Pancasila merupakan sistem filsafat yang terdiri dari sila-sila yang saling berkaitan secara hierarkis. Sila-sila dalam Pancasila membentuk kesatuan organik yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan hasil renungan mendalam mengenai identitas bangsa Indonesia.
4. FILSAFAT (Philosophia)
Philo, Philos, Philein, = cinta/ pecinta/mencintai
Sophia = kebijaksanaan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran
”Cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki”
Secara istilah:
Perenungan (dengan berpikir sedalam-dalamnya)
terhadap sesuatu secara metodik, sistematik,
menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat
sesuatu.
Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
5. Cinta mempunyai pengertian yang luas.
Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang
bermacam-macam yang berbeda satu dari yang
lainnya.
Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh
Pythagoras.
• Pythagoras ditanya:
apakah engkau seorang yang bijaksana?
• Pythagoras menjawab:
‘saya hanyalah philosophos, yakni orang yang
mencintai pengetahuan’.
Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
6. Pancasila sebagai sistem
filsafat
Perenungan merupakan upaya untuk menemukan nilai-nilai
filosofis yang menjadi identitas.
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang
menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno
ketika menggagas ide Philosophische Grondslag
8. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Ciri berfikir filsafat:
1. Kritis
2. Mendalam
3. Konseptual
4. Bersifat Koheren (runtut)
5. Rasional
6. Komprehensif
7. Universal
8. Spekulatif
9. Sistematis
10. Bersifat Bebas
9. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Filsafat disebut sebagai “ibu” atau “induk” ilmu
pengetahuan.
Seluruh ilmu pengetahuan berawal dari filsafat.
Pemisahan diri ilmu-ilmu khusus dari filsafat memunculkan
hubungan timbal balik. Filsafat akan merupakan tujuan
lebih jauh dari ilmu khusus, sementara sebaliknya filsafat
membutuhkan ilmu khusus sebagai landasan pengetahuan
agar bersifat rasional, mendalam, runtut dan tidak
menimbulkan kesalahan.
10. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Pengertian Filsafat Pancasila
Obyek Form:
Suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan
hakikat Pancasila yang bersifat esensial, abstrak, umum
universal, tetap dan tidak berubah.
Obyek Materi:
Suatu sistem pemikiran yang rasional, sistematis,
terdalam dan menyeluruh tentang hakikat bangsa,
negara dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya
telah ada dan digali dari bangsa Indonesia sendiri.
11. 11
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar
dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
12. TIGA DASAR FILSAFAT PANCASILA
Dasar Ontologi
Dasar Epistimologi
Dasar Aksiologi
13. DASAR ONTOLOGI PANCASILA
Pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki
hakikat mutlak mono-pluralis, dwi-tunggal,
sebagai makhluk individu dan sosial
14. DASAR EPISTIMOLOGI PANCASILA
Epistemologi Pancasila terkait dengan sumber
dasar pengetahuan Pancasila.
Eksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi
dan penyederhanaan terhadap realitas yang ada
dalam masyarakat bangsa Indonesia dengan
lingkungan yang heterogen, multikultur, dan
multietnik dengan cara menggali nilai-nilai yang
memiliki kemiripan dan kesamaan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat bangsa Indonesia
15. DASAR AKSIOLOGI PANCASILA
Aksiologi terkait erat dengan penelaahan atas nilai.
Dari aspek aksiologi, Pancasila tidak bisa dilepaskan
dari manusia Indonesia sebagai latar belakang, karena
Pancasila bukan nilai yang ada dengan sendirinya
(given value) melainkan nilai yang diciptakan (created
value) oleh manusia Indonesia.
Nilai-nilai dalam Pancasila hanya bisa dimengerti
dengan mengenal manusia Indonesia dan latar
belakangnya
16. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Pancasila sbg suatu sistem filsafat
Pancasila terdiri dari sila-sila (5 sila)
Sila-sila dalam Pancasila merupakan suatu kesatuan organik
(saling berkaitan, berhubungan dan tidak bisa dipisahkan).
Susunan Pancasila bersifat hierarkhis Piramidal dan saling
mengkualifikasi.
Susunan hierarkhis piramidal menjadikan Tuhan sebagai
causa prima.
Susunan Pancasila merupakan hasil kajian yang mendalam,
kritis dan sistematis mengenai hidup dan kehidupan bangsa
Indonesia.
17. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Pancasila sbg sistem filsafat
Sila² Pancasila merupuakan satu kesatuan yang bulat & utuh
Sila² Pancasila bereksistensi dalam keteraturan :
- bersusun hierarkhis & berbentuk piramidal
Ada keterkaitan antar Sila² Pancasila
Ada kerjasama antar Sila² Pancasila utk mencapai tujuan
Ada tujuan bersama (Alinea IV Pemb. UUD RI 1945)
18. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5
Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan
menjiwai sila 3, 4, 5
Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan
menjiwai sila 4, 5
Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari dan
menjiwai sila 5
Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4
19. Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Kaelan, 2003
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah KETUHANAN yang ber-Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah KEMANUSIAAN yang ber- Ketuhanan
Yang Maha Esa, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia adalah PERSATUAN yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan adalah KERAKYATAN yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah KEADILAN yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Persatuan Indonesia, dan
ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
21. Tentukan 1 kebudayaan/tradisi/kearifan lokal
masyarakat Indonesia
Diskusikan melalui pendekatan Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Tugas Kelompok
Terbagi menjadi 8 kelompok
Masing2 kelompok mendiskusikan tradisi dan tempat yang berbeda