2. Outlines
Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai
Suatu Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Nilai Dasar
Fundamental bagi Bangsa dan Negara
Indonesia
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia
Penghayatan Nilai-Nilai Setiap Sila
Pancasila
4. Pendahuluan
Kesatuan sila-sila
Pancasila:
1. Bersifat hirarkis dan
piramidal
2. Bukan hanya bersifat
formal, tapi juga
meliputi kesatuan
dasar ontologis,
epistemologis, dan
aksiologis
5. Dasar Ontologis Sila-Sila
Pancasila
Pancasila tidak hanya kesatuan yg
menyangkut sila-silanya saja, tapi juga
hakikat dasar dari sila2 tsb
Dasar ontologis Pancasila adalah
MANUSIA, disebut juga dasar
antropologis
maksudnya???
Subjek pendukung sila-sila Pancasila
adalah manusia
6. Dasar Ontologis Sila-Sila
Pancasila
Sifat Kodrat Manusia:
Makhluk Individu dan
sosial
Kedudukan Kodrat
Manusia: pribadi yg
berdiri sendiri,
makhluk Tuhan YME
Ketuhanan YME sbg
dasar yg menjiwai
sila2 lainnya
Pancasila
Dasar filsafat
negara
Negara
Didukung
oleh rakyat
Rakyat =
manusia
Hal-hal Mutlak Manusia sbg Pendukung
Pancasila
7. Dasar Epistemologis Sila-Sila
Pancasila
Dasar epistemologi Pancasila tidak bisa dipisahkan dari dasar
ontologisnya ttg hakikat manusia.
Pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa
Indonesia dlm memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara ttg makna hidup dan
menyelesaikan masalah yg dihadapi dlm kehidupan
Pancasila
Sistem Filsafat
Sistem cita-cita
dan kepercayaan
(belief system)
Ideologi bangsa:
landasan cara
hidup manusia
dlm berbagai
bidang
Sistem
Pengetahuan
8. DasarEpistemologisPancasila
Sumber pengetahuan
manusia
nilai2 yg ada pd bangsa
Indonesia sendiri
Nilai adat istiadat
Nilai kebudayaan
Nilai religius
Dirumuskan oleh wakil-
wakil bangsa dlm
mendirikan negara
Teori kebenaran
pengetahuan manusia:
bersifat fomal logis
Susunan hirarkis dan
piramidal
Isi arti Pancasila
Umum universal: esensi Pancasila yg mnjdi pangkal
tolak pelaksanaan bidang kenegaraan dan praktis
dalam berbagai bidang kehidupan
Umum Kolektif: Pan casila sbg pedoman
kolektif negara dlm tertib hukum Indonesia
Khusus dan kongkrit: bersifat khusus
kongkrit serta dinamis
Watak pengetahuan
manusia
Moralitas religius
manusia
Moralitas kodrat
manusia
Akal dan intuisi
Indra
9. Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila
Dasar Aksiologis
Pancasila
Teori Nilai
- Nilai material
- Nilai vital
- Nilai kebenaran
- Nilai keindahan
- Nilai kebaikan (moral)
- Nilai kesucian
Nilai kerokhanian yg
mengakui nilai vital dan
material
Nilai Pancasila
sbg Sistem
Nilai2 dlm Pancasila mempunyai tingkatan
dan bobot yg berbeda namun tidak
bertenatngan, saling melengkapi sebagai
sebuah kesatuan organik yg tidak bisa
dipisahkan
11. Hakekat
Pancasila
Makna Pokok, utama
Jiwa dan
Kepribadian
Bangsa
Derivasi
Ideologi Nasional
Derivasi
Sumber cita-cita
dan Tujuan
Nasional
Derivasi
Watak dan
Kapribadian
Bangsa Indonesia
Derivasi
Pandangan
Hidup
Utama
Dasar
Negara
Utama
12. Nilai-Nilai Fundamental Sosio-
Budaya Pancasila
Asas Kehidupan Ketuhanan dan
Keagamaan: Keyakinan adanya Tuhan
Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta
Semesta, Pengayom alam semesta.
Kepada-Nya manusia menaruh
kepercayaan dan harapan bagi hidup di
dunia dan sesudah mati.
Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan
sebagai satu keluarga. Ini menjadi dasar
terbentuknya masyarakat , bangsa dalam
kesatuan dan kerukunan.
