Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pengembangan teori keperawatan Betty Neuman "System Model". Teori ini menggunakan pendekatan sistem terbuka yang melihat manusia secara holistik dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Teori ini berfokus pada respons terhadap stresor dan upaya pemulihan.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
akan berdampak pada peningkatan kulaitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung
oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan didalam praktik keperawatan (Perry and Potter, 2005).
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori
merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada
ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang spesifik. Salah satu teori yang dapat
dikembangkan dalam praktik keperawatan diantaranya adalah teori
keperawatan Betty Neuman yang biasa disebut teori “System Model”. Teori
ini berdasar pada sistem teori yang umum dan mencerminkan kehidupan
organisme yang alami seperti sistem terbuka dalam berinteraksi satu sama
lain dan interaksi dengan lingkungan (Fawcett, 2005).
Model system Neuman pertama kali dikembangkan pada tahun 1970
oleh DR. Betty Neuman, RN, MS, PhD. Model ini merupakan salah satu
Grand Nursing Theory yang berisi kerangka kerja konseptual global yang
memberikan suatu perspektif luas untuk praktek keperawatan berdasarkan cara
pandang yang beragam terhadap fenomena keperawatan. Sebagai Grand
Theory, model ini memberikan suatu dasar yang komprehensif untuk praktek
2. 2
keilmuan, pendidikan dan penelitian keperawatan serta telah banyak
dikembangkan dan diterapkan di berbagai Negara (George, JB 1995).
Model system Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai mahluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan
reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka
kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
keilmuan (Tomey & Alligood, 2006).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memberikan gambaran tentang pandangan dan aplikasi teori keperawatan
Betty Neuman “System Model” dalam dunia keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan tentang latar belakang pengembangan teori keperawatan
Betty Neuman “System Model”
b. Menjelaskan asumsi utama dari teori keperawatan Betty Neuman
“System Model”
c. Menjelaskan perspektif paradigma keperawatan teori keperawatan
Betty Neuman “System Model”
d. Menggambarkan skema model teori keperawatan Betty Neuman
“System Model”
e. Menjelaskan penerapan teori keperawatan Betty Neuman “System
Model” pada berbagai situasi serta kelebihan dan kelemahan dari teori
tersebut.
3. 3
f. Memberikan contoh aplikasi penerapan teori keperawatan Betty
Neuman “System Model” dalam praktik pelayanan keperawatan
g. Memberikan contoh hasil riset (jurnal) yang terkait dengan teori
keperawatan Betty Neuman “System Model”
C. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dalam 3 (tiga) BAB, dengan sistematika
sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori : Terdiri dari latar belakang pengembangan teori,
asumsi utama teori, perspektif paradigma
keperawatan, skema model, penerapan teori
pada berbagai situasi serta kelebihan dan
kekurangan, aplikasi dari teori keperawatan, dan
jurnal terkait dengan teori Betty Neuman.
3. BAB III Penutup : Terdiri dari kesimpulan dan saran.
4. 4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang Pengembangan Teori “System Model”
Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya
seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya
pada tanah kelahirannya, beliau bermaksud untuk membangun desanya, Ohio.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of
Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di
Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk
tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting
yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan
pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau
menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahun 1957. Pada tahun 1966
beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan
masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program
administrasi pendidikan tinggi di Ohio University (Basford, dkk; 2006).
Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya
menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model
Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model
keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah
keperawatan. Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972,
A model of teaching total person approach to patient problem dalam riset
keperarawatan. Publikasi edisi I (Conceptual Models For Nursing Practice)
tahun 1974, edisi II tahun 1980 dan tahun 1986 The Neuman Systems Model
(Basford, dkk; 2006).
Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan
pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah
perawat di University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan
adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel
interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural,
5. 5
perkembangan dan spiritual.Sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di
lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien terhadap stress serta
faktor pemulihan (adaptasi) (Basford, dkk; 2006).
Menurut Fitzpatrick, Joyce J (1989), Betty Neuman mengembangkan
teorinya dengan mengambil inspirasi dari teori atau filsuf sebagai berikut:
1. Teori Gestalt : Homeostatis >< Ekuilibrium
Neuman menjelaskan pengaturan ini sebagai proses dimana
organisme dapat memenuhi kebutuhannya. Karena banyaknya kebutuhan
dan masing-masing dapat mengganggu keseimbangan atau stabilitas klien,
maka proses pengaturan ini bersifat dinamis dan kontinue. Kehidupan ini
ditandai dengan adanya hubungan antara keseimbangan dan ketidak
seimbangan dalam organisme. Apabila proses stabilisasi mengalami
kegagalan atau jika organisme tetap berada dalam keadaan tidak harmonis
dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak bisa memenuhi
kebutuhannya, maka organisme itu akan sakit dan jika proses
kompensatori seluruhnya gagal, maka ia bisa meninggal.
2. Philosopy Marxist : “Keutuhan Hidup”
Kepemilikan dari bagian-bagian ditentukan oleh keseluruhan yang
lebih luas, dalam suatu sistem yang terorganisasi secara dinamis. Neuman
menjelaskan bahwa pola dari keseluruhan mempengaruhi keberadaan
bagian-bagian yang lebih kecil.
3. H. Selye: Stress merupakan respon nonspesifik dari tubuh terhadap
berbagai tuntutan/kebutuhan.
Neuman menjelaskan bahwa stress tersebut meningkatkan
kebutuhan untuk pengaturan kembali. Kebutuhan ini bersifat nonspesifik,
memerlukan adaptasi terhadap masalah. Oleh karena itu, esensi stress ini
merupakan kebutuhan nonspesifik terhadap aktivitas. Stressor merupakan
etimuli yang menghasilkan ketegangan yang menyebabkan disequilibrium
seperti: krisis situasional atau maturasi.
6. 6
4. Teori Sistem Gensial : sifat sistem terbuka kehidupan
Neuman memandang bahwa semua elemen berinteraksi dalam suatu
organisasi yang kompleks.
5. Konsep Model Caplan : tingkat pencegahan.
Neuman menghubungkan tingkat-tingkat pencegahan tersebut
kedalam perawatan dengan cara berikut ini :
a. Pencegahan primer : Upaya untuk menangani stressor lingkungan
yang merugikan sebelum terjadi sakit.
b. Pencegahan sekunder : Upaya untuk mengurangi dampak atau
kemungkinan dampak stressor melalui
diagnosa awal dan penanganan efektif dari
gejala penyakit.
c. Pencegahan tersier : Upaya untuk mengurangi dampak residual
stressor setelah penanganan.
B. Asumsi Utama Teori “System Model”
Menurut Mariner-Tomey and Alligood (2006), konsep-konsep utama
yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan klien secara wholistik
Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka
dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu
kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari
interaksi klien dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu,
keluarga, kelompok, komunitas atau issue.
2. Konsep wholistik
Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel
yang mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah
dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap
orang secara keseluruhan.
7. 7
3. Sistem terbuka
Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi
informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres
merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
4. Proses atau fungsi
Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan
interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan
cenderung untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan
negentrophy.
5. Input dan output
Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari system
6. Feed back
Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output
system diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan,
peningkatan atau stabilitasasi system.
7. Negentrophy
Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke
arah stabilitas atau sehat.
8. Entropy
Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit
atau kematian.
9. Stabilitas
Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik, sehingga dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas system.
10. Wellness
Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara
harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
11. Illness
Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena
adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
8. 8
12. Basic Struture dan Energy Resources
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan
bagian-bagian sistem. Contohnya yaitu kemampuan dalam mempertahankan
suhu tubuh dalam batas normal, karaktetistik genetik seperti : warna rambut
dan respon terhadap stimulus dan fungsi dari berbagai system tubuh dan
hubungan-hubungannya. Disamping itu, ada juga karakteristik dasar yang
berhubungan dengan kelima variabel tersebut, yaitu : kekuatan fisik,
kemampuan kognitif dan system nilai. Perubahan pada satu arah akan
menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu
dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat
atau mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.
