SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PENDIDIKAN PANCASILA 4-5
ASAL MULA PANCASILA
Pengertian
 Pancasila sebagai dasar filasafat Negara Republik Indonesia digali
dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama-agama bangsa
Indonesia. Menurut Prof. Notonagoro, S.H., Pancasila kalau ditinjau
asal mulanya; atau sebab terjadinya maka Pancasila memenuhi
syarat empat sebab (kausalitas) sebagaimana menurut Aristoteles
yaitu :
 Causa materialis, (asal mula bahan)
 Causa formalis, (asal mula bentuk)
 Causa Efisien, (asal mula karya)
 Causa Finalis, (asal mula tujuan)
Penjelasannya :
• Causa materialis (asal mula bahan)
Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan
kenegaraan, unsur-unsurnya telah terdapat pada Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu, terdapat dalam adat-istiadat,
kebudayaan dan dalam agama-agama yang ada di Indonesia.
• Causa Formalis, (asal mula bentuk)
Yaitu, bahwa bagaimana asal mula bentuk, atau bagaimana
bentuk Pancasila itu dirumuskan. Artinya adalah Pembentukan
Negara oleh para pendiri negara diantaranya, Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI, bersama-sama dengan
anggota BPUPKI lainnya. Dimana pada sidang BPUPKI pertama
dirumuskan dan dibahas Pancasila
• Causa Efisien, (asal mula karya)
Yaitu, sejak mulai dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI
pertama dan kedua, juga dalam proses pengesahan Pancasila
Dasar Filsafat Negara oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang
dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta merupakan asal
mula karya.
Juga di dalam Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 yang
merumuskan Piagam Jakarta yang memuat calon rumusan Dasar
Negara Pancasila sebagai asal mula sambungan.
• Causa Finalis, (asal mula tujuan)
Yaitu, asal mula dalam hubungannya dengan tujuan
dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh Panitia Sembilan termasuk Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, dimana semuanya sebagai
anggota BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan
UUD 1945) pertama kali dibentuk, dan memuat Pancasila.
Kemudian PPKI menerima rancangan tersebut dengan segala
perubahannya, hal ini dimaksudkan bahwa tujuan dibentuknya
Pancasila adalah sebagai Dasar Filsafat Negara Republik
Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan
negara Republik Indonesia
E. Inti Sila Sila-sila Pancasila
A. PENGERTIAN FILSAFAT
• Secara Etimologis “Filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang
artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”.
• Jadi secara harfiah istilah “filsafat” mengandung makna cinta
kebijaksanaan.
• Filsafat merupakan hasil dari budaya manusia yng secara kodrati
dibekali oleh Tuhan Yang Maha Esakemampuan rohani berupa akal,
rasa, karsa shg filsafat adalah hasil dari kebulatan akal rasa dan karsa
menjadi kebudayaan yang sifatnya nonmateriil
• Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran
merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki dan mempelajari.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan
menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik
pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari
bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan
alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa
diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.
• Filsafat Pancasila adalah hasil dari pemikiran yang paling dalam yang
dianggap, dipercaya dan sangat diyakini sebagai sesuatu ( norma-norma dan
nilai-nilai ) yang paling dianggap benar, paling adil, paling bijaksana, paling
baik dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia
• Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam kehidupan berbangsa, bernegara bagi warga Negara Indonesia
dimanapun mere berada
.
ARTI FILSAFAT MELIPUTI BERBAGAI MASALAH DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI
2 MACAM :
Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian, yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-
pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia
mencuri suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal ini filsafat
diartikan dalam bentuk aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan masalah dengan menggunakan suatu cara dan
metode tertentu sesuai dengan objeknya
Cabang-cabang Filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,
meliputi bidang-bidang: ontologi, kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam
ilmu pengetahuan
4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-
rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia
6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
B. RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
• Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.
• Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
• Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya, Jadi Pancasila pada dasarnya satu
bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi
serta tugas masing-masing
1. SUSUNAN KESATUAN PANCASILA YANG BERSIFAT ORGANIS
Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan
Pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal. Setiap sila tidak
dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis pada hakikatnya bersumber
pada hakikat dasar ontologis manusia “monopluralis” yang memiliki unsur-
unsur:
- Susunan Kodrat = jasmani-rohani
- Sifat kodrat = individu-makhluk sosial
- Kedudukan kodrat = pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang
merupakan satu kesatuan organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban,
dalam arti setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Oleh karena
itu, Pancasila meruapak suatu ksatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat
setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas dari sila-sila lainnya. Disamping
itu, diantara sila satu dengan yang lain tidak saling bertentangan
2. SUSUNAN PANCASILA YANG BERSIFAT HIERARKHIS DAN BERBENTUK
PIRAMIDAL
Pengertian hierarkhis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan isi sifatnya
(kwalitas).
Urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan
isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.
Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal
urut-urutan luas dan juga dalam hal isi sifatnya.
Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi
sidarnya dari sila-sila sebelumnya.
Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan,
yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil.
hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa Indonesia,
dengan demikian :
1) sila pertama adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
Tuhan
2) sila kedua bersifat dan keadaan negera harus sesuai dengan hakikat manusia
3) sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu
4) sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat
rakyat
5) sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil.
Lima sila ada hubungan yang mengikat satu dengan yang lain sehingga
pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
Hierarkhis Piramidal, maka Sila Ketuhanan YME menjadi basis dari
kemanusiaan…, persatuan…,kerakyatan…, dan keadilan…, Sebaliknya
Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila
terkandung sila-sila lainnya
HIERARKHIS DAN PIRAMIDAL
1
2
3
4
5
1. Sila Pertama : Ketuhanan YME adalah meliputi dan menjiwai sila-sila..2, 3,4,
5
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai
oleh sila 1, meliputi dan menjiwai sila-sila 3, 4, 5
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, meliputi
dan menjiwai sila-sila 4, 5
4. Sila Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2, 3
meliputi dan menjiwai sila-sila 5
5. Sila Lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai sila 1, 2, 3, 4.
3. RUMUSAN HUBUNGAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG SALING
MENGISI DAN SALING MENGKUALIFIKASI
Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal, hierarkhi Piramidal juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
Maksudnya dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya.
1. Sila Ketuhanan YME adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia dst…
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan YME,
berpersatuan Indonesia, dst…
3. Dst…
C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
 Pada hakikatnya bukan hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis
saja, namun jg meliputi : kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, dasar
aksiologis dari sila-sila Pancasila.
1. Pengertian Ontologi :
Bidang/cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada.
Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan yang tidak terlepas dari
persepsi kita tentang apa dan bagaimana yang “ada” atau ontologi
merupakan bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada, sumber yang
ada, jenis ada, dan hakikat ada, termaksud ada alam, manusia, metafisika
dan kesemertaan atau kosmologi
Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila
 Pancasila yang terdiri 5 sila setiap sila bukanlah berdiri sendiri-sendiri,
melainkan satu kesatuan dasar ontologis.
 Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki
hakikat mutlak monopluralis. Oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
sebagai dasar Antropologis.
Pancasila adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara
adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri.
Sehingga Hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia.
Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila
adalah berupa hubungan sebab-akibat,yaitu :
1. negara sebagai pendukung hubungan
2. Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA NEGARA DENGAN LANDASAN SILA-SILA
PANCASILA
• 
Tuhan,
manusia,
Satu,
rakyat,
adil
Negara
Sebab
(Pangkal Hubungan)
Akibat
(Pendukung
Hubungan)
Syarat berdirinya negara :
A. Unsur Konstitutif
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat
B. Unsur Deklaratif
Pengakuan dari negara lain.
 Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu
sistem pengetahuan.
2. Pengertian Epistemologi :
cabang filsafat yang membahas tentang sumber, batas, proses hakikat dan
validitas pengetahuan.
Pancasila sebagai pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan.
Pancasila menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang
menyangkut praktis. Karena dijadikan landasan bagi cara hidup
manusia/kelompok masyarakat.
Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi.
 Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya.
Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi :
a. sumber pengetahuan Pancasila
adalah : nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia
sendiri, yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta
kebudayaan dan nilai religius.
b. susunan pengetahuan Pancasila
Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal
logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan
kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hierarkhis dan berbentuk piramidal.
 terdapat tiga hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology :
1) Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber
pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai
adat, kebudayaan dan religious.
2) Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi
Pancasila yang bersifat universal atau dapat diterjemakan menjadi esensi
Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib
hukum.
3) Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila
mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan
kehendak dan juga bersumber dari isi rohani seseorang selain Pancasila juga
mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal manusia dan juga
kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan
fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
3. Dasar Aksiologis nilai-nilai Pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada
hakikatnya juga merupakan satu kesatuan.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada
titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang
pengertian nilai dan hierarkinya, misal materialisme, hedonisme
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:
1) Tingkah laku moral, yang berwujud etika.
2) Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan.
3) Sosio politik yang berwufud ideologi.
4) Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki
makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai,
termaksud estetika, etika, ketuhanan dan agama.
D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA
DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nilai pancasila sebagai dasar filsafat pada hakikatnya merupakan sumber
dari semua sumber hukum dalam negara indonesia yang secara objektif
merupakan suatu pandangan hidup kesadaran, cita-cita, hukum secara
moral yang luhur yang meliputi suasana jiwa dan watak bangsa yang tanggal