13. Nilai-Nilai Fundamental Sosio-
Budaya Pancasila
Asas Musyawarah Mufakat : kebersamaan
adalah kumpulan banyak pribadi, warga, dan
keluarga. Keinginan dan kemampuan warga
masyarakat berbeda-beda. Supaya mereka
tetap rukun bersatu, keputusan ditetapkan atas
dasar musyawarah mufakat
Asas gotong –royong : kebersamaan memikul
beban tanggung jawab demi kepentingan
bersama. Keputusan yg ditetapkan atas asas
musyawarah mufakat utk kebersamaan adalah
tanggung jawab bersama. Jadi dilaksanakan
bersama secara gotong-royong oleh dan untuk
kebersamaan
14. Nilai-Nilai Fundamental Sosio-
Budaya Pancasila
Asas tenggang rasa atau teposeliro: Asas
saling menghargai dan menghormati dalam
keragaman dan perbedaan. Saling
menghormati hak, pendapat, keyakinan dan
agama masing-masing demi terpeliharanya
kesatuan dan keharmonisan hidup bersama
Asas mendasar ini merupakan:
sifat utama masyarakat sepanjang sejarah
merupakan watak masyarakat Indonesia
Kepribadian Indonesia.
16. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA
6
Filosofische Grondslag
yaitu sebagai
fondamen, filsafat,
pikiran yang mendalam
PANDANGAN
HIDUP
(WAY OF LIFE)PANCASILA
Dasar dan Ideologi Negara
PEMERSATU
BANGSA
17. Pancasila Sebagai Dasar Negara berarti Pancasila menjadi dasar untuk
mengatur penyelenggaraan negara dan seluruh warga negara Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia. Rumusan sila-sila Pancasila itulah dalam hukum positif Indonesia
secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga negara,
lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa kecuali.
Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan
nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa
yang berlandaskan dasar negara.
PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA
7
Sumber : Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, 2012, hal. 87 - 94
18. PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
8
PANITIA KECIL/PANITIA
SEMBILAN
(PANCASILA DALAM
PIAGAM JAKARTA)
22 JUNI 1945
PIAGAM JAKARTA
1. Ketuhanan Dengan
Kewajiban Menjalankan
Syariat Islam Bagi Pemeluk-
Pemeluknya
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
SIDANG PPKI
(PANCASILA DALAM
PEMBUKAAN
UUD TAHUN 1945)
18 AGUSTUS 1945
PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil
Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
SIDANG PERTAMA BPUPKI
(Ir. SOEKARNO
MENAWARKAN 5 PRINSIP
DASAR NEGARA YANG
DIBERI NAMA PANCASILA)
1 JUNI 1945
DASAR
NEGARA/PANCASI
LA
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme Atau
Peri-kemanusiaan
3. Mufakat Atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan
Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945,
hingga teks final 18 Agustus 1945, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran
Pancasila sebagai dasar negara. (Sumber: Buku Empat Pilar MPR, 2012, hal 41)
19. MEMBICARAKAN
PERUMUSAN DASAR
NEGARA INDONESIA
MERDEKA
MEMBAHAS
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG
DASAR
Dimasa Akhir Perang Asia Timur Raya Tahun 1945, Pada Tanggal 29 April 1945,
Dibentuk Suatu Badan Yang Diberi Nama BPUPKI Yang Bertugas Untuk
Menyelidiki Hal-hal Penting Yang Berhubungan Dengan Berbagai Hal Yang
Diperlukan untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
SEJARAH PEMBENTUKAN
BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI)
SUSUNAN PENGURUS
BPUPKI TERDIRI DARI
69 ORANG + 7
ANGGOTA ISTIMEWA.
KETUA BPUPKI ADALAH
DR. K.R.T RADJIMAN
WEDIODININGRAT
MASA SIDANG II
10 – 17 juli 1945
MASA SIDANG I
29 Mei – 1 Juni 1945
9
20. SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda : Itjibangase Yosio
Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
No
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945)
No
Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945)
No
Anggota Tambahan
Masa Sidang II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
A.R. Baswedan
Abdoel Kadir
A. Kahar Moezzakir
Abikoesno Tjokrosoejoso
Agus Muhsin Dasaad
Bendoro Pangeran Hario Poeroebojo
Bendoro Pangeran Hario Bintoro
R. Boentaran Martoatmodjo
Dr. Samsi Sastrawidagda
Dr. Soekiman Wirjosandjojo
Drs. K.R.M. Ario Sosrodiningrat
Drs. Mohammad Hatta
K.H. Abdoel Wachid Hasyim
H. Agus Salim
Ir. Ashar Sutedjo Moenandar
Ir.R.M.Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo
Ir. Soekarno
K.H. Abdoel Halim
K.H. Ahmad Sanoesi
K.H. Mas Mansoer
K.H. Masjkoer
K.R.M.T. Hario Woerjaningrat
Ki Bagoes Hadikoesoemo
Ki Hadjar Dewantara
Lim Koen Hian
Mas Aris
Mas Soetardjo Kartohadiekoesoemo
Mr. A.A. Maramis
Mpt. Dr. R. Koesomaatmadja
Mr. J. Latuharhary
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro
Mr. Mohammad Yamin
Mr. R. Ahmad Soebardjo
Mr. R. Hindromartono
Mr. R. Mas Sartono
Mr. R. Pandji Singgih
Mr. R. Samsoedin
Mr. R. Sastromoeljono
Mr. R. Soewandi
Mr. Soesanto Tirtoprojo
Mr. Tan Eng Hoa
Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso
Ny. R.Soekaptinah S. Mangoenpoespito
Oei Tiang Tjoei
Oei Tjong Hauw
P.F. Dahler
Parada Harahap
Prof. Dr. Mr. R. Soepomo
Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djajadiningrat
Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema
Prof. Ir. R. Rooseno
R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
R.A.A. Wiranatakoesoemah
R. Abdoelrahim Pratalykrama
R.M. Margono Djojohadikoesoemo
R.M.T. Ario Soerjo
R. Otto Iskandardinata
R. Roeslan Wongsokoesoemo
R. Soedirman
R. Soekardjo Wirjopranoto
61
62
63
64
65
66
Abdul Kaffar
B.K.P.A Soerjo Hamidjoyo
Pengeram Mohammad Noor
K.H. Abdul Fatah Hasan
Mr. Mas Besar Martokoesoemo
R. Asikin Natanegara
No Anggota Istimewa
1
2
3
4
5
6
7
Ide Teitiro
Itagaki Masamitu
Masuda Toyohiko
Matuura Mitikiyo
Miyano Syoozoo
Tanaka Minoru
Tokonomi Tokuzi
Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Lintasan Sejarah,
2014, hal. 61-62
10
21. (Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, 2012, hal 32-33)
PIDATO SOEKARNO 1 JUNI 1945
Ketuhanan
Kebangsaan
Internasionalisme
atau
Perikemanusiaan
Ketuhanan
Mufakat atau
Demokrasi
Kesejahteraan
Sosial
Sosio
Nasionalisme
Sosio
Demokrasi
GOTONG
ROYONG
11
PANCASILA TRISILA EKASILA
22. PANITIA DELAPAN
Ir. Soekarno
(Ketua)
Drs. Moh.
Hatta
(Kebangsaan)
Mr. Moh
Yamin
(Kebangsaan)
Mr. A. A
Maramis
(Kebangsaan)
R. Otto
Iskandardinata
(Kebangsaan)
M.S
Kartohadikoesoemoe
(Kebangsaan)
Ki Bagoes
Hadikoesoemoe
(Islam)
K.H Wachid Hasjim
(Islam)
12
(Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, 2012, hal 35)
23. PANITIA SEMBILAN
Ir. Soekarno (Ketua)
Drs. Moh. Hatta
(Kebangsaan)
Mr. A.A Maramis
(Kebangsaan)
R.Otto
Iskandardinata
(Kebangsaan)
Mr. A. Soebardjo
(Kebangsaan)
K.H Wachid
Hasjim (Islam)
H. Agus Salim
(Islam)
K.H. Kahar
Moezakkir
(Islam)
R. Abikoesno
Tjokrosoejoso
(Islam)
13
(Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, 2012, hal 36)
24. PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya , Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
14
25. SUSUNAN PENGURUS
PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI) Ketua : Soekarno
Wakil Ketua : Moh. Hatta
NO ANGGOTA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ki Bagoes Hadikoesoema
R. Otto Iskandardinata
Pangeran Soerjohamidjojo
B.P.H. Poeroebojo
M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
Prof. Dr. Mr. Soepomo
Abdul Kadir
Dr. Yap Tjwan Bing
Dr. Mohammad Amir
Mr. Abdul Abas
Dr. Ratulangi.