13. Lines of Resistance
Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur
dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi
jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan
(normal line of defense). Misalnya adalah mekanisme sistem immum tubuh.
Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka system
depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.
14. Normal Lines of Defense
a. Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk
individu, system atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya
stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk
system klien.
b. Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines
of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka
sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala
9. 9
ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan system untuk
mengatasi stressor tambahan.
c. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku
seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.
15. Flexible Lines of Defense
a. Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan
memberikan respon awal atau perlindungan pada system dari stressor.
b. Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat
pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan
normal lines of defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.
c. Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari system klien.
d. Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.
e. Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan
flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
16. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut:
a. Stressor Intrapersonal : terjadi dalam diri individu dan berhubungan
dengan lingkungan internal.
Misalnya : respon autoimmun
b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu atau lebih yang
memiliki pengaruh pada sistem.
Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu
tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada stressor interpersonal.
Misalnya : sosial politik
Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.
10. 10
17. Reaksi
Merupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi stressor
pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif
yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.
18. Prevention atau pencegahan sebagai intervensi
Merupakan tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan
memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder
dan tertier.
a. Pencegahan primer
Terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor, meliputi: promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan
jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup: immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan
perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten
sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat
sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system
secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak
berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensinya sehingga bisa menyebabkan
kematian.
c. Pencegahan tersier
Dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah
stabilitas system klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul
11. 11
kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energy. Pencegahan
tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
18. Rekonstitusi
Adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan
eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi
stressor. Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan
energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor.
Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya,
menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembali-
kannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi
adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan
lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
C. Perspektif Paradigma Keperawatan Teori “System Model”
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki
dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu:
1. Manusia
Betty Neuman memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka
yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari
variabel yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Pandangan Neuman tentang manusia sebagai berikut:
a. Faktor fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh
b. Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
c. Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan
sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.
d. Faktor perkembangan mengacu pada proses-proses yang berhubungan
dengan perkembangan sepanjang hidup.
e. Faktor spiritual mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual
12. 12
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai
stress yang dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak membutuhkan
informasi atau bantuan untuk mengatasi stressor. Pemberian motivasi
merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan
klien. Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran
konsentrik yang saling berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar
kelangsungan hidup yang lebih umum dari karakter sehat dan sakit yang
merupakan gambaran yang unik dari system klien. Secara umum
gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah range temperatur
normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan dan kelemahan organ,
struktr ego dan pengetahuan atau kebiasaan (Hidayat, 2004).
2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal
dan eksternal yang berada di sekitar klien. Neuman mengatakan baik
lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan
yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi,
dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan
eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau
sebaliknya bias berdampak positif atau negative. Stressor yang berasal dari
lingkungan meliputi tiga hal yaitu intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu:
a. Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam
system klien.
b. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system
klien. Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada
diluarnsistem klien.
c. Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam
system terbuka dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat
dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk memberikan stimulus
positif kearah kesehatan klien.
13. 13
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan
dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman
mengklasifikasi stressor sebagai berikut: Stressor intrapersonal yang
terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan
internal. Misalnya: respon autoimmun. Stressor interpersonal: yang terjadi
pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada
sistem. Misalnya: ekspektasi peran. Stressor ekstrapersonal: juga terjadi
diluar lingkup sistem, tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada
stressor interpersonal. Misalnya: sosial politik (Meleis, 1997).
3. Kesehatan
Kesehatan sebagai suatu kondisi dimana seluruh bagian dan sub
bagian/variabel-variabel di atas bersifat harmonis dengan keseluruhan
klien. Kesehatan dipandang sebagai suatu kontinum dari sehat ke sakit.
Kesehatan juga bersifat dinamis yang selalu mengalami perubahan yang
terjadi dalam rentang normal dari sistem klien sepanjang waktu.
Rekonstitusi terjadi setelah adaptasi terhadap stressor dengan cara kembali
ke pemeliharaan kesehatan dan kestabilan sistem klien.
Kesehatan bisa ditentukan dengan mengindetifikasi efek aktual atau
potensial dari stressor yang masuk terhadap tingkat energi yang dimiliki
sistem klien. Sistem klin menuju ke arah sakti dan kematian (Entrophy)
jika energi lebih banyak yang dibutuhkan daripada yang tersedia dan bisa
menuju ke arah sehat (Negentropy) jika lebih banyak energi yang tersedia
atau yang dapat digerakkan daripada yang dibutuhkan (Meleis, 1997).
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
14. 14
yang mendapat perhatian dari keperawatan. Neuman (1981) memandang
model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan
dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari
suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan
perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan
kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
D. Skema Model Teori “System Model”
Asumsi utama teori Model Sistem Betty Neuman dapat dilihat pada
skema model teori di bawah ini:
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman berdasarkan skema
model di atas meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan
pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan
rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989).
15. 15
E. Penerapan Teori “System Model” Pada Berbagai Situasi serta Kelebihan
dan Kelemahannya
Tujuan keperawatan pada Model System Betty Neuman ini adalah
membantu individu, keluarga, kelompok dalam mencapai dan
mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka perawat dapat menggunakan proses keperawatan berdasarkan
aplikasi Model System Neuman di semua area keperawatan, baik pada tatatan
pelayanan individu, keluarga, kelompok khusus maupun komunitas.
Adapun kelebihan dan kelamahan Model System Betty Neuman sebagai
berikut:
1. Kelebihan
a. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan
kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit dan
pendekatan interdisiplin.
b. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak
diterima dan diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan dan
diaplikasikan pada berbagai tempat perawatan meliputi intensive care,
gawat darurat, perawatan mental, perawatan anak, perawatan dewasa
dan keperawatan komunitas. Kemudian peran keperawatan anastesi.
c. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
d. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan
dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat
menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan
perawat dengan tantangan-tantangan untuk pertimbangan.
e. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid dan
mekanisme sistem lebih jelas dan terarah
f. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan eksternal
dan internal yang berada disekitar klien. Dimana lingkungan
diciptakan untuk menjaga homeostasis. Lingkungan sebagai sistem
terbuka yang dipengaruhi oleh stressor.
16. 16
g. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan belajar
dan berkembang.
h. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta peningkatan
kualitas.
i. Model Neuman terus menerus dikembangkan oleh lembaga Neuman
dan mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia sehingga Model
Neuman terus-menerus mengalami perbaikan.
2. Kelemahan
a. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak
berdasarkan riset empiris murni keperawatan sehingga perlu teori
keperawatan lain sebagai pendukung agar dapat di terapkan didalam
keperawatan secara praktis.
b. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, teori
ini gagal mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap pelayanan
kesehatan.
c. Hubungan antara perawat dan klien dianggap sebagai domain
keperawatan tidak teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri
kurang karena lebih banyak melibatkan system.
d. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan (primer,
sekunder, tersier), yang harus melibatkan orang banyak, penangananya
multidimensional dan membutuhkan biaya yang banyak.
e. Teori Neuman menganggap manusia lebih mengandalkan kemampuan
belajar, sedangkan manusia juga sebagai sistem adaptif memiliki
mekanisme koping, atau dengan kata lain manusia dipandang hanya
sebagai elemen dalam pelayanan.
