SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PENGERTIAN FILSAFAT DAN
FILSAFAT PANCASILA
 PENGERTIAN FILSAFAT
 Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan
padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani
 (philosophia).
 Kata philosophia merupakan kata majemuk yang
terususun dari kata philos atau philein yang
berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata
sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat,
kearifan, pengetahuan.
1
Dengan demikian philosophia secara
harafiah berarti mencintai
kebijaksanaan, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan.
Cinta pada kebijaksanaan atau
kebenaran yang hakiki”
Berpikir sedalam-dalamnya terhadap
sesuatu secara metodik, sistematik,
menyeluruh dan universal untuk
mencari hakikat sesuatu. 2
Istilah philosophos pertama kali
digunakan oleh Pythagoras.
• Ketika Pythagoras ditanya, apakah
engkau seorang yang bijaksana?
• Dengan rendah hati Pythagoras
menjawab, ‘saya hanyalah
philosophos, yakni orang yang
mencintai pengetahuan’.
3
1. Keheranan. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki.
2. Kesangsian, Sikap ini sangat berguna untuk
menemukan titik pangkal yang kemudian tidak
disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia jika
menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah
terutama bila dibandingkan dengan alam
sekelilingnya.
4
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat
yaitu :
5
 Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik
obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari sudut isi
atau substansinya dapat dibedakan menjadi :
1. Obyek Material Filsafat
2. Obyek Formal Filsafat.
Obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu,
baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam,
benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat
abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut
6
Materialisme
Idealisme/
Spiritualisme
Realisme
Aliran
Filsafat
mengajarkan bahwa hakikat realitas
kesemestaan, termasuk mahluk
hidup dan manusia ialah materi.
Semua realitas itu ditentukan oleh
materi
Realitas kesemestaan, terutama
kehidupan bukanlah benda (materi)
semata-mata. Realitas adalah paduan
benda (materi dan jasmaniah) dengan
yang non materi (spiritual, jiwa, dan
rohaniah). Jadi menurut aliran ini,
realitas merupakan sintesis antara
jasmaniah-rohaniah, materi dan
nonmateri.
mengajarkan bahwa ide dan spirit
manusia yang menentukan hidup
dan pengertian manusia.Jadi hakikat
diri dan kenyataan kesemestaan ialah
akal budi (ide dan spirit)
 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia
mengandung pengertian sebagai hasil perenungan
mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding
fathers) ketika berusaha menggali nilai-nilai dasar dan
merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan
negara RI
 Hasil perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan
dengan UUD negara RI tanggal 18 Agustus 1945 oleh
PPKI sebagai Filsafat negara RI
7
 Pancasila dikatakan sebagai filsafat,
karena Pancasila merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita,
yang dituangkan dalam suatu sistem
(Ruslan Abdul Gani).
 Filsafat Pancasila memberi pengetahuan
dan pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat dari Pancasila (Notonagoro).
8
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada
hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
9
10
Pancasila sebagai sistem filsafat
memiliki ciri khas yang berbeda
dengan sistem-sistem filsafat
lainnya, seperti materialisme,
idealisme, rasionalisme, liberalisme,
komunisme dan sebagainya.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
11
1. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia
Nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak
jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-
hari.
- Kausa Materalis Pancasila
2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu
Sistem
12
Ciri-ciri Sistem sebagai berikut :
a. Suatu kesatuan bagian-bagian
b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-
sendiri
c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan bersama (tujuan sistem)
e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
13
3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat
Organis.
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan
unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila
- Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas
dari sila-sila lainnya.
- Di antara sila satu dan lainnya tidak saling
bertentangan.
14
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan
Berbentuk Piramidal.
Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu
rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila
sebelumnya atau di atasnya
Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila
mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga
secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu
keseluruhan yang bulat.
15
Sila 5
Sila 4
Sila 2
Sila3
Sila 1
Meliputi
16
Sila 2
Sila 1
Sila 5
Sila 4 Sila 3
Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan
utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
17
5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila
Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi
Setiap sila terkandung nilai keempat sila
lainnya, dengan kata lain, dalam setiap
sila Pancasila senantiasa dikualifikasi
oleh keempat sila lainnya.
 Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila
2,3,4 dan 5;
 Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan
mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
 Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan
mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan
mendasari dan menjiwai sila 5;
 Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
18
19
 Inti sila-sila Pancasila meliputi:
 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
 Manusia, yaitu makhluk individu dan
makhluk sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian
sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus
bekerja sama dan gotong royong
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri
sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
- Kausa Materialisme
20
1. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia
Nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan
hidup sejak jaman dulu yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh
 Membahas Pancasila sebagai filsafat
berarti mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran Pancasila yang bukan saja
ditujukan pada bangsa Indonesia,
melainkan juga bagi manusia pada
umumnya.
 Wawasan filsafat meliputi bidang atau
aspek penyelidikan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi..
21
1. Landasan Ontologis Pancasila
Landasan ontologis Pancasila menunjukkan
secara jelas bahwa Pancasila itu benar-benar
ada dalam realitas dengan identitas yang
jelas
Melalui tinjauan filsafat, dasar ontologis
Pancasila mengungkap status istilah yg
digunakan, isi dan susunan sila-sila, tata
hubungan, serta kedudukannya
22
 Dasar ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah
manusia yang memiliki hakekat mono-pluralis.
Manusia Indonesia menjadi dasar adanya Pancasila
 Manusia Indonesia sbg pendukung pokok Pancasila
secara ontologis memiliki hal-hal yg mutlak, yaitu
berdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa, jasmani
dan rohani, sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia
sbg makhluk pribadi berdiri sendiri dan sbg
makhluk Tuhan YME (Kaelan, 2002)
23
Secara ontologis, penyelidikan Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila,
setiap sila bukanlah merupakan asas
yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
24
Menurut Notonagoro ada 4 macam sebab yg dapat
digunakan untuk menetapkan Pancasila sebagai dasar
falsafah negara
1. Sebab berupa materi (causa material)
2. Sebab berupa bentuk (causa formalis)
3. Sebab berupa tujuan (causa finalis)
4. Sebab berupa asal mula karya (causa eficient)
25
2. Landasan Epistemologis Pancasila
 Epistemologi berasal dari bhs Yunani
episteme = pengetahuan. Sec umum
dpt diartikan cabang filsafat yang
membahas ttg hakikat pengetahuan
manusia, yaitu ttg sumber, watak dan
kebenaran pengetahuan
26
 Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan.
 Pancasila sebagai sistem filsafat pada
hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah
menjadi suatu belief system, sistem cita-cita,
menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu
Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas
terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan.
27
Pancasila sebagai suatu obyek
pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan dan
susunan pengetahuan Pancasila.
Tentang sumber pengetahuan Pancasila,
sebagaimana telah dipahami bersama
adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut
merupakan kausa materialis Pancasila.
28
Tentang susunan Pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan, maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis,
baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.
Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah
bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.
29
 Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam
susunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasila
mendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila kedua
didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila
ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai
sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila
keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai
sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama,
kedua, ketiga dan keempat
30
 Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal,
yaitu:
1. Isi arti Pancasila yang umum universal,
yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang
merupakan inti sari Pancasila sehingga
merupakan pangkal tolak dalam
pelaksanaan dalam bidang kenegaraan
dan tertib hukum Indonesia serta dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang
kehidupan konkrit.
31
1. Isi arti Pancasila yang umum kolektif,
yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman
kolektif negara dan bangsa Indonesia
terutama dalam tertib hukum
Indonesia.
2. Isi arti Pancasila yang bersifat khusus
dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila
dalam realisasi praksis dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga memiliki
sifat khhusus konkrit serta dinamis
(lihat Notonagoro, 1975: 36-40)
32
3. Landasan Aksiologis Pancasila
 Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan.
 Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa
kita membahas tentang filsafat nilai
Pancasila.
 Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani
axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos
yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
33
 Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu
yang diinginkan, disukai atau yang baik.
Bidang yang diselidiki adalah hakikat
nilai, kriteria nilai, dan kedudukan
metafisika suatu nilai.
 Nilai (value dalam Inggris) berasal dari
kata Latin valere yang artinya kuat, baik,
berharga. Dalam kajian filsafat merujuk
pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang
dapat diartikan sebagai “keberhargaan”
(worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai
itu sesuatu yang berguna. Nilai juga
mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan.
34
 Nilai adalah suatu kemampuan
yang dipercayai yang ada pada
suatu benda untuk memuaskan
manusia (dictionary of sosiology
an related science). Nilai itu suatu
sifat atau kualitas yang melekat
pada suatu obyek.
 Ada berbagai macam teori
tentang nilai.
35
 Max Scheler mengemukakan bahwa nilai
ada tingkatannya, dan dapat
dikelompokkan menjadi empat tingkatan,
yaitu:
1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat
ini terdapat nilai yang mengenakkan
dan nilai yang tidak mengenakkan, yang
menyebabkan orang senang atau
menderita.
2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini
terdapat nilai-nilai yang penting dalam
kehidupan, seperti kesejahteraan,
keadilan, kesegaran. 36
3.Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini
terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige
werte) yang sama sekali tidak
tergantung dari keadaan jasmani
maupun lingkungan.
Misalnya : keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam
filsafat.
37
4.Nilai-nilai kerokhanian: dalam
tingkat ini terdapat moralitas nilai
yang suci dan tidak suci. Nilai
semacam ini terutama terdiri dari
nilai-nilai pribadi. (Driyarkara, 1978)
38
 Walter G. Everet menggolongkan nilai-
nilai manusia ke dalam delapan
kelompok:
1) Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh
harga pasar dan meliputi semua benda
yang dapat dibeli.
2) Nilai-nilai kejasmanian: membantu
pada kesehatan, efisiensi dan
keindahan dari kehidupan badan.
39
3. Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan
dan waktu senggang yang dapat
menyumbangkan pada pengayaan
kehidupan.
4. Nilai-nilai sosial: berasal mula dari pelbagai
bentuk perserikatan manusia.
5.Nilai-nilai watak: keseluruhan dari
keutuhan kepribadian dan sosial yang
diinginkan.
40
6) Nilai-nilai estetis: nilai-nilai
keindahan dalam alam dan karya
seni.
7) Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai
pengetahuan dan pengajaran
kebenaran.
8) Nilai-nilai keagamaan
41
 Notonagoro membagi nilai menjadi tiga
macam,, yaitu:
1) Nilai material, yaitu sesuatu yang
berguna bagi manusia.
2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna
bagi manusia untuk dapat
melaksanakana kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu
yang berguna bagi rohani yang dapat
dibedakan menjadi empat macam:
42
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada
akal (ratio, budi, cipta) manusia.
b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang
bersumber pada unsur perasaan
(aesthetis, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang
bersumber pada unsur kehendak (will,
karsa) manusia.
d) Nilai religius, yang merupakan nilai
kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilai
religius ini bersumber kepada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
43

