Dokumen tersebut membahas tentang sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat. Pancasila dijelaskan sebagai kesatuan yang terdiri dari lima sila yang saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila diuraikan beserta contoh perilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Filsafat pancasila
1. LOGO
“ Add your company slogan ”
SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT PANCASILA DAN WAWASAN KEBAGSAAN
Rosladiba (1603193)
Rijal Fahmi (1602823)
Mohamad Rozlan (1605347)
Maslan Abdin (1603117)
2. Hakekat sila-sila pancasila sebagai suatu
sistem filsafat
Pancasila Merupakan Suatu Kesatuan yang sistimatis, karena :
Susunan kesatuan
sila-sila bersifat
Organis
Susunan Sila-sila
Pancasila bersifat
Hierarkhis dan
berbentuk piramida
Hubungan sila-sila
Saling Mengisi dan
saling Mengkualifikasi
Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya merupakan suatu
sistem filsafat. Sistem merupakan suatu kesatuan yang bagian-
bagiannya mempunyai hubungan saling kerjasama untuk tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan utuh
3. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTIM FILSAFAT
Subtansi Pancasila adalah nilai-nilai, sebagai pedoman negara adalah norma-
norma dan aktualisasinya merupakan realisasi kongkrit Pancasila. Nilai –nilai
yang terkandung dalam pancasila mulai dari sila Ke 1 sampai 5 merupakan cita-
cita harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan di wujudkan dalam
kehidupan bernagsa dan bernegara ( Kailani, 2013 : 162)
Inti sila-sila Pancasila :
1. Tuhan yaitu sebagai kuasa prima.
2. Manusia yaitu mahluk individu dan sosial.
3. Satu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri
4. Rakyat yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong
royong .
5. Adil yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lainyang
menjadi hakekatnya
4. Lanjutan……………….
Teori Tentang NilaI yaitu MAX SCHELER nilai ada
tingkatanya dan dapat di kelompokan menjadi empat
tingkat
kenikmatan Kehidupan Kejiwaan Kerohanian
Nilai yang
mengenakan dan
nilai yang tidak
mengenakan yang
menyebabkan orang
senag dan menderita
Nilai-nilai yang
penting dalam
kehidupan seperti
kesejahtraan,
keadilan, dan
kesegaran
tidak tergantung dari
keadaan jasmani
maupun lingkungan .
Nilai semacam ini
seperti : keindahan,
kebenaran, dan
pengetahuan murni yg di
capai dalam filsafat
Terdapat nilai yang
sucidan tidak suci .
Nilai semacam ini
terutama dari nilai-
nilai pribadi’
5. Implementasi Sila-Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat
dalam Kehidupan Sehari-hari
(Kaelan 2013: 689). Aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah pelaksanaan
nilai nilai pancasila pada setiap individu, perseorangan, setiap warganegara,
setiap penduduk Indonesia, setiap aparat pelaksana Negara, dalam segala
aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara
implementasi penjabaran pancasila yang bersifat objektif adalah
merupakan perwujudan nilai nilai pancasila dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara repoblik Indonesia, yang realisasi kongkritnya merupakan
sumber dari segala sumber hukum (sumbrer tertif hukum) Indonesia oleh
karena itu implementasi pancasila yang objektif ini berkaitan dengan
norma norma hukum dan moral, secara lebih luas dengan norma norma
kenegaraan.
6. Aktualisasi Pancasila yang Objektif
(Kaelan 2013: 692-694). Pengertian aktualisasi pancasila yang objektif adalah
pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara,
baik dibidang legislatif, eksekutif, maupun yudikatif dan semua bidang kenegaraan
dan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perundang-undangan Negara
Indonesia, hal itu antara lain dapat di rinci sebagai berikut :
a. Tafsir undang-undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut filsafat Negara
pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Hal
ini mengandung arti bahwa pancasila sebagi sumber asas penyelenggaraan
Negara. Konsekuensinya dalam penilaian atau pengujian terhadap suatu
peraturan perundang-undangan, maka pancasila sebagai batu uji dalam
menentukan dalam suatu perundangan itu bermakna, adil atau tidak.
b. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam undang-undang harus
mengingat dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat
Negara Indonesia.
c. Tanpa mengurangi sifat-sifat undang-undang yang tidak dapat di ganggu gugat,
interprestasi pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung
dalam filsafat Negara.
