SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
KET. SRPMK SRPMM
Pasal 23.3 (1) Pasal 23.8 (2)
Komponen lentur SRPM harus memenuhi
kondisi berikut :
Beban aksial tekan berfaktor < Agf'c/10
- Beban aksial tekan < Agf'c/10
- bw/h > 0,3
- bw > 250 mm
- panjang bentang bersih (Ln) > 4 d
Pasal 23.3 (2(1) Pasal 12. 5
Tulangan minimal harus sedikitnya Persyaratan sama
pada tiap potongan atas dan bawah
Pasal 12.3 (3)
- Rasio tulangan maks r < 0,025 - Rasio tulangan maks r < 0,75rb
Pasal 23.3 (2(2)) Pasal 23.10 (4(1))
Kekuatan momen positip di muka kolom >
1/2 kuat momen negatip di muka kolom
Kuat momen positip di muka kolom > 1/3 kuat
momen negatip di muka kolom
Pasal 23.3 (2 (1)) Pasal 9. 13
Sedikitnya dipasang 2 tulangan diatas dan
bawah di tiap potongan secara menerus.
-
Pasal 23.3 (2(2)) Pasal 23.10 (4 (1))
Di tiap potongan sepanjang komponen
tidak boleh ada kuat momen negatip
maupun positip yang kurang dari 1/4 kuat
momen maximum yang terpasang di
kedua muka kolom
Persyaratan sama, namun hanya perlu 1/5 kuat
momen maximum di kedua muka kolom harus
ada ditiap potongan komponen.
Pasal 23.3 (2(3)) dan 23.3 (2(4)) Pasal 9.11
SL diijinkan bila dipasang hoops atau spiral
sepanjang SL, s harus < d
/4 atau 100 mm.
Harus diikat oleh sengkang
Pasal 23.3 (2(3))
SL tidak boleh dipasang: Tidak ada persyaratan seperti di sebelah.
- dalam HBK
- dalam jarak 2 d dari muka kolom
- di lokasi kemungkinan terjadi sendi plastis
Pasal 23.3 (3(1)), 23.3 (3(2)) Pasal 23.10 (4(2))
Hoops diperlukan sepanjang 2d dari muka
kolom pada dua ujung komponen lentur,
dengan meletakkan hoop pertama sejarak
50 mm dari muka kolom.
Berlaku persyaratan sama tapi boleh pakai
begel/sengkang biasa
Pasal 23.3 (3(1)) Pasal 23.10 (4(2))
Hoops juga diperlukan sepanjang 2 x d di
dua sisi potongan yang momen leleh
mungkin timbul berkenaan dengan lateral
displacement inelastic dari rangka
Berlaku ketentuan sama tapi pakai begel.
Pasal 23.3 (3(2)) Pasal 23. 10 (4 (2)
Dimana hoops disyaratkan, jarak s harus
tidak melebihi: Jarak maksimum s harus tidak melampaui
 d/4,  d/4
 8 x D tulangan memanjang terkecil,  8 x D terkecil tulangan memanjang
Tabel Persyaratan Komponen Lentur (Balok) SRPM
GAYA&GEOMETRIPENULANGANPENULANGANPENGEKANGLATERALSAMBUNGANLEWATAN
y
w
c
y
w
f
db
danf
f
db 4,1
4
'
 24 x f tulangan hoops, atau  24 x f begel
 300mm  300mm
Tipikal Sambungan Lewatan (SL)
Sengkang Tertutup (hoops) Tunggal dan rangkap
Sambungan Lewatan dan Sengkang Tertutup Untuk WG 5&6
Catatan : Sengkang tidak diperlihatkan demi kejelasan
Persyaratan Penulangan Komponen Lentur di WG 5 dan 6
PENULA

 nkanka MM
2
1

nkiM

nkaM
  max
1
( )
4
n nM atauM pada semua penampang M diujung 


 nkinki MM
2
1
0,025 bwd > ( )
ss atauAA >



 '
4
4,1
c
w
w
f
fy
db
fy
db
min 2 batang
tulangan menerus
SL, bila diperlukan, harus
dikekang dan diluar sendi plastis
Sengkang tertutup
s  d/4 atau 100 mm
Detail A Detail C
Detail B
Pengikat silang
6 db
6 db ( > 75 mm )
B (hook 90
0
dipasang selang seling)
Pengikat silang
AA
C C
* Sengkang boleh dipakai di WG Menengah
** Kait gempa tak perlu di WG Menengah
Penulangan Transversal Untuk Komponen Lentur di WG 5 & 6
PERSYARATAN KUAT GESER
Momen ujung Mpr didasarkan pada tegangan tarik 1,25 fy dan koef. Faktor f = 1
2h
h
s  d/2
 50mm
Sengkang dengan
kait gempa**
Hoops (lihat Gambar 6.2)*
s 
d/4
8db (tul. Memanjang)
24 db (batang hoops)
300
Goyangan
kekanan
Goyangan
kekiri

More Related Content

What's hot

Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMOSES HADUN
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanardi nasir
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonMira Pemayun
 
Metode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensionalMetode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensionalIwan Sutriono
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranAde Rohima
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pileariffikri12
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklatAlif Mahardika
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 

What's hot (20)

Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
 
Contoh baja
Contoh bajaContoh baja
Contoh baja
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Perkersan jalan
Perkersan jalanPerkersan jalan
Perkersan jalan
 
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Metode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensionalMetode precast dan konvensional
Metode precast dan konvensional
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluran
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Penyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan betonPenyaluran tulangan beton
Penyaluran tulangan beton
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 

Viewers also liked

Detail retaining wall
Detail retaining wallDetail retaining wall
Detail retaining wallEfrem Indra
 
Desain balok castellated
Desain balok castellatedDesain balok castellated
Desain balok castellatedAfret Nobel
 
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantaimitadewi2
 
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABS
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABSDesain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABS
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABSAfret Nobel
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Afret Nobel
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaiBasith Salam
 
Contoh rab manual
Contoh rab manualContoh rab manual
Contoh rab manualOkvi Aerith
 
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)Era Hami
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Khalid Mustafa
 

Viewers also liked (11)

Detail retaining wall
Detail retaining wallDetail retaining wall
Detail retaining wall
 
Desain balok castellated
Desain balok castellatedDesain balok castellated
Desain balok castellated
 
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai
43697833 cara-hitung-rab-rumah-2-lantai
 
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton BertulangPerencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
 
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABS
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABSDesain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABS
Desain dinding geser beton bertulang menggunakan software ETABS
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantai
 
Contoh rab manual
Contoh rab manualContoh rab manual
Contoh rab manual
 
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
 
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
Menyusun Dokumen Rencana Anggaran Biaya (PR 03)
 

Similar to Pendetailan Balok

Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdfPertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdfsionalan
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptOnniLinoarfrino1
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxAdwityaBhaskara
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 

Similar to Pendetailan Balok (11)

zzzzzz
zzzzzzzzzzzz
zzzzzz
 
SAMBUNGAN.ppt
SAMBUNGAN.pptSAMBUNGAN.ppt
SAMBUNGAN.ppt
 
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdfPertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.ppt
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Baja i-3
Baja i-3Baja i-3
Baja i-3
 
pelat sni 2013
pelat sni 2013pelat sni 2013
pelat sni 2013
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 

Pendetailan Balok

  • 1. KET. SRPMK SRPMM Pasal 23.3 (1) Pasal 23.8 (2) Komponen lentur SRPM harus memenuhi kondisi berikut : Beban aksial tekan berfaktor < Agf'c/10 - Beban aksial tekan < Agf'c/10 - bw/h > 0,3 - bw > 250 mm - panjang bentang bersih (Ln) > 4 d Pasal 23.3 (2(1) Pasal 12. 5 Tulangan minimal harus sedikitnya Persyaratan sama pada tiap potongan atas dan bawah Pasal 12.3 (3) - Rasio tulangan maks r < 0,025 - Rasio tulangan maks r < 0,75rb Pasal 23.3 (2(2)) Pasal 23.10 (4(1)) Kekuatan momen positip di muka kolom > 1/2 kuat momen negatip di muka kolom Kuat momen positip di muka kolom > 1/3 kuat momen negatip di muka kolom Pasal 23.3 (2 (1)) Pasal 9. 13 Sedikitnya dipasang 2 tulangan diatas dan bawah di tiap potongan secara menerus. - Pasal 23.3 (2(2)) Pasal 23.10 (4 (1)) Di tiap potongan sepanjang komponen tidak boleh ada kuat momen negatip maupun positip yang kurang dari 1/4 kuat momen maximum yang terpasang di kedua muka kolom Persyaratan sama, namun hanya perlu 1/5 kuat momen maximum di kedua muka kolom harus ada ditiap potongan komponen. Pasal 23.3 (2(3)) dan 23.3 (2(4)) Pasal 9.11 SL diijinkan bila dipasang hoops atau spiral sepanjang SL, s harus < d /4 atau 100 mm. Harus diikat oleh sengkang Pasal 23.3 (2(3)) SL tidak boleh dipasang: Tidak ada persyaratan seperti di sebelah. - dalam HBK - dalam jarak 2 d dari muka kolom - di lokasi kemungkinan terjadi sendi plastis Pasal 23.3 (3(1)), 23.3 (3(2)) Pasal 23.10 (4(2)) Hoops diperlukan sepanjang 2d dari muka kolom pada dua ujung komponen lentur, dengan meletakkan hoop pertama sejarak 50 mm dari muka kolom. Berlaku persyaratan sama tapi boleh pakai begel/sengkang biasa Pasal 23.3 (3(1)) Pasal 23.10 (4(2)) Hoops juga diperlukan sepanjang 2 x d di dua sisi potongan yang momen leleh mungkin timbul berkenaan dengan lateral displacement inelastic dari rangka Berlaku ketentuan sama tapi pakai begel. Pasal 23.3 (3(2)) Pasal 23. 10 (4 (2) Dimana hoops disyaratkan, jarak s harus tidak melebihi: Jarak maksimum s harus tidak melampaui  d/4,  d/4  8 x D tulangan memanjang terkecil,  8 x D terkecil tulangan memanjang Tabel Persyaratan Komponen Lentur (Balok) SRPM GAYA&GEOMETRIPENULANGANPENULANGANPENGEKANGLATERALSAMBUNGANLEWATAN y w c y w f db danf f db 4,1 4 '
  • 2.  24 x f tulangan hoops, atau  24 x f begel  300mm  300mm Tipikal Sambungan Lewatan (SL) Sengkang Tertutup (hoops) Tunggal dan rangkap Sambungan Lewatan dan Sengkang Tertutup Untuk WG 5&6 Catatan : Sengkang tidak diperlihatkan demi kejelasan Persyaratan Penulangan Komponen Lentur di WG 5 dan 6 PENULA   nkanka MM 2 1  nkiM  nkaM   max 1 ( ) 4 n nM atauM pada semua penampang M diujung     nkinki MM 2 1 0,025 bwd > ( ) ss atauAA >     ' 4 4,1 c w w f fy db fy db min 2 batang tulangan menerus SL, bila diperlukan, harus dikekang dan diluar sendi plastis Sengkang tertutup s  d/4 atau 100 mm Detail A Detail C Detail B Pengikat silang 6 db 6 db ( > 75 mm ) B (hook 90 0 dipasang selang seling) Pengikat silang AA C C
  • 3. * Sengkang boleh dipakai di WG Menengah ** Kait gempa tak perlu di WG Menengah Penulangan Transversal Untuk Komponen Lentur di WG 5 & 6 PERSYARATAN KUAT GESER Momen ujung Mpr didasarkan pada tegangan tarik 1,25 fy dan koef. Faktor f = 1 2h h s  d/2  50mm Sengkang dengan kait gempa** Hoops (lihat Gambar 6.2)* s  d/4 8db (tul. Memanjang) 24 db (batang hoops) 300 Goyangan kekanan Goyangan kekiri