Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia memiliki asal-usul yang terkait empat unsur kausalitas menurut Aristoteles: bahan (nilai budaya dan agama Indonesia), bentuk (hasil perumusan para pendiri negara), karya (proses perumusan dan pengesahan), serta tujuan (menjadi dasar negara Indonesia). Pancasila terdiri dari lima sila yang membentuk satu kesatuan sistem filsafat yang saling melengkapi dan mengualifikasi.
2. ASAL MULA PANCASILA
Pengertian
Pancasila sebagai dasar filasafat Negara Republik Indonesia digali
dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama-agama bangsa
Indonesia. Menurut Prof. Notonagoro, S.H., Pancasila kalau ditinjau
asal mulanya; atau sebab terjadinya maka Pancasila memenuhi
syarat empat sebab (kausalitas) sebagaimana menurut Aristoteles
yaitu :
Causa materialis, (asal mula bahan)
Causa formalis, (asal mula bentuk)
Causa Efisien, (asal mula karya)
Causa Finalis, (asal mula tujuan)
3. Penjelasannya :
• Causa materialis (asal mula bahan)
Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan
kenegaraan, unsur-unsurnya telah terdapat pada Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu, terdapat dalam adat-istiadat,
kebudayaan dan dalam agama-agama yang ada di Indonesia.
• Causa Formalis, (asal mula bentuk)
Yaitu, bahwa bagaimana asal mula bentuk, atau bagaimana
bentuk Pancasila itu dirumuskan. Artinya adalah Pembentukan
Negara oleh para pendiri negara diantaranya, Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI, bersama-sama dengan
anggota BPUPKI lainnya. Dimana pada sidang BPUPKI pertama
dirumuskan dan dibahas Pancasila
4. • Causa Efisien, (asal mula karya)
Yaitu, sejak mulai dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI
pertama dan kedua, juga dalam proses pengesahan Pancasila
Dasar Filsafat Negara oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang
dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta merupakan asal
mula karya.
Juga di dalam Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 yang
merumuskan Piagam Jakarta yang memuat calon rumusan Dasar
Negara Pancasila sebagai asal mula sambungan.
5. • Causa Finalis, (asal mula tujuan)
Yaitu, asal mula dalam hubungannya dengan tujuan
dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh Panitia Sembilan termasuk Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, dimana semuanya sebagai
anggota BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan
UUD 1945) pertama kali dibentuk, dan memuat Pancasila.
Kemudian PPKI menerima rancangan tersebut dengan segala
perubahannya, hal ini dimaksudkan bahwa tujuan dibentuknya
Pancasila adalah sebagai Dasar Filsafat Negara Republik
Indonesia.
6. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan
negara Republik Indonesia
E. Inti Sila Sila-sila Pancasila
7. A. PENGERTIAN FILSAFAT
• Secara Etimologis “Filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang
artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”.
• Jadi secara harfiah istilah “filsafat” mengandung makna cinta
kebijaksanaan.
• Filsafat merupakan hasil dari budaya manusia yng secara kodrati
dibekali oleh Tuhan Yang Maha Esakemampuan rohani berupa akal,
rasa, karsa shg filsafat adalah hasil dari kebulatan akal rasa dan karsa
menjadi kebudayaan yang sifatnya nonmateriil
8. • Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran
merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki dan mempelajari.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan
menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik
pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari
bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan
alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa
diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.
9. • Filsafat Pancasila adalah hasil dari pemikiran yang paling dalam yang
dianggap, dipercaya dan sangat diyakini sebagai sesuatu ( norma-norma dan
nilai-nilai ) yang paling dianggap benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia
• Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam kehidupan berbangsa, bernegara bagi warga Negara Indonesia
dimanapun mere berada
.
10. ARTI FILSAFAT MELIPUTI BERBAGAI MASALAH DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI
2 MACAM :
Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian, yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-
pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia
mencuri suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
11. Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal ini filsafat
diartikan dalam bentuk aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan masalah dengan menggunakan suatu cara dan
metode tertentu sesuai dengan objeknya
Cabang-cabang Filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,
meliputi bidang-bidang: ontologi, kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam
ilmu pengetahuan
4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-
rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
12. B. RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
• Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
• Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
• Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya, Jadi Pancasila pada dasarnya satu
bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi
serta tugas masing-masing
13. 1. SUSUNAN KESATUAN PANCASILA YANG BERSIFAT ORGANIS
Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan
Pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal. Setiap sila tidak
dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis pada hakikatnya bersumber
pada hakikat dasar ontologis manusia “monopluralis” yang memiliki unsur-
unsur:
- Susunan Kodrat = jasmani-rohani
- Sifat kodrat = individu-makhluk sosial
- Kedudukan kodrat = pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang
merupakan satu kesatuan organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban,
dalam arti setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Oleh karena
itu, Pancasila meruapak suatu ksatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat
setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas dari sila-sila lainnya. Disamping
itu, diantara sila satu dengan yang lain tidak saling bertentangan
14. 2. SUSUNAN PANCASILA YANG BERSIFAT HIERARKHIS DAN BERBENTUK
PIRAMIDAL
Pengertian hierarkhis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan isi sifatnya
(kwalitas).
Urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan
isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.
Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal
urut-urutan luas dan juga dalam hal isi sifatnya.
Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi
sidarnya dari sila-sila sebelumnya.
Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan,
yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil.
15. hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa Indonesia,
dengan demikian :
1) sila pertama adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
Tuhan
2) sila kedua bersifat dan keadaan negera harus sesuai dengan hakikat manusia
3) sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu
4) sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
rakyat
5) sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil.
16. Lima sila ada hubungan yang mengikat satu dengan yang lain sehingga
pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
Hierarkhis Piramidal, maka Sila Ketuhanan YME menjadi basis dari
kemanusiaan…, persatuan…,kerakyatan…, dan keadilan…, Sebaliknya
Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila
terkandung sila-sila lainnya
18. 1. Sila Pertama : Ketuhanan YME adalah meliputi dan menjiwai sila-sila..2, 3,4,
5
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai
oleh sila 1, meliputi dan menjiwai sila-sila 3, 4, 5
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, meliputi
dan menjiwai sila-sila 4, 5
4. Sila Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2, 3
meliputi dan menjiwai sila-sila 5
5. Sila Lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai sila 1, 2, 3, 4.
19. 3. RUMUSAN HUBUNGAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG SALING
MENGISI DAN SALING MENGKUALIFIKASI
Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal, hierarkhi Piramidal juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
Maksudnya dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya.
1. Sila Ketuhanan YME adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia dst…
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan YME,
berpersatuan Indonesia, dst…
3. Dst…
20. C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Pada hakikatnya bukan hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis
saja, namun jg meliputi : kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, dasar
aksiologis dari sila-sila Pancasila.
1. Pengertian Ontologi :
Bidang/cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada.
Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan yang tidak terlepas dari
persepsi kita tentang apa dan bagaimana yang “ada” atau ontologi
merupakan bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada, sumber yang
ada, jenis ada, dan hakikat ada, termaksud ada alam, manusia, metafisika
dan kesemertaan atau kosmologi
21. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila
Pancasila yang terdiri 5 sila setiap sila bukanlah berdiri sendiri-sendiri,
melainkan satu kesatuan dasar ontologis.
Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki
hakikat mutlak monopluralis. Oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
sebagai dasar Antropologis.
22. Pancasila adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara
adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri.
Sehingga Hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila
adalah berupa hubungan sebab-akibat,yaitu :
1. negara sebagai pendukung hubungan
2. Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
23. HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA NEGARA DENGAN LANDASAN SILA-SILA
PANCASILA
•
Tuhan,
manusia,
Satu,
rakyat,
adil
Negara
Sebab
(Pangkal Hubungan)
Akibat
(Pendukung
Hubungan)
24. Syarat berdirinya negara :
A. Unsur Konstitutif
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat
B. Unsur Deklaratif
Pengakuan dari negara lain.
25. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu
sistem pengetahuan.
2. Pengertian Epistemologi :
cabang filsafat yang membahas tentang sumber, batas, proses hakikat dan
validitas pengetahuan.
Pancasila sebagai pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan.
Pancasila menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang
menyangkut praktis. Karena dijadikan landasan bagi cara hidup
manusia/kelompok masyarakat.
Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi.
26. Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya.
Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi :
a. sumber pengetahuan Pancasila
adalah : nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia
sendiri, yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta
kebudayaan dan nilai religius.
b. susunan pengetahuan Pancasila
Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal
logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan
kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hierarkhis dan berbentuk piramidal.
27. terdapat tiga hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology :
1) Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber
pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai
adat, kebudayaan dan religious.
2) Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi
Pancasila yang bersifat universal atau dapat diterjemakan menjadi esensi
Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib
hukum.
3) Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila
mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan
kehendak dan juga bersumber dari isi rohani seseorang selain Pancasila juga
mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal manusia dan juga
kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan
fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
28. 3. Dasar Aksiologis nilai-nilai Pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada
hakikatnya juga merupakan satu kesatuan.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada
titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang
pengertian nilai dan hierarkinya, misal materialisme, hedonisme
29. Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:
1) Tingkah laku moral, yang berwujud etika.
2) Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan.
3) Sosio politik yang berwufud ideologi.
4) Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki
makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai,
termaksud estetika, etika, ketuhanan dan agama.
30. D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA
DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nilai pancasila sebagai dasar filsafat pada hakikatnya merupakan sumber
dari semua sumber hukum dalam negara indonesia yang secara objektif
merupakan suatu pandangan hidup kesadaran, cita-cita, hukum secara
moral yang luhur yang meliputi suasana jiwa dan watak bangsa yang tanggal
18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan abstraksikan oleh para pendiri negara
menjadi lima sila dan ditetapkan secar yuridis formal menjadi dasar negara
Rebuplik Indonesia sebagai mana ditetapkan dalam TAP MPRS No
XX/MPRS/1996.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945, maka hakikatnya nilai-nilai pancasila tersebut adalah
sebagai beriku:
31. 1) Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara
mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan penjabaran dari sila
ketiga.
2) pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan
umum bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok
pikiran ini penjabaran dari sila kelima
3) Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini mejunjukkan negara Indonesia demokrasi,
yaitu kedaulatan ditangan di tangan, sesuai dengan sila keempat.
4) Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila
pertama dan kedua.
32. Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok
kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula
konsep-konsep sebagai berikut:
1) Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara
(Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian
negara (Pancasila).
2) Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “..... maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesi dalam suatu undang-undang dasar
Negara Indonesia....”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum
Nilai dasar yang fundamental suatu negara dalam hukum mempunyai hakikat
dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan
hukum apapun tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubungan Pembukaan
UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan
UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasil tidak dapat diubah secara
hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
33. E. INTI SILA-SILA PANCASILA
• Nilai adalah kualitas yang melekat pada sesuatu atau keberhargaan
dari sesuatu.
- Sesuatu bernilai berarti sesuatu yang dipandang berharga dan penting
dalam hidup manusia.
- Nilai masih bersifat abstrak, perlu dijabarkan ke dalam norma-norma
34. PANCASILA SBAGAI SISTEM NILAI
• Pancasila merupakan sistem nilai kebaikan yang di dalamnya terkandung nilai
kebenaran dan nilai keindahan, yang terdiri dari nilai dasar:
- Ketuhanan
- Kemanusiaan
- Persatuan
- Kerakyatan
- Keadilan
Sementara itu, penjabarannya ada dalam norma-norma kehidupan, yaitu
dalam adat-kebiasaan, sopan santun, dan hukum.
35. 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkadung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai pengejahwantahan tujuan manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Kuasa.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab dan bermoral.
Rakyat adalah subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari oleh
dan untuk rakyat, sehingga rakyat adalah asal mula kekuasaan negara.
Dalam sila ini terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus
dilaksanakan.
36. • Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada
potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, sesama manusia
maupun terhaap lingkungannya.
• Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus adil. Hal ini
mengandung pengertian bahwa manusia harus adil dalam hubungannya baik
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, negara dan terhadap
lingkungannya serta terhadap hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa
• menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai akan kesamaan hak
dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial, maupun
agama
37. 3. Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan sosial. Negara adalah
merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang
membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun
kelompok agama.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
• Nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara bertujuan
mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah.
• Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan sosial
38. • Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-
elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, baik golongan
maupun agama karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia
dan merupakan ciri khas di antara elemen-elemen yan membentuk negara.
• Perbedaan tersebut di ikat dalam satu kesatuan yaitu negara. Di Indonesia
kesatuan tersebut dilukiskan dalam semboyan bangsa yaitu Bhinneka Tunggal
Ika
• Nilai sila Persatuan Indonesia mengandung nilai nasionalisme yang religius
yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan yang Maha Esa, nasionalisme
yang humanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk Tuhan
39. • Sila kerakyatan mengandung nilai demokrasi secara mutlak yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan bernegara.
• Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat negara
sebagai penjelmaan dari sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
• Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan
mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah
negara.
• Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat
merupakan asal mula kekuasaan negara.
40. 5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
• Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai
tujuan dalam hidup Bersama shgdi dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang
harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ).
• Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Nilai-nilai keailan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi :
a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan antara negara terhadap waranya dalam arti pihak
negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan
atas hak dan kewajiban.
b. Keadilan legal (keadilan bertaat ) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara
terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keailan dalam
bentuk mentaati peraturan perundan-undangan yang berlaku dalam warga.
c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara
timbal balik
41. NILAI PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA POLITIK
• Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum,
serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
• Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan
asas legalitas, disahkan dan dijalankan secara demokratis, dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya.