
 
Ema.2 (r)
Ema.2 (r)Ema.2 (r)
Ema.2 (r)
 

More from AminullahAssagaf3

52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019
52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 201952.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019
52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019AminullahAssagaf3
 
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 201951 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019AminullahAssagaf3
 
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...AminullahAssagaf3
 
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...AminullahAssagaf3
 
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)AminullahAssagaf3
 
45 model non linear prediksi
45 model non linear prediksi45 model non linear prediksi
45 model non linear prediksiAminullahAssagaf3
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)AminullahAssagaf3
 
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)39 model analisis regeresi jalur (path analysis)
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)AminullahAssagaf3
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)AminullahAssagaf3
 
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spssAminullahAssagaf3
 
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]AminullahAssagaf3
 
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasiAminullahAssagaf3
 
29 model regresi aminullah assagaf
29 model regresi aminullah assagaf29 model regresi aminullah assagaf
29 model regresi aminullah assagafAminullahAssagaf3
 
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasiAminullahAssagaf3
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullahAssagaf3
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]AminullahAssagaf3
 

More from AminullahAssagaf3 (18)

52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019
52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 201952.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019
52.1 intelektual kapital &amp; nilai perusahaan aminullah assagaf_ 14 okt 2019
 
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 201951 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019
51 p1 manajemen investasi lanjutan_21 sep 2019
 
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...
50 p2 3-manajemen keuangan 1_ financial statement &amp; ratio analysis (9 sep...
 
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...
49 p1 manajemen keuangan 1_ the role of managerial finance and the financial ...
 
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)
47.1 menghitung erc earning response coefficient (erc)
 
45 model non linear prediksi
45 model non linear prediksi45 model non linear prediksi
45 model non linear prediksi
 
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)44 teori pasar modal (12 juli 2019)
44 teori pasar modal (12 juli 2019)
 
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)39 model analisis regeresi jalur (path analysis)
39 model analisis regeresi jalur (path analysis)
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss
37 24 kerangka konseptual siap data dan hasl spss
 
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]
36 submission menuscript ke jurnal internasional [autosaved]
 
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
 
29 model regresi aminullah assagaf
29 model regresi aminullah assagaf29 model regresi aminullah assagaf
29 model regresi aminullah assagaf
 
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
34 penilaian guru besar dan jurnal bereputasi
 
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiahAminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
Aminullah assagaf penulisan jurnal ilmiah
 
Aminullah assagaf mendeley
Aminullah assagaf mendeleyAminullah assagaf mendeley
Aminullah assagaf mendeley
 
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
28 stadium general metode penelitian bisnis [autosaved]
 
27 model logistic
27 model logistic27 model logistic
27 model logistic
 

Recently uploaded

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 

Recently uploaded (20)

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 

46 microeconomics (padang 9 agustus 2019)

  • 1. MICROECONOMICS Padang, 9 Agustus 2019 Prof. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak Email: assagaf29@yahoo.com Hp: +628113543409
  • 2. Literature 1. Karlan, D and Morduck, J. : Microeconomics 2. Mankiw, N.G. : Principles of Microeconomics 3. Arnold, R.A. : Microeconomics 4. Bernheim, B.D. and Whinston, M.D. :Microeconomics 5. Mconnel, Brue, Barbierd : Microeconomics 6. Besanko,D. and Braeutigam, R.R. : Microeconomics 7. Gravelle, H. and Rees, R. :Microeconomics 8. Slavin, S.L.: Microeconomics 9. Rode, S. : Modern Microeconomics 10. Das, S.P. : Microeconomics for Business 11. Ahlersten, K. : Essentials of Microeconomics 12. Jehle,G.A. and Reny P.J. : Advanced Microeconomic theory
  • 3.
  • 10. MINGGU KEMAMPUAN AKHIR POKOK BAHASAN BENTUK KRITERIA PENILAIAN Reference KE YANG DIHARAPKAN (BAHAN KAJIAN) PEMBELAJARAN (Indikator) No. Litr.(Ch.) 1 Mampu memahami, menjelaskan dan Pendahuluan (Review teori) Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 2(1); 6(1);7(1); mendiskusikan konsep-konseo dasar analisis - Implementasi kebijakan tugas makalah, kebenaran pandangan 8(1);11(1) ekonomi mikro. - Implementasi kajian ilmiah bahas artikel dalam diskusi 2 Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan Filosofi keseimbangan pasar Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(3); 4(2); 6(2); dan mendiskusikan tentang terbentuknya tugas makalah, kebenaran pandangan 4(4-5);10(2,3,11); keseimbangan pasar dalam perekonomian, bahas artikel dalam diskusi 11(2) serta dampaknya pada kondisi perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan pasar , excess supply, excess demand, dan penyesuaian-penyesuaian dalam mekanisme pasar. 3 Mahasiswa memahami, mampu menjelaskan Filosofi teori konsumen Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 6(2); 8(6); 11(4) konsep dasar dan aplikasi teori perilaku tugas makalah, kebenaran pandangan konsumen dengan pendekatan utility, bahas artikel dalam diskusi indefference curve dan budget line. 4 Mahasiswa memahami dan mampu Implementasi teori permintaan Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(6); 4(4); 6(3-4); menjelaskan filosofi konsep demand, tingkat - Kajian ilmiah (Jurnal internasional) tugas makalah, kebenaran pandangan 7(2-4); 8(2); 9(1); elastisitas, dan faktor-faktor yang - Kajian kebijakan bahas artikel dalam diskusi 10(4); 11(3); mempebfaruhi permintaan. 12(1-2) 5 Mahasiswa memahami dan mampu Implementasi teori produksi Ceramah, diskusi Ketajaman analisis dan 3(7); 4(7); 6(6); Mata Kuliah : Ekonomi Mikro…...……...….Semester : Genap 2019………………......Kode :………………...….…SKS : Jurusan : Doktor Ekonmi (S3)…....................................................Dosen : Prof. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak KOMPETENSI : Menguasi Teori dan Konsep Ekonomi Mikro dan Memiliki Pengalaman Praktis pengambilan keputusan Ekonomi Mikro RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) - EKONOMI MIKRO
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) 1. Pendahuluan 2. Permintaan, penawaran dan keseimbangan 3. Pengukuran elastisitas 4. Teori permintaan konsumen 5. Teori produksi 6. Teori biaya 7. Pasar Persaingan sempurna 8. Pasar Monopoli 9. Pasar Monopolistik 10. Pasar Duopoli 11. Pasar Oligopoli 12. Pasar Monopsoni (Pasar Input) 13. Harga dan penggunaan faktor produksi 14. Keseimbangan umum dan teori ekonomi kesejahteraan
  • 15. 1_Pendahuluan (Review Teori) • Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang variabel-variabel ekonomi dalam lingkup lebih kecil , seperti perusahaan, perilaku konsumen, permintaan dan penawaran, produksi, harga, dan lainnya. • Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara menyeluruh (agregat), seperti jumlah uang beredar, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan kerja, inflasi, neraca pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.
  • 16. Fungsi Teori Ekonomi • Skema model ekonomi sederhana PERUSAHAAN BISNIS RUMAH TANGGA PENGELUARAN KONSUMSI BARANG DAN JASA SUMBERDAYA EKONOMI PENDAPATAN BERBENTUK UANG
  • 18. P Q D S (2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN Titik kesimbangan
  • 19. P Q D S (2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN Excess supply P1 P0 P2 Excess demand Q0 Kesimbangan D & S Q1 Q1 Q2 Q2 A EF CB
  • 20. P Q D1 S (2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN D2 D 3
  • 21. P Q D S1 (2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN S3 S2
  • 22. P Q D1 S1 (2) PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN S3 S2 D3 D2 A J I H G E F C B
  • 23. Supply 1 Demand Q kWh Price Q1 P1 P2 Q3Q2 Q4 Q5 P3 E1 0 Excess demand Supply 2 E2 SUBSIDI
  • 25. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS 1. Elastisitas harga dari permintaan • Elatisitas busur (arc elasticity) • Elastisitas titik (point elasticity) 2. Elastisitas titik dan pengeluaran total 3. Elastisitas pendapatan dari permintaan 4. Elastisitas silang dari permintaan 5. Elastisitas harga dari penawaran
  • 26. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (2) 1. Elastisitas harga dari permintaan e = - (dQ/Q) /(dP/P) = -(dQ/dP)(P/Q) elastis jika e> 1, inelastis jika e<1 dan elastis uniter jika e=1 D Q P B A C 20001000 3000 7 5 3 -Dari C ke A = - (1000/-2)/(7/1000) = 3,5 -Dari A ke C = -(-1000/2)/(5/2000) = 1,25 -Dari A ke B = -(1000/-2)/(5/2000)= 1,25 -Dari B ke A = -(-1000/2)(3/3000) = 0,5 Utk menghindarkan perbedaan, digunakan rata-rata : Titik A ke B : e= -(dQ/dP)x(PA+PB)/(QA+QB) e= -(1000/-2)x(5+3)/(2000+3000) = 0,8
  • 27. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (3) (1.1) Elastisitas busur (arc elaticity), koefisien elastisitas antara dua titik pada suatu kurva permintaan seperti contoh diatas. Elastisitas ini hanya sebagai perkiraan, dan semakin tepat bila busur itu semakin kecil dan mendekati suatu titik. (1.2) Elastisitas titik (point elasticity), secara geometrik diperoleh : N0 M D C Garis singgung P Q e= -(dQ/dp)(P/Q) e=(NM/NC)(NC/ON) = (NM)/(ON) e= 4000/2000 =2 60002000 D N M0 P Q 80004000 A =1 2000 5000 B =3000/5000 = 0,6 atau < 1 C =6000/2000 =3 atau > 1
  • 28. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (4) 2. Elastisitas titik dan pengeluaran total C A B Q P 5 4 3 500040003000 A=pengeluaran 5x3000=15000 B=pengeluaran 4x4000=16000 C=pengeluaran 3x5000=15000 Elastisitas diatas titik tengan e>1, dibawah titik tengan e< Titik A, e=(8000-3000)/3000=5/3 Titik B, e=(8000-4000)/4000=1 Titik C, e=(8000-5000)/5000=3/5 8000 e>1 e=1 e<1
  • 29. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (5) 3. Elastisitas pendapatan dari permintaan eM = (dQ/Q)/(dM/M) =(dQ/dM)(M/Q) eM negatif, barang bermutu rendah (inferior) eM positif, barang normal atau kebutuhan pokok (necessity) eM > 1, barang mewah (luxury) Contoh : 1) Pendapatan Rp 8000 menjadi 12000 (naik 50%), permintaan 5 unit menjadi 10 unit (100%) eM = (5/4000)/(8000/5) = 2 atau eM =100% / 50% = 2 (barang lux) 2) Pendapatan Rp 16000 menjadi 20000(naik 25%), permintaan 15 unit menjadi 18 unit (naik 20%) eM = 20% / 25% =0,8 (kebutuhan pokok) -3) Pendapatan Rp 24000 menjadi Rp 28000 (naik 16,67%), permintaan 20 unit menjadi 19 unit (turun 5%) eM = -5% / 16,67 % = - 0,3 (bermutu rendah)
  • 30. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (6) 4. Elastisitas silang dari permintaan (cross elasticity of demand) exy = (dQx/Qx)/(dPy/Py) = (dQx/dPy)(Py/Qx) exy positif, X dan Y barang subtitusi exy negatif, X dan Y barang komplementer exy=0, X dan Y tidak berhubungan Contoh : 1) Harga Y, Rp 40 menjadi Rp 60 (naik Rp 20), permintaan X 40 unit menjadi 50 unit (naik 10) exy = (10/20)(40/40) = + 0,5 (subtitusi) 2) Harga Z, Rp 10 menjadi Rp 20 (naik Rp10), permintaan X 40 unit manjadi 35 unit (turun 5 unit) exz = (5/10)(10/40) = - 0,125 (komplementer)
  • 31. (3) PENGUKURAN ELASTISITAS (7) 5. Elastisitas harga dari penawaran Elastis bila e >1, inelastis bila e<1, elastis uniter bila e=1 e = (dq/Q)/(dP/P) = (dQ/dP)(P/Q) S P Q E F 4000 6 4 8000 Titik E ke F e=(4000/2)(4/4000)= 2 Titik F ke E e=(4000/2)(6/8000)= 1,5
  • 32. ELASTISITAS P TERHADAP Q • Inelastis sempurna: • Elastis sempurna : e = - (dQ/dP) (P/Q) e = - (0/10)(10/100) = kecil P Q P Q D D 100 10 20 e = - (dQ/dP) (P/Q) e = - (50/0)(10/100) = ∞ 100 150 10
  • 34. (4) TEORI PERMINTAAN 1. Pendekatan utility 2. Pendekatan kurva kepuasan sama 3. Topik lanjutan
  • 35. (4) TEORI PERMINTAAN (2) 1. Pendekatan Utility • Total dan marginal utility P P Q Q MU TU 65 30 MU= dTU/dQ MU =(30-30)/(6-5)=0 Titik jenuh Utility Max pada saat MU = 0 0 0
  • 36. (4) TEORI PERMINTAAN (3) • Keseimbangan konsumen (Consumer equilibrium) , dicapai bila pendapatan yg belanjakan pd berbagai komoditi memberi kepuasan yg sama MUx/Px = My/Py + …… dengan kendala : PxQx + PyQy + ……. = M (pendapatan) Contoh : Px $2 dan Py $1 Q 1 2 3 4 5 6 7 8 Mux 16 14 12 10 8 6 4 2 Muy 11 10 9 8 7 6 5 4 MUx/Px = 12/2 = 6 => Px $2 MUy/Py = 6/1 = 6 => Py $1 Kendala : PxQx + PyQy = (2x3) + (1x6) = 12
  • 37. (4) TEORI PERMINTAAN (4) • Pertukaran (exchange) • Masing-masing konsumen yg berada pada kondisi keseimbangan tetapi menghadapi harga yang berbeda. Individu mengadakan pertukaran sukarela jika masing-masing memperoleh keuntungan • Derivasi suatu kurva permintaan individu 2 3 6 P Q D 1 G F Q 1 2 3 4 5 6 7 8 Mux 16 14 12 10 8 6 4 2 Muy 11 10 9 8 7 6 5 4 MUx/Px = 12/2 = 6 => Px $2 MUy/Py = 6/1 = 6 => Py $1 Titik F Individu membeli barang X 3 unit dengan keseimbangan semula 3 unit X MUx/Px = MUy/Py = 12/2 = 6/1 Titk G Harga X turun $2 menjadi $1 seingga keseimbangan baru pd 6 unit X MUx/Px = MUy/Py = 6/1 = 6/1
