SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Terapi perilaku
 untuk pasien yang menarik diri dari lingkungan sosial dan
anhedonia.
 bersama-sama terapi kognitif  meningkatkan aktivitas
pasien, mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang dapat
meningkatkan perasaan yang menyenangkan.

Fase awal  pasien diminta memantau aktivitasnya, menilai
                    derajat kesulitan aktivitasnya, kepuasannya
              terhadap aktivitasnya.
             melakukan sejumlah aktivitas menyenangkan.
               Latihan ketrampilan sosial, dapat meningkatkan
              hubungan interpersonal.
Fase akhir  latihan mengontrol diri dan pemecahan masalah.
            Diharapkan ilmu yang didapat digeneralisasi dan
             dipertahankan dalam lingkungan pasien sendiri.
Psikoterapi suportif
• Memberikan kehangatan, empati, pengertian
  dan optimisme.
• Bantu     pasien     mengidentifikasi      dan
  mengekspresikan emosinya.
• Mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi dan
  membantu mengoreksi.
• Bantu memecahkan problem eksternal
  (misalnya masalah pekerjaan, rumah tangga).
Psikoterapi psikodinamik
• Dasar terapi  teori psikodinamik yaitu kerentanan
  psikologik terjadi akibat konflik perkembangan yang tak
  selesai.
• Terapi ini dilakukan dalam periode jangka panjang.
• Perhatian pada terapi  defisit psikologik yang
  menyeluruh yang diduga mendasari gangguan depresi.
  Misalnya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah,
  rasa rendah diri, berkaitan dengan pengalaman yang
  memalukan, pengaturan emosi yang buruk, defisit
  interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan
  keluarga.
• Psikoterapi dinamik singkat (brief dynamic psychotherapy)
  Sesinya lebih pendek menciptakan lingkungan yang
  aman buat pasien Pasien dapat mengenal materi
  konfliknya dan dapat mengekspresikannya.
Terapi kelompok
KEUNTUNGAN :
• Biaya lebih murah
• Ada destigmatisasi dalam memandang orang lain
  dengan problem yang sama
• Memberikan kesempatan untuk memainkan
  peran dan mempraktekkan ketrampilan perilaku
  interpersonal yang baru
• Membantu pasien mengaplikasikan ketrampilan
  baru
sangat efektif untuk terapi jangka pendek, pasien
  rawat jalan dan untuk depresi ringan. Untuk
  depresi lebih berat terapi individu lebih efektif.
TERAPI BIOLOGIK
Antidepresan
(1)antidepresan trisiklik
(2)antidepresan hetrerosiklik; obat generasi
  kedua dan ketiga
(3)selektive serotonin reuptake inhibitors (SSRI),
(4)inhibitor monoamin oksidase (MAOI).
Antidepresan Trisiklik (TCA)
• Prototipe dari golongan ini adalah imipramin (Tofranil) dan
  amitriptilin, obat lainnya adalah doxepin, desipramin,
  nortriptilin, protriptilin, klomipramin (Anafranil) dan
  trimipramin.
• menginhibisi ambilan kembali norepinefrin dan serotonin,
  dan juga α-adrenergik, histamin dan muskarinik
• Dengan menghambat ambilan kembali norepinefrin dan
  serotoninTCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin
  dalam celah sinaptik.
• Penghambatan ambilan neurotransmiter terjadi segera
  setelah pemberian TCA, tetapi efek antidepresan TCA baru
  akan timbul setelah pengobatan terus menerus.
  Diperkirakan densitas reseptor monoamin dalam otak
  dapat berubah setelah 2-4 minggu (Potter, 2004; Harvey,
  2001)
Antidepresan Hetrerosiklik; Obat
     Generasi Kedua dan Ketiga
• Obat golongan ini adalah amoksapin (Asendin),
  maprotilin (Ludiomil), trazodon (Trazone),
  bupropion, venlafasin, mirtrazapin (Remeron),
  dan nefazodon.
• Farmakokinetik obat golongan ini sama seperti
  antidepresan trisiklik.
• Trazodon dan venlafasin memiliki waktu paruh
  yang sempit sehingga diperlukan dosis terbagi
  pada awal pengobatan, pada pengobatan lebih
  lanjut dapat digunakan dosis tunggal.
Selektive Serotonin Reuptake
             Inhibitors (SSRI)
• fluoksetin (Prozac, Nopres, Ansi, Antiprestin),
  paroksetin (Seroxat), sertralin (Zoloft, Fatral, Fridep,
  Nudep), fluvoksamin (Luvox) dan citalopram (Cipram).
• selektif menghambat ambilan serotonin pada celah
  sinaps. Efek antikolinergik dan kardiotoksisitas SSRI
  jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan TCA.
• Fluoksetin memiliki waktu paruh 1 sampai 10 hari,
  sedangkan norfluoksetin (metabolit aktif fluoksetin)
  memiliki waktu paruh 3 sampai 30 hari. Obat ini
  diberikan per oral dan konsentrasi plasma yang
  mantap      tercapai    setelah   beberapa       minggu
  pengobatan.
Inhibitor Monoamin Oksidase (MAOI)
dibagi menjadi dua kelas :
• Hidrazid  fenelzin dan isokarboksazid
• nonhidrazis  tranilsipromin.

• menghambat kerja enzim monoamin oksidase secara irreversibel
  sehingga terjadi peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan
  dopamin.
• Monoamin oksidase (MAO) adalah salah satu enzim yang berperan
  dalam mendegradasai katekolamin. MAO memetabolisme
  neurotransmiter berlebih di dalam sel saraf akan dioksidasi oleh
  MAO menjadi metabolit tidak aktif dan dikeluarkan melalui urin
• Terdapat dua isozim MAO, yaitu MAO-A dan MAO-B.
  Penghambatan ireversibel terhadap MAO-A dapat meningkatkan
  jumlah tiramin, perangsang pelepasan norepinefrin pada neuron
  simpatetik, secara bermakna yang efek akhirnya berupa
  peningkatan tekanan darah.
• Terapi Kejang Listrik (TKL)
menjadi terapi pilihan bila :
   – Obat tak berhasil
   – Kondisi pasien menuntut remisi segera (misalnya; bunuh
     diri yang akut).
   – Pada beberapa depresi psikotik.
   – Pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misalnya
     pasien tua yang berpenyakit jantung).
Lebih dari 90% pasien memberikan respons.

Latihan fisik
Lari dan renang dapat memperbaiki depresi, dengan
 mekanisme biologis yang belum dimengerti dengan
 baik
KESIMPULAN
• Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah
  gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing
  individu.
• Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV)
  merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
  menegakkan diagnosis depresi.
• Gejala depresi terdiri dari penurunan mood, gangguan kognitif,
  vegetatif, retardasi psikomotor.
• Ada beberapa bentuk depresi yaitu gangguan depresi mayor
  (unipolar, bipolar), gangguan mood spesifik lainnya,gangguan
  depresi akibat kondisi medik umum atau akibat zat, dan gangguan
  penyesuaian dengan mood depresi.
• penyebab pasti gangguan depresi belum diketahui. Ada beberapa
  faktor yang berkrontribusi yaitu faktor stresor psikososial, genetik,
  kepribadian, dan biologik.
KESIMPULAN
• Ada beberapa jenis penatalaksanaan depresi
  medikasi, psikoterapi, kombinasi keduanya,
  Terapi Kejang Listrik (TKL), terapi cahaya, atau
  gabungan terapi cahaya dan medikasi.
• Mengingat ada beberapa faktor yang dapat
  menyebabkan timbulnya depresi,
  penatalaksanaan yang komprehensif sangat
  diperlukan.
Slide depresi bag puji

More Related Content

What's hot

Kp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaKp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaAhmad Muhtar
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatikrian92
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPutri MpudtEpriani
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspPutri Cavaluna
 
Post Traumatic Stress Disorder
Post Traumatic Stress DisorderPost Traumatic Stress Disorder
Post Traumatic Stress DisorderAnggita Oksyrana
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)riizqii
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatiftarmizitaher
 
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)Uwes Chaeruman
 

What's hot (20)

Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Kp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaKp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmaka
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Penatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwaPenatalaksanaan gg-jiwa
Penatalaksanaan gg-jiwa
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022Nyeri psikogenik pit 2022
Nyeri psikogenik pit 2022
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
Jenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan TerapiJenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan Terapi
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Post Traumatic Stress Disorder
Post Traumatic Stress DisorderPost Traumatic Stress Disorder
Post Traumatic Stress Disorder
 
Terapi Perilaku
Terapi PerilakuTerapi Perilaku
Terapi Perilaku
 
Terapi somatik
Terapi somatik Terapi somatik
Terapi somatik
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif2.2. hipnotik dan sedatif
2.2. hipnotik dan sedatif
 
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)
Modul 2 kb 2 post traumatic stres disorder (ptsd)
 
Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)
 
Terapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwaTerapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwa
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

ppt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresippt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresi
 
Pp depresi
Pp depresiPp depresi
Pp depresi
 
Tugas farmakologi
Tugas farmakologiTugas farmakologi
Tugas farmakologi
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
 
depresi
depresidepresi
depresi
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Efek samping obat
Efek samping obat Efek samping obat
Efek samping obat
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 

Similar to Slide depresi bag puji

Similar to Slide depresi bag puji (20)

P6. MDD.pdf
P6. MDD.pdfP6. MDD.pdf
P6. MDD.pdf
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
Pengaruh Psikotropika Dan Narkotika Pada Sistem Koordinasi
 
Referat somatic treatment
Referat somatic treatmentReferat somatic treatment
Referat somatic treatment
 
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNAKep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
 
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfPENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
 
DEPRESI-MFK.ppt
DEPRESI-MFK.pptDEPRESI-MFK.ppt
DEPRESI-MFK.ppt
 
Psikosafix.pptx
Psikosafix.pptxPsikosafix.pptx
Psikosafix.pptx
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportif
 
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptxTerapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
 
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
Depresi & mania AKPER PEMKAB MUNA
 
Depresi & mania
Depresi & maniaDepresi & mania
Depresi & mania
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
 
3. Terapi Modalitas.pptx
3. Terapi Modalitas.pptx3. Terapi Modalitas.pptx
3. Terapi Modalitas.pptx
 
Tinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofreniaTinjauan pustaka skizofrenia
Tinjauan pustaka skizofrenia
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 
Gangguan penggunaan napza
Gangguan penggunaan napzaGangguan penggunaan napza
Gangguan penggunaan napza
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
CEA Kelompok 4.pptx
CEA Kelompok 4.pptxCEA Kelompok 4.pptx
CEA Kelompok 4.pptx
 

