2. Menurut Webster (1966) dalam Dean G. Pruitt dan Feffrey Z.
Rubin, istilah “conflict” dalam bahasa aslinya berarti
suatu perkelahian, peperangan, atau perjuangan yaitu
berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Arti kata
itu kemudian berkembang menjadi ketidaksepakatan yang
tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan.
definisi konflik
3. Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik
merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota
merupakan proses. Minnery juga berpendapat bahwa proses
manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang
rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan
model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus
mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang
representatif dan ideal.
definisi manajemen konflik
4. Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak memiliki
aspirasi yang tinggi, aspirasi dapat mengakibatkan konflik
karena masing-masing pihak memiliki alasan untuk percaya
bahwa mereka mampu mendapatkan sebuah objek bernilai untuk
diri mereka sendiri.
-Faktor Manusia: Ditimbulkan oleh atasan terutama karena gaya
kepemimpinannya
-Faktor Organisasi: Persaingan dalam menggunakan sumber daya
berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau
dibatasi maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya.
penyebab konflik
5. dampak positif
-Membuat organisasi tetap hidup
dan harmonis
-Memunculkan keputusan yang
bersifat inovatif
- Memunculkan persepsi yang
lebih kritis terhadap perbedaan
pendapat
-Menghambat komunikasi
-Mengganggu kerjasama
-Mengganggu proses produksi
-Menumbuhkan ketidakpuasan
-Individu mengalami tekanan (stress)
akibat konflik
dampak negatif
6. Ada 6 tipe pengelolaan konflik yang dapat dipilih dalam menangani
konflik yang muncul (Dawn M. Baskerville, 1993:65), yaitu:
avoiding
gaya seseorang atau organisasi yang
cenderung untuk menghindari
terjadinya konflik
competing
pihak-pihak yang berkonflik saling
bersaing untuk memenangkan konflik, dan
pada akhirnya harus ada pihak yang
dikorbankan (dikalahkan) kepentingannya
demi tercapainya kepentingan pihak lain
yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa
(win-lose solution).
accomodating
gaya ini mengumpulkan pendapat dan
kepentingan pihak yang terlibat konflik,
dicari jalan keluarnya dengan tetap
mengutamakan kepentingan pihak lain atas
dasar masukan yang diperoleh.
compromising
gaya menyelesaikan konflik dengan cara
melakukan negosiasi terhadap pihak yang
berkonflik sehingga menghasilkan solusi
(jalan tengah) atas konflik yang sama-
sama memuaskan (lose-lose solution).
collaborating conglomeration
kepentingan kedua pihak
tercapai (menghasilkan win-win
solution).
cara ini menggunakan kelima
style bersama-sama dalam
penyelesaian konflik.
7. referensi
Probo, Y., & SasongKo, D. (2020). REKONSILIASI KONFLIK INTERNAL MELALUI
KOMUNIKASI ASERTIF KELUARGA DALAM FILM IP MAN 4 THE FINALE KARYA WILSON
YIP. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 5(2), 1-10.
Elfrianto, E. (2020). MANA JEMEN KONFLIK DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN. Kumpulan Penelitian dan Pengabdian Dosen.
Irawati, D. (2007). Mana jemen konflik sebagai upaya
meningkatkan Kiner ja teamwork dalam organisasi. SEGMEN
Jurnal Manajemen dan Bisnis, (2).
Puspita, W. (2018). Mana jemen Konflik: Suatu PendeKatan
PsiKologi, Komunikasi, dan Pendidikan. Deepublish.