  • 38. (4) TEORI PERMINTAAN (5) 2. Kurva kepuasan sama (indifference curva) II I III Qx Qy - Kurva kepuasan sama menunjukkan kombinasi komoditi X dan Y yang menghasilka utilit yg sama atau kepuasan konsumen - Kurva yg lebih tinggi menunjukkan jumlah kepuasan yang semakin besar
  • 39. (4) TEORI PERMINTAAN (4) • Jumlah yang dibeli dari komoditi lain • Bila Px turun : (a) jika dx (demand x) berelastisitas satu,Qy tetap tidak berubah, (b) jika dx elastis, Qy turun, (c) jika dx inelastis Qy naik Contoh : (diatas) e= -(dQ/dP)x(PF+PG)/(QF+QG) = -(3/-1)x(1+2)/(6+3) = 1 2 1 3 6 Q P F G Titik F ke G - Dengan rata-rata
  • 40. (4) TEORI PERMINTAAN (6)  Tingkat marjinal dari penggantian (marginal rate of subtitution atau MRS), menunjukkan jumlah Y yg dikorbankan untuk memperoleh satu tambahan X, dan masih tetap pada kurva kepuasan sama yg serupa. Qx 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qy 10 5 3 2.3 1.7 1.2 0.8 0.5 0.3 0.2 MRSxy ….. 5 2 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 MRSxy = dy/dx  Sifat kurva kepuasan sama (a) Condong negatif (b) Cembung terhadap titik nol (c) Tidak saling berpotongan
  • 41. INDIFFERENCE CURVE (MRSxy) Qx 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qy 10.0 5.0 3.0 2.3 1.7 1.2 0.8 0.5 0.3 0.2 MRSxy 5.0 2.0 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MRSxy ; kesediaan melepas Y untuk memperoleh X X y MRSxy ; marginal rate of subtitusion Indifference curve
  • 42. (4) TEORI PERMINTAAN (7) • Garis kendala anggaran (budget constraint line), memperlihatkan kombinasi yg berbeda dari dua komoditi yg dapat dibeli, dengan mengetahui pendapatan dan harga komoditi ybs. Qy Qy K L 0 10 10 5 M 5
  • 43. (4) TEORI PERMINTAAN (8) • Keseimbangan konsumen (consumer equilibrium) I II III 5 Qy 5 Qx 10 100 R N E I 9 1 9 - Titik E, menjukkan kepuasan maksimum konsumen dengan kurva kepuasan yg yg lebih tinggi dan konsumsi tsb dapat tercapai oleh pendapatan konsumen - Titk N dan R dapat dicapai sesuai pendapatan tetapi tidakmencapai kepuasan total yg maksimum.
  • 44. (4) TEORI PERMINTAAN (9) • Kurva konsumsi harga 0 Qy I Qx II III 7 3I 5 3 5 7 F E s 3 5 7 Qx M 0 10 6 14 Kurva engel M= pendapatan
  • 45. (4) TEORI PERMINTAAN (10) A B C D F G H L M 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 Q 100 200 300 350 380 390 350 250 - Kurva Engel 380 C B L A H G FD M Q Catatan : eM =(dQ/dM)(M/Q) - Titik A ke B, eM = (100 / 2000) (4000 / 100) = 2 (positif, >1) ,barang mewah - Titik F ke G, eM = (10 / 2000) (12000 / 380) = 0,16 (positif, <1), barang normal - Titik G ke H , eM = (-40 / 2000) (14000 / 390) = - 0,7 (negatif), barang bermutu rendah Elastisitas permintaan (Q) terhadap Pendapatan (M)
  • 46. (4) TEORI PERMINTAAN (11) • Kurva permintaan konsumen 5 E I F II Px Qx Qy Qx Kurva konsumsi harga 5 9 D 9 1 0,5 E’ F’ Titik E ke F: e = -(dQ/dP)x(PE+PF)/(QE+QF)= e=(4/-0,5)x(1+0,5)/(5+9)= 0,86 K L J
  • 47. (4) TEORI PERMINTAAN (12) • Pemisahan pengaruh dan penggantian (subtitution effect) dan pendapatan (income effect) • Pengaruh pendapatan, turunnya harga menggeser kebawah kurva anggaran KL ke KJ • Pengaruh penggantian, menurunkan kurva demand atau dengan harga lebih rendah akan membeli jumlah yang lebih besar
  • 48. (4) TEORI PERMINTAAN (13) • Pemisahan pengaruh penggantian dan pendapatan 6 JE K Qy II Qx I 8 7 5 4 9 64 E’ K’ J’ 9 Qx Px Penggantian Pendapatan Pengaruh total Catatan : - Pengaruh pendapatan, Karena Px turun terjadi pergeseran titik E ke J (pd kurva kepuasan lebih tinggi II - Pengaruh pertukaran, Px turun bergeser titik E ke K (pd kurva kepuasan I yg sama) BL2 BL1 BL3
  • 49. (4) TEORI PERMINTAAN (14) • Pengaruh penggantian menurut HICKS dan SLUTSKY 75 98 5 3,5 E I II III Qy Qx 5,5 K’’ T HG J’’’ J’ L J’’ K’ K Hicksian Subsitution Slutsky Subsitution Pengaruh Total
  • 50. (4) TEORI PERMINTAAN (15) • Pertukaran II’ I’ III’ III II I Contract curva C F E S Qy Qx Qx A B Qy 1 77 5 3 75 10 4 9111315 9 113
  • 51. (4) TEORI PERMINTAAN (16) • Pertukaran : • Mula-mula titik C pd kurva kepuasan I konsumen A dan kurva kepuasan I’ konsumen B • Titik C ke S, pertukaran menguntungkan A karena kurva I naik ke III, sedangkan B tetap pada I’. A mengorbankan 3y (10y jadi 7y) untuk mendapatkan 6x (1x jadi 7x) • Titik C ke F, pertukaran menguntungkan B karena kurva I’ naik ke III’, sedangkan A tetap pada I. B mengorbankan 2x (15x jadi 13x) untuk mendapatkan 7y (4y ke 11y) • Titik C ke E, pertukaran menguntungkan A dan B karena kurvai kepuasan A naik dari I ke II dan kurva kepuasan B naik dari I’ ke II’. A mengorbankan 3y (10y ke 7y) untuk mendapatkan 4x (1x ke 5x). Demikian sebaliknya untuk B, sehingga A dan B keduanya meningkat kepuasan sebagai akibat pertukaran tsb. • Pada titik F, E, S atau contract curve maka A dan B tidak ada manfaat karena pertukaran (tidak ada lagi peningkatan kepuasan bagi A dan B)
  • 52. (4) TEORI PERMINTAAN (17) 3. Topik lanjutan a) Teori preferensi yang diungkapkan b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup c) Teori utility dalam keadaan ketidakpastian d) Pendekatan baru terhadap teori konsumen e) Kurva permintaan empiris
  • 53. (4) TEORI PERMINTAAN (18) (a) Teori preferensi yang diungkapkan (Theory of revealed preference=pilihan)  Konsumen tdk memberikan jawaban yg meyakinkan atas preferensi mereka  Preferensi dapat disimpulkan (kurva kepuasan samanya) melalui sejumlah pilihan pengamatan yang cukup atau pembelian dipasar.  Asumsi : • Citarasa individu tidak berubah selama periode tertentu • Terdapat konsistensi, konsumen suka barang A dp B, sehingga tdk mungkin lebih suka B dp A • Terdapat transitivitas, jika suka A dp B, suka B dp C, maka A lebih disukai dp C • Akhirnya, konsumen dpt didorong membeli barang manapun jika harganya dibuat menarik.
  • 54. (4) TEORI PERMINTAAN (19)  Teori preferensi yang diungkapkan (Theory of revealed preference) O P N S’ SQy QxPN M G B A Catatan : - Semua titik atau daerah disebelah kanan titik A adalah lebih baik dp A misalnya titik G, dst.
  • 55. (4) TEORI PERMINTAAN (20) (b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup • Konsumen lebih baik keadaannya pada periode 1 dibanding periode dasar, jika pengeluarannya ataua pendapatannya melebihi periode dasar Px1X1 + Py1Y1 > Px1X0 + P1yY0 P1Q1 > P1Q0 • E, indeks pengeluaran periode 1 terhadap periode dasar • L, indeks harga Laspeyres yaitu mengukur biaya dari jumlah periode dasar pd periode 1relatif terhadap harga periode dasar • P, indeks harga Paasche, yg mengukur biya dari jumlah pembelian periode 1pd harga periode 1relatif terhadap harga periode dasar  Standar hiduk konsumen naik, jika E > L dan E > P  Standar hidup konsumen turun, jika E < L dan E < P  Kita tdk dapat mengatakan standar hidup naik, turun atau tetap sama jika P>E>L atau L>E>P
  • 56. (4) TEORI PERMINTAAN (21) (b) Angka index dan perubahan dalam standar hidup Periode Px X Py Y 0 (dasar) 2 3 4 6 1 4 5 5 7 E = P1Q1 / P0Q0 = (4x5 + 5x7)/(2x3 + 4x6) = 1,83 L = P1Q0 / P0Q0 = (4x3 + 5x6) / ( 2x3 + 4x6) = 1,40 P = P1Q1 / P0Q1 = (4x5 + 5x7) / (2x5 + 4x7) = 1,45 Karena E > L dan E > P, maka standar hidup konsumen meningkT
  • 57. (4) TEORI PERMINTAAN (23) (c) Teori utility dalam keadaan ketidakpastian  Teoriemonomi tradisional secara implisit menganggap dunia tanpa risiko, tetapi kebanyakan pilihan ekonomi melibatkan risiko atau ketidakpastian  Teori tradisional tidak dapat menjelaskan risiko karena keteikatannya yg ketat kpd prinsip marginal utility yg semakin menurun.
  • 58. SURPLUS KONSUMEN D Q P P1 P2 Q2 Q2 Surplus konsumen A B 0 Tarif rata-rata
  • 60. TEORI PRODUKSI • Isocost,menunjukkan kombinasin yang berbeda dari L dan K yang dapat dibeli perusahaandengan suatu pengeluaran tertentu (total budget) dan harga tertentu. Kecondongan ditentukan oleh –PL/PK (harga faktor produksi L dan K) K L K L 0 10 10 5 M 5 Isocost
  • 61. TEORI PRODUKSI • Isokuan II I III L K • Isokuan, menunjukkan kombinasi faktor produksiyang menghasilkan jumlah produksi tertentu. Siaftanya sama dengan kurva kepuasan sama, yaitu (1) memiliki kecondongan negatif, (2)cembung terhadap titik original, dan (3) isokuan-isokuan tidak pernah berpotongan
  • 62. TEORI PRODUKSI • Expansion path (alur akspansi) II I III L K Expansion path
  • 63. ISOKUAN L K MRTS LK 2 11 1 8 2 5 3 3 3 2 4 2.3 0.7 5 1.8 0.5 6 1.6 0.2 7 1.8 MRTS LK = dK/dL ISOKUAN MRTS LK 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 L Isokuan
  • 65. Decreasing return to scaleIncreasing return to scale Input Output Input Output
  • 67. TOTAL COST (TC) • TC = FC + VCQ • FC ; biaya terkait dengan waktu atau tidak terkait dengan volume produksi atau penjualan • VC ; biaya yang terkait dengan volume produksi atau penjualan
  • 69. VARIABLE COST VC AVC Q Q Rp Rp 0 0 1000 2000 1000 2000 100 100.000 200.000 A B A’ B’
  • 70. TOTAL COST (TC) FC TC Q Q Rp Rp 0 0 1000 2000 1000 2000 50.000 150.000 250.000 AC 150 125
  • 71. HUBUNGAN BIAYA, VOLUME & PENDAPATAN (a) BEP TC = FC + VCQ TR = PQ TR = TC  BEP PQ = FC + VCQ (PQ – VCQ) = FC Q (P-VC) = FC Q = FC / (P-VC) BEP Atau : TR = TC PQ = FC + VCQ P = (FC + VCQ) / Q BEP (b) Marjin Kontribusi (MK) MK = P - VC >0 : tiap pertambahan Q akan menambah keuntungan atau mengurangi kerugian
  • 72. Break Even Point (BEP) Contoh : FC =Rp 50.000 perthun VC = Rp 100 perunit P = Rp 200 perunit Q =......? BEP BEP = FC / (P-VC) BEP = 50.000 / (200 – 100) BEP = 50.000 / 100 = 500 unit
  • 73. BEP Q = 500 Laba(Rugi) TR = 500 x 200 = 100.000 Cost : - FC : 50.000 - VC , 500 x 100 : 50.000 - Total cost = 100.000 - Laba (Rugi)................. = 0
  • 74. Q < BEP Q = 499 Laba(Rugi) TR = 499 x 200 = 99.800 Cost : - FC : 50.000 - VC , 499 x 100 : 49.900 - Total cost = 99.900 - Rugi .......................... = (100)
  • 75. Q > BEP Q = 501 Laba(Rugi) TR = 500 x 200 = 100.200 Cost : - FC : 50.000 - VC , 501 x 100 : 50.100 - Total cost = 100.100 - Laba .......................... = 100
  • 76. Break Even Point (BEP) - 1 FC TC Q Rp 0 400 600 50.000 100.000 500 TR BEP90.000 120.000 80.000 110.000 Laba Rugi
  • 77. Break Even Point (BEP) - 2 FC TC1 Q Rp 0 400 50.000 100.000 500 TR BEP1 Catatan : BEP = FC / (P – VC) BEP = 50.000/ (200-75) =400 unit TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000 TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000 TC2 BEP2 80.000 Catatan : - Pangsa Pasar < 500 unit - Solusinya , VC ditekan dari Rp Rp 100 perunit menjadi Rp Rp 75 per unit
  • 78. Break Even Point (BEP) - 3 FC1 TC1 Q Rp 0 400 50.000 100.000 500 TR BEP1 Catatan : BEP = FC / (P – VC) BEP = 40.000/ (200-100) =400 unit TR = 400 x Rp 200 = Rp 80.000 TC = 40.000 + (400 x Rp 100) = Rp 80.000 TC2 BEP2 80.000 Catatan : - Pangsa Pasar < 500 unit - Solusinya , FC ditekan dari Rp Rp 50.000 pertahun menjadi Rp Rp 40.000 pertahun FC240.000
  • 79. Break Even Point (BEP) - 4 TC Q Rp 0 400 50.000 100.000 500 TR1 BEP1 Catatan : BEP = FC / (P – VC) BEP = 50.000/ (225-100) =400 unit TR = 400 x Rp 225= Rp 90.000 TC = 50.000 + (400 x Rp 100) = Rp 90.000 TR2 BEP2 90.000 Catatan : - Pangsa Pasar < 500 unit - Solusinya , P dinaikkan dari Rp Rp 200 perunit menjadi Rp 225 perunit FC
  • 80. BEP (Q dan Rp) BEP Q = F P−VC = 50.000 200−100 = 500 unit BEP Rp = F P − VC x P = 50.000 200 − 100 x 200 = 500 x 200 = Rp 100.000 BEP Rp = F x P P−VC = 50.000 x 200 200−100 = 10.000.000 / 100 = Rp 100.000 BEP Rp = P P−VC x F = 200 200−100 x 50.000 = 2 x 50.000 = Rp 100.000 BEP Rp = F P−VC P = 50.000 200 −100 200 = 50.000 0,5 = 𝑅𝑝 100.000 BEP Rp = F P/P − VC/P = 50.000 200/200 − 100/200 = 50.000 1 − 0,5 = 50.000 0,5 = 𝑅𝑝 100.000 BEP Rp = F 1−VC/P = 50.000 1−100/200 = 50.000/ 1 − 0,5 = 50.000/0,5 = 𝑅𝑝 100.000
  • 81. Q pada Target Laba (Dgn Pajak) Q = F+ π / (1−t) P−VC Q = 50.000 + 10.000 / (1 − 0,20) 200 − 100 Q = 50.000 + 12.500 100 Q = 62.500 100 = 625 unit Atau Q = F P−VC + π / (1−t) P−VC Q = BEP + π / (1 − t) P − VC Q = BEP + π 1 − t (P − VC) Q = 500 + 10.000 1 − 0,20 (200 − 100) Q = 500 + 10.000 80 = 500 + 125 = 625 unit
  • 82. Q pada Target Laba (Dgn Pajak) Q = F+ π / (1−t) P−VC Q = 50.000 + 10.000 / (1 − 0,20) 200 − 100 Q = 50.000 + 12.500 100 Q = 62.500 100 = 625 L/R (Q = 625) TR = 625 x 200 = Rp 125.000 Cost : - FC = 50.000 - VC = 62.500 TC = Rp 112.500 Laba = Rp 12.500 Tax 20% = Rp 2.500 Laba = Rp 10.000 (Sesuai Target)
  • 83. Margin Kontribusi (MK) MARGIN KONTRIBUSI (MK) MK = P – VC MK > 0 atau posisitif, tiap pertambahan volume penjualan akan menambah laba atau mengurangi kerugian Mis : Q1 = 1.000, VC = 100, FC = 50.000, P = 200 Tambahan Q2 = 1.000 dengan P = 110
  • 84. Margin Kontribusi Laba (Rugi) Q1 = 1.000 unit TR = 1.000 x 200 .................. = 200.000 Cost : - FC : 50.000 - VC , 1.000 x 100 : 100.000 - Total cost ........................ = 150.000 - Laba .................................. = 50.000 Averga Cost (HPP) = 150.000 / 1000 = Rp 150 perunit
  • 85. Margin Kontribusi Laba (Rugi) Q1 = 1.000 unit (P=Rp 200) Q2 = 1.000 unit (P=Rp 110) TR = (1000 x 200) + (1000 x 110) = 310.000 Cost : - FC : 50.000 - VC ( 2.000 x 100) : 200.000 - Total cost ............................. = 250.000 - Laba ....................................... = 60.000 Averga Cost (HPP) = 250.000 / 2000 = Rp 120 perunit
  • 86. Q A Rp 0 1000 2000 AC 150 125 Margin Kontribusi B P = Rp 130 100 AVC Laba Rugi
  • 87. Marginal Cost (MC) dan Average Cost (AC) • TC = 50.000 + 100Q • MC = dTC / dQ .TC1 = 150.000 . Q1 = 1000 .TC2 = 250.000 . Q2 = 2000 .dTC = 100.000 . dQ = 1000 MC = 100.000 / 1000 = 100 TC’ = 100 (pangkat x koefisien, pangkat -1, abaikan konstanta) • AC = TC/Q • AC1 = TC1/Q1 = 150.000/1000 = 150 • AC2 = TC2/Q2 = 250/2000 = 125
  • 88. SASARAN 1. Maximum profit  Syarat : MR = MC 2. Minimum cost  Syarat : MC = AC 3. Maximum total revenue (TR)  Syarat : MR = 0
  • 89. 1_MAXIMUM PROFIT MAXIMUM PROFIT P 2000 2000 C 25000 10Q^2 25000 TR 1000Q MR 2000 MC 20Q MR=MC Q=100 100 π 2000Q - (25000+10Q^2) π 1000Q - 25000-10Q^2 Maximum Profit ==> P= 2000 π 100 = 2000(100) - 25000 - 10(100^2) = 75.000 π 101 = 2000(101) - 25000 - 10(101^2) = 74.990 π 99 = 2000(99) - 25000 - 10(99^2) = 74.990 Rp MC 2020 2000 2000 MR 1980 99 100 101 Q Rp 75000 Maximum Profit 74990 Profit Q -25000 Minimum Loss -26010 Loss MINIMUM LOSS ==> P = 1000 π 100 = 1000(100) - 25000 - 10(100^2) = 25.000- π 101 = 1000(101) - 25000 - 10(101^2) = 26.010- π 99 = 1000(99) - 25000 - 10(99^2) = 26.010-
  • 90. 2_MINIMUM COST MINIMUM COST C = 25000 + 10Q^2 AC = 25000/Q + 10Q MC = 20Q MC=AC 20Q = 25000/Q + 10Q 10Q = 25000/Q 10Q^2 = 25000 Q^2 = 25000/10 Q^2=2500 Q =50 AC = 25000/Q + 10Q AC500 = 25000/50 + 10(50) = 1000.00 AC501 = 25000/51 + 10(51) = 1000.20 AC499 = 25000/49 + 10(49) = 1000.20 Rp AC 1000,20 1000,00 499 500 501 Q
  • 91. 3_MAXIMUM TR MAXIMUM TR Dasar P MR = 0 Dasar Q Q= 500-10P 10P = 500-Q TR = PQ P=50-0,1Q TR=500P - 10P^2 TR=PQ MR = 500-20P TR= 50Q - 0,10Q^2 MR = 0 MR= 50-0,2Q 500-20P =0 MR=0 500 = 120P 50-0,2Q=0 P =25 50=0,2Q Q= 500-10P ==> Q=500-(10*25) = 250 Q=50/0,2 Q=250 TR=500P - 10P^2 P=50-0,1Q ==> P=50-0,10(250) = 25 TR50 = 500(25)-10(25^2) = 6250 TR50 = 500(24)-10(24^2) = 6240 TR= 50Q - 0,10Q^2 TR50 = 500(50)-10(50^2) = 6240 TR250= 50(250)-0,10(250^2) = 6250 TR240= 50(240)-0,10(240^2) = 6240 TR260= 50(260)-0,10(260^2) = 6240 Rp 6250 Maximum TR 6240 TR 240 250 260 Q
  • 92. (1) MAXIMUM PROFIT TC = 100 + Q^2 MC = 2 Q Qd = 100 - P  P = 100 - Q TR = 100 Q - Q^2 MR = 100 - 2 Q Max Profit  MR = MC 100 - 2 Q = 2 Q 100 = 4 Q Q = 25 Profit = (TR - TC) = (100Q - Q^2) - (100 + Q^2) Profit = 100Q - 2Q^2 - 100 Profit 25 = 100(25) - 2(25^2) - 100 = 2500-1250-100 =1.150 Profit 30 = 100(30) - 2(30^2) - 100 = 3000-1800-100= 1.100 Profit 20 = 100(20)-2(20^2)-100 = 2000-800-100 = 1.100
  • 93. MAXIMUM PROFIT Q = 25 MC = 2Q = 50 MR = 100 -2Q = 50 Profit = 100Q - 2Q^2 - 100 Profit = 1.150 Q = 30 MC = 60 MR = 40 Profit = 1.100 Q = 20 MC = 40 MR = 60 Profit = 1.1050 20 25 30 20 25 30 1150 1100 50 40 60 MC MR Profit Q Q Rp Rp
  • 94. MAXIMUM CONDITION MR = D Q kWh MC AC Q1 Q2 Rp 0 P 0 Rp Pofit Loss Q kWh Q3 A C B
  • 95. MR1 = P1 Q kWh Rp P1 Q1 AC 0 MC AVC MR2 = P2 MR3 = P3C B A P2 P3 P4 Q2Q3 D MR4 = P4 E F MARGINA COST PRICING
  • 96. (2) MINIMUM COST (AC) TC = 100 + Q^2 MC = 2 Q AC = TC/Q = 100/Q + Q Min AC  MC = AC 2Q = 100/Q + Q Q = 100 / Q Q^2 = 100 Q = 10 AC 10 = 100/10 + 10 = 20 AC 12,5 = 100/12.5 + 12.5 = 20.5 AC 8 = 100/8 + 8 = 20,5
  • 97. MINIMUM COST (AC) Q = 10 AC = 100/Q +Q AC = 100/10 +10 =20 Q = 12.5 AC = 100/12.5 +12.5 =20,5 Q = 8 AC = 100/8 + 8 =20.5 8 10 12.5 20.5 20 AC Q Rp
  • 99. Skala ekonomis Skala disekonomis QkWh Rp Q* LAC SAC1 SAC2 SAC3
  • 100. (3) MAXIMUM TR • MAX TR  MR = 0 • Qd = 100 - P  P = 100 - Q • TR = 100Q - Q^2 • MR = 100 - 2Q • MR = 0  100-2Q =0 • 2Q = 100 • Q = 50 • MAX TR : - TR50 = 100(50) - 50^2 = 5000 - 2500 = 2.500 (MAX) - TR40 = 100(40) - 40^2 = 4000 -1600 = 2.400 - TR 60 = 100(60) - 60^2 = 6000 - 3600 = 2400
  • 101. MAXIMUM TR Q = 50 TR = 100Q – Q^2 TR = 100(50) – 50^2 = 2.500 Q = 40 TR = 100(40) – 40^2 = 2.400 Q = 60 TR = 100(60) – 60^2 = 2.400 40 50 60 2400 2500 TR Q Rp
  • 103. Perfect competition 1. Characteristics 2. The equilibirium price 3. Profit-maximizing output in the shot-run 4. Profit-maximizing output in the long-run 5. Evaluation of perpect competition
  • 104. 9. Perfect competition 1. Characteristics 1) Banyak penjual dan pembeli 2) Tidak ada penjual dan pembeli yang mampu mempengaruhi pasar 3) Informasi pasar sempurna 4) Pembeli dan penjual bebas masuk dan keluar pasar 5) Tidak ada campur tangan pemerintah
  • 105. 9. Perfect competition 2. The equilibirium price Q Q D Rp Q Pe MCS Rp Q1 AC D=MR Pe Qe Keseimbangan Pasar Qe Keseimbangan Perusahaan
  • 106. 9. Perfect competition 3. Profit-maximizing output in the shot-run MC MR=D Qm Qe ACRp Pe Q
  • 107.  Keseimbangan pasar : Qd = 220 .000.000 – 1.000.000 P Qs = 70.000.000 + 2.000.000 P Qd = Qs 220.000.000 –1.000.000 P = 70.000.000 + 2.000.000 P 150.000.000 = 3.000.000P P = 50 Qd =220.000.000 - 1.000.000 (50)= 170.000.000 Qs = 70.000.000+ 2.000.000 (50)= 170.000.000  Max profit Perusahaan : MC = MR C = 100 + 2Q + 0.01Q2 MC = 2 + 0.02Q TR = PQ = 50Q MR = 50 MR = MC 50 = 2+0.02Q 48 = 0.02Q Q = 2400 9. Perfect competition π = TR – TC Π = 50Q – (100+2Q + 0.01Q2 ) Π = 50Q – 100 – 2Q – 0.01Q2 Π = 48Q – 100 – 0.01Q2 Π2400 = 48(2400)-100-0.01(2400^2)=57.500 (max) Π2500 = 48(2500)-100-0.01(2500^2)= 57.400 Π2300 =48(2300)-100-0.01(2300^2)= 57.400
  • 108.  Minimum Cost (AC min) : 9. Perfect competition Pe = 48 S MC MR=D D RpRp Q Q 170.000.000 2400 Pe = 48 AC TC = 100 + 2Q + 0.01Q2 AC = TC/Q = 100/Q +2 +0.01Q MC = 2 + 0.02Q MC = AC 2+0.02Q = 100/Q +2+0.01Q 0.01 Q = 100/Q 0.01Q^2 = 100 0.01 Q = (100)1/2 0.01Q = (100)1/2 0.01Q = 10 Q = 1000 1000
  • 109. 9. Perfect competition 4. Profit-maximizing output in the long-run Q Q D Rp P1 MC S1 Rp Q3 AC D1=MR1P1 Q1 Keseimbangan Pasar Q1 Keseimbangan Perusahaan S3 S2 P3 P2 P3 P2 D2=MR2 D3=MR3 Q2 Q2 Q3
  • 110. 9. Perfect competition 5. Evaluation of perpect competition S D e Pe Rp Q P1 Qe Consumer surplus (segi tiga P1ePe)
  • 111.
  • 112. 0 FG Rp Q AC AVC MC MR3 = D3 MR4 = D4 MR2 = D2 MR1 = D1 C B A E PASAR PERSAINGAN SEMPURNA A : laba max MR : maginal revenue B : BEP D : demand C : rugi min MC : marginal cost G : tutup perusahaan AC : average cost AVC : average variable cost
  • 113.
  • 114.
  • 116. 10. Monopoly 1. Caracteristic 2. Profit-maximizing price and output in the shot-run 3. Profit-maximizing price and output in the long-run 4. Allocative inefficiency and income redistibution 5. Technical inefficiency and rent seekin 6. Relevance of perfect copetition and monopoly
  • 117. 10. Monopoly 1. Caracteristic • Satu penjual dan banyak pembeli dalam pasar (industri) • Perusahaan mampu memproteksi masuknya perusahaan baru • Produk atau jasa yang dipasarkan berbedah jauh dengan produk atau jasa lainnya
  • 118. 10. Monopoly 2. Profit-maximizing price and output in the shot-run Qm C Qe Pe Rp Q AC D MR MC
  • 119. 10. Monopoly 2. Profit-maximizing price and output in the shot-run  MR=MC=AC TC = 500+20 Q2 MC = 40 Q P =400 – 20 Q  Q = 20 – 0.05P TR = 400 Q – 20 Q2 MR =400 – 40 Q Max Profit  MR=MC 400 – 40 Q = 40 Q 400 = 80 Q Q = 5
  • 120. 10. Monopoly 2. Profit-maximizing price and output in the shot-run  MR=MC=AC P =400 – 20 Q P = 400 – 20(5) = 300 π = TR – TC π = (400Q – 20Q2) – ( 500+20Q2) π = 400Q – 20Q2 – 500 – 20Q2 π = 400Q - 60Q2 – 500 π5 = 400(5) – 40(52) - 500 = 500 π6 = 400(6) – 40(62) - 500 = 460 π4 = 400(4) – 40(42) - 500 = 460 Rp Rp 500 4 5 6 460 Q Q MC MR D π 300 5 AC MR = MC MR = 400 – 40Q =400-40(5)=200 MC = 40Q = 40(5) = 200 AC =500/Q + 20Q=500/5 +20(5) =200 TC = 500 + 20 Q2 =500+20(52)=1000 200
  • 121. 10. Monopoly 2. Profit-maximizing price and output in the shot-run  MR=MC≠AC TC = 100+20 Q2 MC = 40 Q P = 400 – 20 Q  Q = 20 – 0.05P TR = 400 Q – 20 Q2 MR = 400 – 40 Q Max Profit  MR=MC 400 – 40 Q = 40 Q 400 = 80 Q Q = 5
  • 122. 10. Monopoly AC Q = 5 0 Q 20(5) = 300 C – 20Q2) – ( 100+20Q2) – 20Q2 – 100 – 20Q2 60Q2 – 100 ) – 40(52) - 100 = 900 ) – 40(62) - 100 = 860 ) – 40(42) - 100 = 860 Rp Rp 900 4 5 6 860 Q Q MC MR D π 300 5 AC MR = MC MR = 400 – 40Q =400-40(5)=200 MC = 40Q = 40(5) = 200 AC =100/Q + 20Q=100/5 +20(5) =120 TC = 100 + 20 Q2 =100+20(52)=600 Atau TC =AC(Q)= 120(5)=600 200 120 0 0
  • 123. 10. Monopoly 3. Profit-maximizing price and output in the long-run Q TC TR AC MC MR Profit 1 520 380 520 (140) 2 580 720 290 60 340 140 3 680 1,020 227 100 300 340 4 820 1,280 205 140 260 460 5 1,000 1,500 200 180 220 500 Max π 6 1,220 1,680 203 220 180 460 7 1,480 1,820 211 260 140 340 8 1,780 1,920 223 300 100 140 9 2,120 1,980 236 340 60 (140) 10 2,500 2,000 250 380 20 (500) 11 2,920 1,980 265 420 (20) (940) Dasar : TC = 500+20Q^2 P= 400-20Q TR=400Q - 20Q^2 π = TR - TC = (400Q - 20Q^2) - ( 500 + 20Q^2) π = 400Q - 40Q^2 - 500
  • 124. MAXIMUM PROFIT (1,500) (1,000) (500) - 500 1,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 MC Laba MR
  • 125. Maximum Profit Dasar - Q : TC = 500+20Q^2 P= 400-20Q TR=400Q - 20Q^2 π = TR - TC = (400Q - 20Q^2) - ( 500 + 20Q^2) π = 400Q - 40Q^2 - 500 (1) Max Profit MR = MC 400 - 40Q = 40Q 400 = 80 Q Q = 5 π5 = 400(5) - 40(5^2)-500 = 500 π6 = 400(6) - 40(6^2)-500 = 460 π4 = 400(4) - 40(4^2)-500 = 460 Maka : P=400-20(5)=300 TR=300(5)=1500 TC=500+20(5^2)=1000 π = 1500 - 1000=500 AC=500/5 + 20(5)=200 TC=5(200)=1000 MC MR Laba Q Q Rp Rp 500 5 5 MR=400-40(5)=200 MC=40(5)=200 200
  • 126. MINIMUM AVERAGE COST (2) Min Cost MC=AC AC=TC/Q AC=500/Q+20Q MC=AC 40Q=500/Q+20Q 20Q=500/Q 20Q2=500 Q2=500/20 Q2=250 Q=5 AC5 = 500/5+20*5 =200 AC6 = 500/6+20*6 =203 AC4 = 500/4+20*4 =205 AC MC Q Rp
  • 127. MAX TR (3) Max TR MR = 0 400 - 40Q =0 400 = 4Q Q = 10 TR10 = 400(10)-20*(10^2) = 2000 TR11 = 400(11)-20*(11^2) = 1980 TR9 = 400(9)-20*(9^2) = 1980 TR Q Rp 10 2000
  • 128. MAK PROFIT – DASAR PDasar P : Q = 20 - 0.05P TR = 20P - 0.05P^2 MR = 20 - 0.1P Catatan : TC = 500 + 20Q^2 500 20 25 1000 TC = 500 + 20(20 - 0.05P)^2 500 20 25 1000 TC = 500 + 20 (400 + (0.05P)^2 - 2P) 500 20 25 1000 TC = 500 + 20 (400 + 0.0025P^2 - 2P) 500 20 25 1000 TC = 500 + 8000 + 0.05P^2 - 40P) 500 8000 4500 -12000 1000 TC = 8500 + 0.05P^2 - 40P 8500 4500 -12000 1000 MC = 0.1 P - 40 (1) Max Profit MR=MC 20 - 0.1P = 0.1P - 40 60 = 0.2P P = 300 Q = 20 - 0.05(300) = 5 π = TR - TC π = (20P - 0.05P^2) - (8500+0.05P^2 - 40P) π = 20P - 0.05P^2 - 8500 - 0.05P^2 + 40P π = 60P - 0.1P^2 - 8500 P Q π 300 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =500 300 5 π 280 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =460 280 6 π 320 = 60(300) - 0.1 (300)^2 - 8500 =460 320 4
  • 129. MIN COST & MAX TR – DASAR P (2) Max TR (2) Min Cost MR=0 MC=AC MR = 20 - 0.1P AC=TC/Q 20 - 0.1P = 0 AC=500/Q+20Q 20 = 0.1P MC=AC P = 200 40Q=500/Q+20Q Q = 20 - 0.05P 20Q=500/Q Q=20 -.0.05(200) = 10 20Q2=500 Q2=500/20 TR = 20P - 0.05P^2 Q2=250 TR 200 = 20(200) - 0.05(200)^2 = 2000 Q=5 TR 210 = 20(210) - 0.05(210)^2 = 1995 AC5 = 500/5+20*5 =200 TR 190 = 20(190) - 0.05(190)^2 = 1995 AC6 = 500/6+20*6 =203 AC4 = 500/4+20*4 =205
  • 130. 10. Monopoly 4. Allocative inefficiency and income redistibution B MC=AC P Pc QQc Q Qm A DC Consumter surplus Monopoly (ABPm) Q Pm Deadweight Loss (BCD) Income Transfer (PmBCPe) Asumsi : MC dan AC constant pd berbagai Q Allocative inefficiency
  • 131. 4. Allocative inefficiency and income redistibution • Berdasarkan gambar diatas, diasumsikan MC dan AC konstan pd berbagai tingkat output (Q) • Maksimium profit dicapai pd Qm dan Pm yaitu pd posisi MR=MC • Dengan mengikuti harga pasar persaingan yaitu sebesar Pc, maka penjualan meningkat menjadi Qc (lebih besar dr Qm). • Surplus konsumen meningkat menjadi ADPc (lebih besar dari ABPm) • Jadi dgn monomopoly, terjadi redistribusi income dr konsumen ke produsen, sedangkan BDC sebagai daerah inefisiensi atau hilangnya suplus konsumen dari dari monopoli. 10. Monopoly
  • 132. 10. Monopoly 5. Technical inefficiency and rent seekin Q B C Pm Rp MR Pc Qc MC=AC Economic profit Rent seeking D A Technical efficiency Qm
  • 133. 5. Technical inefficiency and rent seekin • Technical efficiency dan rent seeking merupakan bagian dari surplus konsumen yang hilang bila harga ditentukan pada Pc • Economic profit sebagai redistribution income dari konsumen ke pemilik perusahaan • BDC sebagai bagian yg menciptakan alokasi inefisiensi bagi monopoli, karena tdk ada tambahan produktivitas dari produk baru 10. Monopoly
  • 134. 10. Monopoly 6. Relevance of perfect copetition and monopoly • Perfect competition dan monopoly keduanya masih relevan digunakan sebagai model ekonomi yang banyak dunakan dalam menilai kinerja industri, maupun dalam penentuan kebijakan pemerintah.
  • 135. Price Discrimination 1. Tingkat pertama (first-degree price discrimination), membedakan harga pada tiap titik kelas konsumen, sehingga surplus konsumen terserap sepenuhnya 2. Tingkat dua (second-degree price discrimination), membedakan harga pada kelompok konsumen tertentu, sehingga surplus konsumen sebagian dapat diserap. Perbedaan harga pada kurva demand yang sama 3. Tingkat tiga, membedakan harga pada kelompok konsumen dimana perusahaan memperoleh keuntungan maksimum (harga pada kondisi MR=MC). Perbedaan harga pada kurva deman yang berbeda
  • 136. • Diskriminasi harga tingkat satu dan dua : Q 302010 D P 15 10 5 • Diskriminasi harga tingkat satu, perbedaan harga sepanjang kurva deman, sehingga tidak ada lagi surplus konsumen • Diskriminasi harga tingkat dua, membedakan harga pada konsumen tertentu misalnya P=15 dengan Q=10, dan P=10 dengan Q=20 Price Discrimination
  • 137. • Diskriminasi harga tingkat tiga, membedakan harga pada pasar yang yang berbeda (kurva demand berbeda), sehingga penjualan disetiap pasar akan diperoleh MR=MC (keuntungan maksimum) • Contoh : Q1 = 120 – 10P1 atau P1 = 12 – 0.1 Q1, MR1 = 12 – 0.2 Q1 Q2 = 120 – 20P2 atau P2 = 6 – 0.05 Q2, MR2 = 6 – 0.1 Q2 TC = 90 + 2Q, MC = 2 • Dengan menentukan MR1=MC dan MR2=MC, maka diperoleh : MR1 = MC 12-0.2Q1 = 2  Q1 = 10/0.0.2 = 50 MR2 = MC 6-0.1Q2 = 2  Q2 = 4/0.1 = 40 • Maka : P1 = 12-0.1(50) = 7 P2 = 6- 0.05(40) = 4 • Sehingga TR = P1Q1 + P2Q2 = 7(50) + 4(40) = 350 + 160 = 510 • TC = 90 + 2 (50+40) = 270 • Π = TC – TR = 510 – 270 = 240 (Laba dengan diskriminasi harga) Price Discrimination
  • 138. • Jika tidak terdapat diskriminasi harga maka perusahaan menjual produk tersebut dengan harga yang sama antara kedua pasar (P1 = P2 + P) Q = Q1 + Q2 Q = (120 – 10P1) +( 120- 20P2 ) Q 240 – 30 P P = 8 – 0.033 Q • Sehingga : TR = 8Q – 0.033^2 Q, MR = 8 - 0.067Q TC = 90 +2Q, MC = 2 • Max profit : MR = MC 8 – 0.067Q =2 6 = 0.067Q Q = 89.96 = 90 • P = 8 – 0.033 (90) P = 8 – 2.997 P = 8 – 3 = 5 • TR = 5 (90) = 450 , dan TC = 90 + 2(90) = 270, • Sehingga π = 450 – 270 = 180 (Laba tanpa diskriminasi harga) • Jika tidak ada diskriminasi harga maka keuntungan lebih kecil 180 (sebelum diskriminasi harga) dibanding 240 (setelahdiskriminasi harga ). Price Discrimination
  • 139.
  • 140.
  • 141.
  • 142.
  • 144. 11. Monopolistic competition • Cracteristic • Profit-maximizing price and output in the short run • Profit-maximizing price and output in the long run • Evaluation of monopolistic competition
  • 145. Cracteristic • Banyak pembeli dan penjual • Kegiatan penjual secara individual tidal berpengaruh secara siginifikan terhadap penjual lainnya • Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar
  • 146. Profit-maximizing price and output in the short run MC AC D MR Q P Pc Qc Catatan : Keseluruhan perusahaan memiliki kurva permintaan dan kurva biaya yang hampir sama
  • 147. Profit-maximizing price and output in the long run MC AC D MR Q P Pc Qc Catatan : Dalam jangka panjang P sama dengan AC dan tidak ada keuntungan ekonomi. Tidak incentive bagi perusahaan baru. Perusahaan yang ada hanya memperoleh return yang normal dan perusahaan yang ada tidak bersedia keluar pasar.
  • 148. Evaluation of monopolistic competition • Monopolistic competition sering mengalami inefiensi operasi seperti digambarkan pada gambar diatas (kondisi keseimbangan jangka panjang) • Demand yang dihadapi perusahaan tidak horizontal seperti pada perfect competition tetapi kurva demand yang menurun, sehingga tidak dapat mencapai AC yang minimum. • Disinilah pentingnya monopolistic melakukan generic brands karena banyak pembeli bersedia membayar harga extra untuk itu. • Efisiensi operasi monopolistic tergantung pada bagaimana mendapatkan benefit dari product differentiation dan tambahan biaya atas produk tsb
  • 149.
  • 151.
  • 153.
  • 154.
  • 155.
  • 156.
  • 157.
  • 158.
  • 159.
  • 160.
  • 162. Oligopoly • Characteristics • Price regidity : the kinked demand model • Interdependence : the cournot model (Duopoly dan oligopoly) • Cartels and collution (collution and cheaters) • Price leadership (dominant firm price leadership and barometric price leadership)
  • 163. Characteristics • Beberapa penjual dan banyak pembeli • Produk bisa homogen atau juga berbeda dengan lainnya • Masuk dan keluar pasar sulit
  • 164. Price regidity : the kinked demand model Q1=Lebih Elastis(-2P) Q2= Kurang Elastis (0.5P) Q1=100-2P MR1=100-4P Q2=30-0.5P MR2=30-P Q P=50-0.5Q MR1=50-P P=60-2Q MR2=60-4P 50 50 60 60 -0.5 -1 -2 -4 D1 MR1 D2 MR2 1 49.5 49 58 56 2 49 48 56 52 3 48.5 47 54 48 4 48 46 52 44 5 47.5 45 50 40 6 47 44 48 36 7 46.5 43 46 32 8 46 42 44 28 9 45.5 41 42 24 10 45 40 40 20 11 44.5 39 38 16 12 44 38 36 12 13 43.5 37 34 8 14 43 36 32 4 Catatan : - Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis) - Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam - Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah
  • 165. Oligopoli - Kinked Demand curva 0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Quantity D1 M R1 D2 M R2 Price regidity : the kinked demand model Catatan : - Terdapat 2 kurva demand dan 2 kurva MR (lebih elastis dan kurang elastis) - Pada kurva D lebih elastis, bila ada penjual menaikkan P maka penjual lainnya tidak mengikuti, sehingga Q menurun tajam (harga regidity atau kaku pd titik keseimbangan - Sebaliknya pada kurva D kurang elastis, bila penjual menurunkan P maka penjual lainnya ikut turun sehingga Q hanya sedikit bertambah D2 MR1 MR2 D1
  • 166. Price regidity : the kinked demand model P1 Q2’ P2 Q2Q1 Q P d D
  • 167. Price regidity : the kinked demand model Q D2 MR2 MR1 D1 Qk a MC’ Pk b P b a MC MC” Catatan : -Perubahan MC ke MC’ dan ke MC” akan tetap memberikan keuntungan maksimum karena MR = MC, kecuali bila pergeseran MCdiluar batas titik a dan b
  • 168. Interdependence : the cournot model (Duopoly) • Antara penjual saling tergantung, dan masing-masing perusahaan memilih memproduksi pada profit maximum (MR=MC) • Asumsi duopoli memiliki output yg sama, tidak melakukan perubahan output dan masing-masing constan outputnya. • Contoh : P=950-Q, TR=950Q-Q^2, MR=950-2Q AC konstan $50, sehingga MC=50 MR=MC 950-2Q =50 900 = 2Q Q=450
  • 169. Interdependence : the cournot model (Duopoly) • Dalam hal duopoli maka 2 perusahaan akan memproduksi : • Untuk Q1 : P1=950-Q1-Q2, TR1= 950Q1 – Q1^2 – Q2Q1, MR1=950-2Q1-Q2 MC =50 MR1=MC 950-2Q1-Q2 =50 900 – 2Q1 – Q2 = 0 900 – Q2 = 2Q1 Q1 = 450 – 0.5Q2 • Untuk Q2 P2=950-Q1-Q2, TR2= 950Q2 – Q^2 – Q1Q2, MR2=950-2Q2-Q1 MC =50 MR2=MC 950-2Q2-Q1 =50 900 – 2Q2 – Q1 = 0 900 – Q1 = 2Q2 Q2 = 450 – 0.5Q1
  • 170. Interdependence : the cournot model (Duopoly) • Subtitusi Utk Q1: Q1 = 450 -0.5Q2 Q1 = 450 – 0.5(450-0.5Q1) Q1= 450 – 225 – 0.25Q1 0.75 Q1 = 225 Q1 = 225/0.75 = 300 • Subtitusi Utk Q2: Q2 = 450 -0.5Q1 Q2 = 450 – 0.5(450-0.5Q2) Q1= 450 – 225 – 0.25Q2 0.75 Q2 = 225 Q2 = 225/0.75 = 300 Q2 300 Firm #1 300 450 900 900450 Q1 Firm #2
  • 171. Interdependence : the cournot model (Duopoly) • The cournot model with n firms : • Cournot oligopoli, diformulasikan : Qn = Qc(n/(n+1), n = jumlah perusahaan Q2 = 900 (2/(2+1) = 900(2/3) = 600 • Sehingga Q, P, dan π ountuk oligopoli model Cournot dapat sajikan dalam tabel berikut ini : Jumlah Output (Q) Price (P) Profit (TR-TC) Firm (n) 900 P=950-Q AC=50 1 450 500 202,500 2 600 350 180,000 4 720 230 129,600 8 800 150 80,000 16 847 103 44,844 32 873 77 23,802 64 886 64 12,270 128 893 57 6,230 1000 899 51 808 Qn=Qc(n/(n+1) Qc=900 n = Jumlah firm
  • 172. Cartels and collution(collution and cheaters) • Benefit dari cheating dari kesepakatan dalam kolusi : d D Q $ P1 P2 Q1 MC=AC Q2 e c b g f a Catatan : - Secara individu perusahaan menetapkan harga P1 dan Q1, tetapi dengan kolusi menetapkan harga lebih rendah pada P2 dan demand Q2, sehingga terdapat benefit - Benefit yg diperoleh adalah selisih antara tambahan keuntungan (befg) lebih besar dari hilangnya keuntungan (aeP1P2) Demand individu (kurang elastis) Demand asosiasi kolusi (lebih elastis) Harga yg disepakti oleh secara kolusi
  • 173. Price leadership (dominant firm price leadership and barometric price leadership) • Dominant firm price leadershi Q MR-L 0 PL Po QL P QT D - Leader ∑MC - Follower D - Total MC-Leader Catatan : - Jika harga Po maka perusahaan kecil (follower) akan memperoleh total demand sementara perusahaan besar (leader) tidak dapat menjual karena tidak ada kelebihan demand lagi (diserap oleh perusahaan kecil seluruhnya) - Dengan harga PL, maka perusahaan leader akan memperoleh profit maximum dengan QL - Dengan harga PL maka perusahaan kecil akan menjual dengan jumlah QT – QL dan perusahaan follower tidak memperoleh laba maximum
  • 174. • Barometric price leadership Penentuan harga mengarah pada bukan perusahaan dalam oligopoli tetapi karena faktor lain diluar perusahaan misalnya ; • Meningkatnya upah buruh karena tuntutan SP • Meningkatnya harga BBM, dll • Perubahan kondisi pasar menentukan perubahan harga, dan perubahan harga ini tidak sama antara perusahaan, tergantung pada fungsi perusahaan dalam price leader Price leadership (dominant firm price leadership and barometric price leadership)
  • 175.
  • 176.
  • 177.
  • 178.
  • 179.
  • 180.
  • 181.
  • 182.
  • 183.
  • 184.
  • 185.
  • 186.
  • 188.
  • 189.
  • 190.
  • 191.
  • 192.
  • 193.
  • 194.
  • 195. 13_Harga dan Penggunaan Faktor Produksi
  • 196.
  • 197.
  • 198.
  • 199.
  • 200.
  • 201.
  • 202.
  • 203.
  • 204.
  • 205.
  • 206.
  • 207.
  • 208.
  • 209. 14_Keseimbangan umum dan teori ekonomi kesejahteraan
  • 210. Ekuilibrium Umum dan Teori Ekonomi Kesejahteraan • Ekuilibrium Umum • Yang dimaksud dengan keseimbangan umum dalam pasar mampu menjadi alat distribusi kesejahteraan melalui tercapainya keseimbangan antara harga dan kuantitas diseluruh pasar industri secara simultan atau umum. • Mekanisme pasar mampu menjadi alat distribusi kesejahteraan melalui distribusi pertukaran. • Lewat pertukaran tersebut terjadi distribusi kekayaan dan atau pendapatan dengan pembayaran atas penggunaan faktor produksi dan atau pembelian barang dan jasa. • Yang menjadi masalah adalah bahwa proses tercapainya keseimbangan tersebut diasumsikan berlangsung dalam satu pasar yang terisolasi dengan pasar lainnya. Padahal dalam kenyataannya tidak demikian. • Keadaan di pasar yang satu mempengaruhi pasar lainnya. • Jika perusahaan-perusahaan dari industri lain ( terutama yang mengalami kerugian ) untuk memasuki industri sepatu. Proses masuk keluar tersebut berhenti pada saat seluruh perusahaan dalam seluruh industri menikmati laba normal.
  • 211. Model keseimbangan umum yang paling sederhana digambarkan dalam diagram berikut : Diagram 13.1 Model Keseimbangan Umum (simultan) Sederhana (a)Industri Garmen (b) Industri Sepatu
  • 212. Keseimbangan umum  Dalam perekonomian diasumsikan hanya ada dua industri, sebut saja industri pembuatan pakaian jadi ( garmen ) dan sepatu. Struktur pasar adalah persaingan sempurna. Keseimbangan awal masing-masing industri pada titik A ( Pg) dan B ( Ps ,Qs ) dimana setiap perusahaan dalam setiap industri hanya menikmati laba normal ( kurvaAC = kurva permintaan ).  Jika industri garmen menghadapi peningkatan permintaan ( kurva Dg), harga meningkat ke Pg ( dengan output ) yang menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri garmen menikmati laba super normal.  Sementara itu industri sepatu mengalami penurunan permintaan sehingga harga turun dari Ps ke Ps. Perusahaan-perusahaan dalam industri sepatu mengalami kerugian ekonomi.  Hal ini ditambah dengan adanya laba super normal pada industri garmen, memotivasi perusahaan-perusahaan dalam industri sepatu meninggalkan industri tersebut dan memasuki industri garmen.  Akibatnya penawaran di industri garmen meningkat ke Sg yang mengakibatkan harga turun kembali ke Pg dengan jumlah output Qg