18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan abstraksikan oleh para pendiri negara
menjadi lima sila dan ditetapkan secar yuridis formal menjadi dasar negara
Rebuplik Indonesia sebagai mana ditetapkan dalam TAP MPRS No
XX/MPRS/1996.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945, maka hakikatnya nilai-nilai pancasila tersebut adalah
sebagai beriku:
1) Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara
mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan penjabaran dari sila
ketiga.
2) pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan
umum bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok
pikiran ini penjabaran dari sila kelima
3) Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini mejunjukkan negara Indonesia demokrasi,
yaitu kedaulatan ditangan di tangan, sesuai dengan sila keempat.
4) Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila
pertama dan kedua.
 Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok
kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula
konsep-konsep sebagai berikut:
1) Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara
(Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian
negara (Pancasila).
2) Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “..... maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesi dalam suatu undang-undang dasar
Negara Indonesia....”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum
 Nilai dasar yang fundamental suatu negara dalam hukum mempunyai hakikat
dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan
hukum apapun tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubungan Pembukaan
UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan
UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasil tidak dapat diubah secara
hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara Proklamasi 17
Agustus 1945.
E. INTI SILA-SILA PANCASILA
• Nilai adalah kualitas yang melekat pada sesuatu atau keberhargaan
dari sesuatu.
- Sesuatu bernilai berarti sesuatu yang dipandang berharga dan penting
dalam hidup manusia.
- Nilai masih bersifat abstrak, perlu dijabarkan ke dalam norma-norma
PANCASILA SBAGAI SISTEM NILAI
• Pancasila merupakan sistem nilai kebaikan yang di dalamnya terkandung nilai
kebenaran dan nilai keindahan, yang terdiri dari nilai dasar:
- Ketuhanan
- Kemanusiaan
- Persatuan
- Kerakyatan
- Keadilan
Sementara itu, penjabarannya ada dalam norma-norma kehidupan, yaitu
dalam adat-kebiasaan, sopan santun, dan hukum.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkadung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai pengejahwantahan tujuan manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Kuasa.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab dan bermoral.
Rakyat adalah subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari oleh
dan untuk rakyat, sehingga rakyat adalah asal mula kekuasaan negara.
Dalam sila ini terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus
dilaksanakan.
• Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada
potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, sesama manusia
maupun terhaap lingkungannya.
• Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus adil. Hal ini
mengandung pengertian bahwa manusia harus adil dalam hubungannya baik
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, negara dan terhadap
lingkungannya serta terhadap hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa
• menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai akan kesamaan hak
dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial, maupun
agama
3. Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan sosial. Negara adalah
merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang
membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun
kelompok agama.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
• Nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara bertujuan
mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah.
• Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan sosial
• Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-
elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, baik golongan
maupun agama karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia
dan merupakan ciri khas di antara elemen-elemen yan membentuk negara.
• Perbedaan tersebut di ikat dalam satu kesatuan yaitu negara. Di Indonesia
kesatuan tersebut dilukiskan dalam semboyan bangsa yaitu Bhinneka Tunggal
Ika
• Nilai sila Persatuan Indonesia mengandung nilai nasionalisme yang religius
yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan yang Maha Esa, nasionalisme
yang humanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk Tuhan
• Sila kerakyatan mengandung nilai demokrasi secara mutlak yang harus
dilaksanakan dalam kehidupan bernegara.
• Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat negara
sebagai penjelmaan dari sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
• Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan
mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah
negara.
• Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat
merupakan asal mula kekuasaan negara.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
• Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai
tujuan dalam hidup Bersama shgdi dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang
harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ).
• Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
 Nilai-nilai keailan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi :
a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan antara negara terhadap waranya dalam arti pihak
negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan
atas hak dan kewajiban.
b. Keadilan legal (keadilan bertaat ) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara
terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keailan dalam
bentuk mentaati peraturan perundan-undangan yang berlaku dalam warga.
c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara
timbal balik
NILAI PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA POLITIK
• Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum,
serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
• Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan
asas legalitas, disahkan dan dijalankan secara demokratis, dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya.

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatopenriski
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Rajabul Gufron
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatSita Nurhalimah
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Julyan Eria
 
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatBab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatSyaiful Ahdan
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatFahmi Hamid
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatDavid Mandala Lubis
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasilaidbloginfo
 
2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafatyahya57
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Azza Mafazah
 
PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila) PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila) tita_chubie
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Hardiyan Wijayanto
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABPancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABdayurikaperdana19
 
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalPancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalLucky Maharani Safitri
 
Bab iv pancasila menjadi idiologi negara
Bab iv pancasila menjadi idiologi negaraBab iv pancasila menjadi idiologi negara
Bab iv pancasila menjadi idiologi negaraSyaiful Ahdan
 
3. filsafat pancasila
3. filsafat pancasila3. filsafat pancasila
3. filsafat pancasilaCipta Vidies
 
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalPancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalWendi kuswiandi
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiayudikrismen1
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaGiovanni Promesso
 

What's hot (20)

Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafat
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
 
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
Persentasi Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Negara
 
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatBab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat2. pancasila sebagai filsafat
2. pancasila sebagai filsafat
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4
 
PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila) PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasila Filsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABPancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
 
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalPancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
 
Bab iv pancasila menjadi idiologi negara
Bab iv pancasila menjadi idiologi negaraBab iv pancasila menjadi idiologi negara
Bab iv pancasila menjadi idiologi negara
 
3. filsafat pancasila
3. filsafat pancasila3. filsafat pancasila
3. filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi NasionalPancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
Pancasila sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
 

Similar to PANCASILA4

Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptRasyAlam
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATRifin Sugiarto
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAmbo Sumange
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAndhika Pratama
 
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.pptConcuMinus
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAinul Fikri
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAchmad Junaidi
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docx
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docxPancasila sebagai Sistem Filsafat.docx
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docxSayidsabiq2
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat Rudi Wicaksana
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdf
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdfPancasila sebagai Sistem Filsafat.pdf
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdfWati97
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila  Sebagai  Sistem  FilsafatPancasila  Sebagai  Sistem  Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatOpissen Yudisyus
 

Similar to PANCASILA4 (20)

Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat.pptx
Filsafat.pptxFilsafat.pptx
Filsafat.pptx
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docx
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docxPancasila sebagai Sistem Filsafat.docx
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.docx
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdf
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdfPancasila sebagai Sistem Filsafat.pdf
Pancasila sebagai Sistem Filsafat.pdf
 
Kuliah ke 5
Kuliah ke 5Kuliah ke 5
Kuliah ke 5
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila  Sebagai  Sistem  FilsafatPancasila  Sebagai  Sistem  Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Makalah PKN
Makalah PKNMakalah PKN
Makalah PKN
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 

More from google

Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiagoogle
 
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemen
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar ManajemenFaktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemen
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemengoogle
 
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8google
 
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumen
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku KonsumenPresentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumen
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumengoogle
 
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah DasarPresentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasargoogle
 