More Related Content

Similar to 3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATRifin Sugiarto
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAchmad Junaidi
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Azza Mafazah
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatTri Endah Lestari
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Rajabul Gufron
 
pancasila sebagai filsafat.ppt
pancasila sebagai filsafat.pptpancasila sebagai filsafat.ppt
pancasila sebagai filsafat.pptbajingan2
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptRasyAlam
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasilaidbloginfo
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).ppt
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).pptPancasila sebagai Sistem Filsafat (1).ppt
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).pptavayna
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPahmi Agustian
 
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...CrowdStroia
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pancasila sebagai sistem filsafat @
Pancasila sebagai sistem filsafat @Pancasila sebagai sistem filsafat @
Pancasila sebagai sistem filsafat @Rahmadani Dani
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafattri harto7
 

Similar to 3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt (20)

Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
pancasila sebagai filsafat.ppt
pancasila sebagai filsafat.pptpancasila sebagai filsafat.ppt
pancasila sebagai filsafat.ppt
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
Makalah PKN
Makalah PKNMakalah PKN
Makalah PKN
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).ppt
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).pptPancasila sebagai Sistem Filsafat (1).ppt
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1).ppt
 
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem FilsafatPancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
 
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...
filsafat-https://www.slideshare.net/SigitDwiJuliarto/power-point-pkn-globalis...
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat @
Pancasila sebagai sistem filsafat @Pancasila sebagai sistem filsafat @
Pancasila sebagai sistem filsafat @
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

3. PANCASILA Sbg SIS PILSAFAT.ppt

  • 1. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA  PENGERTIAN FILSAFAT  Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani  (philosophia).  Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. 1
  • 2. Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki” Berpikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. 2
  • 3. Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh Pythagoras. • Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorang yang bijaksana? • Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘saya hanyalah philosophos, yakni orang yang mencintai pengetahuan’. 3
  • 4. 1. Keheranan. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki. 2. Kesangsian, Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi. 3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia jika menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. 4 Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
  • 5. 5  Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi : 1. Obyek Material Filsafat 2. Obyek Formal Filsafat. Obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu, baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya. Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut
  • 6. 6 Materialisme Idealisme/ Spiritualisme Realisme Aliran Filsafat mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi Realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata. Realitas adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Jadi menurut aliran ini, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri. mengajarkan bahwa ide dan spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia.Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit)
  • 7.  PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT  Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia mengandung pengertian sebagai hasil perenungan mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding fathers) ketika berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara RI  Hasil perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan dengan UUD negara RI tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI sebagai Filsafat negara RI 7
  • 8.  Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).  Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro). 8
  • 9. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. 9
  • 10. 10 Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
  • 11. Pancasila sebagai Sistem Filsafat 11 1. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia Nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari- hari. - Kausa Materalis Pancasila 2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem
  • 12. 12 Ciri-ciri Sistem sebagai berikut : a. Suatu kesatuan bagian-bagian b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri- sendiri c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem) e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
  • 13. 13 3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis. Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila - Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya. - Di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan.
  • 14. 14 4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila sebelumnya atau di atasnya Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
  • 15. 15 Sila 5 Sila 4 Sila 2 Sila3 Sila 1 Meliputi
  • 16. 16 Sila 2 Sila 1 Sila 5 Sila 4 Sila 3 Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 17. 17 5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi Setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
  • 18.  Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;  Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;  Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;  Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;  Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4. 18
  • 19. 19  Inti sila-sila Pancasila meliputi:  Tuhan, yaitu sebagai kausa prima  Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial  Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri  Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong  Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
  • 20. Pancasila sebagai Sistem Filsafat - Kausa Materialisme 20 1. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia Nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. 2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem. Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh
  • 21.  Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya.  Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.. 21
  • 22. 1. Landasan Ontologis Pancasila Landasan ontologis Pancasila menunjukkan secara jelas bahwa Pancasila itu benar-benar ada dalam realitas dengan identitas yang jelas Melalui tinjauan filsafat, dasar ontologis Pancasila mengungkap status istilah yg digunakan, isi dan susunan sila-sila, tata hubungan, serta kedudukannya 22
  • 23.  Dasar ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mono-pluralis. Manusia Indonesia menjadi dasar adanya Pancasila  Manusia Indonesia sbg pendukung pokok Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yg mutlak, yaitu berdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia sbg makhluk pribadi berdiri sendiri dan sbg makhluk Tuhan YME (Kaelan, 2002) 23
  • 24. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. 24
  • 25. Menurut Notonagoro ada 4 macam sebab yg dapat digunakan untuk menetapkan Pancasila sebagai dasar falsafah negara 1. Sebab berupa materi (causa material) 2. Sebab berupa bentuk (causa formalis) 3. Sebab berupa tujuan (causa finalis) 4. Sebab berupa asal mula karya (causa eficient) 25
  • 26. 2. Landasan Epistemologis Pancasila  Epistemologi berasal dari bhs Yunani episteme = pengetahuan. Sec umum dpt diartikan cabang filsafat yang membahas ttg hakikat pengetahuan manusia, yaitu ttg sumber, watak dan kebenaran pengetahuan 26
  • 27.  Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.  Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. 27
  • 28. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila. Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis Pancasila. 28
  • 29. Tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal. 29
  • 30.  Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, di mana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat 30
  • 31.  Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu: 1. Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit. 31
  • 32. 1. Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. 2. Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit serta dinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40) 32
  • 33. 3. Landasan Aksiologis Pancasila  Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.  Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.  Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. 33
  • 34.  Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.  Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang diinginkan. 34
  • 35.  Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia (dictionary of sosiology an related science). Nilai itu suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek.  Ada berbagai macam teori tentang nilai. 35
  • 36.  Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada tingkatannya, dan dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu: 1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat nilai yang mengenakkan dan nilai yang tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang senang atau menderita. 2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti kesejahteraan, keadilan, kesegaran. 36
  • 37. 3.Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Misalnya : keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat. 37
  • 38. 4.Nilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi. (Driyarkara, 1978) 38
  • 39.  Walter G. Everet menggolongkan nilai- nilai manusia ke dalam delapan kelompok: 1) Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli. 2) Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari kehidupan badan. 39
  • 40. 3. Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan. 4. Nilai-nilai sosial: berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia. 5.Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan. 40
  • 41. 6) Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni. 7) Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran. 8) Nilai-nilai keagamaan 41
  • 42.  Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu: 1) Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia. 2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakana kegiatan atau aktivitas. 3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani yang dapat dibedakan menjadi empat macam: 42
  • 43. a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia. b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan (aesthetis, rasa) manusia. c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak (will, karsa) manusia. d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia. 43