  • 213. Keseimbangan umum  Perusahaan-perusahaan dalam industri garmen akhirnya hanya menikmati laba normal. Dalam industri sepatu, karena ada ( banyak ) perusahaan yang pergi, kapasitas produksi menurun.  Akibatnya penawaran menurun ke Ss yang mendorong harga naik kembali ke Ps dengan output Qs. Perusahaan-perusahaan yang masih bertahan dalam industri sepatu mengalami perbaikan, sehingga dapat kembali menikmati laba normal.  Jika kedua industri telah mencapai keseimbangan , perekonomian dikatakan telah berada dalam keseimbangan umum.  Penjelasan diatas menunjukan bahwa dalam perekonomian dua pasar bila satu pasar mencapai keseimbangan, maka pasar yang satunya juga mencapai keseimbangan. Prinsip ini dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas.  Dalam suatu perekonomian yang terdiri dari n pasar, jika n-1 pasar berada dalam keseimbangan, maka pasar ke n akan mengalami keseimbangan. Pernyataan ini disebut sebagai hukum Walras ( Walras Law ).
  • 214. EFISIENSI PERTUKARAN ( AFFICIENCY IN EXCHANGE )  Perkonomian dikatakan efisien jika individu-individu dalam perekonomian ( konsumen – produsen ) telah berada dalam kondisi keseimbanagan, melalui mekanisme pertukaran.  Dengan kata lain perekonomian telah berjalan efisien bila : a) Terjadi mekanisme pertukaran yang efisien ( effisiency in exchange ) b) Produksi berjalan efisien (effisiency in production) Model Pertukaran Edgeworth ( Edgeworth Box )  Menurut Alfred Pareto, alokasi sumber daya dikatakan efisien bila barang dan jasa yang tidak dapat direalokasikan (reallcated ) antar konsumen tanpa membuat salah satu konsumen dirugikan ( tingkat kepuasan menurun ).  Prinsip ini disebut prinsip Optimalisasi Pareto ( Pareto efficiency ). Untuk dapat memahami pernyataan diatas, kita menyusun sebuah model ekonomi sederhana.  Dalam perekonomian dirumuskan hanya terdapat dua individu, A dan B, dan juga dua barang, pakaian (X) dan makanan (Y).  Pakaian dan makanan didistribusikan antara A dan B seperti yang digambarkan dalam diagram 13.2.a dan 13.2.b, dimana A memiliki pakaian sebanyak Xa dan makanan sebanyak Ya. B memiliki pakaian sebanyak Xb dan makanan sebanyak Yb.  Dari informasi tersebut dapat disusun kotak pertukaran Edgeworth (Edgeworth Box), seperti pada diagram 13.2.c, dimana D merupakan titik kepemilikan awal ( initial and owmen), titik dimulainya pertukaran antara A dan B.
  • 215. Konsturksi kotakPertukaran Edgeworth ( Edgeworth Box ) (c) Pakaian dan makanan milik C
  • 216. Efisiensi pertukaran  Dengan kotak Edworth kita dapat menganalisis proses pertukaran antar individu dalam perekonomian sampai mereka mencapai kondisi efisien.  Titik D dalam diagram 13.3 menunjukan kepemilikan awal ( initial endowmen ) A dan B. Preferensi A digambarkan dengan kurva indeferensi A, sedangkan preferensi B, kurva indiferens B.  Dengan slove masing-masing kurva indiferensi terlihat perbedaan MRS yx ( berapa jumlah Y yang harus dikorbankan untuk memperoleh tambahan konsumsi 1 unit X ) yang memungkinkan terjadi pertukaran. Tujuan pertukaran dalah meningkatkan kepuasan masing-masing individu.  Secara grafis hal itu ditunjukan dengan letak kurva indiferensi A, dimana A < A < A dan seterusnya. Demikian juga B <B <B dan seterusnya. Bagi A, pertukaran akan menguntungkan jika kepuasannya meningkat ( ditunjukan oleh kurva A yang berada disebelah kanan atasnya ).  Sebaliknya bagi B pertukaran akan menguntungkan jika kepuasan meningkat ( kurva B yang berada di sebelah bawahnya ).
  • 217. MRSyx A = MRSyx B=….=MRSyx Z= Py/Px
  • 218.  Kondisi seperti digambarkan dalam persamaan (13.1), dalam diagram 13.3 ditunjukan misalnya oleh titik-titik E, F, G.  Pada titik tersebut slove kurva indiferensi A adalah sama dengan slove kurva indiferensi B, yaitu pada saat kurva indiferensi A bersinggungan dengan kurva indiferensi B ( selama kurva indeferensi A dan B masih saling berpotongan, pertukaran masih dapat terus dilakukan ).  Kombinasi tak terhingga dari berbagai kemungkinan keseimbangan digambarkan oleh garis OAOB yang disebut kurva kontrak (contrac curve) yaitu kurva lokus ( tempat kedudukan ) titik-titik keseimbangan Pareto sebagai hasil pertukaran antar individu.
  • 219. EFISIENSI PRODUKSI (EFFICIENCY IN PRODUCTION)  Produksi dikatakan efisien bila penggunaan faktor produksi maupun penjualan output sudah efisien.  Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi (input effisiency): Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis bila faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi output yang satu tidak dapat direalokasikan untuk menambah output yang lain tanpa mengurangi produksi output yang bersangkutan.  Untuk lebih memahaminya, model Edgeworth ( pada diagram 13.3 ) dapat diadaptasi dengan mengasumsikan bahwa output dalam perekonomian terdiri atas pakaian (X) dan makanan (Y), sedangkan faktor produksi yang digunakan adalah mesin (K) dan tenaga kerja (L).  Harga penggunaan satu faktor produksi mesin adalah r, sedangkan harga penggunaan seorang tenaga kerja adalah w. Kurva X1, X2,X3 adalah isokuan untuk pakaian dimana X1< X2< X3. Kurva Y1, Y2, Y3 adalah isokuan untuk makanan dimana Y1<Y2<Y3 (diagram 13.4).  Titik-titik A,B,C adalah beberapa kombinasi penggunaan faktor produksi yang efisien karena MRTSIk untuk memproduksi pakaian sama dengan MRTSIk untuk memproduksi makanan.
  • 221.  Bila perusahaan beroperasi dalam pasar factor produksi persaingan sempurna, keseimbangan tercapai bila MRTSlk sama dengan rasio harga ke dua factor produksi ( MRTAlk = w/r ).  Karena dalam perekonomian ada lebih dari satu perusahaan yang beroperasi, kondisi efisien pareto tercapai apabila: ( MRTS lk X = MRTS lk Y = ….. = MRTS lk A = w/r Lokus titik – titik keseimbangan Pareto dari penggunaan factor produksi jugadisebut kurva kontrak ( contract curve ), yang dalam diagram 13.4 digambarkan oleh garis OxOy.  Dari kurva OxOy dapat dikonstruksi kurva batas kemungkinan produksi ( production Possibilities Frontier disingkat PPF ), seperti pada diagram 13.5 di bawah ini. Kurva PPF merupakan kurva yang menunjukan berbagai kemungkinan kombinasi produksi yang efisien,dengan jumlah factor – factor produksi ( tenaga kerja dan mesin ) yang digunakan tidak berubah ( tetap ).
  • 222.
  • 223.  Kurva PPF menurun dari kanan atas ke kiri bawah ( downward slopely ) karena adanya masalah ekonomi ( kelangkaan ). Untuk menambah produksi 1 unit pakaian ( X ),maka sejumlah makanan ( Y ) harus dikorbankan.  Begitu sebaliknya. Karena itu sudut kemiringan kurva PPF menggambarkan derajat tranformasi marjinal makanan untuk pakain ( marginal rete of transformation atau MRT yx), yang menggambarkan berapa unit barang Y ( makanan ) harus dikorbankan untuk menambah produksi 1 unit barang X ( pakaian ).  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa titik A biaya marjinal untuk memproduksi pakaian relative lebih rendah dibandingkan titik C. Sebaliknya, di titik A biaya marjinal memproduksi makanan lebih tinggi dibandingkan di titik C.  Dengan demikian sebenarnya dapat dikatakan bahwa titik – titik singgung sepanjang kurva PPF merupakan rasio antara biaya marjinal memproduksi makanan dengan biaya marjinal memproduksi pakaian.  a)Efisiensi Output ( output efficiency )Sebuah perekonomian dikatakan mencapai efisiensi output (efficiency in output) bila: • Barang dan jasa diproduksi dengan biaya paling rendah ( minimum cost ) • Produsen mencapai keseimbangan ( producer’s equilibrium ), dimana MRT yx= Px/Py • Barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapaikeseimbangan konsumen ( consumer’s equilibrium ), dimana MRSyx = Px/Py. • Kondisi diatas dapat dijelaskan dalam diagram 13.6 berikut ini.
  • 224.
  • 225. Kondisi Keseimbangan  Dalam diagram di atas kondisi keseimbangan tercapai di titik D, pada titik persinggungan kurva PPF dengan kurva indiferensi masyarakat ( U1 ), dengan kombinasi output ( X0,Y0 ).  Pada saat itu rasio harga factor produksi digambarkan oleh garis Px*Py*. Di titik tersebut konsumen mencapai keseimbangan karena MRS yx = Py / Px.  Produsen juga mencapai keseimbangan karena MRTSlk = w/r. Di luar titik D, keseimbangan simultan tidak akan terjadi. Di titik D, jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan jumlah barang yang ingin ditawarkan produsen.  Keseimbangan Ekonomi Secara Umum ( general equilibrium ) akan tercapai untuk semua barang yang ada dalam perekonomian, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada saat itu MRTYx = MRS yx.
  • 226. Teori Ekonomi Kesejahteraan • Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. • Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. • Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. • Terdapat dua jenis ekonomi kesejahteraan, yaitu ekonomi kesejahteraan konvensional dan ekonomi kesejahteraan syariah. • Ekonomi kesejahteraan konvensional hanya menekankan pada kesejahteraan material saja, dengan mengabaikan kesejahteraan spiritual dan moral. • Ekonomi kesejahteraan syariah bertujuan mencapai kesejahteraan manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan moral. • Konsep ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, tetapi juga nilai moral dan spiritual, nilai sosial dan nilai politik Islami. • Dengan demikian ekonomi kesejahteraan syariah mempunyai konsep lebihkomprehensif (Mannan, 1970:358). Namun yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai ekonomi kesejahteraan konvensional.
