Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
3.1.1.14.035-DAUD-DAN-THALUTH.pptx
1.
2. 1. Mengenal hakekat, pemahaman dan nilai-nilai
yang dimiliki oleh pemimpin rabbani Thalut dan
Nabi Daud as
2. Mengenal generasi sukses dan penyebab
kesuksesannya, serta adab sukses dari kisah
Thalut dan Daud as
3. Membentuk pandangan positif tentang hakekat,
dan nilai-nilai yang digali dari kisah Thalut dan
Daud as
4. Melatih ketrampilan da’wah, tarbiyah, qiyadah
yang digali dari kisah Thalut dan Daud as.
3. 1. Menerangkan sebab murka Allah kepada Bani Israil dan
turunnya azab atas mereka
2. Menrangkan sebab penolakan Bani Israil atas kepemimpinan
Thalut
3. Menyebutkan sifat-sifat qiyadah rabbaniyah (kepemimpinan
rabbaniy) dalam diri Thalut
4. Menerangkan sebab adanya ujian Thalut kepada pasukannya
5. Menerangkan bahwa qiyadah yang benar, bukan karena
warisan akan tetapi karena kemampuan dan keahlian
6. Menerangkan kemenangan Thalut atas Jalut
7. Menerangkan urgensi taat kepada qiyadah
8. Menunjukan dalil bahwa kesabaran adalah faktor terpenting
dalam kemenangan
9. Menerangkan peristiwa Daud membunuh Jalut
10. Menerangkan urgensi taat dan ibadah kepada Allah dalam
kehidupan Daud as
4. 11. Menyebutkan mukjizat Nabi Daud as
12.Menjelaskan firman Allah : (
وخر ربه فاستغفر فتناه أنما داود وظن
وأناب ًاراكع
)
13. Menerangkan alasan bahayanya terburu-buru
menjatuhkan hukum sebelum mendengarkan
keterangan dari dua sisi yang bersengketa
14. Menunjukkan dalil urgensi pemahaman bagi
kehidupan seorang muslim dari kisah ini
15. Menerangkan pengkhususan Allah kepada Sulaiman
as dengan pemahaman tidak menunjukkan kesalahan
Daud as, karena Allah swt menerangkan keduanya
dengan berhikmah dan berilmu
16. Menyimpulkan pelajaran dan nasehat dari kisah Daud
as dan Jalut.
5. 1. Memperhatikan dan menyimak pelajaran yang disampaikan
2. Menjauhkan diri dari berbuat maksiat kepada Allah
3. Mengahadapkan diri kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya
4. Memperhatikan kisah Thalut dan Daud as
5. Aktif dalam diskusi kelompok seputar pelajaran ini
6. Mengokohkan posisi da’i yang ikhlas dan mendukungnya
7. Menghiasi diri dengan akhlak generasi sukses
8. Meyakini ma’iyyatullah pada kaum mukminin meskipun mereka sedikit
9. Meneladani para nabi dan rasul dan orang-orang yang ikhlas dalam dakwah
10. Bersabar menghadapi tekanan yang menimpa pemikirannya
11. Menunjukkan sikap simpatik dalam membela kaum tertindas dan berada dalam
barisan mereka
12. Mendisiplinkan diri akan wirid harian, untuk mendekatkan diri kepada Allah
13. Mengajak teman-teman untuk membaca kisah para nabi dan mengambil
pelajaran darinya
14. Memohon pertolongan Allah dalam mendamaikan orang yang berselisih
15. Membela Nabi Daud as dari sikap-sikap israiliyyah yang tidak pantas ada pada
para nabi dengan dalil dan bukti yang kuat.
6. 1. Memilih kaset yang cocok yang membicarakan tentang kisah
Thalut dan Jalut
2. Mencatat ayat-ayat AL Qur’an yang menceirtakan tentang kisah
Thalut dan Daud as
3. Mengungkapkan pelajaran dan nasehat dari kisah Thalut dan
Daud dengan bahasa yang indah
4. Meluruskan kesalah fahaman tentang jihad
5. Melatih diri mendamaikan orang yang berselisih
6. Memabaca kisah Daud ad dengan bacaan yang direnungkan
7. Menceritakan kembali kisah Daud as dengan bahasa yang
indah
8. Mendiskusikan dengan baik seputar kisah Thalut dan Daud as
9. Membaca dengan tajwid ayat yang menerangkan peradilan
Daud as dan hikmahnya
1.
7. Menyaksikan film tentang kisah Thalut dan Jalut
Mengungkapkan ayat-ayat Al Qur’an yang berbicara
tentang tema ini, lewat kaset atau bacaan yang baik
Meringkas buku yang membicarakan kisah Daud dan as
dan mempresentasikannya
Mendengarkan kaset tentang pelajaran yang dapat dipetik
dari kisah Thalut dan Daud as dari sisi tarbawi dan da’awiy
Menyelenggarakan musabaqah ilmiah seputar kisah ini
untuk menguatkan pemahaman
Mengungkapkan sebagian pemahaman dan hukum dalam
menghadapi persengketaan untuk melatih ketrampilan
peradilan
Menghafal ayat yang berkaitan dengan kisah di atas dan
mengujinya
8. Membuat majalah dinding tentang kisah
Thalut dan Nabi Daud as
Menulis artikel tentang urgensi akhlak
Menugaskan sebagian orang untuk berlatih
menjadi pemimpin dan jundi
Membuat rekaman documenter tentang
pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi
Daud as
Menyelenggarakan ceramah tentang urgensi
qiyadah dan jundi dalam kehidupan muslim
9. Renungan di masjid tentang urgensi berakhak
dengan akhlak dan sifat para nabi
Mengunjungi para ulama dan mengambil
pelajaran dari pengalamannya dalam da’wah dan
tarbiyah
Menyelenggarakan ceramah tentang unrgensi
sabar dalam kehidupan da’i
Berbaur dengan masyarakat dan membantu
mencari solusi permasalahan mereka dan
mendampinginya
Mengajarkan nilai-nilai dari pelajaran kisah ini
kepada sepuluh orang kaummuslimin
10. Setelah Nabi Musa as wafat, Bani Israil
dipimpin oleh Yusya’ bin Nun, salah satu
keturunan Nabi Yusuf as. Bersamanyalah Bani
Israil memasuki negeri yang telah dijanjikan
waktu itu, yaitu Palestina.
11. Kota pertama yang mereka kuasai adalah
kota Ariyha, ada yang menyebut Aussyalim.
Allah swt telah memerintahkan mereka untuk
memasuki pintu kota itu dengan khusyu’
merendahkan diri kepada Allah, dengan
mengatakan (
حطة
) yang berarti: ampunilah
kesalahan-kesalahan kami, Wahai Tuhan
kami. Akan tetapi laum ini melanggar
perintah Allah, mereka masuk kota dengan
sombong dan berbuat dosa. Padahal mereka
disuruh beristighfar kepada Rabbnya
12.
Maka Allah murka kepada mereka dan menurunkan adzab
sebagai balasan maksiatnya.
Dan (ingatlah), ketika kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri
Ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang
banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu
gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah: "Bebaskanlah kami
dari dosa", niscaya kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan
kelak kami akan menambah (pemberian kami) kepada orang-
orang yang berbuat baik". Lalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak
diperintahkan kepada mereka. sebab itu kami timpakan atas
orang-orang yang zalim itu dari langit, Karena mereka berbuat
fasik. QS. Al Baqarah. 58-59
maksudnya menurut sebagian ahli tafsir: menundukkan diri.
13. Yusya’ memimpin Bani Israil di Palestian
sampai wafatnya. Kemudian mereka dipimpin
oleh para Qadhi (hakim) dalam beberapa
waktu lamanya tanpa memiliki kekuasaan
yang kuat dan disegani.
Ketika itulah Bani Israil menjadi sasaran
serangan bangsa-bangsa lain. Kebiasaan
mereka jika berperang adalah dengan
membawa tabut, untuk meminta kemenangan
dan menguatkan semangatnya.
14. Kemudian terjadilah pertempuran berdarah
Bani Israil dengan bangsa Palestina. Karena
Allah tidak menyukai Bani Israil atas
kesalahan yang telah mereka perbuat,
akhirnya mereka dikalahkan oleh bangsa
Palestina dengan sangat mengenaskan;
wanita dan anak-anak mereka dijarah, dan
mereka diusir dari kampung halamannya. Dan
Tabut yang menjadi kebanggaan mereka
dirampas pula, dan dibawa ke rumah Daajun
(
داجون
) sesembahan mereka.
15. Di masa mereka dipimpin para hakim ini, mereka
hidup dalam keadaan badui, menguatnya fanatik
suku (qabilah) sampai pada tahun 1040 SM,
ketika muncul seorang pemimpin yang mampu
menyatukan para qabilah ini di bawah satu
bendera, hidup berdasarkan hukum. Inilah awal
masa kekuasaan dalam Bani Israil. Dan dalam
sejarah Yahudi dikenal dengan nama (
شاول
) dan Al
Qur’annya menyebutnya dengan . (
طالوت
)
16. Kehinaan dialami Bani Israil setelah kekalahannya dalam
perang dan dirampasnya tabut dari tangan mereka. Maka
para pemuka mereka mendatangi (
صموئيل
) shamuel
seorang Nabi dan Qadhi, memintanya untuk memilih
pemimpin mereka, yang bisa menyatukan mereka untuk
berperang melawan musuhnya. Shamuel mengenal betul
hakekat kaumnya, tabiatnya, dan malasnya mereka untuk
berperang. Ia bertanya kepada kaumnya: Nanti jika
diwajikan perang, malah kamu tidak mau berperang?
Mereka menolak anggapan ini, dan menyangkal:
Bagaimana kami tidak berperang untuk mengambil
kembali hak kami. Musuh kita telah mengusir kita dari
kampong halaman, memisahkan kita dengan anak-anak
kita. Dugaan Shamuel betul; begitu Allah kabulkan
permintaan mereka dan mewajibkan perang pada mereka,
mereka mundur kecuali sekelompok kecil saja
17. 246. Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-
pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu ketika mereka
Berkata kepada seorang nabi mereka: "Angkatlah untuk
kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah
pimpinannya) di jalan Allah". nabi mereka menjawab:
"Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang,
kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa
kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal
Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?".
Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka,
merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara
mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang
yang zalim.
Maksudnya: mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
18. 247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya Allah Telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana
Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" nabi (mereka)
berkata: "Sesungguhnya Allah Telah memilih
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas
dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-
Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui.
19. 248. Dan nabi mereka mengatakan kepada
mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi
raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di
dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu
dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan
keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
tabut ialah peti tempat menyimpan Taurat yang
membawa ketenangan bagi mereka.
20. 249. Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan
menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di
antara kamu meminum airnya; bukanlah ia
pengikutku. dan barangsiapa tiada meminumnya,
kecuali menceduk seceduk tangan, Maka dia adalah
pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali
beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala
Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia
Telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang
Telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami
pada hari Ini untuk melawan Jalut dan tentaranya."
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi
golongan
21. yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan
izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
250. Tatkala Jalut dan tentaranya Telah nampak oleh mereka,
merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami,
tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
251. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan
izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut,
Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan
dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan
kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya Allah tidak
menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan
sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah
mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.
yang dimaksud di sini ialah kenabian dan Kitab Zabur.
22. Shamuel menyampaikan kepada Bani Israil bahwa
Allah telah mengabulkan permintaan mereka dan
mengangkat Thalut keturuan Bunyamin sebagai
pemimpin mereka. Akan tetapi kaumnya protes dan
menolak pilihan ini, sebab Thalut tidak memiliki
nasab yang tinggi, dan mereka –menurut
sangkaannya- lebih berhak menjadi pemimpin
daripada Thalut, karena para pemimpin Bani Israil
semula dari keturuan Yahudza, dan kenabian dari
keturunan Lawiya. Sedangkan Thalut keturunan
Bunyamin yang hanya rakyat jelata. Mereka menolak
Thalut juga karena faktor lain yaitu karena ia miskin,
tidak memiliki harta yang berlimpah. Harta menurut
Yahudi adalah faktor terpenting dalam kemuliaan dan
status sosial.
23. Shamuel menjawab oenolakan ini dengan
mengatakan: Bahwa Allah telah memilih Thalut
dan memiliki sifat yang layak untuk memimpin.
Allah telah berikan ilmu yang berlimpah yang
memungkinkannya mengetahui masalah politik
dan menata urusan, sebagaimana Allah telah
berikan pula kekuatan fisik yang membuatkany
mampu berperang melawan musuh. Dan Allah
yang telah memilih Thalut Maha Mengetahui
urusan makhluk-Nya. Dialah yang mengatur alam
semesta sesuai dengan kehendak-Nya,
memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki
karena ada hikmah yang tidak diketahui manusia.
24. 247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya Allah Telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana
Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" nabi (mereka)
berkata: "Sesungguhnya Allah Telah memilih
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas
dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-
Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi
Maha Mengetahui. QS. AL Baqarah
25. Al Qur’an menerangkan bahwa Nabi Shamuel
menyampaikan kepada Bani Israil:
Sesungguhnya tanda kekuaan Thalut adalah
bahwa ia akan memimpin mereka meraih
kemenangan, dan tabut yang menjadi simbul
kebesarannya, ketenangan hatinya, di sana
terdapat bekas peninggalan Musa dan Harun
as, dari sanalah terdapat lembaran-lembaran
catatan wasiat Allah. Tabut ini akan kembali
kepada mereka dibawa Malaikat
26.
248. Dan nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah
kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan
keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa
malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman. QS. AL Baqarah.
tabut ialah peti tempat menyimpan Taurat yang
membawa ketenangan bagi mereka.
27. Thalut mengajak kaumnya berjihad di jalan
Allah dan memotivasinya untuk berperang
melawan musuh yang telah menghinakannya.
Maka bergabunglah di bawah komandonya
itu pasukan besar dan dibawakah ke medan
perang melawan bangsa Palestina yang
dipimpin Jalut, yang terkenal pemberani, dan
telah populer nama besarnya di antara
bangsa-bangsa sekitarnya, sehingga mereka
menghindari pertempuran dengannya.
28. Thalut bergerak dengan pasukannya, menjauh
dari kampung halamannya, semakin dekat
dengan musuh. Maka Thalut ingin menguji
semangat pasukannya untuk berperang, menguji
kesabaran dan ketaatannya. Ia berkata kepada
pasukan yang sudah kelelahan dan kehausan itu:
“Sesungguhnya kalian akan melintasi sungai, dan
Allah menguji kalian untuk membedakan antara
yang taat dan yang durhaka. Maka barang siapa
yang tidak meminumnya dan tidak mencicipinya
maka dialah pengikutku; diperbolehkan kalian
untuk mengambil seteguk dengan tangannya
menghilangkan
29. dahaganya. Dan barangsiapa minum lebih
dari itu maka dia bukan pengikutku”. Maka
tatkala sudah sampai di sungai itu, mayoritas
pasukan melanggar perintah Thalut, dan
mereka mengalami kepayahan yang berat
sekali.
30. 249. Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah
akan menguji kamu dengan suatu sungai.
Maka siapa di antara kamu meminum airnya;
bukanlah ia pengikutku. dan barangsiapa
tiada meminumnya, kecuali menceduk
seceduk tangan, Maka dia adalah
pengikutku." Kemudian mereka meminumnya
kecuali beberapa orang di antara mereka. QS.
Al Baqarah
31. Thalut melintasi sungai itu bersama dengan orang-orang
sabar melawan haus dan lelah. Mereka merasa sangat
sedikit di hadapan jumlah musuh di hadapannya yang
sangat besar, setelah sebagian besar pasukan ketinggalan.
Sekelompok orang yang terkesima dengan jumlah musuh
yang besar berkata: Hari ini kita tidak lagi punya
kemampuan melawan Jalut. Kelompok lain yang beriman,
tidak menghiraukan jumlah musuh yang besar, karena
yakin bahwa mereka akan menemui Rabbnya dengan
kematian. Karena itulah mereka berkata: Berapa banyak
telah terjadi kelompok kecil, yang sedikit jumlahnya
mampu mengalahkan kelompok besar yang banyak
bilangannya karena idzin Allah. Maka hendaklah kita
bersabar menghadapi musuh. Karena sesungguhnya Allah
menjanjikan kemenangan dan pertolongan kepada orang
yang bersabar.
32. Ketika orang-orang yang beriman itu keluat untuk
menyerang Jalut dan pasukannya; mereka meminta
dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar memenuhi
hati mereka dengan kesabaran, dan meneguhkan mereka
di medan perang, memberikan kemenangan kepada
mereka atas musuh-musuhnya. Lalu Allah kabulkan
doanya dan memberinya kemenangan. Daud berhasil
membunuh Jalut, dan Allah berikan kepadanya kekuasaan
Bani Israil, mengajarkannya apa yang dikehendaki, ilmu
dan hikmah. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya
yang shalih. Jika saja Allah tidak memberikan kekuasaan
kepada orang-orang shalih mengalahkan para perusak,
maka kerusakan mereka akan menyebar, dan jika saja
Allah tidak membuat perang antara para perusak itu, maka
dunia ini akan dipenuhi kerusakan; Akan tetapi Allah Maha
Ihsan (selalu membuat kebaikan) dan memberikan
anugerah kepada manusia.
33. 249. ...Maka tatkala Thalut dan orang-orang
yang beriman bersama dia Telah
menyeberangi sungai itu, orang-orang yang
Telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan
kami pada hari Ini untuk melawan Jalut dan
tentaranya." orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-
orang yang sabar." QS. Al Baqarah
34. Al Qur’an tidak merinci bagaimana Daud mengalahkan
Jalut. Tetapi dalam perjanjian lama, diterangkan peristiwa
ini, dan kami sebutkan dengan ringkas di sini:
Bangsa Palestina mengumpulkan pasukannya untuk
menyerang Bani Israil. Dan yang menghadapinya adalah
Syawil dan beberapa tokoh Bani Israil lainnya. Dua kubu ini
berada di atas bukit yang dibatasi oleh lembah. Beberapa
hari berlalu, dua kubu ini tidak ada yang berani
berhadapan langsung. Ketika itulah dari Palestina muncul
seorang lelaki gagah, berwajah seram, bernama Goliat,
dengan pedang dan tombak di tangannya. Goliat keluar
dan berdiri di tengah lembah, memanggil barisan Bani
Israil agar menampilkan salah satu jagoannya untuk
bertanding dengannya; dengan mengatakan: “Jika ada
prajuritmu yang mampu mengalahkanku, maka kami akan
menjadi hamba sahayamu, dan jika aku yang menang
maka kalian semua akan jadi hamba sahayaku.”
35. Syawil dan pasukannya mendengar perkataan Goliat.
Mereka gentar dan takut bertanding mengalahkannya.
Goliat terus menantang mereka sampai empat puluh hari
lamanya. Syawil telah menjanjikan bahwa ia akan
memberikan hadiah harta yang berlimpah dan menikahkan
dengan anaknya kepada siapapun yang bisa membunuh
Goliat.
Ada seorang dari Batullahm (Betlehm) bernama Yasiyyi
memiliki tiga anak yang ikut perang dalam pasukan Syawil.
Dan anak ke empatnya bernama Daud diutus untuk
mencari tahu kabar mereka. Lalu melihat Goliat yang
mencari lawan, dan orang-orang takut menghadapinya.
Goliat mencaci maki dan menghina mereka. Maka
tergeraklah semangat di hati Daud dan meminta izin
kepada Syawil untuk meladeninya
36. Syawil keberatan dan khawatir ia ceroboh, tetapi akhirnya
mengizinkannya untuk bertanding, dan memakaikan baju
perang. Ia belum bisa memakai dan membukanya.
Kemudian ia ambil tongkatnya, memilih lima butir batu
licin dari lembah itu, dimasukkan ke dalam kantungnya
dan pelontarnya ada di tangannya. Setelah berbicara
dengan Goliat, dengan cepat Goliat menyerang Daud,
tetapi Daud lebih cepat lagi melemparnya dengan batu
dari pelontarnya itu dan mengenai dahi Goliat yang
langsung jatuh tersungkur ke tanah, dan dengan cepat
Daud memburunya, dan secepat kilat Daud dapat
menyerangnya dan memenggal kepalanya. Palestina panik
ketika melihat rajanya terbunuh, barisan mereka kacau,
kemudian mereka melarikan diri, lalu dikejar oleh Syawil
dan pasukannya hingga membunuh banyak sekali pasukan
Goliat.
37. Ketika Daud berhasil membunuh Goliat, maka posisinya
menjadi semakin baik di hadapan Syawil (Thalut), dan
menjadi yang terdepan di antara para tokoh Bani Israil
dalam perang. Apalagi ia mendapatkan simpati seluruh
Bani Israil. Dan tidak lama kemudian terjadi perang
kembali antara Bani Israil dan Palestina, yang
dimenangkan oleh Palestina. Bani Israil terpecah belah
setelah kekalahan ini. Setelah itu pula Daud pergi ke kota
Al Khalil, dan diangkat oleh para tokoh Yahudza sebagai
raja dan mendirikan kerajaan di sana. Dan sebagian Bani
Israil yang lain dipimpin oleh anaknya Syawil sampai
wafatya, kemudian Daud dinobatkan sebagai raja yang
menguasai seluruh keturunan Israil, pada usia tigapuluh
tahun, dan memerintah selama empat puluh tahun.
38. Dialah Daud bin Abasya bin Uwaid bin Abir bin
Salmun bin Nahsyun bin ’Uwainadib bin Aram bin
Hashrun bin Farash bin Yahudza bin Ya’qub bin Ishaq
bin Ibrahim Al Khalil hamba dan nabi Allah di Baitul
Maqdis.
Muhammad bin Ishaq mengatakan dari sebagian
ahlul ilmi dari Wahb bin Munabbih: Daud as adalah
bertubuh pendek bermata biru, sedikit rambutnya,
bersih hatinya. Allah berikan secara bersamaan
kepadanya kekuasaan dan kenabian, gabungan
antara kebaikan dunia dan akhirat. Kekuasaan itu
berada pada jalur kakeknya dan kenabian dari jalur
lainnya. Dan keduanya bertemu dalam diri Daud as.
39. Nabi Daud as adalah seorang ahli ibadah dan
dekat dengan Allah, kuat beragamanya. Tidak
jatuh oleh kesulitan dan tidak lemah oleh
tekanan. Allah swt anugerahkan kepadanya
seekor kuda yang bertasbih siang dan malam
dengan bahasa khusus yang tidak diketahui
kebanyakan orang. Dan Nabi Daud sendiri
Allah berikan berbagai keistimewaan, seperti
burung yang berkerumun di sekelilingnya
menyertainya bertasbih bersama.
40. 17. Bersabarlah atas segala apa yang mereka
katakan; dan ingatlah hamba kami Daud yang
mempunyai kekuatan; Sesungguhnya dia
amat taat (kepada Tuhan).
18. Sesungguhnya kami menundukkan
gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia
(Daud) di waktu petang dan pagi,
19. Dan (Kami tundukkan pula) burung-
burung dalam keadaan terkumpul. masing-
masingnya amat taat kepada Allah. QS.
Shaad.
41. 10. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan
kepada Daud kurnia dari kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan
burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud", dan kami Telah melunakkan
besi untuknya, QS. Saba’
42. Allah menyebutkan nikmat-nikmat-Nya kepada Nabi Daud
antara lain:
20. Dan kami kuatkan kerajaannya dan kami berikan kepadanya
hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.
QS. Shaad
Maksud dari kalimat:
لكهُم وشددنا : Kami kuatkan ia dengan kewibawaan, pertolongan,
banyaknya pasukan dan bertambahnya kenikmatan.
الحكمة وآتيناه : Kenabian, kelengkapan ilmu dan pengetahuan agama
الخطاب وفصل : Penengah dalam perselisihan yang terjadi antara
orang yang bersengketa untuk membedakan antara yang hak
dan yang batil.
yang dimaksud hikmah di sini ialah kenabian, kesempurnaan
ilmu dan ketelitian amal perbuatan.
43. dilakukan oleh manusia biasa:
10. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan
kepada Daud kurnia dari kami. (Kami berfirman):
"Hai gunung-gunung dan burung-burung,
bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan
kami Telah melunakkan besi untuknya,
11. (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar
dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah
amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat
apa yang kamu kerjakan. QS. Saba’
44. Bahwa Allah swt melunakkan besi di tangan
Nabi Daud as dapat membentuknya sesuka
hatinya tanpa perlu dipanasi dengan api atau
ditempa dengan palu. Maka dari besi inilah
Nabi Daud dapat membuat baju perang,
dengan sambungan yang sangat tepat antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Baju
perang yang tidak mengganggu gerakan
pemakainya sebagaimana baju-baju perang
lainnya
45. 80. Dan Telah kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu;
Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada
Allah). QS. An Anbiaya : 80.
Kami ajarkan kepada Daud kemampuan
membuat baju perang yang terbuat dari besi
untuk melindungi diri dari pukulan pedang,
hujaman anak panah di medan perang.
46. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah swt telah
memberikan kitab kepada Nabi Daud yang diberi
nama Az Zabur,
55. ... dan kami berikan Zabur kepada Daud. QS.Al
Isra
Para ahli kitab menyebutnya dengan nama Al
Mazamir, yaitu nyanyian bersajak yang relegius dan
penuh perasaan. Di sana terdapat kidung-kidung
yang mengagungkan Allah lewat keajaiban makhluk,
ada pula shalat, ajaran-ajaran Allah, terdapat pula
balasan dan ancaman. Mayoritas Mazamir
direferensikan kepada Daud as, dan ada pula
sebagian Mazamir yang dibuat sesudahnya, antara
lain yang dibuat oleh Haman, Ithan, Sulaiman, Isaf,
dan keturunannya.
47. Nabi Daud membagi waktunya dalam
kerajaannya itu menjadi empat bagian, yaitu:
Hari untuk ibadah
Hari untuk menjadi hakim
Hari untuk memberi nasehat
Hari untuk dirinya sendiri.
48. Ketika Nabi Daud as berada pada hari khusus
ibadahnya, tiba-tiba datang dua orang yang
memanjat pagarnya. Keduanya punya
masalah yang ingin mendapatkan keputusan
hukum darinya. Nabi Daud as terkejut karena
kedatangannya yang tiba-tiba. Dua orang ini
memanjat pagar dan melewati pasukan
penjaganya. Nabi Daud mengira keduanya
akan berbuat buruk padanya.
49. Keduanya berkata: "Janganlah kamu merasa
takut; (kami) adalah dua orang yang
berperkara yang salah seorang dari kami
berbuat zalim kepada yang lain; Maka berilah
Keputusan antara kami dengan adil dan
janganlah kamu menyimpang dari kebenaran
dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus.
50. Yang satu berkata: Sesungguhnya saudaraku
Ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor
kambing betina dan Aku mempunyai seekor
saja. Maka dia berkata: "Serahkanlah
kambingmu itu kepadaku dan dia
mengalahkan Aku dalam perdebatan".
Ketika Nabi Daud mendengar pengaduan ini,
dengan cepat menvonis pemiliki kambing
yang banyak sebagai orang yang bersalah,
tanpa bertanya terlebih dahulu kepada pihak
lain yang diadukan.
51. "Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu
untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan
Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang
yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan amat
sedikitlah mereka ini"
52. Dan sejenak kemudian Nabi Daud as tersadar
bahwa ia terlalu cepat mengambil keputusan.
24. ... dan Daud mengetahui bahwa kami
mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada
Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat. QS.Shaad
Tentang peristiwa ini terdapat dalam Al
Qur’an surah Shaad. 21-26.
53. Suatu malam ada kambing yang tidak ada
penggembalanya merusak salah satu kebun.
Pemilik kebun itu mengadukannya kepada
Nabi Daud as. Ia bekata: “Wahai Nabi Allah,
sesungguhnya kami telah mebajak ladang
kami, menanaminya, dan mengurusnya,
sampai ketika mendekati masa panen,
kambing-kambing ini datang di malam hari
dan memakan dan menghancurkan tanaman
kami, sehingga tidak tersisa sedikitpun.
54. Nabi Daud bertanya kepada pemilik kebun
itu: Berapa kira-kira harga tanamanmu?
Pemilik kebun itu menunjukkan harganya.
Nabi Daud bertanya pula kepada pemilik
kambing: Berapa harga kambingmu?
Pemiliki kambing itu menunjukkan harganya.
Ketika Nabi Daud melihat harga keduanya
hampir sama, maka ia sampaikan kepada
pemilik kambing: Berikan kambingmu kepada
pemilik kebun ini, untuk menggantikan
kerusakan tanamannya.
55. Nabi Sulaiman yang menyaksikan peradilan itu
segera menyampaikan usulan kepada ayahnya
dalam masalah ini; Yaitu: Pemilik kambing
menyerahkan kambingnya kepada pemilik kebun
untuk diambil bulu dan susunya, serta anaknya.
Dan pemilik kebun menyerahkan kebunnya
kepada pemilik kambing untuk ditanami dan
dirawat sehingga tanaman itu pulih kembali. Dan
ketika sudah mendekati masa panen ia serahkan
kepada pemilik kebun dan pemilik kebun
menyerahkan kambing kepada pemiliknya.
56. Keduanya menerima keputusan ini. Nabi Daud berkata: Kamu
betul wahai anakku dengan keputusan seperti ini, dan Nabi Daud
memutuskan sesuai dengan usulan Nabi Sulaiman. Inilah yang
disebut dalam Al Qur’an.
78. Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya
memberikan Keputusan mengenai tanaman, Karena tanaman itu
dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan adalah
kami menyaksikan Keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
79. Maka kami Telah memberikan pengertian kepada Sulaiman
tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing
mereka Telah kami berikan hikmah dan ilmu dan Telah kami
tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua
bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya. QS.
Al Anbiya.
57. menurut riwayat ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing
Telah merusak tanaman di waktu malam. Maka yang
Empunya tanaman mengadukan hal Ini kepada nabi Daud
a.s. nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu
harus diserahkan kepada yang Empunya tanaman sebagai
ganti tanam-tanaman yang rusak. tetapi nabi Sulaiman a.s.
memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan
sementara kepada yang Empunya tanaman untuk diambil
manfaatnya. dan prang yang Empunya kambing
diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-
tanaman yang baru. apabila tanaman yang baru Telah
dapat diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing
itu boleh mengambil kambingnya kembali. putusan nabi
Sulaiman a.s. Ini adalah Keputusan yang tepat.
58. menurut riwayat ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing
Telah merusak tanaman di waktu malam. Maka yang
Empunya tanaman mengadukan hal Ini kepada nabi Daud
a.s. nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu
harus diserahkan kepada yang Empunya tanaman sebagai
ganti tanam-tanaman yang rusak. tetapi nabi Sulaiman a.s.
memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan
sementara kepada yang Empunya tanaman untuk diambil
manfaatnya. dan prang yang Empunya kambing
diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-
tanaman yang baru. apabila tanaman yang baru Telah
dapat diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing
itu boleh mengambil kambingnya kembali. putusan nabi
Sulaiman a.s. Ini adalah Keputusan yang tepat.
59. 1. Allah menundukkan gunung-gunung
bertasbih bersama dengan Nabi Daud pagi
dan petang.
10. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan
kepada Daud kurnia dari kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan
burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud", dan kami Telah melunakkan
besi untuknya, QS. Saba’
60. 18. Sesungguhnya kami menundukkan
gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia
(Daud) di waktu petang dan pagi, QS. Shaad.
61. 2. Tasbih burung-burung sebagaimana
gunung-gunung, seperti yang disebutkan
dalam surah Saba’ dan surah Shaad:
19. Dan (Kami tundukkan pula) burung-
burung dalam keadaan terkumpul. masing-
masingnya amat taat kepada Allah.
62. 3. Mengetahui bahasa burung, seperti dalam
surah An Naml:
maksudnya nabi Sulaiman menggantikan
kenabian dan kerajaan nabi Daud a.s. serta
mewarisi ilmu pengetahuannya dan Kitab Zabur
yang diturunkan kepadanya.
16. Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud dan dia
berkata: "Hai manusia, kami Telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi
segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-
benar suatu kurnia yang nyata". QS. An Naml
63. Al Baidhawi menerangkan tentang firman Allah ( له ألنا
الحديد ) Kami jadikan besi di tangannya seperti lilin
yang bisa ia bentuk sesuai keinginannya, tanpa
dipanaskan dan tanpa alat pemukul (palu)
Ia bisa membut baju perang dengan tangan kosong
sebagai mukjizat dan kejadian luar biasa. Kalau ia
membuat baju perang dengan dipanaskan pakai api,
maka itu bukan keistimewaan yang ia terima dari
Allah, karena orang lain dapat melakukan hal seperti
itu. Kecuali kalau ada yang mengatakan bahwa
pandai besi itu belum dikenal sebelum masa Nabi
Daud as, dan kemudian Allah menunjukkan
kepadanya profesi yang belum dikenal ini. Tentu hal
ini tidak bisa dibuktikan.
64. Ia membuatbaju perang yang tersusun dari
lingkaran dan lempengan besi, ia susun sehingga
sempurna menjadi baju yang lebih ringan dari
baju besi lainnya, tidak sempit bagi pemakainya,
melindungi dari senjata tajam. Sepeti yang
diterangkan dalam firman Allah:
80. Dan Telah kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka
hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). QS. Al
Anbiya
65. Baju besi ini tidak lagi berfungsi efektif
setelah era bom dan senapan. Karena peluru
senapan dapan menembusnya. Dan sekarang
ini kita dengar pembuatan baju besi yang
dilapisi dengan Nekel, sehingga lebih kuat
dan tidak tembus peluru, meskipun hal ini
menjadi sangat mahal.
66. Allah swt mengokohkan kekuasaannya dan
menjadikannya selalu menang mengalahkan
musuh-musuhnya, sebelum dan sesudah
berkuasa, dan bertahun-tahun tidak ada yang
mengalahkannya dan apalagi mengganggunya.
Al Baidhawi memaknai firman Allah (ملكه شددنا )
Kami kuatkan ia dengan kewibawaan dan
kemenangan serta pasukan besar. Ada yang
membaca kalimat ini dengan tasydid untuk
memberikan penekanan makna lebih.
67. Bahwa Allah swt telah memilih Nabi Daud as
untuk melakukan keajaiban. Sebelumnya ia tidak
berkeahlian melakukan hal ini. Waktu itu ia masih
anak kecil penggembala kambing, dan dengan
tangannya Allah membunuh Jalut yang sombing
yang ditakuti banyak panglima perang. Ia tidak
membunuhnya dengan pedang atau panah akan
tetapi membunuhnya dengan batu. Hal ini
semakin menegaskan tekanan Allah atas para
diktator dengan cara yang paling hina lewat
hamba yang paling lemah.
68. Orang yang lemah tidak boleh putus asa dari
keberhasilan usaha dan mencari sarana-sarana
sukses dengan senantiasa berpegang teguh pada
nilai-nilai ketaqwaan dan syukur atas nikmat-
nikmat Allah.
Kemenangan Daud mengalahkan Jalut tidak
merubah pribadi Daud, dan tidak membuatnya
menjadi takabbur; bahkan peritiwa itu semakin
menambah tawadhu’nya, dan Allah mengangkat
derajatnya setiap kali ia tawadhu’ dan bersyukur.
69. Taat kepada Allah dan mensyukuri nikmat-
Nya adalah pintu bertambahnya nikmat itu.
Ketika Allah melihat ketaatan Daud dan
syukurnya, Allah tambahkan nikmat, seperti
besi yang lnak di tangannya sehingga bisa
membuat baju perang, nikmat anaknya –
Sulaiman- yang bisa menjadi pewaris
kerajaan, ilmu dan hikmahnya.