Presentasi Ragam Bahasa Indonesia
Presentasi Ragam Bahasa IndonesiaPresentasi Ragam Bahasa Indonesia
Presentasi Ragam Bahasa Indonesiagoogle
 
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1google
 

More from google (7)

Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemen
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar ManajemenFaktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemen
Faktor Individu dalam Organisasi (BAB 11) Pengantar Manajemen
 
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8
PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8
 
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumen
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku KonsumenPresentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumen
Presentasi Teori Keseimbangan Harga dan Perilaku Konsumen
 
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah DasarPresentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Presentasi Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
 
Presentasi Ragam Bahasa Indonesia
Presentasi Ragam Bahasa IndonesiaPresentasi Ragam Bahasa Indonesia
Presentasi Ragam Bahasa Indonesia
 
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1
Presentasi fungsi-fungsi manajemen matkul pengantar manajemen 1
 

PANCASILA4

  • 2. ASAL MULA PANCASILA Pengertian  Pancasila sebagai dasar filasafat Negara Republik Indonesia digali dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama-agama bangsa Indonesia. Menurut Prof. Notonagoro, S.H., Pancasila kalau ditinjau asal mulanya; atau sebab terjadinya maka Pancasila memenuhi syarat empat sebab (kausalitas) sebagaimana menurut Aristoteles yaitu :  Causa materialis, (asal mula bahan)  Causa formalis, (asal mula bentuk)  Causa Efisien, (asal mula karya)  Causa Finalis, (asal mula tujuan)
  • 3. Penjelasannya : • Causa materialis (asal mula bahan) Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan kenegaraan, unsur-unsurnya telah terdapat pada Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu, terdapat dalam adat-istiadat, kebudayaan dan dalam agama-agama yang ada di Indonesia. • Causa Formalis, (asal mula bentuk) Yaitu, bahwa bagaimana asal mula bentuk, atau bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan. Artinya adalah Pembentukan Negara oleh para pendiri negara diantaranya, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI, bersama-sama dengan anggota BPUPKI lainnya. Dimana pada sidang BPUPKI pertama dirumuskan dan dibahas Pancasila
  • 4. • Causa Efisien, (asal mula karya) Yaitu, sejak mulai dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI pertama dan kedua, juga dalam proses pengesahan Pancasila Dasar Filsafat Negara oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta merupakan asal mula karya. Juga di dalam Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 yang merumuskan Piagam Jakarta yang memuat calon rumusan Dasar Negara Pancasila sebagai asal mula sambungan.
  • 5. • Causa Finalis, (asal mula tujuan) Yaitu, asal mula dalam hubungannya dengan tujuan dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh Panitia Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, dimana semuanya sebagai anggota BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan UUD 1945) pertama kali dibentuk, dan memuat Pancasila. Kemudian PPKI menerima rancangan tersebut dengan segala perubahannya, hal ini dimaksudkan bahwa tujuan dibentuknya Pancasila adalah sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.
  • 6. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT A. Pengertian Filsafat B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan negara Republik Indonesia E. Inti Sila Sila-sila Pancasila
  • 7. A. PENGERTIAN FILSAFAT • Secara Etimologis “Filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. • Jadi secara harfiah istilah “filsafat” mengandung makna cinta kebijaksanaan. • Filsafat merupakan hasil dari budaya manusia yng secara kodrati dibekali oleh Tuhan Yang Maha Esakemampuan rohani berupa akal, rasa, karsa shg filsafat adalah hasil dari kebulatan akal rasa dan karsa menjadi kebudayaan yang sifatnya nonmateriil
  • 8. • Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah: 1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari. 2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi. 3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.
  • 9. • Filsafat Pancasila adalah hasil dari pemikiran yang paling dalam yang dianggap, dipercaya dan sangat diyakini sebagai sesuatu ( norma-norma dan nilai-nilai ) yang paling dianggap benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia • Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa, bernegara bagi warga Negara Indonesia dimanapun mere berada .
  • 10. ARTI FILSAFAT MELIPUTI BERBAGAI MASALAH DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI 2 MACAM : Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian, yaitu : 1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran- pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya. 2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencuri suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
  • 11. Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu sesuai dengan objeknya Cabang-cabang Filsafat yang pokok : 1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, meliputi bidang-bidang: ontologi, kosmologi dan antropologi 2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan 3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan 4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus- rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar. 5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia 6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
  • 12. B. RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM • Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. • Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. • Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya, Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing
  • 13. 1. SUSUNAN KESATUAN PANCASILA YANG BERSIFAT ORGANIS Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan Pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis pada hakikatnya bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia “monopluralis” yang memiliki unsur- unsur: - Susunan Kodrat = jasmani-rohani - Sifat kodrat = individu-makhluk sosial - Kedudukan kodrat = pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang merupakan satu kesatuan organis Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila meruapak suatu ksatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri senrdiri, terlepas dari sila-sila lainnya. Disamping itu, diantara sila satu dengan yang lain tidak saling bertentangan
  • 14. 2. SUSUNAN PANCASILA YANG BERSIFAT HIERARKHIS DAN BERBENTUK PIRAMIDAL Pengertian hierarkhis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan isi sifatnya (kwalitas). Urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya. Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sidarnya dari sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, satu, Rakyat, Adil.
  • 15. hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat bangsa Indonesia, dengan demikian : 1) sila pertama adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan 2) sila kedua bersifat dan keadaan negera harus sesuai dengan hakikat manusia 3) sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu 4) sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat 5) sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil.
  • 16. Lima sila ada hubungan yang mengikat satu dengan yang lain sehingga pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Hierarkhis Piramidal, maka Sila Ketuhanan YME menjadi basis dari kemanusiaan…, persatuan…,kerakyatan…, dan keadilan…, Sebaliknya Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap sila terkandung sila-sila lainnya
  • 18. 1. Sila Pertama : Ketuhanan YME adalah meliputi dan menjiwai sila-sila..2, 3,4, 5 2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, meliputi dan menjiwai sila-sila 3, 4, 5 3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, meliputi dan menjiwai sila-sila 4, 5 4. Sila Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2, 3 meliputi dan menjiwai sila-sila 5 5. Sila Lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3, 4.
  • 19. 3. RUMUSAN HUBUNGAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG SALING MENGISI DAN SALING MENGKUALIFIKASI Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal, hierarkhi Piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Maksudnya dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya. 1. Sila Ketuhanan YME adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia dst… 2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan YME, berpersatuan Indonesia, dst… 3. Dst…
  • 20. C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT  Pada hakikatnya bukan hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun jg meliputi : kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. 1. Pengertian Ontologi : Bidang/cabang filsafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang ada. Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan yang tidak terlepas dari persepsi kita tentang apa dan bagaimana yang “ada” atau ontologi merupakan bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada, sumber yang ada, jenis ada, dan hakikat ada, termaksud ada alam, manusia, metafisika dan kesemertaan atau kosmologi
  • 21. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila  Pancasila yang terdiri 5 sila setiap sila bukanlah berdiri sendiri-sendiri, melainkan satu kesatuan dasar ontologis.  Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis. Oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar Antropologis.
  • 22. Pancasila adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri. Sehingga Hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia. Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat,yaitu : 1. negara sebagai pendukung hubungan 2. Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan.
  • 23. HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA NEGARA DENGAN LANDASAN SILA-SILA PANCASILA •  Tuhan, manusia, Satu, rakyat, adil Negara Sebab (Pangkal Hubungan) Akibat (Pendukung Hubungan)
  • 24. Syarat berdirinya negara : A. Unsur Konstitutif 1. Rakyat 2. Wilayah 3. Pemerintah yang berdaulat B. Unsur Deklaratif Pengakuan dari negara lain.
  • 25.  Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. 2. Pengertian Epistemologi : cabang filsafat yang membahas tentang sumber, batas, proses hakikat dan validitas pengetahuan. Pancasila sebagai pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan. Pancasila menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang menyangkut praktis. Karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia/kelompok masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi.
  • 26.  Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi : a. sumber pengetahuan Pancasila adalah : nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri, yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai religius. b. susunan pengetahuan Pancasila Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal.
  • 27.  terdapat tiga hal yang menjadi fokus Pancasila dalam dasar epistemology : 1) Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan dan religious. 2) Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi Pancasila yang bersifat universal atau dapat diterjemakan menjadi esensi Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib hukum. 3) Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumber dari isi rohani seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan mental serta jasmani dan rohani yang ada pada diri manusia.
  • 28. 3. Dasar Aksiologis nilai-nilai Pancasila Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan satu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkinya, misal materialisme, hedonisme