Andi Pangeran
Mr. J. Latuharhary
Mr. Pudja
A.H. Hamidan
R.P. Soeroso
K.H. A. Wachid Hasjim
Mr. Mohammad Hassan
Wiranatakoesoemah (ditambahkan Soekarno)
Ki Hadjar Dewantara (ditambahkan Soekarno)
Mr. Kasman Singodimedjo (ditambahkan Soekarno)
Sajuti Melik (ditambahkan Soekarno)
Mr. Iwa Koesoema Soemantri (ditambahkan Soekarno)
Mr. Achmad Soebardjo (ditambahkan Soekarno)
Sumber : Mahkamah Konstitusi, Buku I Naskah Komprehensif
Perubahan UUD NRI Tahun 1945, hal. 31-35
15
27. PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945
(Disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI)
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
NASKAH PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945 TERSEBUT
MERUPAKAN KESEPAKATAN FINAL, SAH DAN MENGIKAT SELURUH RAKYAT DAN BANGSA
INDONESIA. SEJAK DISAHKAN TANGGAL 18 AGUSTUS 1945, PANCASILA RESMI MENJADI
DASAR NEGARA
17
28. PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBUKAAN (PREAMBULE)
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengakuan
Kemerdekaan dan
HAM sebagai Hak
Universal Segala
Bangsa
Penegasan Tentang
Perjuangan
Pergerakan
Kemerdekaan
1. Hakikat Tujuan
Negara;
2. Cara Mencapai
Tujuan Negara
Melalui Hukum
Dasar dan
Kedaulatan
Rakyat;
3. Prinsip Dasar
Penyelenggaraan
Negara.
Pengakuan Terhadap
Eksistensi Bangsa Indonesia
sebagai Negara yang ber
Tuhan
18
30. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang ber-Tuhan dan menolak paham anti
Tuhan (atheisme)
Pada prinsipnya bangsa Indonesia wajib untuk menyembah
Tuhannya dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing secara leluasa, berkeadaban, dan berkeadilan
Pada prinsipnya, bangsa Indonesia melaksanakan perintah
agama dan kepercayaannya masing-masing dengan tetap
mengedepankan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Pada prinsipnya bangsa Indonesia menjalankan perintah
agama dan kepercayaannya masing-masing dengan cara
berbudi pekerti luhur dan sikap saling menghormati
INTISARI NILAI-NILAI
YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA
19
31. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Pada prinsipnya menegaskan bahwa Indonesia adalah
negara bangsa (nation state) yang merdeka, bersatu dan
berdaulat menuju kepada kekeluargaan bangsa-bangsa di
dunia
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang menghendaki pergaulan bangsa-
bangsa di dunia dengan prinsip saling menghormati nilai-
nilai nasionalisme setiap bangsa yang tumbuh subur dalam
taman sarinya pergaulan bangsa-bangsa di dunia
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
merupakan bagian dari kemanusiaan universal yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan mengembangkan
persaudaraan dunia berdasarkan nilai-nilai keadilan dan
keadaban
20
32. SILA PERSATUAN INDONESIA
Pada prinsipnya menegaskan bahwa kita mendirikan suatu
Negara Kebangsaan Indonesia untuk seluruh rakyat Indonesia,
bukan negara untuk satu kelompok, maupun untuk satu golongan
Pada prinsipnya menegaskan bahwa Persatuan Indonesia
bernafaskan semangat kebangsaan yang melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia yang senasib dan
sepenanggungan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Pada prinsipnya menegaskan bahwa Persatuan Indonesia adalah
sikap kebangsaan yang saling menghormati perbedaan dan
keberagaman masyarakat dan bangsa Indonesia
Pada prinsipnya menegaskan kebangsaan Indonesia bukanlah
kebangsaan yang sempit dan berlebihan (chauvinisme),
melainkan kebangsaan yang menghormati eksistensi bangsa-
bangsa lain
21
33. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
22
Pada prinsipnya menegaskan bahwa negara Indonesia adalah
negara demokrasi yang mengakui dan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
memelihara dan mengembangkan semangat bermusyawarah
untuk mufakat dalam pengambilan setiap keputusan
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia
meyakini jalan musyawarah untuk mufakat dapat menjaga
keselamatan dan keberlangsungan bangsa dan negara
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak
mengenal sistem diktator mayoritas dan tirani minoritas
Pada prinsipnya bangsa Indonesia dalam mengambil keputusan
senantiasa dipimpin oleh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, dan keadilan dalam semangat hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan untuk mewujudkan keadlian
34. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Pada prinsipnya negara Indonesia didirikan untuk
bersungguh-sungguh memajukan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia baik lahir maupun batin
Pada prinsipnya dalam negara Indonesia setiap warga
negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak, bermartabat dan berkeadilan
bagi kemanusiaan
Pada prinsipnya negara Indonesia wajib menjamin setiap
warga negara untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan
dan penghidupan yang layak, bermartabat dan berkeadilan
23
Editor's Notes
Ditambah definisi dasar dan ideologi negara
POINT 1 BUNYINYA SESUAI DENGAN KONSIDERAN MENIMBANG (COPAS)