Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Aldian.16060484037.2016B
1. MAKALAH FILSAFAT ILMU
Persoalan Nilai Pengobatan dan Doping
Disusun oleh : Aldian Wisnu Pratama
NIM : 16060484037
Ilmu Keolahragaan
Penkesrek
Semester Genap 2016/2017
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Surabaya, 2 Maret 2017
Aldian Wisnu Pratama
3. Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II. Isi
2.1 Analisis Doping dalam Filsafat Olahraga...............................................................2
2.2 Doping dan Olahraga..............................................................................................3
2.3 Bahaya Menggunakan Doping................................................................................4
2.4 Penyalahgunaan Obat Terlarang.............................................................................5
2.4 Upaya Pencegahan Penggunaan Doping.................................................................6
2.6 Peran Atlet dalam Pencegahan Doping...................................................................7
BAB III. Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................8
Daftar Pustuka...........................................................................................................................9
4. BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Olahraga merupakan hal yang sudah global dan menjadi cara manusia untuk
membugarkan tubuh. Selain itu olahraga juga menjadi ajang bagi manusia untuk berlomba
dan bertanding untuk membuktikan hasil latihan mereka. Olahraga memiliki nilai estetika dan
moral sendiri. Untuk menciptakan lingkukan olahraga yang adil, sehat dan berkualitas, semua
yang berada dalam lingkup olahraga harus menyepakati peraturan dan memiliki dasar yang
sama agar tidak ada penyimpangan itu sendiri. Namun seiring waktu, olahraga yang menjadi
ajang mendapat prestasi itu menimbulkan persoalan. Seperti penggunaan obat dan doping.
Doping bisa dibilang menjadi jalan pintas bagi atlet untuk mendapat persiapan
maksimal pada tubuh untuk menghadapi perlombaan. Pada awalnya, olahraga adalah
pembentuk manusia menggunakan latihan fisik dan melatihnya. Namun sifat doping disini
memberikan Instan dalam pemberian kekuatan mental dan fisik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Analisis Doping dalam Filsafat Olahraga
2. Doping dan Olahraga
3. Bahaya Menggunakan Doping
4. Penyalahgunaan Obat Terlarang
5. Upaya Pencegahan Penggunaan Doping
6. Peran Atlet dalam Pencegahan Doping
1.3 Tujuan
1. Memahami Doping dalam Filsafat Olahraga
2. Memahami Bahaya penggunaan Doping
3. Mengerti penyalahgunaan obat terlarang
4. Mengerti Upaya pencegahan Penggunaan Doping
5. BAB II
Isi
2.1 Analisis Doping dalam Filsafat
Filsafat adalah seni berpikir. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan
perenungan akan keterlibatan manusia dalam aktivitas jasmani. Pembahasan filsafat
ilmu sangat penting karena mampu mendorong manusia untuk lebih kreatif dan
inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
sekaligus nilai – nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu.
Kegiatan jasmani ataupupun kegiatan fisik dalam olahraga sangat dianjurkan
untuk kesehatan dan dalam hal ini mengarah pada kajian olahraga prestasi. Dalam
pertandingan olahraga salah satu tujuannya adalah olahraga prestasi yang
menghasilkan kemenangan pada atlet. Namun dalam memperoleh kemenangan
banyak atlet yang berlaku curang dengan melanggar aturan fair play dalam olahraga,
yakni doping.
Banyak olahraga cukup berbahaya dan bahkan sangat berbahaya dalam
pengunaan doping. Sebut saja beberapa yang populer: GP, F-1, balap sepeda, balap
sepeda gunung, balap kuda, sepak bola dan berbagai cabang olahraga lainnya seperti,
beladiri yang full body contact, terjun payung, panjat tebing. Apabila doping dilarang
karena membahayakan jiwa, maka stop penggunaan doping dalam dunia olahraga.
Namun masih banyak pelatih ataupun pemain yang bertindak secara tidak sportif
dengan memberikan doping pada atletnya untuk memperoleh kemenangan semata
tanpa memikirkan dampak bagi atlet.
