4. Click to edit Master title style
4
Latar Belakang
4
• Keracunan makanan adalah kondisi
individu yang menderita penyakit dengan
gejala dan tanda keracunan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan yang
diduga mengandung cemaran biologi atau
kimia.
• Peningkatan tingkat keracunan makanan
terus dilaporkan di seluruh dunia, sering
dikaitkan dengan kontaminasi makanan
dan menjadi perhatian publik di seluruh
dunia (Alnasser et al., 2020).
• Keracunan makanan masih sering terjadi
di beberapa wilayah Indonesia dan
menunjukkan angka kejadian yang cukup
tinggi. BPOM Indonesia mencatat 5.293
orang terkena keracunan makanan pada
tahun 2017.
• Hal ini menunjukkan bahwa wabah
keracunan makanan masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan perlu
diprioritaskan dalam penanganannya
(Mustika, 2019).
5. Click to edit Master title style
5
Latar Belakang
5
• Menurut Selinaswati (2018), keracunan
makanan sering di alami oleh anak usia
sekolah. Keracunan berasal dari
beberapa jajan makanan yang belum
terjamin kebersihannya.
• Menurut Gupta (2016), 3 bakteri
penyebab keracunan makanan tersering
adalah E. Coli, Salmonella, dan listeria.
• Sekarang menjadi penting untuk
memahami bagaimana sebuah makanan
menjadi tidak aman untuk dimakan dan
langkah-langkah proaktif yang harus
diambil untuk menjaga makanan tetap
aman (AL-Mamun et al., 2018).
Escherichia coli
Salmonella
6. Click to edit Master title style
6
Tujuan Makalah
• Menganalisis KLB keracunan makanan
hajatan di Indonesia
• Meninjau Literatur terakit keracunan
makanan hajatan
6
7. Click to edit Master title style
7
Tinjauan Pustaka
7
8. Click to edit Master title style
8
Tinjauan Pustaka (Definisi)
8
• Keracunan Pangan adalah adanya dua orang atau lebih
yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau
hampir sama setelah mengkonsumsi pangan, dan
berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut
terbukti sebagai sumber penularan
• Keracunan pangan sering dikaitkan dengan pengelolaan
atau penyimpanan makanan yang tidak atau kurang
higienis.
• Faktor perilaku merupakan hal yang berperan penting
dalam berbagai kasus. selain itu faktor lingkungan dengan
kondisi sanitasi yang tidak memadai atau kurang
memenuhi syarat kesehatan juga berpengaruh dengan
berbagai kejadian keracunan pangan (Suryamah, 2020).
9. Click to edit Master title style
9
Tinjauan Pustaka (Tanda dan Gejala)
9
• Menurut PERMENKES No.2 2013, keracunan pangan
didefinisikan sebagai kesakitan yang dialami oleh seseorang
dengan gejala dan tanda keracunan seperti mual, muntah,
sakit tenggorokan dan pernafasan, kejang perut, diare,
gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralysis,
demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan
kelenjar limfe, wajah memerah dan gatal-gatal, akibat
mengkonsumsi pangan yang diduga mengandung cemaran
biologis atau kimia (Arisanti et al., 2018).
10. Click to edit Master title style
10
Tinjauan Pustaka (Gambaran Klinis)
10
• Gejala utama yang terjadi pada saluran gastrointestinal atas (mual, muntah).
• Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan.
• Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah (kejang perut, diare).
• Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralysis).
• Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan
kelenjar limfe).
• Gejala alergik (wajah memerah, gatal-gatal)
(Syahnaz, 2018)
12. Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
lnduksi muntah Stimulasi mekanis pada orofaring. Kesadaran turun, kejang.
Apneu, paparan > 4jam.
Keracunan zat korosif.
Pneumopati inhalasi, sindrom
Mallory Weis.
Pengenceran Air dingin atau susu 250 ml Kesadaran turun.
Gangguan menelan/ napas.
Nyeri abdomen.
Asam pekat, non kaustik.
Aspirasi dan kumbah lambung Posisi Trendelenberg left loteral
dekubitus, pasang
NGT, aspirasi, bilas 200-300
ml sampai bersih tambah
karbon aktif 50 gram
Kesadaran turun tanpa pasang
intubasi.
Zat korosif.
Zat hidrokarbon.
Asam pekat, non kaustik
Petrolium destilat
Efektif paparan < 1jam.
Kehamilan, kelainan jantung,
depresi SSf perforasi lambung.
Arang aktif Dosis tunggal 30-50 g +
240 ml air.
Paparan > 1jam.
lleus/ obstruksi GIT
Zat korosif.
Zat hidrokarbon
Konstipasi.
Distensi lambung
lrigasi usus Polietilen glikol 60 gr +
NaCl 1,46 g + KCI O,75 g +
Na bic 1,68 g+Na sulfat 5,68
g + air sampai 1 liter.
Gangguan napas, SSQ jantung tidak
stabil, kelainan patologis usus.
Indikasi keracunan Fe , lithium, tablet
lepas lambat atau tablet salut enterik.
Bedah Bila menelan zat sangat korosif (asam
Tabel 1. Tatalaksana Kasus Keracunan Makanan (Syahnaz, 2018)
13. Click to edit Master title style
13
Kesimpulan
13
• Keracunan Makanan (Kermak) memang sudah seharusnya
menjadi perhatian bagi instansi-instansi kesehatan dibawah
naungan pemerintah daerah tingkat dua karena KLB Kermak
telah beberapa kali terjadi. Meskipun risiko mortalitas pada
korban Kejadian Luar Biasa Kermak sangat kecil, kasus
keracunan makanan harus tetap menjadi fokus. Keracunan
makanan juga menyebabkan penurunan produktivitas
masyarakat karena dalam kurun waktu tertentu harus
mendapat perawatan baik di rumah masing-masing atau di
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
14. Click to edit Master title style
14
Daftar Pustaka
14
15. Click to edit Master title style
15
Daftar Pustaka
15
• Alnasser, S., Hussain, S. M., Alnughaymishi, I. M., & Alnuqaydan, A. M. (2020). The pattern of food, drug, and chemical poisoning in
Qassim region, Saudi Arabia from January 2017 to December 2017. Toxicology Reports, 7, 1438–1442.
https://doi.org/10.1016/J.TOXREP.2020.10.009
• AL-Mamun, M., Chowdhury, T., Biswas, B., & Absar, N. (2018). Food Poisoning and Intoxication: A Global Leading Concern for Human
Health. In Food Safety and Preservation. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-814956-0.00011-
• Arisanti, R. R., Indriani, C., & Wilopo, S. A. (2018). Kontribusi agen dan faktor penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan di
Indonesia: kajian sistematis. Berita Kedokteran Masyarakat, 34(3), 99. https://doi.org/10.22146/bkm.33852
• Gupta, P. K. (2016). Poisonous foods and food poisoning. Fundamentals of Toxicology, 305–309. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-
805426-0.00027-5
• Mustika, S. (2019). Keracunan makanan : cegah, kenali, atasi. In OPAC Perpustakaan Nasional RI.
• Selinaswati, S. (2018). PERAN SEKOLAH DALAM ANTISIPASI KERACUNAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH-PJAS. Jurnal Socius: Journal
of Sociology Research and Education, 4(2), 126–133. https://doi.org/10.24036/SCS.V4I2.18
• Suryamah, Y. (2020). Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di Kampung Cijoho RW 01 Desa
Sirnamekar Kabupaten Sukabumi Tahun 2019. Jurnal Sehat Masada, 14(2), 151–162. https://doi.org/10.38037/jsm.v14i2.135
• SYAHNAZ, Z. (2018). Perilaku Masyarakat dalam Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan di RT02/RW01 Dukuh Puhcacing Desa
Kori Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://eprints.umpo.ac.id/4443/