Presentasi ini merupakan salah satu tugas matakuliah Pancasila yang diampu oleh Bapak Sujarwo, M.Pd, kelompok kami beranggotakan
1. Agung Priyanto
2. Aulia Falah S
3. Dela Juliarti P
4. Dita Dwi A
5. Fia Nurul F
6. Isna Sulastia R
7. Ika Indah M
8. Nabila Umniyah
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Filsafat Pancasila
1. Filsafat Pancasila
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pancasila yang diampu oleh Bapak Sujarwo, M.Pd
Kelompok 3 :
Fia Nurul Fauziah (1106617027)
Agung Priyanto (1106627025)
Nabila Umniyah (1106617014)
Dela Juliarti Puteri (1715152805)
Aulia Falah S (1106617021)
Ika Indah M (1106617073)
Isna Sulastia Rahmah (1106617065)
Dita Dwi Arsinta (1106617076)
3. FILSAFATadalah pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumannya
- KBBI
4. LAHIRNYA FILSAFAT
• Makhluk yang mudah
kagum
Manusia
• Akan timbul
pertanyaan
Kegaguman
• Filsafat dimulai
dengan rasa kagum
Aristoteles
5. KAGUM
Kagum terhadap
dunia dan
berusaha untuk
menerangkan
gejala-gejalanya
KESANGSIAN
Kesangsian,
keraguan atau
sikap skeptic
juga merupakan
tahap awal
pemunculan
filsafat.
HERAN
Manusia juga
takjub, kagum,
dan heran
terhadap dirinya
sendiri.
FILSAFAT DIMULAI DARI:
8. ONTOLOGIadalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan
disamakan artinya dengan metafisika.
- ARISTOTELES
9. Masalah Ontologi
Apakah hakikat sesuatu itu?
Apakah realitas yang ada tampak ini suatu
realitas sebagai wujudnya, yaitu benda?
Apakah ada suatu rahasia di balik realitas itu,
sebagaimana yang tampak pada makhluk
hidup? Bidang ontologi menyelidiki tentang
makna yang ada (eksistensi dan keberadaan)
manusia, benda, alam semesta (kosmologi),
metafisika.
10. Penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-
sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah
merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu
monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok
dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hubungan kesesuaian antara negara dan landasan sila-
sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat
Secara Ontologis
11. Dasar epistimologi pancasila
Epistemologi
Epistemologi Pancasila terkait dengan sumber dasar
pengetahuan Pancasila.
Eksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi dan
penyederhanaan terhadap realitas yang ada dalam masyarakat
bangsa Indonesia
12. Pancasila itu lahir sebagai respon atau jawaban atas keadaan
yang terjadi dan dialami masyarakat bangsa Indonesia dan
sekaligus merupakan harapan.
Pancasila memiliki kebenaran korespondensi dari aspek epistemologis
sejauh sila-sila secara praktis didukung oleh realita yang dialami dan
dipraktekkan oleh manusia Indonesia.
Pancasila bersumber pada manusia Indonesia dan
lingkungannya
13. Dalam penulusuran sejarah mengenai kebudayaan
yang berkait dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar
Negara republik Indonesia telah diuraikan didepan
yang secara garis besar dspat dikemukakkan sebagai
berikut.
• Akar sila-sila Pancasila dan berpijak pada nilai serta
budaya masyarakat bangsa Indonesia.
• Nilai serta budaya masyarakat bangsa Indonesia yang
dapat diungkap mulai awal sejarah pada abad IV
masehi disamping diambil dari nilai asli Indonesia juga
diperkaya dengan dimasukkannya nilai dan budaya dari
luar Indonesia.
• Nilai-nilai yang dimaksud berasal dari agama hindu,
budha, islam, serta nilai-nilai demokrasi yang dibawa
dari barat.
14. Dasar Aksiologis Pancasila
• Nilai Dasar Pancasila
adalah asas-asas yang kita trima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
• Nilai Instrumental
Adalah kelanjutan dari nilai dasar Pancasila yang berbentuk norma
hukum.
• Nilai Praksis Pancasila
adalah nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
Nilai Dasar Nilai Instrumental Nilai Praksis
Sila Ke-4 : Kerakyatan
yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
/perwakilan.
UUD 1945 Pasal 6A ayat
(1) : “Presiden dan Wakil
Presiden dipilih dalam
satu pasangan secara
langsung oleh rakyat”.
Menggunakan hak pilih
dalam pemilu Presiden
dan Wakil Presiden.
15. HAKIKAT
Inti yang terkandung dalam segala sesuatu yang terdiri
dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan
sesuatu itu, sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan
bersifat mutlak
16. HAKIKAT
hakikat segala sesuatu mengandung kesatuan mutlak dari
unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya.
Notonagoro (1975)
18. Hakikat Abstrak
Mengandung unsur-unsur yang sama,tetap
dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila
Pancasila menunjuk pada kata:ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan
19. Hakikat Pribadi
Memiliki sifat khusus, artinya terikat
kepada sesuatu.Hakikat pribadi Pancasila
menunjuk pada ciriciri khusus sila-sila
Pancasilayang ada pada bangsa Indonesia
20. Hakikat Konkrit
Bersifat nyata sebagaimana dalam
kenyataannya. Hakikat kongkrit Pancasila
terletak pada fungsi Pancasila sebagai
dasar filsafat negara
22. Hirarkis
& Piramidal
Ketuhanan yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
23. Nilai-nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksaan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
24. Tujuan Bangsa dan Negara Indonesia
Terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yaitu :
• Melindungi segenap bangsa Indonesia da seluruh
tumpah darah Indonesia
• Mumajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social.