F. Aplikasi Teori “Sistem Model” Dalam Pelayanan Keperawatan
1. Fenomena kasus
Di sebuah Desa, terdapat suatu keluarga yaitu pasangan yang baru
menikah dengan usia yang sangat muda (keduanya 18 tahun). Mereka
telah menikah selama 3 bulan, dan pasangan tersebut sudah menghadapi
17. 17
banyak stres. Mereka tinggal bertiga bersama ibu dari pihak suami. Sang
ibu merasa bahwa ibu mertua terlalu menguasai dan mencampuri urusan
keluarganya. Saat ini si ibu muda sedang hamil 12 minggu, sementara
sang suami belum mempunyai pekerjaan yang dapat diharapkan untuk
membiayai keluarga. Bersama ibu mertua, untuk membantu keuangan
keluarga, setiap hari si ibu membuat kue basah yang dititipkan di warung.
2. Analisis kasus
a. Stressor
1) Kondisi yang membawa stres extrapersonal
Kondisi pengangguran dari suami sehingga sumber keuangan
mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2) Kondisi yang membawa stres interpersonal
Harapan ibu terhadap suami sebagai pencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga tidak terpenuhi sehingga kondisi ini
menimbulkan stres interpersonal.
3) Kondisi yang membawa stres intrapersonal
Istri juga hamil pada waktu itu dengan kondisi gizi-nya yang
kurang (underweight) dan emosional yang labil (kesedihan dan
kemarahan) menciptakan stres intrapersonal.
b. Garis pertahanan dan perlawanan
Kita ketahui, berdasarkan Neuman's Systems Model, bahwa reaksi
terhadap stres akan tergantung pada kekuatan garis pertahanan. Si ibu,
karena kendala keuangan, mengakibatkan penderitaan dengan status
gizi buruk. Dia biasanya tidak memiliki cukup tidur karena sifat dari
pekerjaannya. Hal ini menimbulkan pelanggaran terhadap garis
pertahanannya. Garis normal pertahanannya juga menjadi tidak dapat
diandalkan karena sikap tidak peduli terhadap kehamilannya dan
kemampuannya juga terpengaruh karena ia terkadang sibuk dengan
masalah hubungannya dengan ibu mertua. Kondisi ini menempatkan
tidak hanya klien tapi juga anaknya yang belum lahir di ambang
mengembangkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, intervensi kami
18. 18
fokuskan pada mengembalikan stabilitas sistem, dengan membantu
sistem klien untuk beradaptasi dengan stres.
c. Tingkatan pencegahan
1) Pencegahan primer
Kami mencoba untuk mendidik keluarga mereka pada
pentingnya memiliki nutrisi yang baik.
Kami menyarankan beberapa pilihan makanan murah tapi
bergizi.
Kami juga mencoba memberi saran terhadap pekerjaan
alternatif yang mungkin tidak akan membahayakan kesehatan
pada bayi yang belum lahir.
2) Pencegahan Sekunder
Kami menyarankan agar ibu melakukan pre-natal check-up,
dan memanfaatkan layanan yang tersedia di pusat kesehatan
terdekat.
Setelah sekitar satu bulan kunjungan konstan pada keluarga ini, benar-
benar telah mendapatkan perbaikan yang nyata dalam kondisi
kesehatan mereka. Wanita itu mulai menunjukkan berat badan sesuai
dengan usia kehamilan. Pasangan itu juga telah belajar untuk menanam
dan makan makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran. Suami
mulai bekerja sebagai operator produksi di pabrik terdekat, sehingga
istrinya dapat beristirahat dari pekerjaan lamanya.
Sebelum tugas kami dimasyarakat berakhir, kami melakukan
pencegahan tersier:
Mendukung dan memuji perubahan perilaku positif yang oleh
pasangan.
memberi penguatan terhadap atribut positif dari keluarga, seperti
keteguhan iman mereka kepada Allah, dan pengabdian yang kuat
diantara mereka satu sama lain.
19. 19
G. Contoh Jurnal Terkait Dengan Teori “System Model”
1. Pengaruh umur, depresi dan demensia terhadap disabilitas fungsional
lansia dengan pendekatan teori adaptasi Model Sistem Neuman (MSN);
Bondan Palestin (2006).
