Studi kasus menganalisis biaya penggunaan antipiskotik dan non-antipiskotik pada pasien skizofrenia di RSUD RA Kartini Jepara tahun 2016. Didapati bahwa biaya rata-rata terapi tertinggi adalah kombinasi risperidone, klozapin dan obat lain, sedangkan biaya terendah penggunaan diazepam. Studi ini bertujuan mengetahui biaya terapi rata-rata untuk membantu pengambilan keputusan pengobatan
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
CEA Kelompok 4.pptx
1. STUDI KASUS COST
ANALYSIS EFFECTIVENESS
PENGGUNAAN
ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN
SKIZOFRENIA POLI PSIKIATRI
DI RSUD RA KARTINI JEPARA
TAHUN 2016
2. Pendahuluan
Masalah gangguan jiwa
semakin meningkat dan
menimbulkan masalah-
masalah psikososial
maupun ekonomi, maka
ada kecenderungan
seseorang mengalami
skizofrenia
Skizofrenia merupakan
suatu sindrom heterogen
yang tidak teratur seperti
gangguan perilaku yang
aneh, delusi, halusinasi,
emosi tidak wajar, dan
gangguan fungsi psikososial
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Melatiani,
2013) pasien yang
mengalami skizofrenia
rawat inap di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta
tahun 2012 yaitu Rp
1.817.466
Menurut dr Rines Harlen
Theodora, Sp.KJ dokter
gangguan jiwa di rumah
sakit RA Kartini Jepara
beliau mengungkapkan
bahwa pasien dengan
gangguan jiwa di RSUD RA
Kartini Jepara yang
menjalani rawat jalan 1 hari
mencapai 50- 65 pasien
dengan rata-rata 1 bulan
mencapai 900 pasien. Dari
data tersebut 65% pasien
mengalami skizofrenia
2
3. Rumusan Masalah
Berapa biaya medik langsung
pada tiap pasien skizofrenia
poli psikiatri di RSUD RA
Kartini Jepara Tahun 2016?
Berapa biaya rata-rata
pengobatan antipsikotik dan
non antipsikotik pada pasien
skizofrenia poli psikiatri di
RSUD RA Kartini Jepara Tahun
2016?
3
4. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui biaya terapi rata-rata dari penggunaan
antipsikotik dan non antipsikotik pada pasien skizofrenia
poli psikiatri di RSUD RA Kartini Jepara Tahun 2016
4
5. Tinjauan Pustaka
1. Skizofrenia
• bentuk psikosa yang sering dijumpai sejak dahulu kala.
Keturunan
• Meskipun patogenesanya masih belum jelas
• Seseorang yang mengalami gangguan skizofrenia berarti
kesehatan jiwanya terganggu, padahal kesehatan jiwa adalah
unsur terpenting dalam kehidupan
• Gejala biasanya pertama kali terlihat saat remaja atau dewasa
muda dan sering kronik serta menetap
• Skizofrenia paling sering terjadi pada akhir masa remaja atau
dewasa awal dan jarang terjadi sebelum masa remaja atau
setelah usia 40 tahun
• Faktor pencetus stress diantaranya mencakup masalah dengan
keluarga maupun teman kerja, pekerjaan yang terlalu berat,
hingga masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi
pekembangan emosional
5
• Menurut Etiologi -> Keturunan, Endokrin, Metabolisme,
susunan syaraf pusat,
• Gejala-gejala primer ; Gagguan proses berfikir terutama
asosiasi, Gangguan afek dan emosi (penderita menjadi acuh
tak acuh), Gangguan kemauan, Gangguan psikomotor
• Gejala-gejala sekunder suatu keyakinan tentang suatu isi
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan Halusinasi
yaitu gangguan penerimaan panca indera tanpa ada
stimulus eksternal (halusinasi pendengaran, halusinasi
penciuman, halusinasi cita rasa, atau halusinasi singgungan)
• Jenis – jenis skizofrenia ; simplex, hebefrenik, katatonik,
paranoid, akut, residual dan skizo-afektif
• Diagnosa Kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSM-IV-TR
(Diagnostic and statistical) Manual of Mental Disorders, 4th
edition, Text Revision) adalah ; Delusi, Halusinasi Kekacauan
berbicara, Kebiasaan katatonik, Gejala negative, Disfungsi
social, Gangguan mood, Gangguan yang terjadi tidak
disebabkan oleh gangguan obat, Jika ada riwayat gangguan
yang berkembang maka gejala halusinasi dan delusi muncul
paling tidak selama 1 bulan
6. • Terapi
Terapi gangguan psikotik meliputi identifikasi dan penanganan
gejala problematik dan membantu pasien dan keluarga pasien
dalam mengatasi penyakit, gejala, dan penanganannya
Pasien dengan skizofrenia rentan kambuh jika obat dihentikan
secara mendadak atau tanpa pengawasan
Antiskizofrenia (Neuroleptika) dengan dosis yang efektif rendah
lebih bermanfaat pada penderita skizofrenia yang menahun,
dan dengan dosis yang efektif tinggi bagi penderita dengan
psikomotorik yang meningkat
Pasien dengan skizofrenia menahun neuroleptika diberikan
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dengan
dosis yang naik- turun sesuai dengan keadaan pasien
Obat antipsikotik dapat meringankan gejala seperti gangguan
berfikir, halusinasi, delusi serta mencegah kekambuhan
6
Antipsikotik dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan generasie kedua
(atypical).
Antipsikotik tipikal merupakan neuroleptik yang sangat poten
seperti flufenazin (Prolixin), haloperidol (Haldol), tiotiksen
(Navane), dan trifluoperazin, neuroleptik yang cukup poten
seperti Molindon (moban)dan loksapin, dan neuroleptik yang
kurang poten seperti klorpromazin dan tioridazin. Antipsikotik
titpikal efektif memblok reaksi dopamin di area reseptor dan
dapat menangani gejala positif (Patricia et al., 2014).
Antipsikotik atipikal merupakan antagonis serotonergik-
dopamin (serotonergic-dopamine antagonist, SDA) agens ini
terdiri dari risperidone (Risperdal), olanzapine (Zyprexa),
kuetiapin (Seroquel) dan ziprasidon. Klozapin menunjukkan
paling sedikit gejala ekstrapiramidal. Olanzapine (Zyprexa)
tersedia dalam bentuk sediaan oral dan injeksi,. Klozapin
merupakan antipsikotik atipikal yang paling efektif pada pasien
yang resisten terhadap terapi dan juga paling sedikit
menimbulkan efek samping. Antipsikotik atipikal digunakan
untuk mengatasi gejala positif dan negatif (Patricia, 2014).
7. 2. Farmakoekonomi
- Secara umum farmakoekonomi menyangkut gambaran dan analisis biaya obat bagi sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat
- Penelitian farmakoekonomi mengidentifikasi, mengukur, dan membandingkan biaya dan konsekuensi dari suatu produk dan pelayanan
kefarmasian
- Dengan menggunakan pendekatan farmakoekonomi maka dapat ditetapkan jenis obat dalam formularium rumah sakit dan asuransi
kesehatan, jenis obat yang dapat dikembangkan oleh industri farmasi, dan jenis obat untuk pasien dengan kondisi tertentu
- Metode-metode evaluasi farmakoekonomi meliputi Cost-Analysis (CA), Cost Minimization Analysis (CMA), Cost Effectiveness Analysis
(CEA), Cost Utility Analysis (CUA), Cost Benefit Analysis (CBA)
7
8. Apa Itu Cost Effectiveness Analysis (CEA) ?
Cost Effectiveness
Analysis (CEA)
• suatu pendekatan yang
digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur,
dan membandingkan biaya
yang mempunyai perbedaan
yang signifikan dan akibat
dari suatu intervensi
alternatif. Intervensi
alternatif ini berupa
pemberian 2 atau lebih jenis
obat atau kelompok obat
• Tujuannya adalah
membandingkan perlakuan
kepada pasien melalui
pemberian satu atau lebih
non obat dalam kondisi
umum
8
9. 9
• Distribusi Pasien Berdasarkan Tipe Skizofrenia
Pembagian skizofrenia yaitu skizofrenia simplex, skizofrenia hebefrenik,
skizofrenia katatonik, skizofrenia paranoid, episode skizofrenia akut,
skizofrenia residual, dan skizo-afektif Ditinjau dari jenis skizofrenia bahwa
jenis skizofrenia terbanyak terdapat pada skizofrenia paranoid sebanyak 36
pasien (52,9%), kemudian di ikuti dengan skizofrenia katatonik sebanyak 10
pasien (14,70%), skizofrenia hebefrenik sebanyak 8 pasien (11,76%),
skizofrenia tak terinci sebanyak 5 pasien (7,35%), skizofrenia undifferent
sebanyak 4 pasien (5,88%), skizofrenia residual sebanyak 3 pasien (4,41%),
dan yang paling sedikit skizofrenia pasca depresi ada 1 pasien (1,47%) dan
skizofrenia simplek terdapat 1 pasien (1,47%)
• di RSUD RA Kartini Jepara peneliti diberikan nomor rekam medik pasien
sebanyak 75 pasien dikarenakan kebanyakan pasien masih menjalani
pemeriksaan rawat jalan dan belum dinyatakan membaik oleh dokter
sampai tahun 2017 dari semua pasien tersebut 68 pasien yang
memenuhi kriteria penelitian inklusi.
• Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 68 pasien dengan perbandingan
46 pasien laki-laki dengan persentase 67,64% dan 22 pasien perempuan
dengan persentase 32,35%.
• Distribusi Pasien Berdasarkan Umur
Berdasarkan umur pasien pada penelitian ini digolongkan berdasarkan
umur 18-30 tahun, terdapat 32 pasien, 31-43 tahun terdapat 25 pasien, 44-
56 tahun terdapat 10 pasien dan lebih dari 56 tahun ada 1 pasien
Pembahasan
Karakteristik Pasien
10. 1. Biaya Antipsikotik
• Terapi antipsikotik dilakukan dengan menambahkan suatu obat non antispikotik pada
penderita yang tidak merespon terapi antipsikotik dengan baik, sedangkan pengobatan
kombinasi melibatkan pemberian dua macam antipsikotik secara bersamaan Penderita
yang menerima penambahan terapi biasanya mengalami perbaikan dengan cepat
• Obat yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah penggunaan kombinasi
Risperidone dan Chlozapine
• Biaya rata-rata penggunaan obat antipsikotik terendah adalah penggunaan obat
diazepam sebesar Rp 55.826 ± 0 dengan persentase 1,47%
• biaya penggunaan obat antipsikotik tertinggi adalah kombinasi risperidone + clozapine
+ cepezet® yaitu Rp 1.233.701 ± 273.069,37 dengan persentase 7,35%.
10
Analisis Biaya
• pengelompokan jenis antipsikotik yang digunakan oleh pasien skizofrenia untuk mengetahui rata-
rata biaya medik langsung pada pasien skizofrenia Poli Psikiatri di RSUD RA Kartini Jepara selama
pasien menjalani terapi karena pasien dengan gangguan skizofrenia memerlukan pengobatan secra
rutin dengan biaya yang tidak sedikit
• biaya medik langsung yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi biaya obat antipsikotik, biaya
obat lain, biaya pendaftaran, dan biaya periksa.
11. 11
2. Jenis Obat Non Antipsikotik
• Obat non antipsikotik digunakan untuk
mengobati penyakit penyerta pada pasien
selain skizofrenia
• obat yang paling banyak digunakan
adalah hexymer (Trihexyphenidil) Daya
antikolinergik dan efek sentralnya mirip
atropin namun lebih lemah, diberikan
obat tryhexyphenidil dengan tujuan
mencegah atau mengobati salah satu efek
samping dari penggunaan obat
antipsikotik konvensional jangka pendek
dan panjang berupa sindrom
ekstrapiramidal
• asam mefenamat sebagai analgetik
siprofloksasin sebagai anti bakteri,
glucodex dan metformin sebagai anti
diabetik, Intunal forte sebagai anti
influenza, OBH sebagai obat batuk,
parasetamol sebagai analgesik, piracetam
sebagai anti epilepsi, dan zinc untuk
saluran cerna
3. Biaya pendaftaran
Biaya pendaftaran disini agar pasien dapat dilakukan pemeriksaan
dokter atau mendapat perawatan. Dengan biaya pendaftaran satu kali
perawatan sebesar Rp 15.000
4. Biaya Periksa
Biaya periksa dokter dihitung berdasarkan tarif periksa pasien
rawat jalan, dalam hal ini diasumsikan bahwa pasien
mendapatkan pemeriksaan dari dokter yaitu satu bulan satu kali
yaitu sebesar Rp 19.000. dan apabila pasien mempunyai
penyakit penyerta maka biaya periksa ditambah Rp 14.500 yaitu
merupakan biaya konsultasi antar poli lain.
5. Biaya Total Terapi
Biaya total selama terapi adalah penjumlahan dari biaya medik
langsung rata-rata pada pasien selama terapi meliputi biaya
antipsikotik, biaya non antipsikotik, biaya pendaftaran, dan biaya
periksa
12. Title Slide
12
Lorem Ipsum
Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem Ipsum
Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem Ipsum
Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem Ipsum
Lorem ipsum dolor sit amet