SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
4.2 TURUNAN DAN DIFERENSIAL (lanj)
Evy Juliantini
Materi Kuliah Kalkulus
FINKOM UNBIN
Nilai Ekstrim
Nilai ekstrim dari suatu fungsi f(x) merupakan nilai ekstrim relatif (bukan
absolut). Nilai ekstrim di bedakan menjadi dua, yaitu : Nilai Ekstrim
Maksimum dan Nilai Ekstrim Minimum
Misal, diberikan kurva f(x) dan titik (a,b) merupakan titik ekstrim (gamb. 2-7),
maka garis singgung kurva di titik (a,b) akan sejajar sumbu X atau mempunyai
gradien m = 0, yaitu garis y = b. sehingga syarat perlu bahwa suatu fungsi f(x)
akan mencapai nilai ekstrim di x = a adalah f’(a) = 0. titik (a,b) disebut titik
ekstrim, nilai x = a disebut nilai stasioner, sedangkan nilai y = b di sebut nilai
ekstrim.
Gambar 2-7 : Ditunjukkan di x = a, fungsi y = f(x) mencapai nilai ekstrim
Definisi nilai maksimum dan nilai minimum
Misal diberikan fungsi y = f(x) dan interval I yang memuat x = a Maka
• Nilai f(a) disebut nilai (ekstrim) maksimum pada interval I bila : f(a) > f(x)
untuk setiap a. Titik (a, f(a)) dinamakan titik maksimum dari fungsi y = f(x).
• Nilai f(a) disebut nilai (ekstrim) minimum pada interval I bila f(a) < f(x) untuk
setiap a. Titik (a, f(a)) dinamakan titik minimum dari fungsi y = f(x).
Untuk menentukan jenis nilai ekstrim (maksimum atau minimum) dari fungsi
f(x) dapat dilakukan dengan uji turunan kedua sebagai berikut :
1. Tentukan turunan pertama dan kedua, f’(x) dan f’’(x).
2. Tentukan titik stasioner (x = a) dengan cara f’(x) = 0
3. Bila f’’(a) < 0 maka f(a) maksimum, bila f’’(a) > 0 maka f(a) minimum.
Tentukan nilai ekstrim dan jenisnya dari fungsi f(x) = x4 + 2x3 + x2 - 5
Jawab:
f’(x) = 4x3 + 6x2 + 2x , nilai stationer dari f(x) terjadi saat f’(x) = 0, jadi
4x3 + 6x2 + 2x = 0 diperoleh akar persamaan x1 = 0, x2 = -1/2 dan x3 = -1
f”(x) = 12x2 + 12x + 2. Untuk :
x1 = 0 ; f”(0) = 2 > 0 → titik minimum, nilai minimum y = -5
x2 = - ½ ; f”(0) = -1 < 0 → titik maksimun, nilai maksimum y = -4,94
x3 = -1 ; f”(0) = 2 > 0 → titik minimum, nilai minimum y = -5
Kecepatan dan Percepatan
Misalkan sebuah pesawat terbang dapat menempuh jarak Jakarta - Tokyo
5.800 Km selama 5 jam, kecepatan rata-rata = (5.800/5) = 1.160 km/jam.
Sebenarnya pada beberapa detik pertama kecepatannya tidak langsung
mencapai 1.160 km/jam. Juga dapat dipastikan pada detik tertentu, kecepat-
an pesawat tersebut bisa mencapai lebih dari 1.160 km/jam.
Sehingga kecepatan pesawat tersebut mulai dari nol (0) saat mulai bergerak
sampai mencapai angka 0 (nol) lagi pada saat berhenti sampai di tujuan,
bergerak berfluktuasi pada angka 1.160 km/jam. Pada saat kecepatan nol (0)
hingga mencapat kecepatan rata-rata 1.160 km/jam, tentunya ada suatu
pertambahan kecepatan, yang disebut percepatan.
Sedangkan kecepatan pada saat t detik disebut sebagai kecepatan sesaat.
Jika suatu benda kecepatannya sama dengan nol (0) berarti benda tersebut
dalam keadaan diam (berhenti).
Kecepatan pada saat t, v(t) merupakan turunan pertama dari fungsi posisi
s(t), sedangkan percepatan pada saat t, a(t) merupakan turunan pertama
dari fungsi kecepatan v(t). Dapat dikatakan bahwa percepatan a(t) adalah
turunan kedua dari fungsi posisi s(t). Hubungan s(t), v(t), dan a(t) dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Contoh
Posisi sebuah benda yang sedang bergerak ditentukan oleh persamaan
s(t) = ⅓ t3 –t2 – 3t +10 dimana s dalam meter dan t dalam detik.
Hitunglah : a. Kecepatan benda pada saat t = 10 detik
b. Percepatan benda pada saat t = 4 detik
Jawab
Kecepatan: v(t) = s’(t) = t2 – 2t – 3
a. Untuk t = 10, maka kecepatannya : 100 – 20 – 3 = 77 km/det
b. Percepatan : a(t) = v’(t) = 2t -t
Untuk t = 4, maka kecepatannya : 16 – 8 – 3 = 5 km/det
percepatannya: 2(4) – 4 = 8 km/det2
Notasi Leibniz
Dalam kalkulus,notasi Leibniz, dinamakan sesuai dengan namanya
untuk menghormati filsuf dan matematikawan Jerman abad ke-17
Gottfried Leibniz, menggunakan simbol dx dan dy untuk
melambangkan pertambahan "kecil tak terhingga" (atau
infinitesimal) dari x dan y, dengan Δx dan Δy melambangkan
pertambahan hingga dari x dan y.
Bagi kedua ruas dengan , maka kita peroleh
Jika maka :
Leibniz menggunakan lambang untuk menyatakan
Jadi jika y = f(x), maka:
Contoh:
Jika y = x3 + x , maka 3x2 + 1
Dalil L’hopital
Dalil L’Hopital ini diambil dari nama penemunya, yaitu
Guillaume de L’Hôpital, seorang matematikawan asal Perancis
lahir pada tahun 1661.
L’Hopital limit boleh dipakai jika untuk menghitung dan mene-
mukan fungsi limit yang hasilnya tak tentu (0/0 atau ∞/∞).
Dalil ini berlaku untuk fungsi trigonometri maupun
fungsi aljabar dan bisa untuk mencari limit akar.
Aturan L’Hopital berbunyi, misalkan fungsi f(x) dan g(x) bisa
dideferensialkan pada interval terbuka I.
Dalil L’hopital
Jika : lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥)
𝑔 𝑥
hasilnya
𝑓(𝑎)
𝑔(𝑎)
=
0
0
maka lim
𝑥→𝑎
𝑓(𝑥)
𝑔 𝑥
= lim
𝑥→𝑎
𝑓′(𝑥)
𝑔′ 𝑥
Jika hasil deferensialnya tidak ada nilainya, maka aturan L’Hopital tidak bisa
digunakan.
Contoh :
lim
𝑥→0
sin 𝑥
𝑥
= lim
𝑥→0
cos 𝑥
1
=
1
1
= 1
lim
𝑥→0
4𝑥
𝑡𝑎𝑛𝑥
= lim
𝑥→0
4
𝑠𝑒𝑐2𝑥
=
4
𝑠𝑒𝑐20
=
4
1
= 4
lim
𝑥→3
2𝑥−6
sin(3𝑥−9)
= lim
𝑥→3
2
3𝑐𝑜𝑥(3𝑥−9)
=
2
3
Soal :
1. lim
x→0
−x2
1−c0sx
3. lim
𝑥→0
1−𝑐𝑜𝑠𝑥
2𝑥 𝑠𝑖𝑛3𝑥
2. lim
x→0
2𝑥−1
𝑥−1
4. lim
𝑥→5
𝑥 𝑥−5 5
𝑥 − 5

More Related Content

Similar to JUDUL

Similar to JUDUL (20)

Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
 
integrasi
integrasiintegrasi
integrasi
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Modul-turunan.pdf
Modul-turunan.pdfModul-turunan.pdf
Modul-turunan.pdf
 
maksimum dan minimum
maksimum dan minimummaksimum dan minimum
maksimum dan minimum
 
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuPenerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmu
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASI
 
Makalah teigonometri
Makalah   teigonometriMakalah   teigonometri
Makalah teigonometri
 
Makalah teigonometri
Makalah   teigonometriMakalah   teigonometri
Makalah teigonometri
 
Aplikasi
AplikasiAplikasi
Aplikasi
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
INTEGRAL
INTEGRALINTEGRAL
INTEGRAL
 
Bab 4-aplikasi-integral-tertentu
Bab 4-aplikasi-integral-tertentuBab 4-aplikasi-integral-tertentu
Bab 4-aplikasi-integral-tertentu
 
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiModul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

JUDUL

  • 1. 4.2 TURUNAN DAN DIFERENSIAL (lanj) Evy Juliantini Materi Kuliah Kalkulus FINKOM UNBIN
  • 2. Nilai Ekstrim Nilai ekstrim dari suatu fungsi f(x) merupakan nilai ekstrim relatif (bukan absolut). Nilai ekstrim di bedakan menjadi dua, yaitu : Nilai Ekstrim Maksimum dan Nilai Ekstrim Minimum Misal, diberikan kurva f(x) dan titik (a,b) merupakan titik ekstrim (gamb. 2-7), maka garis singgung kurva di titik (a,b) akan sejajar sumbu X atau mempunyai gradien m = 0, yaitu garis y = b. sehingga syarat perlu bahwa suatu fungsi f(x) akan mencapai nilai ekstrim di x = a adalah f’(a) = 0. titik (a,b) disebut titik ekstrim, nilai x = a disebut nilai stasioner, sedangkan nilai y = b di sebut nilai ekstrim.
  • 3. Gambar 2-7 : Ditunjukkan di x = a, fungsi y = f(x) mencapai nilai ekstrim
  • 4. Definisi nilai maksimum dan nilai minimum Misal diberikan fungsi y = f(x) dan interval I yang memuat x = a Maka • Nilai f(a) disebut nilai (ekstrim) maksimum pada interval I bila : f(a) > f(x) untuk setiap a. Titik (a, f(a)) dinamakan titik maksimum dari fungsi y = f(x). • Nilai f(a) disebut nilai (ekstrim) minimum pada interval I bila f(a) < f(x) untuk setiap a. Titik (a, f(a)) dinamakan titik minimum dari fungsi y = f(x). Untuk menentukan jenis nilai ekstrim (maksimum atau minimum) dari fungsi f(x) dapat dilakukan dengan uji turunan kedua sebagai berikut : 1. Tentukan turunan pertama dan kedua, f’(x) dan f’’(x). 2. Tentukan titik stasioner (x = a) dengan cara f’(x) = 0 3. Bila f’’(a) < 0 maka f(a) maksimum, bila f’’(a) > 0 maka f(a) minimum.
  • 5. Tentukan nilai ekstrim dan jenisnya dari fungsi f(x) = x4 + 2x3 + x2 - 5 Jawab: f’(x) = 4x3 + 6x2 + 2x , nilai stationer dari f(x) terjadi saat f’(x) = 0, jadi 4x3 + 6x2 + 2x = 0 diperoleh akar persamaan x1 = 0, x2 = -1/2 dan x3 = -1 f”(x) = 12x2 + 12x + 2. Untuk : x1 = 0 ; f”(0) = 2 > 0 → titik minimum, nilai minimum y = -5 x2 = - ½ ; f”(0) = -1 < 0 → titik maksimun, nilai maksimum y = -4,94 x3 = -1 ; f”(0) = 2 > 0 → titik minimum, nilai minimum y = -5
  • 6. Kecepatan dan Percepatan Misalkan sebuah pesawat terbang dapat menempuh jarak Jakarta - Tokyo 5.800 Km selama 5 jam, kecepatan rata-rata = (5.800/5) = 1.160 km/jam. Sebenarnya pada beberapa detik pertama kecepatannya tidak langsung mencapai 1.160 km/jam. Juga dapat dipastikan pada detik tertentu, kecepat- an pesawat tersebut bisa mencapai lebih dari 1.160 km/jam. Sehingga kecepatan pesawat tersebut mulai dari nol (0) saat mulai bergerak sampai mencapai angka 0 (nol) lagi pada saat berhenti sampai di tujuan, bergerak berfluktuasi pada angka 1.160 km/jam. Pada saat kecepatan nol (0) hingga mencapat kecepatan rata-rata 1.160 km/jam, tentunya ada suatu pertambahan kecepatan, yang disebut percepatan. Sedangkan kecepatan pada saat t detik disebut sebagai kecepatan sesaat. Jika suatu benda kecepatannya sama dengan nol (0) berarti benda tersebut dalam keadaan diam (berhenti).
  • 7. Kecepatan pada saat t, v(t) merupakan turunan pertama dari fungsi posisi s(t), sedangkan percepatan pada saat t, a(t) merupakan turunan pertama dari fungsi kecepatan v(t). Dapat dikatakan bahwa percepatan a(t) adalah turunan kedua dari fungsi posisi s(t). Hubungan s(t), v(t), dan a(t) dapat dinyatakan sebagai berikut.
  • 8. Contoh Posisi sebuah benda yang sedang bergerak ditentukan oleh persamaan s(t) = ⅓ t3 –t2 – 3t +10 dimana s dalam meter dan t dalam detik. Hitunglah : a. Kecepatan benda pada saat t = 10 detik b. Percepatan benda pada saat t = 4 detik Jawab Kecepatan: v(t) = s’(t) = t2 – 2t – 3 a. Untuk t = 10, maka kecepatannya : 100 – 20 – 3 = 77 km/det b. Percepatan : a(t) = v’(t) = 2t -t Untuk t = 4, maka kecepatannya : 16 – 8 – 3 = 5 km/det percepatannya: 2(4) – 4 = 8 km/det2
  • 9. Notasi Leibniz Dalam kalkulus,notasi Leibniz, dinamakan sesuai dengan namanya untuk menghormati filsuf dan matematikawan Jerman abad ke-17 Gottfried Leibniz, menggunakan simbol dx dan dy untuk melambangkan pertambahan "kecil tak terhingga" (atau infinitesimal) dari x dan y, dengan Δx dan Δy melambangkan pertambahan hingga dari x dan y.
  • 10. Bagi kedua ruas dengan , maka kita peroleh Jika maka :
  • 11. Leibniz menggunakan lambang untuk menyatakan Jadi jika y = f(x), maka: Contoh: Jika y = x3 + x , maka 3x2 + 1
  • 12. Dalil L’hopital Dalil L’Hopital ini diambil dari nama penemunya, yaitu Guillaume de L’Hôpital, seorang matematikawan asal Perancis lahir pada tahun 1661. L’Hopital limit boleh dipakai jika untuk menghitung dan mene- mukan fungsi limit yang hasilnya tak tentu (0/0 atau ∞/∞). Dalil ini berlaku untuk fungsi trigonometri maupun fungsi aljabar dan bisa untuk mencari limit akar. Aturan L’Hopital berbunyi, misalkan fungsi f(x) dan g(x) bisa dideferensialkan pada interval terbuka I.
  • 13. Dalil L’hopital Jika : lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) 𝑔 𝑥 hasilnya 𝑓(𝑎) 𝑔(𝑎) = 0 0 maka lim 𝑥→𝑎 𝑓(𝑥) 𝑔 𝑥 = lim 𝑥→𝑎 𝑓′(𝑥) 𝑔′ 𝑥 Jika hasil deferensialnya tidak ada nilainya, maka aturan L’Hopital tidak bisa digunakan. Contoh : lim 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥 = lim 𝑥→0 cos 𝑥 1 = 1 1 = 1 lim 𝑥→0 4𝑥 𝑡𝑎𝑛𝑥 = lim 𝑥→0 4 𝑠𝑒𝑐2𝑥 = 4 𝑠𝑒𝑐20 = 4 1 = 4 lim 𝑥→3 2𝑥−6 sin(3𝑥−9) = lim 𝑥→3 2 3𝑐𝑜𝑥(3𝑥−9) = 2 3
  • 14. Soal : 1. lim x→0 −x2 1−c0sx 3. lim 𝑥→0 1−𝑐𝑜𝑠𝑥 2𝑥 𝑠𝑖𝑛3𝑥 2. lim x→0 2𝑥−1 𝑥−1 4. lim 𝑥→5 𝑥 𝑥−5 5 𝑥 − 5