Diperoleh hasil bahwa disabilitas fungsional lansia merupakan efek
dari perubahan fisiologi (umur depresi dan demensia). Dalam kerangka
pikir Model Sistem Neuman, realitas seseorang, keluarga, atau komunitas
dipandang sebagai subyek yang memiliki aspek multidimensional dan
bersifat unik, sehingga proses penuaan lansia banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisiologis, psikologis, perkembangan, sosial budaya dan
spiritual (Reed, 1993 ).
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan perawat dapat
menggunakan proses keperawatan berdasarkan aplikasi model system
neuman di semua area keperawatan, baik pada tatatan pelayanan individu,
keluarga, kelompok khusus maupun komunitas. Perawat perlu melakukan
upaya-upaya prevensi untuk mengurangi resiko disabilitas fisik lansia.
Upaya-upaya tersebut adalah prevensi primer dengan memperkuat garis
pertahanan fleksibel, atau memberi pendidikan kesehatan pada lansia dan
keluarga misalnya menurunkan resiko stress, latihan kebugaran secara
rutin dan teratur, latihan gerak latih otak, mengaktifkan diri dalam
kegiatan social kemasyarakatan, mencari teman diskusi atau ngobrol,
memanfaatkan pelayanan kesehatan, memanfaatkan asuransi kesehatan,
meningkatkan praktek ibadah seharihari. Prevensi sekunder dengan
memperkuat garis perlawanan internal atau melakukan intervensi
keperawatan dengan penemuan kasus secara dini dan penatalaksanaan
gejala awal demensia dan depresi yang muncul. Prevensi tersier dengan
melindungi upaya rekonstitusi lansia yaitu mendorong lansia untuk patuh
mengikuti program pengobatan dan rehabilitasi, pendidikan kesehatan
kepada lansia dan keluarga untuk mencegah kasus terulang dan
memelihara stabilitas klien.
20. 20
2. Studi hubungan peran stress terhadap variable psikologis dan sosiokultural
menurut Model Sistem Neuman; Eileen Gigliotti (2009).
Studi ini meneliti hubungan beberapa peran stres pada variabel
psikologis dan sosiokultural dari garis pertahanan fleksibel. Jika beberapa
peran stres telah terjadi, maka garis pertahanan normal telah diserang.
Instrumen kuesioner digunakan untuk mengoperasionalkan komponen
psikologis dengan peran yang dimilikinya sebagai mahasiswa dan sebagai
seorang ibu, komponen sosial budaya dengan dukungan sosial, garis
pertahanan normal seperti yang dirasakan beberapa peran stres.
Setelah analisis, tidak ada kesimpulan dapat dibuat tentang garis
pertahanan normal hanya atas dasar komponen psikologis dan komponen
sosiokultural. Dengan dikotomi data dengan usia rata-rata, namun
hubungan antara mereka bisa digambarkan. Dengan demikian hubungan
antara garis pertahanan normal dan komponen psikologis dan sosiokultural
hanya bisa dijelaskan dengan memperhatikan komponen perkembangan .
Hal ini menunjukkan bahwa komponen dari garis pertahanan fleksibel
berinteraksi dengan cara yang sangat kompleks dan mungkin sulit dan
berbahaya untuk overgeneralize interaksi mereka .
21. 21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai karakteristik yang
unik dan universal dan berada dalam pertukaran energi yang konstan
dengan lingkungan.
2. Hubungan antara variable-variabel klien seperti fisiologis, psikologis,
sosio-kultural, perkembangan dan spiritual mempengaruhi mekanisme
pertahanan klien dan menentukan respon klien.
3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap lingkungan yang
diperlihatkan pada keadaan baik dan sehat.
4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis pertahanan
normal.
5. Tindakan perawat difokuskan pada pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi perawat
untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang teori keperawatan yang
telah ada sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan perawat.