  • 29. Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki: 1) Tingkah laku moral, yang berwujud etika. 2) Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan. 3) Sosio politik yang berwufud ideologi. 4) Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud estetika, etika, ketuhanan dan agama.
  • 30. D. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nilai pancasila sebagai dasar filsafat pada hakikatnya merupakan sumber dari semua sumber hukum dalam negara indonesia yang secara objektif merupakan suatu pandangan hidup kesadaran, cita-cita, hukum secara moral yang luhur yang meliputi suasana jiwa dan watak bangsa yang tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan abstraksikan oleh para pendiri negara menjadi lima sila dan ditetapkan secar yuridis formal menjadi dasar negara Rebuplik Indonesia sebagai mana ditetapkan dalam TAP MPRS No XX/MPRS/1996. Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, maka hakikatnya nilai-nilai pancasila tersebut adalah sebagai beriku:
  • 31. 1) Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan penjabaran dari sila ketiga. 2) pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok pikiran ini penjabaran dari sila kelima 3) Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini mejunjukkan negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan di tangan, sesuai dengan sila keempat. 4) Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila pertama dan kedua.
  • 32.  Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut: 1) Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian negara (Pancasila). 2) Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “..... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesi dalam suatu undang-undang dasar Negara Indonesia....”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum  Nilai dasar yang fundamental suatu negara dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubungan Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasil tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
  • 33. E. INTI SILA-SILA PANCASILA • Nilai adalah kualitas yang melekat pada sesuatu atau keberhargaan dari sesuatu. - Sesuatu bernilai berarti sesuatu yang dipandang berharga dan penting dalam hidup manusia. - Nilai masih bersifat abstrak, perlu dijabarkan ke dalam norma-norma
  • 34. PANCASILA SBAGAI SISTEM NILAI • Pancasila merupakan sistem nilai kebaikan yang di dalamnya terkandung nilai kebenaran dan nilai keindahan, yang terdiri dari nilai dasar: - Ketuhanan - Kemanusiaan - Persatuan - Kerakyatan - Keadilan Sementara itu, penjabarannya ada dalam norma-norma kehidupan, yaitu dalam adat-kebiasaan, sopan santun, dan hukum.
  • 35. 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkadung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejahwantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Kuasa. 2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab dan bermoral. Rakyat adalah subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari oleh dan untuk rakyat, sehingga rakyat adalah asal mula kekuasaan negara. Dalam sila ini terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus dilaksanakan.
  • 36. • Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun terhaap lingkungannya. • Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia harus adil dalam hubungannya baik dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, negara dan terhadap lingkungannya serta terhadap hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa • menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai akan kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial, maupun agama
  • 37. 3. Sila Persatuan Indonesia Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan • Nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah. • Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan sosial
  • 38. • Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen- elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, baik golongan maupun agama karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan merupakan ciri khas di antara elemen-elemen yan membentuk negara. • Perbedaan tersebut di ikat dalam satu kesatuan yaitu negara. Di Indonesia kesatuan tersebut dilukiskan dalam semboyan bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika • Nilai sila Persatuan Indonesia mengandung nilai nasionalisme yang religius yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan yang Maha Esa, nasionalisme yang humanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan
  • 39. • Sila kerakyatan mengandung nilai demokrasi secara mutlak yang harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. • Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan dari sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. • Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara. • Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.
  • 40. 5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia • Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup Bersama shgdi dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial ). • Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.  Nilai-nilai keailan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi : a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan antara negara terhadap waranya dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban. b. Keadilan legal (keadilan bertaat ) yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keailan dalam bentuk mentaati peraturan perundan-undangan yang berlaku dalam warga. c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik
  • 41. NILAI PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIKA POLITIK • Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. • Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan asas legalitas, disahkan dan dijalankan secara demokratis, dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya.