SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS ATAS DAN BAWAH DAUN
TERATAI (Nymphaea sp)
Disusun guna memenuhi tugas laporan praktikum mikroteknik
Dosen pengampu :
Dra. Ely Rudyatmi,M.Si
Disusun oleh :
Arif Bayu Satria 4411412017
ROMBEL 1
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS ATAS DAN BAWAH DAUN
TERATAI
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Membuat preparat permanen whole mount epidermis atas dan bawah daun
Nymphaea sp dengan menggunakan zat warna safranin.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount epidermis.
3. Mengetahui tipe stomata dan dan tipe daun berdasarkan letak stomata.
B. Landasan Teori
Daun tersusun dari berbagai jaringan dan sel-sel yang berbeda yaitu jaringan
dermal, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut. Jaringan dermal berupa sel-sel
epidermis yang terdiri dari sel epidermis itu sendiri dan sel yang terspesialisasi
seperti sel rambut, sel penutup pada stomata, trikoma dan lain-lain serta terdapat
lapisan seperti kutikula dan lain-lain. Pada daun dikotil ada 4 jenis stomata yaitu:
a. Anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda
ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya.
b. Anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama
besar.
c. Parasitik, yaitu setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sel penutup serta celah.
d. Diasitik, yaitu sel penutup dikelilingi dua sel tetangga. Dinding sel bersama dari
kedua sel tetangga tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta
celah. Tipe daun berdasarkan letak stomata ada tiga yaitu hipostomatik (stomata
hanya terdapat pada epidermis bawah), hiperstomatik (stomata hanya terdapat
pada epideris atas) dan distomatik (stomata terdapat pada epidermis atas dan
bawah).
Tujuan dari pembuatan preparat utuh atau whole mount adalah untuk dapat
menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur secara
keseluruhan dari bahan atau obyek yang bersangkutan. Prosedur pembuatan preparat
whole mount dapat dibuat preparat sementara atau semi permanen. Hal ini sangat
tergantung dari besarnya obyek , ketebalan dan kekompakan jaringan penyusunnya.
C. PROSEDUR
Penyayatan epidermis atas daun Teratai (Nymphaea sp) dewasa dan segar
menggunakan silet tajam dan ditampung pada cawan petri. Peletakan 20 sayatan
epidermis atas daun yang tipis secara berderet diatas gelas benda yang telah ditetesi
air agar kondisi sayatan tetap basah.
Penyortiran sayatan epidermis daun untuk mengambil sayatan yang
representatif. Pemfiksasian sayatan epidermis yang representatif dalam flakon berisi
2 ml FAA selama 24 jam. Pencucian sayatan dengan menggunakan 2 ml alkohol
70% dalam botol yang fiksatifnya telah dipindahkan ke flakon sisa FAA dengan
bantuan split. Penggoyangan botol membentuk angka delapan. Pencucian dilakukan
dua kali, larutan sisa pencucian dimasukkan dalam flakon sisa alkohol 70%.
Pewarnaan sayatan epidermis dengan memasukkan zat warna safranin 1%
dalam alkohol 70% selama 48 jam. Zat warna dipindahkan ke dalam botol flakon
sisa dengan bantuan split. Pencucian dengan 2 ml alkohol 70% dalam botol yang
bebas zat warna sambil digoyang. Pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Larutan
pencuci kemudian dipindahkan dalam botol sisa.
Pendehidrasian sayatan epidermis dengan 2 ml alkohol bertingkat dari 70%,
80%, 90% dan absolut masing-masing selama 2 menit dan digoyang membentuk
angka delapan. Larutan dehidran dipindahkan ke dalam flakon sisa dengan bantuan
split.
Pendealkoholisasian sayatan dengan alkohol:xilol bertingkat 3:1, 1:1 dan 1:3
sebanyak 2 ml selama 2 menit dan digoyang membentuk angka delapan. Clearing
sayatan dalam xilol I dan xilol II 2 ml selama 2 menit. Sisa dari larutan dipindahkan
ke dalam botol flakon sisa dengan bantuan split. Stok sayatan epidermis direndam
dalam 1 ml xilol. Pemountingan tiga sayatan epidermis daun pada objek glass bebas
lemak dengan bantuan kuas. Penetesan canada balsam, penutupan sayatan
menggunakan deck glass dengan bantuan jarum pentul. Preparat kemudian dikering
anginkan di atas nampan preparat kemudian dilabeli 1 cm dari tepi kanan objek
glass. Prosedur yang sama dilakukan pada epidermis bawah daun Teratai
(Nymphaea sp).
D. HASIL DAN ANALISIS
Keterangan :
WM Epidermis atas daun Nymphaea sp
Perbesaran 10 x 10
Bagian-bagian :
1. Celah stomata
2. Sel tetangga
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
1
3
2
4
4
2
3
1
Keterangan :
WM Epidermis bawah daun Nymphaea sp
Perbesaran 10 x 10
Bagian-bagian :
1. Epidermis
2. Stomata
3. Trikoma
4. Sel tetangga
Epidermis atas daun Nymphaea sp terlihat memiliki stomata berbentuk menonjol
dalam jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan epidermis bawah yang
tidak teramati adanya stomata. Pada preparat epidermis atas daun Nymphaea sp
tampak sel-sel epidermis dengan jelas, stomata dengan sel penjaga yang
disekitarnya dikelilingi sel tetangga. Pengamatan dibawah mikroskop dan gambar
yang dihasilkan sudah cukup representative meskipun dari segi kualitas gambar
yang didapat agak sedikit kabur (samar) dari sebagian gambar karena bagian-bagian
dari obyek tersebut masih dapat dibedakan satu dengan yang lainnya.
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan foto dan hasil pengamatan menggunakan perbesaran 10 x 10 bagian
yang terlihat pada preparat whole mount epidermis atas terlihat sel-sel celah
stomata, sel tetangga, sel penutup dan sel tetangga. Terdapat banyak stomata yang
berbentuk menonjol. Sedangkan pada epidermis bawah daun Nymphaea sp ,
menggunakan perbesaran 10 x 10 dan pada perbesaran tersebut dapat terlihat tidak
adanya stomata hanya terlihat beberapa saja, sel yang teramati yaitu trikoma, sel
tetangga. Bentuk trikoma tungkai non glanduler. Pada permukaan aytas banyak
stomata menunjukkan daun Nymphaea sp tergolong daun epistomatik karena
stomata berada pada permukaan atas daun (adaksial). Daun Nymphaea sp memiliki
ruang udara ini memberikan palampung bagi tumbuhan Nymphaea sp untuk
mengapung dan juga sebagai penyimpan udara dan CO2. Trikoma tergolong trikoma
non glanduler dimana ujungnya meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagi
pelindung dan mengurangi penguapan. Pada daun Nymphaea sp trikoma banyak
dijumpai pada bagian permukaan bawah daun (abaksial). Pada bagian bawah daun
terdapat epidermis bawah yang berjumlah selapis.
Praktikum pembuatan preparat whole mount epidermis atas dan bawah
dilakukan dengan pewarnaan safranin yang baik digunakan pada tumbuhan karena
dapat mewarnai hamper seluruh bagian jaringan pada tumbuhan. Epidermis yang
digunakan adalah epidermis dari tumbuhan Nymphaea sp. Pada bagian stomata
terwarnai gelap, terutama pada bagian sel penjaga.
Gambar yang tampak blur atau samar mungkin juga dapat disebabkan gambar
tidak dilakukan menggunakan kamera bersolusi tinggi sehingga kualitas gambar
kurang baik.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil, pembahasan dan analisis preparat whole mount epidermis
atas dan bawah daun Nymphaea sp ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp dapat dibuat
dengan menggunakan zat warna safranin.
2. Bagian sel teramati pada epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp
diantaranya sel-sel epidermis,serta stomata dengan sel penjaga dan sel tetangga.
3. Tidak ditemukan stomata pada epidermis bawah daun Nymphaea sp, sedangkan
pada epidermis atas daun Nymphaea sp cukup banyak ditemukan stomata.
G. SARAN
1. Pengirisan preparat diusahakan setipis mungkin agar sel-sel tidak menumpuk
jaringa dapat teramati dengan jelas.
2. Dalam proses mounting penetesan canada balsam dan penutupan deck glass
dilakukan secepat mungkin agar preparat tidak gosong.
3. Pemilihan preparat harus yang benar-benar representatif.
H. DAFTAR PUSTAKA
Rudyatmi E & NR. Utami. 2013. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta.
Kimbal, J.W., 1998, Biologi, Jakarta : Penerbit Erlangga.

More Related Content

Similar to Laporan_Mikroteknik_Epidermis_Atas_dan_B.doc

ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
Nia Hardianti
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhanStruktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Fitri Rahmayanti
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Shella Sagita
 
Jaringan pada tumbuhan
Jaringan pada tumbuhanJaringan pada tumbuhan
Jaringan pada tumbuhan
Wafa Azimah
 

Similar to Laporan_Mikroteknik_Epidermis_Atas_dan_B.doc (20)

Doc5
Doc5Doc5
Doc5
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Rangkuman morfologi daun
Rangkuman morfologi daunRangkuman morfologi daun
Rangkuman morfologi daun
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
 
Makalah morfologi daun
Makalah morfologi daunMakalah morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhanStruktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
 
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docxFormat_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
 
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdfFadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
 
Epidermis
EpidermisEpidermis
Epidermis
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_Lala
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdfLAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
 
ORGAN TUMBUHAN, PROSES PEROLEHAN NUTRISI TUMBUHAN, DAN GERAK TUMBUHAN
ORGAN TUMBUHAN, PROSES PEROLEHAN NUTRISI TUMBUHAN, DAN GERAK TUMBUHANORGAN TUMBUHAN, PROSES PEROLEHAN NUTRISI TUMBUHAN, DAN GERAK TUMBUHAN
ORGAN TUMBUHAN, PROSES PEROLEHAN NUTRISI TUMBUHAN, DAN GERAK TUMBUHAN
 
Jaringan pada tumbuhan
Jaringan pada tumbuhanJaringan pada tumbuhan
Jaringan pada tumbuhan
 
Biologi Jaringan Parenkim
Biologi Jaringan ParenkimBiologi Jaringan Parenkim
Biologi Jaringan Parenkim
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
AgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
AgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
AgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 

Recently uploaded (12)

455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
 
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis GrafPenyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 

Laporan_Mikroteknik_Epidermis_Atas_dan_B.doc

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS ATAS DAN BAWAH DAUN TERATAI (Nymphaea sp) Disusun guna memenuhi tugas laporan praktikum mikroteknik Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si Disusun oleh : Arif Bayu Satria 4411412017 ROMBEL 1 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
  • 2. PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS ATAS DAN BAWAH DAUN TERATAI A. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Membuat preparat permanen whole mount epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp dengan menggunakan zat warna safranin. 2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount epidermis. 3. Mengetahui tipe stomata dan dan tipe daun berdasarkan letak stomata. B. Landasan Teori Daun tersusun dari berbagai jaringan dan sel-sel yang berbeda yaitu jaringan dermal, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut. Jaringan dermal berupa sel-sel epidermis yang terdiri dari sel epidermis itu sendiri dan sel yang terspesialisasi seperti sel rambut, sel penutup pada stomata, trikoma dan lain-lain serta terdapat lapisan seperti kutikula dan lain-lain. Pada daun dikotil ada 4 jenis stomata yaitu: a. Anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. b. Anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. c. Parasitik, yaitu setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sel penutup serta celah. d. Diasitik, yaitu sel penutup dikelilingi dua sel tetangga. Dinding sel bersama dari kedua sel tetangga tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Tipe daun berdasarkan letak stomata ada tiga yaitu hipostomatik (stomata hanya terdapat pada epidermis bawah), hiperstomatik (stomata hanya terdapat pada epideris atas) dan distomatik (stomata terdapat pada epidermis atas dan bawah). Tujuan dari pembuatan preparat utuh atau whole mount adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur secara keseluruhan dari bahan atau obyek yang bersangkutan. Prosedur pembuatan preparat
  • 3. whole mount dapat dibuat preparat sementara atau semi permanen. Hal ini sangat tergantung dari besarnya obyek , ketebalan dan kekompakan jaringan penyusunnya. C. PROSEDUR Penyayatan epidermis atas daun Teratai (Nymphaea sp) dewasa dan segar menggunakan silet tajam dan ditampung pada cawan petri. Peletakan 20 sayatan epidermis atas daun yang tipis secara berderet diatas gelas benda yang telah ditetesi air agar kondisi sayatan tetap basah. Penyortiran sayatan epidermis daun untuk mengambil sayatan yang representatif. Pemfiksasian sayatan epidermis yang representatif dalam flakon berisi 2 ml FAA selama 24 jam. Pencucian sayatan dengan menggunakan 2 ml alkohol 70% dalam botol yang fiksatifnya telah dipindahkan ke flakon sisa FAA dengan bantuan split. Penggoyangan botol membentuk angka delapan. Pencucian dilakukan dua kali, larutan sisa pencucian dimasukkan dalam flakon sisa alkohol 70%. Pewarnaan sayatan epidermis dengan memasukkan zat warna safranin 1% dalam alkohol 70% selama 48 jam. Zat warna dipindahkan ke dalam botol flakon sisa dengan bantuan split. Pencucian dengan 2 ml alkohol 70% dalam botol yang bebas zat warna sambil digoyang. Pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Larutan pencuci kemudian dipindahkan dalam botol sisa. Pendehidrasian sayatan epidermis dengan 2 ml alkohol bertingkat dari 70%, 80%, 90% dan absolut masing-masing selama 2 menit dan digoyang membentuk angka delapan. Larutan dehidran dipindahkan ke dalam flakon sisa dengan bantuan split. Pendealkoholisasian sayatan dengan alkohol:xilol bertingkat 3:1, 1:1 dan 1:3 sebanyak 2 ml selama 2 menit dan digoyang membentuk angka delapan. Clearing sayatan dalam xilol I dan xilol II 2 ml selama 2 menit. Sisa dari larutan dipindahkan ke dalam botol flakon sisa dengan bantuan split. Stok sayatan epidermis direndam dalam 1 ml xilol. Pemountingan tiga sayatan epidermis daun pada objek glass bebas lemak dengan bantuan kuas. Penetesan canada balsam, penutupan sayatan menggunakan deck glass dengan bantuan jarum pentul. Preparat kemudian dikering anginkan di atas nampan preparat kemudian dilabeli 1 cm dari tepi kanan objek
  • 4. glass. Prosedur yang sama dilakukan pada epidermis bawah daun Teratai (Nymphaea sp). D. HASIL DAN ANALISIS Keterangan : WM Epidermis atas daun Nymphaea sp Perbesaran 10 x 10 Bagian-bagian : 1. Celah stomata 2. Sel tetangga 3. Sel penutup 4. Sel tetangga 1 3 2 4 4 2 3 1
  • 5. Keterangan : WM Epidermis bawah daun Nymphaea sp Perbesaran 10 x 10 Bagian-bagian : 1. Epidermis 2. Stomata 3. Trikoma 4. Sel tetangga Epidermis atas daun Nymphaea sp terlihat memiliki stomata berbentuk menonjol dalam jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan epidermis bawah yang tidak teramati adanya stomata. Pada preparat epidermis atas daun Nymphaea sp tampak sel-sel epidermis dengan jelas, stomata dengan sel penjaga yang disekitarnya dikelilingi sel tetangga. Pengamatan dibawah mikroskop dan gambar yang dihasilkan sudah cukup representative meskipun dari segi kualitas gambar yang didapat agak sedikit kabur (samar) dari sebagian gambar karena bagian-bagian dari obyek tersebut masih dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. E. PEMBAHASAN Berdasarkan foto dan hasil pengamatan menggunakan perbesaran 10 x 10 bagian yang terlihat pada preparat whole mount epidermis atas terlihat sel-sel celah stomata, sel tetangga, sel penutup dan sel tetangga. Terdapat banyak stomata yang berbentuk menonjol. Sedangkan pada epidermis bawah daun Nymphaea sp , menggunakan perbesaran 10 x 10 dan pada perbesaran tersebut dapat terlihat tidak adanya stomata hanya terlihat beberapa saja, sel yang teramati yaitu trikoma, sel tetangga. Bentuk trikoma tungkai non glanduler. Pada permukaan aytas banyak stomata menunjukkan daun Nymphaea sp tergolong daun epistomatik karena stomata berada pada permukaan atas daun (adaksial). Daun Nymphaea sp memiliki ruang udara ini memberikan palampung bagi tumbuhan Nymphaea sp untuk mengapung dan juga sebagai penyimpan udara dan CO2. Trikoma tergolong trikoma non glanduler dimana ujungnya meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagi pelindung dan mengurangi penguapan. Pada daun Nymphaea sp trikoma banyak dijumpai pada bagian permukaan bawah daun (abaksial). Pada bagian bawah daun terdapat epidermis bawah yang berjumlah selapis.
  • 6. Praktikum pembuatan preparat whole mount epidermis atas dan bawah dilakukan dengan pewarnaan safranin yang baik digunakan pada tumbuhan karena dapat mewarnai hamper seluruh bagian jaringan pada tumbuhan. Epidermis yang digunakan adalah epidermis dari tumbuhan Nymphaea sp. Pada bagian stomata terwarnai gelap, terutama pada bagian sel penjaga. Gambar yang tampak blur atau samar mungkin juga dapat disebabkan gambar tidak dilakukan menggunakan kamera bersolusi tinggi sehingga kualitas gambar kurang baik. F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil, pembahasan dan analisis preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp dapat dibuat dengan menggunakan zat warna safranin. 2. Bagian sel teramati pada epidermis atas dan bawah daun Nymphaea sp diantaranya sel-sel epidermis,serta stomata dengan sel penjaga dan sel tetangga. 3. Tidak ditemukan stomata pada epidermis bawah daun Nymphaea sp, sedangkan pada epidermis atas daun Nymphaea sp cukup banyak ditemukan stomata. G. SARAN 1. Pengirisan preparat diusahakan setipis mungkin agar sel-sel tidak menumpuk jaringa dapat teramati dengan jelas. 2. Dalam proses mounting penetesan canada balsam dan penutupan deck glass dilakukan secepat mungkin agar preparat tidak gosong. 3. Pemilihan preparat harus yang benar-benar representatif. H. DAFTAR PUSTAKA Rudyatmi E & NR. Utami. 2013. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta. Kimbal, J.W., 1998, Biologi, Jakarta : Penerbit Erlangga.