  • 227. Teori Ekonomi Kesejahteraan • Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara (Mikhael Huda:2000). • Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. • Seperti ilmu ekonomi tenaga kerja, sejarah perekonomian, perdagangan internasional, moneter serta ekonomi makro. Setiap ilmu ekonomi positif mencoba menjelaskan berbagai fenomena empirik (Allan M. Feldman: 2000). • Jadi dari pengertian di atas bisa kita temukan bahwa ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal. • Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Yang mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.
  • 228. Teori Ekonomi Kesejahteraan • Keadaan pasar yang begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar. • Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau tidaknya kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan. Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai. • Ilmu ekonomi kesejahteraan memulihkan hubungan antara pasar yang kompetitif dan optimalitas. Sehingga pasar kompetitif menjadi sempurna. Sisi praktis dari ilmu ekonomi kesejahteraan memulihkan kesenjangan antara pasar privat yang sempurna dengan realitas adanya eksternalitas dan barang publik (Allan M. Feldman: 2000). • Sehingga persaingan pasar yang tidak sempurna akan menjauhkan terewujudnya ekonomi untuk kesejahteraan. Mekanisme pasar sangat penting untuk menwujudkan ekonomi kesejahteraan. Dan kesulitan yang ditemukan adalah bagaimana mewujudkan itu, karena ada ekternalitas dan barang publik yang kemudian harus diperhatikan.
  • 229. Teori Ekonomi Kesejahteraan • Eksternalitas akan membawa dua dampak, yakni dampak positif dan dampak negatif. Ekternalitas yang merupakan salah satu indikator terjadinya pasar persaingan sempurna perlu dicermati dalam perwujudan ekonomi kesejahteraan. • Karena pembahasan ekonomi kesejahteraan akan terus berbicara bagaimana semuanya berjalan secara optimal dan pasar yang begitu kompetitif berjalan secara sempurna. • Sehingga ketika pasar tidak berjalan sempurna maka akan semakin sulit pula mewujudkan ekonomi kesejahteraan.
  • 230. Pengertian Ekonomi Kesejahteraan • Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982). • Ekonomi kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002). • Ekonomi kesejahteraan mencoba untuk memaksimalkan tingkatan dari kesejahteraan sosial dengan pengujian kegiatan ekonomi dari individu yang ada dalam masyarakat. Kesejahteraan ekonomi mempunyai kaitan dengan kesejahteraan dari individu, sebagai lawan kelompok, komunitas, atau masyarakat sebab ekonomi kesejahteraan berasumsi bahwa individu adalah unit dasar pengukuran. • Ekonomi kesejahteraan juga berasumsi bahwa individu merupakan hakim terbaik bagi kesejahteraan mereka sendiri, yaitu setiap orang akan menyukai kesejahteraan lebih besar daripada kesejahteraan lebih kecil, dan kesejahteraan itu dapat diukur baik dalam terminologi yang moneter atau sebagai suatu preferensi yang relatif. • Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari kesejahteraan semua individu di masyarakat. • Kesejahteraan dapat diukur baik secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam terminologi nilai guna yang relatif. • Metoda kardinal jarang digunakan sekarang ini oleh karena permasalahan agregat yang membuat ketelitian dari metoda tersebut diragukan. Ada dua sisi dari ekonomi kesejahteraan, yaitu efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan. Efisiensi ekonomi adalah positif, distribusi pendapatan adalah jauh lebih normatif.
  • 231. Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional • Pada Teori ekonomi kesejahteraan ada dua pendekatan yang dapat diambil, yaitu pendekatan Neo-Klasik dan pendekatan ekonomi kesejahteraan yang baru (modern). • Pendekatan Neo-klasik telah dikembangkan oleh Pigou, Bentham, Sidgwich, Edgeworth, dan Marshall. • Pendekatan Neo-Klasik berasumsi bahwa nilai guna merupakan kardinal dan konsumsi tambahan itu menyediakan peningkatan yangsemakin kecil dalam nilai guna (diminishing marginal utility). • Pendekatan Neo-Klasik lebih lanjut berasumsi bahwa semua individu mempunyai fungsi nilai guna yang serupa, oleh karena itu hal tersebut mempunyai makna untuk membandingkan nilai guna individu dengan nilai guna milik orang lain. • Oleh karena asumsi ini, hal tersebut memungkinkan untuk membangun suatu fungsi kesejahteraan sosial dengan hanya menjumlahkan seluruh fungsi nilai guna individu.
  • 232. Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional • Kebanyakan ahli ekonomi menggunakan efisiensi Pareto, sebagai tujuan efisiensi mereka. Menurut ukuran ini dari kesejahteraan sosial, suatu situasi adalah optimal hanya jika tidak ada individu dapat dibuat lebih baik tanpa membuat orang lain lebih buruk. Kondisi ideal ini hanya dapat dicapai jika empat kriteria dipenuhi. • Rata-rata marginal substitusi dalam konsumsi harus identik untuk semua konsumen (tidak ada konsumen dapat dibuat lebih baik tanpa membuat konsumen yang lain lebih buruk). • Rata-rata transformasi di dalam produksi harus identik untuk semua produk (adalah mustahil meningkatkan produksi setiap barang baik tanpa mengurangi produksi dari barang-barang yang lain). • Biaya sumber daya marginal harus sama dengan produk pendapatan marginal untuk semua proses produksi (produk fisik marginal dari suatu faktor harus sama dengan semua perusahaan yang memproduksi suatu barang).
  • 233. Pendekatan Ekonomi Kesejahteraan Konvensional • Rata-rata marginal substitusi konsumsi harus sama dengan rata-rata marginal transformasi dalam produksi (proses produksi harus sesuai dengan keinginan konsumen). • Ada sejumlah kondisi yang kebanyakan ahli ekonomi setuju untuk diperbolehkan tidak efisien meliputi: struktur pasar yang tidak sempurna (seperti monopoli, monopsoni, oligopoli, oligopsoni, dan persaingan monopolistik), alokasi faktor tidak, kegagalan pasar dan eksternalitas, diskriminasi harga, penuruanan biaya rata-rata jangka panjang, beberapa jenis pajak dan tarif. • Untuk menentukan apakah suatu aktivitas sedang menggerakkan ekonomi ke arah efisiensi Pareto dua uji kompensasi telah dikembangkan, setiap perubahan pada umumnya membuat sebagian orang lebih baik selama membuat orang yang lain tidak lebih buruk, maka uji ini menanyakan apa yang akan terjadi jika pemenang mengganti kompensasi kepada yang kalah.
  • 234. Ukuran Kesejahteraan • Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. • Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (www.menkokesra.go.id). • Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). • Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.
  • 235. Ukuran Kesejahteraan • Ukuran tingkat kesejahteraan manusia selalu mengalami perubahan. Pada 1950-an, sejahtera diukur dari aspek fisik, seperti gizi, tinggi dan berat badan, harapan hidup, serta income. • Pada 1980-an, ada perubahan di mana sejahtera diukur dari income, tenaga kerja, dan hak-hak sipil. Pada 1990-an, Mahbub Ul-Haq, sarjana keturunan Pakistan, merumuskan ukuran kesejahteraan dengan yang disebut Human Development Index (HDI). • Dengan HDI, kesejahteraan tidak lagi ditekankan pada aspek kualitas ekonomi-material saja, tetapi juga pada aspek kualitas sosial suatu masyarakat. • Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur. • Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. • Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah.
  • 236. Ukuran Kesejahteraan • Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut: W = W (Y, I, P)  Dimana: Y adalah pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P adalah kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang berbeda, dan harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan negara berkembang. • Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapita, namun berhubungan negatif dengan kemiskinan.
  • 237. Kriteria Pareto  Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto.  Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.  Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan pareto efficient.  Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan suatu kebijakan ekonomi.  Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa membuat pihak lain worse off.  Pareto efficient adalah sebuah kondisi di mana tidak dimungkinkan lagi adanya perubahan yang dapat mengakibatkan pihak yang diuntungkan (bettering off) tanpa menyebabkan pihak lain dirugikan (worsening off).
  • 238. Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto • Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu pertama pareto optimal. • Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang atau kelompok pasti akan mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain. • Kedua, pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan orang lain. • Ketiga, pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan tertinggi dari orang lain.
  • 239. Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto • Menurut teori pareto tersebut, ketika kondisi kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada kondisi pareto optimal maka tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan. • Kelemahan dari konsep Pareto Optimal adalah tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang mendasar dari distribusi dan redistribusi. • Ekonomi kesejahteraan konvensional pada saat mempunyai masalah dalam alokasi dan mencoba memecahkan masalah alokasi tersebut berdasarkan pada pertimbangan nilai yang berubah-ubah dari alokasi tersebut. • Pertimbangan nilai yang berubah-ubah tersebut berlaku pada fungsi kesejahteraan konvensional. Pengertian ini bukan dasar yang kokoh dari ilmu ekonomi kesejahteraan (Chowdhury,1999).