SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Fisika Dasar 1
Materi Pekan 7
Keseimbangan dan Elastisitas
TOPIK
• Jenis Keseimbangan
• Syarat Keseimbangan Statik
• Pusat Gravitasi
• Diagram: Gaya-Torka
• Elastisitas: Tension-Compression
• Elastisitas: Shearing
• Elastisitas: Hydraulic Stress
Jenis Keseimbangan
• Keseimbangan:
✓Statik
✓Dinamik
• Keseimbangan statik: benda diam dan seimbang.
• Keseimbangan dinamik: benda bergerak dengan
kecepatan linear konstan
GLB: gerak lurus beraturan → a = 0
GMB: gerak melingkar beraturan →  = 0
Fokus materi: Keseimbangan Statik
Syarat Keseimbangan Statik
• Translasi: Gaya Total = 0 → Ԧ
𝐹 =
𝑑 Ԧ
𝑝
𝑑𝑡
= 0
• Rotasi: Torka Total = 0
τ =
𝑑𝐿
𝑑𝑡
= Ԧ
𝑟 ×
𝑑 Ԧ
𝑝
𝑑𝑡
= Ԧ
𝑟 × Ԧ
𝐹 = 0
Jika gaya 𝐹 berada pada bidang 𝑥𝑦 maka:
σ 𝐹𝑥 = 0 dan σ 𝐹𝑦 = 0
σ τ𝑧 = 0
τ𝑧 = 𝑟 𝐹 sin 𝛼 = 𝑙 𝐹 𝑟
𝑙
𝛼
𝐹
Gambar 1. Gaya dan torka
Pusat Gravitasi
• Jika elemen massa, gravitasi, dan lengan torka adalah
𝑚𝑖, 𝑔𝑖, 𝑥𝑖, maka Torka Total dari benda pada Gb. 2
adalah
τ𝑡𝑜𝑡 = ෍ τ𝑖 = ෍ 𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖
𝐹
𝑔
𝑥𝑐𝑔
𝑥
𝑥
𝑚𝑖
𝑥𝑖
Gambar 2. Torka dan pusat gravitasi
• Total dari gaya gravitasi untuk setiap elemen 𝐹𝑔𝑖 adalah sama dengan gaya gravitasi total
dari benda yaitu 𝐹
𝑔. Jika 𝑥𝑐𝑔adalah lengan torka dari pusat gravitasi benda, maka berlaku:
𝑥𝑐𝑔𝐹
𝑔 = Ʃ𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖 → 𝑥𝑐𝑔Ʃ𝐹𝑔𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖
𝑥𝑐𝑔Ʃ𝑚𝑖𝑔𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝑚𝑖𝑔𝑖 → 𝑥𝑐𝑔Ʃ𝑚𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝑚𝑖
𝑥𝑐𝑔 =
1
𝑀
෍ 𝑥𝑖𝑚𝑖
𝑥𝑐𝑔(center of gravity) = 𝑥𝑐𝑚(center of mass)
Diagram: Gaya-Torka
• Sebuah mobil mogok di bidang miring, kemudian direm
sehingga berada pada kondisi diam-seimbang (Gb. 3).
• Jika mobil diilustrasikan sebagai benda
pada Gb. 3, maka berlaku:
Ʃ𝐹𝑥 = 0 𝑓 − 𝑚𝑔 sin 𝛼 = 0
𝑓 = 𝑚𝑔 sin 𝛼 → Gaya Gesek (pengereman)
Ʃ𝐹𝑦 = 0 N − 𝑚𝑔 cos 𝛼 = 0
N = 𝑚𝑔 cos 𝛼 → Gaya Normal
𝐹
𝑔 = 𝑚𝑔
𝛼
𝑓
𝑁
𝑥
𝑦
Gambar 3. Keseimbangan: bidang miring
Diagram: Gaya-Torka
𝐿
3
4
𝐿
𝛼
• Seseorang naik tangga
(homogen) yang ujung atas
disandarkan ke tembok licin
dan ujung bawah. Jika
panjang tangga 𝐿 , massa
tangga 𝑚𝑡 = 𝑚, dan massa
orang 𝑚𝑜 = 2𝑚 bagaimana
cara mencari gaya pada
tangga yang berasal dari
tembok dan lantai (Gb. 4)?
Gambar 4. Keseimbangan: tangga pada tembok-lantai
Diagram: Gaya-Torka
𝑙𝑜
𝛼
𝑙𝑡
𝑦
𝑥
ℎ
𝐹𝑙,𝑥
𝐹𝑙,𝑦
O
𝐹𝑤,𝑥
𝐹𝑤,𝑦 = 0
𝑚𝑜𝑔
𝑚𝑡𝑔
𝑙𝑜 =
3
4
𝐿 cos 𝛼
𝑙𝑡 =
1
2
𝐿 cos 𝛼
ℎ = 𝐿 sin 𝛼
Diagram: Gaya-Torka
෍ τ = 0
𝑙𝑜𝑚𝑜𝑔 + 𝑙𝑡𝑚𝑡𝑔 − ℎ𝐹𝑤,𝑥+ 0 . 𝐹𝑙,𝑦 + 0 . 𝐹𝑙,𝑥 = 0
𝑙𝑜
𝛼
𝑙𝑡
𝑦
𝑥
ℎ
𝐹𝑙,𝑥
𝐹𝑙,𝑦
O
𝐹𝑤,𝑥
𝐹𝑤,𝑦 = 0
𝑚𝑜𝑔
𝑚𝑡𝑔
3
4
𝐿 cos 𝛼 𝑚𝑜𝑔 +
1
2
𝐿 cos 𝛼 𝑚𝑡𝑔 − 𝐿 sin 𝛼 𝐹𝑤,𝑥= 0
𝐹𝑤,𝑥 = [¾ 𝑚𝑡 + ½ 𝑚𝑜] 𝑔 cot 𝛼
𝐹𝑤,𝑥 = 2𝑚𝑔 cot 𝛼
Gaya pada Tangga dari Tembok
Diagram: Gaya-Torka
Ʃ𝐹𝑥 = 0
𝐹𝑙,𝑥 − 𝐹𝑤,𝑥 = 0
𝐹𝑙,𝑥 = 𝐹𝑤,𝑥 = 2𝑚𝑔 cot 𝛼
Ʃ𝐹𝑦 = 0
𝐹𝑙,𝑦 − 𝑚𝑜𝑔 − 𝑚𝑡𝑔 = 0
𝐹𝑙,𝑦 = 3𝑚𝑔
෍ 𝐹 = 0
Gaya pada Tangga dari Lantai
Elastisitas: Tension-Compression
Stress = Modulus x Strain
• Tension-Compression
Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan
terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah
𝐹
𝐴
= 𝐸
∆𝐿
𝐿
∆𝐿
𝐿
= tensile/compressive strain.
𝐹 = gaya tegak lurus 𝐴.
𝐴 = luas penanpang benda.
𝐸 = Modulus Young
𝐹
𝐴
= stress.
𝑳
𝑳 + ∆𝑳
F
F
Elastisitas: Shearing
Stress = Modulus x Strain
• Tension-Compression
Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan
terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah
𝐹
𝐴
= 𝐺
∆𝑥
𝐿
∆𝑥
𝐿
= shear strain.
∆𝑥= pergeseran pada salah satu sisi
dan searah gaya 𝐹.
𝐺 = Modulus shear.
∆𝒙
F
F
Elastisitas: Hydraulic Stress
Stress = Modulus x Strain
• Tension-Compression
Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan
terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah
𝑝 = 𝐵
∆𝑉
𝑉
𝑝 = tekanan (hydraulic stress).
∆𝑉
𝑉
= strain.
∆𝑉= perubahan volume.
𝐵 = Modulus bulk.
𝑽
∆𝑽

More Related Content

What's hot

Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2Dian Arisona
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Rpp projeck based learning matematika
Rpp projeck based learning matematikaRpp projeck based learning matematika
Rpp projeck based learning matematikaluqmanabdulaziz
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
LKPD Fungsi Kuadrat
LKPD Fungsi KuadratLKPD Fungsi Kuadrat
LKPD Fungsi KuadratErni Susanti
 
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri soal dan pembahasan geometri dan trigonometri
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri melanisha
 
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanFungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanAjengKusmayanti
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenarlanridfan farid
 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdel sucahyo
 
Relasi dan Fungsi ppt
Relasi dan Fungsi pptRelasi dan Fungsi ppt
Relasi dan Fungsi pptNur Halimah
 

What's hot (20)

Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2
 
Pembuktian sifat sifat logaritma
Pembuktian sifat sifat logaritmaPembuktian sifat sifat logaritma
Pembuktian sifat sifat logaritma
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
pendahuluan limit
pendahuluan limitpendahuluan limit
pendahuluan limit
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Rpp projeck based learning matematika
Rpp projeck based learning matematikaRpp projeck based learning matematika
Rpp projeck based learning matematika
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
LKPD Fungsi Kuadrat
LKPD Fungsi KuadratLKPD Fungsi Kuadrat
LKPD Fungsi Kuadrat
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri soal dan pembahasan geometri dan trigonometri
soal dan pembahasan geometri dan trigonometri
 
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanFungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
 
Matematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pdMatematika teknik 01-definisi pd
Matematika teknik 01-definisi pd
 
Relasi dan Fungsi ppt
Relasi dan Fungsi pptRelasi dan Fungsi ppt
Relasi dan Fungsi ppt
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
 

Similar to Keseimbangan dan Elastisitas Fisika Dasar 1

minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdf
minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdfminggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdf
minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdfRKSOTv
 
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANAPPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANALouis W
 
Materi integral kelas xii
Materi integral kelas xiiMateri integral kelas xii
Materi integral kelas xiinur alamsyah
 
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum NewtonFisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton1000 guru
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2MOSES HADUN
 
Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5HapizahFKIP
 

Similar to Keseimbangan dan Elastisitas Fisika Dasar 1 (20)

2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)
 
minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdf
minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdfminggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdf
minggu 1 Titik Berat dan Momen Inersia.pdf
 
IPA_GAYA.pptx
IPA_GAYA.pptxIPA_GAYA.pptx
IPA_GAYA.pptx
 
Ursula
UrsulaUrsula
Ursula
 
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANAPPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
PPT FISIKA GERAK HARMONIK SEDERHANA
 
Materi integral kelas xii
Materi integral kelas xiiMateri integral kelas xii
Materi integral kelas xii
 
2005 osnk fisika (tkunci)
2005 osnk fisika (tkunci)2005 osnk fisika (tkunci)
2005 osnk fisika (tkunci)
 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
 
91 100 osn fisika (tkunci)
91 100 osn fisika (tkunci)91 100 osn fisika (tkunci)
91 100 osn fisika (tkunci)
 
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum NewtonFisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
 
Rasio Trigonometri
Rasio TrigonometriRasio Trigonometri
Rasio Trigonometri
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
 
2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)
 
Tugas Kolokium Geometri
Tugas Kolokium GeometriTugas Kolokium Geometri
Tugas Kolokium Geometri
 
DINAMIKA.pptx
DINAMIKA.pptxDINAMIKA.pptx
DINAMIKA.pptx
 
Gerak Lurus.pptx
Gerak Lurus.pptxGerak Lurus.pptx
Gerak Lurus.pptx
 
2003 osnk fisika (tkunci)
2003 osnk fisika (tkunci)2003 osnk fisika (tkunci)
2003 osnk fisika (tkunci)
 
FISIKA bab Kesetimbangan
FISIKA bab KesetimbanganFISIKA bab Kesetimbangan
FISIKA bab Kesetimbangan
 
Titik berat
Titik beratTitik berat
Titik berat
 
Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5
 

Keseimbangan dan Elastisitas Fisika Dasar 1

  • 1. Fisika Dasar 1 Materi Pekan 7 Keseimbangan dan Elastisitas
  • 2. TOPIK • Jenis Keseimbangan • Syarat Keseimbangan Statik • Pusat Gravitasi • Diagram: Gaya-Torka • Elastisitas: Tension-Compression • Elastisitas: Shearing • Elastisitas: Hydraulic Stress
  • 3. Jenis Keseimbangan • Keseimbangan: ✓Statik ✓Dinamik • Keseimbangan statik: benda diam dan seimbang. • Keseimbangan dinamik: benda bergerak dengan kecepatan linear konstan GLB: gerak lurus beraturan → a = 0 GMB: gerak melingkar beraturan →  = 0 Fokus materi: Keseimbangan Statik
  • 4. Syarat Keseimbangan Statik • Translasi: Gaya Total = 0 → Ԧ 𝐹 = 𝑑 Ԧ 𝑝 𝑑𝑡 = 0 • Rotasi: Torka Total = 0 τ = 𝑑𝐿 𝑑𝑡 = Ԧ 𝑟 × 𝑑 Ԧ 𝑝 𝑑𝑡 = Ԧ 𝑟 × Ԧ 𝐹 = 0 Jika gaya 𝐹 berada pada bidang 𝑥𝑦 maka: σ 𝐹𝑥 = 0 dan σ 𝐹𝑦 = 0 σ τ𝑧 = 0 τ𝑧 = 𝑟 𝐹 sin 𝛼 = 𝑙 𝐹 𝑟 𝑙 𝛼 𝐹 Gambar 1. Gaya dan torka
  • 5. Pusat Gravitasi • Jika elemen massa, gravitasi, dan lengan torka adalah 𝑚𝑖, 𝑔𝑖, 𝑥𝑖, maka Torka Total dari benda pada Gb. 2 adalah τ𝑡𝑜𝑡 = ෍ τ𝑖 = ෍ 𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖 𝐹 𝑔 𝑥𝑐𝑔 𝑥 𝑥 𝑚𝑖 𝑥𝑖 Gambar 2. Torka dan pusat gravitasi • Total dari gaya gravitasi untuk setiap elemen 𝐹𝑔𝑖 adalah sama dengan gaya gravitasi total dari benda yaitu 𝐹 𝑔. Jika 𝑥𝑐𝑔adalah lengan torka dari pusat gravitasi benda, maka berlaku: 𝑥𝑐𝑔𝐹 𝑔 = Ʃ𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖 → 𝑥𝑐𝑔Ʃ𝐹𝑔𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝐹𝑔𝑖 𝑥𝑐𝑔Ʃ𝑚𝑖𝑔𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝑚𝑖𝑔𝑖 → 𝑥𝑐𝑔Ʃ𝑚𝑖 = Ʃ𝑥𝑖𝑚𝑖 𝑥𝑐𝑔 = 1 𝑀 ෍ 𝑥𝑖𝑚𝑖 𝑥𝑐𝑔(center of gravity) = 𝑥𝑐𝑚(center of mass)
  • 6. Diagram: Gaya-Torka • Sebuah mobil mogok di bidang miring, kemudian direm sehingga berada pada kondisi diam-seimbang (Gb. 3). • Jika mobil diilustrasikan sebagai benda pada Gb. 3, maka berlaku: Ʃ𝐹𝑥 = 0 𝑓 − 𝑚𝑔 sin 𝛼 = 0 𝑓 = 𝑚𝑔 sin 𝛼 → Gaya Gesek (pengereman) Ʃ𝐹𝑦 = 0 N − 𝑚𝑔 cos 𝛼 = 0 N = 𝑚𝑔 cos 𝛼 → Gaya Normal 𝐹 𝑔 = 𝑚𝑔 𝛼 𝑓 𝑁 𝑥 𝑦 Gambar 3. Keseimbangan: bidang miring
  • 7. Diagram: Gaya-Torka 𝐿 3 4 𝐿 𝛼 • Seseorang naik tangga (homogen) yang ujung atas disandarkan ke tembok licin dan ujung bawah. Jika panjang tangga 𝐿 , massa tangga 𝑚𝑡 = 𝑚, dan massa orang 𝑚𝑜 = 2𝑚 bagaimana cara mencari gaya pada tangga yang berasal dari tembok dan lantai (Gb. 4)? Gambar 4. Keseimbangan: tangga pada tembok-lantai
  • 8. Diagram: Gaya-Torka 𝑙𝑜 𝛼 𝑙𝑡 𝑦 𝑥 ℎ 𝐹𝑙,𝑥 𝐹𝑙,𝑦 O 𝐹𝑤,𝑥 𝐹𝑤,𝑦 = 0 𝑚𝑜𝑔 𝑚𝑡𝑔 𝑙𝑜 = 3 4 𝐿 cos 𝛼 𝑙𝑡 = 1 2 𝐿 cos 𝛼 ℎ = 𝐿 sin 𝛼
  • 9. Diagram: Gaya-Torka ෍ τ = 0 𝑙𝑜𝑚𝑜𝑔 + 𝑙𝑡𝑚𝑡𝑔 − ℎ𝐹𝑤,𝑥+ 0 . 𝐹𝑙,𝑦 + 0 . 𝐹𝑙,𝑥 = 0 𝑙𝑜 𝛼 𝑙𝑡 𝑦 𝑥 ℎ 𝐹𝑙,𝑥 𝐹𝑙,𝑦 O 𝐹𝑤,𝑥 𝐹𝑤,𝑦 = 0 𝑚𝑜𝑔 𝑚𝑡𝑔 3 4 𝐿 cos 𝛼 𝑚𝑜𝑔 + 1 2 𝐿 cos 𝛼 𝑚𝑡𝑔 − 𝐿 sin 𝛼 𝐹𝑤,𝑥= 0 𝐹𝑤,𝑥 = [¾ 𝑚𝑡 + ½ 𝑚𝑜] 𝑔 cot 𝛼 𝐹𝑤,𝑥 = 2𝑚𝑔 cot 𝛼 Gaya pada Tangga dari Tembok
  • 10. Diagram: Gaya-Torka Ʃ𝐹𝑥 = 0 𝐹𝑙,𝑥 − 𝐹𝑤,𝑥 = 0 𝐹𝑙,𝑥 = 𝐹𝑤,𝑥 = 2𝑚𝑔 cot 𝛼 Ʃ𝐹𝑦 = 0 𝐹𝑙,𝑦 − 𝑚𝑜𝑔 − 𝑚𝑡𝑔 = 0 𝐹𝑙,𝑦 = 3𝑚𝑔 ෍ 𝐹 = 0 Gaya pada Tangga dari Lantai
  • 11. Elastisitas: Tension-Compression Stress = Modulus x Strain • Tension-Compression Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah 𝐹 𝐴 = 𝐸 ∆𝐿 𝐿 ∆𝐿 𝐿 = tensile/compressive strain. 𝐹 = gaya tegak lurus 𝐴. 𝐴 = luas penanpang benda. 𝐸 = Modulus Young 𝐹 𝐴 = stress. 𝑳 𝑳 + ∆𝑳 F F
  • 12. Elastisitas: Shearing Stress = Modulus x Strain • Tension-Compression Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah 𝐹 𝐴 = 𝐺 ∆𝑥 𝐿 ∆𝑥 𝐿 = shear strain. ∆𝑥= pergeseran pada salah satu sisi dan searah gaya 𝐹. 𝐺 = Modulus shear. ∆𝒙 F F
  • 13. Elastisitas: Hydraulic Stress Stress = Modulus x Strain • Tension-Compression Jika sebuah benda ditarik (tensile) atau ditekan (compressive) maka akan terjadi perubahan panjang. Maka hubungan stress-strain adalah 𝑝 = 𝐵 ∆𝑉 𝑉 𝑝 = tekanan (hydraulic stress). ∆𝑉 𝑉 = strain. ∆𝑉= perubahan volume. 𝐵 = Modulus bulk. 𝑽 ∆𝑽