2. Perlu dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk dari organisasi
profesi, institusi pendidikan tinggi keperawatan dan birokrasi agar praktik
keperawatan yang berdasarkan teori dapat diwujudkan.
3. Perlu adanya wadah atau forum diskusi bagi perawat di masing-masing
institusi pelayanan atau komunitas perawat terdekat untuk bertukar pikiran
tentang cara dan bagaimana praktik keperawatan yang berdasarkan teori
atau evidence based practice dapat diwujudkan.
22. 22
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn & Slevin, Oliver, (2006). Teori dan Praktik Keperawatan, Jakarta:
EGC.
Fawcett, Jacqueline (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and
Evaluation of Nursing Model and Theories, Second Ed, FA Davis,
Philadelphia.
Fitzpatrick,Joyce J (1989). Conceptual Models of Nursing : Analysis and
Application, Second Ed, Appleton & Lange, California.
George, JB (1995), Nursing Theories, 4 Ed, Appleton & Lange, USA.
Hidayat, Alimul A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
Marriner-Tomey & Alligood (2006). Nursing theorists and their works. 6th
Ed.St.Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Meleis, Afaf Ibrahim (1997). Theoretical Nursing: Development and Progress,
Third Ed, Lippincott, New York
Perry and Potter, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC.
UPOU N207 Students (2008). Betty Neuman's Systems Model (on-line)
http://www.nursingtheories.com/2008/07/betty-neuman.html
23. 23
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut diucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah ini dapat terselesaikan
pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Sains
Keperawatan pada Program Studi Manajemen Ilmu Keperawatan (PSMIK)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makalah ini merupakan upaya dan kerja keras dari kelompok untuk
mendapatkan sesuatu yang terbaik. Namun kelompok menyadari bahwa didalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis dengan rendah
hati mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dalam rangka
pengembangan bidang keperawatan di masa yang akan datang.
Tak lupa pula penulis haturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung moril maupun materil. Khususnya
kepada teman-teman angkatan ke IV dan Dosen Mata Kuliah Sains Keperawatan,
Ibu Dr. Dra. Hj. Werna Nonji, S.Kp,M.Kep. dan Ibu Erfina,S.Kep,Ns.,M.Kep.
Dan Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan penulis mengucapkan maaf
yang sebesar-besarnya manakala dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
baik yang disengaja maupun yang tak disengaja.
Kepingan ilmu pengetahuan keperawatan sekecil apapun kalau terus diasah
akan bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah meridhoi atas segala upaya dan
usaha hambanya dan memberikan pahala yang setinggi-tingginya Amin…!
Wasssalam…
Makassar, …. November 2013
Penyusun
Kelompok VI
ii
24. 24
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan...................................................................... 2
C. Sistematika Penulisan............................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................... 4
A. Latar Belakang Pengembangan Teori System Model.............. 4
B. Asumsi Utama Teori System Model........................................ 6
C. Perspektif Paradigma Keperawatan Teori System Model....... 11
D. Skema Model Teori System Model......................................... 14
E. Penerapan Teori System Model Pada Berbagai Situasi serta
Kelebihan dan Kekurangan ...................................................... 15
F. Aplikasi Teori System Model dalam Pelayanan .................... 16
G. Jurnal Terkait Dengan Teori System Model............................ 19
BAB III PENUTUP....................................................................................... 21
A. Kesimpulan............................................................................... 21
B. Saran........................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 22
iii
25. 25
Tugas: Manajemen Analisa Data
PENELITIAN KUALITATIF
(TEMA, SUBTEMA, KATEGORI DAN KATA KUNCI)
DISUSUN
NAMA : HARDIN
NIM : P4200213016
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014
26. 26
Tugas: Manajemen Analisa Data
PENELITIAN KUALITATIF
(TEMA, SUBTEMA, KATEGORI DAN KATA KUNCI)
DISUSUN
NAMA : BENHARD
NIM : P4200213003
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014