7. Lanjutan……………….
d. nterprestasi pelaksanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh,
meliputi seluruh perundang-undangan dibawah undang-undang dan keputusan
keputusan atministrasi dari semua penguasa Negara, dari pemerintah pusat sampai
dengan alat-alat perlengkapan Negara di daerah, keputusan-keputusan pengadilan
serta alat perlengkapannya begitu juga meliputi usaha kenegaraan dan aspek
kenegaraan lainya.
e. Dengan demikian hidup kenegaraan dan tertif hukum Indonesia didasarkan atas
dan diliputi oleh asas polik dan tujuan Negara yang berdasarkan atas dan meliputi
oleh asas kerokhanian pancasila. Hal ini termasuk pokok kaidah Negara serta
pokok pokok pikirang yang terkandung dalam pembu-kaan UUD1945 dan UUD
1945 juga di dasarkan atas asas kerohanian pancasila. Bahkan yang terlebih
penting lagi adalah dalam realisasi pelaksanaan kongkritnya yaitu dalam setiap
penentuan kebijakan kenegaraan antara lain:
8. Lanjutan……..
Pengembangan jangka panjang dan jangka menengah dahulu di
istilahkan (Garis Besar Haluan Negara).
Hukum dan perundang-ungangan dan peradilan.
System Demokrasi
Pemerintahan
Politik dalam dan luar negeri
Keselamatan, keamanan dan pertahanan
Kesejatraan
Kenudayaan
Pendidikan, dan lain sebagainya (notonugoro), 1977:43,44)
Tujuan Negara.
Reformasi dan segala pelaksanaannya
Serta segala aspek penyelenggara Negara lainnya.
9. Penerapan Nilai-nilai Pancasila
Persolana/masalah
penerapan pancasila
Pada Orde Baru :
TAP MPR No. II/MPR/1978
Tujuan P4 ( pedoman,
penghayatan, pengamalan,
pancasila
Reformasi : (PK)
TAP MPR No. XVIII / MPR/
1998 (pencabutan)
Pengamalan Pancasila
Kesadaran
Moral
Pertimbang
an Rasional
Tujuan : mengaktualisasikan Nilai-
nilai Pancasila
10. Perilaku Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
o beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
o beribadah menurut ajaran agamanya;
o bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain.
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab ;
mengakui persamaan derajat sesama manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Kuasa;
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
saling mencintai sesama manusia;
tidak semena-mena terhadap orang lain;
mengembangkan sikap tenggang rasa;
membela kebenaran dan keadilan;
merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
11. Lanjutan……
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai persatuan Indonesia
• memiliki semangat persatuan dan kesatuan bangsa;
• menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan;
• rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
• memiliki rasa cinta tanah air;
• memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia;
• memiliki wawasan Nusantara
• memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
• suka bermusyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
• dalam bermusyawarah menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur;
• mengemukakan pendapat disertai dengan rasa tanggung jawab moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• menghargai perbedaan pendapat ;
• menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah.
12. Lanjutan………
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
o bersikap adil;
o menghormati hak-hak orang lain;
o suka menolong kesulitan orang lain;
o tidak melakukan pemerasan pada orang lain;
o mengembangkan sikap kekeluargaan dan gotong-royong;
o menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
o tidak merugikan kepentingan umum;
o memajukan kesejahteraan sosial.
13. LOGO
“ Add your company slogan ”SEKIAN
ASSALAMU’ALAIKUM. WR. WB