1. Dokumen ini membahas sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia, mulai dari Ejaan Van Ophuysen pada tahun 1901 hingga Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) terakhir.
2. Beberapa ejaan yang diuraikan adalah Ejaan Republik pada 1947, Ejaan Pembaharuan pada 1956, Ejaan LBK pada 1967, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada 1972.
3. PUEBI terbit pada 2016 untuk men
7. Tahun 1901
Terbit buku “Kitab Logat Melajoe”
Disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen,
dibantu oleh Engku Nawawi gelar
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim
Hal-hal yang menonjol dalam
Ejaan Van Ophuysen
Sajang Sayang
Oemoem Umum
Ra’yat Rakyat
Ratjun Racun
Chawatir Khawatir
Diresmikan dan ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nomor :
264/Bhg.A, tanggal 19 Maret
1947.
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata
guru, itu, umur, dsb.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis
dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4. Tanda trema (˝) dalam Ejaan Van Ophuysen
dihilangkan dalam Ejaan Republik
Contoh
• Oemoer Umur
• Ta’dir Takdir
• Rata-rata Rata2
8. Hal-hal yang menarik dalam Ejaan
Pembaharuan sebagai berikut:
1. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng diubah menjadi n
4. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
5. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
6. Gabungan konsonan ai diubah menjadi ay
7. Gabungan konsonan au diubah menjadi aw
8. Gabungan konsonan oi diubah menjadi oy
Disusun oleh Priyono dan Katopo berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nomor : 448/S, tanggal 19 Juli 1956
9. Disusun oleh Slamet Mulyana (Indonesia) dan Syed
Nasir bin Ismail (Malaysia) pada tahun 1959. Ejaan
ini gagal diresmikan karena terjadi ketegangan
politik antara Indonesia dan Malaysia
Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan
Kesusastraan), sekarang bernama P3B
(Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa), ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nomor : 062/67, tanggal 19
September 1967.
Perubahan pada Ejaan Baru sebagai berikut:
dj --- j --- remadja --- remaja
tj --- c --- batja --- baca
nj --- ny --- bunji --- bunyi
sj --- sy --- sjarat --- syarat
ch --- Kh --- machluk --- makhluk
j --- y --- perjaja --- percaya
10. EYD diresmikan oleh Presiden Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972.
Peresmian yang diumumkan pada Sidang DPR itu, diperkuat dengan KEPPRES
Nomor 57 Tahun 1972, bersamaan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah,
selanjutnya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus
1972, dan dinyatakan dengan resmi berlaku di seluruh Indonesia.
EJAAN LAMA EYD
dj – jika
tj – pertjaja
nj – njata
sj – sjukur
j – jika
c – percaya
ny – nyata
sy – syukur
2. Huruf F, V, dan Z, yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing,
diresmikan pemakaiannya. Contoh : khilaf, fisik, zakat, valuta.
3. Huruf Q dan X, yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan
tetap digunakan. Contoh : furqan, xenon.
4. Penulisan di – sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata
depan. Contoh : sebagai awalan di - : dicuci; dikerjakan. Sebagai kata depan
di : di kantor; di sekolah.
5. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Contoh :
anak-anak bukan anak2; bermain-main bukan bermain2.
1. Perubahan Huruf
11. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Pedoman ini disusun untuk menyempurnakan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini
diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang
makin pesat. Pedoman ini merupakan edisi keempat berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2015 tanggal 26 November 2016.