Dokumen membahas desain balok interior enam bentang yang dicor monolit dengan plat tebal 175 mm. Terdapat beban mati tambahan 0,75 kN/m2 dan beban hidup 3,0 kN/m2 yang bekerja pada pelat.
Dokumen tersebut membahas tentang balok berdinding penuh dan persyaratan desainnya menurut SNI 03-1747-2002. Termasuk di dalamnya adalah penentuan kuat lentur nominal, tebal minimum pelat badan, dan kuat geser pelat badan.
Bab 3 membahas tentang perencanaan sambungan struktural. Terdapat beberapa jenis sambungan seperti sambungan kaku, semi kaku, dan sendi. Perencanaan sambungan harus memenuhi keseimbangan gaya dan batas deformasi. Kuat rencana minimum sambungan ditentukan berdasarkan kuat rencana komponen struktur. Baut merupakan alat pengencang yang kuat gesernya dihitung berdasarkan luas dan tegangan baut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan zona angkur pada struktur beton prategang, baik zona angkur lokal maupun global.
2. Metode yang dibahas untuk merencanakan zona angkur adalah analisis elastis linier, model strut and tie, dan pendekatan.
3. Tulangan pengekang diperlukan di seluruh zona angkur untuk mencegah retak dan kegagalan akib
Dokumen tersebut membahas tentang balok berdinding penuh dan persyaratan desainnya menurut SNI 03-1747-2002. Termasuk di dalamnya adalah penentuan kuat lentur nominal, tebal minimum pelat badan, dan kuat geser pelat badan.
Bab 3 membahas tentang perencanaan sambungan struktural. Terdapat beberapa jenis sambungan seperti sambungan kaku, semi kaku, dan sendi. Perencanaan sambungan harus memenuhi keseimbangan gaya dan batas deformasi. Kuat rencana minimum sambungan ditentukan berdasarkan kuat rencana komponen struktur. Baut merupakan alat pengencang yang kuat gesernya dihitung berdasarkan luas dan tegangan baut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan zona angkur pada struktur beton prategang, baik zona angkur lokal maupun global.
2. Metode yang dibahas untuk merencanakan zona angkur adalah analisis elastis linier, model strut and tie, dan pendekatan.
3. Tulangan pengekang diperlukan di seluruh zona angkur untuk mencegah retak dan kegagalan akib
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Struktur baja didasarkan pada sifat baja yang dapat menahan tegangan tarik dan tekan. Struktur baja memiliki kekuatan dan daktilitas tinggi serta ringan, sehingga sering digunakan untuk struktur jembatan, bangunan tinggi, dan struktur cangkang. Terdapat tiga jenis struktur baja utama: rangka, cangkang, dan suspensi. Perencanaan struktur baja menggunakan metode LRFD mempertimbangkan probab
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKLoeky Palakka
1. Makalah ini membahas perencanaan struktur rangka baja dengan sistem bresing tahan tekuk (SRBTT) untuk gedung bertingkat. SRBTT dirancang untuk memiliki kapasitas tekan yang sama dengan kapasitas tariknya.
2. Dilakukan perencanaan struktur untuk gedung perkantoran 10 lantai dengan dua variasi, yaitu penggunaan faktor overstrength hanya pada elemen struktur portal bresing (SRBTT-1) dan
Dokumen tersebut membahas tentang analisis lentur murni pada balok yang digunakan sebagai bagian tengah jembatan. Dilakukan perhitungan beban mati, beban hidup, momen lentur terfaktor, kuat nominal penampang serta pengecekan terhadap local buckling dan lateral buckling. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai momen lentur terfaktor lebih kecil dari kuat nominal penampang sehingga balok tersebut aman untuk memikul beban lentur.
Kolom adalah elemen struktur vertikal yang berfungsi menahan gaya normal dengan atau tanpa momen. Terdapat beberapa tipe kolom berdasarkan bentuk, tulangan, kondisi beban, dan kelangsingan. Perencanaan kolom mempertimbangkan faktor reduksi kekuatan, pembatasan luas tulangan, jarak antar sengkang, dan ketentuan untuk spiral. Kapasitas kolom pendek dengan beban konsentris dan ekssentris dihitung berdasarkan persamaan keset
Pelat dibagi menjadi pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah memiliki panjang lebih besar dari lebarnya dan ditumpu oleh balok sejajar. Pelat dua arah ditumpu oleh balok pada keempat sisinya. Metode perencanaan pelat meliputi penentuan tebal, perhitungan beban, momen, penentuan rasio penulangan, dan pemilihan tulangan.
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanHandry J
Pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan langkah-langkah khusus untuk memastikan kekuatan dan stabilitas konstruksi, termasuk pemasangan kuda-kuda yang tegak lurus dan berjarak rata di atas ringbalk, penggunaan dynabolt dan pengikat untuk menyatukan komponen, serta pemeriksaan akhir untuk mencegah korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan timbunan jalan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Double End Areas yaitu dengan mengambil rata-rata luas penampang di dua stasiun dan dikalikan dengan jarak kedua stasiun. Diagram massa digunakan untuk menggambarkan pemindahan tanah antar stasiun dan menentukan volume overhaul. Pedoman rancangan alinyemen horizontal dan vertikal serta penentapan
Dokumen tersebut membahas tentang torsi pada bahan dan komponen struktur. Secara umum, torsi terjadi ketika suatu balok atau kolom berputar terhadap sumbunya yang dapat disebabkan oleh beban yang tidak berada pada sumbu simetri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang tegangan geser torsi, sudut torsi, dan analisis torsi pada berbagai penampang seperti lingkaran dan bukan lingkaran. Beberapa contoh perhit
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Dokumen tersebut membahas tentang bantalan rel, termasuk pengertian, fungsi, jenis, dan perencanaan bantalan rel untuk struktur jalan kereta api. Jenis bantalan yang dijelaskan meliputi kayu, besi, beton, dan slab track. Dimensi dan syarat kuat untuk bantalan kayu juga diuraikan.
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Struktur baja didasarkan pada sifat baja yang dapat menahan tegangan tarik dan tekan. Struktur baja memiliki kekuatan dan daktilitas tinggi serta ringan, sehingga sering digunakan untuk struktur jembatan, bangunan tinggi, dan struktur cangkang. Terdapat tiga jenis struktur baja utama: rangka, cangkang, dan suspensi. Perencanaan struktur baja menggunakan metode LRFD mempertimbangkan probab
Makalah PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUKLoeky Palakka
1. Makalah ini membahas perencanaan struktur rangka baja dengan sistem bresing tahan tekuk (SRBTT) untuk gedung bertingkat. SRBTT dirancang untuk memiliki kapasitas tekan yang sama dengan kapasitas tariknya.
2. Dilakukan perencanaan struktur untuk gedung perkantoran 10 lantai dengan dua variasi, yaitu penggunaan faktor overstrength hanya pada elemen struktur portal bresing (SRBTT-1) dan
Dokumen tersebut membahas tentang analisis lentur murni pada balok yang digunakan sebagai bagian tengah jembatan. Dilakukan perhitungan beban mati, beban hidup, momen lentur terfaktor, kuat nominal penampang serta pengecekan terhadap local buckling dan lateral buckling. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai momen lentur terfaktor lebih kecil dari kuat nominal penampang sehingga balok tersebut aman untuk memikul beban lentur.
Kolom adalah elemen struktur vertikal yang berfungsi menahan gaya normal dengan atau tanpa momen. Terdapat beberapa tipe kolom berdasarkan bentuk, tulangan, kondisi beban, dan kelangsingan. Perencanaan kolom mempertimbangkan faktor reduksi kekuatan, pembatasan luas tulangan, jarak antar sengkang, dan ketentuan untuk spiral. Kapasitas kolom pendek dengan beban konsentris dan ekssentris dihitung berdasarkan persamaan keset
Pelat dibagi menjadi pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah memiliki panjang lebih besar dari lebarnya dan ditumpu oleh balok sejajar. Pelat dua arah ditumpu oleh balok pada keempat sisinya. Metode perencanaan pelat meliputi penentuan tebal, perhitungan beban, momen, penentuan rasio penulangan, dan pemilihan tulangan.
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanHandry J
Pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan langkah-langkah khusus untuk memastikan kekuatan dan stabilitas konstruksi, termasuk pemasangan kuda-kuda yang tegak lurus dan berjarak rata di atas ringbalk, penggunaan dynabolt dan pengikat untuk menyatukan komponen, serta pemeriksaan akhir untuk mencegah korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan timbunan jalan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Double End Areas yaitu dengan mengambil rata-rata luas penampang di dua stasiun dan dikalikan dengan jarak kedua stasiun. Diagram massa digunakan untuk menggambarkan pemindahan tanah antar stasiun dan menentukan volume overhaul. Pedoman rancangan alinyemen horizontal dan vertikal serta penentapan
Dokumen tersebut membahas tentang torsi pada bahan dan komponen struktur. Secara umum, torsi terjadi ketika suatu balok atau kolom berputar terhadap sumbunya yang dapat disebabkan oleh beban yang tidak berada pada sumbu simetri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang tegangan geser torsi, sudut torsi, dan analisis torsi pada berbagai penampang seperti lingkaran dan bukan lingkaran. Beberapa contoh perhit
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Dokumen tersebut membahas tentang bantalan rel, termasuk pengertian, fungsi, jenis, dan perencanaan bantalan rel untuk struktur jalan kereta api. Jenis bantalan yang dijelaskan meliputi kayu, besi, beton, dan slab track. Dimensi dan syarat kuat untuk bantalan kayu juga diuraikan.
4. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
SRPMB SRPMM SRPMK
18.3.2 Balok harus memiliki
paling sedikit dua batang
tulangan longitudinal yang
menerus sepanjang kedua
sisi atas dan bawah
penampang. Tulangan
bawah yang menerus harus
memiliki luas tidak kurang
dari seperempat luas
maksimum tulangan
bawah. Tulangan ini harus
diangkur untuk dapat
mencapai kekuatan leleh
tarik 𝒇𝒚 pada muka
tumpuan.
8.4.2.1 Balok harus
mempunyai paling sedikit
dua batang tulangan
longitudinal yang menerus
sepanjang kedua sisi atas dan
bawah penampang. Tulangan
bawah yang menerus harus
memiliki luas tidak kurang
dari seperempat luas
maksimum tulangan bawah.
Tulangan ini harus diangkur
untuk dapat mencapai
kekuatan leleh tarik 𝒇𝒚 pada
muka tumpuan.
18.6.3.1
Balok-balok harus
memiliki setidaknya dua
batang tulangan menerus
pada sisi atas dan bawah
penampang. Pada
sebarang penampang,
jumlah tulangan tidak
boleh kurang dari yang
disyaratkan 9.6.1.2 (As
min), dan rasio tulangan r
tidak boleh melebihi
0,025, baik untuk tulangan
atas maupun bawah.
18.6.3.2…
5. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMB SRPMM SRPMK
18.4.2.2 Kekuatan momen
positif pada muka joint tidak
boleh kurang dari sepertiga
kekuatan momen negatif yang
disediakan pada muka joint
tersebut. Baik kekuatan momen
negatif maupun positif pada
sebarang penampang
sepanjang bentang balok tidak
boleh kurang dari seperlima
kekuatan momen maksimum
yang disediakan pada muka
salah satu join pada bentang
balok yang ditinjau.
18.6.3.2 Kekuatan momen
positif pada muka joint
harus tidak kurang dari
setengah kekuatan
momen negatif pada muka
joint tersebut. Kekuatan
momen negatif dan positif
pada sebarang penampang
di sepanjang bentang
komponen struktur tidak
boleh kurang dari
seperempat kekuatan
momen maksimum pada
muka kedua joint.
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
6. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.6.3.3 Sambungan lewatan tulangan
longitudinal diizinkan jika sengkang pengekang
atau spiral dipasang sepanjang sambungan
lewatan. Spasi tulangan transversal yang
melingkupi batang tulangan yang disambung-
lewatkan tidak boleh melebihi nilai terkecil dari
d/4 dan 100 mm. Sambungan lewatan tidak
boleh digunakan pada lokasi a) hingga c):
a) Dalam joint
b) Dalam jarak dua kali tinggi balok dari muka
joint
c) Dalam jarak dua kali tinggi balok dari
penampang kritis di mana pelelehan lentur
dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi
lateral yang melampaui perilaku elastik
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
7. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.4.2.3 fVn tidak boleh kurang dari
nilai terkecil antara (a) dan (b):
(a) Jumlah gaya geser terkait dengan
tercapainya Mn pada muka joint di
setiap ujung balok akibat lentur
berbalik arah
(kurvatur ganda) dan geser yang
dihitung untuk beban gravitasi
terfaktor
(b)Gaya geser maksimum yang
diperoleh dari kombinasi beban
desain termasuk E, dengan E
ditetapkan sebesar dua kali nilai
yang dipersyaratkan SNI 1726.