Namun walaupun demikian Alasan mengapa para atlet seharusnya atau tidak
seharusnya untuk menghindari obat-obatan terlarang menjadi kontroversi dalam dunia
olahraga. Masalahnya sudah banyak atlet yang menggunakan obat-obatan terlarang
performancenya menjadi meningkat. Hal ini dikarenakan ukuran otot dan kekuatan
otot meningkat sebagai akibat rangsangan yang sangat cepat dari obat-obatan tersebut,
namun dampaknya kesehatan atlet menjadi terganggu bahkan yang lebih fatal lagi
adalah dapat menimbulkan kematian.
Pada umumnya, di dalam dunia olahraga yang seharusnya terjadi adalah
persaingan sehat dengan menerapkan sikap fairplay tanpa ada unsur kecurangan
sedikitpun dalam bentuk apapun antar pelaku/atlet olahraga diberbagai jenis olahraga,
serta di sana mereka juga diberikan kebebasan untuk menunjukkan kemampuan,
kelihaian, dan keunggulan mereka masing-masing dalam berkompetisi dengan para
pesaing mereka. Sehingga, jika hal tersebut dapat diterapkan dengan baik, maka akan
ada suguhan yang sangat menarik untuk diminati masyarakat pada umumnya dan
untuk para penggemar olahraga sendiri pada khususnya, tentunya tanpa menodai
dengan hal-hal lain yang dapat merusak nama olahraga itu sendiri.
6. Namun, pada perkembangannya sendiri dari masa ke masa, yang mana
olahraga juga dianggap dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk dapat
mendatangkan keuntungan yang besar, maka segala cara pun dilakukan demi
mencapai apa yang diinginkan tersebut meskipun dengan cara yang menyimpang dari
ketentuan yang telah berlaku, tanpa memikirkan hal-hal lain sebagai dampak yang
dapat ditimbulkan serta dapat berpengaruh buruk juga terhadap nama baik olahraga
secara keseluruhan. Salah satu cara menyimpang yang digunakan dalam
persaingan/kompetisi dalam olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang
diinginkan tersebut adalah dengan doping. Pengertian doping sendiri telah tercantum
dalam bab 1 undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional mengenai ketentuan umum yang menjelaskan bahwa “doping adalah
penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.”
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penggunaan doping dalam
dunia olahraga. Namun pada sejarahnya, seorang atlet dalam menggunakan doping
pada umumnya diawali dari aspek alamiah para individu atlet maupun pelatihnya
sendiri. Artinya, secara alami/naluri setiap manusia, siapapun, kapanpun, dan di
manapun, termasuk para pelaku olahraga (atlet dan pelatih) berpotensi untuk
melakukan pelanggaran, ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan dan
peluang bagi mereka untuk melakukan pelanggaran tersebut.
2.2 Doping dan Olahraga
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik
maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang tersebut itulah olahraga. Menurut Cholik Mutohir Olahraga
adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat
mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan,
petandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki
Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila.
Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok
dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan
dalam melakukan tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia
lanjut dan dapat dilakukan setiap hari. Dan dalam olahraga juga mengajarkan akan
jiwa sportivitas didalam pertandingan maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari
hari, karena dengan olahraga dan mempelajari nilai-nilai didalamnya mampu
menciptakan manusia – manusia yang sehat dan bugar serta menciptakan atlet-atlet
yang baik , professional untuk memperoleh hasil / kemenangan dengan sportif dalam
setiap pertandingan dan tidak menghalalkan segala cara dalam memperoleh
kemenangan.
Dengan demikian dapat diketahui fungsi dan kegunaan olahraga dan kesehatan
baik untuk kehidupan sehari hari maupun perannya dalam pertandingan olahraga.
Dengan pemahaman di atas di harapkan seorang atlet bisa memenangkan
pertandingan dengan cara – cara yang benar dan tidak berbuat curang. Adapun
tindakan curang yang dimaksud dalam hal ini adalah pemakaian doping untuk
memenangkan pertandingan.