Slide depresi bag puji

  • 1. Terapi perilaku  untuk pasien yang menarik diri dari lingkungan sosial dan anhedonia.  bersama-sama terapi kognitif  meningkatkan aktivitas pasien, mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang dapat meningkatkan perasaan yang menyenangkan. Fase awal  pasien diminta memantau aktivitasnya, menilai derajat kesulitan aktivitasnya, kepuasannya terhadap aktivitasnya.  melakukan sejumlah aktivitas menyenangkan. Latihan ketrampilan sosial, dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Fase akhir  latihan mengontrol diri dan pemecahan masalah.  Diharapkan ilmu yang didapat digeneralisasi dan dipertahankan dalam lingkungan pasien sendiri.
  • 2. Psikoterapi suportif • Memberikan kehangatan, empati, pengertian dan optimisme. • Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya. • Mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi. • Bantu memecahkan problem eksternal (misalnya masalah pekerjaan, rumah tangga).
  • 3. Psikoterapi psikodinamik • Dasar terapi  teori psikodinamik yaitu kerentanan psikologik terjadi akibat konflik perkembangan yang tak selesai. • Terapi ini dilakukan dalam periode jangka panjang. • Perhatian pada terapi  defisit psikologik yang menyeluruh yang diduga mendasari gangguan depresi. Misalnya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri, berkaitan dengan pengalaman yang memalukan, pengaturan emosi yang buruk, defisit interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan keluarga. • Psikoterapi dinamik singkat (brief dynamic psychotherapy) Sesinya lebih pendek menciptakan lingkungan yang aman buat pasien Pasien dapat mengenal materi konfliknya dan dapat mengekspresikannya.
  • 4. Terapi kelompok KEUNTUNGAN : • Biaya lebih murah • Ada destigmatisasi dalam memandang orang lain dengan problem yang sama • Memberikan kesempatan untuk memainkan peran dan mempraktekkan ketrampilan perilaku interpersonal yang baru • Membantu pasien mengaplikasikan ketrampilan baru sangat efektif untuk terapi jangka pendek, pasien rawat jalan dan untuk depresi ringan. Untuk depresi lebih berat terapi individu lebih efektif.
  • 5. TERAPI BIOLOGIK Antidepresan (1)antidepresan trisiklik (2)antidepresan hetrerosiklik; obat generasi kedua dan ketiga (3)selektive serotonin reuptake inhibitors (SSRI), (4)inhibitor monoamin oksidase (MAOI).
  • 6. Antidepresan Trisiklik (TCA) • Prototipe dari golongan ini adalah imipramin (Tofranil) dan amitriptilin, obat lainnya adalah doxepin, desipramin, nortriptilin, protriptilin, klomipramin (Anafranil) dan trimipramin. • menginhibisi ambilan kembali norepinefrin dan serotonin, dan juga α-adrenergik, histamin dan muskarinik • Dengan menghambat ambilan kembali norepinefrin dan serotoninTCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin dalam celah sinaptik. • Penghambatan ambilan neurotransmiter terjadi segera setelah pemberian TCA, tetapi efek antidepresan TCA baru akan timbul setelah pengobatan terus menerus. Diperkirakan densitas reseptor monoamin dalam otak dapat berubah setelah 2-4 minggu (Potter, 2004; Harvey, 2001)
  • 7. Antidepresan Hetrerosiklik; Obat Generasi Kedua dan Ketiga • Obat golongan ini adalah amoksapin (Asendin), maprotilin (Ludiomil), trazodon (Trazone), bupropion, venlafasin, mirtrazapin (Remeron), dan nefazodon. • Farmakokinetik obat golongan ini sama seperti antidepresan trisiklik. • Trazodon dan venlafasin memiliki waktu paruh yang sempit sehingga diperlukan dosis terbagi pada awal pengobatan, pada pengobatan lebih lanjut dapat digunakan dosis tunggal.
  • 8. Selektive Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) • fluoksetin (Prozac, Nopres, Ansi, Antiprestin), paroksetin (Seroxat), sertralin (Zoloft, Fatral, Fridep, Nudep), fluvoksamin (Luvox) dan citalopram (Cipram). • selektif menghambat ambilan serotonin pada celah sinaps. Efek antikolinergik dan kardiotoksisitas SSRI jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan TCA. • Fluoksetin memiliki waktu paruh 1 sampai 10 hari, sedangkan norfluoksetin (metabolit aktif fluoksetin) memiliki waktu paruh 3 sampai 30 hari. Obat ini diberikan per oral dan konsentrasi plasma yang mantap tercapai setelah beberapa minggu pengobatan.
  • 9. Inhibitor Monoamin Oksidase (MAOI) dibagi menjadi dua kelas : • Hidrazid  fenelzin dan isokarboksazid • nonhidrazis  tranilsipromin. • menghambat kerja enzim monoamin oksidase secara irreversibel sehingga terjadi peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan dopamin. • Monoamin oksidase (MAO) adalah salah satu enzim yang berperan dalam mendegradasai katekolamin. MAO memetabolisme neurotransmiter berlebih di dalam sel saraf akan dioksidasi oleh MAO menjadi metabolit tidak aktif dan dikeluarkan melalui urin • Terdapat dua isozim MAO, yaitu MAO-A dan MAO-B. Penghambatan ireversibel terhadap MAO-A dapat meningkatkan jumlah tiramin, perangsang pelepasan norepinefrin pada neuron simpatetik, secara bermakna yang efek akhirnya berupa peningkatan tekanan darah.
  • 10. • Terapi Kejang Listrik (TKL) menjadi terapi pilihan bila : – Obat tak berhasil – Kondisi pasien menuntut remisi segera (misalnya; bunuh diri yang akut). – Pada beberapa depresi psikotik. – Pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misalnya pasien tua yang berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons. Latihan fisik Lari dan renang dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme biologis yang belum dimengerti dengan baik
  • 11. KESIMPULAN • Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu. • Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi. • Gejala depresi terdiri dari penurunan mood, gangguan kognitif, vegetatif, retardasi psikomotor. • Ada beberapa bentuk depresi yaitu gangguan depresi mayor (unipolar, bipolar), gangguan mood spesifik lainnya,gangguan depresi akibat kondisi medik umum atau akibat zat, dan gangguan penyesuaian dengan mood depresi. • penyebab pasti gangguan depresi belum diketahui. Ada beberapa faktor yang berkrontribusi yaitu faktor stresor psikososial, genetik, kepribadian, dan biologik.
  • 12. KESIMPULAN • Ada beberapa jenis penatalaksanaan depresi medikasi, psikoterapi, kombinasi keduanya, Terapi Kejang Listrik (TKL), terapi cahaya, atau gabungan terapi cahaya dan medikasi. • Mengingat ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya depresi, penatalaksanaan yang komprehensif sangat diperlukan.