18.6.5.1 Gaya geser desain Ve harus dihitung
dari tinjauan gaya-gaya pada bagian balok di
antara kedua muka joint. Momen-momen
dengan tanda berlawanan yang terkait
dengan kekuatan momen lentur maksimum
yang mungkin terjadi, Mpr, harus diasumsikan
bekerja pada muka-muka joint dan balok
dibebani dengan beban gravitasi tributari
terfaktor di sepanjang bentangnya.
Momen-momen ujung Mpr berdasarkan pada
tegangan tarik baja sebesar 1,25fy dimana fy
kekuatan leleh yang disyaratkan. (Kedua
momen ujung harus ditinjau dalam kedua
arah, searah jarum jam dan berlawanan jarum
jam)
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
11. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.6.5.2 Tulangan transversal
Tulangan transversal sepanjang daerah
yang diidentifikasi dalam 18.6.4.1 harus
didesain untuk menahan geser dengan
mengasumsikan Vc = 0 bilamana kedua a)
dan b) terpenuhi:
a) Gaya geser akibat gempa yang dihitung
sesuai 18.6.5.1 mewakili setidaknya
setengah kekuatan geser perlu maksimum
dalam bentang tersebut.
b) Gaya tekan aksial terfaktor Pu termasuk
pengaruh gempa kurang dari Ag fc ‘ / 20
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
12. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.4.2.4 Pada kedua ujung balok, sengkang
tertutup harus disediakan sepanjang tidak
kurang dari 2h diukur dari muka komponen
struktur penumpu ke arah tengah bentang.
18.6.4.1 Sengkang pengekang harus
dipasang pada balok di daerah berikut:
a) Sepanjang jarak yang sama dengan
dua kali tinggi balok yang diukur dari
muka kolom penumpu ke arah tengah
bentang, di kedua ujung balok
b) Sepanjang jarak yang sama dengan
dua kali tinggi balok pada kedua sisi
suatu penampang dimana pelelehan
lentur dimungkinkan terjadi sebagai
akibat deformasi lateral yang
melampaui perilaku elastik.
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
13. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.6.4.3 Sengkang pengekang pada balok
diizinkan terdiri dari dua batang tulangan:
yaitu sebuah sengkang yang mempunyai
kait gempa pada kedua ujungnya dan ikat
silang sebagai penutup. Ikat silang
berurutan yang mengikat batang tulangan
longitudinal yang sama harus memiliki kait
90 derajat yang dipasang selang-seling
pada sisi yang berlawanan dari komponen
struktur lentur. Jika batang tulangan
longitudinal yang ditahan oleh ikat silang
dikekang oleh pelat hanya pada satu sisi
komponen struktur lentur, maka kait 90
derajat dari ikat silang harus ditempatkan
pada sisi tersebut.
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
15. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.4.2.4…
Sengkang tertutup pertama harus
ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari
muka komponen struktur penumpu. Spasi
sengkang pengekang tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari a) hingga d):
a) d/4
b) Delapan kali diameter batang tulangan
longitudinal terkecil yang dilingkupi
c) 24 kali diameter batang tulangan
sengkang pengekang
d) 300 mm
18.6.4.4 Sengkang pengekang pertama
harus ditempatkan tidak lebih dari 50
mm dari muka kolom penumpu. Spasi
sengkang pengekang tidak boleh
melebihi nilai terkecil dari a) hingga c):
a) d/4
b) Enam kali diameter terkecil batang
tulangan lentur utama, tidak termasuk
tulangan longitudinal samping yang
disyaratkan 9.7.2.3
c) 150 mm
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
16. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMM SRPMK
18.4.2.5 Sengkang harus dispasikan
tidak lebih dari d/2 sepanjang bentang
balok.
18.6.4.5 Bila diperlukan sengkang
pengekang, sengkang pengekang tersebut
harus didesain untuk menahan geser
sesuai 18.6.5.
18.6.4.6 Bila sengkang pengekang tidak
diperlukan, sengkang dengan kait gempa
pada kedua ujungnya harus dipasang
dengan spasi tidak lebih dari d/2
sepanjang bentang balok.
Perbandingan Ketentuan SRPMB, SRPMM, dan
SRPMK
18. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SRPMK
• Batasan dimensi
18.6.2.1 Balok harus memenuhi (a) hingga (c):
a) Bentang bersih, Ln, harus minimal 4d
b) Lebar penampang bw, harus sekurangnya nilai terkecil dari 0,3h dan
250 mm
c) Proyeksi lebar balok yang melampaui lebar kolom penumpu tidak
boleh melebihi nilai terkecil dari c2 dan 0,75c1 pada masing-masing
sisi kolom.
19. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Desain Balok SRPMK
1. Analisis Gaya Dalam
2. Dimensi balok sesuai 18.6.2.1
3. Cek Gaya Normal < 0,1 Ag.fc’ (agar pengaruh gaya normal tidak
diperhitungkan)
4. Hitung tulangan lentur, cek persyaratan
5. Hitung momen probable (Mpr)
6. Hitung Gaya geser Ve
7. Hitung tulangan geser, cek persyaratan
8. Hitung dan Gambar detail penulangan
22. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Panjang penyaluran dan Pemberhentian tulangan
9.7.3.8.1 Pada tumpuan sederhana, setidaknya sepertiga dari tulangan
momen positif maksimum harus diteruskan sepanjang bawah balok
sampai ke tumpuan, kecuali untuk balok pracetak dimana tulangan
tersebut harus diteruskan sekurang-kurangnya sampai pusat panjang
landasan.
9.7.3.8.2 Pada tumpuan lain, sedikitnya seperempat dari tulangan momen
positif maksimum harus diteruskan sepanjang bawah balok ke tumpuan
sekurang-kurangnya 150 mm dan, jika balok merupakan bagian dari sistem
penahan beban lateral utama, harus diangkur untuk menghasilkan fy pada
sisi tumpuan.
9.7.3.8.4 Setidaknya sepertiga dari tulangan momen negatif pada tumpuan
harus memiliki panjang penyaluran melewati titik balik sekurang-
kurangnya terbesar dari d, 12db, dan ℓn/16.
23. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Panjang penyaluran dan Pemberhentian tulangan
9.7.3.8.3 Pada tumpuan sederhana dan titik balik, db untuk tulangan tarik
momen positif harus dibatasi sedemikian rupa sehingga ℓd dapat memenuhi
a) atau b). Jika tulangan terputus melewati garis tengah tumpuan dengan
ujung kait standar atau pengangkuran mekanis yang setidaknya setara dengan
kait standar, a) atau b) tidak perlu dipenuhi.
a) 𝓵𝒅 ≤ (1,3Mn /Vu+𝓵a ) jika ujung tulangan dikekang oleh reaksi tekan
b) 𝓵𝒅 ≤ (Mn /Vu+𝓵a ) jika ujung tulangan tidak dikekang oleh reaksi tekan
Mn dihitung dengan asumsi semua tegangan tulangan pada penampang
mencapai fy dan Vu dihitung pada penampang tersebut. Pada tumpuan, ℓa
adalah panjang penyaluran yang melewati pusat tumpuan. Pada titik balik, ℓa
adalah panjang penyaluran yang melewati titik balik, dibatasi dengan nilai
terbesar dari d atau 12db.
27. Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Soal 15.1
Rencanakan balok interior menerus enam bentang yang dicor
monolit dengan plat tebal 175 mm.
Pelat adalah pelat 1 arah (one way slab). Pada pelat bekerja
beban mati tambahan : 0,75 kN/m2, dan beban hidup L : 3,0
kN/m2. Mutu Beton fc’ = 35 MPa (beton normal), baja
tulangan fy= 420 Mpa.
Panjang bentang balok = 11 m, dan diberikan Lebar balok =
45 cm. Kolom berbentuk persegi ukuran : 60 x 60 cm.