Pemakaian doping pada atlet bisa berdampak negatif pada diri atlet sendiri,
dan sangat merugikan atlet tersebut. Selain penggunaan doping melanggar norma
7. fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga, membahayakan keselamatan
pemakainya, atlet akan mengalami habituation (kebiasaan) dan addiction (ketagihan)
serta drugs abuse (ketergantungan obat) yang dapat mebahayakan jiwa atlet tersebut.
Dan dengan keberadaan doping dan penyalahgunaan doping tersebut bisa
berpengaruh pada psikis dan mental atlet. Dengan demikian penggunaan doping
dalam aktifitas fisik maupun pertandingan olahraga sangat tidak dianjurkan dan harus
di hindarkan dari atlet.
2.3 Bahaya Menggunakan Doping
Sesuai dengan pengertian doping dan penyimpangan diatas maka dapat
merusak kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dan
kebahagiaan penyimpangan dalam olahraga pun dapat merusak manfaat yang
diberikan oleh olahraga itu sendiri, karena di dalam olahraga memberikan manfaat
antara lain :
1.Manusia hidup yang sehat
2.Pengembangan Mental yang baik
3.Serta memberikan pembinaan sikap sosial yang baik
Jelas disampaikan diatas tentang manfaat yang diberikan oleh olahraga untuk
kehidupan manusia. Dengan adanya perilaku penyimpangan olahraga maka otomatis
perilaku penyimpangan dapat merusak manfaat yang diberikan oleh olahraga seperti :
1. Merusak kesehatan
Merusak kesehatan adalah pada dasarnya olahraga dapat memberikan
manusia kehidupan yang sehat tetapi dengan adanya perilaku doping yang
pada akhirnya bisa merusak kesehatan maka perilaku doping pun merupakan
hal yang tidak diperolehkan dalam olahraga. Dan dengan adanya perilaku
doping ini maka bertolak belakang dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun
1960 tentang pokok-pokok kesehatan, dalam Bab 1 pasal 2 menyatakan yang
dimaksud sehat adalah meliputi sehat badan, rohani (mental) dan sosial.
2. Merusak pengembangan mental
Merusak pengembangan mental adalah penggunaan doping secara
sering atau berulang-ulang sehingga mengakibatkan penggunanya mengalami
timbul kejang otot,mual,sakit kepala,detak jantung tidak normal,dan dehidrasi.
Akan tetapi ketika atlet memakai doping untuk menambah power maka atlet
tersebut juga memiliki rasa percaya diri yang lebih ketika mengikuti ajang
perlombaan, namun sebaliknya ketika atlet tidak menggunakan doping maka
rasa percaya diri akan hilang, inilah yang di namakan merusak pengembangan
mental.
3. Merusak sikap sosial
Merusak sikap sosial adalah prilaku penyimpangan yang dapat
merusak sikap sosial dalam kegiatan olahraga maupun lingkungan masyarakat,
seperti :
a. Tidak menghargai dan tidak bersedia kerjasama dengan orang lain
b. Tidak mau menghargai orang lain
c. Sulit dengan hadirnya orang baru di sekitar
d. Acuh terhadap peraturan yang ada
8. Selain itu bahaya khususnya penggunaan Doping yaitu :
1. Bagi kesehatan. Penggunaan doping yang semena-mena dapat berdampak negatif
bagi kesehatan, yaitu penampilan fisik yang tidak menarik seperti penuh jerawat,
buah dada menjadi besar pada laki-laki, selain itu dapat menyebabkan serangan
jantung, penyakit kanker, penyakit lever, impotensi pada laki-laki, maskulinisasi
pada wanita, rambut rontok, dan masalah serius lainnya. Sedangkan dampak
secara psikologis dapat menimbulkan perilaku agresif dan tindak kekerasan.
Keadaan itu dapat pulih jika pemakai berhenti menggunakannya, tetapi ada pula
pengaruhnya yang menetap.
2. Fairness. Penggunaan doping sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan
menyebabkan pertandingan menjadi tidak fair. Kebanyakan atlet tidak suka
menggunakan obat terlarang untuk merangsang otot untuk menunjang
penampilannya, tetapi atlet lebih suka menggunakan kemampuan yang diperoleh
dari hasil latihan yang panjang. Apabila ada sebagian atlet yang menggunakan
doping untuk mencapai prestasi puncak (peak performance) tentu ini perbuatan
yang tidak fair.
3. Kekerasan. Hasil penelitian kepada para pemain football Amerika menunjukkan
hampir 80 % menggunakan steroid. Setiap kali bertanding mereka harus
menggunakan steroid, sehingga mereka sering berperilaku kasar, bahkan
cenderung berperikaku destruktif kepada atlet yang lain.
4. Ciri-ciri olahraga sejati. Manusia berbeda dengan robot. Dengan ciri-ciri olahraga
yang sejati, maka manusia akan lebih alami dan tidak memaksakan kehendak
dengan menyuntikkan steroid ke dalam tubuhnya agar lebih perkasa dalam
penampilannya.
5. Atlet yang berperan sebagai model (contoh teladan). Karena atlet sering tampil di
depan publik, maka ia akan selalu disoroti oleh para pemerhatinya (penonton).
Apabila ada perilaku yang kurang jujur maka ia akan dicaci, namun sebaliknya
apabila atlet tersebut simpatik maka ia akan dianggap sebagai pahlawan yang baru
pulang dari peperangan. Sebagai public figure, atlet harus mampu menampilkan
dirinya sebagai model yang dapat ditiru oleh semua orang.
2.4 Penyalahgunaan Obat Terlarang
Cerita tentang penyalahgunaan obat terlarang itu seperti ta pernah
kering.Anabolic steroid untuk mempercepat pertumbuhan otot, mempercepat
pemulihan setelah mengalami oprasi atau cidera dan meningkatakan emosial atlet.
Prof. Willdor Hollman, ketua colonage Institute For Sport medicine and circulatory
research,pernah berkata pada tahun 1985 “mungkin tak pernah lagi,bahkan jauh kelak
dimasa yang akan datang, kita akan menyaksikan sebuah tipe olah raga prestasi tinggi
tanpa masalah doping”. Karena itu setiap prestasi tinggi, apalagi yang dinilai sangt
istimewa, selalu di sertai dengan rasa curiga.Dunia olahraga sudah penuh dengan
ketidakpercayaan apakan prestasi yang dicapai murni atau akibat penggunaan obat
perangsang.
Anabolik Steroid merupakan nama yang lazim untuk subtans sintetis yang
berkaitan dengan hormone seks pria (androgen). Subtans itu bermanfaat untuk
menubuhkan otot dan perkembangan karakteristik jenis kelamin laki-laki, dan juga
beberapa pengaruh lainnya. Istilah “Anabolik Steroid” akan digunakan selanjutnya
dalam penulisn naskah ini karena keterbiasaan saja meskipun istilah yang tepat adala
“anabolic-androgenik” steroid.
9. Anabolik Steroid dikembangkan pada akhir tahun 1930-an terutama untuk
menangani hygonadims, sebuah kondisi yakni buah jakan tidak menghasilkan
testosterone yang cukup untuk pertumbuhan normal,untuk menangani penyakit karena
HIVatau penyakit lainnya. Selama tahu 1930-an para ahli bahwa anabolic dapat
mempelancar pertumbuhan otot kerangka dalam uji coba terhadap binatang dalam
laboraturium. Berdasarkan khasiat inilah maka para atlet binaraga dan angkat besi
menggunakannya dan kemudian oleh para atlet cabang olah aga
lainnya.Penyalahgunaan Anabolik Steroid begitu meluas dilingkungan olahraga
karena berpengaruh untuk meningkatkan prestasi. Lebih dari 100 macam Anabolik
Steroid yang dikembangkan, tetapi penggunaannya harus menggunakan resep
dokter.Akan tetapi, kebanyakan steroid digunakan secara illegal adalah hasil
selundupan.
2.5 Upaya Pencegahan Penggunaan Doping
Upaya pencegahan yang paling dini dimulai dengan melakukan
pemeriksaan,apakah seseorang sebagai pemakai atau bukan, disamping mendidik
anak-anak atau siswa tentang bahaya yang diakibat kan oleh obat terlarang. Penelitian
tentang program pembelajaran yang berkaitang dengan steroid menunjukan bahwa
mengajarkan para siswa tentang efek negative steroid memang dapat meyakinkan
mereka untuk menghindarinya.Penyajian informasi tentang resiko dan manfaat
anabolic (untuk keperluan medis) dapat memberikan keyakinan kepada siswa
mengenai bahaya steroid.
Seperti yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Tulungagung mencegah doping golongan psikotropika di kalangan pemain sepak
bola. Pada tahun 2009 Indonesia meresmikan lembaga anti penggunaan doping yang
berada dibawah kementerian Pemuda dan Olahraga yaitu Lembaga Anti Doping
Indonesia (LADI). Lembaga ini mempunyai fungsi dan tujuan untuk memerangi
penggunaan obat – obatan terlarang oleh atlet olahraga. LADI tidak hanya terfokus
terhadap satu cabang olahraga dalam memerangi penggunaan obat – obatan terlarang
melainkan menyeluruh terhadap setiap cabang olahraga. Lembaga ini dibentuk atas
dasar persetujuan secara tertulis Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dengan
IOC, yang termaktub tujuan untuk menciptakan rasa sportifitas dan fair play dalam
olahraga.
Dengan adanya LADI maka seluruh organisasi dari setiap cabang olahraga
tunduk terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh LADI. Setiap cabang olahraga yang
telah terdaftar sebagai cabang olahraga resmi sebagaimana terdaftar dalam
keanggotaan KONI, wajib untuk membuat peraturan anti penggunaan doping didalam
peraturan permainan (rules of the game) maupun peraturan disiplin organisasi.
Dengan adanya LADI maka gelaran pertandingan di setiap cabang olahraga
diharapkan mampu mengeluarkan bakat dan kemampuan murni seorang atlet dalam
meraih sebuah prestasi baik individu maupun kelompok. PSSI sebagai induk
organisasi sepak bola Indonesia telah membuat peraturan mengenai pelarangan
penggunaan doping bagi pemain sepak bola yang tertuang di dalam Kode Disiplin
PSSI. Jauh sebelum terbentuknya LADI dan BNN, PSSI telah membuat peraturan
tersebut namun belum pernah melaksanakan aturan secara keseluruhan. Situasi
kompetisi dari setiap kasta yang digelar serta berkurangnya dana untuk menggelar tes
10. doping menjadi hambatan bagi PSSI untuk melakukan tes tersebut. Berdirinya LADI
tidak berpengaruh terhadap kinerja PSSI dalam memerangi penggunaan doping
terutama psikotropika dan zat adiktif. Hal ini disebabkan luasnya cakupan wilayah
kompetisi PSSI yang mencakup keseluruhan wilayah di Indonesia, terbatasnya jumlah
keanggotaan LADI serta kurangnya dana untuk menggelar tes di setiap level
kompetisi. Selain itu, didalam Kode Disiplin PSSI, Pengcab yang berkewajiban untuk
menggelar kompetisi, melakukan tes doping serta membuat berita acara kompetisi
yang dijalani. Keanggotaan Pengurus cabang PSSI yang tidak merata di setiap daerah,
selain hal tersebut, faktor lain adalah kurangnya dana dan rendahnya sumber daya
manusia yang mengerti permasalahan hukum menjadi hambatan dalam pelaksanaan
tugas PSSI.
Dengan kurang berjalan secara maksimal pengawasan serta fungsi pencegahan
doping terutama golongan psikotropika dan zat adiktif dari PSSI serta LADI maka
peran dari BNN menjadi penting. Secara struktural, BNN bersikap pasif terkait
penggelaran tes doping namun berperan aktif dalam pencegahan serta penangkapan
pemain yang positif menggunakan doping golongan psikotropika. BNN tidak
menggelar tes doping sebagaimana yang tertuang didalam Kode Disiplin serta
peraturan dan prosedur LADI mengenai tes doping, namun BNN dapat menerima
laporan dari PSSI dan LADI bilamana terdapat pemain yang positif menggunakan
doping golongan psikotropika sehingga dikatakan BNN bersikap pasif dalam tes
doping tersebut.
2.6 Peran Atlet dalam Pencegahan Doping
Pengadaan lab untuk menganalisis penggunaan obat perangsang dikalangan
atlet tergolong mahal, selain memerlukan keahlian dan peralatan canggih untuk
kebutuhan analisisnya Di Negara maju di bidang keolahragaan nya yang sudah
mencapai tahap “ olahraga memasyarakat, control dopping menjadi pekerjaan yang
pasif, sebab begitu banyak jumlah anggota olahragawan yang menjadi
populasinya.karena itu di tempuh jalan yaitu melalui pengacakan atau prsedur acak.
Melalui prosedur undian, maka seiap orang berpeluang terpilh menjadi subjek yang
aka di periksa sebagai pegguna dopping.
Penciptaan jaringan internasional untuk menanggulangi masalah dopping ini,
dari sisi ide emang baik, tetapi tidak layak ditinjau dari aspek tekhnis dan
ekonomis.Terlalu jangkauan pekerjaan nya dan terlalu mahal pula biaya nya.
Cara yang dianggap paling efektif adalah pengawasan melekat melaui
pengendalian diri.Atlet itu sendirilah yang mengawasi dirinya.Godaan memeng
besar.Dinegara maju yang gampang dan terbiasa dengan obat-obatan untuk
merangsang performa, rayuan dari ketersedian obat-ibat itu amat kuat.Pengawasan
diri itu pada akhirnya terpulang pada etikadan nilai moral yang melekat pada diri
seseorang. Atas dasar rujukan itulah ia menentukan pilihannya, apakah menggunakan
doping atau tidak. Jadi yang menjadi benteng dan sekaligus filter untuk melindungi
keselamatan atlet adalah mereka sendiri. Namun demikian, aspek pedagogic, atau
pendidikan memainkan peranan penting dalam proses penyadaran dan pembentukan
sikap serta prilaku untuk mempertahankan keterpercayaan dankejujuran dalam olah
raga.
11. BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Penyalahdunaan obat dan doping dalam olahraga telah menyimpang nilai nilai
olahraga dan estetikanya. Dalam kajian filsafat sendiri, seharusnya olahraga dalam segi
pertandingan seharusnya dengan dasar fair play dan tanpa kecurangan. Doping adalah salah
satu penyimpangan olahraga oleh Atlet untuk mendapa persiapan Fisik dan Mental yang siap
secara instan dan cepat. Hal ini membutuhkan solusi dan gerakan dari suatu organisasi yang
besar dan harus dituntaskan. Dalam olahraga Atlet diberikan kebebasan untuk menunjukkan
kemampuan, kelihaian, dan keunggulan mereka masing-masing dalam berkompetisi dengan
para pesaing mereka. Sehingga, jika hal tersebut dapat diterapkan dengan baik, maka akan
ada suguhan yang sangat menarik untuk diminati masyarakat pada umumnya dan untuk para
penggemar olahraga sendiri pada khususnya, tentunya tanpa menodai dengan hal-hal lain
yang dapat merusak nama olahraga itu sendiri
12. Daftar Pustaka
Hendratno, (2008). Penggunaan Doping Dikalangan Olahragawan. FIK UNY
http://dopingdanolahraga.Pdf
Sumaryanto.(2002). Sosiologi Olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakart