5. Melindungi Persediaan (slide 1 dari 3)
Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai
saat persediaan diterima.
Dokumen berikut merupakan dokumen yang sering
digunakan untuk pengendalian persediaan:
Pesanan
pembelian
Laporan
penerimaan
Faktur
pemasok
6. Melindungi Persediaan (slide 2 dari 3)
Pesanan pembelian
(purchase order)
memberi wewenang
atas pembelian suatu
barang dari pemasok.
Laporan penerimaan
(receiving report) harus
dilengkapi sebagai
catatan awal
penerimaan persediaan.
7. Melindungi Persediaan (slide 3 dari 3)
Tindakan-tindakan pengamanan untuk mencegah
kerusakan persediaan dan pencurian oleh pelanggan
atau karyawan.
Menyimpan
persediaan di area
dengan akses
terbatas
Barang berharga
disimpan dalam
lemari terkunci.
Menggunakan
cermin dua arah,
kamera, dan
penjaga keamanan.
8. Melaporkan Persediaan
Penghitungan fisik persediaan atau jumlah
persediaan harus dilakukan mendekati akhir
tahun.
Pastikan kuantitas persediaan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan akurat.
Biaya perolehan persediaan dimasukkan ke
dalam laporan keuangan. Menggunakan satu
dari tiga asumsi arus biaya persediaan.
9. Asumsi-Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
Masalah akuntansi muncul saat barang yang identik
diperoleh dengan biaya berbeda pada periode tertentu.
Saat suatu barang dijual, perlu dilakukan penentuan
biaya per unit dengan menggunakan asumsi arus biaya
dan metode biaya persediaan terkait.
11. Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
Asumsikan tiga unit identik dari barang X dibeli selama
bulan Mei:
12. Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 2 dari 2)
Asumsikan satu unit dijual senilai Rp20.000 pada 30
Mei.
13. Metode Biaya Persediaan Identifikasi Spesifik
Unit yang terjual dikenali dengan pembelian tertentu
(spesifik).
Persediaan akhir terdiri atas banyaknya unit yang
tersisa dalam persediaan.
Sebagai contoh, jika pada 18 Mei unit yang terjual
adalah berikut.
• Biaya yang dibebankan pada unit terjual Rp13.000
• Laba bruto Rp7.000, dan
• Persediaan akhir Rp23.000.
14. Metode Biaya Persediaan Masuk-Pertama,
Keluar-Pertama (First-In, First-Out—FIFO)
Diasumsikan unit
yang terjual adalah
unit yang pertama
dibeli
Persediaan akhir
berasal dari barang-
barang yang dibeli
paling akhir
17. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Perpetual
Data barang 127B digunakan sebagai ilustrasi
sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
18. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)
Biaya dimasukkan dalam beban pokok penjualan
dengan urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi.
Metode sering konsisten dengan arus fisik atau
pergerakan barang.
Metode FIFO memberikan hasil yang kurang lebih
sama dengan hasil yang diperoleh dari metode
identifikasi biaya spesifik.
20. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
Dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata-
rata tertimbang dihitung setiap ada pembelian yang
dilakukan.
Biaya unit ini digunakan untuk menentukan beban
pokok penjualan sampai pembelian berikutnya
dilakukan dan nilai rata-rata baru dihitung.
Teknik ini disebut rata-rata bergerak.
22. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Periodik
Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi
penjualan.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan
untuk mencatat beban pokok penjualan.
Penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk
menghitung biaya persediaan dan beban pokok
penjualan.
23. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 1 dari 3
Kita akan menggunakan data yang sama dengan
barang 127B dalam contoh persediaan perpetual.
Persediaan awal dan pembelian barang 127B pada
bulan Januari adalah sebagai berikut.
24. Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 2 dari 3
Penghitungan fisik pada tanggal 31 Januari
menunjukkan terdapat sisa persediaan sebanyak 800
unit.
Biaya 800 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31
Januari dihitung sebagai berikut.
27. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 1 dari 2)
Biaya unit rata-rata tertimbang dihitung dengan cara
berikut.
28. Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 2 dari 2)
Data barang 127B akan digunakan sebagai berikut:
Biaya pada persediaan akhir 31 Januari adalah
sebagai berikut :
29. Membandingkan Metode Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)
FIFO dan persediaan rata-rata tertimbang biasanya
akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk:
1. Beban pokok penjualan
2. Laba bruto
3. Laba neto
4. Persediaan akhir
31. Tampilan 7: Pengaruh dari Perubahan Biaya (Harga):
Metode Biaya FIFO dan Rata-Rata Tertimbang (WA)
32. Melaporkan Persediaan dalam
Laporan Keuangan
Biaya merupakan dasar utama dalam penilaian
persediaan dalam laporan keuangan.
Persediaan dinilai berdasarkan pertimbangan lain
selain biaya dalam kasus berikut.
1. Biaya penggantian barang dalam persediaan
berada di bawah biaya yang dicatat.
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan
normal yang disebabkan oleh kondisi barang yang
cacat, perubahan mode, rusak, usang, atau sebab
lainnya.
33. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 1 dari 3)
Jika biaya penggantian barang dalam persediaan lebih rendah
daripada biaya perolehan, metode nilai pasar atau biaya
perolehan yang lebih rendah (lower-of-cost-or-market—LCM)
digunakan untuk menilai persediaan.
Nilai pasar yang dimaksud adalah nilai realisasi neto (net
realizable value) dari persediaan tersebut. Nilai realisasi neto
ditentukan sebagai berikut.
• Biaya Langsung atas Pelepasan mencakup beban penjualan
seperti iklan khusus atau komisi penjualan.
34. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 2 dari 3)
Asumsikan data berikut tentang persediaan yang rusak:
Dalam penerapan LCM, nilai pasar dari persediaan adalah
Rp650.000, dihitung sebagai berikut.
Jadi, persediaan akan dinilai sebesar Rp650.000, yang
mana lebih rendah dari biaya perolehannya sebesar
Rp1.000.000 dan nilai pasarnya adalah Rp650.000.
35. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 3 dari 3)
Metode LCM dapat diterapkan dengan salah satu dari
tiga cara. Biaya, harga pasar, dan penurunan apa pun
dapat ditentukan untuk hal-hal berikut.
1. Setiap barang dalam persediaan.
2. Kelas atau kategori utama dalam persediaan.
3. Persediaan secara keseluruhan.
36. Persediaan di Laporan Posisi Keuangan
(slide 1 dari 2)
Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar
dalam laporan posisi keuangan.
Hal-hal berikut juga dilaporkan:
1. Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO
atau biaya rata-rata tertimbang).
2. Metode penilaian persediaan (biaya, atau nilai
pasar atau biaya yang lebih rendah).
40. Tampilan 11: Pengaruh Kesalahan Persediaan pada
Laporan Posisi Keuangan Periode Berjalan
41. Analisis dan Interpretasi Keuangan
Persediaan harus tersimpan dengan cukup untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan agar mencegah terjadinya kehilangan
penjualan.
Terlalu banyak persediaan mengurangi likuiditas perusahaan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan operasional.
Kelebihan persediaan meningkatkan beban penyimpanan dan pajak
properti.
Kelebihan persediaan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan
harga, kerusakan, atau perubahan selera pelanggan.
42. Perputaran Persediaan (slide 1 dari 2)
Mengukur hubungan antara volume barang terjual dan
jumlah persediaan yang dimiliki selama periode
tertentu.
Semakin besar perputaran persediaan maka
pengelolaan persediaan semakin efisien dan efektif.
44. Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 1 dari 2)
Ukuran kasar atas lamanya waktu yang diperlukan
untuk memperoleh, menjual, dan mengganti
persediaan.
Beban pokok penjualan harian rata-rata ditentukan
dengan membagi beban pokok penjualan dengan 365.
45. Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 2 dari 2)
Jumlah hari penjualan dalam persediaan untuk
Matahari dihitung sebagai berikut.
48. Metode Ritel untuk Memperkirakan Biaya
Persediaan
Metode persediaan ritel diterapkan dengan cara berikut ini.
• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk
dijual pada biaya (at cost) dan pada harga ritel.
• Langkah 2. Hitung rasio biaya terhadap harga ritel atas
biaya yang tersedia untuk dijual.
• Langkah 3. Hitung persediaan akhir pada harga ritel
dengan mengurangkan penjualan dari persediaan
tersedia untuk dijual pada harga ritel.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan
mengalikan persediaan akhir pada harga ritel dengan
rasio biaya terhadap harga ritel.
50. Metode Laba Bruto untuk Mempersiapkan
Biaya Persediaan
Metode laba bruto diterapkan dengan cara sebagai
berikut.
• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia
untuk dijual pada biaya (at cost).
• Langkah 2. Hitung perkiraan laba bruto dengan
mengalikan penjualan dengan persentase laba
bruto.
• Langkah 3. Hitung perkiraan beban pokok
penjualan dengan mengurangkan perkiraan laba
bruto dari penjualan.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir
dengan mengurangkan perkiraan beban pokok
penjualan dari persediaan tersedia untuk dijual.